Anda di halaman 1dari 7

Upaya yang

dilakukan mengatasi
bahaya pandemi
COVID-19
NAMA : SUCI RAHMADANI
NIM : 4520033019
PRODI : AGRIBISNIS

FINAL TES
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Hj. ASMIRAH, M.Si
UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN MENGATASI BAHAYA PANDEMI
COVID-19

Wabah penyakit coronavirus (COVID-19) ditetapkan sebagai Kedaruratan


Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) dan virusnya sekarang
sudah menyebar ke berbagai negara dan teritori. Memang masih banyak yang
belum diketahui tentang virus penyebab COVID-19, tetapi kita tahu bahwa virus
ini ditularkan melalui kontak langsung dengan percikan dari saluran napas orang
yang terinfeksi (yang keluar melalui batuk dan bersin). Orang juga dapat
terinfeksi karena menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus ini lalu
menyentuh wajahnya (mis., mata, hidung, mulut). Meskipun COVID-19 terus
menyebar, masyarakat harus mengambil tindakan untuk mencegah penularan
lebih jauh, mengurangi dampak wabah ini dan mendukung langkah-langkah untuk
mengendalikan penyakit ini. Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus corona. Virus ini menyerang sistem pernapasan manusia dan pertama kali
ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Umumnya virus tersebut ditemukan pada
berbagai jenis hewan dan kelelawar diduga menjadi carier virus penyebab Covid-
19 ini (Larasati dan Haribowo, 2020)

Pada awal Maret 2020, dunia dikejutkan oleh munculnya pandemi COVID
19 yang merubah hampir seluruh sistem tatanan kehidupan manusia. Organisasi
Kesehatan dunia (WHO) secara resmi menyatakan bahwa COVID 19 menjadi
pandemik global dan meminta ke semua negara untuk melakukan upaya maksimal
dalam guna membatasi penyebaran maupun jumlah kasus COVID 19.

Dalam kondisi saat ini, virus corona bukanlah suatu wabah yang bisa
diabaikan begitu saja. Jika dilihat dari gejalanya, orang awam akan mengiranya
hanya sebatas influenza biasa, tetapi bagi analisis kedokteran virus ini cukup
berbahaya dan mematikan. Saat ini di tahun 2020, perkembangan penularan virus
ini cukup signifikan karena penyebarannya sudah mendunia dan seluruh negara
merasakan dampaknya termasuk Indonesia. Mengantisipasi dan mengurangi
jumlah penderita virus corona di Indonesia sudah dilakukan di seluruh daerah.
Diantaranya dengan memberikan kebijakan membatasi aktifitas keluar rumah,
kegiatan sekolah dirumahkan, bekerja dari rumah (work from home), bahkan
kegiatan beribadah pun dirumahkan. Hal ini sudah menjadi kebijakan pemerintah
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang sudah dianalisa dengan maksimal
tentunya. Terkait aktifitas yang dirumahkan sudah menjadi kebijakan dalam
kondisi khusus yang harus dilakukan. Kebijakan ini diharapkan mampu mengatasi
masalah yang terjadi di masyarakat. Kebijakan ini ditetapkan oleh beberapa pihak
terutama pemerintah yang diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan dan
kepentingan masyarakat.

Mengantisipasi dan mengurangi jumlah penderita virus corona juga dapat


dicegah dengan berbagai upaya. Pengetahuan mendalam mengenai gejala dan
penularan virus tersebut penting untuk diketahui oleh masyarakat. Kesadaran
masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kebugaran tubuh harus ditingkatkan.
Beberapa upaya untuk mencegah penularan Covid-19, yaitu : sering mencuci
tangan dengan sabun atau cairan antiseptik, menerapkan etika batuk dan bersin
dengan benar, menghindari menyentuh wajah dengan tangan, menjaga jarak dan
mengenakan masker, serta melakukan aktivitas di dalam rumah.

Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya-upaya guna meminimalisir


orang yang terinveksi Corona Covid-19. Awalnya pemerintah tidak terlalu ingin
memberikan informasi kepada publik terkait virus corona yang masuk ke
Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kepanikan masyarakat dan
juga menghindari isu-isu yang tidak jelas kebenarannya. Kamis, 19 Maret 2020
penelitian yang dilakukan oleh WHO dengan menghimpun semua ahli virus
corona di dunia masih belum mendapatkan suatu kesepakatan yang bisa dijadikan
standar dunia terkait dengan spesimen pengobatan yang definitif terhadap
COVID-19 dan ini Senin, 14 juni 2021, dari pemberitaan kompas
menginformasikan Bertambah 8.189, Jumlah Pasien COVID-19 di Indonesia kini
mencapai 1.919.547 orang.

Terkait perkembangan virus corona tersebut, akhirnya pemerintah


membuat kebijakan sebagai langkah pertama yaitu berupa anjuran social
distancing. Ini dimaknai bahwa pemerintah menyadari sepenuhnya penularan dari
covid-19 ini bersifat droplet percikan lendir kecilkecil dari dinding saluran
pernapasan seseorang yang sakit yang keluar pada saat batuk dan bersin. Oleh
karena itu, pemerintah menganjurkan kepada siapapun yang batuk dan yang
menderita penyakit influenza untuk menggunakan masker, tujuannya untuk
membatasi percikan droplet dari yang bersangkutan. Selain mengatur jarak antar
orang, agar kemungkinan peluang tertular penyakit bisa menjadi lebih rendah.
Implikasinya bahwa pertemuan-pertemuan dengan jumlah yang besar dan yang
memungkinkan terjadinya penumpukan orang harus dihindari. Karenanya sangat
penting untuk disadari bersama dari seluruh komponen masyarakat untuk tidak
melaksanakan kegiatan yang mengerahkan banyak orang dalam satu tempat yang
tidak terlalu luas dan menyebabkan kerumunan. Hal ini dianggap sebagai salah
satu upaya yang sangat efektif untuk mengurangi sebaran virus. Oleh karena itu,
social distancing harus diimplementasikan, baik dalam kehidupan sehari-hari, di
lingkungan kerja ataupun di lingkungan rumah tangga. Selain tetap melakukan
pencegahan melalui upaya pola hidup bersih dan sehat dengan selalu mencuci
tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir.

Masyarakat dianjurkan untuk mengisolasi diri atau self isolation yang


dilaksanakan secara mandiri di rumah dan akan dimonitoring oleh puskesmas atau
petugas kesehatan kondisi masyarakat yang terpapar positif virus corona, sehingga
selanjutnya dapat dilakukan upaya isolasi. Lockdown sebagai kebijakan alternatif
di Indonesia, Kegiatan lockdown menjadi kebijakan Gubernur DKI Jakarta
berdasarkan nomor 5 tahun 2020 tentang Peniadaan Sementara Kegiatan
Peribadatan dan Keagamaan Di Rumah Ibadah Dalam Rangka Mencegah
Penyebaran Wabah corona virus disease (COVID-19) menyampaikan peniadaan
kegiatan peribadatan dan kegiatan keagamaan lainnya yang mengumpulkan orang
banyak yang dilaksanakan di Masjid, Gereja, Pura, Wihara, Klenteng dan tempat
ibadah lainnya termasuk diantaranya ibadah shalat jumat, kebaktian, ibadah dan
misa minggu, majelis taklim, perayaan hari besar dan lain-lainnya dan diatur oleh
UndangUndang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Penyelenggaraan karantina bertujuan untuk melindungi masyarakat dari


penyakit dan atau faktor resiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi
menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, mencegah dan menangkal
penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi
menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, meningkatkan ketahanan
nasional di bidang kesehatan masyarakat, memberikan pelindungan dan kepastian
hukum bagi masyarakat dan petugas kesehatan.

Penyemprotan disinfektan bersama dengan masyarakat setempat.


Penyemprotan ini bertujuan untuk menjaga daerah tersebut tetap steril sehingga
mengurangi potensi penyebaran virus yang menempel di benda-benda sekitar
maupun di udara. Sebelumnya cairan disinfektan telah dibuat menggunakan
bahan-bahan yang bisa didapatkan dengan mudah. Umumnya disinfektan
mengandung glutaraldehid dan formaldehid, tetapi untuk penggunaan di rumah
dapat menggunakan detergen, larutan pemutih, ataupun pembersih lantai. Dalam
penyemprotan disinfektan ini, tim tetap menggunakan alat pelindung diri (APD)
seperti masker untuk mencegah cairan disinfektan terhirup masuk ke tubuh.
Penyemprotan utamanya dilakukan di tempat dan fasilitas umum, misalnya tempat
ibadah. Selain itu penyemprotan juga dilakukan di pemukiman masyarakat.

Penyebaran virus ini dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan tangan


dan upaya penggunaan masker. Upaya tersebut dilakukan karena Covid-19 dapat
ditularkan dengan mudah melalui pernapasan dan kontak dengan permukaan
benda yang terkontaminasi. Meskipun demikian, masih banyak masyarakat tidak
menyadari pentingnya penggunaan masker sebagai upaya preventif terhadap
Covid-19 hal tersebut dibuktikan dengan masih ditemukannya masyarakat yang
tidak menggunakan masker di tempat umum dengan berbagai alasan. Oleh karena
itu, perlu adanya pembagian masker untuk masyarakat yang membutuhkan
terutama yang termasuk kelompok rentan dan pembagian masker bagi
masyarakat sekitar sehingga kesadaran untuk memakai masker dapat muncul.

Melakukan Informasi dan edukasi harus terus menerus disampaikan


Kepada masyarakat, serta pengawasan juga harus dilakukan agar masyarakat mau
menerapkan perilaku sehat. Institusi pendidikan terutama bidang kesehatan dan
institusi kesehatan memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengedukasi
masyarakat. Informasi mengenai Covid-19, Oleh karena selama pandemi tidak
diperbolehkan mengumpulkan masyarakat di suatu lokasi, maka pemberian
leafleat secara door to door kepada masyarakat (pedagang, tukang becak, ojek
online, sopir angkot) diikuti dengan pemasangan media di tempat-tempat umum,
merupakan upaya yang dapat dilakukan sehingga diharapkan masyarakat terutama
yang memiliki akses terhadap informasi rendah dapat membaca dan memahami
tentang Covid-19.

Dilakukan pemasangan poster di sejumlah titik yang menjadi pusat


keramaian, yaitu di daerah pertokoan, pasar dan persimpangan jalan tempat ojek
online, tukang becak, dan supir angkot biasa menjalankan aktivitas.Penempelan
poster di tempat-tempat strategis, mudah dilihat, mudah dibaca dan dipahami,
akhirnya masyarakat menjadi lebih memahami dan menjadi lebih sadar
pentingnya menjaga kebersihan, rajin mencuci tangan, menggunakan masker dan
menjaga jarak sebagai upaya mengurangi dan memutus mata rantai penyebaran
Covid-19.

 Pemerintah Indonesia telah membentuk dan mengaktifkan Tim Gerak


Cepat (TGC) di wilayah otoritas pintu masuk negara di bandara/pelabuhan/Pos
Lintas Batas Darat Negara (PLBDN). Tim dapat terdiri atas petugas Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP), Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Hewan dan unit lain
yang relevan di wilayah otoritas pintu masuk negara yang memiliki kompetensi
yang diperlukan dalam pencegahan importasi penyakit.

Kesimpulan :

Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan


manusia dan pertama kali ditemukan di Wuhan. Upaya-upaya untuk mencegah
penularan virus ini, Penyebaran virus dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan
tangan dan upaya penggunaan masker. dilakukan karena Covid-19 dapat
ditularkan dengan mudah melalui pernapasan dan kontak dengan permukaan
benda yang terkontaminasi. Namun masih ditemukannya masyarakat yang tidak
memakai masker di tempat umum. Ada berbagai alasan masyarakat yang tidak
menggunakan masker. Pembagian masker ini ditujukan untuk masyarakat sekitar
yang membutuhkan, terutama yang termasuk kelompok rentan.

Masyarakat Indonesia telah mendapatkan informasi dan pemahaman


secara lebih mendalam mengenai virus covid-19 yang sedang mewabah tidak
hanya di Indonesia tetapi di Dunia. Masyarakat Indonesia wajib tahu memahami
bagaimana cara mencegah penularan dari virus covid-19 dengan melaksanakan
pola hidup bersih dan sehat, melakukan social distancing dan phisical distancing
untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini dan jika melakukan aktivitas
diluar rumah harus menjaga jarak dan menjaga kebersihan tangan.

Referensi :

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/UPAYA%20MEMUTUSKAN%20RANTAI
%20PENULARAN%20COVID.pdf

https://kkn.unnes.ac.id/lapkknunnes/32004_3324192002_6_Desa
%20Putatgede_20200928_215228.pdf

https://nasional.kompas.com/read/2021/06/14/16545591/update-bertambah-8189-
jumlah-pasien-covid-19-di-indonesia-kini-capai-1919547

Anda mungkin juga menyukai