Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN KOMITE PPI

OKTOBER – DESEMBER 2019

2019
PPI

Rumah Sakit Manyar Medical Centre


Jl. Raya Manyar no. 9 Surabaya
Phone 031-5999339, 5999369
Fax 031-5995284
Email sekretariat@rsmmcsby.co.id

DAFTAR I
Daftar Isi ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II KEGIATAN DAN HASIL.................................................................. 3
BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 4
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit Manyar Medical Centre merupakan suatu institusi yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada mayarakat. Dalam memberikan pelayanan kesehatan sering sekali harus melakukan
tindakan invasive, tindakan operasi dan tindakan pemasangan alat-alat kesehatan yang semua hal tersebut
dapat menimbulkan kejadian infeksi yang saat ini disebut sebagai “ Healthcare Associated Infection” jika
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi tidak dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai
standar yang sudah ditetapkan.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat penting untuk dilaksanakan di Rumah Sakit
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya sebagai wujud peningkatan pelayanan kesehatan, disamping
sebagai tolak ukur mutu pelayanan juga untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga
dari risiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas dan berkunjung ke suatu Rumah Sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya
Terjangkitnya infeksi nosokomial/HAIs atau sering disebut juga infeksi rumah sakit, artinya
infeksi yang terjadi di rumah sakit. Hal ini berdampak sangat luas menimbulkan masalah bagi penderita
dan dapat merugikan nama baik rumah sakit. Sebagai sebuah penyakit yang berdiri sendiri ( terlepas dari
keterkaitan penyakit dasar) yang muncul sebagai akibat tindakan medis dan asuhan keperawatan yang
dilakukan baik sesuai SPO ataupun tidak, maka infeksi nosokomial dapat mempengaruhi morbiditas dan
mortalitas penyakit dasar. Akibat lain adalah hari rawat yang lebih panjang dan itu berarti perlu adanya
tambahan biaya sedangkan bagi rumah sakit dapat memberikan kesan kurang baik terhadap pencegahan
infeksi yang merupakan indikator keselamatan pasien rumah sakit.

Healthcare Associated Infection ( HAIs ) ini tidak hanya terjadi pada pasien tapi juga pada
petugas, pengunjung dan masyarakat rumah sakit.Sumber infeksipun dapat berasal dari pasien itu
sendiri ,petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar Rumah Sakit. Oleh karena itu perlu pemahaman
yang baik dari pasien , petugas , pengunjung dan masyarakat rumah sakit tentang upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi..

1.2 Tujuan

1. Mengevaluasi dan mempertanggung jawabkan secara tertulis kinerja dan program yang telah
direncanakan
2. Melaporkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan strategi penyelesaiannya.

BAB II
KEGIATAN DAN HASIL

1. Surveilans PPI meliputi :


a. Surveilans Tindakan Operasi
Tabel kejadian infeksi IDO Tribulan IV
Jml px operasi
No Bulan Jml kejadian IDO Hasil %
bersih Standart

1 Oktober 53 0 0% 1.5 %

2 November 39 0 0% 1.5 %

3 Desember 56 0 0% 1.5 %

Grafik 1.1 Angka Kejadian IDO Berbanding dengan Standart Periode


Oktober - Desember 2019 di Rumah Sakit Manyar Medical Centre
1.6

1.4

1.2
Angka Infeksi ( %)

1 IDO
Standart
0.8

0.6

0.4

0.2

0
Oktober November Desember

Analisa :
Pada bulan Oktober - Desember 2019 tidak ditemukan kejadian pasien mengalami IDO/SSI
pada kategori operasi bersih pada pasien rawat inap yang dilakukan tindakan pembedahan di
RS Manyar Medical Centre

Rekomendasi dan Tindak lanjut :


1. Peningkatan pengawasan terhadap pasien yang dilakukan tindakan pembedahan
2. Lakukan pencukuran bila diperlukan dan lakukan segera sebelum operasi
3. Observasi luka post operasi pada Pasien yang dilakukan tindakan pembedahan
4. Pastikan pasien yang akan dilakukan pembedahan untuk mandi dengan chorhexidine 2%
2 x sebelum operasi.

