Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

ANGKA KEJADIAN INFEKSI RUMAH SAKIT

TRIWULAN PERIODE JANUARI s/d MARET


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis

panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan “Laporan

Triwulan I Angka Kejadian Infeksi di RS Wates Husada tahun 2021”.

Laporan Angka Kejadian Infeksi RS Wates Husada ini dibuat sebagai upaya dalam

mendapatkan data infeksi rumah sakit, menurunkan laju infeksi rumah sakit, identifikasi dini

KLB infeksi rumah sakit, memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan dan

untuk memenuhi akreditasi RS Wates Husada.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak

yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pengumpulan data dan

informasi sehingga laporan ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini

masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh

karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar

laporan ini mencapai kesempurnaan.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pelayanan kesehatan di

RS Wates Husada.

Ditetapkan di : Gresik
Pada Tanggal : 5 April2021
Ketua Tim PPI

dr. Nancy Setiono


BAB I

PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN

Pencegahan dan Pengendalian infeksi adalah merupakan suatu upaya untuk


meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi. Mengingat besarnya kerugian
yang harus ditanggung pasien, keluarga dan Rumah Sakit akibat terjadinya infeksi
di rumah sakit. Pelaksanaan di lapangan, Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi sering menemukan beberapa kendala antara lain : banyaknya pasien yang
dirawat di Rumah Sakit sehingga dapat menjadi sumber infeksi bagi lingkungan
dan pasien lain, adanya kontak langsung antara pasien satu dengan pasien lainnya,
adanya kontak langsung antara pasien dengan petugas Rumah Sakit yang
terinfeksi, penggunaan alat-alat yang terkontaminasi, kurangnya perhatian tindakan
aseptik dan antiseptik serta kondisi pasien yang lemah. Juga persediaan sarana dan
prasarana yang ada masih kurang memadai, sehingga mudah untuk menimbulkan
terjadinya infeksi.

Infeksi dirumah sakit merupakan masalah global dan menjangkau paling


sedikit sekitar 9 % (variasi 3% - 21 %) lebih dari 1.4 juta pasien rawat inap di
rumah sakit di seluruh dunia. Angka ini dilaporkan oleh WHO dari hasil surveynya
di 14 negara, meliputi 28.861 pasien di 47 rumah sakit yang berada di 4 wilayah
(region) WHO pada tahun 1986. Survey WHO ini juga menghasilkan : 18 % dari
pasien yang terkena infeksi di rumah sakit menderita lebih dari satu jenis infeksi,
terutama pada pasien penyakit kronis, adanya kemiripan tentang jenis infeksi di
rumah sakit dan penyebabnya. infeksi di rumah sakit merupakan salah satu infeksi
yang sering terjadi di negara-negara berkembang maupun di negara-negara
industri. Sebagian besar masalah dan kendala yang dihadapi berbagai negara untuk
mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi di rumah sakittidak jauh berbeda
sehingga strategi dan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit dapat disusun untuk diterapkan pada kondisi masing-masing negara dan
rumah sakit. Akibat lain dari kejadian infeksi di rumah sakit adalah : Lama
perawatan (LOS) lebih lama.
Upaya yang dilakukan Komite Pencegahan dan Pengendalian infeksi di

rumah sakit adalah monitoring yaitu untuk mengamati pelayanan sedini mungkin,

untuk dapat menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dan pelaksanaan

program.

Demi tercapaimyapelayanankesehatan yang paripurna, maka RS Wates

Husadamelaluitim PPI melaporkan angka kejadian infeksi selama periode bulan

Januari sampai dengan Maret 2021.

2. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Wates Husada berupaya untuk meningkatkan mutu dalam
memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan bagi masyarakat umum. Demikian
juga dalam bidang pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah sakit dimana
hal ini merupakan faktor utama yang menggambarkan kualitas pelayanan. Hal ini
mengacu pada komitmen bersama dalam mempersiapkan akreditasi.
Infeksi di Rumah Sakit merupakan masalah serius yang berdampak langsung
terhadap pasien dan Rumah sakit, berpengaruh terhadap lama hari perawatan yang
berakibat meningkatnya biaya, morbiditas dan mortalitas sehingga mutu pelayanan
Rumah sakit menurun, bahkan dapat terjadi tuntutan hukum. Sebagai Rumah sakit
yang berorientasi pada keselamatan pasien akan menerapkan metode yang tepat
untuk mencegah dan mengendalikan hal tersebut.
Laporan kerja Tim PPI di RS Wates Husada ini digunakan sebagai acuan
dalam melaksanakan kegiatan yang terencana dalam sembilan bulan ke depan.
3. TUJUAN

a. Tujuan Umum

1) Untuk memberikan gambaran kinerja TIM PPI dalam melaksanakan


kegiatan Pencegahan dan Pengendalian infeksi di rumah sakitdi RS Wates
Husada.
2) Sebagai pedoman bagiTim Pencegahan dan PengendalianInfeksi di RS

Wates Husada dalam melakukan surveilanskegiatan PPI untukmenurunkan

resiko infeksi pada pasien dan karyawan rumah sakit.


b. TujuanKhusus

1) Mendapatkan data dasar infeksi RS Wates Husada.


2) Menurunkan laju infeksi RS Wates Husada.
3) Identifikasi dini KLB infeksi RS Wates Husada.
4) Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang
memerlukan penanggulangan.
5) Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI di RS Wates
Husada.
6) Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
7) Salah satu unsur pendukung untuk memenuhi akreditasi RS Wates Husada.
BAB II

PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN PPI

1. PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Melakukan survei harian untuk angka kejadian plebitis


b. Melakukan survei harian untuk angka kejadian ISK
c. Melakukan survei harian untuk angka kejadian IDO
d. Melakukan survei harian untuk kepatuhan HH
e. Melakukan survei harian Pembuangan Benda Tajam
f. Melakukan survei harian Pembuangan Limbah
g. Melakukan pertemuan pembahasan ICRA, setiap kegiatan rehab gedung.
h. Melakukan kunjungan monitoring terkait PPI ke ruangan dan Unit kerja
i. Audit Insiden plebitis, ISK dan IDO
2. DATA
a. Angka Kejadian Plebitis
Plebitis adalah iritasi vena oleh alat IV, obat-obatan, atau infeksi yang ditandai
dengan kemerahan, bengkak, nyeri tekan pada sisi IV(Weinstein, 2001). Dalam
istilah yang lebih teknis lagi, plebitis mengacu ke temuan klinis adanya nyeri, nyeri
tekan, bengkak, pengerasan, eritema, hangat dan terbanyak vena seperti tali. Semua
ini diakibatkan peradangan, infeksi dan atau trombosis. Banyak faktor telah
dianggap terlibat dalam patogenesis plebitis, antara lain:
1) Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan; 
2) Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi
serta 
3) Agen infeksius
Faktor pasien yang dapat mempengaruhi angka plebitis mencakup, usia, jenis
kelamin dan kondisi dasar (yakni. diabetes melitus, infeksi,luka bakar). Suatu
penyebab yang sering luput perhatian adalah adanya mikropartikel dalam larutan
infus dan ini bisa dieliminasi dengan penggunaan filter.
Bulan Januari
No Instalasi/ Ruangan Jumlah Jumlah Jumlah
. Px Hari Px ‰
Rawat Plebitis
1 Instalasi Rawat Inap 49 180 2
Depan 11,1
2 Instalasi Rawat Inap 152 838 3
Belakang 3,6
3 ICU 11 30 3 100
4 Ruang Bersalin 60 180 3 16,7
5 Neonatus/NICU 46 138 0 0
Total 318 1366 11 RATA-RATA
26,28

Dari table di atas diperoleh data bahwa angka tertinggi phlebitis pada bulan
Januari adalah di ICU sebesar 100 ‰. Sedangkan pada Instalasi Kamar Bersalin
dan NEONATUS/NICU tidak didapatkan kejadian phlebitis samasekali.
Dari 318 pasien rawat inap di RS Wates Husada selama Bulan Januari
didapatkan angka phlebitis rata-rata sebesar 26,28 ‰.

Bulan Februari
No Instalasi/ Ruangan Jumlah Jumlah Jumlah
. Px Hari Px ‰
Rawat Plebitis
1 Instalasi Rawat Inap 103 189 2
Depan 10,6
2 Instalasi Rawat Inap 117 427 2
Belakang 4,7
3 ICU 13 47 4 85,1
4 Ruang Bersalin 46 127 3 23,6
5 Neonatus/NICU 40 123 0 0
Total 319 724 11 RATA-RATA
24,8
Dari table di atas diperoleh data bahwa angka tertinggi phlebitis pada bulan
Februari adalah di ICU yaitu 85,1‰. Sedangkan pada Neonatus/NICU tidak
didapatkan kejadian phlebitis samasekali.
Dari 319 pasien rawat inap di RS Wates Husada selama Bulan Februari
didapatkan angka phlebitis sebesar 24,8‰.

Bulan Maret
No Instalasi/ Ruangan Jumlah Jumlah Jumlah
. Px Hari Px ‰
Rawat Plebitis
1 Instalasi Rawat Inap 75 264 2 7,6
Depan
2 Instalasi Rawat Inap 147 461 3 6,5
Belakang
3 ICU 7 45 3 66,5
4 Ruang Bersalin 66 202 2 9,9
5 Neonatus/NICU 56 168 0 0
Total 351 1140 10 RATA-RATA
35,92

Dari table di atasdiperoleh data bahwaangkatertinggi phlebitis pada bulan


Maretadalah di ICU 66,5‰. Sedangkan pada Neonatus/NICU tidak didapatkan
kejadian phlebitis sama sekali.
Dari 351 pasien rawatinap di RS Wates Husada selama Bulan Maret
didapatkan angka phlebitis rata-rata sebesar 35,92 ‰.

INSTALASI JANUARI FEBRUARI MARET


Kamar Bersalin 0 0 0
Ranap Depan 11,1‰ 10,6‰ 7,6‰
Ranap Belakang 3,6‰ 4,7‰ 6,5‰
ICU 100‰ 85,1‰ 66,5‰
Neonatus/NICU 0 0 0
JANUARI FEBRUARI MARET

Kesimpulan Jumlah keseluruhan pasien yang terpasang infus dari Januari s/d
Maret 2021 adalah 988 orang, kejadian plebitis 32 orang.

Pada Triwulan I (Januari-Maret) 2021 terjadinya kejadian plebitis, hal ini


menurut observasi yang dilakukan disebabkan karena banyaknya pasien yang
mendapatkan terapy antibiotic, antivirus, D40, Infus Paracetamol dalam satuhari
dan diberikansetiapharidalamjangka Panjang dikarenakan pada triwulan I
mayoritaspasien yang dirawatadalahpasien Covid 19.
Rencana Tindak Lanjut :
1) Mengaadakan pelatihan bagaimana melakukan pemasangan infus yang benar
agar tidak terjadi phlebitis
2) Tehnik pemasangan infuse harus sesuai SPO
3) APD petugas harus selalu diperhatikan
4) Cucitangansebelummelakukantindakanaseptic
5) Pemantauan pada IVlinepasiensetiapakanmelakukanpenyuntikan.

b. Angka Kejadian ISK


Bulan Januari
No. Instalasi/ Ruangan Jumlah Px Jumlah Hari
Terpasang Pemakaian Jumlah Px
Kateter Kateter ‰
ISK
Urine Urine

1 Instalasi Rawat Inap 26 88 2 76,92


Depan

2 Instalasi Rawat Inap 32 106 3 93,75


Belakang

3 ICU 11 30 3 272,73

4 Ruang Bersalin 55 140 0 0,00

5 Neonatus/NICU 0 0 0 0,00

Total 124 364 8 RATA-


RATA
88,68

Bulan Februari
No. Instalasi/ Ruangan Jumlah Px Jumlah Hari
Terpasang Pemakaian Jumlah Px
Kateter Kateter ‰
ISK
Urine Urine

1 Instalasi Rawat Inap 14 52 2 142,86


Depan

2 Instalasi Rawat Inap 28 92 2 71,43


Belakang

3 ICU 13 47 2 153,85

4 Ruang Bersalin 32 90 0 0
5 Neonatus/NICU 0 0 0 0

Total 87 281 6 73,63

Bulan Maret
No. Instalasi/ Ruangan Jumlah Px Jumlah Hari
Terpasang Pemakaian Jumlah Px
Kateter Kateter ‰
ISK
Urine Urine
1 Instalasi Rawat Inap 16 57 1 62,5
Depan

2 Instalasi Rawat Inap 35 115 2 57,14


Belakang

3 ICU 7 45 1 142,86

4 Ruang Bersalin 16 38 0 0
5 Neonatus/NICU 0 0 0 0

Total 58 255 4 RATA-


RATA
52,5

Angka Infeksi Saluran Kencing di RS Wates Husada Triwulan I Tahun 2021


JANUARI FEBRUARI MARET
Kamar Bersalin 0‰ 0‰ 0‰
Ranap Depan 76,9‰ 142,9‰ 62,5‰
Ranap Belakang 93,8‰ 71,4‰ 57,1‰
ICU 272‰ 153‰ 142,9‰
Neonatus/NICU 0‰ 0‰ 0‰

JANUARI FEBRUARI MARET


Pada TriwulanI dari 58 orang yang terpasang kateter terdapat 18 kejadian ISK,
hal ini harus di evaluasidan rencana tindak lanjut yang lebih
baik.Analisispenyebabterjadinyaangka ISK adalahkarena:
1) Pemasangankatetertidakmenerapkanprosedur yang aseptic
2) Penempatankateter yang seringkalidiletakkan di lantai, tidakdigantung
3) Pembuangan urine darikateter yang seringkaliterlambat
Rencana Tindak Lanjut :
1) Resosialisasi pada perawattentang SPO
pemasangankateterdenganproseduraseptik
2) Tetap melakukan tindakan pemasangan kateter sesuai dengan SPO dan
penggunaan APD sesuai standar
3) Edukasi untuk perawatan kateter kepada keluarga yang menjaga pasien
selama di rawat inap.

c. Angka Kejadian IDO


Bulan Januari
No Jenis Operasi Jumlah px Op Jumlah Px Infeksi Op
.
1 OBSTETRI 44 0
2 BEDAH UMUM 11 0
3 BEDAH UROLOGI 3 0
4 BEDAH 0
3
ORTHOPEDI
Total 96 0

Bulan Februari
No Jenis Operasi Jumlah px Op Jumlah Px Infeksi Op
.
1 OBSTETRI 38 0
2 BEDAH UMUM 4 0
3 BEDAH UROLOGI 4 0
4 BEDAH 3 0
ORTHOPEDI
Total 49 49

Bulan Maret
No Jenis Operasi Jumlah px Op Jumlah Px Infeksi Op
.
1 OBSTETRI 54 0
3 BEDAH UMUM 12 0
5 BEDAH UROLOGI 2 0
7 BEDAH 0
ORTHOPEDI 11

Total 79 79

Angka Infeksi Daerah Operasi di RS Wates Husada


KETERANGA JANUAR FEBRUARI MARET
N I
OPERASI 61 49 79
IDO 0% 0% 0%

JANUARI OPERASI ILO FEBRUARI MARET

Dari 189 pasien yang dioperasi di KamarOperasi RS Wates

Husadatidakterdapat kejadian IDO, hal ini harus tatap di evaluasidan rencana

tindak lanjut yang lebih baik.


Rencana Tindak Lanjut :
1) Tetap mempertahankan apa yang sudah ada
2) Tetap melakukan tindakan operatif sesuai dengan SPO dan penggunaan
APD sesuai standar
3) Edukasi untuk perawatan luka daerah operasi kepada keluarga yang
menjaga pasien saat keluar dari rumah sakit.

d. Kepatuhan Cuci Tangan


RATA-
UNIT JANUARI FEBRUARI MARET
RATA
IGD 74.28% 78.64% 76.72% 76,56 %
Instalasi Ranap
78.75% 79.38% 76.42% 78,18 %
Depan
Instalasi Ranap
76.24% 77.56% 79.49% 77,76 %
Belakang
Instalasi Ranap
74.58% 76.44% 79.84% 76,95 %
Bersalin
Instalasi Kamar
78.35% 73.88% 75.38% 75,87 %
Operasi
Instalasi CSSD 76.34% 74.83% 77.45% 76,21 %
Instalasi Farmasi 78.05% 76.56% 78.65% 77,75 %
Instalasi
77.46% 78.73% 76.58% 77,59 %
Laboratorium
Instalasi Radiologi 75.66% 78.34% 73.65% 75,88 %
Instalasi Rawat
76.85% 78.68% 80.65% 78,73 %
Jalan
Instalasi Gizi 75.23% 78.46% 79.29% 77,66 %
Instalasi Kamar
78.34% 78.65% 75.84% 77,61 %
Jenazah
Instalasi Loundry 79.56% 79.43% 78.36% 79,12 %
RATA-RATA 76.89% 77.66% 77,56% 77,37 %
Kategori hasil : Sangat Baik : 90 – 100% Cukup : 70 – 79%
Baik : 80 – 89% Kurang: 60 – 69%

D n g n si SD as
i gi lan zi ah ry
IG epa kan sali era C S m r ium o lo Ja i Gi az nd
D le a r p i r o i t s n u
p Be O las Fa at ad a la Je Lo
ana a p
B
ap ar sta lasi bor siR Raw nsta ar asi
n m la I m l
iR an iR
a
iK
a In sta si
La
sta las
i
iK
a ta
la as siR as as In la In ta as Ins
s
st la
sta
l
sta
l sta In sta
l
In
n sta In In In In
I

JANUARI FEBRUARI MARET

Berdasarkan data kepatuhan cucitangan di RS Wates Husada didapatkan


hasil77,37 %. Angka tersebut masuk dalam kategori cukup. Rencana tindak lanjut
yang akan dilakukan oleh tim PPI adalah:
1) Resosialisasi untuk 5 momen dan 6 langkah cuci tangan kepada seluruh
karyawan, terutama karyawan baru.
2) Memfasilitasi untuk cuci tangan
3) Rutin melakukan audit cuci tangan dan melakukan follow up jika belum
memenuhi standar.

e. Penanganan Limbah Benda Tajam


RATA-
UNIT JANUARI FEBRUARI MARET
RATA
Penanganan Limbah 78.76% 76.64% 76.28% 77.22%
Benda Tajam

Penanganan Limbah Benda


Tajam

JANUARI FEBRUARI MARET

Berdasarkan data penanganan limbah benda tajamdi RS Wates Husada


didapatkan hasil rata-rata 77,22 %. Angka tersebut masuk dalam kategori
cukup. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh tim PPI adalah:
1) Melalukan control rutin untuk penangan limbah benda tajam kepihak
ketiga guna memastikan limbah benda tajam dikelola dengan benar.
2) Dokumentasi dengan baik setiap ada pihak ketiga yang mengambil limbah
benda tajam di RSWH.

3. JADWAL KEGIATAN

Jadwal Pelaksanaan program kerja periode Januari - Desember 2021


Program 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Monitor kejadian Infeksi/ Surveilance x x X x x X x x X x x X


(IDO, UTI, Phlebitis)
Pemantauan Tertusuk Benda tajam dan
terpapar cairan tubuh/ darah pasien x X X x x x x x x x x x
Pelayanan sterilisasi x x X x x x x x x x x x
Audit:
1. Gizi x x x x x x x x x x x x
2. Hand Hygiene x x x x x x x x x x x x
3. Penanganan limbah benda tajam x x x x x x x x x x x x
4. CSSD x x x x x x x x x x x x
5. Kamar Jenazah x x x x x x x x x x x x
6. Pemakaian APD x x x x x x x x x x x x
7. Fasilitas cuci tangan x x x x x x x x x x x x
8. Penanganan single-use yang di re-use x x x x x x x x x x x x
9. Linen x x x x x x x x x x x x
10. Pengolahan Sampah x x x x x x x x x x x x
Edukasi Hand Hygiene x x X x x x x x x x x x
Rapat Komite PPI x x X x x x x x x x x x
Pembuangan Sampah x x X x x x x x x x x x
Pemantauan baku mutu air :
1. Air bersih ( per 3 bulan ) X x x x
2. Legionella (12 bulan) x
3. Kualitas makanan x x X x x x x x x x x x
Persiapan pandemic flu dan KLB x x X x x x x x x x x x
Program immunisasi : Sesuai dengan koordinasi antar perawat
Pemantauan Pola kuman RS Belum bisa dilaksanakan, hanya berdasarkan data
penggunaan antibiotic rasional
Program Pelatihan PPI Dasar bagi seluruh x x
karyawan RS
Pelatihan PPI bagi karyawan baru Sesuai dengan akumulasi gelombang perawat baru
Orientasi PPI kepada pasien dan pengunjung x x X x x x x x x x x x
Hepatitis Sesuai dengan jadwal perawat yang masuk
Renovasi dan Pembangunan Sesuai dengan jadwal renovasi/ pembangunan
Pemantauan penggunaan desinfektan Bekerja sama dengan K3
Ekternal training Pelatihan IPCN
4. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
CAPAIAN TARGET PROGRAM PPI BULAN JANUARI-MARET 2021
NO. MASALAH TINDAKAN TARGET WAKTU CAPAIAN
1. Kewaspadaan standar: a. Edukasi 80% 12 bulan 77,37 %

