Anda di halaman 1dari 7

ANALISA NILAI TANDA-TANDA VITAL PASIEN GAGAL JANTUNG

Rizka Febtrina1), Eka Malfasari2)


1,2
Program Studi Profesi Ners, STIKes Payung Negeri Pekanbaru
email: rizka.febtrina@payungnegeri.ac.id

Diterima : September 2018, Diterbitkan : Desember 2018

Abstract

Heart failure is a major cause of death in the world and Indonesia. Patients with heart failure need
monitoring of the state of circulation, one of which is vital signs. Vital signs consist of examination
of blood pressure, pulse frequency, respiratory frequency and MAP. The purpose of this study was
to determine the description of vital signs in patients with heart failure. This research uses a
descriptive method. This study involved as many as 50 respondents of heart failure patients. The
instrument used to measure blood pressure was measured using sphygmomanometer, heart rate and
respiratory frequency were measured by direct counting by the researcher. Data analysis used is
univariate test. The results of this study indicate that the average systolic blood pressure in heart
failure patients is 133.58 mmHg and diastolic blood pressure in heart failure patients is 86.5
mmHg. The average MAP for heart failure patients is 101.6 mmHg. The average rate of heart
failure patients is 91.7 times / minute. The average respiratory frequency in heart failure patients is
23.24 times / minute. The conclusion of this study is that vital signs in heart failure patients are in
the normal range.

Keywords: vital signs, heart failure

Abstrak

Gagal jantung merupakan penyebab kematian yang utama di dunia maupun Indonesia. Pasien
gagal jantung memerlukan pemantauan terhadap keadaan sirkulasinya, salah satu nya adalah
tanda- tanda vital. Tanda – tanda vital terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi,
frekuensi pernafasan dan MAP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tanda-
tanda vital pada pasien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Penelitian ini melibatkan sebanyak 50 responden pasien gagal jantung. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur tekanan darah diukur dengan menggunakan spigmomanometer,
denyut jantung dan frekuensi pernafasan diukur dengan penghitungan langsung oleh
peneliti. Analisa data yang digunakan adalah uji univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa rata – rata tekanan darah sistolik pasien gagal jantung sebesar 133.58 mmHg dan
tekanan darah diastolik pasien gagal jantung sebesar 86.5 mmHg. Rata – rata MAP pasien
gagal jantung adalah 101.6 mmHg. Rata – rata nadi pasien gagal jantung adalah 91.7
kali/menit. Rata- rata frekuensi pernafasan pada pasien gagal jantung adalah 23.24
kali/menit. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tanda-tanda vital pada pasien gagal jantung
berada dalam rentang normal.

Kata Kunci: tanda- tanda vital, gagal jantung


Health Care : Jurnal Kesehatan 7(2) Desember 2018 (62-68)

