Anda di halaman 1dari 8

HASIL KAJIAN RESIKO INFEKSI ( ICRA ) HAIs

RUMAH SAKIT UMUM IMANUEL SUMBA

1. Tentukan area assesmen


Area asesmen risiko mencakup : ICU, Rawat Inap, Kamar bersalin, UGD
2. Identifikasi risiko
Melakukan identifikasi resiko terhadap kejadian HAIs selama bulan september ,
oktober, november adapun rekapitulasi data meliputi sebagai berikut :

No Potensial / Risk September Oktober November


HAIs
1 IDO 0% 0% 0%

3 ISK 0‰ 0‰ 0‰

4 PLEBITIS 6,80‰ 3,13‰ 2,28‰

3. Analisis risiko
Menetapkan tiga nilai untuk setiap risiko
a. Probability
Penilaian probability ini menentukan frekuensi kejadian resiko yang dilakukan
assesmen. Penilaian probability berdasarkan hal-hal berikut:
- Risiko yang dikenal/diketahui
- Riwayat data
- Laporan dalam literatur

No Potensial / Probability
Risk HAIs
4 3 2 1 0
Sering Agak sering Kadang Jarang (tidak pernah)
(6-12x/tahun) (4-6x/tahun) (3-4x/tahun) (1-2x/tahun)
1 IDO 0
3 ISK 1
4 PLEBITIS 3

1
b. Risk/impact
No Potensial / Risk / Impact
Risk HAIs
5 4 3 2 1
(kematian) (cedera (berkurangnya (cedera ringan) (tidak ada
luas/kehilangan fungsi cedera)
fungsi) sensorik/motorik)

1 IDO 1
3 ISK 2
4 PLEBITIS 2

c. Current system/Preparedness
No Potensial / Current/ sistem
Risk HAIs
5 4 3 2 1
(None) (Poor) (Fair) (Good) (Solid)
1 IDO 1
3 ISK 1
4 PLEBITIS 2

2
d. Penilaian dan evaluasi risiko
Analisis risiko dilanjutkan dengan penjumlahan dari setiap penilaian risiko dengan rumus:
Probability x Impact x Current System

No Potensial / Risk Probabilirty Risk/Impact Current/ System Score


HAIs
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

1 IDO 0 1 1 0

3 ISK 1 2 1 2

4 PLEBITIS 3 2 2 12

3
TABEL PRIORITAS ICRA BERDASARKAN PERINGKAT NILAI
TERTINGGI

ICRA - PRIORITAS MASALAH

Potensial Risk/Masalah
NO SCORE

1 PLEBITIS 12

2 ISK 2

4 IDO 0

4
ICRA - ACTION PLAN BERDASAR SKALA PRIORITAS

N Jenis Score Prioritas Tujuan Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progress


o Kelompok Umum
Risiko
1 Plebitis 12 1 Menurunkan Angka insiden 1. Kaji ulang alat kesehatan Laporan 1. Data triwulan
angka insiden plebitis turun yang tersedia bulanan dan insiden phlebitis
plebitis di <1,5 % 2. Edukasi staf terkait SPO triwulan berkurang .
RSU Imanuel pemasangan infus 2. Sosialisasi SPO
Sumba terupdate sesuai dengan pemasangan infus
hasil penelitian PPI revisi
3. Audit pelaksanaan hand
3. Audit pelaksanaan
higiene
Hand higiene dan
4. Monitoring pemberian
5 moment cuci
cairan yang sifatnya
tangan
pekat
5. Lakukan penggantian 4. Sementara tetap
tiap 72 jam atau bila menggunakan alat
ditemukan tanda – tanda kesehatan
plebitis sebelumnya

5
2 ISK 2 2 Menurunkan Insiden ISK 1. Melaksanakan bundle Laporan Angka inciden rate
inciden rate turun hingga ISK untuk mencegah bulanan dan tri selama bulan
infeksi < 1,5 % terjadinya ISK wulan September – Oktober
saluran 2. Edukasi pemahaman adalah 0 ‰
kencing staff
3. Mengganti kateter
minimal 7 hari
pemakaian
4. Meletakkan urobag
cateter dengan benar
5. Memasang kateter sesuai
prosedur
3 IDO 0 3 Menurunkan Insiden rate IDO 1. Persiapan pre operasi ( Laporan Angka inciden rate
inciden rate turun hingga antiseptik kulit, bulanan dan tri selama bulan
infeksi luka < 1,5 % Profilaksi 1 jam sebelum wulan September –
operasi tindakan. November adalah 0
2. Lakukan perawatan luka %
operasi dengan teknik
aseptik
3. Pemantauan luka operasi

6
dan didokumentasi
4. Bila ditemukan luka
operasi lakukan kultur
5. Edukasi pencegahan
IDO di rumah sebelum
pulang.

7
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil rapat Tim PPI dengan Tim Mutu, dan perawat ruangan dihasilkan
rekomendasi antara lain sebagai berikut :
1. IPCLN segera melapor ke IPCN apabila ditemukan infeksi dan segera dilakukan audit
terhadap kejadian infeksi tersebut.
2. Strategi tindak lanjut terhadap inciden rate plebitis antara lain :
a) Edukasi staf terkait SPO pemasangan infus revisi
b) Audit pelaksanaan hand higiene
c) Monitoring pemberian cairan yang sifatnya pekat
d) Lakukan penggantian tiap 72 jam atau bila ditemukan tanda – tanda plebitis
e) Kaji ulang alat kesehatan yang tersedia
3. Meningkatkan perhatian pada bundle IV line yaitu :
a) Kebersihan tangan
b) Aseptik kulit saat insersi
c) Pemilihan lokasi insersi
d) Perawatan iv line.
4. Prinsip aseptik selalu diterapkan dalam tindakan dan perawatan pasien operatif,
pemasangan kateter dan infus sesuai SPO.
5. Menerapkan bundle IDO pada setiap tindakan peri-operatif, yaitu:
a) Antibiotik profilaksis
b) Temperatur normal
c) Gula darah normal
6. Mempertahankan strategi tindak lanjut dalam menurunkan insiden rate ISK antara lain :
a) Edukasi pemahaman staff tentang ISK
b) Mengganti kateter minimal 7 hari pemakaian
c) Meletakkan urobag cateter dengan benar
d) Memasang kateter sesuai prosedurdan memepertahankan teknik aseptik
7. Pembuatan pelaporan surveilans di SIMRS agar akses data lebih cepat.
Waingapu, 01 Desember 2018
Ketua Tim PPI

dr. Mitchell N. Winarko

Anda mungkin juga menyukai