Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSEP DAN TEORI BIROKRASI

Oleh :

KELOMPOK 4

Helma Lia (20.11.022795)

Mastika Ramadhaning Tiyas (20.11.022427)

Normala (20.11.022423)

Rifqi Aulia (20.11.022421)

Rizka Febrianty (20.11.022586)

Siti Khairani Masdaniah (20.11.022564)

ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOIAL DAN POLITIK

Universitas Muhammadiyah Palangka Raya

2020
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Teori
Organisasi tentang ”Konsep dan Teori Birokrasi”. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah
ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.

Kami juga mengucapkan terima kasih selaku dosen pengampu Wening Mustikaningsih, S.IP.,
MA., selaku dosen Teori Organisasi kami yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Palangka Raya, April 2021

Ttd

Kelompok 4

I
DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................................................I

DAFTAR ISI.............................................................................................................................II

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Konsep Birokrasi...............................................................................................................2

1.1 Definisi Birokrasi..........................................................................................................2

B. Teori Birokrasi...................................................................................................................3

2.1 Proposi Birokrasi...........................................................................................................3

2.2 Konsep Birokrasi Weber...............................................................................................4

B. Konsekuensi atas penyelenggaraan fungsi Birokrasi.........................................................5

BAB III.......................................................................................................................................6

PENUTUP..................................................................................................................................6

Kesimpulan.............................................................................................................................6

Daftar Pustaka.........................................................................................................................6

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Birokrasi merupakan lembaga yang memiliki kemampuan besar dalam menggerakkan


organisasi, karena birokrasi ditata secara formal untuk melahirkan tindakan rasional dalam
sebuah organisasi. Birokrasi merupakan sarana dan alat dalam menjalankan kegiatan
pemerintahan di era masyarakat yang semakin modern dan kompleks, namun masalah yang
dihadapi oleh masyarakat tersebut adalah bagaimana memperoleh dan melaksanakan
pengawasan agar birokrasi dapat bekerja demi kepentingan rakyat banyak. Seperti rumusan
tipe idealnya birokrasi Max Weber yang mendefinisikan birokrasi sebagai suatu bentuk
organisasi yang ditandai oleh hierarki, spesialisasi peranan, dan tingkat kompetensi yang
tinggi ditunjukkan oleh para pejabat yang terlatih untuk mengisi peran-peran tersebut
(Thomson, 1961:152).

B. Tujuan Penulisan

Untuk memahami dan mengetahui tentang Konsep dan Teori Birokrasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Birokrasi

De Gournay dalam Albrow (1989:2), salah seorang perintis studi Birokrasi pada tahun
1764 di perancis menemukan sebuah penyakit pemerintahan yang disebut “buruemania”,
untuk menyebutkan pemerintahan yang banyak dikeluhkan dimana banyak para pejabat, juru
tulis, sekretaris, para inspektur dan manajer diangkat bukan menguntungkan kepentingan
umum. Akan tetapi lebih mengutamakan kepentingna pribadi, kelompok, dan atau golongan.

Sejak itu istilah birokrasi mulai diperkenalkan, Dalam perbendaharaan bahasa pada abad
ke 18 sudah mulai populer istilah “bureau” yang diserap dari konsep yunani tentang
pemerintahan yang diartikan: meja tulis, tempat para pejabat bekerja, dan ditambahkan arti
aturan. Albrow (1989:3), menjelaskan istilah ini kemudian mengalami transliterasi
sabagaimana istilah democracy, sehingga menjadi “bureucracy”. Kata ini dengan cepat
diterima dalam pembendaharaan politik internasional, dan menjadi bureucratie (prancis),
bureukratie (jerman), burocrazia (italia), dan bureucracy (inggris). Kata ini dalam kamus
mengartikan sebagai kekuasaan pejabat dalam pemerintahan.

1.1 Definisi Birokrasi

 Weber dalam H.G Surie (1987:99), menyebutkan definisi birokrasi adalah sebagai
suatu daftar atau sejumlah daftar ciri-ciri yang sifat pentingnya yang relatif secara
hubungannya satu sama lain telah banyak menimbulkan perdebatan paling mencolok
di antara ciri-ciri ini ialah bidang-bidang kompetensi yang jelas batasnya, nya
pelaksanaan tugas-tugas resmi secara terus menerus. Weber pada dasarnya
mengatakan bahwa efisiensi sebagai norma birokrasi. blau dalam Sinambela
(2006:70), Mengatakan bahwa birokrasi adalah organisasi yang ditunjukkan untuk
memaksimumkan efisiensi dalam administrasi.
 Setiyono (2004:9), mengatakn bahwa birokrasi adalah sebuah ruang mesin negara. Di
dalam berisi orang-orang (pejabat) yang digaji dan dipekerjakan oleh negara untuk
memberikan nasehat dan melaksanakan kebijakan politik negara.

2
Berdasarkan definisi birokrasi di atas maka dapat dikatakan bahwa birokrasi adalah
merupakan lembaga pemerintah yang menjalankan tugas pelayanan pemerintahan baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

B. Teori Birokrasi

Menurut Max Weber birokrasi merupakan ciri pola organisasi yang strukturnya dibuat
sedemikian rupa Sehingga secara maksimal dapat memanfaatkan tenaga ahli.

