Anda di halaman 1dari 27

1.

1 Definisi Akuntansi
Akuntansi merupakan kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk mengukur
dan melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi.Akuntansi juga sering
dianggap bahasa bisnis, dimana Informasi bisnis dikomunikasikan kepada stakeholders
melalui laporan akuntansi.Proses Akuntansi meliputi kegiatan pengidentifikasian,
pengukuran, penganalisaan, pencatatan dan pengkomunikasian informasi keuangan.
1.2 Pengguna Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi digunakan oleh banyak pihak atau pengguna dengan masing-masing
kepentingannya. Informasi yang dibuthkan oleh para pengguna laporan sangat berbeda
tergantung dari kepentingan masing-masing,Para pengguna Informasi Akuntansi antara lain :
a. Direktur atau pihak manajemen perusahaan
Manajemen memiliki tanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. Bagi
manajemen, akuntansi memiliki peranan yang penting dalam hal :
- Melindungi harta perusahaan
- Penyusunan rencana kegiatan perusahaan di masa yang akan datang
- Pengukuran penghasilan perusahaan dalam kurun waktu tertentu
- Pengawasan kegiatan perusahaan
b. Investor ( Penanam modal)
Pihak Investor menggunakan Informasi laporan akuntansi untuk mengambil keputusan
dalam hal membeli atau melepaskan saham investasinya.
c. Kreditur atau Calon Kreditur
Kreditur adalah pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada perusahaan.
Kreditur berkepentingan terhadap keamanan dana yang dipinjamkannya dan tingkat
penghasilan yang akan diperolehnya. Para Calon Kreditur perlu mengevaluasi laporan
akuntansi sebelum memutuskan untuk memberikan pinjaman
d. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap Informasi akuntansi untuk hal-hal sebagai berikut :
- Pembayaran pajak yang ditanggung perusahaan : Pajak Penghasilan Badan, maupun
yang harus dihitung, dipungut, disetor dan dilaporkan oleh perusahaan seperti pajak
Penghasilan Karyawan.
- Ketaatan perusahaan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan tentang
pemberian upah minimum regional (UMR)
- Penetapan kebijaksanaan tertentu

1.3 Asumsi Dasar


Asumsi yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan dalam IFRS
(Internasional Financial Standar Board) adalah :
a. Basis Akrual (Accrual Basic)
Apabila Laporan keuangan disusun atas dasar akrual maka transaksi atau kejadian-
kejadian akan diakui dan dicatat didalam catatan akuntansi dan dilaporkan didalam
laporan keuanagn pada periode yang berkaitan,
b. Kelangsungan Hidup ( Going Concern)
Apabila Laporan keuangan disusun atas atas dasar kelangsungan hidup (Going Concern)
maka entitas dianggap akan terus beroperasi untuk masa mendatang, dengan kata lain
entitas diasumsikan tidak bertujuan untuk dilikuidasi dimasa mendatang setidaknya suatu
periode dua belas bulan dari akhir suatu periode akuntansi(IAS1)
1.4 Persamaan Dasar
Setiap Entitas memiliki transaksi yang perlu dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan
kemudian dilaporkan kepada berbagai pihak.
- Assets (Harta/Kekayaan) merupakan sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan
yang digunakan atau dimanfaatkan untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan.
Contohnya :Kas, Piutang usaha,persediaan barang,perlengkapan,asuransi dan sewa
dibayar dimuka,tanah,bangunan,kendaraan, dan lain-lain.
- Liabilities (Utang) merupakan kewajiban perusahaan kepada kreditur (supplier,bank) dan
pihak lainnya (karyawan,pemerintah) yang memiliki hak/klaim atas asset perusahaan.
Contohnya : Utang Usaha,Pinjaman Bank, Utang Gaji, Utang Pajak, dll.
- Equity ( Ekuitas/Modal) merupakan hak pemilik dana atau pemegang saham atas asset
perusahaan.
Hubungan antara assets, Liabilitie dan Equity dirumuskan kedalam persamaan akuntansi
sebagai berikut :

Assets = Liabilities + Equity

Rumusan persamaan tersebut bersifat mutlak dimana liabilities harus ditempatkan terlebih
dahulu sebelum Equity, ini berarti bahwa kreditur memiliki hak yang pertama atas kekayan
perusahaan, setelah itu sisa asset yang masih ada barulah menjadi hak pemilik
dana/pemegang saham.

1.5 Laporan Keuangan


Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan .Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis.
Perangkat laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah sebagai berikut :
a. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan yang menyajikan secara sistematis pendapatan dan beban perusahaan untuk
suatu periode tertentu.Laporan laba rugi akan menunjukkan laba atau rugi sebuah
perusahaan yang di peroleh dari pendapatan dikurangi beban.
b. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik untuk suatu periode
tertentu.Ekuitas pemilik akan bertambah dengan adanya investasi dan laba bersih, dan
ekuitas akan berkurang dengan adanya prive dan rugi bersih.
c. Neraca (Balance sheet)
Laporan yang menunjukkan posisi asset,liabilitas dan ekuitas perusahaan . Neraca
bertujuan untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
d. Laporan Arus Kas (Statement of cash flows)
Laporan yang menunjukkan secara terperinci arus kas masuk dan arus kas keluar
berdasarkan masing-masing aktivitasnya.dari aktivitas opersai,aktivitas investasi,dan
aktivitas pendanaan /pembiayaan untuk suatu periode tertentu. Laporan arus kas
menunjukan besarnya kenaikan / penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama
periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai akhir periode.
e. Catatan atas laporan keuangan
Bagian dari komponen laporan keuanga yang berisi penjelasan yang lebih lengkap
mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, termasuk suatu ikhtisar
kebijakan akuntansi yang signifikan.

1.6 Elemen Laporan Keuangan dan Klasifikasinya


a. Assets
Penyajian aset, menurut IAS 1, dipisahkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Aset Lancar (current assets)
- Kas/ Setara Kas, Misalnya: uang kertas, koin, check yang belum diuangkan, termasuk
kas yang sudah tersimpan di bank, investasi jangka pendek.
- Piutang, adalah sejumlah tagihan kepada pelanggan yang timbul dari operasional
normal perusahaan.
- Persediaan (inventory), adalah aset tersimpan, entah untuk digunakan sendiri (misal:
bahan baku, barang dalam proses) atau untuk dijual ke pihak lain (misal: persediaan
barang jadi), dalam kurun waktu operasional normal perusahaan.
- Biaya dibayar dimuka (prepaid expenses),adalah aset yang timbul akibat pembayaran
muka untuk biaya yang manfaatnya tidak habis terpakai dalam satu periode.
Misalnya: sewa dibayar dimuka, asuransi dibayar dimuka, dan aset pajak tangguhan
jangka pendek.

2. Aset Tak Lancar (noncurrent assets)


- Investasi Jangka Panjang adalah instrument investasi yang disimpan hingga jatuh
tempo, yang biasanya berjangka waktu panjang.
- Property Investasi (investment property) adalah property (tanah, bangunan/gedung)
yang diperoleh bukan untuk digunakan dalam operasional perusahaan secara normal,
melainkan untuk mendapat keuntungan tertentu, misalnya: dengan cara disewakan
atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi
- Tanah, Bangunan, Mesin dan Peralatan, adalah bangunan, mesin dan peralatan, yang
digunakan dalam operasional perusahaan guna menghasilkan barang/jasa, memiliki
umur ekonomis lebih dari satu tahun buku.
- Aset Tak Berwujud” (intangible assets) adalah aset tak lancar perusahaan yang tidak
memiliki wujud fisik, akan tetapi diharapkan akan mendatangkan manfaat—baik di
masa kini maupun di masa yang akan datang. (misal: goodwill, merk dagang, patent,
copyrights, dan biaya orgnisasional).
b. Lialibitas
1. Liabilitas Lancar (current liabilities)
- Kewajiban yang timbul dari pembelian barang atau jasa yang digunakan dalam
operasional normal perusahaan, diantaranya: Utang Dagang,Utang Tertulis Jangka
Pendek,Utang Upah dan Gaji Pegawai,Utang Pajak,Utang Lain-lain
- Pembayaran diterima dimuka yang mengakibatkan timbulnya kewajiban untuk
menyerahkan barang atau jasa di masa yang akan datang, misalnya: Pendapatan
Diterima Dimuka,Deposit Dari Pelanggan, Sewa Diterima Dimuka
2. Liabilitas Tak Lancar (noncurrent liabilities)
- Kewajiban yang timbul sebagai bagian dari strukturisasi modal perusahaan
berjangka panjang, misalnya: pinjaman bank jangka panjang, promes, kewajiban
sewa jangka panjang.
- Kewajiban yang timbul tidak dari opersional normal perusahaan, misalnya:
kewajiban premi pensiun, liabiltas pajak tangguhan yang penyelesaiannya belum
diketahui secara pasti.
c. Ekuitas
Ekuitas merupakan klaim pemilik atas aktiva perusahaan setelah dikurangai
kewajiban.Ekuitas dapat berbentuk setoran modal dan saldo laba ditahan.
d. Pendapatan (income )
Merupakan kenaikan imbalan ekonomis selama periode akuntasni dalam bentuk arus kas
masuk atau peningkatan asset.Pendapatan dapat timbul dari sumber penjualan barang
dagang, provisi jasa, imbalan royalty, imbalan dari franchise,imbalan manajemen,dividen,
bunga dan langganan.
e. Beban
Merupakan penurunan manfaat Ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus
kas keluar atau deplesi asset atau peningkatan liabilitas yang menyebabkan penurunan
ekuitas.

1.7 Penggolongan dan Saldo Normal Akun

Akun adalah daftar tempat mencatat transaksi-transaksi financial yang terjadi dalam suatu
organisasi bisnis.Daftar yang memuat keseluruhan kode (nomor) dan nama akun, dinamakan
bagan perkiraan (chart of accounts).

Contoh Chart of accounts yang umum digunakan:

1. ASET

111 Kas di bank / kas


112 Kas kecil
113 Piutang Usaha
114 Piutang Bunga
115 Persediaan Barang Dagang
116 Perlengkapan
117 Asuransi dibayar di muka
121 Peralatan
122 Akumulasi Penyusutan Peralatan
123 Kendaraan
124 Akumulasi Penyusutan Kendaraan

Saldo normal untuk ASET berada disebelah DEBET (D ), sehingga apabila saldo bertambah berada
disebelah debet dan apabila berkurang berada disebelah kredit, terkecuali untuk akun Akumulasi
penyusutan apabila bertambah di kredit dan berkurang di debet.
2. LIABILITAS

211 Utang Usaha


212 Utang Gaji
213 Pendapatan diterima di muka
221 Utang bank, misal bank BCA

Saldo normal untuk LIABILITAS (Utang) berada disebelah KREDIT (K ), sehingga apabila saldo
bertambah berada disebelah Kredit dan apabila berkurang berada disebelah debet.

3. EKUITAS

311 Modal pemilik


312 Prive (Pengambilan pribadi)
313 Ikhtisar rugi laba

Saldo normal untuk EKUITAS (Modal) berada disebelah Kredit (K ), sehingga apabila saldo
bertambah berada disebelah Kredit dan apabila berkurang berada disebelah Debet,
terkecuali untuk akun Prive apabila bertambah di kredit dan berkurang di debet.Akun Ikhtisar
Laba Rugi menyesuaikan Laba atau Rugi suatu perusahaan.

4. PENDAPATAN

411 Pendapatan
412 Pendapatan Sewa
413 Pendapatan Bunga

Untuk Perusahaan Dagang akun Pendapatan yang digunakan antara lain :

414 Penjualan
415 Retur penjualan
416 Potongan penjualan

Saldo normal untuk PENDAPATAN atau Penjualan berada disebelah Kredit (K ), sehingga
apabila saldo bertambah berada disebelah Kredit dan apabila berkurang berada disebelah Debet
Sementara akun retur penjualan dan potongan penjualan berfungsi sebagai pengurang akun
penjualan. Sehingga letaknya berkebalikan dengan penjualan. Bertambah di debit dan berkurang
di kredit.

5. BEBAN

521 Beban iklan


522 Beban telepon dan listrik
523 Beban perlengkapan
524 Beban penyusutan Kendaraan
525 Beban asuransi
526 Beban sewa
527 Beban gaji dan upah
528 Beban operasi lainnya/ beban lain-lain
Untuk Perusahaan Dagang akun tambahan yang digunakan antara lain :

511 Pembelian
512 Retur Pembelian
513 Potongan Pembelian

Saldo normal untuk BEBAN dan Pembelian berada disebelah Debet (D ), sehingga apabila
saldo bertambah berada disebelah Debet dan apabila berkurang berada disebelah Kredit
Sementara akun retur pembelian dan potongan pembelian berfungsi sebagai pengurang
akun pembelian. Sehingga letaknya berkebalikan dengan pembelian. bertambah di kredit
dan berkurang di debet.
SIKLUS AKUNTANSI

2.1 Transaksi
Kegiatan akuntansi bermula dengan terjadinya transaksi baik itu transaksi intern maupun
transaksi ekstern. Transaksi ini perlu diidentifikasi dan diukur terlebih dahulu karena
transaksi tersebut mempengaruhi komposisi aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan
maka perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai mata uang tertentu.Setiap transaksi
harus disertai dengan bukti yang menandakan telah terjadi transaksi. Bukti transaksi
umumnya dihasilkan dari transaksi dengan pihak luar perusahaan tetapi ada juga bukti
transaksi yang diperoleh dari transaksi antar pihak di dalam perusahaan
a. Bukti Transaksi Intern
Adalah bukti transaksi yang dibuat dan juga beredar di lingkungan perusahaan itu sendiri,
yaitu :
- Memo antar bagian, Dibuat oleh bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan untuk
kepentingan perusahaan itu sendiri. Biasanya bukti ini digunakan sebagai dasar untuk
pencatatan selanjutnya.
- Bukti kas masuk, merupakan tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara
cash atau secara tunai
- Bukti kas keluar, adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai,
seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaran-
pengeluaran yang lainnya
- Memorial post, merupakan bukti yang menunjukkan adanya keputusan, misalnya bagian
penanggung jawab perlengkapan mengenai penggunaan perlengkapan perusahaan
b. Bukti Transaksi Ekstern
adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan,
antara lain :
- Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur
dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli bersama dengan barang yang dijual.
Bagi penjual, faktur yang diterima disebut faktur penjualan. .Faktur dibuat rangkap, lembar
pertama merupakan bukti bagi penjual, lembar kedua merupakan bukti bagi pembeli, lembar
ketiga digunakan untuk arsip.
- Kuitansi adalah bukti transaksi penerimaan uang untuk pembayaran sesuatu yang
ditandatangani oleh pihak yang menerima uang dan diserahkan kepada pihak yang
melakukan pembayaran
- Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang
dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk
pembeli dan lembaran kedua untuk penjual
- Nota debet adalah bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganannya disebabkan
karena berbagai hal.Nota debet dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya karena
barang yang dibeli dikembalikan, bisa disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan
dan penjual setuju barangnya diterima kembali atau harganya dikurangi
- Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan langganannya yang
disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya
sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima
barangnya
- Cek, merupakan surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di Bank,
agar Bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang nemanya tercantum dalam cek
tersebut.

