B. Rumusan Masalah
D. Manfaat
1. Pengertian Piutang
2. Jenis-jenis Piutang
a. Piutang Usaha (account receivable)
Menurut Skousen dan Stice (2001: 361) Piutang usaha adalah piutang
yang terkait dengan kegiatan operasi normal suatu bisnis, yaitu penjualan
kredit untuk barang atau jasa kepada pelanggan. Piutang usaha adalah
sejumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang muncul sebagai akibat dari
penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan ditagih
dalam waktu 30 hingga 60 hari. Secara umum, jenis piutang ini adalah piutang
terbesar yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Skousen dan Stice (2001: 361) Wesel tagih adalah piutang
yang dikeluarkan oleh janji tertulis formal untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada tanggal tertentu. Bill Wesel/Wesel tagih adalah surat resmi yang
diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang. Catatan yang dapat diterima
biasanya memiliki waktu untuk mengumpulkan antara 60-90 hari atau lebih
dan mengharuskan debitor membayar bunga.
Menurut Skousen dan Stice (2001: 362) Piutang lain-lain adalah setiap
akun yang timbul dari transaksi yang tidak secara langsung berkaitan dengan
kegiatan operasi normal suatu bisnis. Piutang lain-lain termasuk piutang non-
perdagangan. Contoh: piutang bunga, piutang gaji, uang muka karyawan, dan
pengembalian pajak. Secara umum, itu tidak berasal dari kegiatan operasional
perusahaan. Oleh karena itu, jenis piutang ini diklasifikasikan dan dilaporkan
di bagian terpisah pada neraca.
3. Pengelolaan Piutang
Piutang adalah aset yang cukup material. Oleh sebab itu, dibutuhkan
suatu manajemen piutang yang efektif dan efisien sehingga jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan
agar tidak mengganggu arus kas. Kebijakan manajemen piutang usaha
mencakup keputusan berikut:
a. Standar kredit
b. Ketentuan kredit
B. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Menurut Siahaan (2018:132) profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio rasio profitabilitas dapat
digunakan untuk mengevaluasi keuntungan perusahaan sehubungan dengan
tingkat penjualan tertentu, tingkat aktiva tertentu dan tingkat modal tertentu.
Tanpa keuntungan, perusahaan tidak bisa menarik modal dari kreditur dan
pemilik. Menurut Sawir (2018:17) kemampulabaan (profitabilitas) merupakan
hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio ini
juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal
ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi.
Dan juga Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) adalah rasio
profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase kelebihan laba
kotor terhadap pendapatan penjualan. Gross Profit atau Laba Kotor yang
dimaksud disini adalah pendapatan Penjualan yang dikurangi dengan Harga
Pokok Penjualan (HPP). Biaya yang termasuk pada Harga Pokok Penjualan
(HPP) atau Cost of Goods Sold (CGS) ini diantaranya seperti bahan baku dan
tenaga kerja langsung yang terkait dengan pembuatan suatu produk. Dengan
kata lain, Rasio Marjin Laba Kotor atau Gross Profit Margin ini digunakan
untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan bahan dan tenaga
kerjanya untuk memproduksi dan menjual produk-produknya untuk
menghasilkan keuntungan. Dengan Rumus = Laba Kotor/Penjualan x 100.
BAB III
PEMBAHASAN
Penelitian ini melakukan estimasi terhadap perputaran piutang terhadap
profitabilitas pada PT. Mayora Indah Tbk (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).
A. Analisis Deskriptif Perputaran Piutang
Penjelasan hasil perhitungan tingkat perputaran piutang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Perputaran Piutang
Tahun Kas Piutang Persediaan
2018 1.972511293 5.73455962 7.668588896
2019 2.041793516 5.935979526 7.462413679
Dari tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa perputaran piutang untuk kas dan
piutang mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk kas sendiri hanya
beda selisih sedikit dengan perputaran kas tahun 2018 yaitu 1.9 (dibulatkan)
sedangkan kas tahun 2019 yaitu 2.0 (dibulatkan). Sama halnya dengan piutang
mengalami kenaikan perputaran piutang tahun 2018 yaitu 5.7 (dibulatkan) dan tahun
2019 5.9 (dibulatkan). Tetapi berbeda dengan perputaran persediaan mengalami
penurunan persediaan tahun 2018 yaitu 7.7 (dibulatkan) sedangkan persediaan tahun
2019 yaitu 7.5 (dibulatkan), yang artinya tingkat perputaran piutang dari kas dan
piutang itu sendiri perusahaan mengalami keuntungan meskipun tingkat perputaran
persediaan mengalami penurunan. Dapat di lihat pada tabel 1.2 tentang variabel yang
terkait dengan perputaran piutang itu sendiri.
