Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SURVEILANS IPCN BULAN AGUSTUS

PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RUMAH SAKIT AMALIA MEDIKA PANGKALAN KERINCI
TAHUN 2018
BAB 1
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan program yang ditangani secara
serius di RS Amalia Medika karena sangat disadari bahwa kerugian yang ditimbulkan
oleh infeksi akan sangat membebani rumah sakit maupun pasien.
Terjadinya infeksi di RS Amalia Medika dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
 Kurang patuhnya petugas dalam melakukan kebersihan tangan
 Kurang patuhnya petugas dalam hal 5 momen
 Manajemen lingkungan masih kurang baik di ruang perawatan.
 Fasilitas APD yang kurang memadai di masing-masing unit.
Oleh karena itu, maka PPI merupakan program yang mendapat prioritas dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan medis di RS Amalia Medika. Hal ini diupayakan dengan
melibatkan secara aktif semua personil Rumah Sakit, pada semua sarana dan prasarana
rumah sakit.
Mengingat kegiatan yang penting ini melibatkan berbagai disiplin dan tingkatan personil
rumah sakit, maka Direktur Rumah Sakit Amalia Medika menetapkan Kebijakan,
Pedoman, dan berbagai standar prosedur baku untuk semua tindakan yang berkaitan
dengan PPI. Disamping itu, berbagai pelatihan terkait PPI Mulai dilaksanakan sepanjang
tahun 2018. Laporan ini akan memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai dalam kurun
waktu satu tahun ini, meliputi angka kejadian Infeksi Phlebitis, Infeksi Saluran Kemih
(ISK), infeksi Decubitus, Infeksi Daerah Operasi (IDO), dan Kepatuhan Kebersihan
Tangan.

II. TUJUAN
Kegiatan surveilans bertujuan untuk :
1. Memperoleh data infeksi
2. Menurunkan angka HAIs
3. Mengidentifikasi kejadian luar biasa (outbreak).
4. Menilai keberhasilan program PPI
5. Mendorong setiap petugas yang terkait dengan asuhan pasien untuk melakukan
tindakan preventif yang direkomendasikan oleh Panitia PPI RS Amalia Medika
6. Mengetahui Angka Kepatuhan Kebersihan Tangan setiap petugas

III. SASARAN
1. Diperolehnya angka infeksi endemis.
2. Menurunnya angka HAIs ( Phlebitis, ISK, Decubitus, IDO )
3. Teridentifikasinya kejadian luar biasa (outbreak).
4. Terlaksananya program PPI sesuai jadwal.
5. Diperolehnya angka Kebersihan tangan oleh Dokter (dokter umum, dokter spesialis),
perawat/bidan, Petugas Lain (petugas labor, radiologi, farmasi, gizi, dan petugas
lainnya yang ditemukan saat dilakukan audit oleh IPCN.

IV. RUANG LINGKUP


Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan

V. WAKTU PELAKSANAAN
Bulan Agustus 2018
VI. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
a. IPCN melakukan kunjungan/pengawasan ke ruang rawat inap sesuai target surveilans
setiap hari kerja, bersama IPCLN dalam mengumpulkan data pasien yang
menggunakan alat invasif. Kemudian mengisi formulir surveilans harian infeksi
rumah sakit.
b. Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi, maka dicari data sekunder sebagai
pendukung, antara lain:
 formulir survei infeksi rumah sakit,
 data rekam medis,
 catatan hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium dan radiologi), dan
 wawancara dengan pasien/keluarga pasien.
c. Setelah data pendukung lengkap, selanjutnya dilakukan pengkajian oleh Panitia PPI.
d. Hasil pengkajian kemudian disampaikan ke unit terkait dalam bentuk rekomendasi.
e. Pemantauan terhadap pelaksanaan hasil rekomendasi
f. Apabila pelaksanaan hasil rekomendasi belum efektif, maka dilakukan pengkajian
ulang.
g. Data surveilans harian infeksi rumah sakit kemudian dipindahkan kedalam formulir
surveilans bulanan infeksi rumah sakit.
h. Laporan bulanan per ruangan yang telah dievaluasi kemudian dilakukan umpan balik
ke setiap ruangan rawat inap dan dilaporkan
i. IPCN melakukan audit kepatuhan kebersihan tangan setiap bulan dengan membawa
form yang telah disediakan yang sasarannya yaitu Dokter, perawat/bidan, dan petugas
lain.
BAB II
HASIL SURVEILANS DAN ANALISA DATA

Data yang dikumpulkan dan dianalisa untuk mengetahui angka kejadian Infeksi
Rumah Sakit Amalia Medika Pangkalan Kerinci, meliputi Infeksi Plebitis pada pasien yang
terpasang Infus, Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada pasien yang terpasang Kateter menetap,
infeksi Dekubitus pada pasien dengan tirah baring lama, dan Infeksi Daerah Operasi pada
pasien Post Tindakan Operasi.

A. Data Angka Infeksi Rumah Sakit Amalia Medika pada bulan Agustus 2018 yaitu
sebagai berikut:
Tabel 1 : Distribusi Insiden Rate Infeksi phlebitis berdasarkan ruangan pada bulan
Agustus 2018
Ruangan LHPA Infeksi Rate Infeksi / ‰ Target
Rawatan 1 166 4 24.9
≤ 5‰
Kebidanan 36 2 55.5

Insiden Rate Infeksi = Jumlah Phlebitis x 1000


Jumlah LHPA

Ket :
LHPA : Lama Hari Pemakaian Alat

Dari data Tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah insiden rate Infeksi Phlebitis tertinggi
pada bulan Agustus 2018 terjadi di ruang kebidanan yaitu 55.5 ‰, disusul di ruang
rawatan 1 yaitu 24.9 ‰

Tabel 2 : Distribusi Insiden Rate Infeksi ISK berdasarkan ruangan pada bulan Agustus
2018
Ruangan LHPA Infeksi Rate Infeksi / ‰ Target
Rawatan 1 15 1 66.6
≤ 4,7‰
Kebidanan 10 0 0

Insiden Rate Infeksi = Jumlah ISK x 1000


Jumlah LHPA

Ket :
LHPA : Lama Hari Pemakaian Alat
Dari data Tabel diatas dapat dilihat bahwa insiden rate Infeksi ISK tertinggi pada bulan
Agustus 2018 terjadi di ruang Rawatan 1 yaitu 66.6 ‰, dan diruangan Kebidanan tidak
ada terjadi Infeksi ISK
Tabel 3 : Distribusi Insiden Rate Infeksi Decubitus berdasarkan ruangan pada bulan
Agustus 2018
Ruangan LHPA Infeksi Rate Infeksi / ‰ Target
Rawatan 1 7 0 0
≤ 1,5 ‰
Kebidanan 9 0 0

Insiden Rate Infeksi = Jumlah Decubitus x 1000


Jumlah LHPA

Ket :
LHPA : Lama Hari Pemakaian Alat

Dari data Tabel dapat dilihat bahwa insiden rate Infeksi Decubitus pada bulan Agustus
tidak ada di seluruh ruang perawatan.

Tabel 4 : Distribusi Insiden Rate Infeksi Daerah Operasi (IDO) pada bulan Agustus 2018
Jenis Pasien Jumlah Operasi Infeksi Rate Infeksi / % Target
Dewasa 28 3 10.7
Anak 2 0 0 ≤ 2%
TOTAL 30 3 10

Insiden Rate Infeksi = Jumlah IDO x 100


Jumlah Operasi

Dari data Tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pasien yang operasi ada 30 orang.
Terjadi kasus infeksi IDO pada bulan Agustus 2018 yang tertinggi pada pasien Dewasa
yaitu 10.7 %.

Tabel 5 : Distribusi Insiden Rate HAIs berdasarkan Jenis Infeksi dan Ruangan pada bulan
Agustus 2018.
Jenis Infeksi Rawatan 1 Kebidanan Total Rerata Target
Phlebitis 24.9‰ 55.5‰ 80.4‰ 40.2‰ ≤ 5‰
ISK 66.6‰ 0 66.6‰ 33.3‰ ≤ 4,7‰
Decubitus 0 0 0 0 ≤ 1,5 ‰
IDO 0 0 10% 10% ≤ 2%
Grafik Insiden Rate HAIs Bulan Agustus 2018 RS. Amalia Medika Pangkalan Kerinci

Infeksi HAIs RS. Amalia Medika Bulan


Agustus 2018

45
40
Permil (‰)

35
30
25
20
15
10
5
0
rerata

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa insiden rate yang tertinggi pada bulan Agustus
adalah infeksi Phlebitis yaitu 40.2 ‰, Infeksi ISK yaitu 33,3 ‰, dan infeksi IDO yaitu
10%.

B. Kepatuhan Hand Hygiene RS. Amalia Medika bulan Agustus 2018


Tabel 6 : Distribusi Kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan Jenis Profesi pada bulan
Agustus 2018.
Profesi
Bulan
Dokter Perawat/bidan Petugas Lain
Agustus 41.60% 50.00% 47.05%

Grafik Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Agustus


RS. Amalia Medika Tahun 2018

50.00%
40.00%
Persentase

30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Dokter Perawat/bidan Petugas Lain
Profesi

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan jenis Profesi
yang tertinggi pada bulan Agustus adalah Perawat/Bidan yaitu 50.00%, kemudian petugas
lain adalah 47.05% dan Profesi Dokter masih 41.60% yang melakukan kebersihan tangan.
C. Penanganan Pasien IDO (Infeksi Daerah Operasi)

No Tanggal Unit Masalah dan Penanganan


1 14/8/2018 Kebidanan Merawat luka infeksi operasi Ny. D (14.94.39), 26 th,
dengan Dx : Post SC H8 infeksi skunder, dilakukan
tindakan debridement dan Ranap, oleh Dr. A
2 15/8/2018 Kebidanan Merawat luka infeksi operasi Ny. S (14.77.99), 24 th,
dengan Dx : Post SC satu bulan YLL, pus (+), dilakukan
tindakan GV dan Rajal, oleh Dr. I
3 16/8/2018 kebidanan Merawat luka infeksi operasi Ny. L (14.92.55), 21 th, Dx :
Post SC, pus (+), luka terbuka dari rumah, dilakukan
tindakan GV dan Rajal oleh Dr. I.
BAB III
KESIMPULAN

A. Rencana Dan Tindak Lanjut


Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam hal surveilans maka komitmen
bersama dalam pelacakan dan penegakan IRS (Infeksi Rumah Sakit) perlu ditingkatkan.
Rekomendasi khusus diberikan sebagai berikut:

NO IRS ANALISA RTL


1 PHLEBITIS Angka kejadian tertinggi dengan 1. Manajamen lingkungan
nilai 40.2‰ jauh dari target, ini setiap ruangan dilakukan
disebabkan oleh: dan koordinasi dengan
1. Manajemen lingkungan Rawat cleaning servis.
Inap masih kurang memadai, 2. Pengadaan standar infuse di
yaitu : brangkar dan kursi roda
1. Masih ditemukan tiang infus 3. Penyediaan dan
yang berkarat yg merupakan Penggunaan transparan
sumber infeksi dressing untuk fiksasi
2. Standar infuse di brangkar dan infuse untuk meminimalisir
kursi roda belum ada sehingga kejadian plebities dan
pada saat transportasi pasien, memudahkan proses
infuse sering diklem/dimatikan surveilans.
dan ketika dihidupkan kembali 4. Menekankan terhadap
sering macet. sosialisasi SPO dan
3. Fiksasi Infus masih menggunakan penerapan Bundle Plebities
hipavik/perban yang tertutup PPI.
sehingga pemantauan dini 5. Audit kepatuhan kebersihan
phlebitis tidak terdeteksi dan tangan dilanjutkan dan
pada saat IPCN survailance masih Sosialisasi Hand Hygiene
ditemukan perban infus pasien ditekankan diseluruh
yang masih kotor atau perawatan ruangan perawatan.
infuse per 48 jam belum
diterapkan
4. Petugas masih menggunakan cara
spooling ketika infus macet.
5. Angka kepatuhan kebersihan
tangan pada petugas masih
dibawah standar minimal rumah
sakit yaitu 50%
2 ISK Angka kejadian ISK menduduki 1. Sosialisasi Handhygiene
urutan kedua dengan nilai 33.3‰ terus dilanjutkan
jauh dari target, ini disebabkan oleh: 2. Sosialisasi SPO dan
1. Kurang patuhnya petugas dalam Penerapan bundle ISK
penerapan Handhygiene dengan diterapkan.
nilai masih dibawah standar yaitu
50%.
2. Tehnik pemasangan kateter masih
kurang baik oleh petugas.
3. kurang patuhnya petugas dalam
penerapan bundle ISK PPI
3 IDO Angka kejadian IDO masih tinggi 1. Perencanaan bangunan
yang terjadi di ruangan rawat inap ruangan operasi sesuai
kebidanan dengan nilai 10%, standar PPI
disebabkan oleh : 2. Tersedianya ruangan
1. Ruangan operasi yang belum Sterilisasi (CSSD) sesuai
memenuhi standar. standar
2. Manajemen lingkungan ruangan 3. Perbaikan-perbaikan demi
operasi yg kurang baik, seperti mendukung proses
dinding terlihat berjamur, masih kebersihan tangan disetiap
terlihat lawa-lawa disudut ruangan
ruangan. 4. Melengkapi APD yang
3. Proses pensterilisasian peralatan kurang disetiap ruangan
pembedahan yang belum sesuai 5. Audit kepatuhan
standar PPI Handhygiene dilanjutkan.
4. Tidak tersedianya wastafel 6. Sosialisasi handhygiene,
ruangan untuk proses kebersihan SPO, dan bundle dilakukan
tangan, petugas melakukan
kebersihan tangan di spoelhock.
5. Pintu ruangan Operasi hanya satu
dan tidak sesuai standar
6. Fasilitas APD belum tersedia
lengkap di ruangan operasi
7. Manajemen lingkungan ruangan
perawatan khususnya diruang
kebidanan masih kurang baik,
seperti tiang infus masih berkarat.
8. Fasilitas kebersihan tangan masih
kurang memadai, masih ditemui
wastafel yang rusak di ruangan
kebidanan.
9. Kepatuhan petugas masih 50%
dan belum memenuhi target yaitu
100%.
4 DECUBIT Angka kejadian Decubitus yaitu 0 1. Tetap dilakukan sosialisasi
US ‰, ini disebabkan oleh : handhygiene, SPO, dan
1. Pasien tidak terlalu banyak yang penerapan bundles
tirah baring lama. decubitus.

Anda mungkin juga menyukai