2.2 Analisis Transaksi dan Jurnal


Proses pencatatan dalam akuntansi dimulai dengan menganalisa setiapa transaksi yang
terjasi, dalam halini seorang akuntan harus dapat mengidentifikasi dan menentukan
pengaruh dari masing-masing transaksi terhadap akun.Karna itu dibutuhkan pemahaman
yang baik mengenai definisi serta penggolongan akun asset,liabilitas,ekuitas,pendapatan
maupun beban.dan setelah itu maka informasi yang diperoleh selanjutnya dicatat dalam
jurnal.
Jurnal adalah sarana yang yang digunakan untuk mencatat rincian suatu transaksi secara
kronologis.Jurnal dibedakan menjadi 2 yaitu ; 1. Jurnal Umum, jurnal yang dibuat untuk
mencatat transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus, seperti retur dan pembelian
peralatan/perlengkapan kantor secara kredit ; 2. Jurnal Khusus yang dibagi menjadi :
- Jurnal Penjualan, untuk mencatat transaksi penjualan barang dagang secara kredit
- Jurnal Pembelian, untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang secara kredit
- Jurnal Penerimaan Kas, untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas.
- Jurnal Pengeluaran Kas, untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas.
Contoh Penjurnalan Transaksi :
05 Januari Dibeli tunai sebuah lemari untuk penyimpanan Arsip kantor, sebesar
Rp.3.000.000,-
(lemari arsip merupakan bagian dari peralatan kantor)
maka pencatatan dalam jurnal adalah sebagai berikut :

Nama Akun COA Debet Kredit


5-Jan Peralatan Kantor 121 3,000,000  
  Kas 111   3,000,000
(COA : Chart Of Account)

2.3 Buku Besar


Setelah mencatat jurnal langkah selanjutnya adalah pemindahbukuan (posting) ke Buku
besar. Buku besar adalah kumpulan perkiraan-perkiraan untuk mencatat perubahan-
perubahan transaksi.Buku besar dibedakan menjadi 2 yaitu; buku besar umum dan buku
besar pembantu.Buku besar pembantu biasanya hanya dibuat untuk akun piutang dagang
dan utang dagang, hal ini untuk memudahkan merinci dan mengontrol saldo piutang dan
utang kemasing-masing pelanggan dan supplier.
Berikut adalah contoh pemindahbukuan ke buku besar :
2.4 Neraca Saldo
Neraca Saldo dibuat unuk memastikan tidak adanya kesalahan dalam memposting jumlah
debet dan kredit dari jurnal ke buku besar.langkah pembuatan neraca saldo adalah dengan
menentukan saldo akhir periode untuk setiap akun. Saldo akhir tiap akun dapat dilihat di
saldo akhir masing-masing akun pada Buku Besar.Jumlah sisi debet dan Kredit pada neraca
saldo harus seimbang, namun apabila tidak seimbang maka hal tersebut berarti terdapat
kesalahan posting dalam buku besar.Namun meskipun seimbang hal ini tidak menjamin
kebenaran pencatatan semua transaksi yang terjadi karna Neraca Saldo hanya mengikuti
penganalisaan yang dilakukan dijurnal awal.
Berikut adalah contoh tampilan Neraca Saldo :

PT. XXX
Neraca Saldo
30 Januari 2011
Kode Akun Nama Akun Debet Kredit
111 Kas 28,500,000  
112 Piutang 3,000,000  
113 Perlengkapan 5,000,000  
121 Peralatan 20,000,000  
211 Utang   2,500,000
311 Modal   50,000,000
312 Prive 500,000  
411 Pendapatan   10,000,000
511 Beban Gaji 3,000,000  
512 Beban Sewa 2,000,000  
513 Beban Listrik dan Air 500,000  
    62,500,000 62,500,000
2.5 Jurnal Penyesuaian
Setelah pembuatan Neraca Saldo tahap berikutnya dalam siklus akuntansi adalah proses
penyesuaian.Jurnal penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan/memperbaharui akun akun
tertentu yang mengalami perubahan. Beberapa akun/item yang memerlukan penyesuaian
yaitu :
a. Perlengkapan
Perlengkapan merupakan salah satu aktiva lancar yang habis pakai, perlengkapan di beli
oleh perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas/ kegiatan usahanya. Dalam pencatatan
dibukukan sejumlah harga beli. Sehingga untuk menentukan jumlah yang sebenarnya pada
akhir periode diperlukan perhitungan secara fisik, yaitu dengan cara membandingkan jumlah
mula-mula dalam pembukuan dengan perlengkapan yang tersisa (yang masih ada) akhir
periode. Selisihnya itu merupakan beban pemakaian perlengkapan.
Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian
Neraca Saldo menunjukkan Saldo Perlengkapan sebesar Rp.3.500.000,-. Pada akhir periode
(31 Maret) dilakukan perhitungan fisik dan ternyata Saldo perlengkapan yang tersisa adalah
Rp.2.000.000,-. Maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


31-Maret Beban Perlengkapan 523 1,500,000  
  Perlengkapan 116   1,500,000
(Rp.3.500.000 – Rp.2.000.000 = Rp.1.500.000)

b. Beban yang masih harus dibayar

Selama periode berjalan beberapa beban tertentu mungkin telah terjadi namun belum
dibayarkan.Karna itu pada akhir periode harus ditentukan dan dicatat beban yang telah
terjadi tapi belum terbayarkan.dalam pencatatannya akun Beban di Debet dan akun Utang di
kredit.

Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian

Pembayaran gaji untuk karyawan dilakukan setiap seminggu sekali setiap hari Jumat
sebesar Rp.500.000/5 hari kerja, namun akhir peri0de pembukuan(31 Maret) jatuh pada hari
Rabu. Sehingga perusahaan baru akan membayar gaji karyawan lagi pada periode
berikutnya(April). Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut :

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


31-Maret Beban Gaji 527 300.000  
  Utang Gaji 212   300.000
Gaji karyawan selama 3 hari (Senin,Selasa,Rabu) harus diakui sebagai bagian dari Beban
Gaji periode Maret, meskipun pembayarannya akan dilakukan pada hari Sabtu pada bulan
April.Sehingga apabila Rp.500.000 untuk 5 Hari kerja maka Beban Gaji yang masih terutang di
periode Maret adalah 3/5 x Rp.500.000 = Rp.300.000

c. Pendapatan yang masih harus diterima

Penyesuaian ini untuk menyesuaikan pendapatan tertentu yang mungkin telah terjadi
tetapi sampai akhir periode penagihan Kas belum dilakukan.Pada akhir periode perlu
mencatat dan menentukan pendapatan ini, meskipun uangnya belum diterima.Dalam
Pencatatannya akun Aset (Piutang) di Debet dan akun Pendapatan di kredit.

Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian

Tanggal 1 Maret ,Perusahaan meminjamkan Rp.10.000.000 kepada debitur untuk jangka


waktu 2 bulan, perusahaan akan menerima kembali nilai pokok pinjaman beserta bunganya
pada saat jatuh tempo yaitu 1 Mei.Besarnya tingkat suku bunga yang disepakati adalah 12 %
per 2 bulan. Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut :

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


31 Maret Piutang Bunga 114 600,000  
  Pendapatan Bunga 413   600,000

Pendapatan Bunga yang sudah terjadi dibulan Maret harus diakui sebagai pendapatan
Bunga bulan Maret, meskipun pembayarannya akan diterima pda 1 Mei. Sehingga apabila
jmlah yang tercatat adalah ½ x 12 x Rp.10.000.000 = Rp.600.000.

d. Beban dibayar dimuka

Dalam pencatatan akuntansi beban dibayar di muka dikelompokkan dalam aktiva (harta).
Beban ini merupakan harta perusahaan yang memberikan manfaat pada periode yang akan
datang. Contoh beban yang biasanya dibayar dimuka seperti; pembayaran asuransi, sewa,
iklan dan lainnya. Apabila perusahaan melakukan pembayaran terlebih dahulu (di muka)
untuk suatu beban. Kemudian pembayaran itu melebihi satu periode akuntansi, maka pada
akhir periode perlu dibuat jurnal penyesuaiannya. Dengan demikian dapat diketahui
seberapa besar dari jumlah tersebut yang benar-benar telah menjadi beban untuk periode
itu.

Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian


Premi Asuransi sebesar Rp.2.400.000 dibayarkan untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung
mulai Maret. Untuk pencatatan Beban dibayar dimuka dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Apabila pada jurnal umum pencatatan awal dicatat sebagai Aset
Jurnal Umum

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


1 Maret Asuransi dibayar dimuka 117 2,400,000  
  Kas 111   2,400,000
Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut :

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


31 Maret Beban Asuransi 525 200,000  
  Asuransi dibayar dimuka 117   200,000

Manfaat dari pembayaran Premi Asuransi yang sudah dipergunakan sudah berlangsung selama 1
bulan harus di diakui sebagai beban untuk bulan Maret, yaitu sebesar Rp.2.400.000 x 1/12 = Rp.
200.000. Sedangkan sisanya masih menjadi asset (asuransi dibayar dimuka) dengan saldo debet.

2. Apabila pada jurnal umum pencatatan awal dicatat sebagai Beban


Jurnal Umum

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


1 Maret Beban Asuransi 525 2,400,000  
  Kas 111   2,400,000

Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut :

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


31 Maret Asuransi dibayar dimuka 117 2,200,000  
  Beban Asuransi 525   2,200,000
Nilai yang dicatat adalah sisa yang masih menjadi asset (asuransi dibayar dimuka) selama 11 bulan
yaitu sebesar Rp.2.200.000 (Rp. 2.400.000 x 11 /12).

e. Pendapatan diterima dimuka


Terkadang sebuah perusahaan belum menyelesaikan pekerjaan yang dipesan
langganannya, tetapi telah menerima pembayaran atas pesanan tersebut. Dalam akuntansi
penerimaan yang demikian disebut dengan pendapatan diterima di muka.
Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian
Tanggal 1 Maret Perusahaan menerima uang sewa ruangan dari pelanggan untuk 3 bulan
kedepan.pada saat penerimaan perusahaan mencatat sebagai Pendapatan diterima dimuka
sebesar Rp.1.200.000,-. Untuk pencatatan Beban dibayar dimuka dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu :
1. Apabila pada jurnal umum pencatatan awal dicatat sebagai Pendapatan
Jurnal Umum

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


1 Maret Kas 111 1,200,000  
  Pendapatan Sewa 412   1,200,000

Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian (31 Maret) adalah sebagai berikut :

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


31 Maret Pendapatan Sewa 412 800,000  
  Pendapatan Sewa Diterima di muka 213   800,000
Pencatatannya adalah dengan mendebet akun Pendapatan dengan nilai Utang yang
tersisa yakni Rp.800.000 (2/3 x Rp.1.200.000)
2. Apabila pada jurnal umum pencatatan awal dicatat sebagai Utang
Jurnal Umum

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


1 Maret Kas 111 1,200,000  
  Pendapatan Sewa Diterima di muka 213   1,200,000
Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian (31 Maret) adalah sebagai berikut :

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


31 Maret Pendapatan Sewa di terima dimuka 213 400,000  
  Pendapatan Sewa 412   400,000

Dari pendapatan sewa yang diterima di muka tersebut, maka jumlah yang menjadi pendapatan
sewa periode Maret adalah 1 bulan, Sehingga berjumlah Rp 1.200.000,- x 1/3 = Rp 400.000,-
Pencatatannya adalah sebagai akun Pendapatan sewa diterima di muka sisi debit dan akun
pendapatan sewa di sisi kredit.

f. Aset Tetap
Aset tetap merupakan Aset yang memberikan manfaat operasi lebih dari satu periode
akuntansi. Namun karna pemakaian, nilai asset tersebut akan berkurang seiring dengan
jalannya waktu. Dalam akuntansi berkurangnya nilainya asset tetap ini lebih dikenal
dengan penyusutan. Beberapa asset tetap yang mengalami penyusutan antara lain :
Bangunan, Kendaraan operasional, peralatan kantor dan mesin.Terdapat 3 metode
untuk menghitung penyusutan Asset tetap diantaranya :
- Metode Garis Lurus (straight line method), adalah suatu metode penyusutan aktiva
tetap dimana beban penyusutan akiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umur
ekonomis aktiva tetap tersebut.
Rumus  penyusutan aktiva tetap metode garis lurus
Penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Residu
                             Umur Ekonomis
- Metode Saldo Menurun
Metode saldo menurun ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun
setiap periode selama umur manfaat aset.Metode ini terbagi atas 2 yaitu :
a. Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)
Metode ini adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Dasar
penyusutan dalam metode ini sama dengan metode garis lurus yaitu taksiran nilai
buku aktiva (Nilai perolehan-taksiran residu). Tarif penyusutan ditentukan dalam
bentuk pecahan yang dihitung dengan cara sebagai berikut. Apabila umur aktiva
sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka
tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang pada tahun pertama sampai
dengan keempat masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun
pertama adalah 4/10, 3/10, 2/10 dan 1/10.
b. Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
Rumus  penyusutan aktiva tetap metode menurun ganda
Penyusutan = {2 x (100% : umur ekonomis)} x Harga buku aktiva tetap
- Metode Unit Produksi, (productive output method)
Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil
produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga
penyusutan tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.
Rumus penyusutan aktiva tetap metode satuan hasil produksi
Beban Penyusutan per tahun = Jumlah satuan produk yang dihasilkan x Tarif penyusutan
per produk
Tarif penyusutan per satuan produk = Harga perolehan-Nilai residu
                                                               Jumlah total produk yang dihasilkan

Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian


Harga Perolehan Sebuah Kendaraan yaitu sebesar Rp.150.000.000,- Perusahaan
menggunakan metode garis lurus (straight line method) untuk menghitung
penyusutan,dengan nilai residu sebesar Rp.30.000.000. Umur ekonomis kendaraan
tersebut adalah 5 tahun. Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian 31 Maret
(perbulan) adalah sebagai berikut :

Tgl Nama Akun COA Debet Kredit


31 Maret Beban Penyusutan Kendaraan 524 2,000,000  
  Akumulasi Penyusutan Kendaraan 124   2,000,000

Penyusutan per tahun = Harga Perolehan-Nilai Residu


                             Umur Ekonomis
= Rp.150.000.000 – Rp.30.000.000
5
= 24.000.000
Penyusutan per bulan = Rp.24.000.000 / 12
= Rp. 2.000.000

2.6 Neraca Lajur (Kertas kerja/Worksheet)


Kertas Kerja digunakan ntu mengumpulkan dan meringkas data yang diperlukan dalam
rangka penyususnan laporan keuangan.Kertas kerja ini merupakan catatan akuntansi yang
sifatnya tidak permanen karna itu tidak termasuk sebagai bagian catatan akuntansi formal
lainnya.Perusahaan yang menggunakan system komputeriasasi yang baik serta perusahaan
kecil yang hanya memiliki transaksi,akun serta penyesuaian yang sedikit tidak memerlukan
kertas kerja.Langkah Penyiapan kertas kerja :
- Menyiapkan Neraca Saldo sebelum Penyesuaian
- Memasukkan data jurnal penyesuaian ke kolom penyesuaian yang ada di dalam kertas
kerja
- Memasukkan saldo yang telah disesuaikan kedalam neraca saldo setelah
penyesuaian. Saldo ini merupakan gabungan dari data Neraca Saldo sebelum
Penyesuaian dan data dari kolom penyesuaian.
- Memindahkan saldo masing-masing akun dari neraca saldo setelah penyesuaian ke
kolom laporan keuangan (neraca dan laba rugi).dengan cara memilah secaa
tepat,yakni akun real (No.Akun awal 1 – 3) berada di kolom neraca dan akun nominal
(No.Akun awal 4 – dst) berada dikolom Laba Rugi.

NERACA SALDO AJP N.S.D LABA-RUGI NERACA


No.
NAMA AKUN KREDI
Akun DEBIT KREDIT DEBIT KREDIT DEBIT KREDIT DEBIT KREDIT DEBIT
T
                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
JUMLAH                    
SALDO LABA/RUGI
BERSIH                    
       
- Berikut adalah contoh tampilan format Neraca Saldo :

2.7 Laporan Keuangan (Laba Rugi,Perubahan Modal,Neraca,Arus Kas)


- Laba Rugi

Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari
laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus dilaporkan, minimal sekali
dalam satu periode. Salah satu bentuk laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba
rugi. Laporan laba rugi adalah suatu ringkasan dalam laporan keuangan yang
memperlihatkan unsur-unsur yang digunakan dalam menghitung laba atau rugi. Secara garis
besar laporan ini terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok pendapatan dan kelompok
beban. Dengan menggunakan prinsip akuntansi yaitu prinsip matching antara pendapatan
dengan beban nantinya akan diketahui apakah selama periode tersebut perusahaan
memperoleh laba ataukah rugi.

Pendapatan dalam akuntansi yang dimaksud adalah meningkatnya aktiva


perusahaan selama satu periode akuntansi terutama dari hasil aktivitas perusahaan yang
utama. Dalam SAK dinyatakan bahwa yang termasuk ke dalam kelompok pendapatan ada
dua yakni pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan
operasional adalah perndapatan yang diperoleh dari aktivitas perusahaan yang utama,
misalnya perusahaan di bidang perdagangan memperoleh pendapatana atas aktivitas
penjualan dan di bidang jasa memperoleh pendapatan jasa.
Sedangkan pendapatan non operasional adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil
tambahan di luar pendapatan operasional. Misalnya Salon Linda pendapatan operaionalnya
adalah pendapatan atas jasa salon. Karena Salon Linda ini besar, maka ia sekawan sebagian
ruangan salon ke tukang bakso per bulan Rp200.000,00. Nilai inilah yang merupakan
pendapatan non operasional. Contoh lain adalah pendapatan atas komisi penjualan,
pendapatan atas keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan aset.

Selanjutnya sekilas tentang beban akan kita uraikan. Namun, sebelum jauh membahasnya
perlu diingat bahwa beban dan biaya itu tidaklah sama dalam hubungannya dengan sesuatu
yang diperoleh. Walaupun ada perbedaan, dalam praktiknya sendiri konsep keduanya sering
dipakai bergantian dalam artian bahwa jika manfaat akuisisi barang dan jasa daluwarsa maka
biaya akan menjadi kerugian atau beban. Sama halnya dengan pendapatan, beban juga
terdiri dari beban operasional dan beban non operasional. Beban operasional adalah beban
yang dikeluarkan yang digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan dengan maksud
untuk mendapatkan hasil dari usaha pokoknya (beban gaji, sewa gedung, listrik, air dan
telepon, asuransi dan masih banyak lagi). Sementara beban non operasional merupakan
sejumlah beban yang dikeluarkan yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan
operasional perusahaan ditinjau dari penggunaannya (beban bunga, beban kerugian, beban
administrasi, dan lain-lain).

Contoh, misalnya data keuangan yang disajikan Penjahit Darni pada tanggal 31 Desember tahun
2011 sebagai berikut:
1. Kas Rp 75.000,00
2. Piutang jasa Rp 30.000,00
3. Peralatan Rp 40.000,00
4. Perlengkapan Rp 7.000,00
5. Pendapatan jahit Rp 39.200,00
6. Pendapatan lain-lain Rp 700,00
7. Biaya perlengkapan Rp 5.500,00
8. Gaji penjahit Rp 7.000,00
9. Biaya lain-lain Rp 3.200,00
10. Modal Rp 100.000,00

Laporan laba rugi yang dapat disusun dari data keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

Penjahit Darni
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2011
Pendapatan
Perdapatan jahit 39.200,00
Pendapatan lain-lain 700,00
Jumlah Pendapatan 39.700,00
Beban Usaha
Biaya Gaji penjahit 7,000,00
Biaya perlengkapan 5.500,00
Biaya lain-lain 3.200,00
Jumlah beban Usaha 15.700,00
Laba bersih 24.000,00

contoh di atas memang masih sangat sederhana. Jenis transaksi yang diberikan pun
masih terbatas (belum beragam). Praktiknya di dunia usaha tentunya sangat
kompleks dan rumit. Namun prinsip pencatatan dan pelaporannya sama.

- Perubahan Modal

Bentuk lain dari laporan keuangan yang kita bahas pada bagian ini adalah laporan perubahan
ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai dengan namanya, laporan ini memberikan informasi tentang
perubahan modal pemilik selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan pada modal (ekuitas pemilik) adalah: tambahan investasi yang dilakukan oleh pemilik,
pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan (laba/rugi) selama satu periode, dan prive
pemilik, baik ambil maupun menambah. Dengan membaca laporan ini, akan diketahui perubahan
modal dan faktor apa yang menyebabkan perubahan tersebut.

