Anda di halaman 1dari 17

JOB VII

PENGUJIAN STRUKTUR BALOK

A. Tujuan
1. Membedakan tulangan pokok dan geser
2. Dapat melakukan percobaan uji lentur struktur balok.
3. Dapat menggunakan alat dan membuat benda uji.
4. Membedakan keruntuhan lentur dan geser pada struktur balok

B. Dasar Teori

Keruntuhan pada balok beton ada dua jenis yaitu keruntuhan geser dan
keruntuhan lentur. Keruntuhan geser diakibatkan oleh gaya lintang sedang
keruntuhan lentur diakibatkan oleh momen lentur. Gaya geser balok
menyebabkan terjadinya keretakan geser dimana geser yang lebuh besar
terjadi lekat dengan tumpuan balok. Kondisi ini menjalar ke arah vertikal-
horisontal menuju tengah bentang balok. Keretakan ini semakin lama
semakin besar, sehingga kedua bagian balok akan patah. Berdasarkan
kejadian ini, bagian tulangan geser pada arah vertikal adalah tulangan yang
berhubungan langsug dengan keretakan geser tersebut. Tulangan ini
mencegah patahnya balok akibat adanya keretakan geser, karena berfungsi
untuk mengikat antara bagian balok dibawah retak geser dan bagian balok
diatas retak geser.
Mesin pengujian uji lentur harus sesuai dengan persyaratan pada bagian
dasar verifikasi, koreksi, dan waktu. Mesin pengujian yang memiliki pompa
yang tidak memberikan pemuatan terus-menerus dalam satu stroke tidak
diijinkan. Metode pembebanan tiga titik harus digunakan dalam uji lentur,
blok beban harus diletakkan tegak lurus dan tanpa eksentrisitas pada benda
uji. Diagram alat ditunjukkan pada gambar 1.
Jika suatu alat yang mirip dengan yang digambarkan pada gambar 1.
Blok beban dan blok dukungan tidak boleh lebih dari 21/2 in (64 mm). Setiap
permukaan blok beban dengan benda uji tidak boleh bergerak melebih dari
0,002 in. (0,05 mm), sumbu dari beban dengan sumbu batang atau pusat bola.
Sudut subtended oleh permukaan melengkung dari setiap blok harus
setidaknya 45° (0,79 rad). Blok beban dan blok dukungan harus diperbaiki
dalam posisi vertikal dan dalam kontak dengan batang.

Gambar. 1 Diagram dari alat untuk uji lentur beton

dengan tiga titik pembebanan

Catatan 1: Alat ini dapat digunakan terbalik. Jika mesin uji menerima beban
melalui batang bulat berbentuk, pusat disediakan satu blok beban
pivot pada batang.
Catatan 2: 1 inc = 25,4 mm.

Metode pengujian C 42 atau praktek C 31 atau C 192 berlaku untuk benda


uji balok dan prisma dan harus memiliki rentang uji dalam 2% menjadi tiga
kali kedalaman sebagai diuji. Sisi benda uji harus di sudut kanan dengan bagian
atas dan bawah. Semua permukaan harus halus dan bebas dari bekas luka,
lekukan, lubang, atau tanda identifikasi tertulis.

C. Daftar Alat Dan Bahan

Alat Pengujian
a. Alat untuk pengujian karakteristik agregat: timbangan digital, analisa
saringan, berat jenis dan penyerapan, oven, dan lain-lain.
b. Alat untuk pembuatan benda uji beton: Timbangan besar, molen, cetakan
balok 15 x 15 x 75 cm, meja getar, slump test dan lain-lain.
c. Alat untuk tulangan struktur balok (memotong, membengkok dan
merangkai)
d. Mesin uji tekan
e. Beam Mold / cetakan balok

Bahan Penelitian
a. Beton Segar Dengan Dimensi 15 x 15 x 75 cm
b. Tulangan Ø 8 mm (tulangan lentur), Ø 6 mm (tulangan geser/beugel),
kawat baja.

D. Langkah Kerja

Pembuatan Benda Uji


a. Uji karakteristik bahan pembentuk beton (agregat halus dan kasar)
b. Merancang campuran beton (f’c) tertentu
c. Membuat cetakan atau bekisting balok 2 (dua), dimensi disesuaikan
dengan kemampuan maksimum alat uji lentur (ukuran mesin uji dan
kapasitas beban maksimum)
d. Menghitung kebutuhan tulangan pokok (gunakan Ø8 mm) dan tulangan
geser /beugel digunakan Ø6 mm.
e. Memotong dan merangkai tulangan (tebal beton deking minimal 25 mm)
f. 15

5 65 5

Siapkan peralatan untuk pembuatan atau pengecoran struktur balok beton


g. Timbang material (PC, agregat halus, agregat kasar, dan air) sesuai
kebutuhan
h. Aduk beton dengan menggunakan mesin molen hingga homogen (kira-kira
3 menit).
i. Tuangkan adukan beton kedalam cetakan silinder (2 buah) dan balok (sisi
dalam cetakan terlebih dahulu diolesi oli bekas)
j. Diamkan benda uji selama 24 jam dan buka cetakan
k. Lakukan perawatan selama 28 hari
l. Lakukan uji tekan dan lentur pada umur 28 hari

Pengujian Benda Uji


a. Cat terlebih dahulu benda uji dengan cat warna putih,kemudian gambarkan
grid agar posisi pola retak dapat diketahui dengan tepat.
b. Mesin uji lentur dan balok-balok tumpuan disiapkan sehingga jarak
tumpuan tepat
c. Balok uji diletakkan simetris diatas kedua blok tumpuan
d. Blok beban diletakkan tepat ditengah-tengah antara kedua blok tumpuan
pada posisi sejajar
e. Blok beban diturunkan perlahan sampai menempel pada bidang atas balok
f. Lakukan pembebanan hingga benda uji mulai terlihat ada keretakan
g. Catat semua perilaku pada benda uji selama percobaan berlangsung (pola
retak akibat lenturan/geser dan beban maksimum)
h. Bersihakan semua lokasi pengujian dari sisa benda uji dan serahkan
kembali alat dan bahan yang digunakan pada instruktur.
E. Tabel Data Analisa Perhitungan
1. Sampel 1 (15 x 15 x 75 cm)
Data Pengujian Kuat Lentur Benda Uji Balok Bertulang
o Mutu Beton f’c = 22,30 Mpa (kuat tekan)
16,27 Mpa (hammer test) → f’c yang digunakan
o Mutu Baja = 37 (fy 240 MPa)
o Tanggal pembuatan = 03 November 2014
o Tanggal pengujian = 04 Desember 2014
o P maksimum = 44,08 kN
o Lendutan maksimum = 150 (1/100 mm)

Waktu Beban Lendutan


(Detik) (kN) (1/100 mm)
0,0 0,00 0,00
0,5 0,33 1,00
1,0 0,40 3,00
1,5 1,41 6,00
2,0 4,73 8,00
2,5 10,62 12,00
3,0 16,88 13,50
3,5 21,39 22,00
4,0 27,30 29,00
4,5 31,63 31,00
5,0 37,25 40,00
5,5 39,63 44,00
6,0 44,08 47,00
6,5 43,14 95,00
7,0 43,00 120,00
7,5 41,10 150,00
Grafik Perbandingan P dan Δ
50
45
40
35
Beban (KN)

30
25
20
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Lendutan (1/100 mm)

Grafik perbandingan antara P dan Δ pada sampel 1

2. Sampel 2 (15 x 15 x 75 cm)


Data Pengujian Kuat Lentur Benda Uji Balok Bertulang
o Mutu Beton f’c = 22,30 Mpa (kuat tekan)
16,27 Mpa (hammer test)
o Mutu Baja fy = 37 (fy 240 MPa)
Waktupembuatan
o Tanggal Beban Lendutan = 03 November 2014
(Detik) (kN) (1/100 mm)
o Tanggal pengujian = 08 Desember 2014
0 0 0
o P maksimum
1 9,52 8 = 42,97 kN
2 17,05 12
o Lendutan maksimum = 365 (1/100 mm)
3 22,73 22
4 28,15 29
5 35,88 40
Waktu Beban Lendutan
(Detik) (kN) (1/100 mm)
6 39,34 60
7 40,25 98
8 40,37 130
9 40,65 160
10 39,40 190
11 39,37 228
12 39,64 260
13 40,84 305
14 41,07 330
15 42,97 365
Grafik Perbandingan P dan Δ
50
45
40
35
Beban (KN)

30
25
20
15
10
5
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Lendutan (1/100 mm)

Grafik perbandingan antara P dan Δ pada sampel 2

Tabel Data Perhitungan Struktur Balok Bertulang


No Ukuran Kode Sampel Berat P maks
. (cm) (Kg) (KN)
1. 15 x 15 x 75 Balok I 42,46 44,08
2. 15 x 15 x 75 Balok II 42,46 42,97

F. Gambar Kerja
Pola retak struktur balok.

Foto Balok Sampel 1

Gambar Balok Sampel 1

Foto Balok Sampel 2


G. Menghitung Modulus Of Rupture (R)
Sampel 1
Keruntuhan balok terjadi pada Balok
Gambar bagianSampel
tarik diluar
2 tengah bentang maka

3 Pa
digunakan persamaan ( R= ¿.
bd ²
dimana :
R = Modulus Of Rupture (MPa)
P = Beban maksimim yang terjadi (N)
L = Panjang bentang (mm)
b = Lebar specimen (mm)
d = Tinggi specimen (mm)
a = Jarak rata2 dari garis keruntuhan dan titik perletakan terdekat diukur
pada bagian tarik specimen (mm)

P/2 P/2

121.12 mm
177.73 mm
192.09 mm
75 mm 600 mm 75 mm
Analisa Perhitungan:
Perhitungan jarak rata-rata dari garis keruntuhan (a) ke daerah perletakan

121,12+177,73+192,09
terdekat = = 163,65 mm, Pmaks sebesar 44,08 kN ≈
3
44080 N.
3. P . a 3 . 44080. 163,65
R = 2 = = 11,92 MPa
bd 150 . 1102

Sampel 2
Keruntuhan balok terjadi pada bagian tarik diluar tengah bentang maka

P/2 P/2

146.7 mm
178.0 mm
202.4 mm
75 mm 600 mm 75 mm

3 Pa
digunakan persamaan ( R= ¿
bd ²

Analisa Perhitungan:
Perhitungan jarak rata-rata dari garis keruntuhan (a) ke daerah perletakan

146,7+178+202,4
terdekat = = 175,7 mm, Pmaks sebesar 42,97 kN ≈ 42970
3
N.
3. P . a 3 . 42780. 175,7
R= 2 = = 12,41 MPa.
bd 150. 110 2

Tabel Perhitungan Modulus Of Rupture (R)


Ukuran Benda Uji
Umur P max R R Rata-rata
No Kode b d l
(hari) (kN) (MPa) (MPa)
(mm) (mm) (mm)
1 28 SP1 150 150 750 44,08 11,92
12,17
2 28 SP2 150 150 750 42,97 12,41

H. Menghitung Momen Maksimum


1. Sampel 1
Dik: Pmaks = 44,08 kN
L = 600 mm ≈ 0,6 m
Mencari Reaksi Perletakan:
∑MB = 0
VA . L – P/2 . 2L/3 – P/2 . L/3 = 0
P /2. 2 L /3+ P /2 . L/3 C
VA=
L
P . L/3+ P . L/6
=
L
3 P . L/ 6
=
L
P
P . L/2 P VA = = 44080 / 2 = 22040
VA = = → 2
L 2
Momen maksimum titik C (tinjauan kiri):
= Va . L/3
P. L 44,08 . 0,6
= P/2 . L/3 = = = 4,41 kN.
6 6

2. Sampel 2
Dik: Pmaks = 42,97 kN
L = 600 mm ≈ 0,6 m
Mencari Reaksi Perletakan:
∑MB = 0
C
VA . L – P/2 . 2L/3 – P/2 . L/3 = 0

P /2. 2 L /3+ P /2 . L/3 Mmaks=


VA= 42,97 kN.m
L

P . L/3+ P . L/6 3 P . L/ 6
= =
L L

P . L/2 P P
VA = = VA = = 42970 / 2 = 21485 →
L 2 2

Momen maksimum titik C (tinjauan kiri):


= Va . L/3
P. L 42,97 . 0,6
= P/2 . L/3 = = = 4,30 kN.
6 6
Tabel Perhitungan Momen Maksimum

Panjang Balok P max M maksimum


No Kode
(m) (kN) (kN.m)

1 SP1 0,60 44,08 4,41


2 SP2 0,60 42,97 4,30

I. Menghitung Momen Nominal


Dik: f’c = 16,27 MPa (Hammer test)
(f’c yang digunakan).
= 22,30 MPa (Kuat tekan beton)
fy = 240 MPa (BJ 37)
Perhitungan Mn Asumsi tulangan rangkap

As = 3 D8 = 3 x 50,24 = 150,72 mm 2 D8
As’ = 2 D8 = 2 x 50,24 = 100,48 mm
As 150,72 As'
𝝆 = = = 0,00913 11.00
b.d 150.110
As
As ' 150,48
𝝆’ = = = 0,00609
b.d 150.110 3 D8

1,4 1,4
𝝆 min = = = 0,00582 15.00
fy 240
β' . 0,85. f ' c . d ' 600
𝝆 – 𝝆’ > x
f y .d 600+fy
0,85 .0,85 . 16,27 . 40 600
0,00913 – 0,00609 > x
240 .110 600+240
0,00304 < 0,013 → Tulangan tarik telah leleh, fy = fs = 240 MPa.

Kontrol terhadap regangan untuk tulangan tarik :


600 . d 600 .110
c= = = 78,57 mm
600+fy 600+240

Untuk tulangan tarik:


d−c
𝜀s = 𝜀c . c
110−78,57
= 0,003 x = 0,0012
78,57

fs = 𝜀S . Es
= 0,0012 . 200000 = 240 MPa → fs = fy = 240 MPa

Untuk tulangan tekan:


c−d '
𝜀s’ = 𝜀c . c
78,57−40
= 0,003 x = 0,00147
78,57

fs’ = 𝜀S . Es
= 0,00147 . 200000 = 295 MPa → fs > fy maka digunakan fy = 240
MPa.

Mencari nilai a
C = T
Cc + Cs = T
(0,85 . f’c . a. b) + (As’ . fy) = As . fy
As . fy− A s' . fy
a=
0,85 . f ' c . b
150,72. 240−100,48 . 240 12057,6
= = = 5,81 mm
0,85 . 16,27 .150 2074,425

2 D8 𝜀c= 0.003 0,85 f'c


Cs
d' 𝜀s’ Cc
f a
c
d As'

As
T
𝜀s f
3 D8
Regangan Tegangan Aktual Tegangan Ekivalen
& Gaya Dalam

a
Mn = Cc (d - ) + Cs (d – d’)
2
5,81
= 12052,41 (110 - ) + 24115,2 (110 - 40)
2
= 1290752,85 + 1688064
= 2978816,85 N.mm → 2,98 kN.m

Perhitungan Mn Asumsi tulangan tunggal

Diketahui:
f’c = 16,27 MPa (Hammer test)
11.00 fy = 240 MPa (BJ 37)
As

3 D8

15.00
As = 3 D8 = 3 x 50,24 = 150,72 mm,
Dari perhitungan diatas tulangan cenderung
mengalami leleh. Oleh karena itu fs = fy =
240 MPa.

Karena tulangan mengalami leleh, fs = fy = 240 MPa


T = As f y
= 150,72 x 240 = 36172,8 N
Dari keseimbangan gaya C = T, maka tinggi balok ekivalen a dapat dihitung,
As . fy 150,72. 240
a= ' = = 17,44 mm
0,85 . f c . b 0,85 .16,27 . 150

Kapasitas momen nominal penampang dapat dihitung dengan persamaan


keseimbangan momen sebagai berikut:
Mn = T x jd = As fy (d - a/2),

= 36172,8 x (110 – (17,44/2))

= 3663581,18 N.mm ≈ 3,66 kN.m

Atau,

Mn = C x jd = 0,85 f’c ab (d - a/2)

= 0,85 . 16,27 . 17,44 . 150 (110 – 17,44/2)

= 3664105 N.mm ≈ 3,66 kN.m

J. Kesimpulan
Dari hasil percobaan struktur balok diperoleh hasil pola retak yang berada
dibagian tepi balok. Adapun beban maksimum uji lentur balok adalah 44,08
kN untuk sampel 1, dan 42,97 untuk sampel 2.
Modulus of rupture pada sampel 1 didapatkan R=11,92 MPa, dan 12,41
MPa untuk sampel 2. Sedangkan untuk momen maksimum pada sampel 1
didapatkan 4,41 kN.m dan 4,30 kN.m untuk sampel 2.
Momen nominal yang diasumsikan tulangan rangkap didapatkan sebesar
2,98 kN.m sedangkan momen nominal tulangan tunggal sebesar 3,66 kN.m

Δ maks Mnominal (kN.m)


Pmaks MoR Mmaks
No Kode (1/100
(kN) (MPa) (kN.m) rangkap tunggal
mm)
1. SP 1 44,08 11,92 4,41 150
2,98 3,66
2. SP 2 42,97 12,41 4,30 365

K. Lampiran Foto Kegiatan Praktikum

Benda uji yang telah di cat Persiapan Alat Uji Tekan


Lentur balok
Benda uji siap untuk ditekan Hasil uji kuat tekan lentur
balok bertulang

Anda mungkin juga menyukai