Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat, ridho, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Teknologi Proses ini dengan baik dan lancar. Penulis juga meengucapkan shalawat
serta salam kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah
meemberikan teladan bagi seluruh umat manusia.

Laporan Tugas Teknologi Proses yang berjudul “Proses Pabrik


Pembuatan Etanol” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Mata Kuliah Teknologi Proses dengan Dosen Ibu Nora Amelia Novitrie, ST., MT.

Dan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


Ibu Nora Amelia Novitrie, ST., MT. selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Teknologi
Proses ini, atas bimbingan dan bantuannya dalam penyusunan tugas ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 3


1.2 Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 4

BAB II BFD, PFD, URAIAN PROSES ........................................................... 11

2.1 BFD (Block Flow Diagram)........................................................................ 11

2.2 PFD (Process Flow Diagram) .................................................................... 11

2.3 Alat yang Digunakan dalam Proses ............................................................ 13

2.4 Uraian Proses .............................................................................................. 14

BAB III DESAIN PLOT PLAN DAN ISOMETRI .......................................... 17

3.1 Plot Plan ...................................................................................................... 17

3.2 Isometri ....................................................................................................... 18

BAB IV KESIMPULAN .................................................................................. 21

Lampiran 1 ........................................................................................................ 22

Lampiran 2 ........................................................................................................ 24

Lampiran 3 ........................................................................................................ 26

Lampiran 4 ........................................................................................................ 28

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di negara Indonesia sedang meningkatkan pembangunan di segala bidang


industri khusunya bidang industri kimia. Kekuatan ekonomi akan meningkat
jika mampu menghasilkan sendiri sebagian besar barang-barang kebutuhan
utama, terutama didalamnya produk-produk industri. Etil alkohol atau sering
disebut etanol merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi
industri kimia di Indonesia.

Pendirian pabrik etanol perlu dipertimbangkan karena banyak sekali


digunakan sebagai bahan baku pada industri asam asetat dan juga digunakan
sebagai bahan pelarut dalam industri farmasi, kosmetika, dan bahan baku
pembuatan senyawa-senyawa lain. Selain itu juga berguna sebagai bahan
disinfektan untuk peralatan kedokteran dan rumah sakit. Oleh karena kegunaan
yang luas tersebut maka berdirinya pabrik etanol akan memacu berdirinya
industri – industri lain.

Konsumsi etanol di Indonesia sendiri ada kecenderungan meningkat.


Sebagai gambaran bahwa konsumsi etanol meningkat, terlihat dari supply-nya
yang berasal dari produksi dalam negeri ditambah dengan impor dan dikurangi
oleh ekspor. Atas dasar bahwa pada tahun tertentu seluruhnya dikonsumsi pada
tahun itu juga, maka diperkirakan laju pertumbuhan konsumsi etanol di
Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya.

Beberapa keuntungan dari didirikannya Pabrik Ethanol diantaranya :

1. Menambah pendapatan negara dengan adanya pajak dan kemungkinan


untuk ekspor produk.
2. Terciptanya lapangan pekerjaan, yang berarti akan mengurangi
pengangguran.
3. Memacu pertumbuhan industri – industri baru yang menggunakan
bahan baku etanol.
4. Menurunkan ketergantungan impor.

3
5. Meningkatkan pendapatan negara dari sektor industri, serta menghemat
devisa negara.
6. Meningkatkan sumber daya manusia melalui proses alih teknologi.

1.2 Tinjauan Pustaka

Proses pembuatan etanol yang digunakan adalah dengan proses fermentasi


dengan bahan baku ketela. Proses pembuatan etanol darri ketela (Manihot
Esculenta Cranzt) dengan proses fermentasi dibagi menjadi lima tahap yaitu :

1. Tahap Persiapan Bahan Baku, adalah proses pengulitan, pembersihan


dan penghancuran bahan baku.
2. Tahap Hidrolisis, adalah proses konversi pati menjadi glukosa.
3. Tahap Fermentasi, adalah proses glukosa (gula) menjadi etanol dan
CO2.
4. Tahap Pemurnian (distilasi), yaitu proses pemurnian etanol hasil
fermentasi menjadi etanol dengan kadar 90 – 95 %.
5. Tahap Dehidrasi, adalah proses penghilangan air.

