Anda di halaman 1dari 10

CBR / TR 2 PANCASILA

( BAB 2 PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA )

Dosen Pengampu

JULIA IVANNA, S.Sos., M.AP.

Disusun Kel. IV

Aldi Aftodo Saragi (6183210029)

Dodi Sevent Situmorang (5203121030)

Alexander Tamba (5201121003)

Rido Andika Situngkir (5203321008)

PRODI S1 PTM & IKOR

FAKULTAS TEKNIK & ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I  PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1 Latar Belakang...................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................

1.3 Tujuan.................................................................................................................

1.4 Manfaat...............................................................................................................

BAB II  PEMBAHASAN

2.1 Pancasila dalam kajian sejarah bangsa indonesia..........................................

2.2 Kritikan terhdap buku......................................................................................

BAB III  PENUTUP..........................................................................................................

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
BAB. I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara indonesia, Pancasila dalam sejarah perjalanan bangsa
Indonesia bukan sesuatu yang baru,melainkan sudah lama dikenal sebagai bagian dalam
nilainilai budaya kehidupan bangsa Indonesia.Kemudian nilai-nilai tersebut dirumuskan sebagai
dasar Negara Indonesia. Artinya, Pancasila digali dan berasal dari nilai-nilai pandangan
hidupmasyarakat Indonesia. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini mempunyai
beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya. Nilai-nilai Pancasila berdasarkan teori
kausalitas yang diperkenalkan Notonagoro (kausa materialis, kausa formalis, kausa efisien, kausa
finalis), merupakan penyebab lahirnya negara. Munculnya permasalahan yang mendera
Indonesia, memperlihatkan telah tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi,
yaitu agar mahasiswa tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki
pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari
dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.Mahasiswa sebagai pemegang tongkat estafet
kepemimpinan agar tidak mudah terpengaruh oleh paham asing yang negatif. Serta, agar
mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Rumusan masalah

1. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia dalam
periode pengusulan pancasila
2. Apa alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
3. Apa saja sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah
Bangsa Indonesia
4. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila dalam kajian
sejarah Bangsa Indonesia
Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia
dalam periode pengusulan pancasila
2. Agar memahami kenapa diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
3. Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah
Bangsa Indonesia
4. Agar memahami cara membangun argument tentang dinamika dan tantangan Pancasila
dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
Manfaat
1. Bertambahnya pengetahuan tentang konsep dan urgensi pancasila
2. Bertambahnya pengetahuan tentang sumber historis, sosiologis dan politis tentang
pancasila
3. Memahami cara membangun argumen tentang dinamika dan tntangan pancasila
BAB. II PEMBAHASAN

A. MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH


BANGSA INDONESIA DALAM PERIODE PENGUSULAN PANCASILA

Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu
diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip
oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas
Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan
Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa.

Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh


menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28
Oktober 1928 merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu
merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga
sidangsidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada
intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan
hanya atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam
konstituensi masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John

Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best mindsatau
the best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan demikian,

Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila,
cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang
menjadipembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono
Kartodirdjo,sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul
Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme
sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan
solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku
bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian,disusul lahirnya
Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan momenmomenperumusan diri bagi bangsa
Indonesia.

Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh
pergerakan sehingga sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak
sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI ditunjuk
secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritasdan rekam
jejak di dalam konstituensi masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa
diktum John Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best
mindsatau the best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi. Dengan demikian,
Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian mitologis, melainkan sakti dalam pengertian berhasil
memenuhi keabsahan prosedural dan keabsahan esensial sekaligus. (Pabottinggi, 2006: 158-159).

Selanjutnya, sidang-sidang BPUPKI berlangsung secara bertahap dan penuh dengan


semangat musyawarah untuk melengkapi goresan sejarah bangsa Indonesia hingga sampai
kepada masa sekarang ini.Perlu ketahui bahwa perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan
dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945.
BPUPKI dibentuk oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah
anggota 60 orang. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat yang didampingi oleh
dua orang Ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase (orang
Jepang). BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di
Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945, dimulailah sidang yang pertama
dengan materi pokok pembicaraan calon dasar negara.

