Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENATALAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI


DI POLI HAMIL I RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh :
Semester III
KELAS REGULER B SEMESTER V
1. Khasiat Ganesha Putri
2. Lia Nur Aini Fitri
3. Lupita Syaputri
4. Mega Safira Mahardini
5. Sri Ratnawati, S.KM,M.Kes.,M.H
6. Sunarsih, Dip.Mw.,S.Pd.,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D III KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang “Penatalaksanaan ASI Eksklusif dan Teknik
Menyusui” di Poli Hamil I RSUD Dr.Soetomo Surabaya telah di Sah kan oleh Tim
Pembimbing

Pembimbing Pendidikan

Sri Ratnawati, S.KM.,M.Kes.,MH Sunarsih,Dip.Mw.,S.Pd.,M.Kes


NIP. 195108071975092001 NIP. 195202281975092001

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Kepala Ruangan/Pembimbing Ruangan


Kebidanan Kampus Sutomo Poli Hamil I
RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Susilorini,S.KM., M.,Pd Sustyawati ,Amd.keb


NIP. 195306111977032001 NIP. 19707181991032002
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Kesehatan Ibu dan Anak


2. Sub Topik : ASI Eksklusif dan Teknik Menyusui
3. Sasaran : Ibu Hamil yang Periksa di Poli Hamil
4. Jumlah Sasaran : 8 orang
5. Tempat : di Ruang Tunggu Poli Hamil I RSUD dr. Soetomo Surabaya
6. Hari/Tanggal : Jum’at, 25 September 2015
7. Pukul : 09.00 – 10.00 WIB
8. Waktu : 60 menit
9. Tujuan
9.1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit peserta dapat mengetahui tentang
Penatalaksanaan ASI Eksklusif dan Teknik Menyusui.
9.2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit tentang Penatalaksanaan ASI
Eksklusif dan Teknik Menyusui, diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami dan
dapat menjelaskan tentang:
9.2.1 Pengertian ASI Eksklusif
9.2.2 Tujuan ASI Eksklusif
9.2.3 Kandungan ASI dan Susu Formula
9.2.4 Manfaat ASI Eksklusif
9.2.4.1 Bagi Ibu
9.2.4.2 Bagi Bayi
9.2.4.3 Bagi Masyarakat
9.2.4.4 Bagi Negara
9.2.5 Waktu Pemberian ASI Eksklusif
9.2.6 Jenis Cara Meneteki
9.2.7 Cara Menyusui
9.2.7.1 Persiapan
9.2.7.2 Cara Kerja
9.2.8 Hal – Hal yang harus diperhatikan saat memberikan ASI Eksklusif
9.2.9 Cara Memberikan ASI pada Ibu yang bekerja
9.2.9.1 Cara Memeras ASI
9.2.9.2 Cara Menyimpan
9.2.9.3 Cara Menyajikan
10. Metode
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab, demonstrasi dan
redemonstrasi
11. Media
Media yang digunakan adalah lembar balik dan leaflet.
12. Kegiatan yang dilakukan:
12.1 Penatalaksanaan ASI Eksklusif dan Teknik Menyusui
No. Pukul Kegiatan Materi Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta
(WIB)
1 2 3 4 5 6
1.1 Ucapkan salam Mengucapkan Menjawab
salam salam
1.2 Pembukaan Membuka acara Memperhatikan dan
1. 09.00- Pembukaan penyuluhan mendengarkan
09.05 (5 menit)