PENDAHULUAN (PND), Dyspnea on Effort (DOE), edema,


Penyakit kardiovaskuler penurunan haluaran urin, kelemahan (Price
merupakan penyebab utama kematian pada & Wilson, 2006; Lemon & Burke, 2008;
beberapa dekade terakhir di dunia. pada Smeltzer & Bare, 2010).
tahun 2004 penyakit kardiovaskuler Dampak yang ditimbulkan dari
penyebab 17 juta kematian dan lebih dari gagal jantung sangat mempengaruhi
151 juta menyebabkan kehilangan terhadap aktifitas sehari-hari. Hal ini
kemampuan dalam aktifitas sehari – hari. karena gagal jantung mengakibatkan
Angka harapan hidup yang semakin perasaan sulit bernafas karena adanya
meningkat, mengakibatkan prevalensi tahanan aliran udara dan kongesti vaskular
penyakit gagal jantung semakin paru, denyut jantung akan meningkat
meningkat. Hal ini disebabkan semakin sebagai respon terhadap rangsangan saraf
banyaknya lansia yang mempunyai simpatik. Tekanan darah pada pasien gagal
hipertensi mempertinggi kemungkinan jantung juga akan meningkat, hal ini
terkena gagal jantung. Selain itu semakin terjadi karena kompensasi vasokontriksi
membaiknya angka keselamatan post- arteri sebagai upaya mempertahankan
infark pada usia pertengahan, penurunan curah jantung. Kompensasi
menyebabkan meningkatnya jumlah lansia yang dilakukan dalam mempertahankan
dengan resiko mengalami gagal jantung curah jantung juga memiliki efek yang
(Bonow, Mann, Zipes & Libby, 2012). negatif sehingga akan memperberat kerja
Jumlah penderita gagal jantung di jantung dan memperburuk derajat gagal
Indonesia belum diketahui dengan pasti jantung (Price & Wilson, 2006; LeMon &
tetapi dari hasil Riset Kesehatan Nasional Burke, 2008).
(Riskesdas) pada tahun 2007 menyatakan Pemeriksaan TTV merupakan
bahwa kematian akibat penyakit tidak pemeriksaan non invasif yang sering
menular khususnya penyakit jantung dan dilakukan oleh perawat. pemeriksaan TTV
pembuluh darah terus meningkat menjadi terdiri dari pemeriksaan tekanan darah,
59,5% pada tahun 2007 dibandingkan frekuensi denyut nadi, frekuensi
dengan tahun 1995 hanya sebesar 41,7%. pernafasan dan suhu. Perawat sebagai
Prevelensi penyakit jantung di Indonesia bagian dari tim kesehatan harus dapat
sebesar 7, 2% dan menempati urutan 3 menganalisa nilai dari tanda-tanda vital
besar penyebab kematian setelah stroke (TTV) sehingga dapat memberikan
dan hipertensi. Hasil Riskesdas 2007 juga intervensi yang tepat pada pasien gagal
menyatakan bahwa beberapa faktor resiko jantung.
penyakit jantung dan pembuluh darah Penelitian ini bertujuan untuk
antara lain obesitas, DM, makan – mengalisa gambaran tanda – tanda vital
makanan yang asin dan berlemak, kurang pasien gagal jantung.
sayur dan buah, kurang aktifitas fisik,
perokok dan peminum alkohol (Keputusan METODE PENELITIAN
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Penelitian ini akan menggunakan
2009). desain deskriptif. Sampel pada penelitian
Gagal jantung merupakan penyakit ini berjumlah 50 responden. Penelitian
kronik yang sering dikaitkan dengan dilakukan di ruang flamboyan RSUD
tingginya mortalitas, kejadian rawat ulang Arifin Achmad Provvinsi Riau. Variabel
yang tinggi, menurunnya kualitas hidup, tanda - tanda vital seperti tekanan darah
berbagai komorbit, dan regimen diukur dengan menggunakan
pengobatan yang kompleks (Heart Failure spigmomanometer, denyut jantung dan
Society of America, 2010). Gejala yang frekuensi pernafasan diukur dengan
dirasakan pasien HF mencakup dispnea, penghitungan langsung oleh peneliti.
Ortopnea, Paroximal Nocturnal Dysnea

