Anda di halaman 1dari 2

Produksi kelapa sawit holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III pada tahun ini cukup positif dengan

mencatat peningkatan produksi secara signifikan.

"Untuk produksi tandan buah segar (TBS) maupun minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO)
holding perusahaan kebun pelat merah ini naik signifikan dibandingkan tahun lalu," kata Kepala Divisi
Operasional Kelapa Sawit dan Karet Holding PTPN III, Desmanto, di Jakarta, baru-baru ini.

Pada periode Januari hingga Agustus 2017 ada produksi TBS sebanyak 5,30 juta ton, naik 19%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,45 juta ton, demikian juga produksi CPO
melonjak 16% menjadi 1,11 juta ton dibandingkan periode yang sama 2016 sebesar 990.718 ton.

Produksi tertinggi TBS sawit, menurut Desmanto, berasal dari PTPN IV dengan total sebesar 1,52 juta
ton. Setelah itu disusul produksi PTPN VII yang mencatat kenaikan 59% menjadi 321.231 ton dari
periode yang sama pada 2016 sebesar 202.442 ton.

"Sementara produksi CPO terbesar disumbangkan oleh perusahaan yang sama yakni PTPN IV sebesar
338.100 ton dan PTPN VII sebesar 64.615 ton, naik 56% dari sebelumnya 41.380 ton," papar dia.

Walau kinerja produksi tercatat cukup kinclong, namun produksi TBS PTPN Holding sampai bulan
Agustus 2017 baru mencapai 98% dari target pada bulan yang sama sebesar 5,39 juta ton.

Demikian juga produksi CPO perusahaan baru mencapai 92% dari target produksi 1,24 juta ton pada
Agustus 2017

bilang kinerja PTPN sampai kuartal ketiga tahun ini merupakan suatu kemajuan. Menurutnya ada tiga
faktor penyebab kenaikan produksi tersebut. Pertama, faktor pembiayaan yang semakin sehat. Hal itu
terjadi semenjak Holding PTPN memiliki jaminan di perbankan.

Kedua adalah faktor pengembangan infrastruktur, khususnya pembangunan jalan yang memberikan
kontribusi positif bagi kelangsungan bisnis PTPN. Dan ketiga adalah pemupukan tanaman kelapa sawit
yang lebih intensif sehingga berdampak pada produksi yang lebih maksimal. "Pemupukan merupakan
hal terpenting dalam mendorong peningkatan produksi," tandasnya.

Berkat peningkatkan produksi ini, Desmanto bilang tanaman kelapa sawit menjadi penopang utama
pendapatan perusahaan dibandingkan komoditas lain seperti karet, tebu, dan teh.

Dengan melihat produksi TBS dan CPO yang positif, Desmanto optimis target produksi TBS sebesar 8,91
juta ton dan CPO sebanyak 1,97 juta ton sampai akhir tahun masih bisa dikejar. Apalagi puncak produksi
CPO biasanya terjadi pada bulan September dan Oktober setiap tahunnya. Tahun lalu produksi TBS
Holding PTPN III sebesar 7,69 juta ton dan produksi CPO sebesar 1,7 juta ton.

Iskandar Andi Nuhung, Direktur Eksekutif Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) mengatakan, PTPN
perlu memperluas lahan tanaman kelapa sawit agar tidak kalah jauh dengan perusahaan swasta. Sebab
dibandingkan lahan swasta, lahan kelapa sawit PTPN hanya sekitar 10%. "Padahal sebelumnya, PTPN
yang memimpin industri sawit, sekarang tertinggal jauh dari swasta," ujarnya.

Hal itu terjadi karena swasta cepat melakukan ekspansi usaha dibandingkan PTPN yang relatif jalan di
tempat. Saat ini luas lahan sawit swasta sudah lebih dari 5 juta hektar (ha). Sementara luas perkebunan
sawit milik PTPN hanya sekitar 700.000 ha. Kualitas pohon kelapa sawit PTPN juga sudah tua yang
berdampak produksi lebih rendah dibandingkan swasta.

Anda mungkin juga menyukai