1.1 Perkenalkan diri Memperkenalkan Memperhatikan dan


pembimbing dan mendengarkan
anggota kelompok

1.2 Tujuan (umum dan Menjelaskan tujuan Memperhatikan dan


khusus) umum dan khusus mendengarkan

1.3 Topik dan Sub Menjelaskan topik dan Memperhatikan dan


Topik sub topic mendengarkan

1.4 Kontrak waktu Menjelaskan kontrak Menyepakati kontrak


waktu selama 60 waktu
menit kepada peserta
2. 09.05- Pelaksanaan Penjelasan ASI
09.35 penyuluhan Eksklusif dan Teknik
(30 menit) Menyusui
2.1 Pengertian ASI  Menjelaskan dengan Mendengarkan dan
Eksklusif materi ASI memperhatikan
Eksklusif
2.2 Tujuan ASI  Menjelaskan dengan Mendengarkan, dan
Eksklusif menunjukkan materi memperhatikan.
ASI Eksklusif
2.3 Kandungan ASI dan Mendengarkan dan
 Menjelaskan
Susu Formula memperhatikan.
perbedaan antara
ASI dan susu
formula
2.4 Manfaat ASI Mendengarkan dan
 Menjelaskan
Eksklusif memperhatikan.
manfaat ASI
 Bagi Ibu
Eksklusif
 Bagi Bayi
 Bagi Masyarakat
 Bagi Negara
2.5 Waktu Pemberian  Menjelaskan waktu Mendengarkan,
ASI Eksklusif pemberian ASI Memperhatikan

Eksklusif
2.6 Hal – Hal yang  Menjelaskan tentang
harus diperhatikan saat hal-hal yang harus Mendengarkan dan
memberikan ASI diperhatikan ASI memperhatikan.
Eksklusif eksklusif

2.7 Cara memberikan Mendengarkan


 Menjelaskan cara
ASI pada ibu yang memlihat gambar dan
kerja pemerahan dan
bekerja memperhatikan.
penyimpanan pada
ibu yang bekerja Mendengarkan,
2.8 Cara Menyusui  Menjelaskan dengan memlihat gambar dan
menunjukkan memperhatikan.
gambar materi
Teknik Menyusui Mendengarkan dan
2.9 Cara Menyajikan  Menjelaskan cara memperhatikan.
menyajikan ASI
Eksklusif Mendengarkan,
2.10 Cara Menyimpan  Menjelaskan cara melihat gambar dan
penyimpanan ASI memperhatikan.
eksklusif
3 09.35- Evaluasi (15 3.1 Evaluasi kepada Bertanya kepada Menjawab
09.50 menit) peserta peserta pertanyaan dari
penyaji
3.2 Tanya jawab Menjawab pertanyaan Mengajukan
peserta pertanyaan kepada
penyaji

3.3 Kesempatan Pembimbing Mendengarkan,


Pembimbing menambahkan memperhatihan
penjelasan

4. 09.50- Simpulan Simpulan materi Penyaji dan peserta Peserta


09.55 (5 menit) menyimpulkan materi menyimpulkan
yang sudah dibahas dengan bersamaan
penyaji materi
5. 09.55- Penutup 5.1 Leaflet Membagikan Peserta
10.00 (10 menit) Leaflet menerima leaflet

5.2 Memberikan leaflet Peserta membaca Peserta


yang telah diberikan leflet di tempat membaca di tempat
penyuluhan dan di penyuluhan dan di
rumah rumah

5.3 Salam penutup Mengucapkan Menjawab


Salam Salam

13. Pengorganisasian
13.1 Moderator :
Tugas :
1. Membuka acara penyuluhan
2. Mengatur jalannya penyuluhan
3. Menyampaikan sub topik penyuluhan
4. Memfasilitasi Tanya jawab
5. Menutup acara penyuluhan

13.2 Penyaji : 1. Sri Ratnawati,S.KM.,M,Kes.,M.H


2. Sunasih, Dip.Mw.,S.Pd.,M.Kes
3. Khasiat Ganesha Putri
4. Lia Nur Aini Fitri
5. Lupita Syaputri
6. Mega Safira Mahardini
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan

13.3 Observer :
Tugas :
1. Mengevaluasi jalannya penyuluhan
2. Mengobservasi ketepatan waktu penyuluhan

13.4 Notulen :
Tugas:
1. Mencatat semua peserta yang hadir

13.5 Fasilitator : Semua mahasiswa


14. Evaluasi Kegiatan
14.1 Kriteria Hasil
14.1.1 85% (8 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan Penatalaksanaan ASI Eksklusif dan Teknik Menyusui.

