PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suku,kebudayaan,adat istiadat, kepercayaan dan agama. Jika kita lihat secara kultural
terjadinya perpecahan antara satu wilayah dengan wilayah lain [ CITATION Der19 \l
1057 ]. Maka dengan itu diperlukannya sebuah nilai yang dapat menyatukan bangsa
Indonesia, Salah satunya melalui nilai persatuan dan kesatuan yang terdapat dalam
Pancasila. Nilai persatuan dan kesatuan yang dimaksud ialah gotong royong.
1057 ] memeras Pancasila Menjadi Trisila kemudian Ekasila, hal ini Didasari atas
dasar bahwa bangsa Indonesia mampu merdeka dari Jajahan atas dasar
tetapi Indonesia untuk Indonesia yang berarti Indonesia untuk Semua. Indonesia atas
dasar Gotong Royong dalam membangun sebuah negara merupakan formulasi formal
Pancasila. Jelas disini founding father menemukan bahwa gotong royonglah yang
yang kolektif. Gotong royong dapat dijadikan referensi serta pegangan dalam
memegang teguh prinsip gotong royong selaku modal sosial maka lebih mudah dalam
menggapai kemajuan bersama [ CITATION Eff13 \l 1057 ]. Budaya atau nilai gotong
royong pun juga terdapat pada masyarakat Betawi Pinggiran (Betawi Bekasi) yang
berada pada wilayah Kecamatan Tambun Selatan,dimana hal tersebut dikenal sebagai
tradisi Nyambat.
Jika kita berbicara mengenai kultur dan adat istiadat masyatakat Betawi
Kecamatan Tambun Selatan sebagai masyarakat yang plural erat sekali dengan nilai
gotong royong sebagai ciri khas masyarakat Indonesia. Nilai tersebut dapat kita jumpai
pada tradisi "Nyambat" pada masyarakat Tambun Selatan. Nilai gotong royong yang
dibangun oleh masyarakat setempat ini tumbuh dan berkembang dari diri sendiri dalam
merupakan tradisi yang telah menjadi adat bagi masyarakat Tambun Selatan, hal ini
bermula dari kebiasaan nenek moyang masyarakat Tambun Selatan dari etnis Betawi
Bekasi menunjukkan rasa empati bagi keluarga yang sedang melaksanakan hajat.
Bentuk empati pada tradisi Nyambat ini dapat berupa bantuan moral maupun materil.
individu melainkan juga dilakukan atas dasar kepentingan bersama. Tradisi Nyambat
juga mampu menggerakan masyarakat pendatang pada wilayah Tambun Selatan. Nilai-
nilai itulah yang melandasi peneliti memilih meneliti tradisi Nyambat sebagai
cikal bakal terjadinya Kabupaten Bekasi, serta pada 15 Agustus 1950 terbentuknya
warga awam mengenali jika masyarakat Kabupaten Bekasi mempunyai kultur Sunda-
pengaruh dari unsur budaya lain seperti dari etnik Madura, Melayu, Batak hingga Bali [
merupakan masyarakat yang plural, hal ini ditandai dengan adanya urbanisasi. Seperti
penjelasan diatas salah satu Kecamatan di Kabupaten Bekasi pun mengalami pengaruh
dari unsur budaya lain sebagai akibat dari urbanisasi yakni Kecamatan Tambun
Selatan.
Kabupaten Bekasi. Peradaban pada wilayah ini pun sangat berkembang pesat, ditandai
dengan berkembang pesatnya infrastruktur, berkembangnya tingkat ekonomi, dan gaya
hidup masyarakat Tambun Selatan. Maka dapat dikatakan wilayah Tambun Selatan
Tim20 \n \y \l 1057 ]. Urbanisasi besar yang terjadi pada wilayah ini pun menjadi
salah satu alasan berkembangnya etnis-etnis baru pada wilayah ini. Meski begitu
Tambun Selatan erat sekali akan budaya Betawi Bekasi, baik itu dalam penggunaan
Seperti yang kita ketahui wilayah dengan padat penduduk tinggi dan dengan
peradaban yang pesat seperti perkotaan mampu mempengaruhi gaya hidup, dan
tindakan seseorang. Di era moderenisasi yang serba cepat seperti saat ini setiap orang
lebih memilih menggunakan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena dirasa
lebih efektif dan efesien serta tidak mengganggu pekerjaan individu tersebut. Seperti
contoh jika kita ingin membangun rumah sudah tidak perlu lagi meminta pertolongan
ketika suatu lingkungan ingin membangun gapura/ taman cukup memakai jasa tukang
bangunan dan pekerjaan pun selesai, lalu jika kita ingin memberikan bingkisan kepada
seseorang yang memiliki hajat kita tidak perlu lagi bersusah payah pergi ke toko untuk
membeli dan mengantar langsung bingkisan tersebut namun sekarang cukup dalam
satu genggaman handphone semua dapat teratasi, sama hal nya jika terdapat kerabat
yang sedang melaksanakan hajatan kita tidak dapat menghadirinya cukup dengan kita
meminta no rekening kerabat kita dan mentransfernya maka selesai tanggung jawab
kita. Semua serba mudah di era moderenisasi yang serba cepat ini, jika hal ini terus
terjadi akan mempengaruhi kultur dan adat yang telah ada, sehingga mampu
Pada Penelitian lain pun terdapat pula tradisi lain sebagai bentuk penerapan
nilai gotong royong pada masyarakat Bekasi yakni budaya Paketan, pada budaya ini
[ CITATION Pra171 \l 1057 ] yang lebih membahas eksistensi Paketan pada etnis
Betawi Bekasi. Penelitian sejenis juga terdapat pada penelitian [ CITATION Hal20 \l
1057 ] ia menjabarkan nilai gotong royong melalui arisan warga sebagai bentuk
penyederhanaan budaya paketan yang dikemas secara religi dengan maksud jika ada
warga yang mengalami kesulitan, antar warga satu dengan yang lain dapat langsung
1057 ] dalam penelitian tersebut menjelaskan kegiatan gotong royong yang masih ada
di desa tersebut, penanaman nilai gotong royong pada desa ini sudah dibentuk atas
dasar rasa senasip dan seperjuangan dan semua sama rata, kebersamaan adalah alasan
utama tetap berjalannya gotong royong pada desa tersebut. Kegiatan gotong royong
bergabung dalam kegiatan gotong royong di desa tersebut. Berbeda dengan penelitian
diatas yang melibatkan tokoh masyarakat dalam pelaksanaaanya, atau dalam arti lain
bisa dikatakan masyarakat melaksanakan budaya tersebut karena ada campur tangan
tokoh masyarakat didalamnya, sedangkan pada tradisi Nyambat ini didasari atas empati
pada diri masing- masing warga terhadap hajat yang akan dilaksanakan pribadi ataupun
masyarakat.
1057 ] dalam penelitian ini menjelaskan bahwa upaya penguatan gotong royong dalam
mendorong kegiatan wisata agar terus berjalan. Gotong royong merupakan kegiatan
yang dilakukan bersama-sama atas dasar kebutuhan bersama, kegiatan gotong royong
dengan penelitian diatas [ CITATION Rol16 \l 1057 ] pada penelitian ini gotong
mampu menjadikan suatu wilayah memiliki ciri khas tersendiri dalam hal kebudayaan
masyarakat sehingga mampu menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Hal ini
sebagai desa wisata. Solidaritas dalam nilai gotong royong ini meski semakin erat dan
kuat mampu menggeser esensi dari nilai gotong royong yang semula dilaksanakan atas
Tambun Selatan ini lahir dan berkembang atas kesadaran pribadi tidak ada tujuan atas
kepentingan lain, tradisi ini murni atas dasar nilai kebersamaan dan senasib dan
sepenanggungan.
