1 2005
Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Lingkungan, BPPT
Abstract
It is obvious that hospital waste water is one of the most potential pollutant to the
evironment. Thus the waste must be treated properly before it is disposed of to the public
sewage facilities. However, limited fund usually become an obstacle when hospitals will
construct waste treatment facilities, especially for midle and small typed hospitals.
Considering the problem, development of proper waste treatment facilities which is cheap
in terms of technology and price and easy operated is very important.
This paper describes scheme of biological waste water treatment unit for hospitals which
is suitable for Anaerob-aerob Biofilter waste water treatment process. By applying this
sistemAnaerob-aerob Biofilter, concentration of COD, BOD and suspended solid material
can be reduced significantly as well as detergen and ammonia.
52
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
1.3 Metodologi
Dari hasil analisa kimia terhadap
Mempelajari studi-studi terdahulu tentang berberapa contoh air limbah rumah sakit yang
kualitas air limbah rumah sakit. ada di DKI Jakarta menunjukkan bahwa
Melakukan rancang bangun IPAL rumah konsentrasi senywa pencemar sangat bervariasi
sakit kapasitas 20 m3/hari dengan misalnya, BOD 31,52 - 675,33 mg/l, ammoniak
menerapkan sistem Kombinasi proses 10,79 - 158,73 mg/l, deterjen (MBAS) 1,66 - 9,79
biofilter anaerob-aerob mg/l. Hal ini mungkin disebabkan karena sumber
Membuat paket percontohan instalasi air limbah juga bervarisi sehingga faktor waktu
pengolahan air limbah rumah sakit kapasitas dan metoda pengambilan contoh sangat
20-30 M3 per hari. mempengaruhi besarnya konsentarsi.
Uji coba, analisa sampel air influent dan
effluent 3. TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR
LIMBAH
2. KARAKTERISTIK AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT Untuk mengolah air yang mengandung
senyawa organik umumnya menggunakan
Air limbah rumah sakit adalah seluruh teknologi pengolahan air limbah secara biologis
buangan cair yang berasal dari hasil proses atau gabungan antara proses biologis dengan
seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi: proses kimia-fisika. Proses secara biologis
limbah domistik cair yakni buangan kamar tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobik
mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian; (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa udara)
limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal atau kombinasi anaerobik dan aerobik. Proses
dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air biologis aeorobik biasanya digunakan untuk
bekas cucian luka, cucian darah dll.; air limbah pengolahan air limbah dengan beban BOD yang
laboratorium; dan lainya. Air limbah rumah sakit tidak terlalu besar, sedangkan proses biologis
yang berasal dari buangan domistik maupun anaerobik digunakan untuk pengolahan air
buangan limbah cair klinis umumnya mengadung limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi.
senaywa pulutan organik yang cukup tinggi, dan Dalam makalah ini uraian dititik beratkan pada
dapat diolah dengan proses pengolahan secara proses pengolahan air limbah secara aerobik.
biologis, sedangkan untuk air limbah rumah sakit Pengolahan air limbah secara biologis
yang berasal dari laboratorium biasanya banyak aerobik secara garis besar dapat dibagi menjadi
mengandung logam berat yang mana bila air tiga yakni proses biologis dengan biakan
limbah tersebut dialirkan ke dalam proses tersuspensi (suspended culture), proses biologis
pengolahan secara biologis, logam berat dengan biakan melekat (attached culture) dan
tersebut dapat menggagu proses proses pengolahan dengan sistem lagoon atau
pengolahannya. Oleh karena itu untuk kolam.
pengelolaan air limbah rumah sakit, maka air Proses biologis dengan biakan
limbah yang berasal dari laboratorium dipisahkan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan
dan ditampung, kemudian diolah secara kimia- menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk
fisika, Selanjutnya air olahannya dialirkan menguraikan senyawa polutan yang ada dalam
bersama-sama dengan air limbah yang lain, dan air dan mikro-organime yang digunakan
selanjutnya diolah dengan proses pengolahan dibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu
secara biologis. Diagram proses pengelolaan air reaktor. Beberapa contoh proses pengolahan
limbah rumah sakit secara umum dapat dilihat dengan sistem ini antara lain : proses lumpur
seperti pada Gambar 1. aktif standar/konvesional (standard activated
sludge), step aeration, contact stabilization,
extended aeration, oxidation ditch (kolam
oksidasi sistem parit) dan lainya.
Proses biologis dengan biakan melekat
yakni proses pengolahan limbah dimana mikro-
organisme yang digunakan dibiakkan pada suatu
media sehingga mikroorganisme tersebut
melekat pada permukaan media. Beberapa
contoh teknologi pengolahan air limbah dengan
cara ini antara lain : trickling filter atau biofilter,
rotating biological contactor (RBC), contact
aeration/oxidation (aerasi kontak) dan lainnnya.
Proses pengolahan air limbah secara
Gambar 1 : Diagram proses pengelolaan air
biologis dengan lagoon atau kolam adalah
limbah rumah sakit
53
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
dengan menampung air limbah pada suatu Seluruh air limbah yang dihasilkan oleh
kolam yang luas dengan waktu tinggal yang kegiatan rumah sakit, yakni yang berasal dari
cukup lama sehingga dengan aktifitas mikro- limbah domistik maupun air limbah yang berasal
organisme yang tumbuh secara alami, senyawa dari kegiatan klinis rumah sakit dikumpulkan
polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk melalui saluran pipa pengumpul. Selanjutnya
mempercepat proses penguraian senyawa dialirkan ke bak kontrol. Fungsi bak kontrol
polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat adalah untuk mencegah sampah padat misalnya
juga dilakukam proses aerasi. Salah satu contoh plastik, kaleng, kayu agar tidak masuk ke dalam
proses pengolahan air limbah dengan cara ini unit pengolahan limbah, serta mencegah
adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi padatan yang tidak bisa terurai misalnya lumpur,
(stabilization pond). Proses dengan sistem pasir, abu gosok dan lainnya agar tidak masuk
lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan kedalam unit pengolahan limbah.
sebagai proses biologis dengan biakan Dari bak kontrol, air limbah dialirkan ke
tersuspensi. bak pengurai anaerob. Bak pengurai anaerob
Secara garis besar klasifikasi proses pengolahan dibagi menjadi dua buah ruangan yakni bak
air limbah secara umum dapat dilihat seperti pengendapan atau bak pengurai awal, biofilter
pada Gambar 2, anaerob tercelup dengan aliran dari bawah ke
atas (Up Flow. Air limpasan dari bak pengurai
anaerob selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan
lanjut. Unit pengolahan lanjut tersebut terdiri dari
beberapa buah ruangan yang berisi media dari
bahan PVC bentuk sarang tawon untuk
pembiakan mikro-organisme yang akan
menguraikan senyawa polutan yang ada di dalan
air limbah.
Setelah melalui unit pengolahan lanjut, air
hasil olahan dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam
bak khlorinasi air limbah dikontakkan dengan
khlor tablet agar seluruh mikroorganisme
patogen dapat dimatikan. Dari bak khlorinasi air
limbah sudah dapat dibuang langsung ke sungai
Gambar 2 : Klasifikasi proses pengolahan air atau saluran umum.
limbah secara biologis aerobik.
4.1.1 PENGURAIAN ANAEROB
Berdasarkan beberapa macam proses
pengolahan air limbah seperti uraian di atas, Air limbah yang dihasilkan dari proses
untuk proses pengolahan air limbah Rumah kegiatan rumah sakit atau puskesmas
Sakit tipe kecil sampai sedang proses dikumpulkan melalui saluran air limbah,
pengolahan yang paling sesuai yakni proses kemudian dilairkan ke bak kontrol untuk
pengolahan dengan Sistem Kombinasi Biofilter memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil
Anaerob dan Aerob. di bubuhi dengan larutan kapur atau larutan
Beberapa keunggulan proses pengolahan air NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai
limbah dengan biofilter anaerb-aerob antara lain anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob
yakni : tersebut polutan organik yang ada di dalam air
Pengelolaannya sangat mudah. limbah akan diuraikan oleh mikroorganisme
Biaya operasinya rendah. secara anaerob, menghasilkan gas methan dan
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, H2S. Dengan proses tahap pertama konsentrasi
Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit. COD dalam air limbah dapat diturukkan sampai
Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor kira-kira 400-500 ppm (efisiensi pengolahan +
yang dapat menyebabkan euthropikasi. 60-70 %). Air olahan tahap awal ini selanjutnya
Suplai udara untuk aerasi relatif kecil. diolah dengan proses pengolahan lanjut dengan
Dapat digunakan untuk air limbah dengan sistem biofilter anaerob-aerob.
beban BOD yang cukup besar.
Dapat menghilangan padatan tersuspensi 4.1.2 PROSES PENGOLAHAN LANJUT
(SS) dengan baik.
Proses pengolahan lanjut ini dilakukan
4.1 Pengolahan air Limbah Dengan Proses dengan sistem biofilter anaerob-aerob.
Biofilter Anaerob-Aerob Pengolahan air limbah dengan proses biofilter
anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni
bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic),
54
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika tersebut konsentrasi BOD dalam air olahan yang
perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Air dihasilkan relatif rendah yakni sekitar 20-30 ppm.
limbah yang berasal dari proses penguraian
anaerob (pengolahan tahap perama) dialirkan ke 5. PERHITUNGAN PERENCANAAN IPAL
bak pengendap awal, untuk mengendapkan RUMAH SAKIT
partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain KAPASITAS 20 M3 PER HARI
sebagai bak pengendapan, juga berfungasi
sebagai bak pengontrol aliran, serta bak 4.1 Kapasitas Disain
pengurai senyawa organik yang berbentuk
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan Unit alat ini dirancang untuk dapat
penampung lumpur. mengolah air limbah sebesar 20 m3/hari.
Air limpasan dari bak pengendap awal Skenario proses IPAL serta reduksi polutan
selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob organik (BOD) ditunjukkan seperti pada Gambar
dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke 3.
atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut
diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk
sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob ini
bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas
dan jumlah air baku yang akan diolah.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi,
pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme
inilah yang akan menguraikan zat organik yang
belum sempat terurai pada bak pengendap.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob Gambar 3 : Skenario proses IPAL serta reduksi
dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak polutan organik (BOD).
kontaktor aerob ini diisi dengan media dari
bahan kerikil, plastik (polyethylene), batu apung 4.2 Perhitungan Disain IPAL
atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus
dengan udara sehingga mikro organisme yang Kapasitas Rencana : 20 m3 per hari.
ada akan menguraikan zat organik yang ada BOD Masuk : 400 mg/lt.
dalam air limbah serta tumbuh dan menempel SS Masuk : 200 mg/lt
pada permukaan media. Dengan demikian air Efisiensi Pengolahan : 90 – 95 %
limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme BOD keluar : 20 mg/lt
yang tersuspensi dalam air maupun yang SS keluar : 20 mg/lt
menempel pada permukaan media yang mana
hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi 4.2.1 Bak ekualisasi
penguraian zat organik, deterjen serta
mempercepat proses nitrifikasi, sehingga Kapasitas Rencana : 20 per hari.
efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih BOD Masuk : 400 mg/lt.
besar. Proses ini sering di namakan Aerasi BOD keluar : 400 mg/lt
Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air Waktu Tinggal (WTH) : 12 jam
dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak Volume bak : 10 m3
ini lumpur aktif yang mengandung massa Dimensi bak :
mikroorganisme diendapkan dan dipompa Lebar : 2,0 m
kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan Panjang : 2,5 m
pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air Kedalaman :2m
limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Tinggi ruang bebas : 0,5 m
Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk Chek Waktu Tinggal : 12 jam
membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan,
yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi 4.2.2 Pompa Air Limbah
dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran
umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan Kapasitas : 20 M3/hari
aerob tersebut selain dapat menurunkan zat Tipe : Pompa Celup
organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, Total Head : 9 meter
padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Jumlah : 1 buah
Dengan adanya proses pengolahan lanjut Listrik : 250 watt, 220-240 volt
55
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
Untuk pengolahan air dengan proses biofilter B. Biofilter Zona Anoksik (Anaerob)
standar Beban BOD per volume media 0,4 – 4,7
kg BOD /m3.hari. Kapasitas Rencana : 20 m3 per hari.
Ditetapkan beban BOD yang digunakan 2,5 kg BOD Masuk : 120 mg/lt.
BOD /m3.hari. Efisiensi Pengolahan : 60 %
BOD keluar : 48 mg/lt
Beban BOD di dalam air limbah = 20 m3/hari X
400 g/m3 = 8.000 g/hari = 8 kg/hari Untuk pengolahan air dengan proses biofilter
standar Beban BOD per volume media 0,4 – 4,7
Volume media yang diperlukan = kg BOD /m3.hari.
8 kg/hari Ditetapkan beban BOD yang digunakan = 1,0 kg
= 3,2 m3. BOD /m3.hari.
2,5 kg/m3.hari
Beban BOD di dalam air limbah = 20 m3/hari X
Volume Media = 70 % dari total Volume rekator. 120 g/m3 = 2.400 g/hari= 2,4 kg/hari
Volume Reaktor yang diperlukan = 10/7 x 3,2 m3
= 4,6 m3 Volume media yang diperlukan =
2,4 kg/hari
Waktu Tinggal Reaktor Anaerob yang = = 2,4 m 3.
dibutuhkan : 3
1,0 kg/m .hari
4,6 m3
= X 24 jam/hari = Volume Media = 60 % dari total Volume rekator,
20 m3/hari Volume Reaktor yang diperlukan = 10/6 x 2,4 m3
= 5,52 jam = 4,0 m3
56
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
Beban BOD di dalam air limbah = 20 m3/hari X Jumlah Kebutuhan Udara teoritis =
48 g/m3 = 960 g/hari = 0,96 kg/hari. 0,672 kg/hari
Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,5 x 0,96 =
kg/hari = 0,48 kg/hari. 1,1725 kg/m3 x 0,232 g O2/g Udara
Chek : Difuser :
Waktu tinggal total rata-rata + 2,52 jam
Tinggi ruang lumpur 0,2 m Total transfer udara = 0,069 m3/menit = 69
Tinggi Bed media pembiakan mikroba 1,5 m liter/menit
Tinggi air di atas bed media30 cm Tipe Difuser yang digunakan : difuser gelembung
Reaktor dibagi menjadi dua ruangan yakni kasar
ruangan aerasi dan ruangan biofilter.
Volume total media pada biofilter aerob = 1,5 D. Bak Pengendap Akhir
m x 0,6 m x 1,5 m = 1,35 m3
Kapasitas Rencana : 20 m3 per hari.
Chek : BOD Masuk : 24 mg/lt.
BOD Loading per volume media = 0,71 Kg Efisiensi Pengolahan :5%
BOD/m3.hari. BOD keluar : 22,8 mg/lt
Standar high rate trickling filter : 0,4 – 4,7 kg Waktu Tinggal (WTH) : 2 jam
BOD/m2.hari. Volume bak : 1,67 m3
57
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
58
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
59
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
POTONGAN I-I
60
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
Peralatan :
a. Blower Udara
Tipe : HIBLOW 60
Kapasitas : 60 liter per menit
Listrik : 100 watt, 220 volt.
Jumlah : 2 unit
c. Pompa Sirkulasi
Tipe : Submersible Pump
Kapasitas : 20 liter/menit
Listrik : 75 watt
Total Head : 6-8 meter
Jumlah : 1 unit
Media Biofilter
Material : PVC sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm Gambar 20 : Pembuatan bak ekualisasi.
Luas Kontak Spsesifik : 200 – 226 m2/m3
61
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
Gambar 24: Reaktor IPAL yang telah terpasang. Gambar 28: Kontrol Panel
62
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
7. PENUTUP
63
Wahyu Widayat dan Nusa Idaman Said : Rancang Bangun IPAL .. JAI Vol. 1 , No.1 2005
64