14.1.2 85% (8 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan dapat memahami dan
menjelaskan tentang Tujuan Penatalaksanaan ASI Eksklusif dan Teknik Menyusui.
14.1.3 85% (8 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang perbedaan kandungan ASI dengan susu formula
14.1.4 85% (8 orang)dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang Manfaat Penatalaksanaan ASI Eksklusif dan Teknik
Menyusui
14.1.5 85%(8 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang Waktu Pemberian ASI Eksklusif.
14.1.6 85%(8 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat pemberian ASI eksklusif.
14.1.7 85%(8 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang cara pemberian ASI pada ibu yang bekerja.
14.1.8 85%(8 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang Teknik menyusui.
14.1.9 85%(8 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang penyajian ASI.
14.1.10 85%(8 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang cara penyimpanan.
14.1.6 Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan acara sampai acara selesai.
14.2 Antisipasi Masalah
1. Jika ada peserta yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh
penyaji,maka penyaji akan memberikan kesempatan kepada pembimbing untuk
memberikan masukan.
2. Jika peserta tidak memperhatikan,maka penyaji akan memberikan stimulasi
dengan cara mengajaknya berinteraksi dengan memberi pertanyaan-pertanyaan
sederhana yang sekiranya dapat diketahui.
MATERI PENYULUHAN
ASI EKSKLUSIF DAN
TEKNIK MENYUSUI

1. Pengertian ASI Eksklusif


ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bubur nasi dan tim ( Roesli U, 2008 ).
Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan
bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan
demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak
berlaku lagi. (WHO, 2001) .
Menurut Buku saku Pelayanan kesehatan ibu difasilitas kesehatan dasar dan rujukan
(2013) ASI eksklusif adalah pemberian asi tanpa makanan dan minuman tambahan lain dari bayi
lahir sampai 6 bulan

2 Tujuan Asi eksklusif


Tujuan pemberian ASI ekslusif saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan yaitu dapat
membantu menjaga kesehatan tubuh dan kekebalan tubuh bayi terhadap jenis macam penyakit
yang mungkin dapat menyerang saat usia bayi masih rawan terkena penyakit. Selain untuk
kekebalan tubuh pemberian ASI secara eksklusif saat bayi baru lahir dapat membuat perasaan
bayi nyaman dan meningkatkan emosiaonal antara ibu dan bayi. Bayi yang diberikan ASI secara
eksklusif memiliki saluran pencernaan yang baik terutama pada daerah usus.

3 Manfaat ASI eksklusif


3.1 Menurut Roesli ( 2004) manfaat ASI bagi bayi adalah :
3.1.1 ASI sebagai nutrisi
Dengan tatalaksana menyususi yang benar, asi sebagai maknan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.
3.1.2 ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang mendapat asi eksklusif akan lebih sehat dan akan jarang sakit, karena asi
mengandung berbagai zat kekebalan
3.1.3 ASI meningkatkan kecerdasan
3.1.4 Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
Perasaan terlindung dan disayangi pada saat bayi di susui menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya dieri dan dasara
spiritual yang baik, melindungi anak dari serangan alergi, meningkatkan daya
penglihatan dan kepandaian bicara membantu pembentukan rahang mengurai resiko
terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan di duga mengurangi kemungkinan
penderita penyakit jantung. Menunjang perkembangan motorik bayi.