63
Analisa Nilai Tanda-Tanda Vital Pasien Gagal Jantung

Uji statistik dalam penelitian ini Rata – rata pasien gagal jantung
untuk melihat gambaran TTV pada pasien yang dirawat sudah di diagnosa cgagal
gagal jantung menggunakan uji univariat. jantung selama 2.48 tahun. pasien gagal
Penelitian ini sudah mendapatkan lulus uji jantung sering merasa bahwa tidak
etik dari komite etik Fakultas Kedokteran memerlukan perawatan jika tidak ada
Universitas Riau tanda dan gejala yang muncul. Padahal
ketika seseorang sudah di diagnosa
HASIL DAN PEMBAHASAN terjadinya kerusakan dari fungsi jantung
Karakteristik responden dalam untuk memompakan darah maka fungsi
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. tersebut harus dijaga dengan melakukan
perubahan gaya hidup dan minum obat –
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden obatan secara teratur. Seiring dengan
berdasarkan usia, lama didiagnosa HF dan meningkatnya lama terdiagnosis gagal
lama rawat jantung maka keparahan gagal jantung
Mean (Min- Median SD
Variabel
Max)
juga akan meningkat.
Usia 48.98 (18 – 73) 48 13.11 Lama rawat pasien rata – rata
Lama di 2.48 (1 – 8) 2 1.59 selama 3 hari. Lama rawat pasien dalam
diagnosa HF menjalani perawatan gagal jantung
Lama rawat 3.38 (1 – 29) 2 4.23 mendapatkan perhatian yang serius, hal ini
dikarenakan akan dapat mempenaruhi
Berdasarkan tabel diatas dapat kualitas hidup pasien gagal jantung, resiko
dilhat bahwa rata – rata pasien gagal kejadian dimasa depan serta tingkat
jantung yang dirawat berusia 49 tahun kecemasan pasien gagal jantung (Djaya,
(usia termuda 18 tahun dan yang tertua 73 Nasution, & Antono, 2015).
tahun). Usia yang semakin menua
menjadikan tekanan darah meningkat hal Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
ini disebabkan karena perubahan struktur berdasarkan jenis kelamin, pendidikan,
dan fungsional pada sistem pembuluh pekerjaan dan derajat gagal jantung
perifer. Perubahan yang terjadi seperti N Jumlah Persenta
Variabel
aterosklerosis, kehilangan elastisitas o (n) se (%)
1 Jenis Kelamin
jaringan penghubung dan menurunnya Laki – laki 28 56
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang Perempuan 22 44
pada gilirannya menurunkan kemampuan 2 Pendidikan
distensi dan daya regang pembuluh darah. SD 13 26
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar SMP 9 18
SMA 26 52
berkurang kemampuannya dalam PT 2 4
mengakomodasi volume darah yang 3 Pekerjaan
dipompa oleh jantung (volume sekuncup), Wiraswasta 9 18
mengakibatkan penurunan curah jantung PNS 2 4
dan peningkatan tahanan perifer. IRT 16 32
Lain-lain 23 46
Perubahan tersebut juga mengakibatkan (Pedagang, Petani,
kontraktilitas miokardium. Salah satu Supir, Buruh)
perubahan yang disebabkan karena usia 4 Derajat gagal jantung
adalah respon fisik dan stres emosional Derajat II 24 48
menurunkan curah jantung dan volume Derajat III 18 36
Derajat IV 8 16
sekuncup yang disebabkan oleh penurunan
kontraktilitas dan respon denyut jantung
meningkat akibat stres (Lewis et al, 2011; Berdasarkan tabel 2 diketahui
Sherwood, 2012). bahwa pasien gagal jantung yang berjenis
kelamin laki – laki yaitu sebanyak 28
orang (56%), sedangkan perempuan