Dalam sidang bpupki menampilkan beberapa toko pembicara yaitu Mr. Muh Yamin, Ir.
Soekarno, Bagus Hadikusumo Mr. Soepomo. Keempat tokoh tersebut menyampaikan usulan
tentang dasar negara menurut pandangannya masing-masing. Meskipun demikian perbedaan
pendapat di antara mereka tidak mengurangi semangat persatuan dan kesatuan demi
mewujudkan Indonesia merdeka. Sikap toleransi yang berkembang di kalangan para pendiri
negara seperti inilah yang seharusnya perlu diwariskan kepada generasi berikut, termasuk
kita.salah seorang pengusul calon dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah Ir. Soekarno yang
berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno menyampaikan lima butir gagasan
tentang dasar negara sebagai berikut:

1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,


2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
3) Mufakat atau Demokrasi,
4) Kesejahteraan Sosial,
5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama Pancasila.
Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak menyukai angka
5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas (1) Sosio-Nasionalisme,(2) Sosio-
Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1,
yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-Royong.Sejarah mencatat bahwapidato lisan Soekarno
inilah yang di kemudian hari diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia
dalam bentuk buku yang berjudul Lahirnya Pancasila (1947). Perlu Anda ketahui bahwa dari
judul buku tersebut menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Di satu pihak, ketika
Soekarno masih berkuasa, terjadi semacam pengultusan terhadap Soekarno sehingga 1 Juni
selalu dirayakan sebagai hari lahirnyaPancasila. Di lain pihak, ketika pemerintahan Soekarno
jatuh, muncul upayaupaya “de-Soekarnoisasi” oleh penguasa Orde Baru sehingga dikesankan
seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya dalam penggalian dan perumusan Pancasila.Setelah
pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar filsafat negara
(Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan kemudian dibentuk panitia kecil 8
orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto
Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta) yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar
negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti untuk sementara

B. MENANYA ALASAN DIPERLUKANNYA PANCASILA DALAM KAJIAN


SEJARAH BANGSA INDONESIA
a) Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia Budaya dapat membentuk identitas suatu
bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas Bangsa
Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut. s’ad Ali
dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemaslahatan Berbangsamengatakan bahwa
Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku
dalam masyafrakat Indonesia.
b) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia Pancasila disebut juga sebagai
keprinbadian Bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal
perbuatan. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada
pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau hal nya
sendiri
c) Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan,kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya,
keindahannya, dan kegunaannya oleh Bangsa Indosenia dan menjadikan sebagai
pedoman bermasyarakat. Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai pancasila
melekat dalamkehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.
d) sebagai Jiwa Bangsa Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya
bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersama dengan adanya bangsa
Indonesia
e) Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Nilai – nilai isebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa yang disepakati oleh para pendiri Indonesia. Kesepakatan para pendiri Negara
tentangpancasila sebagai dasar Negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada
waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

C. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, POLITIS TENTANG


PANCASILADALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

a.Sumber Historis Pancasila Nilai

Nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang
dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Dalam encyclopedia of
Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada dalam agama, seperti kepercayaan kepada
kekuatan supranatural, perbedaan antara yang sakral dan yang profan, tindakan ritual pada objek
sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada Tuhan.

b. Sumber Sosiologis Pancasila Nilai

Nilai pancasila secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu
hingga sekarang. Salah satu yang terdapat pada masyarakat zaman dahulu dan masyarakat saat
ini adalah nilai gotong royong. Hal ini disebabkan karna masyarakat secara bersama

c. Sumber Politis Pancasila Nilai

Nilai pancasila misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan
pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan. Semangat seperti ini diperlukan dalam
mengambil keputusan yang mencerminkan musyawarah.

D. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN


PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

a. argumen tentang dinamika pancasila dalam sejarah bangsa Dinamika pancasila dalam sejarah
Bangsa Indoneisa memperlihatkan adanya pasang surut dalam pemahaman dan pelaksanaan
nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa pemerintahan Presiden Soekarno,terutama pada 1960
an NASAKOM lebih popular daripada pancasila.Pada zaman pemerintahan Soeharto Pancasila
dijadikan pembenar kekuasaan melalui penataran P4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada
kalangan yang mengidentikan Pancasila dengan P4 pada masa pemerintahan era revormasi ada
kecenderungan panguasa tidak respek terhadap Pancasila seolah-olah Pancasila ditinggalkan

b. argumen Tantangan Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
meletakan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenernya sehingga nilai-nilai Pancasila
menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.
Kritik terhadap buku

Menurut kelompok kami, pada pembahasan buku ini sudah sangat lengkap dan bagus. tidak ada
kritikan

BAB. III PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bebarapa hal Betapapun
lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara dan Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa,
tetapi terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari nilai-nilai
agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia.

Pancasila dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan paling baik. Pancasila dijadikan dasar dan
motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
danbernegara. Semua sila dari Pancasila tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah karena
Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan.

Anda mungkin juga menyukai