Dewasa ini segala bentuk kegiatan sosial mampu digalakan melalui berbagai
platfom digital yang ada. Begitu pula bentuk kegiatan gotong royong, dapat
dikampanyekan dan dilaksanakan melalui platfom digital. Meski saat ini di era
moderenisasi semua serba digital, nilai gotong royong nyatanya tetap ada dan melekat
berbeda [CITATION Irf16 \t \l 1057 ]. Inilah yang sedang terjadi diera moderenisasi
ini, meski setiap individu telah disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk menunjang
kebutuhan hidup seperti yang terjadi pada wilayah perkotaan dengan padat penduduk
tidak manampikan bahwa masyarakat yang kini mulai mengarah pada sikap
individualis ini masih memiliki kepedulian dengan sesama. Namun bentuk kepedulian
yang dilakukan memang sudah berbeda dengan bentuk kepedulian sebelumnya. Yang
kini kita dapat melaksanakannya sendiri dengan bentuk imbalan balas jasa. Maka
B. Masalah Penelitian
moderenisasi
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah peran tradisi
Nyambat sebagai upaya penegakan nilai gotong royong dalam masyarakat Tambun
Selatan. Sedangkan Subfokus penelitian adalah pentingnya nilai gotong royong yang
D. Pertanyaan Penelitian
2. Bagaimanakah nilai- nilai gotong royong pada tradisi Nyambat saat ini?
4. Upaya apa yang dapat dilakukan agar tradisi Nyambat tetap ada da tidak
memudar?
E. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini berangkat dari sebuah teori dari
beliau berpendapat bahwa sanya gotong royong dapat diklasifikasikan kedalam dua tipe
ialah gotong royong dalam hal kerja sama dan gotong royong dalam hal tolong
diklasifikasikan kedalam dua jenis ini kemudian dapat membentuk beberapa aspek
diantara dua klasifikasi gotong royong yang telah dijelaskan oleh beliau. Dimana
klasifikasi gotong royong dalam hal kerja sama terbentuk atas dua aspek yakni interaksi
sosial dan partisipasi masyarakat, sedangkan gotong royong dalam hal tolong menolong
juga terbentuk atas dua aspek yakni adanya empati pada setiap individu dalam
merupakan penanaman dari nilai sila ketiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia.
Gotong royong dalam penelitian ini dapat terbentuk karena terdapat peran tokoh
Nyambat masyarakat Tambun Selatan. Antara gotong royong dan tradisi Nyambat ini
saling berkaitan satu sama lain. Dapat kita lihat bahwa sebuah tradisi Nyambat
terbentuk atas terjadinya sebuah kebudayaan yang diwariskan secara turun- temurun
dari generasi ke generasi sehingga membentuk suatu tradisi dalam masyarakat sehingga
bisa dikatakan jika tradisi ialah bagian dari suatu kebudayaan, sehingga membentuk
KAJIAN TEORI
A. Gotong Royong
Jika melihat dari sisi historis masyarakat Indonesia, keanekaragaman yang ada
di tiap suku bangsa ini diisyarati dengan latar belakang yang berbeda, pastinya
Indonesia. Tidak hanya ideologi serta bahasa Indonesia yang dijadikan kebudayaan
nasional, disini kita hendak mencermati budaya “ Gotong Royong” dipunyai, diakui,
dan diimplementasikan oleh tiap suku bangsa di Indonesia serta budaya ini pula
diketahui dengan budaya nasional sebab bersifat umum dalam ruang lingkup Negeri
kebiasaan pada masyarakat Indonesia diklasifikasikan dalam dua tipe, gotong royong
dalam perihal membantu (tolong menolong) serta gotong royong kerja bakti (Kerja
Sama) ”[CITATION Koe90 \p 120 \n \t \l 1057 ] . Jadi tidak seluruh gotong royong berarti
tentang bekerja bakti, melainkan wujudnya bermacam- macam. Kegiatan saling tolong
menolong ialah bagian dari budaya gotong royong. Dua klasifikasi gotong royong
tersebut dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dua klasifikasi gotong
kerja bakti ini tidak pernah tergerus oleh zaman, hampir setiap kepentingan bersama
dalam masyarakat selalu dikerjakan bersama-sama baik itu dalam jumlah besar maupun
dalam jumlah kecil. Kerja bakti lumrah dilaksanakan dalam lingkup masyarakat, kerja
bakti biasa mengarah kepada kegiatan yang dilakukan bersama-sama umumnya lebih
mengupayakan tenaga yang ada untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan atas dasar
kepentingan bersama.
meringankan beban seseorang atau kelompok. Tolong menolong didasarkan atas dasar
rasa turut merasakan perasaan yang dialami oleh orang lain (empati). Tolong menolong
menolong dapat dibedakan menjadi tolong menolong dalam bentuk materil dan tolong
yakni dalam bentuk kerjasama dan bentuk tolong menolong. Dalam hal ini dapat kita
1. Kerjasama
Pamudji menjelaskan [CITATION Pam85 \n \t \l 1057 ] “Kerjasama pada
secara dinamis guna menggapai tujuan bersama. Dalam penafsiran itu tercantum tiga
faktor pokok yang terdapat pada kerangka kerjasama, ialah faktor dua pihak ataupun
lebih, faktor interaksi serta faktor tujuan bersama” [CITATION Pam85 \p 12-13 \n \t \l 1057
]. Bila satu faktor tersebut tidak termuat dalam satu obyek yang dikaji, bisa dikatakan
jika pada obyek itu tidak ada kerjasama. Sehingga unsur-unsur tersebut membentuk
Interaksi sosial ialah ikatan sosial dinamis yang terjalin diantara satu orang
dengan orang yang lain ataupun dengan kelompok ataupun juga ikatan antar kelompok.
John Lewis Gillin [CITATION Gil13 \n \t \l 1057 ] menerangkan "jika interaksi sosial lahir
sebab terdapatnya watak dasar manusia yang tidak dapat hidup sendiri”[CITATION
Gil13 \p 5 \n \t \l 1057 ]. Hingga dalam perihal ini dikatakan manusia pada dasarnya
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa dorongan orang lain. Hidup
berdampingan antara satu dengan yang lain membuat kita saling memerlukan satu sama
lain. Terjadi keterikatan sosial antara satu dengan yang lainnya dan terjadi hubungan
timbal balik.
yakni terdapatnya kontak sosial serta komunikasi. Kontak sosial dapat terbentuk
langsung dengan tatap muka atau melalui perantara. Dalam pelaksanaanya Kontak
sosial ini dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung bagaimana individu
dapat terjalin melalui verbal (melalui lisan maupun tulisan) dan komunikasi nonverbal
sosial didasari atas kontak sosial dan komunikasi, dimana kontak sosial disini biasanya
dilakukan secara langsung melalui tatap muka. Namun juga tak dapat dipungkiri kontak
sosial juga dapat dilakukan melalui perantara. Dua hal tersebut tentunya akan
menciptakan respon bagi lawan berinteraksi dalam kehidupan sosial. Interaksi yang
timbul pada kontak sosial dan komunikasi akan memberikan stimulus kepada otak
untuk memberikan respon balik kepada lawan berinteraksi mengenai interaksi yang
tingkatkan penafsiran warga secara penuh atas proses aktivitas. Partisipasi berarti
kedudukan seorang ataupun sekelompok warga dalam proses pembangunan baik dalam
wujud statment ataupun dalam wujud aktivitas dengan membagikan masukan berbentuk
gagasan, tenaga, waktu, kemampuan, modal serta ataupun materiil, dan turut
gotong royong tidak terlaksana dengan baik. Dalam hal ini masyarakat diberi
kemampuan untuk mengolah potensi yang dimiliki secara mandiri. Dimana masyarakat
Mengolah potensi yang ada pada masyarakat. Hal ini sejalan dengan adanya
partisipasi dalam masyarakat ini terbentuk atas dasar kebersamaan dan rasa saling
membutuhkan. Dapat kita lihat dalam kehidupan pada masyarakat antara satu dengan
2. Saling Menolong
being) untuk orang lain yang memerlukan. Hal ini selaras dengan penjelasan diatas
mengenai partisipasi, dimana ketika individu satu dengan yang yang lain saling
memerlukan serta tidak bisa terpisahkan. Dapat kita ambil contoh, ketika tetangga kita
dilanda musibah tentu kita sebagai tetangga terdekat kita akan datang memberikan
pertolongan, sebaliknya jika suatu saat kita dilanda musibah tetangga terdekat kita pun
dengan senang hati memberikan bantuan kepada kita. Begitu juga ketika kita turut
berpartisipasi dalam kegiatan dalam masyarakat tentu kita akan lebih dikenal oleh
tetangga atau masyarakat sekitar. Dapat kita lihat dari dua contoh tersebut bahwa tolong
diataranya.
2.1. Empati
Empati berbeda dengan Simpati, Empati berbeda dengan Simpati, Empati lebih
memusatkan perasaannya pada keadaan orang lain ataupun lawan bicaranya serta telah
terdapat aksi dari orang tersebut kepada lawan bicaranya. Sebaliknya simpati lebih
memusatkan atensi pada perasaan diri sendiri untuk orang lain, sedangkan itu perasaan
orang lain ataupun lawan bicaranya kurang dicermati serta tidak terdapat aksi yang
dicoba.
mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menghasilkan kemauan
guna membantu sesama, hadapi emosi yang seragam dengan emosi orang lain,
mengenali apa yang orang lain rasakan serta pikirkan, mengaburkan garis antara diri
serta orang lain [ CITATION Asi10 \l 1057 ]. Empati dapat membentuk berbagai aspek
diantaranya:
yang dialami orang lain dan orang tersebut merasakan kehadiran kita
a. Kelembutan, hal ini dapat dirasakan ketika kita berbicara dan bertutur
c. Kasihan, ialah sesuatu perasaan yang dipunyai seorang guna berlagak iba
seseorang.
2.2. Solidaritas
mekanik serta solidaritas organik. Tiap- tiap solidaritas dapat dibedakan berdasarkan
dua penanda, ialah aspek pengikat solidaritas, serta sanksi yang diterapkan oleh masing-
masing kelompok solidaritas terhadap aksi kriminal yang dicoba orang. Durkheim
pemahaman kolektif, ataupun “segala keyakinan serta perasaan bersama yang universal
aksi yang mencederai pemahaman kolektif tersebut ataupun dengan kata lain,
mencederai masyarakat. Sanksi untuk pelaku tindak kriminal dalam solidaritas mekanik
Berbeda dengan solidaritas mekanik yang diikat oleh“ kesamaan” dalam wujud
pemahaman kolektif, solidaritas organik justru diikat oleh “perbandingan” dalam wujud
pembagian kerja. Dalam solidaritas organik, tiap orang mempunyai tugas yang khusus,
serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Sanksi yang diberikan untuk
pelaku tindak kriminal dalam solidaritas organik bersifat restitutif. Maksudnya, sanksi
akibat tindak kriminal tersebut semacam semula. contohnya dengan membayar rugi.
Dalam solidaritas organik, warga tidak diikat oleh pemahaman kolektif, oleh sebab itu,
tindak kriminal tidak lagi dikira sebagai suatu yang mencederai masyarakat, sehingga
Setelah kita mengetahui aspek – aspek yang terdapat pada gotong royong yang
sudah dipaparkan diatas, hingga dalam perihal ini kita dapat mengetahui apa saja faktor
Sebagai makhluk sosial yang merupakan bagian dari masyarakat suatu wilayah,
dalam berinteraksi tentu kita beradaptasi dengan lingkungan sekitar, baik itu dalam hal
adat istiadat, kebudayaan, serta tradisi yang ada. Interaksi yang berlangsung lama
membuat kita menjadi terbiasa dengan adat istiadat, kebudayaan, serta tradisi yang ada
menjadikan kita menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan tersebut Dalam hal
ini ketika kita telah menjadi satu kesatuan dalam masyarakat, maka kita akan terikat
antara individu satu dengan yang lainnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas
oleh John Lewis Gillin [CITATION Gil13 \n \t \l 1057 ] memaparkan "jika interaksi sosial
lahir sebab terdapatnya watak dasar manusia yang tidak dapat hidup sendiri. Hingga
dalam perihal ini bisa dikatakan jika manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial
yang tidak bisa hidup tanpa dorongan orang lain. Hidup berdampingan antara satu
dengan yang yang lain membuat kita saling memerlukan satu sama lain” [CITATION Gil13
\p 5 \n \t \l 1057 ] . Dari penjelasan tersebut jelas bahwa sebagai makhluk sosial kita
berinteraksi dalam masyarakat tidak lepas dari satu individu dengan individu lainnya.
Tidak terdapat satu juga manusia di dunia ini bisa hidup serta bertahan dengan
sendirinya.
Hakekatnya tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang dapat bertahan hidup
dengan sendirinya atau yang biasa kita kenal individu yang bersifat individualis. Kontak
sosial dan komunikasi yang terjadi sebagai bentuk interaksi ini akan membentuk respon
pertolongan kepada individu lainnya, maka individu lainnya tersebut akan merespon
untuk sesegera mungkin memberikan pertolongan kepada individu tersebut. Dalam hal
ini dapat terjadi dikarenakan kita sebagai individu dalam sebuah lingkungan masyarakat
telah memiliki keterikatan, dimana kita telah menjadi bagian dari lingkungan
masyarakat tersebut sehingga kita memiliki tanggung jawab guna menolong serta
membagikan pertolongan kepada individu lainnya yang juga merupakan bagian dari
lingkungan masyarakat tersebut. Begitupun sebaliknya jika kita yang meminta tolong
kepada individu lain maka kita nantinya yang akan diberikan pertolongan oleh individu
lain, disana muncul timbal balik antara satu dengan yang lain, serta hal ini didasarkan
Gotong royong secara umum diartikan sebagai kegiatan bersama, dimana dalam
memiliki makna sebagai sebuah ikatan kekeluargaan, ikatan yang terbentuk atas dasar
kepedulian dan kepentingan yang sama. Dimana setiap kebersamaan yang terjadi
orang yang lain dalam masyarakat. Kebersamaan dalam menjalankan kegiatan gotong
royong membuat segala sesuatu yang rumit menjadi mudah, yang terasa berat akan
lebih ringan dan yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin dikerjakan karena semua
dalam bentuk masyarakat inilah yang menjadikan sebuah lingkungan dalam masyarakat
akan terbentuk lingkungan yang harmonis, tentram, dan nyaman. Semua hal tersebut
dapat tercapai karena adanya kebersamaan, satu dengan lainnya saling membantu satu
sama lain.
kesejahteraan. Gotong royong mengandung makna kerja sama dan tolong menolong ini
secara harfiah merupakan falsafah kehidupan bangsa dan negara dalam kegiatan
pembangunan. Gotong royong menaruh bermacam nilai yang positif selaku modal
sosial untuk warga( Unayah, 2017). Gotong royong sesuai dengan nilai- nilai dan
pengamalan Pancasila sila ke tiga ialah Persatuan Indonesia. Pengamalan sila ke tiga
dari Pancasila yang berupa gotong royong ini, nyatanya tumbuh dari diri sendiri, uraian
sendiri, dan perilaku orang selaku bagian dari masyarakat yang harus ditanamkan serta
tidak ada pemaksaan. Manusia yang hidup di tengah masyarakat harus memiliki rasa
mempunyai dan membutuhkan satu dengan yang yang lain, sehingga tumbuh rasa
persatuan serta kesatuan, tumbuh rasa kebersamaan, sehingga pekerjaan menjadi cepat
berakhir dan ringan dalam menuntaskan pekerjaan dalam aktivitas gotong royong.
Gotong royong dalam hal ini saling menolong dirasa mampu menangani
berbagai kasus yang terdapat dalam masyarakat. Dalam hal ini tolong menolong dirasa
meningkatan kesejahteraan( well- being) untuk orang lain yang memerlukan. Selain
royong, gotong royong dalam hal ini pun mendatangkan kebaikan. Kebaikan akan
datang jika kita dapat membantu sesama dengan memberikan pertolongan secara
bersama-sama kepada orang yang membutuhkan membuat segala sesuatu yang rumit
menjadi mudah, dan segala sesuatu yang terasa berat akan lebih ringan dan yang tadinya
perihal pertanian, namun pada masyarakat Jawa mengatakan kalau aktivitas sambatan
dimana yang dimohon merupakan jiwa serta tenaganya untuk menolong orang yang
memohon pertolongan dimana tenaga sambatan ialah tenaga sukarela serta tidak
dibayar. Sambatan tidak dikategorikan bagian dari aktivitas gotong royong kerja bakti
sebab sambatan ialah aktivitas gotong royong “tolong membantu” guna menuntaskan
aktivitas tertentu yang bermanfaat untuk kepentingan orang tertentu. Dalam bahasa
memanggil ataupun mengundang untuk berkumpul dalam upaya mencari jalan keluar
atas perkara yang terjalin di tengah- tengah masyarakat. Secara metafor maksudnya
berkumpul serta bekerja bersama- sama secara sukarela [ CITATION Nur16 \l 1057 ].
