Anda di halaman 1dari 10

DOSEN PEMBIMBING : JUMAISA, S.Pd, M.

Pd,

KONSEP RELIGI DAN SISTEM KEPERCAYAAN DALAM KAITANNYA


DENGAN TAHAP KEBUDAYAAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

HIJJARATUL PHADILAH.Z (19.1700.041)

ABD.HAKIM (19.1700.044)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI TADRIS IPS

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang


telah melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah dengan judul “KONSEP RELIGI DAN SISTEM
KEPERCAYAAN DALAM KAITANNYA DENGAN TAHAP KEBUDAYAAN”.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman


yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

PAREPARE, 04 APRIL 2021

KELOMPOK 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
a. Latar Belakang.......................................................................................................................1
b. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................................................3
A. Konsep Religi Dan Sistem Kepercayaan Dalam Kaitannya Dengan Tahap Kebudayaan............3
B. Nilai-Nilai Mistis Religius Yang Mencerminkan Nilai-Nilai Sosial....................................4
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP..........................................................................................................................................7
KESIMPULAN................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sistem religi atau agama merupakan aspek penting dalam


kebudayaan, bahkan C. Kluckhohn menempatkan agama sebagai cultural
universal ke enam dari unsur kebudayaan yang dikemukakannya, yaitu (1)
bahasa, (2) sistem pengetahuan, (3) organisasi sosial, (4) sistem
peralatan hidup dan teknologi, (5) sistem mata pencaharian hidup, (6)
sistem religi, dan (7) kesenian (Koentjaraningrat, 2009) Religi atau agama
pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib,
luar biasa atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan
individu dan masyarakat, bahkan terhadap gejala gejala alam.
Kepercayaan itu menimbulkan perilaku terntentu dari individu ataupun
masyarakat yang mempercayainya seperti berdoa, memuja dan lainnya,
serta menimbulkan sikap mental tertentu, seperti takut, pasrah, optimis
dan lain sebagainya. Setiap agama memiliki ajaran yang menjadi
pedoman bagi pengikutnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana menurut Malefijt, peran agama dalam kehidupan
masyarakat sangat penting, tidak ada aspekkebudayaan lain dari agama
yang lebih luas pengaruh dan implikasinya dalam kehidupan manusia,
agama juga berinteraksi secara signifikan dengan institusi budaya lain.
Ekpresi religius ditemukan dalam budaya materil, prilaku manusia, norma,
moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, politik, pengobatan, sains,
teknologi, seni, pemberontakan, perang, dan sebagainya (Agus, 2006).
Agama adalah sebuah pola untuk melakukan tindakan, agama menjadi
suatu nilai dalam kehidupan manusia yang mempengaruhi segala aspek
kehidupan manusia.

1
b. Rumusan Masalah

1. Konsep religi dan sistem kepercayaan dalam kaitannya dengan tahap


kebudayaan.
2. Nilai-nilai mistis religius yang mencerminkan nilai-nilai sosial.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Religi Dan Sistem Kepercayaan Dalam Kaitannya Dengan


Tahap Kebudayaan
Koentjaraningrat mendefinisikan religi sebagai sistem yang terdiri
dari konsep-konsep yang dipercaya dan menjadi keyakinan secara mutlak
suatu umat beragama dan upacara-upacara beserta pemuka-pemuka
agama yang melaksanakannya. Sistem religi mengatur hubungan antara
manusia dengan Tuhan dan dunia gaib, antara sesama manusia dan
antara manusia dengan lingkungannya yang dijiwai oleh suasana yang
dirasakan sebagai suasana kekerabatan oleh yang menganutnya.

2
Sistem religi dan kepercayaan adalah hal yang tak dapat
dipisahkan, religi merupakan bagian dari kepercayaan atau kepercayaan
merupakan bagian dari religi.

Banyak sekali sistem religi yang dianut oleh bangsa kita, mulai dari
animisme, dinamisme hingga munculnya agama bumi dan agama langit,
semua itu adalah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat bangsa kita.

Animisme percaya pada roh nenek moyang dan dinamisme


percaya akan benda yang memiliki kekuatan gaib merupakan bagian dari
sistem religi yang ada dalam masyarakat kita.

Adanya kepercayaan melahirkan adanya sistem religi, dalam


sistem religi terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

1. Emosi keagamaan (getaran jiwa) yang menyebabkan bahwa manusia


didorong untuk berperilaku keagamaan.
2. Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang
bentuk dunia, alam, alam gaib, hidup, dan maut.
3. Sistem ritus dan upacara keagamaan yang bertujuan mencari
hubungan dengan dunia gaib berdasarkan sistem kepercayaan
tersebut.
4. Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang
mengonsepsikan dan mengaktifkan religi berikut sistem-sistem
keagamaannya.
5. Peralatan dalam upacara atau ritus keagamaan.

Kelima unsur itu saling berkaitan, kelima unsur itu pasti ada dalam
sebuah sistem religi. Emosi keagamaan adalah modal awal manusia
untuk berprilaku keagamaan, berprilaku keagamaan tersebut dikuatkan
dengan adanya sistem kepercayaan dan keyakinan, dalam
kepercayaannya pasti melahirkan ritual atau upacara keagamaan untuk
berhubungan dengan tuhan, dewa, roh atau apapun yang mereka yakini,
dalam melakukan peribadatan atau pemujaan masyarakat tentu daja

3
mempunya media dalam melakukan prosesnya agar sampai pada sesuatu
yang telah mereka yakini tersebut. Dan setelah semua itu ada, tentu saja
akan ada kelompok keagamaan atau kesatuan sosial yang akan terus
menjaga kepercayaan mereka, menurunkan dan mengajarkan kepada
generasi penerus mereka agar sistem religi tersebut tidak hilang. Tidak
adanya salah satu unsur tersebut dalam sebuah sistem religi akan
menimbulkan masalah dalam sistem religi dan tidak berjalannya sistem
religi tersebut.

B. Nilai-Nilai Mistis Religius Yang Mencerminkan Nilai-Nilai Sosial.

Nilai-nilai karakter religius merupakan pendidikan yang


menekankan nilai-nilai religius, seperti nilai ibadah, nilai jihad, nilai
amanah, nilai ikhlas, akhlak dan kedisiplinan serta keteladanan.
Pendidikan karakter religius umumya mencangkup pikiran, perkataan, dan
tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai
ketuhanan atau ajaran agama.

Dalam indikator keberhasilan pendidikan karakter, indikator nilai


religius dalam proses pembelajaran umumnya mencangkup mengucapkan
salam, berdo‟a sebelum dan sesudah belajar, melaksanakan ibadah
keagamaan, dan merayakan hari besar keagamaan.

Secara spesifik, pendidikan karakter yang berbasis nilai religius


mengacu pada nilai-nilai dasar yang terdapat dalam agama (Islam). Nilai-
nilai karakter yang menjadi prinsip dasar pendidikan karakter banyak kita
temukan dari beberapa sumber, di antaranya nilai-nilai yang bersumber
dari keteladanan Rasululloh yang terjawantahkan dalam sikap dan
perilaku sehari-hari beliau, yakni shiddiq (jujur), amanah (dipercaya),
tabligh (menyampaikan dengan transparan), fathanah (cerdas).

Menurut Zayadi sebagaimana sumber nilai religius yang berlaku


dalam kehidupan manusia di golongkan menjadi 2 macam yaitu:

4
a) Nilai Ilahiyah

Nilai Ilahiyah adalah nilai yang berhubungan dengan ketuhanan


atau hablun minallah, dimana inti dari ketuhanan adalah keagamaan.
Kegiatan menanamkan nilai keagamaan menjadi inti nilai pendidikan.
Nilai-nilai yang paling mendasar adalah:

1) Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah


SWT.
2) Islam, sebagai kelanjutan iman, maka sikap pasrah kepada-Nya
dengan meyakini bahwa apapun yang datang dari Tuhan
mengandung hikmah kebaikan dan sikap pasrah kepada Tuhan.
3) Ihsan, yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah
senantiasa hadir atau berada bersama kita berada.
4) Taqwa, yaitu sikap menjalani perintah dan menjauhi larangan
Allah SWT.
5) Ikhlas, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan tanpa
pamrih semata-mata hanya demi memperoleh ridha dari Allah
SWT.
6) Tawakkal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah
dengan penuh harapan kepada Allah SWT.
7) Syukur, yaitu sikap penuh rasa terimakasih dan penghargaan
atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah SWT.
8) Sabar, yaitu sikap yang tumbuh karena kesadaran akan asal dan
tujuan hidup yaitu Allah SWT.

b) Nilai Insaniyah

Nilai Insaniyah adalah nilai yang berhubungan dengan sesama


manusia atau hablum minan nas, yang berisi budi pekerti, berikut nilai
yang tercangkup dalam nilai Insaniyah:

1) Silaturrahmi yaitu pertalian cinta kasih antara manusia.


2) Alkhuwah yaitu semangat persaudaraan.

5
3) Al-Adalah yaitu wawasan yang seimbang.
4) Khusnu dzan yaitu berbaik sangka kepada manusia.
5) Tawadhu yaitu sikap rendah hati.
6) Al-wafa yaitu tepat janji.
7) Amanah yaitu sikap dapat dipercaya.
8) Iffah yaitu sikap penuh harga diri tetapi tidak sombong tetap
rendah hati.
9) Qowamiyah yaitu sikap tidak boros.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem religi mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan


dan dunia gaib, antara sesama manusia dan antara manusia dengan
lingkungannya yang dijiwai oleh suasana yang dirasakan sebagai suasana
kekerabatan oleh yang menganutnya.

Sistem religi dan kepercayaan adalah hal yang tak dapat


dipisahkan, religi merupakan bagian dari kepercayaan atau kepercayaan
merupakan bagian dari religi.

Nilai-nilai karakter religius merupakan pendidikan yang


menekankan nilai-nilai religius, seperti nilai ibadah, nilai jihad, nilai
amanah, nilai ikhlas, akhlak dan kedisiplinan serta keteladanan.

6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/nurulwidad/54f759b9a33311d2338b46a5/sistem-
religi-dan-kepercayaan

http://repository.iainpurwokerto.ac.id/3499/2/ULFATUN
%20AMALIA_PENANAMAN%20NILAINILAI%20KARAKTER%20RELIGIUS
%20DALAM%20KEGIATAN%20HIMDA%E2%80%99IS%20%28HIMPUNAN
%20DA%E2%80%99I%20SIS.pdf

Anda mungkin juga menyukai