Weber memandang birokrasi sebagai unsur pokok dalam rasionalisasi dunia modern,Yang
baginya jauh lebih penting dari seluruh proses sosial. proses ini mencakup ketepatan dan
kejelasan yang dikembangkan dalam prinsip-prinsip memimpin organisasi sosial. dengan
sendirinya hal ini memudahkan mendorong konseptualisasi ilmu sosial, dan bantuan
konseptual teori Weber tentang birokrasi ialah terletak pada penjelasan ketika mendiskusikan
tipe rasional yang murni dari weber. Sesuai dengan teorinya bahwa dalam legitimasi ialah
dasar bagi sebuah sistem otoritas, Ia memulai dengan mengemukakan lima keyakinan yang
terdapat pada otoritas yaitu: 1) penegakan aturan yang sah dapat ditingkatkan kepatuhan dari
para anggota organisasi. 2) hukuman Merupakan suatu sistem aturan-aturan abstrak yang
diterapkan pada kasus-kasus tertentu, Sedangkan administrasi melayani kepentingan
kepentingan organisasi yang ada dalam batas-batas hukum. 3) manusia yang Menjalankan
otoritas juga mematuhi makanan impersonal tersebut. 4) Hanya sosok Yang maaf yang benar-
benar mematuhi hukum. 5) kepatuhan seharusnya tidak kepada person yang memegang
otoritas melainkan kepada tatanan yang menjaminnya untuk menduduki jabatan.

2.1 Proposi Birokrasi

Weber menyusun 8 proposisi tentang menyusun sistem otoritas legal, yaitu : (1) Tugas-
tugas pejabat diorganisir berdasarkan aturan yang berkesinambungan, (2) Tugas-tugas
tersebut dibagi berdasarkan bidang-bidang yang dibedakan menurut fungsi masing-masing
dilengkapi dengan syarat otoritas dan sanksi-sanksi. (3) jabatan-jabatan tersusun secara
hirarkis, kontrol dan komplain di antara mereka secara terinci. (4) aturan-aturan yang sesuai
dengan pekerjaan diarahkan baik teknis maupun secara legal. (5) sumber daya organisasi
sangat berbeda dengan yang berasal dari para anggota sebagai individu pribadi, (6)
pemegang jabatan tidak sesuai dengan jabatannya, (7) Administrasi didasarkan pada
dokumen-dokumen tertulis. (8) sistem otoritas legal dapat mengambil banyak bentuk, tetapi
dilihat dari bentuk aslinya ialah di dalam sebuah staf administrasi birokratik.

3
2.2 Konsep Birokrasi Weber

Konsep Birokrasi Ideal Weber ada 7 dalam, Robbins (1994:338), sebagai berikut

1. Spesialisasi pekerjaanan, yaitu semua pekerjaan dilakukan dalam kesederhanaan,


rutinitas dan mendefinisikan tugas dengan baik.
2. hirarki kewenangan yang jelas yaitu sebuah struktur multi tingkat yang formal,
dengan posisi hierarki atau jabatan, yang memastikan bahwa setiap jabatan yang lebih
rendah berada di bawah supervisi dan kontrol dari yang lebih tinggi.
3. Formalisasi yang tinggi, yaitu semua anggota organisasi diseleksi dalam basis
kualifikasi yang didemonstrasikan dengan pelatihan, pendidikan atau latihan formal.
4. pengambilan keputusan mengenai penempatan pegawai yang didasarkan atas
kemampuan, tentang seleksi dan promosi didasarkan atas kualifikasi teknis,
kemampuan dan prestasi para calon.
5. bersifat tidak pribadi (impersonalitas), yaitu sanksi-sanksi diterapkan secara seragam
dan tanpa perasaan pribadi untuk menghindari keterlibatan dengan kepribadian
individual referensi pribadi para anggota.
6. Jejak Karir bagi para pegawai, Yaitu para pegawai diharapkan mengejar karir dalam
organisasi. sebagai imbalan atas komitmen terhadap karir tersebut, para pegawai yang
mempunyai masa jabatan yang Artinya mereka akan dipertahankan Meskipun mereka
“ Kehabisan tenaga” atau jika kepandaiannya tidak terpakai lagi.
7. kehidupan organisasi yang dipisahkan dengan jelas dari kehidupan pribadi, yaitu
pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk keperluan dan kepentingan
pribadinya termasuk keluarganya.

Tipe ideal birokrasi weberian tersebut sampai saat ini belum terimplementasi secara ideal
sebagaimana yang diharapkan Weber. Misalnya persyaratan tentang pengangkatan pejabat
dalam jabatan tertentu, harus didasarkan pada profesionalisme, akan tetapi belum menjadi
sebagai realita, yang terjadi adalah sebaliknya, pejabat diangkat berdasarkan kepentingan
yang mengangkatnya. ketika pejabat yang diangkat tidak mampu memenuhi pengangkatnya,
maka pejabat tersebut dengan mudah dimutasi dan bahkan didemosi. dalam artian bahwa
pejabat yang diangkat bukan karena sistem karier atau merit, tapi didasarkan pada
nepotisme.

4
Teori Weber mengatakan bahwa satu-satunya cara bagi masyarakat modern untuk
mengoperasikan secara efektif konsep ideal tersebut dengan mengorganisasikan spesialis-
spesialis birokrasi yang fungsional dan Terlatih.

B. Konsekuensi atas penyelenggaraan fungsi Birokrasi

5
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Pasolong, Harbani. "Teori administrasi publik." (2007).

Anda mungkin juga menyukai