Laporan perubahan modal terdiri dari unsur-unsur yang meliputi: 1) Modal awal merupakan
jumlah setoran uang atau aktiva yang diberikan pada saat beridirinya atau didirikannya
perusahaan; 2) Laba/rugi bersih merupakan jumlah perolehan laba atau rugi bersih selama
periode akuntansi yang diperoleh dari perhitungan laporan laba rugi; 3) prive merupakan
pengambilan sebagian modal untuk keperluan pribadinya oleh si pemilik perusahaan; dan 4)
modal akhir merupakan jumlah posisi akhir modal setelah disesuaikan dengan perolehan laba/rugi
atas operasional perusahaan dan juga prive yang diambil oleh si pemilik modal.

Contoh tampilan format Laporan Perubahan Modal :


Salon Linda
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2011

Modal awal per 1 Januari 2011 2.000.000,00


Laba bersih bulan Januari tahun 2011 855.500,00
Pengambilan prive (200.000,00)
Penambahan modal 655.500,00
Modal akhir per 31 Januari 2011 1.344.500,00

- Neraca

Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal
tertentu (pada akhir periode akuntansi). Neraca sering juga disebut degan laporan posisi
keuangan. Oleh karena itu, neraca sering disebut sebagai potret dari posisi keuangan
perusahaan, karena kondisi keuangan yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada
tanggal tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal penyusunan neraca, kondisi
keuangan tersebut bisa berubah. Neraca itu sendiri menyajikan satuan aktiva/aset, kewajiban,
dan modal pemilik. Tiga kelompok ini biasanya disebut sebagai akun riil atau akun neraca.

Penyajian komponen-komponen neraca secara umum ada dua macam, yaitu: bentuk
rekening huruf T atau bentuk horisontal dan bentuk laporan atau bentuk vertikal. Contoh
penyusunan neraca:

Contoh: Neraca Bentuk T


Salon Linda
Neraca
Per 31 Januari 2011

Aktiva Lancar Hutang Lancar


Kas Rp 2.555.500 Hutang Usaha Rp 700.000
Piutang Usaha Rp 50.000 Hutang Wesel Rp 950.000
Perlengkapan/Supplies Rp 400.000 Jumlah Hutang Rp 1.650.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp 3.005.500
Aktiva Tetap Modal Rp 2.655.500
Peralatan Rp 1.300.000 Rp
Jumlah aktiva Rp 4.305.500 Jumlah Pasiva Rp 4.305.500
Jika neraca Salon Linda yang disusun dalam bentuk skontro tersebut diubah menjadi
bentuk stafel atau horisontal, maka akan tampak seperti berikut ini.
Salon Linda
Neraca
Per 31 Januari 2011
Aktiva Lancar
Kas Rp 2.555.500,00
Piutang Usaha Rp 50.000,00
Perlengkapan/Supplies Rp 400.000,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp 3.005.500,00
Aktiva Tetap
Peralatan Rp 1.300.000,00
Jumlah aktiva Rp 4.305.500,00

Hutang Lancar
Hutang Usaha Rp 700.000,00
Hutang Wesel Rp 950.000,00
Jumlah Hutang Lancar Rp 1.650.000,00

Modal Rp 2.655.500,00

Jumlah Pasiva Rp 4.305.500,00

Baik disusun dalam bentuk skontro maupun dalam bentuk stafel, neraca harus
menggambarkan informasi yang sama. Seperti contoh neraca milik Salon Linda di atas, informasi
yang disajikan sama. Memang contoh informasi yang termuat dalam neraca tersebut masih
sangat sederhana.
Contoh neraca yang memberi informasi sudah relatif kompleks, berikut ini disajikan neraca
milik usaha Service Dawud:

Contoh: Neraca Bentuk T


Servis Dawud
Neraca
Per 31 Desember 2011

Aktiva Lancar Hutang Lancar


Kas 623.000 Hutang dagang 425.000
Piutang Usaha 425.000 Hutang Wesel 500.000
Cadangan piutang tak tertagih -25.000 Hutang pajak 125.000
penghasilan
400.000 Gaji terutang 135.000
Piutang wesel 500.000 Jumlah Hutang 1.185.000
Lancar
Supplies 135.000
Asuransi dibayar dimuka 175.000 Hutang Jangka
Panjang
Sewa yang masih harus diterima 145.000 Hutang Obligasi 2.500.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.97.000
Investasi Jangka Panjang Modal Pemilik:
Investasi dalam saham PT 1.100.000 Modal Tuan 6.693.000
Telkom Murahadi
Aktiva Tetap
Tanah 1.500.000
Gedung 3.500.000
Akumulasi penyusutan gedung -650.000
4.150.000
Peralatan 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan -150.000
1.650.000
Jumlah Aktiva Tetap 7.300.000
Jumlah Aktiva 10.378.000 Jumlah Hutang + Mo dal 10.378.000

Perlu diingat bahwa penyajian aktiva lancar didalam neraca disesuaikan dengan tingkat
kelancarannya. Artinya aktiva lancar yang paling lancar disajikan terlebih dahulu baru disusul oleh
yang kurang lancar. Amati contoh neraca di atas. Lain halnya dengan aktiva tetap, penyajiannya
disusun menurut tingkat keabadiannya. Aktiva yang paling abadi (tetap) disajikan terlebih dahulu
baru disusul dengan penyajian aktiva tetap yang kurang/tidak abadi. Hutang disajikan di dalam
neraca diatur menurut tingkat kelancarannya. Hutang yang harus segera dilunasi disajikan
terlebih dahulu. Jika neraca itu disusun dalam bentuk stafel, maka akan menjadi sebagai berikut
ini
Servis Dawud
Neraca
Per 31 Desember 2011
Aktiva Lancar
Kas 623.000
Piutang Usaha 425.000
Cadangan piutang tak tertagih -25.000
400.000
Piutang wesel 500.000
Supplies 135.000
Asuransi dibayar dimuka 175.000
Sewa yang masih harus diterima 145.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.978.000
Investasi Jangka Panjang
Investasi dalam saham PT Telkom 1.100.000
Aktiva Tetap
Tanah 1.500.000
Gedung 3.500,000
Akumulasi penyusutan gedung -650.000
4.150.000
Peralatan 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan -150.000
1.650.000
Jumlah Aktiva Tetap 7.300.000
Jumlah Aktiva 10.378.000

Hutang Lancar
Hutang dagang 425.000
Hutang Wesel 500.000
Hutang pajak penghasilan 125.000
Gaji terutang 135.000
Jumlah Hutang Lancar 1.185.000

Hutang Jangka Panjang


Hutang Obligasi 2.500.000

Modal Pemilik:
Modal Tuan Murahadi 6.693.000

Jumlah Hutang + Modal 10.378.000

Dalam praktiknya banyak kita jumpai neraca yang disusun dalam bentuk skontro. Namun
bukan berarti bahwa tidak ada neraca yang disusun dalam bentuk stafel.

