Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

OLEH :

A1 AKUNTANSI

KELOMPOK 11 :

1. MUHAMMAD RIF’AT QINTARA


2. ARI SAPUTRA

GURU PEMBIMBING :

AHMAD MUSTAMI, S.Pd.i, M.Pd.I.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhlak bisa dibentuk melalui kebiasaan. Seseorang yang mengerti benar akan
kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata-mata taat kepada Allah dan
tunduk kepada-Nya merupakan ciri-ciri orang yang mempunyai akhlak. Oleh karena itu
seseorang yang sudah benar-benar memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan
timbul dari hasil perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang
menyatu membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup
keseharian.

Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam.


Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah
yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami
akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik, yakni pembuatan itu selalu diulang-
ulang dengan kecenderungan hati (sadar).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian akhlak?


2. Apa sumber-sumber akhlak?
3. Apa perbedaan akhlak, moral, dan etika?
4. Apa kedudukan akhlak dalam islam?
5. Apa hubungan aqidah, ibadah, dan akhlak?
6. Ruang lingkup pembahasan akhlak, yaitu :
A. Akhlak Mahmudah
B. Akhlak Mazmumah

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian, sumber akhlak
2. Mengetahui perbedaan akhlak, moral, dan etika
3. Mengetahui kedudukan, dan hubungan aqidah, ibadah, dan akhlak
4. Mengetahui ruang lingkup pembahasan akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAK
Menurut bahasa (etimologi) kata akhlak ialah bentuk jamak dari kata khuluq
(khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Khuluq merupakan
gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak
anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani pengertian khuluk sama dengan kata
ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk
melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.

B. SUMBER - SUMBER AKHLAK


1. Al-Qur’an
Sumber utama akhlak adalah al-Qur'an. Tolak ukur baik buruknya akhlak adalah
al-Qur'an. Hal ini logis, karena kebenaran al-Qur'an bersifat objektif, konprehensif, dan
universal. Akhlak mengandung kebenaran objektif, komprehensif, dan universal tidak
mungkin didasarkan pada pemikiran manusia, karena pemikiran manusia itu kebenarannya
bersifat subjetif, sektoral dan temporal.

Sumber hukum dan peraturan yang mengatur tingkah laku dan akhlak manusia,
al-Qur'an menentukan sesuatu yang halal dan yang haram, apa yang boleh dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan. Al-Qur'an menentukan bagaimana sepatutnya kelakukan
manusia. Al-Qur'an juga menentukan perkara yang baik dan yang tidak baik, karena itu
al-Qur'an menjadi sumber yang menentukan akhlak dan nilai-nilai kehidupan.

2. As-Sunnah
Sumber akhlak yang kedua adalah al-Sunnah al-maqbulah atau al-Sunnah al-shahihah.
Pernyataan ini didasarkan pada firman Allah SWT yang enegaskan pentingnya seorang
muslim mengikuti perintah dan larangan Rasulullah SAW dan menjadikan sumber petunjuk
dan tauladan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai ekpresi kecintaan kepada Allah SWT.
Dalam firman Allah ditegaskan, yang artinya “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 3 Ali-Imran;31)

Tentang akhlak pribadi Rasulullah dijelaskan pula oleh ‘Aisyah ra. Diriwayatkan oleh
Imam Muslim. Dari ‘Aisyah ra. Berkata: Sesungguhnya akhlak Rasulullah itu adalah al-
Qur’an. (HR. Muslim). Hadits Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau,
merupakan sumber akhlak yang kedua setelah al-Qur’an. Segala ucapan dan perilaku beliau
senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah berfirman yang artinya “Dan Tiadalah yang
diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Q.S 53 an-Najm: 3-4)

Dalam ayat lain Allah memerintahkan agar selalu mengikuti jejak Rasulullah dan
tunduk kepada apa yang dibawa oleh beliau. Allah berfirman yang artinya “Apa saja harta
rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada rasulnya (dari harta benda) yang berasal dari
penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. Apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat keras
hukumannya.” (Q.S 59 Al-Hasyr: 7).

C. PERBEDAAN AKHLAK, MORAL, DAN ETIKA


Ada dua istilah yang butuh penjelasan ketika kita mem- bicarakan topik tentang
akhlak. Dua istilah adalah moral dan etika.

1. Perbedaan Akhlak dengan Moral Istilah moral berasal dari bahasa Latin mores,
yaitu bentuk plural dari mos, yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia dikatakan bahwa'moral adalah baik buruk dari perbuatan dan kelakuan'
(Poerwardarmita, 1982: 654). Dalam Ensiklopedi Pendidikan yang dikutip oleh Ainur Rohim
Faqih, dkk.(1998;91), moral dikatakan sebagai "nilai" dasar dalam masyarakat untuk
menetukan baik-buruknya suatu tindakan yang pada akhirnya menjadi adat istiadat
masyarakat tersebut", Memperhatiakan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa baik buruknya
suatu perbuatan, secara moral hanya bersifat lokal. Lalu apa persamaan dan perbedaan
dengan akhlak? Persamaan antara akhlak dan moral adalah bahwa keduanya berbicara
tentang nilai perbuatan manusia. Perbuatan manusia menurut akhlak dan moral ada yang
yang bernilai baik dan ada yang bernilai buruk. Sedangkan perbedaan di antara keduanya
terletak pada tolok ukur al-Qur'an dan as-Sunnah, maka moral memandangnya berdasarkan
tolok ukur adat istiadat yang berlaku d masyarakat tertentu. Perbedaan tolok ukur ini
berkonsekwensi pada perbedaan sifat kebenarannya. Bila kebenaran akhlak itu bersifat
mutlak dan absolut, maka kebenaran moral itu bersifat relatif, nisbi, dan temporal. 2.
Perbedaan Akhlak dan Etika Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti
kebiasaan, ia membicarakan tentang kebiasaan (perbuatan), tetapi bukan menurut arti tata-
adat, melainkan tata-adab, yaitu berdasar pada inti sari atau sifat dasar manusia, baik dan
buruk. Dengan demikian, etika adalah teori tentang perbuatan manusia

Anda mungkin juga menyukai