Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Distribusi Air Bersih

Menurut Dharmasetiawan, 1993. Pendistribusian air dilakukan dengan saluran tertutup atau
dengan perpipaan dengan maksud supaya tidak terjadi kontaminasi terhadap air yang
mengalir di dalamnya. Disamping itu dengan sistem perpipaan air lebih mudah untuk
dialirkan karena adanya tekanan air. Komponen dari sistem distribusi adalah Penampungan
air (Reservoir) dan Sistem perpipaan.

Sistem Penyediaan Air Bersih


Menurut Ray K. Linsey and Joseph B. Franzini, 1991. Suatu sistem penyediaan air bersih
yang mampu menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal
penting bagi suatu kota besar yang modern. Unsur-unsur yang membentuk suatu sistem
penyediaan air yang modern yaitu sumber-sumber penyediaan, sarana-sarana penampungan,
sarana-sarana penyaluran,sarana-sarana pengolahan, sarana-sarana penyaluran (dari
pengolahan) tampungan sementara, dan sarana-sarana distribusi.
Gambar 2.3 Kaitan hubungan antara unsur-unsur fungsional dari suatu sistem penyediaan air
kota.

Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3, tidak setiap unsur fungsional akan termasuk dalam
tiap-tiap sistem penyediaan air. Sebagai contoh, pada sistemsistem dimana air tanah
merupakan dari penyediaan air, makan sarana-sarana penampungan dan penyaluran biasanya
tidak diperlukan. Pada beberapa contoh lain, sarana pengolahan mungkin tidak diperlukan.
Dalam pengembangan persediaan air bagi masyarakat, jumlah dan mutu air merupakan hal
yang paling penting. Hubungan antara kedua faktor ini kepada masing-masing unsur
fungsional dapat dilihat pada tabel 2.1:

Unsur fungsional Masalah utama dalam Uraian


perencanaan sarana
Sumber penyediaan Jumlah / mutu Sumber-sumber air
permukaan bagi penyediaan,
misalnya sungai, danau dan
waduk atau sumber air tanah
Penampungan Jumlah / mutu Sarana-sarana yang
dipergunakan untuk
menampung air permukaan
biasanya terletak pada atau
dekat sumber penyediaan
Penyaluran Jumlah / mutu Sarana-sarana untuk
menyalurkan air dari
tampungan ke sarana
pengolah
Pengolahan Jumlah / mutu Sarana-sarana yang
dipergunakan untuk
memperbaiki atau merubah
mutu air
Penyaluran & Penampungan Jumlah / mutu Sarana-sarana untuk
menyalurkan air yang sudah
diolah ke sarana
penampungan sementara
serta ke satu atau beberapa
titik distribusi
Distribusi Jumlah / mutu Sarana-sarana yang
dipergunakan untuk membagi
air ke masing
masing pemakai yang terkait
di dalam sistem

Sumber: Ray K. Linsey and Joseph B. Franzini. Teknik Sumber Daya Air Jilid II Erlangga. Jakarta. 1991. Hal
90.

Persamaan Darcy Weisbach


Persamaan Darcy secara diturunkan secara matematis dan menyatakan kehilangan tekanan
sebanding dengan kecepatan kuadrat dari aliran air, panjang pipa dan berbanding terbalik
dengan diameter. Kemudian secara empiris di tentukan suatu faktor f.
hf = f lv2 .......................................................................................... (2.12)
d2g
di mana: hf = kehilangan tinggi oleh tahanan permukaan pipa (m)
F = faktor gesekan (diperoleh dari diagram Moody)
L = panjang pipa (m)
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2
d = diameter pipa (m)
Gb. Diagram moody

Jika diketahui komponen debit, Q dan luas permukaan pipa, A maka persamaan 2.12
menjadi:
hf = 8.f.L.Q.2 . . .. ..............................................................................................(2.13)
π2.g.D5
Dalam penerapan praktis digunakan diagram Stanton yang dibuat oleh L.F.Moody (1950).
Untuk menentukan nilai f digunakan persamaan dengan kriteria Reynolds (Re). Saat aliran
fluida memenuhi saluran, gaya gravitasi tidak mempengaruhi pola aliran. Parameter
kapilaritas juga dalam penerapannya tidak berpengaruh sehingga gaya yang diperhitungkan
adalah gaya inersia dan gesekan fluida oleh karena kekentalannya. Bilangan Reynolds
merupakan perbandingan gaya-gaya inersia dengan gaya-gaya kekentalan. Bilangan ini
Pertama kali dikemukakan oleh Osborne Reynolds pada tahun 1882 yang kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Lord Rayleigh di tahun 1892. Nilai bilangan tanpa dimensi
ini (dimensionless) ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Re = v.L ............................................................................................................................( 2.14)
v

Untuk pipa bundar yang penuh dialiri cairan nilai L kemudian diganti dengan diameter pipa
(d) sehingga persamaan menjadi sebagai berikut :

Re = v.d .............................................................................................................................(2.15)
v

di mana, Re = bilangan Reynolds


v = kecepatan aliran (m/detik)
d = diameter pipa (m)
v = kekentalan kinematik (m2 /detik)

Dengan bilangan Reynold ini kita dapat menentukan sifat pengaliran di pipa dengan
mengikuti aturan yang tertera pada tabel 2.5

Tabel 2.5 Jenis aliran berdasarkan niai Bilangan Reynold, Re


Jenis Aliran Nilai Re
Laminar < 2100
Transisi 2100 < Re < 4000
Turbulence < 4000

Sumber: Dua Klaas,Desain Jaringan Pipa, Mandar maju, Bandung, 2009, hal 17.


Tabel 2.6 Nilai  untuk koefisien colebrook

NO Lapisan Dalam Pipa Nilai dalam mm


Nilai ancar ancar Nilai Perencanaan
1 Kuningan 0,0015 0,0015
2 Tembaga 0,0015 0,0015
3 Beton 0,3-3,0 1,2
4 Besi tuang – tanpa pelapisan 0,12-0,61 0,24
5 Besi tuang – pelapisan aspal 0,061-0,183 0,12
6 Besi tuang – pelapisan semen 0,0024 0,0024
7 Galvanized Iron Pipe 0,061-0,24 0,150
8 Pipa besi 0,030-0,024 0,061
9 Welded steel pipe 0,020-0,091 0,061
10 Riveted steel pipe 0,020-0,091 1,81
11 PVC 0,0015 0,0015
12 HDPE 0,007 0,007

Sumber: Martin Dharmasetiawan, Sistem Perpipaan Distribusi Air Minum, Ekamitra


Engineering, Jakarta, 1993, Hal 9

Anda mungkin juga menyukai