Nyambat dalam masyarakat Betawi memiliki makna gotong royong dalam perihal
membantu (tolong menolong) serta gotong royong kerja bakti (Kerja Sama) Dimana
tradisi Nyambat tersebut tidak hanya diperuntukan atas kepentingan individu saja
melainkan juga atas kepentingan bersama. Tradisi Nyambat pada Masyarakat Tambun
Selatan dapat kita lihat dari dua sudut pandang yakni dari sudut historis dan dari sudut
sosiologis.
Jawa. Perihal ini bisa kita amati dari tiga babak sejarah berarti terjadinya kabupaten
bekasi yang diawali dari penyerbuan Kerajaan Mataram ke Batavia( 1629), Penyerbuan
dengan sejarah timbul "Tanah- Tanah Partikelir" pada akhir abad ke- 17 di Wilayah
Bekasi serta sekitarnya. Semenjak seperti itu, Bekasi diketahui selaku wilayah tanah-
Petani Bekasi di Tambun tahun 1869, dimana nilai gotong royong muncul pada masa ini
sebagai akibat dari kemarahan warga Tambun atas pembantaian masal para pria yang
ada di wilayah tersebut oleh para kolonial. Maka dari situlah muncul solidaritas dalam
masyarakat dimana satu dan lainnya saling menjaga satu sama lain, masyarakat satu
dengan lainnya memiliki rasa senasib dan seperjuangan. Sehingga tradisi Nyambat yang
oleh budaya Jawa dimana dengan bentuk tradisi yang sama namun penyebutannya yang
Sambatan/Nyambat, ialah sebutan sambatan itu berasal dari kata sambat, artinya “
dorongan yang tidak disewa namun dimohon. Bukan lagi dalam perihal pertanian, tetapi
aktivitas sambatan ini bisa ditemukan semacam dalam aktivitas tolong menolong
membangun rumah warga setempat dan mengubah atap rumah ataupun dapat pula bisa
lazimnya oleh warga desa ini diucap dengan aktivitas Sambatan/Nyambat. Dalam
Masyarakat Tambun Selatan dari etnis Betawi pinggiran ini erat sekali akan
budaya gotong royong. Nyaris tiap aktivitas masyarakat dilandaskan atas gotong
royong, baik itu gotong royong dalam perihal kerja bakti ataupun gotong royong dalam
perihal tolong menolong. masyarakat dari etnis Betawi Pinggiran ini mempunyai
Solidaritas serta toleransi yang besar terhadap sesama, sehingga mudah bagi mereka
gotong royong dalam perihal membantu (tolong menolong) serta gotong royong kerja
bakti (Kerja Sama). Dal hal ini juga terdapat pada tradisi Nyambat dimana tradisi
gotong royong pada masyarakat Tambun Selatan ini di Klasifikasikan kedalam beberapa
kegiatan diantara:
b. Nyambat Perkawinan
c. Nyambat Tahlilan
d. Nyambat Tani
bentuk jamak dari "buddhi" yang berarti budi maupun ilham, sehingga menurutnya
kebudayaan dapat diartikan bagaikan hal- perihal yang bersangkutan dengan budi serta
belakang sistem nilai, lembaga dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada
warga. Perihal ini ialah gagasan, aksi dan hasil karya manusia guns memenuhi
kehidupannya dengan tata cara belajar. Seluruhnya tersusun dalam kehidupan warga.
kenyataannya tidak ada kebudayaan yang seluruhnya sama [ CITATION Nur18 \l 1057 ].
Arti tradisi sendiri, ialah, kebiasaan, masa terdahulu, kerap terikat dengan sebutan“
tradisi”. Tradisi sendiri bukan hanya perihal yang dulu sekali dalam kebiasaanya, tetapi
terdapat hubungannya dengan nilai- nilai, norma, bukti diri, kebudayaan. Dalam upaya
pemenuhan ikatan tersebut manusia dan dunia yang dapat mereka rekayasa agar
menjadi bermanfaat serta berperan. Hal itu ialah bentuk manusia dalam kegiatan
hidupnya yang bisa menghasilkan pola- pola hidup, tata metode, metode pandang,
ketentuan, serta nilai- nilai yang mereka sepakati. Perihal tersebut yang setelah itu
menghasilkan gimana suatu tradisi/ kebiasaan yang dicoba oleh manusia dengan
mengenai Kebudayaan dan tradisi. Dapat kita simpulkan bahwa budaya lahir terlebih
dahulu saat sebelum tradisi itu tercipta, sehabis terbentuk budaya, setelah itu budaya
yang dianut oleh sekelompok orang tertentu diwariskan ke keturunannya. Budaya yang
diwariskan secara turun- temurun itu hendak jadi suatu tradisi dalam masyarakat.
Sehingga tradisi merupakan bagian dari sebuah budaya. Sehingga sebuah tradisi
yaitu:
1) Budaya selaku suatu ilham, gagasan, nilai- nilai norma- norma peraturan dan
sebagainya,
2) Budaya selaku suatu aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam sesuatu
komunitas masyarakat,
1057 ] dapat dikalsifikasikan kedalam gotong royong dalam perihal membantu (tolong
menolong) serta gotong royong kerja bakti (Kerja Sama), sehingga gotong royong pada
masyarakat dapat terbentuk karena adanya sebuah interkasi antara individu satu dengan
individu lainnya, dimana interaksi sosial yang terjadi terus menerus dapat membentuk
partisipasi dalam masyarakat [ CITATION Str20 \l 1057 ]. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
individu yang saling berenteraksi satu sama lain merasa dirinya telah menjadi bagian
dari masyarakat tersebut. Sehingga ketika terdapat kegiatan kerja bakti individu dalam
masyarakat akan turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut karena merasa sudah
menjadi bagian dari masyarakat dan memiliki tanggung jawab. Ketika individu telah
merasakan menjadi bagian dari masyarakat dan melaksanakan tanggung jawab dengan
berpartisipasi dalam setiap kegiatan dalam masyarakat, maka ketika seorang individu
dalam masyarakat memohon pertolongan terhadap kita, kita sebagai bagian dari
Dalam hal ini gotong royong dalam hal tolong menolong terbentuk karena adanya
perasaan peduli atas kesulitan individu lain sehingga kita dapat memberikan bantuan
langsung kepada individu yang mengalami kesulitan tersebut atau dapat kita sebut
sebagai empati [ CITATION Asi10 \l 1057 ]. Empati yang tercipta dari beberapa individu
membentuk sebuah solidaritas dalam masyarakat, sehingga apa pun masalah yang
Sehingga dalam hal ini gotong royong membentuk beberapa faktor yang mempengaruhi
gotong royong.
Kemudian jika kita melihat dari segi tradisi, secara singkat sebuah tradisi
terbentuk karena adanya sebuah kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat kemudian
membentuk sebuah tradisi dalam masyarakat. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
tradisi merupakan bagian dari kebudayaan, sehingga tradisi dapat terbentuk atas
unsur-unsur tersebut memiliki tiga bentuk, yaitu pertama selaku suatu ilham, gagasan,
nilai- nilai norma- norma peraturan dan sebagainya, kedua selaku suatu aktivitas
kelakuan berpola dari manusia dalam sesuatu komunitas masyarakat, ketiga sesuatu
wujud barang hasil karya manusia. Dalam hal ini antara gotong royong dan tradisi
Nyambat memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya. Gotong royong dalam
Tambun Selatan, serta jika kita melihat dari sisi tradisi Nyambat itu sendiri dapat
dipengaruhi oleh gotong royong itu sendiri. Hal ini dikarenakan antara gotong royong
dan tradisi Nyambat ini saling berkaitan dan saling berkaitan. Dapat kita lihat bahwa
diwariskan secara turun- temurun dari generasi ke generasi sehingga membentuk suatu
tradisi dalam warga, sehingga bisa dikatakan kalau tradisi ialah bagian dari suatu
Bayu Indra Permana royong pada desa ini pada judul tersebut.
dan Agus Mursidi. sudah dibentuk atas dasar Pada penelitian ini
Jurnal Pancasila dan royong pada desa tersebut. atas campur tangan
royong yang
kesadaran masing-
masing individu
dalam masyarakat.
2. Nilai Gotong Royong Hasil penelitian ini gotong Pada penelitian
royong yang
dilakukan murni
maksud
kepentingan lain
seperti
perekonomian.
3. Kebertahanan Paketan Pada penelitian ini lebih Pada penelitian
Komariah, dan Elly Bekasi yang didasari atas pada judul tersebut.
pelaksanaan
kegiatan gotong
royong, sedangkan
paketan merupakan
bentuk kegiatan
gotong royong
yang dilaksanakan.
Paketan
dilaksanakan atas
masyarakat
sedangkan
Nyambat biasa
dilaksanakan atas
keinginin tiap
individu dalam
masyarakat.
4. Motivasi Agama Hasil penelitian ini Pada penelitian
dasar motivasi
dalam kegiatan
arisan. Dimana
maksud kegiatan
ini adalah
membantu secara
materiil apabila
terdapat
masyarakat yang
membutuhkan
bantuan materiil.
Kegiatan ini
diinisiasi oleh
kelompok raden
dan kelompok
kayi. Berbeda
dengan penelitian
ini tadisi Nyambat
pada masyarakat
Tambun Selatan
kegiatan gotong
royong yang
kesadaran masing-
masing individu
dalam masyarakat.
5. Upaya Penguatan dalam penelitian ini Pada penelitian
Sosial dan Ilmu sekitar, gotong royong kuat namun hal ini
yang sekarang
dijalankan atas
dasar kepentingan
perekonomian.
Berbeda dengan
penelitian yang
peneliti mengenai
tradisi Nyambat
masyarakat
kegiatan gotong
royong yang
dilakukan murni
maksud
kepentingan lain
seperti
perekonomian.
6. Relevansi Berlandaskan hasil Pada penelitian
pemuda dalam
kegiatan gotong
royong pada
wilayah tersebut.
Sedangkan pada
tradisi Nyambat
masyarakat
Tambun Selatan,
kegiatan gotong
kebiasaan bagi
masyarakatnya,
temurun dan
dilaksanakan oleh
setiap generasi,
muda.
7. Budaya Gotong- Gotong royong sudah Pada penelitian
dalam
melaksanakan
gotong royong
ditengah
moderenisasi dan
urbanisasi yang
terjadi di wilayah
Tambun Selatan
8. Dinamika Nilai Pemakaian perlengkapan Pada penelitian
sedang
membutuhkan
bantuan. Jelas
disini berbeda
tradisi antara
masyarakat pulau
Nain dengan
masyarakat
Tambun Selatan
dengan tradisi
Nyambat nya,
Tradisi Nyambat
dirasa telah
mendarah daging
disetiap
generasinya
sehingga telah
tercipta solidaritas
sejak tradisi
tersebut ada.
9. Gotong Royong Tradisi Haul untuk Pada penelitian
generasi muda.
10. “Perubahan Hasil riset dapat diketahui Pada penelitian
masyarakatnya
mulai mengarah
para sikap
individualisme,
beberapa dari
masyarakat
pendatang. Masih
masyarakat-
masyarakat yang
masih
mengedepankan
nilai gotong
royong pada
kehidupan
masyarakat,
sehingga masih
sangat
memungkinkan
terjaganya nilai
gotong royong
pada masyarakat
Tambun Selatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Selatan, kabupaten Bekasi, provinsi Jawa Barat, tepatnya pada kampung Kobak dan kampung
Siluman. Dimana tradisi Nyambat tumbuh dan berkembang pada wilayah tersebut. Dalam hal
ini peneliti meneliti mengenai penanaman nilai gotong royong melalui tradisi Nyambat pada
masyarakat Tambun Selatan, dimana tradisi Nyambat tersebut merupakan salah satu budaya
asli masyarakat Tambun Selatan etnis Betawi Pinggiran/ Betawi Ora namun pada
Tambun Selatan terdapat berbagai macam etnis dan wilayah tersebut merupakan peralihan
tempat tinggal di kota besar yang telah terjamah oleh berbagai macam moderenisasi seperti
daerah Jakarta. Tradisi Nyambat masih sangat terasa pada kehidupan masyarakat Tambun
Selatan, Nilai gotong royong pada tradisi Nyambat telah menjadi kebiasaan dan mendarah
daging, tidak hanya bagi masyarakat asli wilayah tersebut saja namun juga berpengaruh
kepada masyarakat pendatang. Perihal ini lah yang membuat periset tertarik buat
melaksanakan riset di daerah kecamatan Tambun Selatan, dikarenakan tradisi ini mampu
mempengaruhi masyatakat sekitar baik itu masyarakat asli dari etnis betawi pinggiran atau
betawi ora dan masyarakat pendatang dari berbagai etnis di kota – kota besar.
B. Sumber Data
sempel berbentuk non- probability sampling dimana bagi Sugiono ialah metode pengambilan
sempel yang tidak berikan kesempatan ataupun peluang untuk tiap elemen dalam kelompok
yang terdapat selaku ilustrasi dari riset yang hendak diteliti. Ilustrasi sumber informasi
diseleksi secara Purposive Sampling dimana metode pengambilan ilustrasi sumber informasi
memakai pertimbangan tertentu [CITATION Sod15 \p 66 \l 1057 ] , yakni peneliti memberikan
pertimbangan berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan peneliti yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini. Klasifikasi yang dipilih peneliti adalah masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah Tambun Selatan baik itu laki-laki maupun perempuan, berusia 17 ketas,
telah lama tinggal di wilayah Tambun Selatan sekurang-kurangnya selama kurang lebih 5
tahun, masyarakat yang mengetahui kebudayaan etnis Betawi pinggiran atau Betawi ora
terutama pada tradisi Nyambat. Selanjutnya sampel sumber data pada penelitian ini bersifat
Snowball Sampling dimana sampel sumber data yang didapatkan dimulai dari data yang
sedikit atau kecil lama-lama akan menjadi sebuah data yang banyak dan besar sampai
menemukan data yang jenuh [CITATION Sug191 \p 289 \l 1057 ]. Dalam riset ini peneliti
Sumber data primer pada penelitian ini didapatkan secara langsung melalui objek
penelitian yakni dari berbagai informan (objek yang akan diteliti dalam penelitian ini),
informan kunci atau key informan (objek penelitian yang memahami atau menguasai subjek
yang akan diteliti), dan yang terakhir melalui expert opinion (seorang ahli yang berkaitan
Peneliti menggunakan sumber data sekunder dimana peneliti bisa mendapatkan dari
atau Betawi ora di kecamatan Tambun Selatan melalui jurnal-jurnal atau buku-buku yang
Teknik pengumpulan data ialah langkah yang sangat utama dalam riset, sebab tujuan
utama dari riset merupakan memperoleh informasi atau data. Tanpa mengenali teknik
pengumpulan data, periset tidak dapat memperoleh informasi yang penuhi standar informasi
yang telah diresmikan. Selanjutnya dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan
1. Observasi
Nasution (1988), menyatakan jika "observasi merupakan dasar dari seluruh ilmu
pengetahuan" [CITATION Sug191 \p 297 \l 1057 ]. Observasi dilakukan guna mengetahui fakta
dari kondisi kenyataan dalam objek yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif teknik
observasi biasanya sangat penting dalam proses penelitian, dikarenakan peneliti dituntut
untuk menelaah dan mengamati objek penelitian agar mendapatkan data yang valid. Sanah
observation), observasi secara terang- terangan serta tersamar (obvert observation and civert
observation), serta observasi tidak terstruktur (unstucture observation). Dalam riset ini periset
memakai observasi secara terang- terangan serta tersamar, dimana periset berterus terang
kepada subjek yang hendak diteli jika periset sedang melakukan riset. Hal ini dilakukan agar
sumber data mengetahui aktivitas peneliti dalam melaksanakan penelitian hingga selesai.
Namun kadang kala peneliti tidak terus terang dalam melaksanakan observasi, juga menjaga
2. Wawancara
Dalam riset ini periset memakai metode wawancara semi terstruktur dimana
penerapannya lebih leluasa dibanding dengan wawancara terstruktur. Namun peneliti telah
ide atau gagasan dari setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, sehingga permasalahan
yang akan diteliti lebih terbuka. Penting bagi peneliti mencatat dan menyimak secara teliti
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif ini merupakan catatan peristiwa yang
telah lama berlalu, dokumen ini dapat berupa tulisan, gambar, ataupun karya-karya yang
sudah lama dibuat oleh seseorang sebagai wujud dari gambaran kehidupan yang terdahulu
atau sebagai bukti penguat dari adanya sebuah kehidupan yang terjadi. Studi dokumentasi
dalam penelitian ini didapatkan melalui buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang
diakan diteliti peneliti, serta jurnal-jurnal, dan bentuk-bentuk studi dokumentasi lainnya yang
memperkuat penelitian yang akan diteliti peneliti kali ini [ CITATION Sug191 \l 1057 ].
Dalam riset kualitatif, penemuan ataupun informasi bisa dinyatakan valid apabila
tidak terdapat perbandingan antara yang dilaporkan periset dengan apa yang sebetulnya
terjalin pada objek yg diteliti. Namun diperlukan pengetahuan jika kebenaran kenyataan
informasi bagi riset kualitatif tidak bersifat tunggal, namun jamak serta bergantung pada
konstruksi manusia, dibangun dalam diri seorang selaku hasil proses mental masing- masing
individu dengan bermacam latar belakang. Dalam pengujian keabsahan data, metode
1057 ].
Analisis data kualitatif ialah bersifat induktif, yakni suatu analisis bersumber pada
data yang diperoleh, selanjutnya dibesarkan menjadi hipotesis. Hipotesis yang dirumuskan
bersumber pada data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga
selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak
berdasarkan data yang terkumpul. Apabila bersumber data yang dapat dikumpulkan secara
berulang-ulang dengan teknik triangluasi, dan hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis data model Miles and Huberman,
dimana kegiatan dalam analisis data kualitatif dicoba secara interaktif serta berlangsung
secara terus menerus hingga tuntas, sehingga mendapatkan data yang jenuh. Kegiatan ini
dalam analisis data terbagi menjadi tiga bagian yakni data reduction, data display, serta
Kata Nyambat berasal dari kata "Sambat" yang artinya "teriak, memanggil agar menjadi
perhatian orang". Jika kita tambahkan kosakata menjadi "Sesambatan" mengandung arti
"teriak-teriak dengan nada keras". Namun untuk kata "Nyambat" itu sendiri memiliki makna
memanggil seseorang untuk dimintai pertolongan, atau biasa dimengerti oleh masyarakat
Betawi Bekasi Tambun Selatan dengan maksud memanggil atau memohon pertolongan
kepada tetangga guna sama-sama mengerjakan suatu pekerjaan yang yang dianggap tidak
bisa dikerjakan oleh satu orang saja. Meski berasal dari kosakata yang sama, namun sambat,
Sesambatan, dan Nyambat memiliki arti yang berbeda, namun pemaknaanya hampir sama
Sejarah Kabupaten Bekasi erat sekali kaitannya dengan kerajaan-kerajaan di Jawa. Hal
ini dapat kita lihat dari tiga babak sejarah penting terbentuknya kabupaten bekasi yang
dimulai dari dari penyerbuan Kerajaan Mataram ke Batavia (1629), Penyerbuan tentara
Mataram ke Batavia sudah berikan kedudukan spesial kepada wilayah penyangga dengan
Dilanjut dengan sejarah timbul "Tanah- Tanah Partikelir" pada akhir abad ke- 17 di wilayah
Bekasi serta sekitarnya. Semenjak seperti itu, Bekasi diketahui selaku wilayah tanah-tanah
tanah partekelir ini memunculkan kesengsaraan yang amat meresahkan warga. Puncak
Tambun tahun 1869, Periode Pemerintahan Hindia Belanda [CITATION Tim17 \l 1057 ].
Pada babak ke 2 merupakan sejarah penting Kabupaten Bekasi yakni Pemberontakan
Petani Bekasi di Tambun tahun 1869, dimana nilai gotong royong muncul pada masa ini guna
akibat dari kemarahan warga Tambun atas pembantaian masal para pria yang ada di wilayah
tersebut oleh para kolonial. Maka dari situlah muncul solidaritas dalam masyarakat dimana
satu dan lainnya saling menjaga satu sama lain, masyarakat satu dengan lainnya memiliki
rasa senasib dan seperjuangan. Sehingga tradisi Nyambat yang terkenal oleh masyarakat
Betawi Pinggiran di wilayah Tambun Selatan terpengaruhi oleh budaya Jawa dimana dengan
bentuk tradisi yang sama namun penyebutannya yang berbeda, yakni pada masyarakat Jawa
Kabupaten Bekasi. Peradaban pada wilayah ini pun sangat berkembang pesat, ditandai
kekerabatan pada masyarakat Tambun Selatan. Maka dapat dikatakan wilayah Tambun
Selatan merupakan wilayah perkotaan dengan taraf hidup menengah keatas [CITATION
Tim20 \l 1057 ].
a. Infrastruktur
Pada bidang transportasi, pada masa kini pun turut dirasakan masyarakat Tambun
Selatan. Dahulu Delman dan sepeda ontel hanyalah transportasi yang dapat di gunakan oleh
masyarakat setempat, Namun saat ini berbagai mode transportasi sangat mudah di jangkau
oleh masyarakat setempat baik untuk mengantar jemput seseorang maupun mengirim paket.
Mulai dari Angkutan umum, Ojek pangkalan, Ojek online yang dapat di gunakan melalui
aplikasi dalam handphone, hingga mode transportasi computerline atau biasa dikenal oleh
masyarakat krl. Dengan adanya berbagai pilihan mode transportasi yang ada di wilayah
Tambun Selatan ini mempermudah laju pergerakan individu maupun barang dari tempat satu
ke tempat lainnya.
Pembangunan rumah dan bangunan pada masa kini bangunan yang ada di wilayah
Tambun Selatan sudah sebagian besar dibangun dengan tembok dan semen sehingga
bangunan awet berdiri kokoh, untuk kepemilikan tanah pun sudah ada hitungan dan ke
masih menggunakan kayu, dan bambu anyam, yang dimana rumah tersebut dapat diangkat
bersama dan dipindahkan posisinya. Sehingga tradisi Nyambat bangun rumah sudah mulai
memudar dalam pelaksanaannya, hanya Nyambat membetulkan rumah yang masih terlaksana
Tersedianya jasa makanan cepat saji atau jasa masak untuk hajatan. Saat ini semua
serba efektif dan efisien termasuk dalam hal kebutuhan pangan, dalam hal ini sudah banyak
peralatan masak yang canggih dan moderen sehingga menjadikan waktu masak lebih efektif
dan efisien. Sehingga Nyambat guna kriyaan atau hajatan sudah mulai berkurang, karena
sebagian besar masyarakat pendatang lebih memilih menggunakan jasa tukang masak
b. Tingkat Ekonomi
Selatan pada zaman dahulu mayoritas ialah petani. Sebagai masyarakat mayoritas bermata
pencaharian petani tentu sebagian besar masyarakat memiliki waktu senggang, dikarenakan
waktu kerja sebagai petani relatif fleksibel dan tidak terikat. Sehingga ketika mereka di
Nyambat oleh tetangga nya tentu mereka akan berbondong-bondong datang untuk membantu,
juga hal tersebut dikarenakan masih kuatnya sistem kekerabatan dan rasa saling
membutuhkan.
