Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TASAWUF AKHLAKI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tasawuf

Dosen Pengampu : Muhamad Mahali, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

OKTAVIANI NURHIDAYAH 20040066

PRODI PENDIDIKAN GURU MI

SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirta Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Latar Belakang Tasawuf ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu
Tasawuf. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang tasawuf akhlaki bagi para pembaca.
Saya mengucapkan trimakasih kepada Bapak Muhamad Mahali,
M.Pd.I selaku dosen Ilmu Tasawuf yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat memberikan wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
berterimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari , makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, Kritik dan saran yang membangun akan saya natikan demi
kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

JUDUL..............................................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................... 2

DARTAR ISI.................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4

A. Latar belakang masalah........................................................................ 4


B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN····························································· 5

A. Pengertian Akhlak···························································· 6
B. Pengertian Tasawuf Akhlaki················································ 6
C. Ajaran Ajaran Dalam Tasawuf Akhlaki··································· 8
D. Tokoh Tokoh Tasawuf Akhlaki············································· 9

BAB III PENUTUP···································································12

A. KESIMPULAN·······························································12
B. SARAN·········································································12

DAFTAR PUSTAKA·································································13

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tasawuf akhlaki merupakan ajaran akhlak dalam kehidupan sehari-
hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Dengan kata lain tasawuf
akhlaki adalah tasawuf yang berkonsentrasi pada teori-teori perilaku, budi
pekerti atau perbaikan akhlak. Mengerti dan memahami setiap ajaranya
mampu membentengi manusia dari modernisasi dan industrilisasi yang
mengakibatkan degradasi akhlak yang dapat menjatuhkan harkat dan
martabatya.
Setiap manusia memiliki akal dan nafsu sebagai nikmat yang diberikan
oleh pencipta. Akal sebagai anugrah untuk manusia berpikir dan sebagai alat
untuk mentafakuri alam semesta sehingga mampu menambah iman kepada
Allah S.W.T dan Rosulnya. Dengan akal pula manusia mampu menggali ilmu
ilmu setiap yang dipelajarinya.Mengenai nafsu, nafsupun juga anugrah dari
Allah S.W.T . Nafsu adalah sebuah perasaan atau kekuatan emosional yang
besar pada diri manusia.
Pada zaman era modern ini manusia lebih cenderung menggunakan
nafsu dari pada akal. Sedangkan ketika seseorang sudah dikendalikan oleh
hawa nafsu maka dalam dirinya akan muncul kesombongan, buruk sangka,
maksiat, dan lain sebagainya. Maka dengan tasawuf akhlaqi dan metode
metode yang ada didalamnya mampu untuk dari akhlak akhlak mazmumah
(tercela) dan sekaligus mewujudkan akhlak mahmudah di setiap jiwa manusia.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Akhlak?
b. Apa yang dimaksud Tasawuf Akhlaqi?
c. Ajaran ajaran apa saja dalam tasawuf akhlaqi?
d. Siapa saja tokoh tokoh dalam tasawuf akhlaqi?
C. Tujuan

4
a. Mengetahui pengertian akhlak
b. Mengetahui pengertian tasawuf akhlaqi
c. Mengetahui dan memahami ajaran ajaran tasawuf akhlaqi
d. Mengetahui siapa saja tokoh tokoh dalam tasawuf akhlaqi.
e.

5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak

Akhlak dalam bahasa Indonesia, seperti yang tertera dalam Kamus


Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti budi pekerti atau kelakuan. Asalnya
dari bahasa arab, yaitu akhlak, bentuk jamak dari khulq atau khuluq.
Pengertian terminologisnya dalam bahasa Arab antara lain, adalah adalah
“suatu potensi atau daya yang tertanam didalam diri seseorang yang
cenderung pada kebaikan maupun keburukan”1.

Oleh karena itu akhlak ada dua jenis, yaitu yang baik atau terpuji
(mahmudah) dan yang buruk atau tercela (madzmumah). Meskipun demikian
kadang kita memahami akhlak sebagai perilaku yang baik, seperti kita
menyebut orang yang perilakunya tidak baik sebagi tidak berakhlak. Akhlak
baik juga disebut akhlak mulia, merupakan bagian dari ajaran agama kita dan
merupakan bagian dari ibadah.

Akhlak bersama akidah dan syahriah merupakan tiga konsep pokok


dalam islam. Ketiganya saling berjalin berkelindan dan tidak dapat
dipisahkan. Jika diibaratkan sebuah pohon, akidah adalah akarnya, syahriah
adalah batang dan dahan, dan akhlak adalah buahnya. Buah yang baik hanya
akan dihasilkan dari akar dan batang yang baik. Begitupun sebaliknya akar
dan dahan yang tidak baik, maka tidak akan dihasilkan buah yang baik pula.