2.8 Jurnal Penutup


Pada setiap akhir periode akuntansi setelah laporan keuangan disusun, perusahaan perlu
menyiapkan Jurnal Penutup (closing Entries). Hal ini dilakukan dengan cara mentransfer
seluruh akun yang sifatnya sementara(nominal akun) ke akun yang sifatnya permanen(real
akun) yaitu akun modal.Cara membuat jurnal penutup :
- Mentransfer akun Pendapatan yang bersaldo normal kredit sebelah debet, dan
mengkredit akun ikhtisar laba rugi.
Pendapatan xxxx
Ikhtisar Laba rugi xxxx
- Mentransfer akun beban yang bersaldo normal debet ke sebelah kredit, dan
mendebet akun ikhtisar laba rugi
Ikhtisar Laba Rugi xxxx
Beban-beban xxxx
- Mentransfer jumlah laba/rugi bersih ke akun modal, dengan catatan : 1) Jika laba
maka akun modal di kredit dan; 2) jika rugi maka akun modal di debet.

Jika Laba :
Ikhtisar Laba Rugi xxxx
Modal xxxx
Jika Rugi :
Modal xxxx
Ikhtisar Laba Rugi xxxx
- Mentransfer akun prive yang memiliki saldo normal debet ke sebelah kredit dan
kemudian mendebet akun modal.
Modal xxxx
Prive xxxx

2.9 Neraca Saldo Setelah Penutupan


Neraca Saldo setelah penutupan berisi akun-akun neraca (Nominal) yang akan menjadi saldo
awal untuk periode berikutnya.Jadi dalam neraca saldo setelah penutupan sudah tidak ada
lagi akun prive dan saldo akun-akun laba rugi karna memang telah ditutup.
2.10 Jurnal Pembalik
Ayat jurnal pembalik biasanya akan dibuat setiap awal periode akuntansi dengan cara
membalik ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya pada periode
sebelumnya.Pembuatan ayat jurnal pembalik bersifat pilihan jadi bisa saja tidak perlu dibuat.
Caranya hanya dengan membalik jurnal tertentu yang ada dalam penyesuaian.Hal-hal yang
perlu dibuatkan jurnal pembalik :
a. AJP atas beban yang masih harus dibayarkan
b. AJP atas pendapatan yang masih harus diterima
c. AJP atas biaya dibayar dimuka yang semula dicatat langsung sebagai beban bukan
sebagai Aset, misalnya pada AJP :
Asuransi dibayar dimuka xxx
Beban Asuransi xxx
(maka perlu jurnal pembalik)
d. AJP atas Pendapatan diterima dimuka yang semula dicatat langsung sebagai
pendapatan bukan sebagai utang(pendapatan diterima dimuka) , misalnya pada AJP :
Pendapatan Sewa xxx
Pendapatan sewa diterima dimuka xxx
(maka perlu jurnal pembalik)
Kerjakan Soal dibawah ini :

1/5/2011 ARFAN mendirikan perusahaan angkutan yang diberi nama Perusahaan


Angkutan Sejahtera dan menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut
berupa: uang tunai sebanyak Rp 13.400.000,00 dan peralatan kantor seharga Rp
320.000,00
1/5/2011 Perusahaan membayar sewa gedung untuk bulan Mei-Juli 2011 sebesar
Rp.60.000,00
3/5/2011 Perusahaan membeli dua buah truk yang harganya masing-masing:
Rp.4.000.000,00 dan Rp 4.500.000,00 secara tunai
8/5/2011 Dibeli barang-barang perlengkapan kantor (kertas, karbon, tinta dan
sebagainya) seharga Rp 6.000,00 secara tunai
11/5/2011 Dibeli sebidang tanah untuk tempat reparasi kendaraan seharga Rp 2.000.000,00
dari H. Durid. Dari harga tersebut Rp 1.000.000,00 dibayar tunai dan sisanya akan
dibayar secara bertahap dalam waktu 2 bulan.
14/5/2011 Diterima pembayaran dari Arif sebesar Rp 45.000,00 untuk pengangkutan
barang ke Belopa.
15/5/2011 Dibayar utang Kepada H. Durip sebesar Rp 200.000,00
15/5/2011 Dibayar gaji karyawan untuk periode dua minggu pertama bulan Mei
Rp.60.000,00
16/5/2011 diterima pendapatan Angkutan Rp 60.000,00
18/1/2011 Dibayar biaya telepon dan macam-macam biaya lainnya sebesar Rp 10.000,00
20/1/2011 Diterima uang kas untuk 2 kali angkutan sebesar Rp 110.000,00 yang jasanya aka
26/1/2011 Dibayar gaji Karyawan untuk periode dua minggu kedua bulan Mei Rp 60.000,00
28/1/2011 Diterima hasil angkutan Rp 68.000,
30/1/2011 Dibeli bensin dan oli seharga Rp 80.000,00
30/1/2011 Arfan Pemilik Perusahaan mengambil uang dari perusahaan sebanyak
Rp.35.000,00 untuk keperluan pribadi

Data Penyesuaian pada 31 Mei adalah sebagai berikut:


- Setelah dilakukan perhitungan diketahui perlengkapan yang tersisa adalah sebesar
Rp.3.500.000
- Catatlah penyesuaian untuk Beban Sewa Gedung selama bulan Mei
- Penyusutan Aset dengan metode garis lurus untuk Kendaraan dengan umur
ekonomis 5 tahun dan nilai taksiran akhir Rp.300.000., Untuk Peralatan dengan umur
ekonomis 3 tahun dan nilai taksiran akhir Rp.50.000.
Buatlah :
a. Chart of Account (Nama dan kode Akun) untuk Perusahaan tersebut
b. Jurnal Umum
c. Buku Besar
d. Neraca Saldo
e. Jurnal Penyesuaian
f. Neraca Lajur
g. Laporan Keuangan(perubahan modal,laba rugi, neraca)
h. Jurnal penutup
i. Neraca Saldo Akhir Setelah Penutupan.

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

2.1 Karakteristik Perusahaan Dagang


Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya perusahaan
membeli barang dengan tujuan menjualnya kembali, tanpa memprosesnya lebih dahulu.
Aktivitas perusahaan dagang meliputi pembelian barang dagangan dari supplier
(pemasok) dan kemudian menjual kembali barang dagangan tersebut kepada
konsumen/pelanggan dengan maksud memperoleh keuntungan.Dalam perusahaan
dagang yang menjadi pendapatan usaha/operasional adalah penjualan barang
dagangan, sedangkan pendapatan yang diperoleh dari usaha diluar usaha dagang disebut
pendapatan diluar usaha. Beban utama dalam Perusahaan dagang yaitu Harga pokok
barang dagangan yang telah terjual, serta Beban usaha / operasional yang terdiri dari
Beban penjualan dan beban umum/administrasi.
Selain itu hal yang membedakan dalam Perusahaan Dagang antara lain :
- Syarat-syarat Penyerahan Barang
1. FOB shipping point (free on board shipping point) berartipembeli harus
menanggung biaya pengiriman barang dari gudang penjual ke gudangnya sendiri.
2. FOB destination point (free on board destination point) berarti penjual harus
menaggung beban
3. Cost, freight and insurance berarti penjual harus menanggung beban pengiriman
dan asuransi kerugian atas barang yang dijualnya
- Syarat- syarat pembayaran
1. n /60 : artinya pembeli hanya diberi waktu kredit selama 60 hari
2. 2 /10, n /30 : artinya pembeli hanya diberi waktu kredit selama 30 hari, dan bila dapat
membayar paling lambat 10 hari dari tanggal jual beli akan diberi potongan 2%
3. EOM : artinya pembeli hanya diberi waktu kredit paling lambat akhir bulan.
4. N / 5, EOM: artinya pembeli diberi waktu kredit sampai 5 hari setelah akhir bulan atau
pembayaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
- Transaksi-transaksi yang muncul di Perusahaan Dagang antara lain :
1. Pembelian
Pembelian secara kredit
Jurnalnya :
Pembelian (D) Rp..........
Utang dagang (K) Rp........