1.2.1 Tahap Pengolahan Bahan

Proses pembuatan etanol dari ketela dengan proses fermentasi dibagi


menjadi 4 tahap :

1) Tahap Pre-treatment
2) Tahap Hidrolisa
3) Tahap Fermentasi
4) Tahap Pemurnian (distilasi dan dehidrasi)

1.2.1.1 Tahap Pretreatment


Singkong yang akan digunakan sebagai bahan baku disimpan
dalam silo dengan kondisi operasi tekanan 1atm dengan suhu 30°C.
Singkong dibawa dari silo melewati belt conveyor, menuju ke peeler

4
untuk memisahkan daging singkong dari kulitnya. Selanjutnya singkong
dimasukkan ke Rotary Knife Cutter untuk diiris tipis. Irisan singkong
dihancurkan di dalam Hammer Mill hingga mencapai ukuran 80m
(berbentuk serbuk).

1.2.1.2 Tahap Hidrolisa

Pada proses hidrolisi ini di dalam Tangki Mixing serbuk singkong


ditambahkan air proses dengan perbandingan air dan tepung yaitu 85:15
dengan kondisi operasi tekanan 1 atm, suhu 30°C dan berlangsung
selama 5 menit. Dan juga ditambahkan Ca(OH)2 400 ppm sebagai
kofaktor dari enzim amilases. Proses di dalam Tangki Mixing ini
berlangsung selama 5 menit. Lalu bubur singkong dialirkan ke Tangki
Liquifikasi. Pada Tangki Liquifikasi diinjeksi steam untuk menaikkan
suhu menjadi 105℃ dan penambahan enzim amilase. Proses di dalam
Tangki Liquidifikasi ini berlangsung selama 2 jam dengan pH 6 dan pada
tekanan 1 atm. Proses Liquifikasi ini akan menghasilkan dextrin,
maltosa, dan sedikit glukosa.

Selanjutnya slurry dari proses liquifikasi tersebut didinginkan


dengan menggunakan Cooler untuk menurunkan suhu menjadi 60oC.
Lalu slurry dialirkan ke dalam Tangki Sakarifikasi. Pada Tangki
Sakarifikasi ini ada penambahan enzim glukoamilase yang digunakan
agar terbentuk molekul gula yang dapat difermentasikan dan H2SO4 98%
agar pH turun menjadi 5. Proses ini berlangsung selama 2 hari dan pada
tekanan 1 atm. Proses sakarifikasi ini akan menghasilkan glukosa dan
sedikit maltosa.

1.2.1.3 Tahap Fermentasi

Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi


ethanol dengan menggunakan yeast. Yeast yang dipakai adalah
Saccharomyces cerevisiae. Hasil dari proses sakarifikasi yang berupa
glukosa, maltosa dan slurry dialirkan terlebih dahulu menuju
sterilisasi. Proses sterilisasi terbagi menjadi 3 tahap, stelilisasi 1

5
dipanaskan dari suhu 60 oC sampai suhu 121 oC. Kemudian menuju
sterilisasi 2, disini suhu dipertahankan 121 oC selama 15 menit. Dan
terakhir didinginkan oleh sterilisasi 3 (cooler), sehingga suhunya
menjadi 32oC. Setelah itu hasil sterilisasi dialirkan menuju seed tank
sebanyak 10% dan sisanya sebanyak 90% dialirkan menuju fermentor.
Dimana pada seed tank ditambahkan bakteri Saccharomyces cerevisia,
penambahan nutrient dan juga udara. Nutrient yang digunakan adalah
urea dan diamonium fosfat, dengan penambahan nutrient diharapkan
kebutuhan unsur nitrogen dan fosfat akan terpenuhi. Sedangkan
antifoam yang digunakan adalah turkey red oil. Proses dalam seed tank
ini berlangsung pada suhu 32oC selama 1 hari. Setelah proses pada seed
tank selesai, maka kemudian inokulum bakteri Saccharomyces
cerevisiae yang terbentuk dari seed tank dimasukkan ke dalam
fermentor. Pada seed tank ini dimaksudkan untuk membiakkan bakteri
Saccharomyces cerevisia. Setelah diinkubasikan selama 1 hari, maka
akan terbentuk biomass. Kemudian biomass yang terbentuk pada Tangki
Starter dimasukkan ke dalam Tangki Fermentor. Untuk mencegah
terbentuknya buih dalam fermentor akibat adanya pengadukan yang
dapat mengganggu terjadinya proses mixing di dalam tangki tersebut,
maka ke dalam tangki tersebut ditambahkan antifoam sebanyak 10 ppm.
Proses di dalam tangki ini terjadi selama 40 jam (2 hari) dengan suhu
operasi 32oC dan pada tekanan 1 atm. Produk yang dihasilkan berupa
etanol dengan kadar 11 %. Produk samping berupa karbondioksida
(CO2), asam asetat (CH3COOH), gliserol (C3H8O3) dan acetaldehyde
(CH3CHO).

1.2.1.4 Tahap Pemurnian (Distilasi dan Dehidrasi)


1. Distilasi
Setelah keluar dari tangki fermentor, etanol hasi proses fermentasi
dimurinikan dengan proses distilasi. Proses pemurnian dibagi dalam
2 tahap :
- Beer Still (kolom beer)

6
Pada “beer still” etanol hasil fermentasi dipisahkan dari zat
lainnya berdasarkan volatilitasnya. Etanol, asam asetat, air,
C3H8O3 dan acetaldehyde ini dimurnikan lagi dalam
“Predestilasi”, sedangkan sisa glukosa, antifoam, dextrin,
maltosa, sebagai fraksi berat akan menjadi “bottom product” dan
masuk pengolahan limbah. Beer Still akan menghasilkan etanol
sebesar ±50 % dengan kondisi operasi pada top tekanannya 1
atm dengan suhu 94°C sedangkan pada feed suhunya 98.65°C
dan bottom suhunya 100.15°C.
- Rectifying Column
Pada “Rectifying column” “top product” dari “beer still” yang
terdiri dari etanol, asam asetat, air, dan C3H8O3 dan
acetaldehyde ini akan dimurnikan lagi dengan proses
pemisahan berdasarkan volatilitasnya. Dari “ Rectifying
column” ini akan dihasilkan etanol dengan tingkat kemurnian
±96 %.
2. Dehidrasi Molecular Sieve
Dehidrasi etanol untuk menghilangkan kandungan airnya dapat
dilakukan dengan metode :
1) Distilasi Azeotrop
2) Ekstraksi dengan membran
3) Adsorbsi dengan molecular sieve

Proses ini dapat menghilangkan air hingga kadar etanol menjadi99,5


% dan dihasilkan etanol absolut (murni).

Keunggulan dehidrasi etanol dengan menggunakan molecular sieve


adalah sebagai berikut.

1) Prosesnya lebih sederhana


2) Tidak memerlukan banyak energi
3) Penggunaan steam tidak terlalu besar
4) Tidak menggunakan bahan kimia sehingga tidak membahayakan
pekerja.

7
5) Merupakan proses yang mudah untuk etanol yang mengandung
kontaminan.

Molecular sieve merupakan unit material yang memiliki pori-pori


kecil / halus dimana ukurannya sudah sangat terstandarisasi dan
seragam. Pori-pori tersebut dapat dengan selektif "melanjutkan" atau
"menangkap" molekul-molekul yang lewat berdasarkan besar-
kecilnya ukuran molekul. Atas cara kerjanya tersebut material ini
sering disebut sebagai desiccant. Kemampuan molecular sieve ini
dalam menangkap molekul H2O cukup tinggi, yaitu sampai 20-25%
dari berat molecular sieve itu sendiri. Seperti glycol, dan amine,
molecular sieve ini juga bisa diregenerasi dengan metoda pemanasan
dan purging.

1.2.2 Kegunaan Produk


1. Parfum
Etanol digunakan untuk mempertahankan wangi di dalam botol.
Selain itu, etanol ini digunakan sebagai campuran agar pakaian
yang diberi parfum tidak meninggalkan bekas noda. Oleh karena
itu, jika suatu parfum menggunakan etanol sebagai campurannya
maka dilengkapi peringatan larangan untuk terkena mata dan
masuk ke mulut dan karena sifat mudah terbakarnya maka
membawa parfum di dalam kabin pesawat pun juga dilarang.
2. Pewarna Makanan
Tidak hanya parfum saja yang menggunakan etanol sebagai
pelarutnya namun pewarna makanan yang sering kita jumpai
nyatanya juga menggunakan etanol sebagai bahan bakunya.
Karena kemampuan etanol yang dapat mempertajam warna pada
perwarna makanan tersebut.
3. Pembersih Luka
Selain perih yang diakibatkan luka, di daerah kulit yang luka juga
terasa dingin dan cairan pembersih pun juga cepat menguap. Hal
ini menunjukkan bahwa luka tersebut telah dibersihkan dengan

8
etanol. Dalam hal ini jenis etanol yang sering digunakan untuk
pembersih luka biasanya adalah berupa alkohol 70%.
4. Minuman Beralkohol
Efek dari mengkonsumsi minuman beralkohol adalah tampak
mabuk dan pusing yang tidak lain diakibatkan oleh adanya
kandungan etanol di dalamnya.
5. Obat – obatan
Banyak sekali obat – obatan yang beredar di pasaran mengandung
etanol di dalamnya. Hal ini tidak terlepas dari sifat etanol sebagai
pelarut yang baik. Namun demikian, tidak perlu khawatir karena
etanol yang digunakan sudah disesuaikan dengan standar food
grade sehingga aman jika tertelan. Disamping itu, setiap obat –
obatan selalu disertai peringatan petunjuk penggunaan untuk
meminimalisir resiko efek samping.
6. Cat
Salah satu pelarut yang digunakan di dalam cat adalah etanol. Sama
halnya dalam pewarna makanan, pelarut etanol ini berfungsi untuk
mempertajam warna pada cat sehingga jika diaplikasikan pada
benda maka dapat memperindah warna benda tersebut.
7. Pernis
Etanol juga digunakan sebagai pelarut pernis dan tidak lain
disebabkan oleh kemampuannya yang mudah larut dalam berbagai
medium seperti air, eter, gliserol, kloroform, asam asetat, piridina,
benzena, aseton, dan lain sebagainya.
8. Pencuci Mulut
Sensasi dingin di dalam mulut selain rasa mint yang biasa
digunakan sebagai perasa cairan pencuci mulut. Sensasi dingin ini
diakibatkan oleh penggunaan etanol di dalam cairan pencuci mulut
yang biasanya berkisar 5 hingga 30 persen.
9. Pengganti MTBE di dalam Bensin
Bensin memiliki sifat mudah menguap dan sedikit terasa dingin di
tangan seperti halnya sifat etanol. Dengan demikian, etanol dapat

9
digunakan sebagai pengganti MTBE ( Metil Tetiari Butil Eter)
pada bensin. Penambahan etanol di dalam bensin ini dapat
meningkatkan efisiensi pembakaran bensin dibandingkan MTBE
yang sulit terdegradasi. Dengan kata lain, etanol di dalam bensin
juga berperan untuk mengurangi pencemaran udara akibat
pembakaran bensin.
10. Bahan Bakar Mobil
Keefektifan pembakaran pada campuran etanol dan bensin maka
sebuah perusahaan produsen bensin membuat gasohol dengan
formula etanol 10% dan bensin 90% sebagai bahan bakar mobil.
Bahkan di negara Brazil lebih dari 20% mobilnya menggunakan
bahan bakar etanol hingga mencapai 100%.

10
BAB II

BFD, PFD, DAN URAIAN PROSES

2.1 BFD (Block Flow Diagram)


Block Flow Diagram atau BFD adalah suatu pernyataan gambar yang
ringkas, dari gabungan sebab dan akibat antara masukkan dan keluaran dari
suatu sistem.
 Blok/Kotak : biasanya berisikan uraian dan nama elemennnya, atau
simbol untuk operasi matematis yang harus dilakukan pada masukkan
untuk menghasilkan keluaran.
 Tanda anak panah : menyatakan arah informasi aliran isyarat atau
unilateral.

2.1.1 Block Flow Diagram Pembuatan Etanol


(terlampir)

2.2 PFD (Process Flow Diagram)


Diagram Alir Proses (PFD) adalah jenis bagian alur yang mengilustrasikan
hubungan antara komponen utama di sebuah pabrik industri. Ini paling sering
digunakan dalam teknik kimia dan rekayasa proses, meskipun konsepnya
kadang- kadang diterapkan pada proses lain juga. Ini digunakan untuk
mendokumentasikan proses, meningkatkan proses, atau memodelkan yang
baru. Tergantung pada penggunaan dan kontennya, ini juga dapat disebut
Bagan Alir Proses, Lembar Alir, Diagram Aliran Blok, Diagram Alir Skematik,
Bagan Alir Makro, Flowchart Top-Down, Diagram Perpipaan dan Instrumen,
Diagram Alir Sistem atau Diagram Sistem. Mereka menggunakan serangkaian
simbol dan notasi untuk menggambarkan suatu proses. Simbol – simbol itu
bervariasi di tempat – tempat yang berbeda, dan diagram – diagramnya dapat
berkisar dari coretan sederhana yang digambar tangan atau catatan tempel ke
diagram yang tampak profesional dengan detail yang dapat diperluas, yang
dihasilkan dengan perangkat lunak. Adapun materi yang digambarkan dalam
PFD adalah sebagai berikut.

11
 Major Equipment
Termasuk nama dan nomor ID. Contohnya termasuk kompressor,
mixer, kapal, pompa, boiler, dan pendingin.
 Process Piping
Memindahkan produk, biasanya cairan, diantara bagian – bagian
peralatan.
 Process Flow Direction
 Control Valves and Process-Critical Valve
 Major Bypass and Recirculation System
 Operational Data
Seperti tekanan, suhu, kepadatan, laju aliran massa, dan keseimbangan
massa – energi. Nilai sering akan mencakup minimum, normal, dan
maksimum.
 Komposisi Cairan
 Menghasilkan nama-nama aliran
 Koneksi dengan sistem lain

Yang harus dikecualikan dalam PFD biasanya, item – item yang lebih rinci
ini dihilangkan :

 Kelas pipa dna nomor saluran pipa


 Instrumen kontrol proses
 Nilai bypass minor
 Katup isolasi dan penutup
 Perawatan ventilasi dan saluran air
 Relief valves dan katup pengaman
 Informasi kelas kode

Diagram Alir Proses memiliki beberapa tujuan :

 Untuk mendokumentasikan proses untuk pemahaman yang lebih baik,


kontrol kualitas dan pelatihan karyawan.
 Untuk membakukan proses untuk efisiensi dan pengulangan yang
optimal.

12
 Untuk mempelajari proses untuk efisiensi dan peningkatan. Ini
membantu untuk menunjukkan langkah-langkah yang tidak perlu,
kemacetan dan inefisiensi lainnya.
 Untuk memodelkan proses yang lebih baik atau membuat proses baru.
 Untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan diagram yang berbicara
dengan berbagai peran dalam organisasi atau di luar itu.

2.2.1 Process Flow Diagram Pembuatan Etanol


(terlampir)

2.3 Alat yang Digunakan dalam Proses


1) Gudang Bahan Baku
Plant ini memiliki 2 gudang bahan baku yang berfungsi menyimpan bahan
baku singkong kering selama 7 hari dan menampung pod singkong kering
yang tidak lolos di Vibrating Screen.
2) Silo
Silo berfungsi sebagai penampung enzim selulase.
3) Belt Conveyor
Berfungsi untuk mengangkut bahan baku kering ke equipment.
4) Chipper
Berfungsi memperkecil ukuran pod kakao.
5) Vibrating Screen
Berfungsi sebagai tempat menghomogenkan ukuran chip pod singkong.
6) Digester
Berfungsi sebagai pemanasan chip pod singkong kering untuk memisahkan
lignin.
7) Rotary Filter
Berfungsi sebagai penyaring chip pod singkong.
8) Reaktor Hidrolisis
Berfungsi sebagai tempat hidrolisis pulp (bubur holoselulosa) dengan
menggunakan enzim selulase sebagai biokatalis.

13
9) Centrifuge
Berfungsi untuk memisahkan padatan dengan cairan glukosa dan etanol.
10) Fermentor
Berfungsi sebagai tempat terjadinya fermentasi dengan bantuan ragi S.
Cereviseae.
11) Heater
Berfungsi menaikkan temperatur cairan dari 30 C menjadi 95 C.
12) Menara Distilasi
Berfungsi memisahkan gliserol dengan air.
13) Pompa
Berfungsi untuk mengalirkan fluida (bubur pulp) ke equipment. Jenis
pompa yang dipakai adalah centrifugal pump.