Sedangkan mata pencaharian masyarakat Tambun Selatan saat ini sudah memiliki
berbagai macam corak. Mulai dari Wiraswasta, Wirausaha atau Pedagang, Guru, Pegawai
Negeri, Pegawai Swasta, Ahli tekhinisi, dan lain sebagainya. Justru petani yang dahulu
merupakan mata pencaharian mayoritas masyarakat Tambun Selatan kini bahkan sudah
hampir tidak ada lagi yang menekuninya. Kondisi pada masa sekarang telah memaksa
Lain hal alasan diatas, salah satu alasan berkembangnya corak mata pencaharian ialah
perkembangan zaman yang memaksa masyarakat untuk mencari pekerjaan yang bisa
memenuhi kebutuhan dan keinginan individu dalam masyarakat. Ada pula hal tersebut
merupakan alasan mereka untuk bertahan dan berjuang dalam hidupnya, melihat masyarakat
pendatang yang semakin berdatangan dengan kemampuan skill dan materiil yang menunjang
hidupnya dalam perkembangan zaman. Jika kita perhatikan dengan berbagai corak mata
sibuk mengejar materiil guna menunjang kehidupan, selain itu berbagai macam corak mata
pencaharian ini memiliki waktu kerja yang telah ditetapkan dan bahkan terdapat target yang
harus dicapai, serta biasanya pekerjaan saat ini memiliki keterikatan, hal-hal tentu
Dalam hal ini dapat menimbulkan stratifikasi dalam masyarakat dimana stratifikasi
sosial yang terjadi pada masyarakat Tambun Selatan ialah dimana masyarakat asli setempat
yang juga merupakan minoritas di wilayahnya sendiri memiliki stigma bahwa masyarakat
pendatang yang datang dan tinggal di wilayah pemukiman perumahan memiliki kedudukan
khusus dalam masyarakat, mereka dianggap memiliki kemampuan materiil dan intelektual
oleh masyarakat asli setempat. Sehingga masyarakat asli setempat telah terstigma ketika
masyarakat pendatang datang meminta bantuan, dalam hal ini dikenal sebagai tradisi
Nyambat oleh masyarakat sekitar, masyarakat asli setempat sudah terbiasa menerima upah
dari apa yang mereka bantu. Hal-hal seperti ini yang terjadi pada masyarakat Tambun Selatan
c. Sistem Kekerabatan
Pada zaman dahulu masyarakat asli sekitar masih menjadi mayoritas di wilayahnya,
masih banyak masyarakat dari etnis Betawi Bekasi atau Betawi Pinggiran, sehingga rasa
kekerabatan antar individu satu dengan individu lainnya memiliki keterikatan yang kuat,
sehingga menimbulkan solidaritas yang kuat antar individu dalam masyarakat. Tradisi
Nyambat pun pada masa itu masih amat sangat terasa kekeluargaan dalam setiap kegiatannya.
Pada zaman sekarang masyarakat asli setempat mulai tergeser ke wilayah bawah
yakni wilayah Tambun Utara, sehingga masyarakat etnis Betawi Pinggiran mulai menjadi
minoritas di wilayahnya sendiri. Hal tersebut berpengaruh pada sistem kekerabatan yang
skalanya semakin mengecil. Yang semula dalam skala besar yakni bisa mencapai satu desa,
kali ini skalanya hanya sebatas antar keluarga terdekat. Keberadaan tradisi Nyambat pun pada
saat ini hanya diketahui penyebutannya oleh masyarakat asli setempat, dikarenakan
Secara Kultural, Kabupaten Bekasi mempunyai keunikan yang khas. Sebagian warga
Namun pada realitasnya masyarakat Kabupaten Bekasi memiliki pengaruh dari unsur budaya
lain seperti dari etnik Madura, Melayu, Batak hingga Bali. Akibat dari munculnya etnis baru
pada masyarakat Tambun Selatan menjadikan masyarakat menjadi masyarakat yang plural.
Dimana masyarakat satu dengan lainnya memiliki rasa toleransi dan tenggang rasa satu
Dalam hal ini Nyambat sebagai tradisi asli masyarakat sekitar dirasa mampu menjadi
pemersatu etnis yang ada pada masyarakat Tambun Selatan. Pada tradisi Nyambat mampu
membantu satu sama lain dalam segala bentuk kegiatan dan permasalahan.
Proses terlaksananya tradisi Nyambat di wilayah Tambun Selatan biasa melalui berbagai
Proses pelaksanaan pada tradisi Nyambat dengan cara ini masih tetap dilaksanakan
sedari zaman dahulu hingga sekarang. Dimana ketika akan ada terlaksananya sebuah hajatan
atau biasa dikenal sebagai kriyaan, maka individu yang akan melaksanakan hajatan atau
kriyaan tersebut mendatangkan rumah para tetangga sekitar untuk memberitahu bahwa akan
dilaksanakannya hajatan atau kriyaan. Pada masa sekarang biasanya individu yang akan
melaksanakan hajatan atau kriyaan ini datang dengan membawa sepucuk undangan, dimana
dengan maksud agar tetangga tersebut dapat hadir pada hajatan atau kriyaan yang akan
dilaksanakan.
Selanjutnya setelah individu tersebut telah datang dan memberikan undangan kepada
pelaksanaan hajatan atau kriyaan tersebut, kemudian barulah disitu terjadi kontak sosial dan
komunikasi, individu yang akan melaksanakan hajatan atau kriyaan ini akan meminta
pertolongan tetangganya untuk membantu mempersiapkan hajatan atau kriyaan tersebut. Baik
barang-barang yang akan digunakan pada acara hajatan atau kriyaan tersebut.
Pada tradisi Nyambat, kegiatan gotong royong yang bersifat kepentingan umum ini
dipengaruhi oleh peran ketua lingkungan baik ketua rt/rw, dimana ketika akan
dilaksanakannya kegiatan kerja bakti, kegiatan masyarakat, perayaan hari besar seperti 17-an
dalam memperingati hari kemerdekaan Indonesia dan hari-hari besar lainnya yang bertujuan
untuk kepentingan umum, biasanya ketua lingkungan akan mengumpulkan warganya dalam
sebuah rapat musyawarah atau melalui grup whatsapp dengan maksud memberikan
pemberitahuan dan perintah kepada para warga untuk turut serta dalam kegiatan tersebut.
Begitu pula ketika ketua masyarakat mengetahui bahwa terdapat warganya yang sedang
tertimpa musibah maupun sakit, ia akan memberitahukan melalui grup whatsapp atau
warga lainnya bahwa salah satu tetangganya sedang membutuhkan bantuan tetangga lainnya.
Kegiatan keagamaan seperti Maulid Nabi, perayaan hari raya idul fitri, idul adha,
Persiapan Bulan Ramadhan dan buka bersama, hingga santunan anak yatim ini biasa
diumumkan melalui pengeras suara. Dimana pengurus masjid atau ketua DKM akan
Biasanya ketua DKM sebelumnya telah memberitahu kepada ketua lingkungan bahwa
akan dilaksanakannya kegiatan keagamaan, maka ketika telah diumumkan kembali melalui
pengeras suara masjid masyarakat akan lebih berempati untuk datang dan turut serta
membantu mempersiapkan kegiatan keagamaan yang akan dilaksanakan di masjid wilayah
nya tinggal.
Proses pelaksanaan tradisi Nyambat dalam hal ini biasanya tumbuh atas kepedulian
atau empati antar warga sekitar tanpa ada peran dari ketua lingkungan atau sesepuh setempat.
Dimana ketika tetangga sedang melihat tetangga lainnya sedang mengerjakan pekerjaan yang
dianggapnya membutuhkan tenaga lebih dari satu atau dua orang seperti membetulkan
rumah, menebang pohon, ataupun ketika mengetahui tetangganya sedang tertimpa musibah
Biasanya warga yang melihat tetangganya yang sedang melakukan pekerjaan yang
tersebut dan menanyakan apa yang sedang dikerjakan tetangganya tersebut. Setelah
diberitahukan individu tersebut akan menawarkan bantuan untuk turut serta mengerjakan
pekerjaan yang sedang dikerjakan tetangganya. Atau biasanya setelah diberitahukan ia pergi
tetangganya sambil mengajak tetangga lainnya untuk membantu, sehingga pekerjaan tersebut
akan lebih efektif dan efesien dalam pengerjaannya. Bahkan ketika tetangga lainnya sadar
bahwa masih ada bahan atau peralatan yang harus dibeli, mereka yang memiliki rejeki
berlebih akan menawarkan untuk membelikan bahan atau peralatan yang dibutuhkan.
Tetangga yang diberikan pertolongan oleh tetangga lainnya biasanya hanya menyiapkan
makan dan minum bagi para tetangganya yang membantu pekerjaannya tanpa adanya upah.
Untuk warga yang tertimpa musibah berupa kemalangan atau sakit, biasanya tetangga
yang mengetahui tersebut memberitahukan kepada tetangga lain dari rumah ke rumah atau
melalui pesan pribadi whatsapp memberitahu bahwa terdapat salah satu tetangga kita yang
besar melakukan pengumpulan dana atau biasa dikenal kecrekan atau saweran sumbangan
oleh masyarakat sekitar guna membantu tetangganya yang sedang mengalami musibah.
