Oleh :
1. Latifa Ervika D. P27824112021
2. Rohmanur Izzani P27824112022
1. Topik : Kehamilan
2. Sub Topik : Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi
3. Sasaran : Pasien di unit Poli Hamil & Kandungan RSU Haji
Surabaya
4. Jumlah Sasaran : ___20 orang
5. Tempat : Di ruang tunggu Poli Hamil & Kandungan RSU Haji
Surabaya
6. Hari / tanggal : Rabu, 15 Januari 2014
7. Pukul : 09.00 – 10.00 WIB
8. Waktu : 60 menit
9. Tujuan
9.1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit, peserta dapat
memahami tentang penatalaksanaan kehamilan risiko tinggi.
9.2 Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang penatalaksanaan kehamilan
risiko tinggi, diharapkan peserta penyuluhan dapat menjelaskan:
9.2.1 Pengertian atau batasan kehamilan risiko tinggi setelah mengikuti
penyuluhan.
9.2.2 Macam-macam kehamilan risiko tinggi
9.2.3 Batasan Faktor Risiko / Masalah kehamilan risiko tinggi
9.2.4 Langkah-langkah Pencegahan kehamilan risiko tinggi
9.3 Materi : Penatalaksanaan Kehamilan risiko tinggi
9.3.1 Pengertian atau batasan kehamilan risiko tinggi.
9.3.2 Macam kehamilan risiko tinggi
9.3.3 Batasan Faktor Risiko / Masalah kehamilan risiko tinggi lanjut
9.3.4 Langkah-langkah Pencegahan kehamilan risiko tinggi
Metode
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab.
10. Media
Media yang digunakan adalah banner dan leaflet.
11. Kegitan yang dilakukan :
Kegiatan
No Kegiatan Waktu Materi
Penyaji Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1.1 Ucapkan salam Mengucapkan salam Menjawab salam
1.2 Pembukaan
Membuka acara memperhatikan
penyuluhan dan
1.3 Perkenalan diri mendengarkan
Menyepakati
kontrak waktu
2. Pelaksanaan 30 menit Pelaksanaan Penyuluhan, Menyajikan dan Mendengar,
Penyuluhan menjelaskan : menjelaskan materi melihat gambar,
2.1 Pengertian /batasan kehamilan risiko dan
kehamilan risiko tinggi memperhatikan.
tinggi
2.2 Macam kehamilan
Menyajikan dan Mendengar,
risiko tinggi
menjelaskan materi melihat gambar,
kehamilan risiko dan
tinggi memperhatikan
2.4 Penanganan
kehamilan risiko
tinggi Menyajikan dan Mendengar,
menjelaskan materi melihat gambar,
dan menyajikan dan
gambar tentang memperhatikan
2.5 Pencegahan kehamilan risiko
kehamilan risiko tinggi
tinggi
Mendengar,
Menyajikan dan
melihat gambar,
menjelaskan materi
dan
kehamilan risiko
memperhatikan
tinggi
3. Evaluasi 15 menit 3.1. Evaluasi kepada Bertanya kepada Menjawab
peserta peserta pertanyaan dari
penyaji
3.2. Tanya Jawa Menjawab Mengajukan
pertanyaan peserta pertanyaan
kepada penyaji
3.3. Kesempatan Pembimbing Mendengarkan
pembimbing menambahkan dan
penjelasan memperhatikan
4. Simpulan 5 menit 4.1. Simpulan materi Penyaji dan peserta Peserta dengan
menyimpulkan bimbingan
materi yang sudah penyaji
dibahas menyimpulkan
materi
5. Penutup 5 menit 5.1 Leaflet Membagikan leaflet Peserta
menerima leaflet
5.2 Membaca leaflet Peserta
Memberi tugas pada
yang telah diberikan membaca di
peserta membaca
tempat
leaflet di tempat
penyuluhan dan
penyuluhan dan di
di rumah
rumah
5.3 Salam penutup
4) Payah jantung
Keluhan yang dirasakan:
1. Sesak napas
2. Jantung berdebar
3. Dada terasa berat, kadang-kadang nyeri
4. Nadi cepat
5. Kaki bengkak
Bahaya yang dapat terjadi:
1. Payah jantung bertambah berat
2. Kelahiran prematur
3. Dalam persalinan: BBLR, Bayi dapat lahir mati. (Poedji
Rochjati, 2003).
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada
kehamilan dan janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita
hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat menderita pula dan
mati, yang kemudian disusul oleh abortus. (Abdul Bari S., 2002)
5) Diabetes mellitus
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:
1. Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang
besar
2. Ditemukan glukosa dalam air seni (Glikosuria)
Bahaya yang dapat terjadi:
1. Persalinan prematur
2. Hydramnion
3. Kelainan bawaan
4. Makrosomia
5. Kematian janin dalam kandungan sesudah kehamilan
minggu ke-36
6. Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati <
7 hari). (Poedji Rochjati, 2003).
Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan
sebagai berikut:
pre-eklamsia, kelainan letak janin, dan insufisiensi plasenta
Diabetes sebagai penyulit yang sering dijumpai dalam persalinan
ialah:
1. inersia uteri dan atonia uteri
2. distosia bahu karena anak besar
3. lebih mudah terjadi infeksi
4. angka kematian maternal lebih tinggi
Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan
sepsis, dan menghambat penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur
perinea maupun luka episiotomi. (Hanifa Wiknjosastro, 1999)
6) HIV / AIDS
Bahaya yang dapat terjadi:
1. Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil
mudah terkena infeksi
2. Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada
kehamilan adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan
berat lahir rendah, serta peningkatan risiko prematur
3. Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui
ASI. (Poedji Rochjati, 2003).
7) Toksoplasmosis
Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah
atau kurang masak, yang tercemar kotoran kucing yang
terinfeksi.
Bahaya yang dapat terjadi:
1. Infeksi pada kehamilan muda menyebabkan abortus
2. Infeksi pada kehamilan lanjut menyebabkan kelainan
kongenital, hidrosefalus. (Poedji Rochjati, 2003).
12. Pre-Eklamsia ringan
Tanda-tanda:
1) Edema pada tungkai, muka, karena penumpukan cairan disela-sela
jaringan tubuh
2) Tekanan darah tinggi
3) Dalam urin terdapat Proteinuria
Bahaya bagi janin dan ibu:
1) Menyebabkan gangguan pertumbuhan janin
2) Janin mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).
2.3.3 Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)
19. Perdarahan antepartum
(Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan terjadi sebelum kelahiran
bayi)
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah
28 minggu, disebut perdarahan antepartum.
Perdarahan antepartum harus dapat perhatian penuh, karena
merupakan tanda bahaya yang dapat mengancam nyawa ibu dan atau
janinnya, perdarahan dapat keluar:
1. Sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu menderita anemia
berat
2. Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan
tekanan darah menurun.
Perdarahan dapat terjadi pada:
1) Plasenta Previa plasenta melekat dibawah rahim dan menutupi
sebagian / seluruh mulut rahim.
2) Solusio Plasenta plesenta sebagian atau seluruhnya lepas dari
tempatnya. Biasanya disebabkan karena trauma / kecelakaan, tekanan
darah tinggi atau pre-eklamsia, maka terjadi perdarahan pada tempat
melekat plasenta. Akibat perdarahan, dapat menyebabkan adanya
penumpukan darah beku dibelakang plasenta.
Bahaya yang dapat terjadi:
1) Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan
2) Dapat membahayakan ibu: Kehilangan darah, timbul anemia berat dan
syok dan Ibu dapat meninggal
3) Dapat membahayakan janinnya yaitu mati dalam kandungan.(Poedji
Rochjati, 2003).
2.4 Langkah-langkah Pencegahan
Semua ibu hamil diharapkan mendapatkan perawatan kehamilan
oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini factor risiko maka pada semua ibu
hamil perlu dilakukan skrining antenatal. Untuk itu periksa ibu hamil paling
sedikit dilakukan 4 kali selama kehamilan:
1. Satu kali pada triwulan I (K1)
2. Satu kali pada Triwulan II
3. Dua kali dalam triwulan III (K4) (Poedji Rochjati, 2003).
Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi kehamilannya.
Bidan memberi KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada ibu hamil,
suami dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya. (Poedji
Rochjati, 2003).
Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala dan teratur
selama masa kehamilan sangat penting, sebab merupakan upaya bersama
antara petugas kesehatan dan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat,
mengenai:
1. Aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan
kehamilan, pertumbuhan janin dalam kandungan, kelangsungan hidup ibu
dan bayi setelah lahir.
2. Aspek psikologik, agar menghadapi kehamilan dan persalinannya ibu
hamil mendapatkan rasa aman, tenang, terjamin dan terlindungi
keselamatan diri dan bayinya. Pendekatan Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE), dengan sikap ramah, penuh pengertian, diberikan secara
sederhana, dapat ditangkap dan dimengerti melalui dukungan moril dari
petugas, suami, keluarga, dan masyarakat di sekitarnya.
3. Aspek social ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin (gakin) pada
umumnya tergolong dalam kelompok gizi kurang, anemis, penyakit
menahun. Ibu risiko tinggi atau ibu dengan komplikasi persalinan dari
keluarga miskin membutuhkan dukungan biaya dan transportasi untuk
rujukan ke Rumah Sakit. (Poedji Rochjati, 2003).
Tujuan perawatan antenatal:
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir
dengan:
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa
trauma fisik meupun mental yang merugikan.
2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental
3. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
berencana setelah kelahiran bayinya. (Poedji Rochjati, 2003).
Batasan Pengisian Skrining Antenatal Deteksi dini Ibu Hamil Risiko Tinggi
Dengan Menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati
Berupa kartu skor untuk digunakan sebagai alat skrening ANTENATAL
berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya
dilakukan upaya terpadu untuk menghindari dan mencegah kemungkinan
terjadinya upaya komplikasi obtetrik pada saat persalinan → dengan Kartu Skor
Poedji Rachjati.
Manfaat KSPR untuk :
1. Menemukan faktor resiko Bumil
2. Menentukan Kelompok Resiko Bumil
3. Alat pencatat Kondisi Bumil
Setiap ibu hamil mempunyai :
1. Satu Kartu Skor / Buku KIA
2. Dipantau ole Ibu PKK, Kader Posyandu, Tenaga Kesehatan.(Poedji
Rochjati, 2003).
Sistem SKOR
Cara Pemberian SKOR:
1. Skor 2: Kehamilan Risiko Rendah (KRR)
Untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal
2. Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)
Untuk tiap faktor risiko
3. Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)
Untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan
antepartum dan pre-eklamsia berat / eklamsia (Poedji Rochjati, 2003).
(Poedji Rochjati, 2003).
Alat Skrening / Deteksi Dini Rersiko Ibu Hamil berupa :
Alat untuk melakukan skrining adalah Kartu Skor Poedji Rochjati
Format : kartu skor disusun dengan format kombinasi antara cecklis dan system
skor. Cecklis dari 19 faktor resiko dengan skor untuk masing-masing tenaga
kesehatan maupun non kesehatan PKK (termasuk ibu hamil, suami dan
keluarganya) mendapat pelathan dapat menggunakan dan mengisinya. (Poedji
Rochjati, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Syaifuddin, Prof. dr., Sp.OG, MPH, Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Edisi ke – 1, cetakan ke – 3, JNPKKR – POGI, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002, hal 03-336.
Gary Cunningham F., MD, add all, Obstetri Williams, Edisi-21, Cetakan-1,
Volume-1, EGC, Jakarta, 2006, hal 16-764.
Hanifa Wiknjosastro, Prof, dr., SpOG, Ilmu Kandungan, Edisi-2, Cetakan ke-3,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999, hal 336-498.
Ida Bagus Gde Manuaba, Prof, dr, SpOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandunan,
dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Cetakan-1, EGC, Jakarta,
1998, hal 26-252.
Poedji Rochyati, Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Pengenalan Faktor Risiko
Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi, Cetakan-1, Airlangga University
Press, Surabaya, 2003, hal 27-128.
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah yang dimaksud dengan Kehamilan risiko tinggi adalah suatu
kehamilan risiko tinggi? kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya
atau resiko lebih besar dari biasanya ( baik
bagi ibu maupun janinnya), akan terjadi
penyakit atau kematian sebelum maupun
sesudah persalinan
2. Apa saja tanda bahaya pada 7 tanda bahaya pada usia kehamilan > 20
usia kehamilan lebih dari 20 minggu, meliputi:
minggu? Perdarahan pervaginam
Sakit kepala hebat
Penglihatan kabur
Bengkak muka dan/ tangan
Nyeri perut hebat
Gerakan janin berkurang
Keluar cairan pervaginam
3. Bagaimana cara pencegahan Cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
atau antisipasi agar tidak risiko tinggi, antara lain:
terdapat kehamilan risiko ANC rutin minimal 4x
tinggi? Mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang 4 sehat 5 sempurna
Istirahat cukup
Senam hamil
Dukungan dari keluarga.
Hindari stress dengan tidak berpikir berat
Tidak boleh bekerja lebih dari 8 jam
perhari.
Apabila timbul keluhan atau tanda-tanda
bahaya, segera pergi periksa.
1. Waktu Penyuluhan
Waktu penyuluhan yang kami rencanakan yaitu ± 60 menit, namun
pada saat pelaksanaan penyuluhan waktu yang diperlukan yaitu ± 50 menit.
Hal ini dikarenakan para peserta penyuluhan kurang antusias dalam
mengajukan pertanyaan kepada penyaji. Dari 13 peserta hanya 2 peserta yang
mengajukan pertanyaan. Sehinggadurasi penyuluhan tidak sesuai dengan
target waktu yang telah ditentukan.
2. Sasaran Kegiatan
Pada penyuluhan ini sasaran kami yaitu pasien dan keluarga pasien
yang berjumlah ± 20 orang. Hal ini tidak sesuai dengan peserta yang hadir
yaitu pasien dan keluarga pasien yang berjumlah ± 13 orang, dikarenakan
pasien yang datang di Poli hamil dan Kandungan pada hari itu memang
sedikit.
3. Kesesuaian dengan Sub Topik