TAHUN 2017
BAB I
A. PENDAHULUAN
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit ( IRS ) adalah merupakan suatu upaya untuk
harus ditanggung pasien, keluarga dan Rumah Sakit akibat terjadinya infeksi silang di
banyaknya pasien yang dirawat di Rumah Sakit sehingga dapat menjadi sumber
infeksi bagi lingkungn dan pasien lain, adanya kontak langsung antara pasien satu
dengan pasien lainnya, adanya kontak langsung antara pasien dengan petugas Rumah
tindakan aseptik dan antiseptik serta kondisi pasien yang lemah. Juga persediaan
sarana dan prasarana yang ada masih kurang memadai, sehingga mudah untuk
Infeksi rumah sakit merupakan masalah global dan menjangkau paling sedikit
sekitar 9 % (variasi 3% - 21 %) lebih dari 1.4 juta pasien rawat inap di rumah sakit
di seluruh dunia. Angka ini dilaporkan oleh WHO dari hasil surveynya di 14 negara,
meliputi 28.861 pasien di 47 rumah sakit yang berada di 4 wilayah (region) WHO
pada tahun 1986. Survey WHO ini juga menghasilkan : 18 % dari pasien yang terkena
infeksi rumah sakit menderita lebih dari satu jenis infeksi rumah sakit, terutama pada
pasien kronis. Adanya kemiripan tentang jenis infeksi rumah sakit dan penyebabnya,
Infeksi rumah sakit merupakan salah satu infeksi yang sering terjadi di negara-negara
yang dihadapi berbagai negara untuk mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi
rumah sakit tidak jauh berbeda sehingga strategi dan pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit dapat disusun untuk diterapkan pada kondisi
masing-masing negara dan rumah sakit. Akibat lain dari kejadian infeksi rumah sakit
Upaya yang dilakukan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah sakit
adalah monitoring yaitu untuk mengamati pelayanan sedini mungkin, untuk dapat
yang ada dan harus dilakukan secara terencana, terpadu (integrated) dan
penting dalam pengendalian Infeksi Rumah Sakit ( IRS ) , sehingga pelayanan ini
menjadi salah satu kunci utama dalam proses pelayanan di Rumah Sakit Umum
Daerah Sumedang
B. LATAR BELAKANG
nfeksi rumah sakit lakibat dari tindakan medic selama pasien dirawat sehingga dengan
break serta untuk menilai standar mutu pelayanan di RumahSakit Umum Daerah
Sumedang
C. TUJUAN
TujuanUmum :
Menilai status kejadian infeksi rumah sakit akibat tindakan medic selama pasien
dirawat inap.
TujuanKhusus :
1. Mengobservasi kejadian tanda dan gejala infeksi melalui kegiatan surveilans terhadap
2. Menilai keberhasilan suatu program PPI dalam mencegah dan mengendalikan infeksi
3. Melakukan pencegahan dini untuk mencegah terjadinya infeksi dari setiap tanda dan
RATA-
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
RATA
HASIL 8 6 6,5 31,7 23,1 9,3 12,5 16 31,2 18,1 31 35 19,4
TARGET 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Phlebitis
40
Prosentase
30
20
10
0
JAN PEB MAR APR MEI JUNI JUL AGS SEP OKT NOP DES
PHLEBITIS 8 5.9625 6.505 31.65 23.1 9.275 12.45 15.969 31.25 18.1 30.55 35
Standar 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
ANALISA :
Capaian angka kejadian infeksi jarum infuse (Phlebitis) apabila di rata-ratakan dalam
1 tahun berada diatas garis control (melebihi standar yang telah ditetapkan).Pada
bulan April,September s.d Desember 2016 terjadi peningkatan kejadian Phlebitis,yaitu
berkisar 18,1 35
NUMERATOR :
Jumlah Pasien Rawat Inap yang mengalami infeksi jarum infuse dalam 1 bulan
DENUMERATOR :
FORMULA :
N/D X 1000
RATA-
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
RATA
HASIL 12,4 8,55 7,2 9,55 15,25 8,05 7,6 3 1,05 3,65 3,8 3,75 6,98
TARGET 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
IDO
20
Prosentase
15
10
5
0
JAN PEB MAR APR MEI JUNI JUL AGS SEP OKT NOP DES
IDO 12.4 8.55 7.2 9.55 15.25 8.05 7.6 3 1.05 3.65 3.8 3.75
Standar 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
ANALISA :
Capaian angka kejadian infeksi akibat pembedahan / Infeksi Luka Operasi ( ILO )
yang baru dibatasi oleh tiga jenis operasi bersih yaitu Sectio Caesaria, Appendictomy
dan Laparatomy masih melebihi standar yang telah ditetapkan yang dirata ratakan
pertahun mencapai hampir 7 % dengan kejadian tertinggi dengan jumlah prosentasi
mencapai 15,25 % Angka tertinggi terdapat pada operasi SC,walaupun angka masih
diatas standar yang telah ditetapkan,namun pada trimester akhir didapatkan
penurunan yang signifikan
NUMERATOR :
Jumlah pasien pasca operasi bersih yang mengalami infeksi pada kasus
SC,Laparatomy,Appendiktomy,dalam 1 bulan
DENUMERATOR :
FORMULA :
N/D X 100
RATA-
JAN PEB MAR APR MEI JUN JULI AGS SEP OKT NOP DES
RATA
CAPAIAN 0 0 0 0 0 0 45,45 0 0 13,15 19,6 0 6,5
TARGET 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAP
60
Prosentase
40
20
0
JAN PEB MAR APR MEI JUNI JUL AGS SEP OKT NOP DES
VAP 0 0 0 0 0 0 45.45 0 0 13.15 19.6 0
Standar 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
ANALISA :
Setelah dilakukan wawancara dengan perawat dan melakukan observasi Bundle VAP
pada perawat yang merawat pasien dengan pemasangan Ventilator secara keseluruhan
perawat belum paham cara merawat pasien dengan terpasang ventilator yang terbaru
,kasus ini khusus diambil dari ruangan ICU dan Melati
NUMERATOR :
Jumlah Kasus VAP dalam 1 bulan
DENUMERATOR :
FORMULA :
N/D X 1000
RATA-
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
RATA
CAPAIAN 0 0 0 0,3 0 0 1,65 1,35 0 0 1,75 0 0,39
TARGET 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
HAP
20
Prosentase
10
0
JAN PEB MAR APR MEI JUNI JUL AGS SEP OKT NOP DES
HAP 0 0 0 0 0 0 1.65 1.35 0 0 1.75 0
Standar 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
ANALISA :
NUMERATOR :
FORMULA :
N/D x 1000
RATA-
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
RATA
CAPAIAN 0 0 0 0 0 0 1,71 0 8,8 4,25 5,8 0 1,71
TARGET 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
ISK
20
Prosentase
10
0
JAN PEB MAR APR MEI JUNI JUL AGS SEP OKT NOP DES
ISK 0 0 0 0 0 0 1.7125 0 8.8 4.25 5.8 0
Standar 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
ANALISA :
Capaian angka kejadian Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) mencapai 1,71 dengan rata
rata hasil pemeriksaan kultur terdapat kolonisasi pseudomonas sp dan candida sp
NUMERATOR :
Jumlah kasus yang terinfeksi akibat penggunaa cateter urine menetap dalam 1 bulan
DENUMERATOR :
FORMULA
N/D x 1000
KESIMPULAN
1. Angka kejadian infeksi Rumah Sakit ILO masih menunjukkan angka tertinggi dengan
rata-rata dalam 1 tahun 7,0 % masih diatas standar yang sudah ditentukan
2. Pelaksanaan Surveilans HAIs pada tahun 2016 telah dilaksanakan diseluruh unit
rawat inap dan rawat jalan serta IBS.
3. Analisis angka insiden HAIs belum terintegrasi dengan bidang pelayanan medis
4. Pencatatan dan pelaporan surveilans HAIs belum menggunakan SIRS yang
terintegrasi
5. Belum semua DPJP menuliskan diagnose HAIs pada Rekam Medic Pasien dan tidak
semua DPJP
6. Dari seluruh kasus HAIs di RSU Sumedang yang diperiksa kultur baik
pus,urine,darah ataupun sputum diketahui jenis kumannya adalah Stapylococcus
aureus ,Klebesiella Pneumonia,Acinetobacter baumanii,dan kolonisasi pseudomonas
sp serta candida sp
7. Berdasarkan analisa dari PPI ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap
kelancaran pelaksanaan , Program surveilans HAIs, antara lain :
1. Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk insiden HAIs ILO adalah sbb :
c.Tingkatkan kepatuhan petugas dalam melaksanakan Hand Hygine dan Five Moment
e. Perhatikan kebersihan lingkungan disekitar pasien dan tempat penyimpanan alat alat
steril
2. Adakan Review dan Pelatihan ulang mengenai PPI secara keseluruhan diantaranya :
a. Hand Hygiene
b. Penggunaan APD
c. Bundle ILO & IRS lainnya ( ISK,Phlebitis&VAP)
d. Dan Lain-lain