Anda di halaman 1dari 3

1.

1 PENDAHULUAN
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa tidak terduga atau tidak disengaja yang
melibatkan kendaraan bersama atau tanpa pengguna jalan lain yang dapat mengakibatkan korban
manusia ataupun binatang dan atau kerugian harta benda. Kejadian kecelakaan lalu lintas sulit
untuk diprediksi kapan dan dimana terjadinya. 1 Kecelakaan lalu lintas berdasarkan Pasal 1 ayat
24 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu
peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. 2
Sementara dalam pasal 93 Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 ayat 1 tentang Prasarana
Jalan Raya dan Lalu Lintas, kecelakaan lalu lintas dapat diartikan sebagai suatu peristiwa di jalan
raya yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja, melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Korban
kecelakaan lalu lintas dapat berupa korban mati, luka berat dan luka ringan dan diperhitungkan
paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah kecelakaan terjadi.3
WHO tahun 2018 menyatakan kematian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 1.35 juta
korban, dengan rata-rata usia adalah 5-29 tahun. Kecelakaan lalu lintas dijalan raya merupakan
penyumbang angka kematian terbesar di dunia, hampir 3.400 orang meninggal di jalan dunia
setiap hari. Puluhan juta orang terluka setiap tahun. anak, pejalan kaki, pengendara sepeda dan
orang tua paling rentan dari pengguna jalan. Dikawasan Asia Tenggara, 153.000 orang tewas
akibat kecelakaan lalu lintas, sekitar 85% kecelakaan terjadi di negara berkembang, 50% dari
angka kecelakaan itu adalah negara-negara Asia Pasifk, sedangkan biaya yang timbul akibat
kecelakaan lalu lintas di Negara-negara kawasan Asia Tenggara diperkirakan mencapai 15
4
milyar dolar Amerika. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI) mencatat jumlah
kasus kecelakaan di Indonesia. Pada tahun 2016 yaitu sebesar 6.180 kasus kecelakaan dengan
korban meninggal yaitu sebanyak 678 (10,9%) mengalami luka berat sebanyak 2.250 (36,4%),
dan mengalami luka ringan yaitu sebanyak 4.487 (BPS, 2016)5
Sugiyanto dkk tahun 2014 menyatakan bahwa faktor utama yang menjadi penyebab semakin
tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas yaitu pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor
terutama sepeda motor. Faktor lainnya yaitu masih rendahnya tingkat kedisiplinan dari pengguna
jalan dalam berlalu lintas di jalan.6 Sedangkan menurut Widjajanti tahun 2012, keselamatan jalan
saat ini belum menjadi budaya masyarakat Indonesia. Untuk mengubah persepsi dan paradigma
masyarakat tentang keselamatan jalan harus dilakukan melalui pendidikan dan sosialisasi yang
terus-menerus kepada masyarakat, sehingga nilai-nilai keselamatan jalan diadopsi menjadi nilai-
nilai kehidupan. Salah satu metode untuk meningkatkan kesadaran dan budaya keselamatan jalan
adalah dengan melakukan pendidikan dan promosi akan pentingnya keselamatan jalan.
Pendidikan keselamatan yang dilakukan pada anak-anak sejak usia dini mengenai pentingnya
keselamatan di jalan merupakan cara untuk membentuk pola pikir dan karakter pada anakanak
sehingga diharapkan mereka menjadi disiplin dalam berlalulintas.7
Risiko kecelakaan lalu lintas bervariasi menurut tingkat ekonomi negara. Di negara-
negara dengan tingkat ekonomi tinggi, mayoritas korban kecelakaan lalu lintas adalah
pengemudi dan penumpang, sedangkan di negara dengan tingkat ekonomi rendah sampai sedang,
sebagaian besar kematian terjadi pada pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan pemakai
kendaraan umum. Di Indonesia, sebagian besar (70%) korban kecelakaan lalu lintas adalah
pengendara sepeda motor dengan golongan umur 15-55 tahun dan berpenghasilan rendah, dan
cedera kepala merupakan urutan pertama dari semua jenis cedera yang dialami korban
kecelakaan. Proporsi disabilitas (ketidakmampuan) dan angka kematian karena kecelakaan masih
cukup tinggi yaitu sebesar 25% dan upaya untuk mengendalikannya dapat dilakukan melalui
tatalaksana penanganan korban kecelakaan di tempat kejadian kecelakaan maupun setelah
sampai di sarana pelayanan kesehatan.8

1.2 PERMASALAHAN
Mekanisme yang berbeda pada setiap kecelakaan lalu lintas akan menimbulkan trauma yang
berbeda pula terhadap hasil pemeriksaan. Oleh karena itu,penting bagi seseorang untuk
mengetahui :
1. Bagaimana pola trauma secara umum pada kecelakaan lalu lintas?
2. Bagaimana pola trauma pada berbagai jenis kecelakaan lalu lintas?
Dengan demikian, dokter dapat menduga dan mengetahui mekanisme kecelakaan tersebut, yang
selanjutnya dapat membantu penyidik dalam penyelidikan kasus kecelakaan.

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pola trauma secara umum pada kecelakaan lalu lintas
2. Untuk mengetahui pola trauma pada berbagai jenis kecelakaan lalu lintas
1. Dwi Saputra, Abdi. Komite Nasional Keselamata Transportasi. Studi Tingkat Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan di Indonesia Berdasarkan Data KNKT dari Tahun 2007-206.Research
Gate. 2017: 179-89.
2. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2009
3. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993, tentang Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas.
1993
4. World Health Organization. Global status report on road safety 2015. 2015. (online).
https://www.who.int/violence_injury_prevention/road_safety_status/2015/en/ diakses 3
Juli 2019.
5. Badan Pusat Statistik. Statistik Transportasi Darat 2016. 2016. (online)
https://www.bps.go.id diakses 3 Juli 2019.
6. Sugiyanto, G., Mulyono, B. dan Santi, M.Y. Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas dan
Lokasi Black Spot di Kabupaten Cilaca. Jurnal Teknik Sipil Universitas Atma Jaya.
2014. Yogyakarta: Vol. 12(4), 259-266.
7. Widjajanti, E. Pengembangan Materi Pendidikan Keselamatan Berlalu Lintas
untuk Anak, Prosiding Simphosium Internasional Forum Studi Transportasi
antar Perguruan Tinggi (FSTPT) 15.2012. Bekasi: Journal Sekolah Tinggi Transportasi
Darat (STTD) Jawa Barat.
8. Malkhamah, Siti. Pengelolaan Risiko Kecelakaan Lalu Lintas: Cakupan, Indikator,
Strategi dan Teknik. Research gate. 2017:195-203.

Anda mungkin juga menyukai