b.Surveilans CVC
Tabel Kejadian Infeksi IADP/BSI Tribulan IV
Jml hari Jml kejadian Hasil
No Bulan Jml px dipsg cvc
pemakaian cvc bloodstroam ‰

1 Oktober 4 14 hr 0 0

2 November 4 8 hr 0 0

3 Desember 2 3 0 0

Grafik 1.2 Angka Kejadian IADP/BSI Berbanding dengan Standart


Periode Oktober - Desember 2019 di Rumah Sakit Manyar Medical
Centre
1.6

1.4

1.2
Angka Kejadian ( ‰)

IADP/BSI
1
Standart
0.8

0.6

0.4

0.2

0
Oktober November Desember

Analisa :
Pada bulan Oktober - Desember 2019 tidak ditemukan kejadian IADP/ BSI pada pasien rawat
inap yang terpasang CVC.

Rekomendasi dan Tindak lanjut :


a. Lakukan perawatan pasien yang dilakukan pemasangan vena central (CVC)
sesuai SPO yang ada
b. Cuci tangan 6 langkah sesuai 5 moment
c. Gunakan APD yang sesuai ketika melakukan tindakan
c.Surveilans Kateter

Tabel Kejadian Infeksi ISK Tribulan IV

Jml px dipsg Jml hari Jml kejadian Hasil


No Bulan
kateter pemakaian kateter isk ‰

1 Oktober 45 82 0 0

2 November 41 71 0 0

3 Desember 43 64 0 0

Grafik 1.3 Angka Kejadian ISK Berbanding dengan Standart Periode


Oktober - Desember 2019 di Rumah Sakit Manyar Medical Centre
1.6

1.4

1.2
Angka Kejadian ( ‰ )

1 ISK
Standart
0.8

0.6

0.4

0.2

0
Oktober November Desember

Analisa :
Selama bulan Oktober - Desember 2019 tidak ada kejadian ISK pada pasien yang
terpasang kateter setelah 2 x 24 jam pada pasien di rawat inap

Rekomendasi dan Tindak Lanjut :


1. Peningkatan pengawasan terhadap pasien yang dilakukan tindakan invasif dan
pembedahan
2. Tehnik pemasangan dan perawatan pasien yang dilakukan pemasangan folley cateter
dilaksanakan sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) yang sudah ditetapkan
3. Pengisian surveilant kateter dipertahankan
4. Perhatikan Perawatan pada pasien yang menggunakan kateter terutama daerah genetalia

d.Surveilans Pemasangan Ventilator

Tabel Kejadian Infeksi VAP Tribulan IV


Jml hari
Jml px dipsg Jml kejadian Hasil
No Bulan pemakaian
ventilator VAP ‰
ventilator

1 Oktober 1 2 0 0

2 November 0 0 0 0

3 Desember 1 2 0 0

Grafik 1.4 Angka Kajadian VAP Berbanding dengan Standarat


Periode Oktober - Desember 2019 di Rumah Sakit Manyar Medical
Centre
1.6

1.4

1.2
Angka Kejadian ( ‰ )

1 VAP
Standart
0.8

0.6

0.4

0.2

0
Oktober November Desember
Analisa :
P ada bulan Oktober - Desember 2019 tidak didapatkan kejadian VAP pada pasien yang
terpasang ventilator. Untuk pemasangan ventilator jarang sehingga kemugkinan terjadi VAP jarang.

Rekomendasi dan Tindak Lanjut :


1. Peningkatan pengawasan terhadap pasien yang dilakukan tindakan pemasangan
ventilator
2.Pengawasan tentang pelaksanaan SPO pemasangan pemakaian ventilator
3. Cuci tangan 6 langkah sesuai 5 moment
4.Gunakan APD yang sesuai ketika melakukan tindakan

e.Surveilans Infus :
Tabel Kejadian Infeksi Plebitis Tribulan IV
Jml hari Gol
Jml px Jml kejadian Hasil
No Bulan pemakaian Phlebitis
dipsg infus phlebitis ‰
infus

1 Oktober 181 349 0 0

2 November 150 306 1 3.26‰ Post infusi

3 Desember 198 351 1 2.84‰ Post infusi

Grafik 1.5 Angka Kejadian Plebitis Berbanding dengan Standart Periode


Oktober - Desember 2019 di Rumah Sakit Manyar Medical Centre
3.5

2.5
Angka kejadian ( ‰)

Plebitis
2
Standart
1.5

0.5

0
Oktober November Desember
Analisa :
Dari grafik 1.5 di temukan kejadian plebitis akibat pemasangan iv perifer pada pasien yang
dirawat inap dengan penyebab dari post infuse stadium 1 yaitu gejala nyeri dan kemerahan.

