A. Tujuan
B. Dasar Teori
f ’c 0.15 f’c
0.5 f’c
0.002
εcu εu
Gambar 1. Hubungan tegangan dan regangan
Kemiringan awal yang beragam tergantung pada nilai kuat tekan beton,
dengan demikian nilai modulus elastisitas beton akan beragam pula. Sesuai
dengan teori elastisitas, secara umum kemiringan kurva pada tahap awal
menggambarkan nilai modulus elastisitas bahan. Karena kurva pada beton
berbentuk lengkung maka nilai regangan tidak berbanding dengan nilai
tegangannya berarti beton tidak sepenuhnya bersifat elastis, sedangkan nilai
modulus elastisitas berubah-ubah sesuai dengan kekuatan dan tidak dapat
ditetapkan melalui kemiringan kurva.
Pengujian ini menggunakan alat “Concrete Compression Testing Machine”
yang dilengkapi dengan dial pengukur regangan vertikal. Metode pengujian
sesuai standar ASTM C469-87. Nilai modulus elastisitas beton bervariasi
tergantung dari mutu atau kekuatan beton, umur pengujian beton, sifat-sifat
(kekuatan) agregat halus, kasar dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan
dimensi benda uji yang dipakai. Modulus elastisitas sangat penting untuk
menetukan kekuatan dan lendutan beton.
Besarnya modulus elastisitas dihitung berdasarkan persamaan:
S 2−S1
E=
ε 2−0,00005
Dimana :
E = Modulus Elastisitas (MPa)
S1 = Tegangan untuk regangan 0,00005
S2 = Tegangan 40% dari tegangan hancur ultimate.
ε2 = Regangan yang menghasilkan S2
D. Prosedur Pelaksanaan
Tabel 6.1. Data pengujian dengan benda uji silinder (tanpa bahan tambah)
Berat Ukuran benda uji Pembacaan
Kode beban ΔL Ke
benda uji Ø t dial
sampel t.
Kg (mm) (mm) (KN) ΔL (mm)
0 0 0,00
50 5 0,005
100 50 0,05
Pmax =
150 100 0,10
450 KN
200 210 0,21
A 12,08 150 300
250 310 0,31
300 380 0,38
350 450 0,45
400 570 0,57
450 730 0,73
Sampel 1:
P 50
Tegangan = = = 0,000283 = 2,83 MPa
A 17662,5
∆ L 0,005
Regangan = = = 0,00002
t 300
Berat Ukuran
Benda Uji Pembacaan Tegang
Benda Beban Pma
Kode an Regangan
Uji Ø t Dial ΔL x A
Sampel (ε)
(KN
(σ)
Kg (mm) (mm) (KN) ΔL (mm) )
0 0 0,00 0 0
50 5 0,005 2,83 0.000017
62,5 16,25 0,017 3,54 0,00005
75 27.5 0,03 4,25 0,00009
100 50 0,05 5,67 0.00017
125 75 0,03 7,08 0,0002
150 100 0,10 8,49 0.000033
180 155 0,16 10,19 0,00053
200 210 0,21 11.32 0.0007
A 12,08 150 300 225 260 0,26 450 17662.5 12,74 0,0009
250 310 0,31 14.15 0.001
275 345 0,35 15,57 0,0012
300 380 0,38 16.99 0.0013
325 415 0,42 18,40 0,0014
350 450 0,45 19.82 0.0015
375 510 0,51 21,23 0,0017
400 570 0,57 22,65 0.0019
425 650 0,65 24,06 0,0022
450 730 0,73 25,48 0.0024
S1 = 3,54 ε1 = 0,00005
S2 = 10,19 ε2 = 0,0005
S 2−S 1 10,19−3,54
E = Ƹ 2−0,00005 = 0,00053−0,00005 = 13854,17 Mpa
Keterangan
E = modulus elastisitas
S1 = tegangan untuk regangan 0,00005
S2 = tegangan 40 % dari tegangan hancur ultimit
Ƹ 2 = regangan yang menghasilkan S2
S 2−S 1 10,19−3,18
E = Ƹ 2−0,00005 = 0,00034−0,00005 = 24172,41 MPa
Keterangan
E = modulus elastisitas
S1 = tegangan untuk regangan 0,00005
S2 = tegangan 40% dari tegangan hancur ultimit
Ƹ 2 = regangan yang menghasilkan S2
S 2−S 1 9,74−7,80
E = Ƹ 2−0,00005 = 0,00012−0,00005 = 27714,29 Mpa
Keterangan:
E = modulus elastisitas
S1 = tegangan untuk regangan 0,00005
S = tegangan 40 % dari tegangan hancur ultimit
Ƹ 2 = regangan yang menghasilkan S2
G. Kesimpulan
H. Gambar Alat
I. Dokumentasi
Peoses pelelehan Mengolesi vaseline pada Menuangkan belerang yang
belerang dalam pot leleh capping plate sudah ke dalam Capping
Palte