64
Health Care : Jurnal Kesehatan 7(2) Desember 2018 (62-68)

berjumlah 22 orang (44%). Jenis kelamin Tabel 3. Distribusi frekuensi responden


juga mempengaruhi terhadap status berdasarkan tanda-tanda vital
kardiovaskuler seseorang. Laki-laki dan Variabel Mean Media SD Min –
perempuan memiliki resiko yang berbeda n Maks
TDS 133.58 130 20.4 100-172
untuk terserang penyakit jantung. Hal ini TDD 86.5 90 13.5 60-120
didasarkan bahwa laki-laki mempunyai MAP 101.6 100 16.2 50-137
resiko disfungsi sistolik lebih besar Nadi 91.7 93 10.8 64-124
dibanding perempuan, sedangkan pada Pernafasan 23.24 23.50 3 18-28
perempuan disfungsi diastolik lebih sering
terjadi (Lewis et al, 2011). Tanda - tanda vital merupakan cara
Pendidikan responden paling yang cepat dan efisien untuk memantau
banyak adalah SMA sebanyak 26 orang kondisi pasien atau mengidentifikasi
(52%) dan hanya 2 orang yang masalah dan mengevaluasi respon pasien
berpendidikan tinggi (4%). Kejadian gagal terhadap intervensi. Tanda-tanda vital atau
jantung tidak erat hubungannya dengan tanda-tanda dasar meliputi suhu, denyut
tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan nadi, pernapasan dan tekanan darah.
yang semakin tinggi akan membuat Sebagai indikator dari status kesehatan,
seseorang mudah untuk menerima ukuran-ukuran ini menandakan keefektifan
informasi dan mengelola gaya hidupnya, sirkulasi, respirasi, fungsi saraf dan
termasuk pencegaham maupun perawatan endokrin tubuh, karena sangat penting
penyakitnya (Harigustian, 2017). maka disebut tanda vital. Pada pasien
Pasien gagal jantung paling banyak gagal jantung pemantauan tanda – tanda
bekerja sebagai pedagang, petani, supir vital meruapakn tindakan yang harus
dan buruh yaitu sebanyak 23 orang (46%) dilakukan secara berkala untuk dapat
dan bekerja sebagai PNS sebanyak 2 orang menilai keadaan jantung.
(4%). Gagal jantung tidak memandang Tabel 3 memperlihatkan bahwa
latar belakang pekerjaan. Pekerjaan yang rata – rata tekanan darah sistolik (TDS)
berat dan terus menerus dan kurang pasien gagal jantung sebesar 133.58
istirahat dapat dapat meningkatkan beban mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD)
kerja jantung. Jika ini berlangsung terus pasien gagal jantung sebesar 86.5 mmHg
menerus dan tidak dikelola dengan baik Tekanan darah merupakan indikator dalam
maka akan dapat menyebabkan kesehatan kardiovaskuler. Pada pasien
peningkatan beban kerja jantung yang gagal jantung tekanan darah yang tinggi
dapat berakhir dengan gagal jantung akan berakibat meeningkatnya beban
(Harigustian, 2017). jantung, sedangkan tekanan darah yang
Pasien paling banyak berada pada rendah mengindikasikan kerja jantung
derajat II yaitu sebanyak 24 orang (48%) yang gagal.
dan terdapat 8 orang (16%) pada derajat Gagal jantung disebabkan karena
IV. Derajat penyakit jantung merujuk pada disfungsi dari saraf simpatis dan
NYHA dibagi menjadi 4 kelas. Kelas atau peningkatan aktifitas saraf simpatis
derajat keparahan pasien gagal jantung dilaporkan merupakan salah satu yang
tersebut berdasarkan kemampuan individu dapat menyebabkan prognosis buruk pada
dalam melakukan fungsi kehidupan pasien gagal jantung (Kishi, 2012).
aktifitas sehari – hari. Pembagian kelas Penurunan curah jantung akan
tersebut dimulai dari ringan sampai mengaktifkan sistem saraf simpatis.
terberat. Peningkatan derajat gagal jantung Rangsangan ini akan membuat jantung dan
akan memperlihatkan penurunan pembuluh darah berespin mengeluarkan
kemampuan pemenuhan fungsi fisik epineprin dan norefineprin. Norefineprin
(Lewis et al, 2011). menstimulasi reseptor β1 sehingga
meningkatkan detak jantung dan

