Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN PELAKSANAAN

SIKLUS I

A. Tahap Perencanaan
Rencana pelaksanaan dalam PTL adalah pilihan tindakan yang diambil
untuk mencapai tujuan. Rencana ini berbeda dengan RPL atau
SATLAN/SATKUNG, karena RPL atau SATLAN/SATKUNG baru merupakan
rencana tindakan PTL. Rencana tindakan PTL ini berisi skenario tindakan/layanan
serta rencana tentang pengumpulan datanya, baik menyangkut teknik serta alat
yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Skenario merupakan langkah
langkah tindakan yang akan dilakukan peneliti dalam meneliti yang berisi uraian
tentang metode, teknik, serta kegiatan yang mesti dilakukan peneliti. Dalam
menentukan skenario hendaknya disesuaikan kembali dengan alat, materi serta
alokasi waktu yang disediakan.
Skenario penelitian ini dimulai dari proses penetapan subjek penelitian,
adapun proses yang dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Peneliti menemui Kepala Sekolah dan Guru BK di SMK Negeri 4 Kota
Jambi untuk menyampaikan maksud dan tujuan peneliti.
2. Peneliti bekerja sama dengan kolaborator yaitu guru BK di SMK Negeri 4
Kota Jambi untuk menentukan salah satu kelas prioritas yang memiliki
siswa dengan kepercayaan diri yang rendah dalam proses pembelajaran.
3. Peneliti menyebarkan angket pada kelas prioritas untuk membuktikan
kebenaran data dan informasi yang diberikan kolaborator.
4. Peneliti menganalisis jawaban angket yang telah diisi oleh siswa.
5. Kemudian menentukan satu siswa dengan skor kepercayaan diri paling
rendah sebagai subjek penelitian.
Setelah peneliti menemukan kandidat subjek dalam penelitian, maka
selanjutnya peneliti menvalidasi data tersebut kepada kolaborator. Selain itu,
peneliti juga berusaha untuk mendapatkan gambaran bentuk kurangnya
kepercayaan diri subjek dari informasi yang diberikan oleh kolaborator. Setelah
mendapatkan kebenaran informasi yang diperoleh, maka dilakukan proses
konseling individual kepada subjek. Adapun rencana pelaksanaan layanan
konseling individual ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menguak segala hal
berkaitan kurangnya rasa percaya diri subjek dalam proses pembelajaran, terkait
latar belakang timbulnya masalah dan bentuk-bentuk kurangnya kepercayaan diri
yang dilakukan subjek.
Langkah-langkah pelaksanaan konseling individual yang akan dilakukan
antara lain meliputi:
1. Melakukan pertemuan dan membangun hubungan dengan subjek
penelitian berdasarkan asas-asas konseling.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan yang dimiliki peneliti sehingga
melakukan penelitian tersebut.
3. Meminta kesediaan subjek untuk dapat mengikuti proses penelitian
hingga selesai.
4. Memberikan kesempatan kepada subjek penelitian untuk mengutarakan
masalah yang dialaminya terkait rasa percaya diri dalam proses
pembelajaran.
5. Mengajak subjek untuk menelaah dampak yang dapat ditimbulkan dari
masalah yang dialaminya.
6. Menanyakan komitmen subjek terkait usahanya untuk memperbaiki diri.
7. Peneliti melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama
subjek penelitian meninjau kembali permasalahan yang dihadapi subjek
penelitian.
8. Peneliti bersama subjek penelitian membuat kesimpulan mengenai hasil
proses konseling.
9. Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
10. Peneliti kemudian menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan informasi dan kesepakatan yang diperoleh dari proses
konseling sebelumnya.
11. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
Selama proses konseling dilakukan, seluruh kegiatan akan
didokumentasikan dan diketahui oleh kolaborator atas persetujuan dari subjek
penelitian. Setelah dilakukan konseling invidual terhadap diri subjek, maka
disusunlah rencana pelaksanaan untuk meningkatkan kepercayaan diri subjek
menggunakan teknik kursi kosong pada pertemuan selanjutnya. Siklus I
direncanakan akan berlangsung ±30 menit yang akan dilaksanakan di SMK
Negeri 4 Kota Jambi. Adapun rencana pada tindakan tersebut meliputi:
1. Membuat perjanjian dengan kolaborator dan subjek penelitian terkait
waktu dan tempat dilaksanakaannya siklus I.
2. Peneliti menyiapkan alat pengumpul data yang akan digunakan berupa
lembar observasi yang akan digunakan oleh kolaborator selama proses
layanan berlangsung.
3. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk dokumentasi berupa kamera
dan tripod, serta 3 buah kursi yang akan digunakan selama proses layanan
berlangsung.
4. Melaksanakan proses layanan sesuai dengan skenario yang telah disusun
sebelumnya.
Adapun skenario pelaksanaan layanan konseling individual dengan
pendekatan teknik kursi kosong dalam penelitian ini meliputi:
1. Terlebih dahulu peneliti menjelaskan kepada subjek penelitian tentang
pengertian, konsep dan tata cara pelaksaan teknik kursi kosong.
2. Meminta subjek untuk menjelaskan kembali latar belakang, bentuk dari
kurangnya rasa percaya diri yang dialaminya.
3. Meminta kesediaan dan menanyakan kesiapan subjek penelitian.
4. Mengkondisikan subjek penelitian untuk memainkan peran dirinya sesuai
dengan masalah yang dialami, yaitu sebagai siswa yang memiliki masalah
dengan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran.
5. Peneliti meminta konseli untuk memejamkan mata dan membayangkan
kehadiran imajiner.
6. Peneliti meminta konseli untuk dapat memerankan diri secara utuh, yaitu
subjek diminta untuk mendialogkan/berbicara sesuai dengan peran dirinya
secara utuh dan lengkap.
7. Memainkan dua peran yaitu peneliti meminta konseli untuk memainkan
dua peran yaitu peran dirinya dan peran imajiner.
8. Pemahaman baru, yaitu peneliti meminta konseli untuk mendeskripsikan
pemahaman baru yang diperoleh melalui pelaksanaan teknik kursi
kosong.
9. Evaluasi dan penetapan komitmen oleh subjek penelitian.