3.2 Menurut Roesli (2004) menyusui juga memberikan manfaat bagi ibu yaitu:
3.2.1 Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan resiko perdarahan post partum,
karena pada ibu menyusui peningkatan kadar oksitosin menyebakan fasokontriksi
pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan
angka kematian ibu melahirkan.
3.2.2 Mengurangi terjadinya anemia
Kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi
3.2.3 Menjarangkan kehamilan
Selama ibu memberikan ASI eksklusif dan sebelum haid, 98 % tidak hamil pada 6
bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
3.2.4 Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat sangat membantu rahim kembali ke
ukuran sebelum hamil
3.2.5 Ibu lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energin maka tubuh akan mengambilnya dari
lemak yang tertimbun selama hamil
3.2.6 Lebih ekonomis / murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula dan
perlengkapan menyusui. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran
untuk berobat bayi karena bayi jarang sakit.
3.2.7 Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan tanpa harus menyiapkan atau memasak air, tanpa harus
mencuci botol, dan tanpa menunggu agar suhunya sesuai.
3.2.8 Memberi kepuasan bagi ibu
Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon –hormon seperti oksitosin, dan
prolaktin yang disinyalir memberikan perasaan rileks atau santai dan membuat ibu
merasa lebih merawat bayinya.
3.2.9 Portable dan praktis
ASI dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap minum serta
dalam suhu yang selalu tepat
3.2.10 Ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah untuk terkena banyak penyakit
yaitu endometriosis
3.3 Manfaat ASI bagi keluarga
3.3.1 Hemat biaya
3.3.2 Anak sehat, jarang sakit, mudah pemberiannya

3.4 Manfaat ASI bagi Negara


3.4.1 Menghemat devisa
3.4.2 Mengurangi polusi
3.4.3 Menghemat subsidi kesehatan
3.4.4 Mengurangi morbiditas dan mortalitas anak
3.4.5 Menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu

4 Kandungan ASI dan susu formula

KADAR ZAT GIZI ASI SUSU SAPI


PROTEIN 12 gr 3,3 gr
LEMAK 3,8 gr 3,8 gr
LAKTOSA 7,0 gr 4,8 gr
KALORI 75,0 Kal 66,0 Kal
VITAMIN A 53,0 KI 34,0 KI
VITAMIN B1 0,11 mgr 0,42 mgr
VITAMIN C 43,0 mgr 1,8 mgr
KALSIUM 30,0 mgr 125,0 mgr
BESI 0,15 mgr 0,1 mgr
Perbedaan ASI Susu Formula
Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi, Tidak seluruh zat gizi yang terkandung
antara lain:faktor pembentuk di dalamnya dapat diserap oleh tubuh
sel-sel otak, terutama DHA, bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak
dalam kadar tinggi. ASI juga mudah diserap karena mengandung
mengandung whey (protein lebih banyak casein. Perbandingan
utama dari susu yang berbentuk whey: casein susu sapi adalah 20:80.
cair) lebih banyak daripada
kasein (protein utama dari susu
yang berbentuk gumpalan)
dengan perbandingan 65:35.
Nutrisi Mengandung imunoglobulin dan Protein yang dikandung oleh susu
kaya akan DHA (asam lemak formula berguna bagi bayi lembu tapi
tidak polar yang berikat banyak) kegunaan bagi manusia sangat terbatas
yang dapat membantu bayi lagipula immunoglobulin dan gizi yang
menahan infeksi serta ditambah di susu formula yang telah
membantu perkembangan otak disterilkan bisa berkurang ataupun
dan selaput mata. hilang.
Pencernaan Protein ASI adalah sejenis Tidak mudah dicerna: serangkaian
protein yang lebih mudah proses produksi di pabrik
dicerna selain itu ada sejenis mengakibatkan enzim-enzim
unsur lemak ASI yang mudah pencernaan tidak berfungsi. Akibatnya
diserap dan digunakan oleh lebih banyak sisa pencernaan yang
bayi. Unsur elektronik dan zat dihasilkan dari proses metabolisme
besi yang dikandung ASI lebih yang membuat ginjal bayi harus
rendah dari susu formula tetapi bekerja keras. Susu formula tidak
daya serap dan guna lebih tinggi mengandung posporlipid ditambah
yang dapat memperkecil beban mengandung protein yang tidak mudah
ginjal bayi. Selain itu ASI dicerna yang bisa membentuk sepotong
mudah dicerna bayi karena susu yang membeku sehingga berhenti
mengandung enzim-enzim yang di perut lebih lama oleh karena itu taji
dapat membantu proses bayi lebih kental dan keras yang dapat
pencernaan antara lain lipase menyebabkan susah BAB dan
(untuk menguraikan lemak), membuat bayi tidak nyaman.
amilase (untuk menguraikan
karbohidrat) dan protease (untuk
menguraikan protein).
Kebutuhan Dapat memajukan pendirian Kekurangan menghisap payudara:
hubungan ibu dan anak. ASI mudah menolak ASI yang
adalah makanan bayi, dapat menyebabkan kesusahan bayi
memenuhi kebutuhan bayi, menyesuaikan diri atau makan terlalu
memberikan rasa aman kepada banyak, tidak sesuai dengan prinsip
bayi yang dapat mendorong kebutuhan.
kemampuan adaptasi bayi.
Ekonomi Lebih murah: menghemat biaya Biaya lebih mahal: karena
alat-alat, makanan, dll yang menggunakan alat,makanan, pelayanan
berhubungan dengan kesehatan, dll. Untuk memelihara sapi.
pemeliharaan, mengurangi Biaya ini sangat subjektif yang menjadi
beban perekonomian keluarga. beban keluarga.
Kebersihan ASI boleh langsung diminum Polusi dan infeksi: pertumbuhan
jadi bias menghindari penyucian bakteri di dalam makanan buatan
botol susu yang tidak benar sangat cepat apalagi di dalam botol
ataupun hal kebersihan lain susu yang hangat biarpun makanan
yang disebabkan oleh penyucian yang dimakan bayi adalah makanan
tangan yang tidak bersih oleh bersih akan tetapi karena tidak
ibu. Dapat menghindari bahaya mengandung anti infeksi, bayi akan
karena pembuatan dan mudah mencret atau kena penularan
penyimpanan susu yang tidak lainnya.
benar.
Ekonomis Tidak perlu disterilkan atau Penyusuan susu formula dan alat yang
lebih mudah dibawa keluar, cukup untuk menyeduh susu.
lebih mudah diminum, minuman
yang paling segar dan suhu
minuman yang paling tepat
untuk bayi.
Penampilan Bayi mesti menggerakkan mulut Penyusuan susu formula dengan botol
untuk menghisap ASI, hal ini susu akan mengakibatkan penyedotan
dapat membuat gigi bayi yang tidak puas lalu menyedot terus
menjadi kuat dan wajah menjadi yang dapat menambah beban ginjal dan
cantik. kemungkinan menjadi gemuk.
Pencegahan Bagi bayi yang beralergi, ASI Bagi bayi yang alergi terhadap susu
dapat menghindari alergi karena formula tidak dapat menghindari
susu formula seperti mencret, mencret, muntah,infeksi saluran napas,
muntah, infeksi saluran asma, kemerahan, pertumbuhan
pernapasan, asma, bintik-bintik, terganggu dan gejala lainnya yang
pertumbuhan terganggu dan disebabkan oleh susu formula.
gejala lainnya.
Kebaikan bagi Dapat membantu kontraksi Tidak dapat membantu kontraksi rahim
ibu rahim ibu, lebih lambat datang yang dapat membantu pengembalian
bulan sehabis melahirkan tubuh ibu jadi rahim perlu dielus
sehingga dapat ber-KB alami. sendiri oleh ibu. Tidak dapat
Selain itu dapat menghabiskan memperlambat waktu datang bulan
kalori yang berguna untuk yang dapat menghasilkan cara KB
pengembalian postur tubuh ibu. alami. Berdasarkan biodata statistik,
Berdasarkan biodata statistik, ibu yang menyusui susu formula lebih
ibu yang menyusui ASI lebih tinggi kemungkinan menderita kanker
rendah kemungkinan menderita payudara.
kanker payudara, kanker rahim
dan keropos tulang.

(Sumber: dr. Suririnah,2009)


5 Waktu pemberian ASI
5.1 Berikan ASI pada saat setelah bayi dilahirkan. Pada saat bayi anda baru lahir, mungkin
ASI yang diproduksi belum begitu lancar, namun itu tidak menjadikan masalah karena
bayi akan menghisap sangat kuat sehingga proses produksi ASI dengan sendirinya
lancar.
5.2 Berikan ASI ketika bayi menginginkan. Dengan berjalannya waktu, bayi mulai terbiasa
membuat waktunya sendiri dengan menyesuaikan diri dengan produksi ASI yang anda
miliki. Pada saat inilah peran ibu sangat penting dalam menjaga pola makannya, ini
disebabkan oleh pola makan dan asupan makan ibu sangat berpengaruh terhadap
produksi ASI.
5.3 Berikan ASI lebih dari 6 bulan untuk menambah konsumsi makan terhadap si bayi.

6 Posisi menyusui
6.1 Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya
untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan
punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).

6.2 Posisi Menyokong (Football hold)


Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang
besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak
kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan
bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).

6.3 Posisi Berbaring


Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini
mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa har.i pertama. Sokong
kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).

7 Cara Menyusui
7.1 Persiapan
7.1.1 Ibu
7.1.2 Bayi
7.1.3 Celemek
7.1.4 Kursi
7.1.5 Tempat duduk kecil untuk penyangga kaki
7.2 Cara Kerja
7.2.1 Cuci tangan 6 langkah, sebelum menyentuh bayi.
7.2.2 Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
putting dan areola payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfeksi
dan menjaga kelembapan putting susu.
7.2.3 Bayi diposisikan menghadap perut atau payudara ibu.
7.2.4 Ibu duduk dengan santai. Bila duduk, lebih baik menggunakan kursi yang
rendah (agar kaki tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.
7.2.5 Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan bokong
bayi disokong dengan telapak tangan).
7.2.6 Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang lain di depan.
7.2.7 Perut bayi menempel pada badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara
(tidak hanya membelokkan kepala bayi)
7.2.8 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
7.2.9 Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
7.2.10 Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang dibawah.
Jangan menekan puting susu atau areola saja.
7.2.11 Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara menyentuh pipi
dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi dengan jari. Setelah bayi
membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan
putting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.
7.2.12 Usahakan sebagian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi,
sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah
areola payudara. Posisi yang salah, yaitu bila bayi hanya mengisap pada
putting susu saja, yang akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat
dan putting susu lecet.

Posisi yang benar Posisi yang salah


7.2.13 Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi.
7.2.14 Mengajari  ibu cara melepas isapan bayi (jari
kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
7.2.15 Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI
pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan
sendirinya
7.2.16 Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai
bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 –
15 menit) ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan

8 Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pemberian ASI


8.1 Susui bayi segera dalam 30-60 menit setelah lahir
8.2 Semakin sering menyusui semakin banyak ASI keluar
8.3 Pemberian makanan dan minuman lain akan mengurangi jumlah ASI
8.4 Ibu yang dapat menyusui dan mempunyai cukup ASI untuk bayinya. Oleh karena itu
perlu mengetahui ‘’ cara menyusui yang benar ‘’
9 Cara memberikan ASI pada ibu yang bekerja
9.1 Cara Memeras ASI
9.1.1 Letakkan tangan disalah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Tempatkan
ibu jari diatas kalang payudara da jari telunjuk serta jari tengah dibawah
sekitar 2,5 – 3,8 cm di belakang putting susu membentuk huruf C. Anggaplah
ibu jari berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi pukul jam 6. Ibu jari
dan jari telunjuk serta jari tengah saling berhadapan. Jari jari diletakkan
sedemikian rupa sehingga “gudang” ASI berada dibawahnya
9.1.2 Tekan lembut ke arah dada tanpa memindah posisi jari jari tadi. Payudara
yang besar dianjurkan untuk diangkat terlebih dahulu, kemudian ditekan ke
arah dada.
9.1.3 Buatlah gerakan menggulung dengan arah ibu jari dan jari jari kedepan untuk
memerah ASI keluar dari gudang ASI yang terdapat dibawah kalang
payudara dibelakang putting susu
9.1.4 Ulangi gerakan gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran AS berkurang.
Kemudian pindahkan lokasi ibu jari ke posisi lain (misal arah jam 9 dan jari
jari ke arah jam 3, lakukan gerakan memeras seperti tadi)
9.1.5 Lakukan pada kedua payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI
memancar dari putting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan
berhasil menekan gudang ASI. Letakkan cangkir bermulut lebar yang sudah
disterilkan dibawah ASI yang diperas.

9.2 Cara Menyimpan ASI

Lama
Tempat Penyimpanan Temperatus (Suhu) Gambar
Penyimpanan

Maksimal 4 jam
Dalam Ruangan (ASI pada ruangan tanpa
18 – 26 ℃
Segar) AC dan 6 jam pada
ruangan ber AC

Di Ruangan (ASI beku


19 – 26 ℃ Maksimum 4 jam
yang dicairkan)

Dikulkas (ASI Segar) <4℃ 2 – 3 hari

ASI beku yang


<4℃ 24 jam
dicairkan
Maksimum 2
Di Freezer (1 pintu) 0 - 18 ℃
minggu

Di Freezer (2 pintu) 18 – (-26) ℃ 3- 4 bulan

Suhu stabil di - 20
Deep Freezer 6 – 12 bulan
℃ atau kurang

9.3 Cara Menyajikan ASI


9.3.1 Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpan
9.3.2 ASI tidak harus dihangatkan. Beberapa ibu memberikannya dalam keadaan
dingin
9.3.3 Untuk ASI beku: pindahkan wadah ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam
bak berisi air dingin. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga mencapai suhu
pemberian ASI
9.3.4 Untuk ASI dalam lemari es: Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat
atau air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit. Jangan
menghangatkan ASI dengan api kompor secara langsung.
9.3.5 Jangan menaruh wadah dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan
ASI secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI dan membentuk
bagian panas yang melukai bayi. Botol juga dapat pecah bila dimasukkan ke
dalam microwave dalam waktu lama.
9.3.6 Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu
untuk mengecek apakah suhu sudah hangat.
9.3.7 Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang
ASI yang sudah dihangatkan.

10 Tanda bayi menyusu dengan benar


10.1 Bayi tampak tenang.
10.2 Badan bayi menempel pada perut ibu.
10.3 Mulut bayi terbuka lebar.
10.4 Dagu menempel pada payudara ibu.
10.5 Sebagian besar areola payudara masuk ke dalam mulut bayi.
10.6 Bayi tampak mengisap kuat dengan irama perlahan.
10.7 Putting susu ibu tidak terasa nyeri.
10.8 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
10.9 Kepala tidak menengadah.
Daftar Hadir untuk peserta

Penyuluhan Pada Ibu Hamil


Penatalaksanaan Pemberian Asi Eksklusif dan Teknik Menyusui
Di Poli Hamil I RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Tanggal 23 September 2015

NO. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

11. 11.

12. 12.

Surabaya, 23 September 2015


Penyaji :
1. Sri Ratnawati, SKM., M.Kes., MH
2. Sunarsih, Dip.Mw.,S.Pd.,M.Kes
3. Khasiat Ganesha P.
4. Lia Nur Aini F
5. Lupita Syaputri
6. Mega Safira M
DAFTAR PUSTAKA

Sherly J, dkk. 2013. BAHAN AJAR ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI.
Surabaya
Widyatun, Diah. 2012. TEKNIK / CARA MENYUSUI YANG BENAR.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com
Bidanku.com. 2014. Waktu yang Tepat dalam Memberikan ASI.
http://bidanku.com/waktu-yang-tepat-dalam-memberikan-asi
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai