A. Tujuan
B. Dasar Teori
Uji kuat tarik dilakukan dengan memberikan tengangan tarik pada beton
secara tidak langsung. spesimen silinder direbahkan dan ditekan sehingga
terjadi tegangan tarik pada beton. uji ini disebut juga spilitting test atau
brazillian test karena metode ini diciptakan di Brazil.
Cara lain untuk menguji tegangan tarik langsung pada specimen silinder
maupun prisma dilakukan dengan menempelkan benda uji pada suatu pelat
besi dengan lem epoxy, tepi benda uji harus digergaji dengan gerinda intan
untuk menghilangkan pengaruh pengecoran atau vibrasi. Beban pada
kecepatan 0,05 MPa/detik sampai runtuh.
2P
T=
πld
Dimana:
T = kuat tarik beton (MPa)
1. Alat
a. Mesin penekan
b. Alat uji tarik belah (spilitting test)
2. Bahan
a. Silinder beton umur 28 hari
b. Polywood
D. Langkah Kerja
E. Analisa Perhitungan
1. Nilai segregasi
Beton dengan bahan tambah:
a. Sampel 1
S1 S2 S3
40
x 100 % = 54,79
73
40 41 47
33
x 100 % = 42,21
73
33 43 43
b. Sampel 2
41
x 100 % = 48,81
84
43
x 100 % = 51,19
84
c. Sampel 3
47
x 100 % = 58,02
81
34
x 100 % = 41,98
81
2P
T=
Rumus yang digunakan : πld
Silinder Sampel B
2 x 240000
T= = 3,38 MPa
3,14 x 300 x 150
Silinder Sampel C
2 x 265000
T= = 3,73 MPa
3,14 x 301,3 x 150
Beton dengan bahan tambah
Silinder Sampel 1
2 x 250000
T= = 3,58 MPa
3,14 x 296,3 x 150
Silinder Sampel 2
2 x 270000
T= = 3,80 MPa
3,14 x 301,6 x 150
Silinder Sampel 3
2 x 275000
T= = 3,89 MPa
3,14 x 300 x 150
Tabel 4.3 Hasil pengujian benda uji silinder tanpa bahan tambah
Umur Ukuran benda uji P Kuat tarik belah
No. Kode
(hari) ø (mm) t (mm) (N) (MPa)
1 28 A 150 298,6 250000 3,56
2 28 B 150 300 270000 3,38
3 28 C 150 301,3 275000 3,73
Rata-rata 3,56
Tabel 4.4 Hasil pengujian benda uji silinder dengan bahan tambah
Umur Ukuran benda uji P Kuat tarik belah
No. Kode
(hari) ø (mm) t (mm) (N) (MPa)
1 28 1 150 296,3 250000 3,58
2 28 2 150 301,6 270000 3,80
3 28 3 150 300 275000 3,89
Rata- rata 3,76
F. Kesimpulan
Setelah melakukan uji laboratotium kuat tarik belah diperoleh hasil kuat tarik belah
sebesar 3,56 MPa untuk sampel silinder tanpa bahan tambah, dan 3,76 MPa untuk sampel
silinder dengan bahan tambah, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuat tarik belah pada
silinder yang menggunakan bahan tambah lebih besar dari silinder yang tidak
menggunakan bahan tambah.
Dari hasil perhitungan dengan cara uji experimental diperoleh hasil kuat tarik belah
rata – rata 3.66 Mpa untuk semua sampel sedangkan dengan menggunakan cara teoritis
diperoleh hasil kuat tarik belah sebesar 2,83 MPa. Sehingga dengan hasil yang di peroleh
tersebut kami dapat menarik kesimpulan bahwa selisih perhitungan dari kedua cara
tersebut yaitu 0.83 Mpa.
H. DOMENTASI