Pembelian secara tunai


Jurnalnya :
Pembelian (D) Rp..........
Kas (K) Rp.........
Pembelian dengan sebagian dibayar
Jurnalnya :
Pembelian (D) Rp..........
Kas (K) Rp.........
Utang Dagang (K) Rp.........

2. Biaya angkut pembelian


Dikeluarkan untuk biaya angkut barang dagangan yang dibeli
Jurnalnya :
Biaya angkut pembelian (D) Rp……
Kas (K) Rp…….
3. Retur pembelian dan pengurangan harga
Retur pembelian ialah Pengembalian barang dagangan yang rusak atau tidak sesuai
dengan pesanan penjual.Pengurangan Harga (PH) ialah penurunan harga barang yang
cacat atau tidak sesuai pesanan karena barang tidak dikembalikan
Jurnalnya:
Utang dagang (D) Rp……
Retur pembelian dan PH (K) Rp…..
4. Potongan pembelian
Potongan pembelian timbul karena pembelian barang dagangan dalam partai besar
dan dibayar secara tunai atau pembeli memenuhi syarat pembayaran yang telah
ditetapkan penjual Potongan Pembelian
Bila Pembelian Tunai
Jurnalnya:
Pembelian (D) Rp………
Kas (K) Rp……….
Potongan Pembelian (K) Rp……….

Bila Pelunasan Memenuhi Syarat Pembayaran


Jurnalnya:
Utang Dagang (D) Rp……..
Kas (K) Rp……..
Potongan Pembelian (K) Rp……..
5. Penjualan
Akun Penjualan adalah untuk mencatat khusus penjualan barang dagangan
- Penjualan secara Kredit
Jurnalnya:
Hutang Dagang (D) Rp………..
Penjualan (K) Rp………
-Penjualan secara Tunai
Jurnalnya:
Kas (D) Rp……..
Penjualan (K) Rp………
-Penjualan sebagian Diterima
Jurnalnya:
Kas (D) Rp………
Hutang Dagang (K) Rp…….
Penjualan (K) Rp…….

6. Retur penjualan dan pengurangan harga


Retur penjualan adalah penerimaan kembali atas barang dagangan yang dijual karena
rusak atau tidak sesuai pesanan.
Pengurangan Harga adalah penurunan harga barang yang cacat atau tidak sesuai
pesanan karena barang tidak dikembalikan kepada penjual.

- Retur Penjualan dan PH atas Penjualan Kredit


Jurnalnya:
Retur Penjualan dan PH (D) Rp…..
Hutang Dagang (K) Rp……
-Retur Penjualan dan PH atas Penjualan Tunai
Jurnalnya:
Retur Penjualan dan PH (D) Rp…..
Kas (K) Rp……

7. Potongan penjualan
-Potongan atas Penjualan Tunai
Jurnalnya:
Potongan Penjualan (D) Rp……
Kas (K) Rp…..
-Potongan atas Penjualan Kredit (Biasa terjadi bersamaan dengan penerimaan
piutang)
Jurnalnya:
Kas (D) Rp…….
Potongan Penjualan (D) Rp……
Piutang Dagang (K) Rp…

8. Pengeluaran Kas
Pengeluaran Kas adalah pengeluaran uang dari kas untuk kegiatan perusahaan,
transaksi pengeluaran uang dari kas dalam pembukuan dicatat dalam akun kas sebelah
kredit.
misalnya : Pembayaran utang ,Pembayaran atas pembelian tunai ,Pembayaran beban
9. Penerimaan Kas
penerimaan kas adalah penerimaan uang dari hasil kegiatan perusahaan dan
pembukuannya akan dicatat pada akun kas sebelah debet.
Misalnya: Penerimaan atas penjualan tunai,Penerimaan utang ,Penerimaan
pendapatan

2.2 Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang


Sebelumnya telah dibahas mengenai Jurnal penyesuaian secara umum.Akun-akun yang
memerlukan penyesuaian di pembahasan sebelumnya juga digunakan dalam Perusahaan
Dagang.yang membedakan adalah penyesuaian untuk akun persediaan barang Dagang
Pada perusahaan dagang terdapat dua sistem pencatatan barang dagang, yaitu sistem berkala
(periodik) dan sistem berkelanjutan (perpetual).Perusahaan dalam prakteknya sering
menggunakan sistem periodik, yaitu setiap pembelian barang dagang dicatat dalam akun
pembelian dan setiap penjualan barang dagang dicatat dalam akun penjualan, tanpa
menghitung harga pokok barang yang dijual tersebut. Sehingga untuk menentukan
persediaan barang dagang akhir periode dilakukan perhitungan jumlah barang dagang secara
fisik di gudang yang merupakan persediaan barang dagang akhir.Pencatatan untuk
penyesuaian akun Persediaan Barang Dagang adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan pendekatan Ikhtisar Rugi Laba
Pada waktu dilakukan perhitungan rugi laba, maka persediaan awal akan mempengaruhi
harga pokok penjualan atau harga pokok barang yang laku terjual. Oleh karena itu pada akhir
periode , persediaan awal barang dagang dipindahkan ke sebelah debit akun Ikhtisar rugi Laba
dan mengkreditkan akun persediaan awal barang dagang.
Jurnalnya
Ikhtisar Rugi Laba Rp. XXX
Persediaan barang dagang (awal) Rp. XXX
Sedangkan untuk penyesuaian persediaan barang dagang (akhir) dipindahkan ke sisi debit
akun Persediaan barang dagang dan mengkreditkan akun Ikhtisar Laba Rugi
Jurnalnya
Persediaan barang dagang (akhir) Rp. XXX
Ikhtisar Rugi Laba Rp. XXX
b. Mengunakan pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Bila menggunakan pendekatan harga pokok penjualan, maka yang perlu diperhatikan
adalah akun-akun yang harus dipindahkan ke harga pokok penjualan. Akun apa saja yang
termasuk unsur-unsur harga pokok penjualan Ada beberapa akun yang merupakan unsur
-unsur harga pokok penjualan yaitu sebagai berikut:
1. Persediaan barang dagang (awal)
2. Pembelian barang dagang
3. Biaya angkut pembelian
4. Retur pembelian
5. Potongan pembelian
6. Persediaan barang dagang (akhir), setelah dilakukan perhitungan secara fisik pada
akhir periode.
Jurnal Penyesuaian
Harga pokok penjualan Rp.xxx
Persediaan barang barang (awal) Rp. xxx

Harga pokok penjualan Rp. xxx


Pembelian Rp. xxx
Biaya angkut pembelian Rp. xxx

Retur pembelian Rp. xxx


Potongan pembelian Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx

Persediaan barang dagang (akhir) Rp. xxx


Harga pokok penjualan Rp. xxx

2.3 Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Anda mungkin juga menyukai