2.4 Uraian Proses


- Tahap Pretreatment
Pada tahap ini, singkong yang akan digunakan sebagai bahan baku
disimpan dalam silo dengan kondisi operasi tekanan 1 atm dengan suhu
30℃. Singkong dibawa dari silo melewati belt convenyor, menuju ke
peeler untuk memisahkan daging singkong dari kulitnya. Selanjutnya
singkong dimasukkan ke chipper untuk diiris tipis. Irisan singkong
dihancurkan di dalam digester hingga menjadi serbuk.
- Tahap Hidrolisa

Pada proses hidrolisi ini di dalam Tangki Mixing serbuk singkong


ditambahkan air proses dengan perbandingan air dan tepung yaitu 85:15
dengan kondisi operasi tekanan 1 atm, suhu 30°C dan berlangsung selama
5 menit. Dan juga ditambahkan Ca(OH)2 400 ppm sebagai kofaktor dari
enzim amilases. Proses di dalam Tangki Mixing ini berlangsung selama 5
menit. Lalu bubur singkong dialirkan ke Tangki Liquifikasi. Pada Tangki
Liquifikasi diinjeksi steam untuk menaikkan suhu menjadi 105℃ dan
penambahan enzim amilase. Proses di dalam Tangki Liquidifikasi ini
berlangsung selama 2 jam dengan pH 6 dan pada tekanan 1 atm. Proses
Liquifikasi ini akan menghasilkan dextrin, maltosa, dan sedikit glukosa.

14
Selanjutnya slurry dari proses liquifikasi tersebut didinginkan
dengan menggunakan Cooler untuk menurunkan suhu menjadi 60oC.
Lalu slurry dialirkan ke dalam Tangki Sakarifikasi. Pada Tangki
Sakarifikasi ini ada penambahan enzim glukoamilase yang digunakan
agar terbentuk molekul gula yang dapat difermentasikan dan H2SO4 98%
agar pH turun menjadi 5. Proses ini berlangsung selama 2 hari dan pada
tekanan 1 atm. Proses sakarifikasi ini akan menghasilkan glukosa dan
sedikit maltosa.

- Tahap Fermentasi
Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi
ethanol dengan menggunakan yeast. Yeast yang dipakai adalah
Saccharomyces cerevisiae. Hasil dari proses sakarifikasi yang berupa
glukosa, maltosa dan slurry dialirkan terlebih dahulu menuju
sterilisasi. Proses sterilisasi terbagi menjadi 3 tahap, stelilisasi 1
dipanaskan dari suhu 60 oC sampai suhu 121 oC. Kemudian menuju
sterilisasi 2, disini suhu dipertahankan 121 oC selama 15 menit. Dan
terakhir didinginkan oleh sterilisasi 3 (cooler), sehingga suhunya menjadi
32oC. Setelah itu hasil sterilisasi dialirkan menuju seed tank sebanyak
10% dan sisanya sebanyak 90% dialirkan menuju fermentor.
- Tahap Pemurnian (Distilasi)

Setelah keluar dari tangki fermentor, etanol hasi proses fermentasi


dimurnikan dengan proses distilasi. Proses pemurnian dibagi dalam 2
tahap :

- Beer Still (kolom beer)


Pada “beer still” etanol hasil fermentasi dipisahkan dari zat lainnya
berdasarkan volatilitasnya. Etanol, asam asetat, air, C3H8O3 dan
acetaldehyde ini dimurnikan lagi dalam “Predestilasi”, sedangkan
sisa glukosa, antifoam, dextrin, maltosa, sebagai fraksi berat akan
menjadi “bottom product” dan masuk pengolahan limbah. Beer
Still akan menghasilkan etanol sebesar ±50 % dengan kondisi

15
operasi pada top tekanannya 1 atm dengan suhu 94°C sedangkan
pada feed suhunya 98.65°C dan bottom suhunya 100.15°C.
- Rectifying Column
Pada “Rectifying column” “top product” dari “beer still” yang
terdiri dari etanol, asam asetat, air, dan C3H8O3 dan acetaldehyde
ini akan dimurnikan lagi dengan proses pemisahan berdasarkan
volatilitasnya. Dari “ Rectifying column” ini akan dihasilkan etanol
dengan tingkat kemurnian ±96 %.

16
BAB III

DESAIN PLOT PLAN DAN ISOMETRI

3.1 Plot Plan

Plot plan adalah gambar pandangan atas yang memperlihatkan lokasi


setiap equipment yang telah diatur sehingga memenuhi syarat untuk konstruksi,
operasi dan pemeliharaan setiap equipment tersebut. Plot plan merupakan
sumber informasi selain P&ID untuk membuat Piping Layout Drawing.
Gunanya untuk memudahkan perencanaan routing pipa dan menentukan letak
koordinat, struktur bagi civil group. Dibuat oleh project engineer.

3.1.1 Syarat Plot Plan

1) Nama dan alamat pemilik properti


2) Alamat properti
3) Lokasi dan dimensi semua area parkir dan jalan masuk
4) Identifikasi jalan yang berdekatan, gang atau properti publik lainnya
yang berdekatan.
5) Setiap persyaratan yang melintasi properti atau fitur hukum terkait
lainnya.
6) Panah utara (kompas)
7) Identifikasi skala gambar menggunakan batang skala.
8) Garis-garis properti dan dimensi properti
9) Lokasi, ukuran, dan bentuk dari setiap struktur yang ada di situs ini
dan diusulkan untuk konstruksi.
10) Dimensi yang menunjukkan : kemunduran di depan, samping, dan
belakang, ukuran struktur, paving, beranda, dan dek ks.
11) Atap overhang dan fitur arsitektur lainnya seperti jendela dan
cerobong asap.
12) Identifikasi persis apa pekerjaan yang harus dilakukan, termasuk
perubahan yang diajukan ke fisik fitur situs atau struktur yang ada.
13) Creeks, garis pantai, dan selokan drainase dan garis permukaan air.

17
14) Ketinggian tanah dan garis kontur untuk lokasi miring atau di mana
gradasi tanah diusulkan.
15) Tunjukkan keselarasan saluran air dan saluran air ke jalur koneksi
jalur utama.

3.1.2 Cara Merencanakan Plot Plan

 Langkah 1 : Tentukan batas – batas properti. Ini mungkin


memerlukan survei oleh surveyor berlisensi.
 Langkah 2 : tentukan lokasi semua struktur dan fitur fisik lainnya
untuk ditampilkan pada rencan plot. Anda harus mengukur ukuran
(tidak termasuk tinggi) dari semua bangunan di properti Anda serta
lainnya struktur buatan manusia yang penting.
 Langkah 3 : Gambarkan rencana
 Langkah 4 : Periksa gambar dan buat salinan. Biasanya, Anda akan
diminta untuk membawa setidaknya dua salinan, periksa dengan
Divisi Bangunan untuk persyaratan.

3.1.3 Plot Plan Pabrik Pembuatan Etanol

(terlampir)

3.2 Isometri

Sebuah gambar representasi dari rooting pipa yang ditunjukan


secara 3 dimensi dalam selembar kertas. Karena sebagai sebuah
gambar representasi, ia hanya menunjukan posisi atau arah dari pipa dalam
posisi sebenarnya, isometric drawing tersebut akan digunakan baik oleh
orang mechanical, civil, stress analysis dan bahkan untuk vendor akan
sangat membantu.

Isometric drawing tidak menunjukan skala sebenarnya, karena


point pentingnya adalah arah dan peletakannya, tapi isometric drawing
dibuat tetap proporsional. Tujuan piping drawing baik itu isometrik
drawing atau yang lainya, adalah untuk memberikan informasi yang detail
agar plant benar benar dapat di konstruksi.

18
Isometric drawing sendiri memiliki tiga ukuran, panjang lebar dan
tinggi yang bertujuan menampilkan gambar 3D, dan biasanya
pembuatanya di miringkan 30 derajat dari sumbu axisnya (lihat gambar di
dibawah). kesemuanya bertujuan untuk memberikan informasi se
jelas jelasnya, termasuk pula dalam isometric drawing sebaiknya
menampilkan semua informasi yang dibutuhkan untuk fabrikasi
ataupun konstruksi.

Sebuah isometric drawing biasanya hanya menampilan garis,


sebagai symbol dari pipa. Yang letak garis itu adalah centerline dari pipa.
Oleh karena Cuma garis, kita harus hafal symbol yang digunakan dalam
perpipaan, supaya lebih mudah memahami isometric drawing.

3.2.1 Komponen Isometri Drawing

Sebuah isometric drawing akan dilengkapi dengan line (nomer


jalur dari pipa) berdasarkan line list dari satu ekuipment ke ekuipment
yang lain. Isometrik juga sebaiknya memuat informasi berikut ini :

1. North Plant – arah utara sebaiknya di sebutkan, sehingga


isometric nantinya bisa di cek dengan GA drawingnya. Dan
ketika di lapangan, akan memudahkan pemasangan dan
pengecekan.

2. Dimensi (ukuran) dan sudutnya – harus tertera pada


isometric, sehingga orang stress pun tau jarak pipanya berapa
dan andaipun membentuk sudut, kita tau pula sudutnya berapa.

3. Reference number dari PID (piping instrument diagram), GA


drawing, line numbers, arah aliran fluidanya, insluasi dan
tracingnya semuanya harus ada pada isometric.

4. Lokasi & nama Equipment – tujuannya supaya nanti bisa


di cocokan dengan mechanical, lokasinya biasanya berbentuk
koordinat sedangkan namanya biasanya merupakan nomer dari
ekuipment. Kadang tidak hanya ekuipment, support
sekelas trunion perlu di beri nama dan lokasinya.

19
5. Nozzle indetification – maksudnya nozzelnya itu nozel
yang mana, harus jelas N berapa dari ekuipment tersebut.
Sehingga bisa di cek juga pada GA drawing mechanical.

6. Ukuran dan tipe valve/ Serta arah operasinya – ini juga


penting, valvenya berapa inc dan tipenya apa, pun harus di
sebutkan. Soalnya kadang kala, ada valve yang ukurannya lebih
kecil dari pipa utama dan itu biasanya di koneksikan dengan
reducer, jadi berapa inc ukurannya harus di sertakan. Untuk
arah operasi (seperti telah di sebutkan nomer 3), kita harus
tau fluida itu akan di alirkan kemana nantinya, jadi sewaktu
pemasangan control valve atau check valve, tidak terbalik.

7. Field weld – las lasan yang akan di pakai saat dilapangan, perlu
di sertakan tandanya. Bisa pula dengan menggunakan note.
Setau kami, banyaknya las lasan ini juga di hitung sebagai
ongkos konstruksi nantinya.

8. Bill of material – tidak semua perlu untuk di sebutkan harga


materialnya, tapi paling tidak materialnya apa saja yang ada di
dalam isometri perlu di sertakan tujuannya nantinya untuk
perhitungan dan pemesanan material oleh departemen
purchasing.

3.2.2 Isometri Pabrik Pembuatan Etanol

(terlampir)

20
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Pada hasil pengamatan dari penulis untuk Industri Pembuatan Etanol


didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

• Diagram blok adalah suatu pernyataan gambar yang ringkas,


dari gabungan sebab dan akibat antara masukkan dan keluaran dari
suatu system.

• Diagram Alir Proses (PFD) adalah jenis bagan alur yang


mengilustrasikan hubungan antara komponen utama di sebuah pabrik
industri.

• Diagram pemipaan dan instrumentasi, atau P & ID,


menunjukkan perpipaan dan komponen terkait dari aliran proses fisik.

• Plot plan adalah gambar pandangan atas yang memperlihatkan


lokasi setiap equipment yang telah diatur sehingga memenuhi syarat
untuk konstruksi, operasi dan pemeliharaan setiap equipment tersebut.

• Isometri adalah sebuah gambar representasi dari rooting pipa


yang ditunjukan secara 3 dimensi dalam selembar kertas.

21
LAMPIRAN 1

BFD (Block Flow Diagram)

22
23
LAMPIRAN 2

PFD (Process Flow Diagram)

24
25
LAMPIRAN 3

Desain Plot Plan

26
27
LAMPIRAN 4

Isometri

28
29

Anda mungkin juga menyukai