65
Analisa Nilai Tanda-Tanda Vital Pasien Gagal Jantung

kontraktilitas. Norefineprin juga simpatis dan parasimpatis pada jantung


menyebabkan vasokontriksi arteri dan dan pembuluh darah tidak terlepas dari
vena serta meningkatkan aliran balik vena. pengaruh aktivitas hormon epineprin dan
Konstriksi arteri lama – kelamaan akan norepineprin (adrenalin). Peningkatan
meningkatkan afterload, sehingga terjadi sekresi hormon ini akan menginduksi dan
resistensi pemompaan jantung. Sejalan mengeksitasi saraf simpatis untuk
dengan peningkatan tersebut maka melakukan vasokontriksi sehingga terjadi
ventrikel kiri harus bekerja lebih berat, hal peningkatan frekuensi denyut jantung yang
ini tentu saja akan semakin memperburuk diikuti oleh peningkatan tekanan darah.
keadaan (LeMon & Burke, 2008; Kishi, Rerata frekuensi pernafasan pada
2012). responden pasien gagal jantung adalah
Rata – rata MAP pasien gagal 23.24 kali/menit. Penurunan curah jantung
jantung adalah 101.6 mmHg. Tekanan mengakibatkan peningkatan frekuensi
arteri rata-rata merupakan tekanan arteri nafas, hal ini terjadi sebagai upaya
rata-rata selama siklus jantung. MAP kompensasi karena meningkatnya
merupakan cerminan dari resistensi perifer kebutuhan oksigen jaringan. Pada gagal
dan volume rata-rata dalam arteri. MAP jantung terjadi peningkatan kerja
dapat mempresentasikan rata – rata pernafasan akibat kongesti vaskular paru
tekanan darah pada jaringan tubuh selama yang mengurangi kelenturan paru, hal ini
satu siklus jantung (Darovic, 2002). mengakibatkan meningkatnya tekanan
MAP normal adalah 70 – 90 aliran udara sehingga mengakibatkan
mmHg. Nilai MAP harus dipertahankan dispnea. Aktifitas akan memperberat
diatas 60 mmHg, jika nilai kurang dari 60 keadaan ini, selain itu peningkatan
mmHg maka perfusi ke otak, arteri frekuensi pernafasan juga dipengaruhi oleh
koroner dan ginjal akan terganggu. Nilai aktifitas saraf simpatis.
MAP diatas 100 mmHg juga merupakan Peneliti berasumsi bahwa rata- rata
situasi yang tidak baik, hal ini menandakan nilai TTV pasien gagal jantung yang
tekanan pada pembuluh darah sangat menjadi responden pada penelitian ini
tinggi, sehingga meningkatkan resiko berada dalam rentang normal. Hal ini
terjadinya kerusakan vaskular dan ruptur mungkin dipengaruhi oleh penggunaan
kapiler (Lewis et al, 2011; Black & obat- obatan non farmakologis yang
Hawks, 2005). diperoleh selama perawatan dirumah sakit.
Tabel 3 juga menunjukkan rata – Hal ini mungkin menjadi kelemahan pada
rata nadi pasien gagal jantung adalah 91.7 penelitian ini karena tidak
kali/menit. Denyut nadi adalah frekuensi mempertimbangkan variabel pengganggu.
irama denyut/detak jantung yang dapat
dipalpasi dipermukaan kulit pada tempat- SIMPULAN
tempat tertentu pada tubuh. Pada jantung Hasil penelitian ini menyimpulkan
manusia normal, tiap-tiap denyut berasal bahwa tanda-tanda vital pada pasien gagal
dari nodus SA. Nadi merupakan salah satu jantung berada dalam rentang normal. Hal
indikator status sirkulasi (Waugh & Grant, ini harus dipertahankan untuk tetap
2006; Potter & Perry, 2006; Sherwood, menjaga agar beban kerja jantung tidak
2011). semakin berat. Penelitian ini
Menurut Ganong (2008) saraf merekomendasikan untuk dapat
otonom simpatis membuat vasokontriksi memberikan intervensi mandiri
arteriol dan vena serta meningkatkan keperawatan dalam menjaga kestabilan
frekunesi denyut jantung dan isi sekuncup tanda-tanda vital pada pasien jantung.
melepaskan muatan dengan cara tonik, dan
tekanan darah disesuaikan dengan variasi
kecepatan muatan tonik ini. Aktivitas

66
Health Care : Jurnal Kesehatan 7(2) Desember 2018 (62-68)

UCAPAN TERIMA KASIH Yogyakarta.