Rekomendasi dan Tindak lanjut :


1. Peningkatan pelaksanaan tehnik aseptic pada setiap tindakan manipulasi pada daerah
pemasangan iv line
2. Pelaksanaan universal precaution di setiap unit
3. Observasi pada pasien yang dilakukan pemasangan iv perifer

2. Tertusuk Benda Tajam / Jarum Suntik


Rumah sakit merupakan suatu tempat yang berisiko terjadinya cedera.Hal ini disebabkan
karena berbagai kegiatan dirumah sakit sangat berhubungan dengan penyakit-penyakit berbahaya,
prosedur kritis dengan alat/ benda tajam.WHO (1995) memperkirakan 10% petugas kesehatan
mengalami injury benda tajam.Oleh karena itu Tim PPI melaporkan setiap kejadian pajanan benda
tajam ataupun jarum.
1. Tujuan
a. Mengetahui insiden kejadian petugas terkena pajanan
b. Memberikan tindak lanjut atas pelaporan kejadian pajanan benda tajam atau jarum
2. Sasaran
a. Terdapat data petugas yang terkena pajanan benda tajam
b. Seluruh petugas kesehatan mengerti dan memahami tentang pelaporan kejadian pajanan
benda tajam
3. RuangLingkup
Seluruh Unit Pelayanan
4. Hasil Pelaporan

Grafik 1.6 Kejadian Pajanan Pada Petugas Periode Oktober -


Desember 2019 di Rumah Sakit Manyar Medical Centre

A
n
g 1
k Oktober
a 0.5 November
Desember
K 0
e
m h
j ru da l
a Ja Be pu n
d en /a
m
aira
i um
elas C
a str G
In
n
Jenis pajanan
Analisa
Dari grafik diatas didapatkan bahwa pada bulan Oktober – Desember 2019 tidak ada petugas yang
mengalami pajanan benda tajam, jarum suntik, instrument bedah atau cairan pada petugas yang
beresiko
Pada bulan september ada kejadian 1 , pada bulan oktober tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium
ulang karena pasien hasil pemeriksaan negatif semua.

Rekomendasi dan Tindak Lanjut


Tetap mengingatkan tentang penggunaan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan, dan tidak
melakukan recapping serta pelaporan jika terjadi paparan pajanan.

3. Audit Petugas Tentang 6 Langkah dan 5 (Five) Moment Cuci Tangan

Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab
utama infeksi nosocomial atau HAIs dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas
pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai contributor yang penting terhadap timbulnya wabah
(boyce dan pittet, 2002).Sehingga perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk
evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh Tim PPI Rumah Sakit Manyar Medical
Centre
1. Tujuan
a. Mendapatkan data kepatuhan Hand Hygiene petugas kesehatan
b. Memberikan evaluasi dan rekomendasi terhadap kepatuhan Hand Hygiene
c. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan handrub
maupun handwash.
d. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan (hand hygiene).
e. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan 6
langkah dalam 5 moment.
2. Sasaran
a. Terdapat data kepatuhan Hand Hygiene tiap unit
b. Kepatuhan Hand hygiene total meningkat menjadi >85%

3. RuangLingkup
Instalansi yang termasuk dalam pemantauan kepatuhan cuci tangan adalah :
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Intensif Care Unit
4. Unit Rawat Inap
5. Kamar Operasi
6. Unit Laboratorium
7. Unit Radiologi
4. Cara pelaksanaan
Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan
mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang merupakan
perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi silang. Audit dilakukan pada
petugas kesehatan.Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin setiap
bulan.Kemudian dilaporkan kepada direktur rumah sakit.
5. Data Kepatuhan Hand Hygiene
a. AngkaKepatuhan Hand Hygiene Keseluruhan
No Profesi Kepatuhan ( % )
Oktober November Desember
1. Perawat 63% 59% 62%
2. Non Medis 62% 61% 60%

