Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

ANGKA KEJADIAN HAI’s


Rumah Sakit Bunda mulia

Jl. Imam Bonjol. No 80, Warung Bongkok, Cikarang Barat, Bekasi


Telp. 021-8900579/89106317
LAPORAN ANGKA KEJADIAN HAIs

HAIs (Healthcare Associated Infections) merupakan merupakan suatu infeksi yang


dialami oleh pasien selama dirawat di pelayanan kesehatan dan menunjukkan gejala infeksi
baru dan bukan dalam masa ingkubasi termasuk penyakit yang diderita karena pekerjaan.
Kejadian HAIs banyak dihubungkan dengan pemasangan alat, seperti CAUTI (Catheter
Associated Urinary Tract Infection), CRBSI (Catheter (IV, Central) Related Blood Stream
Infection) dan IDO (Infeksi Daerah Operasi) karena tindakan insisi serta plebitis.

Surveilans HAIs merupakan suatu sistem yang aktif dan berkesinambungan dalam
mengamati peningkatan atau penurunan kejadian dan penyebaran penyakit pada suatu
populasi dan selanjutnya dilakukan analisis dan diseminasi secara periodik kepada pihak-
pihak yang terkait atau stakeholder.

Surveilans diharapkan mampu menurunkan angka kejadian HAIs dengan melakukan


tindankan pencegahan dan pengendalian infeksi yang ada di rumah sakit terutama untuk
pendeteksian wabah atau KLB sehingga tidak menimbulkan kematian yang tinggi. Upaya
pencegahan dan pengendalian dapat dimulai dengan prosedur pemasangan yang aseptik,
perawatan yang komprehensif selama pemasangan alat, serta pemantuan kemungkinan infeksi
dengan melakukan identifikasi risiko melalui bundle prevention. Dalam melaksanakan
kegiatan surveilans mengacu pada standar prosedur, panduan, dan alur pelaporan yang
melibatkan semua perawat, kepala ruangan, IPCLN, IPCO, dan dokter yang merawat.
Pelaporan yang berkualitas akan meningkatkan validitas dan reliabilitas data yang
dikumpulkan sehingga hasil pelaporan akurat. Hal tersebut akan meningkatkan ketepatan
dalam strategi perbaikan dan intervensi yang akan dilakukan, sehingga mampu meningkatkan
keselamatan pasien selama dirawat di RS. Bunda Mulia dengan menurunkan angka kejadian
HAIs.

TUJUAN
Umum :
1. Meningkatkan mutu pelayanan RS. Bunda Mulia Cikarang

Khusus
1. Memberikan gambaran angka kejadian HAIs di RS. Bunda Mulia Cikarang
2. Melakukan strategi perbaikan dalam pencegahan dan pengendalian kejadian HAIs di RS.
Bunda Mulia Cikarang
3. Meningkatkan kualitas dan ketepatan pelaporan data surveilans.

SASARAN
Semua pasien yang menjalani perawatan di ruang rawat inap dan ICU
HASIL KAJIAN RESIKO INFEKSI ( ICRA ) HAIs
RS. BUNDA MULIA CIKARANG

1. Tentukan area assesmen


Area asesmen risiko mencakup seluruh ruang perawatan dan ruang operasi

2. Identifikasi risiko
Melakukan identifikasi resiko terhadap kejadian HAIs selama bulan Agustus –
Oktober 2019. Adapun rekapitulasi data meliputi sebagai berikut
Pemasan Pemasan
Pemasangan
Bulan gan IADP ISK Tindakan IDO gan Plebitis
kateter
CVC Operasi Infus
IN %
IN % IN % IN %
AGUSTUS 0 0 0 31 0 0% 31 0 0% 178 5 2,8%
SEPTEMBER 0 0 0 44 1 2,2% 44 0 0% 220 5 2,2%
OKTOBER 0 0 0 39 0 0% 39 0 0% 220 3 1,3%

No Potensial / Risk HAIs AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

1 PLEBITIS 2,8% 2,2% 1,3%

2 IDO 0% 0% 0%

3 ISK 0% 2,2% 0%

4 IADP 0% 0% 0%

Tabel 2.1. Jumlah angka HAIs triwulan 2019 RS. Bunda Mulia Cikarang
5

4.5

3.5

3
AGUSTUS
2.5 SEPTEMBER
OKTOBER
2

1.5

0.5

0
PLEBITIS IDO ISK IADP

Gambar 2.2 Jumlah angka HAIs dalam satuan

AGUSTUS

PLEBITIS
100%

Gambar 2.3. jumlah angka HAIs bulan Agustus 2019


SEPTEMBER
Plebitis IDO ISK IADP

25%

41%

33%

Gambar 2.4. jumlah angka HAIs bulan September 2019

OKTOBER
Plebitis IDO ISK IADP
28%

41%

31%

Gambar 2.5. jumlah angka HAIs bulan Oktober 2019

3. Analisis risiko
Menetapkan tiga nilai untuk setiap risiko
a. Probability
Penilaian probability ini menentukan frekuensi kejadian resiko yang dilakukan
assesmen. Penilaian probability berdasarkan hal-hal berikut:
- Risiko yang dikenal/diketahui
- Riwayat data
- Laporan dalam literatur
b. Dampak Risiko
Dampak yang terjadi setelah terjadinya infeksi
c. Sistem yang ada
Peraturan atau fasilitas yang ada di rs
No Potensial / Risk Probability
HAIs
4 3 2 1 0
1 PLEBITIS √
2 IDO √
3 ISK √
4 IADP √
b. Risk/impact
No Potensial / Risk / Impact
Risk HAIs
5 4 3 2 1
1 PLEBITIS √
2 IDO √
3 ISK √
4 IADP √
c. Current system/Preparedness
No Potensial / Current/ sistem
Risk HAIs
5 4 3 2 1
1 PLEBITIS √
2 IDO √
3 ISK √
4 IADP √
c. Penilaian dan evaluasi risiko
Analisis risiko dilanjutkan dengan penjumlahan dari setiap penilaian risiko dengan rumus:

Probability x Impact x Current System

No Potensial / Risk Probabilirty Risk/Impact Current/ System Score


HAIs
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

1 PLEBITIS √ √ √ 12

2 IDO √ √ √ 0

3 ISK √ √ √ 4

4 IADP √ √ √ 0
TABEL PRIORITAS ICRA BERDASARKAN PERINGKAT NILAI TERTINGGI

ICRA - PRIORITAS MASALAH

Potensial Risk/Masalah
NO SCORE

 1  PLEBITIS  12

 2 ISK  4

 3 IDO  0

 4  IADP  0
ICRA - ACTION PLAN BERDASAR SKALA PRIORITAS

No Jenis Score Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progress
Kelompok
Risiko
1 Plebitis 12 1 Menurunkan Angka insiden 1. Kaji ulang alat kesehatan Laporan 1. Laporan insiden
angka insiden phlebitis turun yang tersedia bulanan dan rate selalu
plebitis di RS. < 2,8% 2. Edukasi staf terkait SPO tri wulan mengalami
Bunda Mulia pemasangan infus penurunan pada
Cikarang 3. Audit pelaksanaan hand setiap bulannya
higiene yaitu dari 2,8%
4. Monitoring pemberian menjadi 1,3%
cairan yang sifatnya pekat 2. Petugas medis
5. Lakukan penggantian tiap mampu
72 jam atau bila melaksanakan
ditemukan tanda – tanda SPO
plebitis pemasangan
infus sebagian

3. Tujuan belum
tercapai
2 ISK 4 2 Menurunkan Insiden ISK 1. Melaksanakan bundle Laporan 1. Laporan insiden
inciden rate turun hingga ISK untuk meminimalkan bulanan dan rate selalu
infeksi saluran < 2,2% ISK triwulan mengalami
kencing 2. Edukasi pemahaman staff penurunan pada
3. Mengganti kateter setiap bulannya
minimal 7 hari pemakaian yaitu dari 2,2%
4. Meletakkan urin bag sampai 0%
cateter dengan benar 2. Pemahaman staf
5. Memasang kateter sesuai terhadap prosedur
prosedur pemasangan kateter
. belum sepenuhnya
3. Tujuan belum
tercapai

3 IDO 0 3 Mempertahanka Insiden rate 1. Lakukan perawatan luka Laporan 1. Angka insiden
n insiden rate IDO tidak operasi dengan teknik bulanan dan rate selama bulan
infeksi luka terjadi aseptik tri wulan Agustus – Oktober
operasi 2. Pemantauan luka operasi adalah 0 %
dan didokumentasi
3. Bila ditemukan luka
operasi lakukan kultur
4. Edukasi pencegahan IDO
di rumah sebelum pulang
4 IADP 0 4 Mempertahanka Insiden rate 1. Lakukan teknik Aseptik Laporan Angka insiden rate
n inciden rate IADP tidak melakukan pemasangan bulanan dan selama bulan
IADP terjadi CVC tri wulan Agustus – Oktober
2. Pantau daerah insersi adalah 0 %
setiap shift
3. Lakukan perawatan luka
insersi setiap 3 hari atau
bila terlihat kotor
REKOMENDASI

Berdasarkan hasil rapat Komite PPI dengan manajemen, dan perawat ruangan dihasilkan
rekomendasi antara lain sebagai berikut :
1. IPCLN segera melapor ke IPCN apabila ditemukan infeksi dan segera dilakukan audit
terhadap kejadian infeksi tersebut.
2. Strategi tindak lanjut terhadap inciden rate plebitis antara lain :
a) Edukasi staf terkait SPO pemasangan infus
b) Audit pelaksanaan hand higiene
c) Monitoring pemberian cairan yang sifatnya pekat
d) Lakukan penggantian tiap 72 jam atau bila ditemukan tanda – tanda plebitis
e) Kaji ulang alat kesehatan yang tersedia
3. Meningkatkan perhatian pada bundle IV line yaitu :
a) Kebersihan tangan
b) Aseptik kulit saat insersi
c) Pemilihan lokasi insersi
d) Perawatan IV line.
4. Prinsip aseptik selalu diterapkan dalam tindakan dan perawatan pasien operatif,
pemasangan kateter dan infus sesuai SPO.
5. Menerapkan strategi tindak lanjut dalam menurunkan insiden rate ISK antara lain :
a) Edukasi pemahaman staff tentang ISK
b) Mengganti kateter minimal 7 hari pemakaian
c) Meletakkan urobag cateter dengan benar
d) Memasang kateter sesuai prosedurdan memepertahankan teknik aseptic
6. Mempertahankan bundle IDO pada setiap tindakan peri-operatif, yaitu:
a) Clipper, untuk mencukur rambut yang menghalangi area operasi
b) Antibiotik profilaksis
c) Temperatur normal
d) Gula darah normal
7. Mempertahankan strategi dan tindak lanjut menurunkan angka IADP antara lain :
a) Lakukan teknik Aseptik melakukan pemasangan CVC
b) Pantau daerah insersi setiap shift
c) Lakukan perawatan luka insersi setiap 3 hari atau bila terlihat kotor
8. Pembuatan pelaporan surveilans di SIMRS agar akses data lebih cepat.
KESIMPULAN

Dari hasil data diatas menunjukkan terjadi infeksi di RS. Bunda Mulia Cikarang periode
Agustus – Oktober 2019 dengan diperoleh data sebagai berikut, Plebitis jumlah infeksi
mengalami penurunan dari 2,8% menjadi 1,3%, dan untuk ISK jumlah infeksi mengalami
penurunan dari 2,2% menjadi 0%.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa harus lebih ditingkatkan lagi untuk tingkat
kebersihannya, seperti hand hygiene, penggunaan APD yang benar, serta tingkat kesterilan alat
medis harus di jaga agar tingkat infeksi dapat di tekan serendah mungkin.

Anda mungkin juga menyukai