Kebersihan tangan Problem: b. Audit kepatuhan


kebersihan tangan
Kepatuhan kebersihan tangan masih tergolong cukup.
c. Pengadaan poster
dan video
Penggunaan alat pelindung diri (APD) Problem: a. Edukasi 100 % Setiap 3 100%
bulan
Penggunaan APD di Ruang rawat, IGD, CSSD, Unit b. Audit kepatuhan
laundry & Kamar Jenazah, gizi, ICU. penggunaan

c. APDPoster
Pengelolaan limbah infeksius dan limbah tajam: a. Edukasi/ 90% 12 bulan 77.22%
sosialisasi
Kurangnya kepatuhan pemilahan sampah infeksius
dan non infeksius di Unit perawatan, IGD, b. Stiker
Laboratorium, kamar jenazah
c. Audit kepatuhan
pemilahan limbah
Pengendalian lingkungan Problem: Koordinasi dengan 100% 12 bulan Alat janitor
manajemen untuk hanya ada di
Tidak tersedia tempat untuk penyimpanan alat pengadaan fasilitas satu ruangan
kebersihan (janitor) di area perawatan dan umum penyimpanan alat
kebersihan
Proses penanganan linen (Laundry) Problem: a. Sosialisasi/ 80% 6 bulan Masih
edukasi menggunakan
a. Ruang dan fasilitas Laundrysertaalurpemisahan
ruangan
linen bersih dan kotorbelumsesuaistandar b. Koordinasi
seadanya
dengan unit
b. Belum adanya Body washer untukpetugas yang belum
laundry untuk
sesuai standar
perencanaan
renovasi dan
kelengkapan
fasilitas
(pengadaan body
shower, tempat
pencucian troli)
Temperatur dan kelembaban di ruang penyimpanan Temperatur dan 100% 1 bulan 0% Belum
linen bersih belum terkontrol kelembaban dikontrol terpenuhi
setiap hari dengan
adanya kartu kontrol
Penanganansterilisasi (CSSD) Problem: a. Edukasi/sosialisasi 80% 6 bulan a. SDM
masih
b. Koordinasi dengan
a. Pembersihan alat masih di unit perawatan ( belum staf pimpinan belum
tersentralisasi) untuk terlatih
perencanaan,
b. Ruang
penambahan
CSSD
peralatan dan
belum
jumlah SDM
sesuai
c. Monitoring dan standar
evaluasi
Pengelolaan makanan (Gizi) Problem: a. Edukasi/sosialisasi 100% Setiap Lingkungan
bulan masih sering
Ruang gizi yang dekat dengan laundry dan b. Monitoring dan
ada debu,
pembuangan limbah evaluasi
lantai
c. Koordinasi dengan sebagian
unit kesling dan licin.
petugas
kebersihan untuk
meningkat
kebersihan
lingkungan

d. Usul bagun
gedung
a. Proses penanganan peralatan makan di ruangan Koordinasi dengan 100% 6 bulan Alur masih
belum sesuai standar staf pimpinan untuk belum
dibuat alur dan terpisah
b. Alur makanan yang sudah diproses dan makanan
pengelolaan peralatan
kotor masih belum terpisah
makan yang sesuai
Penempatan pasien penyakit infeksi menular a. Ada kebijakan 100% 9 bulan Belum bisa
Problem: tentang ruang direalisasikan
isolasi
Belum tersedianya ruang isolasi pasien d iIGD yang
sesuais tandar b. Ada pedoman dan
SPO tentang ruang
isolasi

c. Tersedianya ruang
isolasi di unit IGD
sesuai standar
Investigasi outbreak internal dan eksterna dirumah a. Menetapkan dan Maret s/d KasusCovid
sakit melaksanakan waktu 19terkontrol
rencana operasional yang
percepatan belum
penanganan COVID-
bisa
19
ditentukan
b. Mengoordinasikan
dan mengendalikan
pelaksanaan kegiatan
percepatan
penanganan COVID-
19
c. Mengoordinasikan
dan mengendalikan
pelaksanaan kegiatan
percepatan
penanganan COVID-
19
d. Mengerahkan
sumber daya untuk
pelaksanaan kegiatan
percepatan
penanganan COVID-
19
e. Melaporkan
pelaksanaan
percepatan
penanganan COVID-
19 kepada Pengarah
5. PENCATATAN PELAPORAN EVALUASI KEGIATAN
a. Meningkatkan kerja sama antara IPCN dengan IPCLN di unit terkait.
b. Reedukasi terhadap petugas tentang kebersihan tangan
c. Audit kepatuhan kebersihan tangan setiap bulan
d. Monitoring penerapan Bundles Pencegahan dan Pengendalian infeksi
e. Pengawasan terhadap pembersihan lingkungan sekitar pasien.
f. Menetapkan dan melaksanakanpencegahan dan pengendalian Covid 19
sesuaiperaturanpemerintah.

Anda mungkin juga menyukai