Grafik 1.2 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Periode Oktober -


Desember 2019 berbanding dengan standart di Rumah Sakit Manyar
Medical Centre

90%
80%
70%
Angka Kepatuhan (%)

Medis
60% Non Medis
50% Standart
40%
30%
20%
10%
0%
Oktober November Desember

Analisa:
Berdasarkan data pada grafik diatas menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand Hygiene
diRumah Sakit Manyar Medical Centre pada bulan Oktober - Desember 2019 rata – rata 61% ,
hal ini menunjukkan bahwa kesadaran petugas akan kebersihan tangan masih kurang.Ini masih
jauh dari target yaitu ≥ 85%.
b. Angka Kepatuhan Hand Hygiene perunit
No Unit Kepatuhan Standart

Oktober November Desember


1. IGD 63% 61% 61% 85%
2. Rawat Jalan 62% 59% 60% 85%
3. ICU 64% 60% 61% 85%
4. Rawat Inap 62% 59% 59% 85%
5. Kamar Operasi 62% 60% 62% 85%
6. Laboratorium 60% 62% 60% 85%
7. Radiologi 62% 59% 60% 85%

Grafik 1.3 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Periode Oktober - Desember


2019 di Rumah Sakit Manyar Medical Centre
65%
64%
63%
angka Kepatuhan 9%)

62%
61% Oktober
60% November
59% Desember

58%
57%
56%
i i
ap U D as l an iu
m og
tI
n IC IG r Ja ol
a pe at t or d i
w O ra Ra
Ra ar w o
am Ra L ab
K

Analisa :
Berdasarkan data pada grafik 1.3 diatas menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand Hygiene
diRumah Sakit Manyar Medical Centre pada bulan Oktober – Desember 2019 naik turun dikarenakan
kurang sadarnya pengetahuan petugas tentang pentingnya memutus mata rantai infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan.

Rekomendasi dan Tindak Lanjut


KPPI bekerjasama dengan IPCN dan IPCLN untuk pelaksanaan sosialisasi ulang meteri cuci tangan
dan pemantauan pelaksanaan 5 (five) moment dan 6 langkah cuci tangan untuk semua petugas.
4. HASIL PEMANTAUAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD

Kewaspadaan standart merupakan dasar dari prosedur pengendalian infeksi dan harus
diaplikasikan pada semua pasien tanpa kecuali.Diantaranya yaitu penggunaan alat pelindungdiri,
tidak hanya melindungi diri kita tapi bias melindungi pasien dari penularan infeksi rumah sakit.Untuk
itu perlu dilakukan pengawasan penggunaan alat pelindung diri bagi petugas.
1. Tujuan
a. Mendapatkan data angka kepatuhan penggunaan APD
b. Memberikan evaluasi dan rekomendasi terhadap pengawasan penggunaan APD
2. Sasaran
a. Terdapat angka kepatuhan penggunaan APD petugas
b. Seluruh petugas mematuhi penggunaan APD
3. RuangLingkup
Unit yang dilakukan pemantauan kepatuhan penggunaan APD yaitu :

a. Unit Gawat Darurat e. Unit Radiologi


b. Unit Laboratorium f. Unit Gizi
c. Unit Intensif Care Unit g. Unit Loundry
c. Unit Rawat Inap h. Cleaning Servis
d. Unit Rawat Jalan

4. Cara Pelaksanaa
Seluruh petugas diwajibkan memakai APD sesuai kebutuhannya. Audit kepatuhan penggunaan
APD dilakukan oleh IPCN setiap bulannya dan dilaporkan setiap laporan bulanan dan ditarik
kesimpulan dalam 3 bulan kedirektur rumah sakit.
5. Hasil Pelaksanaan
a.Tabel dan grafik Kepatuhan Penggunaan APD periode Oktober - Desember 2019
No. Profesi Kepatuhan Standart
Oktober November Desember
1. Medis 95,5% 95,5% 95,5% 100%
2. Non Medis 94,4% 94,4% 91,6% 100%
Grafik 1.1 Angka Kepatuhan Penggunaan APD Periode Oktober -
Desember 2019 berbanding dengan standart di Rumah Sakit Manyar
Medical Centre
102%

100%

98% Oktober
Angka kepatuhan (%)

November
96%
Desember
94% Standart

92%

90%

88%

86%
Medis Non Medis

b.Tabel dan Grafik Kepatuhan Penggunaan APD Periode Oktober - November 2019 berdasarkan
Unit Kerja.