B. Pengertian Tasawuf Aklaqi

Tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang sangat menekankan nilai-nilai


etis (moral) atau taswuf yang berkonsentrasi pada perbaikan akhlak. Ajaran
tasawuf akhlaki membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang di
formulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku
yang ketat, guna mencapai kebahagiaan yang optimal. Dengan metode-
1
Irwan Kurniawan, M.Ag, Akhlak Muslim Moderat (Bandung : Redaksi Marja ,2020),hlm.8

6
metode tertentu yang telah dirumuskan,tasawuf bentuk ini berkonsentrasi pada
upaya-upaya menghindarkan diri dari akhlak yang tercela (Mazmumah)
sekaligus mewujudkan akhlak yang terpuji (Mahmudah) didalam diri para
sufi.

Dalam diri manusia ada potensi untuk menjadi baik dan potensi untuk
menjadi buruk. Potensi untuk menjadi baik adalah al-‘Aql dan al-Qalb.
Sementara potensi untuk menjadi buruk adalah an-Nafs. (nafsu) yang dibantu
oleh syaithan. Sebagaimana digambarkan dalam QS. As-Syams : 7-8 sebagai
berikut :

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah Swt


mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”

Tasawuf akhlaqi mempunyai tahap sistem pembinaan akhlak


disusun sebagai berikut:

a. Takhalli

Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak


tercela. Salah satu dari akhlak tercela yang paling banyak menyebabkan
akhlak jelek antara lain adalah kecintaan yang berlebihan kepada urusan
duniawi.

b. Tahalli

Tahalli adalah upaya mengisi dan menghiasi diri dengan jalan


membiasakan diri dengan sikap, perilaku, dan akhlak terpuji. Tahapan tahalli
dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela.
Dengan menjalankan ketentuan agama baik yang bersifat eksternal (luar)
seperti sholat, puasa, haji, maupun internal (dalam) seperti keimanan, ketaatan
dan kecintaan kepada Allah Swt.

7
c. Tajalli

Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang telah
diperoleh jiwa yang telah membiasakan melakukan perbuatan-perbuatan yang
luhur, maka rasa ke Tuhanan perlu dihayati lebih lanjut. Kebiasaan yang
dilakukan dengan kesadaran optimum dan rasa kecintaan yang mendalam
dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya.

C. Ajaran Ajaran Dalam Tasawuf Akhlaki

Mengenai ajaran ajaran tasawuf akhlaki Imam Ghozali memiliki inti


ajaran dari tasawuf akhlaki itu sendiri sebagai berikut :

1. Jalan (At-Thariq)
Jalan tasawuf yang dapat ditempuh seorang muslim terbagi menjadi
lima jenjang (maqamat), yaitu tobat, sabar, kefakiran, zuhud, dan
tawakal.Kelima jenjang itu harus harus dilakoni dengan hidup menyendiri
atau setidaknya diam sejenak, mengintrospeksi diri untuk membina kalbu
agar tidak tergoda pada kenikmatan duniawi.
2. Makrifat
Makrifat adalah pengetahuan tanpa ada keraguan sedikit pun. Dalam
hal ini, pengetahuan yang dimaksud adalah zat Allah SWT dan sifat-
sifatnya. Mencapai makrifat adalah esensi dari taqarrub atau pendekatan
diri seorang hamba pada Tuhannya. Sarana untuk mencapai makrifat,
menurut Al-Ghazali adalah kalbu yang suci, bukan dari perasaan atau akal
budi. Kalbu dalam tasawuf adalah percikan rohaniah ilahiah yang
merupakan inti dari hakikat manusia. Kalbu yang suci ini akan menuntun
pada hati nurani yang bersih. Namun, makrifat ini tidak boleh hanya
bersandar pada intuisi semata, melainkan juga harus sejalan dengan syariat
(Al-Quran dan hadis), serta bertujuan untuk menyempurnakan moral dan
akhlak manusia.

8
3. Tingkatan Manusia
Dalam tasawuf Al-Ghazali, terdapat tiga tingkatan manusia, yaitu
orang awam yang cara berpikirnya sederhana sekali, kaum pilihan yang
berpikir tajam dan mendalam atau golongan khawas, dan kaum ahli debat
yang dapat mempersuasi orang dan mematahkan argumen (al-mujadalah).
Dari tiga tingkatan tersebut, yang paling umum adalah golongan pertama
dan kedua, yaitu orang awam dan orang khawas. Orang awam sering kali
hanya dapat membaca tanda-tanda dan pengetahuan yang tersirat.
Sementara itu, orang khawas dapat membaca yang implisit dan melihat
gagasan di balik suatu peristiwa.
4. Kebahagiaan
Menurut Al-Ghazali, kebahagiaan adalah tujuan akhir dari jalan sufi,
sebagai buah perkenalannya dengan Allah SWT. Dalam konsep tasawuf,
kebahagiaan itu dapat hadir melalui ilmu dan amal. Ketika seorang
manusia paham dan mengerti suatu konsep, serta mempraktikkannya,
maka ia akan menemukan kebahagiaan.
D. Tokoh Tokoh Tasawuf Akhlaki
1. Hasan Al-Basri (21 H- 110 H)

Hasan Al-Bashri memiliki nama lengkap Abu Said Al-Hasan bin


Yasar, adalah seorang zahid dari kalangan tabiin yang lahir di Madinah pada
tahun 21 Hijriyah. Beliau merupakan pelopor utama yang mulai
memperluaskan ilmu-ilmu kebatinan dan kesucian jiwa. Menurut
pandangannya, tasawuf merupakan ajaran untuk menanamkan rasa takut (baik
itu takut akan dosa-dosa, takut tidak mampu memenuhi perintah dan larangan
Allah, takut akan ajal atau kematian ) di dalam diri setiap hamba dan
senantiasa mengingat Allah SWT. Beliau berpendapat bahwa dunia adalah
ladang beramal, banyak duka cita di dunia dapat memperteguh amal sholeh.

2. Al-Muhasibi (165 H – 243 H)

9
Al-Muhasibi memiliki nama lengkap Abu Abdillah Al-Harist bin Asad
Al-Bashri Al- Baghdadi Al-Muhasibi. Beliau lahir di Bashroh, Irak pada
tahun 165 Hijriyah. Menurut beliau, tasawuf berarti ilmu yang mengajarkan
untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT, menjalankan kewajiban sebagai
seorang hamba dan meneladani akhlak Rasulullah Saw. Beliau juga
berpendapat ada 3 hal yang perlu ditekankan untuk membersihkan jiwa dan
mencapai jalan keselamatan, yaitu melalui Ma’rifat (Mengenal Allah SWT
dengan mata hati), Khauf (rasa takut), dan Raja’ ( pengharapan).
3. Al-Qusyairi (376 H- 465 H)

Al-Qusyairi memiliki nama lengkap ‘Abdul Karim bin Hawazim.


Beliau lahir di kawasan Nishafur pada tahun 465 Hijriyah, dimana beliau ini
merupakan seorang ulama yang ahi dalam berbagai disiplin ilmu pada
masanya. Ajaran tasawuf Al-Qusyairi didasarkan pada doktrin Ahlusunnah
Wal Jama’ah dan berlandasakan ketauhidan. Beliau mengadakan
pembaharuan di ajaran tasawuf, dengan menentang keras doktrin-doktrin
aliran Karamiyah, Syi’ah, Mu’tazilah, dan Mujassamah. Ia juga menjelaskan
pembeda antara dzahir dan bathil, serta syariat dan hakikat. Menurutnya, tidak
haram jika seseorang menikmati kesenangan dunia, asalkan tetap berpegang
teguh kepada Al-Qur’an dan Assunnah.

4. Al-Ghazali (450 H – 505 H)

Al-Ghazali memiliki nama lengkap Muhammad ibn Muhammad ibn


Muhammad ibn Ahmad al-Thusi. Beliau lahir di kota Khurasan, Iran pada
tahun 450 Hijriyah. Di masa hidupnya, Al Ghazali merupakan seorang ahli
ilmu yang dikagumi oleh banyak ulama besar. Beliau juga dikenal sebagai
seorang Sufi, Filosof, Fuqoha (ahli fiqh), dan Mutakallim. Beliau juga
memiliki banyak gelar, salah satunya Hujjah al-islam yang diperolehnya dari
kerajaan Bani Saljuk.

10
Seperti halnya Al-Qusyairi, Al-Ghazali juga berupaya mengembalikan
ajaran tasawuf yang sesuai syariat agama dan bersih dari aliran-aliran asing
yang menyesatkan islam, dengan berpedoman pada Al Quran dan As sunnah
(Ajaran Rasulullah Saw). Tasawuf Al-Ghazali lebih kepada penekanan
pendidikan moral, dimana seseorang dianjurkan memperdalam ilmu aqidah
dan syariat terlebih dahulu sebelum mempelajari ketasawufan.

11
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akhlak dalam bahasa Indonesia, seperti yang tertera dalam Kamus


Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti budi pekerti atau kelakuan.
Asalnya dari bahasa arab, yaitu akhlak, bentuk jamak dari khulq atau
khuluq. Pengertian terminologisnya dalam bahasa Arab antara lain, adalah
adalah “suatu potensi atau daya yang tertanam didalam diri seseorang
yang cenderung pada kebaikan maupun keburukan”.

Tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang sangat menekankan nilai-


nilai etis (moral) atau taswuf yang berkonsentrasi pada perbaikan akhlak.
Ajaran tasawuf akhlaki membahas tentang kesempurnaan dan kesucian
jiwa yang di formulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan
tingkah laku yang ketat, guna mencapai kebahagiaan yang optimal.

B. SARAN
Demikian makalah yang saya susun semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan dan yang diharapkan. Maka dari itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat saya
harapkan demi perbaikan tugas makalah kami yang akan datang, terima
kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Irwan. 2020. Akhlak Muslim Moderat. Bandung :


Redaksi Marja.

Prof.Dr.Simuh. 2019. Tasawuf dan Perkembangan dalam


Islam. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.

Ni’am, Syamsun. 2016. Tasawuf studies : Pengantar Belajar


Tasawuf. Yogyakarta : Ar – Ruzz Media.

13

Anda mungkin juga menyukai