Peneliti mengucapkan terima kasih https://doi.org/10.18196/ijnp.1152
kepada Direktur Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Direktorat Jendral Heart Failure Society of, A. (2010).
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Executive Summary: HFSA 2010
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Comprehensive Heart Failure
Sepuluh (L2 Ditkti X) regional wilayah Practice Guideline. Journal of
Sumatra barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Cardiac Failure, 16(6), 475-539.
Riau, Ketua STIKes Payung Negeri doi:
Negeri Pekanbaru, Ketua Lembaga http://dx.doi.org/10.1016/j.cardfail.
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2010.04.005
(LPPM) STIKes Payung Negeri
Pekanbaru, serta RSUD Arifin Achamd Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia.
Provinsi Riau yang telah memfasilitasi (2009). Pedoman pengendalian
penelitian ini. penyakit jantung dan pembuluh
darah, No.
DAFTAR PUSTAKA 854/MENKES/SK/IX/2009.
Bonow, R. O., Mann, D. L., Zipes, D. P., Diunduh dari
& Libby, P. (2011). Braunwald's http://www.hukor.depkes.go.id/up_
Heart Disease: A Textbook of prod_kepmenkes/KMK%20No.%2
Cardiovascular Medicine: Elsevier 0854%20Tahun%202009%20ttg%
Health Sciences. 20Pengendalian%20Penyakit%20J
antung.pdf
Black, J.W., & Hawks, J.H. (2009).
Medical surgical nursing : clinical Kishi, T. (2012). Heart failure as an
managenent for positive outcome, autonomic nervous system
vol 2. 8ed. Singapore: Elsevier dysfunction. Journal of cardiology
Saunders. (2012) 59, 117 – 122. Diunduh dari
http://www.sciencedirect.com/scien
Darovic, G. O. (2002). Hemodynamic ce/article/pii/S1054880711001529
monitoring:invasive and
noninvasive clinical application (3 LeMone, P., & Burke, K. (2008). Medical
rd
Ed). USA: Saunders. Surgical Nursing: critical thinking
in client care. 4ed.vol 2. USA:
Djaya, K. H., Nasution, S. A., & Antono, Pearson International Edition.
D. (2015). Gambaran Lama Rawat
dan Profil Pasien Gagal Jantung di Lewis, S. H., Dirksen, S. R., Heitkemper,
Rumah Sakit Cipto M. M., Bucher, L, & Camera, I. M.
Mangunkusumo. Indonesia Journal (2011). Medical surgical nursing:
of CHEST, 2(4). assessment and management of
clinical problems, vol 1, 8ed. St.
Ganong, W. F. (2008). Buku ajar fisiologi Louis: Elsevier mosby.
kedokteran, ed 22. Jakarta: EGC.

Harigustian, Y. (Universitas M. Potter, P. A, & Perry, A. G. (2006). Buku


yogyakarta). (2017). Gambaran ajar fundamental keperawatan:
Karakteristik Pasien Gagal Jantung konsep, proses dan praktik. Edisi 4,
di Rumah Sakit PKU vol 2. Jakarta: EGC.
Muhammadiyah Gemping Sleman.
Universitas Muhammadiyah Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006).
Patofisiologi; konsep klinik proses-

67
Analisa Nilai Tanda-Tanda Vital Pasien Gagal Jantung

proses penyakit. Edisi. 6, vol 1. Jakarta:


EGC.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia;


dari sel ke sistem Ed. 6. EGC.
Jakarta.

Waugh, A & Grant, A . (2006). Anatomy


and Physiology: in Health and
Illness by Anne Waugh and Allison
Grant (10th Ed). Churchill
Livingston

68

Anda mungkin juga menyukai