No. Unit Kepatuhan Standart


Oktober November Desember
1. Rawat Inap 100% 88,8% 100% 100%
2. ICU 100% 88,8% 100% 100%
3. IGD 88,8% 100% 88,8% 100%
4. Rawat Jalan 88,8% 100% 88,8% 100%
5. Kamar Operasi 88,8% 100% 100% 100%
6. Laboratorium 100% 100% 88,8% 100%
7. Gizi 88,8% 88,8% 88,8% 100%
8. Pemeliharaan dan 100% 100% 100% 100%
sarana ( Linen )
9. Cleaning Service 88,8% 88,8% 88,8% 100%
Grafik 1.1 Angka Kepatuhan Pemakaian APD Periode Oktober -
Desember 2019 berdasarkan Unit di Rumah Sakit Manyar Medical
Centre
102%
98%
94%
Angka Kepatuahan (%)

90% Oktober
November
86% Desember
82%
D lan U p si m zi e )
IG Ja IC Ina era riu Gi r vic in en
t t p o se (l
wa wa O
or
at
ng na
Ra Ra ar b n i r a
Ka
m La ea sa
Cl d an
a an
r
ha
eli
m
Pe

Analisa
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kepatuhan penggunaan APD pada periode Oktober -
Desember 2019 rata – rata 94,4%.Hal ini masih belum sesuai target yaitu kepatuhan memakai APD
sesuai indikasi sebesar 100%, untuk mencapai target maka seringnya sosialisasi dan observsi
keruangan tentang penggunaan APD sesuai indikasi,sehingga hal ini dapat meningkatkan
kepatuhan.
Rekomendasi Tindak Lanjut
Untuk kepatuhan APD sesuai indikasi tetap dilakukan pengawasan rutin dan dipertahankan secara
terus menerus.

5. HASIL PEMANTAUAN MONITORING STERILISASI


Sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan
berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Sterilisasi dapat membunuh mikroorganisme
sehingga alat kesehatan yang digunakan lagi harus melalui proses sterilisasi. Karena sangat
pentingnya sterilisasi dengan angka infeksi maka PPIRS melakukan pengawasan terhadap proses
sterilisasi.
1. Tujuan
a. Meningkatkan pengolahan sterilisasi yang benar di rumah sakit
b. Memberikan pengawasan PPI di bagian pengolahan sterilisasi dan memberikan evaluasi dan
rekomendasi terhadap monitoring pengolahan sterilisasi
2.Sasaran
Peningkatan pengolahan sterilisasi hingga 100%
3.RuangLingkup
Unit yang dilakukan pemantauan sterilisasi, yaitu
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3.Unit Intensif Care Unit
4.Unit Kamar Operasi
5.Unit Rawat Inap
6.Gudang Farmasi

4.Cara Pelaksanaan
Setiap Unit yang melakukan sterilisasi harus sesuai prosedur. Kegiatan sterilisasi akandiawasi oleh
IPCN dan IPCLN setiap bulannya, dan setiap 3 bulan dilaporkan kepada direktur.

5.Hasil pelaksanaan
1. Data pengawasan sterilisasi di unit sudah ada semua tanggal awal steril dan expired nya
sudah ditulis di alat yang di strerilkan.
2.Sudah tidak ada penyeterilan diunit dengan menggunakan bak instrument, kecuali di kamar
operasi.
3.Kontainer untuk pengiriman instrumen kotor dengan menggunakan plastik kuning
sudah berjalan dan tidak dilakukan dekontaminasi di unit

Rekomendasi dan Tindak Lanjut :


1.Sudah dijelaskan ulang tidak ada dekontaminasi di unit
2.Sosialisasi ulang tentang SPO dekontaminasi alat diunit bekerjasama dengan Unit Kamar
Operasi
3.Untuk program monitoring sterilisasi PPIRS Manyar Medical Centre mengusulkan dilaksanakan
setiap bulan oleh bagian CSSD bekerjasama dengan IPCN

6. HASIL PEMANTAUAN KESEHATAN KARYAWAN

Kewaspadaan standart merupakan dasar dari prosedur pengendalian infeksi dan harus
diaplikasikan pada semua pasien dan petugas tanpa kecuali. Diantaranya yaitu program kesehatan
karyawan rumah sakit, salah satu dari penularan infeksi rumah sakit adalah penularan dari pasien
kepetugas atau dari petugas sebagai karier menularkan kepada pasien, melalui transmisi kontak,
airborn dan droplet.Untuk itu perlu dilakukan program kesehatan karyawan rumah sakit sesuai
dengan standar.

1.Tujuan
a.Mendapatkan data karyawan rumah sakit
b.Memberikan evaluasi dan rekomendasi kesehatan karyawan
2. Sasaran
Seluruh petugas rumah sakit yang berisiko
3.Ruang Lingkup
Urusan yang dilakukan pemantauan kesehatan karyawan yaitu :
a. Urusan Gawat Darurat
b. Urusan Rawat Jalan
c. Urusan Intensif Care Unit
d. Urusan Rawat Inap
e. Urusan Kamar Operasi dan CSSD
f. Urusan Laboratorium
g. Urusan Radiologi
h. Urusan Gizi dan Dapur
i. Urusan Pemeliharaan dan Sarana ( Petugas Linen )

4.Cara Pelaksanaa
Seluruh petugas yang berisiko didata sesuai unitnya.Program imunisasi karyawan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kemampuan rumah sakit.Karyawan yang sudah mendapatkan immunisasi
didata kemudian dibuat laporan kepada direktur oleh Personalia dan PPI.
5.Hasil Pelaksanaan
Tabel dan Grafik pelaksanaan program imunisasi tahun 2019
N Jumlah karyawan yang Sudah Belum
o beresiko imunisasi imunisasi
1 76 55 ( 72,3% ) 21 (27,6%)

Grafik 1.1 Perbandingan Karyawan Yang Beresiko Dengan Karyawan


Yang Sudah Dilakukan Imunisasi Hepatitis B, di Rumah Sakit Manyar
Medical Centre Tahun 2019
80 76 76

70

60

50

40

30

20

10
0
0
Jml karyawan yg beresiko yg sudah imunisasi yg belum imunisasi
Analisa :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dari total karyawan yang berisiko semua sudah mendapatkan
imunisasi Hepatitis B
Rekomendasi Tindak Lanjut :
Untuk program kesehatan karyawan selanjutnya PPI bekerjasama dengan Personalia mengusulkan
untuk semua karayawan yang baru masuk dan beresiko dilakukan imunisasi hepatitis B, dan
medical chekup pada seluruh karyawan sesuai dengan program dari personalia.Sementara sudah
dilakukan untuk medical cekup bagi yang berusia di atas 50 tahun.

7. HASIL PEMANTAUAN LIMBAH


Kewaspadaan standart merupakan dasar dari prosedur pengendalian infeksi dan harus
diaplikasikan pada semua pasien tanpa kecuali.Diantaranya yaitu pengelolaan limbah rumah sakit,
salah satu dari penularan infeksi rumah sakit adalah pengelolaan limbah yang belum sesuai dengan
Pedoman Pengelolaan Limbah Rumah sakit.Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan limbah rumah
sakit sesuai dengan standar.

1.Tujuan
a.Mendapatkan data angka kepatuhan pembuangan sampah medis
b.Memberikan evaluasi dan rekomendasi terhadap pembuangan sampah medis

2.Sasaran
Terdapat angka pembuangan sampah medis oleh petugas
Seluruh petugas mematuhi aturan pembuangan sampah medis

3.Ruang Lingkup
Unit yang dilakukan pemantauan kepatuhan pembuangan sampah medis yaitu :
a.Unit Gawat Darurat
b.Unit Rawat Jalan
c.Unit Intensif Care
d.Unit Rawat Inap
e.Unit Kamar Operasi
f.Unit Laboratorium
g.Unit Radiologi
h.Unit Pemeliharan dan Sarana

4.Cara Pelaksanaan
Seluruh petugas diwajibkan membuang sampah medis sesuai tempatnya.Audit kepatuhan
pembuangan sampah medis dilakukan oleh IPCN setiap bulannya dan dilaporkan setiap laporan
bulanan dan ditarik kesimpulan dalam 3 bulan kedirektur rumah sakit.
5.Hasil Pelaksanaan
a.Tabel dan Grafik kepatuhan pengelolaan limbah medis bulan Oktober - Desember 2019

No. Unit Kepatuhan Standart


Oktober November Desember
1. Unit Gawat Darurat 100% 100% 100% 100%
2. Unit Rawat Jalan 100% 100% 100% 100%
3. Unit Intensif Care 100% 100% 100% 100%
4. Unit Rawat Inap 100% 100% 100% 100%
5. Unit Kamar Operasi 100% 100% 100% 100%
6. Unit Laboratorium 100% 100% 100% 100%
7. Unit Radiologi 100% 100% 100% 100%
8. Unit Pemeliharan dan 100% 100% 100% 100%
Sarana
Grafik 1.1 Angka Kepatuhan Pembuangan Limbah Medis Periode
Oktober - Desember 2019 di Rumah Sakit Manyar Medical Centre
120%
100%
80%
Angka Kepatuhan (%)

60%
Oktober
40% November
Desember
20%
0%
D U p lan si m gi na
IG IC Ina Ja era riu io lo ra
t t p o d Sa
wa wa O
or
at Ra n
Ra Ra ar b da
m La
Ka an
a ra
h
eli
m
Pe

Analisa
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kepatuhan pengelolaan limbah medis seluruh unit sudah
melakukan pengelolaan limbah medis dengan benar.Rata-rata kepatuhan pembuangan limbah
adalah 100%,.

RekomendasiTindakLanjut
Untuk kepatuhan pembuangan limbah yang sudah 100%, tetap dilakukan
pengawasan rutin dan dipertahankan secara terus menerus

8. HASIL PEMANTAUAN MONITORING PENGOLAHAN LINEN

Untuk melaksanakan pelayanan linen pengetahuan dan ketrampilan yang khusus oleh petugas
urusan linen, sehingga mendapatkan hasil linen yang baik yaitu kondisi linen steril maupun tidak
steril secara cepat dan tepat dari masing-masing unit lain yang membutuhkannya sehingga resiko
terjadinya infeksi terhadap pasien dan karyawan Rumah Sakit Manyar Medical Centre dapat dicegah
sedini
mungkin. Karena pelayanan linen infeksius berawal dari unit maupun unit terkait dengan pemakaian
bahan kimia yang sesuai dengan standar Pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
1.Tujuan
a.Mendapatkan data jumlah linen Rumah Sakit Manyar Medical Centre
b.Memberikan pengawasan PPI di bagian linen dan memberikan evaluasi dan rekomendasi
terhadap pengawasan pengolahan linen
2.Sasaran
a.Terdapat data linen infeksius dan non infeksius
b.Kecukupan linen di rawat inap maupun diunit lain
3.Ruang Lingkup
Unit yang termasuk dalam pengolahan linen meliputi yaitu :
a.Unit Gawat Darurat
b.Unit Rawat Jalan
c.Unit Kamar Operasi
d.Unit Intensif Care
e.Unit Rawat Inap
f.Unit Radiologi
g.Unit Pemeliharaan dan Sarana

4.Cara Pelaksanaan
Setiap linen yang dikeluarkan dari unit pemeliharaan dan sarana,memiliki catatan
pengiriman dan penerimaan linen.Setiap bulannya dijumlah dan dibuat laporan
bulanan.Sedangkan Pengawasan pengolahan linen dilakukan oleh IPCN dan dilaporkan tiap 3
bulan sekali.
5. Hasil Pelaksanaan
Untuk pengelolaan linen Rumah Sakit Manyar Medical Centre bekerjasama dengan Rumah sakit
Islam Jemursari. Untuk kunjungan dilakukan setiap setahun sekali untuk memantau pengelolaan
linen dan hasil mutu dari linen tersebut.

8. PELAYANAN MAKANAN
Pasien, petugas, dan pengunjung rumah sakit beresiko terkena Health Care Asssiated
Infection ( HAIs). HAIs dapat dicegah dan dikendalikan dengan kepatuhan petugas dalam
melaksanakan program pencegahan dan pengendalian infeksi. Dengan meningkatnya kepatuhan
petugas dalam mengimplementasikan standart diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan di RS
terutama untuk mencegah terjadinya HAIs. Audit PPI di unit Gizi menentukan proses kerja apakah
unit Giz telah mengikutii prosedur, standar, dan aturan yang telah ditetapkan.
1.Tujuan
a.Mendapatkan data dasar kepatuhan implementasi PPI di unit Gizi
b.Menilai keberhasilan program PPI
c. Meningkatkan mutu pelayanan
2.Sasaran
a.Terdapat data cara pengolahan bahan makanan dari mentah sampai siap di sajikan
b.Kecukupan stok makanan
c. Penyimpanan makanan
3.Ruang Lingkup
Unit Gizi

4.Cara Pelaksanaan
Dilakukan Audit setiap bulan untuk mendapatkan data tentang kepatuhan petugas dalam
melakukan pencegan infeki di unit Gizi, sehingga makanan yang dikonsumsi pasien dan karyawan
rumah sakit betul – betul sesuai standar.
5.Hasil Pelaksanaan
Untuk pengelolaan di unit Gizi Rumah Sakit Manyar Medical Centre masih banyak yang tidak
dilakukan secara rutin:
1.Sample makanan untuk pasien sudah dilakukan secara rutin tetapi kadang ada yang
tidak diambil untuk sehari amsih ada yang kadang diambil sample makanan.
2.Ditemukan makanan tidak ada tanggal pembelian dan expiredate
3.Bahan makanan beku tidak ada tanggal kadaluarsa dan kapan pembeliannya
4.Makanan yang sudah matang yang disimpan tidak ada tanggal pembuatan
5.Bahan makanan yang kering dan basah tempat sudah terpisah
6.Untuk APD jarang dipakai ketika menyentuh makanan yang akan di olah
7.Rungan pemorsian masih bercampur dengan barang yang tidak diperlukan
8.Lantai sudah bersih dan tidak licin
9.Ruang tempat barang datang sudah terpisah dan bersih
10. Saluran air pembuangan lancer
11. Cara penyajian makanan sudah tertutup di angkut dengan menggunakan troly yang
tertutup
12. Sudah di bedakan untuk troly kotor dan bersih
13. Pembersihan troly tidak teratur tercatat
BAB III
KESIMPULAN

Dari laporan periode Oktober – Desember dapat di tarik kesimpulan


Bahwa masih ditemukan kejadian infeksi pada pemakaian iv cateter yang dikarenakan pst infuse
yaitu di temukan kemerahan dan nyeri nsetelah dilakukan pemasangan iv cateter setelah hari ke 2,belum
secara aktif dilakukan pelaporan infeksi dari unit kepada PPI. Untuk sistem informasi PPI juga belum bisa
dilakukan semua termasuk data pasien operasi dan surveilan pasien operasi. Untuk pelaporan jika terjadi
infeksi belum bisa masuk sistem di rawat jalan sehingga dari PPI kesulitan mencari data untuk pasien
infeksi akibat tindakan pembedahan.dari semua audit yang dilakukan masih banyak yang belum
melakukan sesuai dengan standar, sehingga masih diperlukan sosialisasi yang rutin dan terus menrus
sehingga, sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan standar.
BAB IV
PENUTUP

Demikian Laporan Kegiatan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi periode Oktober –
Desember 2019, bilamana ada perkembangan dan perbaikan terhadap laporan ini maka dapat
dilakukan koreksi demi kemajuan pelayanan di Rumah Sakit Manyar Medical Centre.

Surabaya, 16 Januari 2020

Mengetahui,
Ketua TIM PPI-RS Manyar Medical Centre Sekretaris/IPCN

Brian V. Faridyan, dr.Sp.OT Siti Asror Ruhailah, Amd. Kep

Mengetahui,
Direktur Utama
Rumah Sakit Manyar Medical Centre

Priyanto Swasono, dr., MARS

Anda mungkin juga menyukai