Penyelesaian
Kas (2018) = Penjualan/Rata-rata Kas
= Rp 17,349,919,794,011/ Rp 9,099,061,234,808
= 1.972511293
Kas (2019) = Penjualan/Rata-rata Kas
= Rp 17,959,316,058,229/ Rp 9,099,061,234,808
= 2.041793516
Piutang (2018) = Penjualan/Rata-rata Piutang
= Rp 17,349,919,794,011/ Rp 3,037,567,852,017
= 5.73455962
Piutang (2019) = Penjualan/Rata-rata Piutang
= Rp 17,959,316,058,229/ Rp 3,037,567,852,017
= 5.935979526
Persediaan (2018) = HPP/Rata-rata Persediaan
= Rp 12,851,774,028,532/ Rp 1,686,912,450,670
= 7.668588896
Persediaan (2019) = HPP/Rata-rata Persediaan
= Rp 12,506,245,360,471/ Rp 1,686,912,450,670
= 7.462413679
Dari tabel 2.1 di atas dapat dilihat perolehan Return On Asset (ROA)
mengalami sedikit kenaikan, tetapi apabila nilainya dibulatkan tidak terlihat adanya
kenaikan dengan rasio profitabilitas tahun 2018 dan 2019 yaitu 0,06 (dibulatkan).
Tetapi untuk Magin Laba Kotor (Gross Profit Margin) mengalami kenaikan yang
signifikan dengan rasio profitabilitas tahun 2018 yaitu 25,9 (dibulatkan), sedangkan
2018 2019
Laba Bersih Rp 1,128,457,866,175 Rp 1,128,938,955,823
Laba Kotor Rp 4,498,145,765,479 Rp 5,453,070,697,758
Total Aset Rp 17,591,706,426,634 Rp 18,198,122,469,616
Penjualan Rp 17,349,919,794,011 Rp 17,959,316,058,229
tahun 2019 yaitu 30,4 (dibulatkan). Yang artinya perusahaan masih banyak
memperoleh laba kotor dibanding dengan pengembalian asset yang tidak mengalami
kenaikan yang cukup signifikan bagi perusahaan.
Dapat di lihat pada tabel 2.2 tentang variabel yang terkait dengan profitabilitas
itu sendiri.
Table 2.2 laporan Rasio Profitabilitas
Laporan Rasio Profitabilitas PT Mayora Tbk tahun 2018-2019
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Mayora Indah, Tbk,
data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal. Berikut kesimpulan
dari pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT. Mayora Indah, Tbk
yaitu sebagai berikut:
B. SARAN
Adapun saran yang akan disampaikan atas penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian perputaran piutang pada PT. Mayora Indah, Tbk
cenderung berfluktuasi. Hal ini berarti PT. Mayora Indah, Tbk harus dapat
meningkatkan perputaran piutangnya dengan cara mengevaluasi kembali dan
mengelola piutangnya dengan baik agar jumlah piutang yang ditanam untuk
membiayai kegiatan operasional tepat sesuai dengan yang dibutuhkan. Maupun
sumber sumber penggunaanya (pengeluarannya).
2. Pihak manjemen perusahaan hendaknya memikirkan cara atau strategi agar
penjualan dapat lebih meningkat, sehingga memacu meningkatnya laba
perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan Gross profit margin dan
Retusrn On Asset perusahaan dalam jangka panjang.
3. Perusahaan hendaknya memikirkan ekspansi atau pengembangan usaha ke
daerah lain tujuannya untuk menguji kinerja perusahaan dan menambah
penghasilan pada perusahaan.
4. Penelitian ini hanya menggunakan rasio perputaran piutang, sebagai dasar
untuk mengukur tingkat ROA dan GPM. Bagi peneliti selanjutnya untuk
memperluas bahasan mengenai rasio lainnya untuk mengukur tingkat ROA
dan GPM agar hasil yang didapat lebih baik dan menggunakan sampel yang
lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor
serta memperpanjang periode penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
https://cerdasco.com/perputaran-piutang/
https://guruakuntansi.co.id/piutang-adalah/
http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/44927/Bab+7.pdf
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gross-profit-margin-marjin-laba-
kotor-rumus-gpm/
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jam/article/view/489/487