B. Tahap Pelaksanaan/Observasi
1. Mengidentifikasi masalah
2. Pengenalan konsep dan asas konseling dan teknik kursi kosong
3. Mengkondisikan konseli untuk berperan sesuai dengan dirinya sesuai
dengan masalah yang hendak dientaskan
4. Proses membayangkan kehadiran imajiner
5. Meminta konseli untuk mendialogkan/bicara sesuai dengan peran dirinya
6. Peneliti meminta konseli untuk memainkan dua peran
7. Pemahaman baru
8. Evaluasi

C. Tahap Evaluasi
1. Kolaborator mengamati pelaksanaan teknik kursi kosong yang dilakukan
oleh peneliti
2. Selama kegiatan kolaborator mengamati sikap dan perilaku subjek
penelitian
3. Peneliti peneliti menilai lembar hasil yang telah diisi konseli berupa laiseg
dan angket
4. Peneliti menganalisa lembar jawaban penilaian proses (observasi) yang
diisi kolaborator
D. Tahap Refleksi
1. Peneliti menganalisis data yang diperoleh untuk mengetahui hasil dari
pelaksanaan kegiatan serta mencari tau atas kekurangan yang terjadi pada
saat melaksanakan kegiatan.
2. Peneliti mengingat kekurangan dan merancang perbaikan untuk
memperbaiki kekurangan yang telah dilakukan pada setiap siklusnya.
3. Setelah evaluasi dilakukan, maka hal yang menentukan langkah dalam
penelitian berikutnya dilihat dari hasil yang dilaksanakan pada siklus
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai