ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didasarkan pada tingkat laba yang diperoleh. Akan tetapi laba yang besar belum tentu
menjadi ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja secara efisien. Tingkat efisiensi
baru diketahui dengan cara membandingkan laba yang didapat dengan kekayaan atau
modal yang menghasilkan laba tersebut (profitabilitas). Laba atau keuntungan merupakan
tujuan utama sebuah perusahaan, namun dalam hal menghasilkan laba diperlukan usaha
yang semaksimal mungkin. Besar kecilnya piutang dan perputarannya, semakin tinggi
proporsi piutang dari pemberian kredit yang telah terdistribusi maka berdampak pada
peningkatan keuntungan dan meningkatkan profitabilitas.
Seperti halnya keputusan investasi pada aktiva yang lain, penentuan kebijakan kredit
yang optimal memerlukan perhitungan yang cermat yang menyangkut tambahan biaya dan
tambahan laba pada berbagai kebijakan kredit. Selain itu tujuan manajemen piutang juga
harus konsisten dengan tujuan investasi aktiva yang lain, yakni maksimisasi kemakmuran
pemegang saham. Perusahaan dapat meningkatkan investasi pada piutang sepanjang
tambahan keuntungan yang timbul adanya piutang tersebut masih lebih besar daripada
tambahan biaya investasi piutang itu. Semakin tinggi investasi maka semakin tinggi pula
perputaran piutang perusahaan yang nantinya akan berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba atau
profit yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Jika perusahaan berhasil
meningkatkan profitabilitasnya dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu
mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Hal ini dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan tersebut. Sebaliknya, jika
perusahaan memiliki profitabilitas yang rendah menunjukkann bahwa perusahaan tersebut
tidak mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik.
PT Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri
makanan dan minuman. Saat ini PT Mayora Indah Tbk, memproduksi dan memiliki 6
(enam) divisi yang masing-masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi, yang
terdiri dari divisi biskuit, kembang gula, wafer, coklat, kopi dan makanan kesehatan.
Dalam mengembangkan usahanya, PT Mayora Indah Tbk dituntut untuk mempunyai
Jurnal seminar keuangan
jumlah perputaran piutang yang cukup dan dapat menggunakan piutang tersebut secara
efesien.
Semakin tinggi perputaran piutang secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat
profitabilitas. Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis ingin membuktikan dan
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Perputaran Piutang
Terhadap Profitabilitas Pada PT. Mayora Indah Tbk Periode 2017-2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimana Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT Mayora
Indah Tbk.
C. Tujuan
D. Manfaat
Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bacaan
tambahan diperpustakaan kampus Universitas Cipasung Tasikmalaya terkait dengan
Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperoleh pemahaman
dan wawasan yang lebih mendalam mengenai Perputaran Piutang dan Profitabilitas.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai suatu pedoman dan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian dibidang yang sama pada masa yang akan datang.
4. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan sebagai
bahan pertimbangan keputusan dalam pengelolaan perputaran piutang agar dapat
digunakan seefektif mungkin agar mampu meningkatkan laba perusahaan.
Jurnal seminar keuangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Piutang
1. Pengertian Piutang
Secara umum kredit perdagangan menurut Kasmir (2013: 243-250) diartikan sebagai
penjualan barang di mana pembayarannya dilakukan secara angsuran (cicilan) sesuai
kesepakatan yang dibuat antara penjual dan pembeli untuk jangka waktu tertentu dengan
masing-masing hak dan kewajibannya.
Dari pengertian tersebut terkandung bahwa dalam transaksi penjualan secara kredit
adanya suatu kesepakatan untuk melakukan transaksi. Di dalam kesepakatan tersebut tertuang
hak dan kewajiban masing-masing pihak. Misalnya, jumlah yang harus dibayar pihak
penerima berikut jangka waktu pembayaran. Di samping itu, adanya kebijakan terhadap
penjualan kredit tersebut apabila misalnya dilunasi sebelum jangka waktunya.
Di dalam perusahaan, piutang dapat terjadi karena adanya transaksi yang dilakukan
secara kredit, baik yang berhubungan atau tidak, yang umumnya dilakukan untuk memperoleh
laba atau memperbesar omset penjualan. Piutang juga dapat diubah menjadi kas selama
operasional perusahaan dan transaksi. Sehingga piutang adalah salah satu aktiva lancar
perusahaan yang merupakan hak penagihan kepada pelanggan, sebagai akibat pembelian
kredit kepada perusahaan. Maka pihak perusahaan harus meningkatkan perputaran piutang itu
sendiri sebagai simpanan perusahaan.
2. Jenis-jenis Piutang
a. Piutang Usaha (account receivable)
Menurut Skousen dan Stice (2001: 361) Piutang usaha adalah piutang yang terkait
dengan kegiatan operasi normal suatu bisnis, yaitu penjualan kredit untuk barang atau jasa
kepada pelanggan. Piutang usaha adalah sejumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang
muncul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan
akan ditagih dalam waktu 30 hingga 60 hari. Secara umum, jenis piutang ini adalah piutang
terbesar yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Skousen dan Stice (2001: 361) Wesel tagih adalah piutang yang
dikeluarkan oleh janji tertulis formal untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal
tertentu. Bill Wesel/Wesel tagih adalah surat resmi yang diterbitkan sebagai bentuk
Jurnal seminar keuangan
pengukuran utang. Catatan yang dapat diterima biasanya memiliki waktu untuk
mengumpulkan antara 60-90 hari atau lebih dan mengharuskan debitor membayar bunga.
Menurut Skousen dan Stice (2001: 362) Piutang lain-lain adalah setiap akun yang
timbul dari transaksi yang tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan operasi normal
suatu bisnis. Piutang lain-lain termasuk piutang non-perdagangan. Contoh: piutang bunga,
piutang gaji, uang muka karyawan, dan pengembalian pajak. Secara umum, itu tidak berasal
dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, jenis piutang ini diklasifikasikan dan
dilaporkan di bagian terpisah pada neraca.
3. Pengelolaan Piutang
Piutang adalah aset yang cukup material. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu manajemen
piutang yang efektif dan efisien sehingga jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang
sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan agar tidak mengganggu arus kas. Kebijakan
manajemen piutang usaha mencakup keputusan berikut:
a. Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimum kelayakan kredit dari pemohon kredit
yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar kredit, perusahaan dapat
meningkatkan penjualan mereka melalui penjualan kredit tetapi tidak menimbulkan risiko
kredit macet yang berlebihan. Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat,
semakin besar manfaat yang akan diperoleh perusahaan daripada biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar kredit ini.
b. Ketentuan kredit
• Diskon tunai
• Suku bunga bebas risiko (suku bunga bank).
B. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Menurut Siahaan (2018:132) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Rasio rasio profitabilitas dapat digunakan untuk mengevaluasi
keuntungan perusahaan sehubungan dengan tingkat penjualan tertentu, tingkat aktiva tertentu
dan tingkat modal tertentu. Tanpa keuntungan, perusahaan tidak bisa menarik modal dari
kreditur dan pemilik. Menurut Sawir (2018:17) kemampulabaan (profitabilitas) merupakan
hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan
oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
tertentu.
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri.
Manfaat Rasio Profitabilitas :
a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
Jurnal seminar keuangan
Jenis rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On
Asset (ROA) yaitu Pengembalian atas total aktiva sering disebut dengan pengembalian atas
investasi (Return On Investment). Rasio pengembalian atas total aktiva mengukur
efektifitas manajemen dalam menghasilkan keuntungan dengan aktiva yang ada. Semakin
tinggi tingkat pengembalian atas total aktiva, semakin baik. Dengan Rumus = Laba
Bersih/Total Aset.
Dan juga Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) adalah rasio profitabilitas yang
digunakan untuk menghitung persentase kelebihan laba kotor terhadap pendapatan
penjualan. Gross Profit atau Laba Kotor yang dimaksud disini adalah pendapatan Penjualan
yang dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan (HPP). Biaya yang termasuk pada Harga
Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (CGS) ini diantaranya seperti bahan baku
dan tenaga kerja langsung yang terkait dengan pembuatan suatu produk. Dengan kata lain,
Rasio Marjin Laba Kotor atau Gross Profit Margin ini digunakan untuk mengukur
seberapa efisien perusahaan menggunakan bahan dan tenaga kerjanya untuk memproduksi
dan menjual produk-produknya untuk menghasilkan keuntungan. Dengan Rumus = Laba
Kotor/Penjualan x 100.
Jurnal seminar keuangan
BAB III
PEMBAHASAN
Penelitian ini melakukan estimasi terhadap perputaran piutang terhadap profitabilitas
pada PT. Mayora Indah Tbk (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia).
A. Analisis Deskriptif Perputaran Piutang
Penjelasan hasil perhitungan tingkat perputaran piutang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Perputaran Piutang
Tahun Kas Piutang Persediaan
2019 1.972511293 5.73455962 7.668588896
2020 2.041793516 5.935979526 7.462413679
Dari tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa perputaran piutang untuk kas dan piutang
mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk kas sendiri hanya beda selisih sedikit
dengan perputaran kas tahun 2019 yaitu 1.9 (dibulatkan) sedangkan kas tahun 2020 yaitu 2.0
(dibulatkan). Sama halnya dengan piutang mengalami kenaikan perputaran piutang tahun 2019 yaitu
5.7 (dibulatkan) dan tahun 2020 5.9 (dibulatkan). Tetapi berbeda dengan perputaran persediaan
mengalami penurunan persediaan tahun 2019 yaitu 7.7 (dibulatkan) sedangkan persediaan tahun
2020 yaitu 7.5 (dibulatkan), yang artinya tingkat perputaran piutang dari kas dan piutang itu sendiri
perusahaan mengalami keuntungan meskipun tingkat perputaran persediaan mengalami penurunan.
Dapat di lihat pada tabel 1.2 tentang variabel yang terkait dengan perputaran piutang itu sendiri.
= Rp 17,349,919,794,011/ Rp 9,099,061,234,808
= 1.972511293
Kas (2020) = Penjualan/Rata-rata Kas
= Rp 17,959,316,058,229/ Rp 9,099,061,234,808
= 2.041793516
Piutang (2019) = Penjualan/Rata-rata Piutang
= Rp 17,349,919,794,011/ Rp 3,037,567,852,017
= 5.73455962
Piutang (2020) = Penjualan/Rata-rata Piutang
= Rp 17,959,316,058,229/ Rp 3,037,567,852,017
= 5.935979526
Persediaan (2019) = HPP/Rata-rata Persediaan
= Rp 12,851,774,028,532/ Rp 1,686,912,450,670
= 7.668588896
Persediaan (2020) = HPP/Rata-rata Persediaan
= Rp 12,506,245,360,471/ Rp 1,686,912,450,670
= 7.462413679
Dari tabel 2.1 di atas dapat dilihat perolehan Return On Asset (ROA) mengalami sedikit
kenaikan, tetapi apabila nilainya dibulatkan tidak terlihat adanya kenaikan dengan rasio
profitabilitas tahun 2019 dan 2020 yaitu 0,06 (dibulatkan). Tetapi untuk Magin Laba Kotor (Gross
Profit Margin) mengalami kenaikan yang signifikan dengan rasio profitabilitas tahun 2019 yaitu
25,9 (dibulatkan), sedangkan tahun 2020 yaitu 30,4 (dibulatkan). Yang artinya perusahaan masih
Jurnal seminar keuangan
banyak memperoleh laba kotor dibanding dengan pengembalian asset yang tidak mengalami
kenaikan yang cukup signifikan bagi perusahaan.
Dapat di lihat pada tabel 2.2 tentang variabel yang terkait dengan profitabilitas itu sendiri.
Table 2.2 laporan Rasio Profitabilitas
Laporan Rasio Profitabilitas PT Mayora Tbk tahun 2019-2020
2019 2020
Laba Bersih Rp 1,128,457,866,175 Rp 1,128,938,955,823
Laba Kotor Rp 4,498,145,765,479 Rp 5,453,070,697,758
ROA
(2018) = Laba Total Aset Rp 17,591,706,426,634 Rp 18,198,122,469,616
Bersih/Total Aset
Penjualan Rp 17,349,919,794,011 Rp 17,959,316,058,229
= Rp 1,128,457,866,175/ Rp 17,591,706,426,634
= 0.064147152
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Mayora Indah, Tbk, data yang
dipergunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal. Berikut kesimpulan dari pengaruh
perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT. Mayora Indah, Tbk yaitu sebagai berikut:
B. SARAN
Adapun saran yang akan disampaikan atas penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Dari hasil penelitian perputaran piutang pada PT. Mayora Indah, Tbk cenderung berfluktuasi.
Hal ini berarti PT. Mayora Indah, Tbk harus dapat meningkatkan perputaran piutangnya
dengan cara mengevaluasi kembali dan mengelola piutangnya dengan baik agar jumlah
piutang yang ditanam untuk membiayai kegiatan operasional tepat sesuai dengan yang
dibutuhkan. Maupun sumber sumber penggunaanya (pengeluarannya).
2. Pihak manjemen perusahaan hendaknya memikirkan cara atau strategi agar penjualan dapat
lebih meningkat, sehingga memacu meningkatnya laba perusahaan yang pada akhirnya
akan meningkatkan Gross profit margin dan Retusrn On Asset perusahaan dalam jangka
panjang.
Jurnal seminar keuangan
DAFTAR PUSTAKA
https://cerdasco.com/perputaran-piutang/
https://guruakuntansi.co.id/piutang-adalah/
http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/44927/Bab+7.pdf
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gross-profit-margin-marjin-laba-kotor-rumus-
gpm/
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jam/article/view/489/487