Dalam tradisi Nyambat memiliki beberapa bentuk, Nyambat yang masih ada di
a. Nyambat Lingkungan
Nyambat Lingkungan merupakan kegiatan gotong royong yang sifat dan tujuannya
untuk kepentingan publik atau kelompok dalam masyarakat. Nyambat Lingkungan dalam
proses pelaksanaanya dapat dikatakan lebih tersusun karena Nyambat lingkungan ini terdapat
peran ketua lingkungan atau sesepuh sehingga besar kemungkinan masyarakat turut serta
sedari awal kegiatan dan semua mengetahui prosesnya. Berikut berbagai macam bentuk
Kerja Bakti, bentuk pekerjaan pada kerja bakti yakni seperti bersihin got-got atau
saluran air, memotong alang-alang, bangun gapura, bangun taman, bersihin masjid
Kegiatan Keagamaan, seperti Isra' Miraj, Maulid Nabi, Santunan anak yatim,
Perayaan idul fitri dan idul adha. Bentuk pekerjaan yang biasa dilakukan pada
mempersiapkan suguhan bagi para tamu undangan dan masyarakat yang hadir.
lingkungan baik tingkat rt/rw akan meminta pengurus karang taruna untuk segera
anggotanya guna menjalankan perintah dari ketua lingkungan untuk menyusun dan
b. Nyambat Tetangga
Nyambat Tetangga merupakan kegiatan gotong royong yang sifat dan tujuannya untuk
kepentingan individu. Nyambat tetangga dalam proses pelaksanaanya dapat dikatakan tidak
terlalu tersusun karena Nyambat tetangga ini biasanya hanya individu yang memiliki hajat
lebih tau bagaimana dan apa yang harus diselesaikan. Maka dari itu ia melakukan Nyambat
kepada tetangga untuk meminta bantuan kepada tetangga untuk menyelesaikan pekerjaan
yang dianggap membutuhkan bantuan orang lain. Berikut berbagai macam bentuk kegiatan
Kegiatan hajatan atau kriyaan, seperti perkawinan dan sunatan merupakan bentuk
dalam hajatan atau kriyaan yang akan dilaksanakan. untuk yang perempuan biasa
mengurus urusan dapur seperti masak-masak, cuci-cuci bahan makanan atau piring,
ada juga buat janur dll. untuk laki-laki biasanya pekerjaan yang sifatnya berat
seperti Masang tenda, masang janur, nyiapin kursi, angkat-angkat barang yang
acara, juga datang menemui tokoh agama atau biasa disebut ustad guna
lebih memilih menggunakan jasa potong hewan kurban kambing sebagai simbolik
bentuk rasa syukur akan lahirnya anaknya ke dunia. Namun pada zaman dahulu
dalam lingkungan masyarakat sudah ada beberapa orang yang biasa menyembelih
kambing untuk aqiqahan, sehingga tidak perlu memakai jasa potong hewan kurban
kambing. Selanjutnya untuk yang perempuan biasa mengurus urusan dapur seperti
masak-masak, cuci-cuci bahan makanan atau piring. Dan saat ini untuk kaum laki-
Selametan merupakan bentuk kegiatan yang bersifat keagamaan dimana hal tersebut
sebagai bentuk rasa syukur terhadap apa yang telah individu dalam masyarakat itu
capai, bisa berbentuk selametan memperingati hari lahir, selamatan atas rasa
syukur bisa pergi ke rumah Allah yakni ibadah umroh ataupun haji, selametan atas
nazar yang telah terucap, ataupun selametan sebagai bentuk syukur karena telah
berhasil dan sukses dalam sesuatu. Bentuk pekerjaan yang dilaksanakan pun sama
seperti aqiqahan yang berbeda tidak adanya potong hewan kurban kambing.
biasanya setelah di umumkan melalui pengeras suara masjid bahwa terdapat warga
yang meninggal dunia, maka secara langsung warga sekitar rumah duka
mempersiapkan hidangan untuk keluarga yang berduka dan para pelayat saat
dimana ketika kita mengetahui bahwa terdapat warga yang sedang sakit dan
memberikan bantuan berupa materiil atau yang lainnya. Nyambat seperti ini
biasanya ketika seorang tetangga mengetahui bahwa tetangganya sedang sakit atau
mengalami kesusahan, dia akan memberi tahu atau mendatangkan satu persatu
Bangun rumah atau benerin rumah, di zaman dahulu terdapat pula mindahin rumah,
untuk Nyambat benerin atau bangun rumah juga hampir sama biasanya perempuan
yang membantu pekerjaan bangunan rumah itu sendiri. Sedangkan pada zaman
dahulu Nyambat Mindahin rumah yang membedakan ialah jumlah orang yang
terlibat bisa hampir satu kampung karena dalam prosesi mindahin rumah
dari posisi tanah yang semula ke posisi baru tanah yang akan ditempatkan rumah.
Pada zaman dahulu dimana masih banyak wilayah-wilayah yang di kelilingi oleh
Persawahan ada sebuah tradisi saat musuh tanam dan juga panen, yang biasa disebut sebagai
Nyambat Nandur dan Panen. Pada zaman dahulu Nandur ialah proses menanam padi dengan
cara manual yakni nanam dengan cara berjalan mundur dengan memperkirakan jarak, tidak
harus lurus sejajar. Setelah selesai Nandur masyarakat akan disiapkan makan oleh pemilik
lahan yang biasa disebut kojong yakni nasi dan lauk pak yang dibungkus daun pisang
kemudian bersama-sama makan di pinggir sawah dan pulang pun membawa kojong untuk
makan di rumah. Sedangkan saat musim panen, masyarakat pun datang membantu, setelah
selesai sang pemilik sawah akan menyiapkan kojong untuk para petani, kemudian terdapat
sistem bagi hasil dimana perhitungannya adalah perikat batang padi yang telah dipanen oleh
si petani. Misal, sang petani memanen batang padi sebanyak 5 ikat maka 1 ikat padi akan
Pembagian kerja pada tradisi Nyambat biasanya sesuai dengan apa yang individu
tersebut bisa kerjakan, tidak ada yang memerintahkan untuk mengkoordinir pembagian kerja.
cukup memberi tahu apa saja yang perlu dikerjakan dan langsung saja mereka dengan
sukarela mengerjakan apa yang bisa mereka kerjakan. Namun biasanya perempuan
mengerjakan pekerjaan yang bersifat ringan seperti di dapur sedangkan laki-laki mengerjakan
Nilai utama yang terkandung pada tradisi Nyambat ialah nilai persatuan dan kesatuan
yang terkandung dalam Pancasila dimana nilai tersebut mengandung berbagai makna lain di
dalamnya diantaranya:
a. Nilai Kemanusiaan
Sebagai individu yang hidup dalam masyarakat tentu kita tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan individu lainnya. Sudah menjadi harkat dan martabat manusia bahwa kita satu
dengan lainnya saling membutuhkan. Nilai kemanusiaan dapat timbul dari hati nurani
manusia dikarenakan adanya rasa kepedulian yang dirasakan oleh orang lain terhadap
kesulitan yang dialami individu lainnya, sehingga ia akan dengan sukarela memberikan
bantuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan apa yang dapat ia lakukan.
Pada nilai ini terdapat rasa kepedulian dan kesadaran dalam masyarakat bahwa
masyarakat satu dengan lainnya jika telah hidup dalam masyarakat maka ia telah menjadi
bagian dari masyarakat tersebut. Apa pun yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat maka
seharusnya ia pun mengetahui dan turut berempati terhadap sebuah kejadian yang terjadi di
dalam masyarakat.
Nilai senasib dan seperjuangan tidak melulu perihal kekerabatan atau berada dalam satu
etnis yang sama saja, melainkan nilai ini dapat muncul dalam satu lingkup masyarakat yang
Nilai ini muncul setelah individu telah berinteraksi dan berkomunikasi dalam lingkungan
masyarakat sampai ia telah merasa menjadi bagian dari masyarakat yang ia diami. Ketika
seseorang telah merasa menjadi bagian dari lingkungannya maka individu tersebut akan
Apa pun yang terjadi pada lingkungan masyarakat akan memberikan bantuan dan
pertolongan terhadap apa yang telah terjadi di dalam masyarakat. Kemudian hal tersebut
menjadi suatu habit atau kebiasaan bagi masyarakat sekitar, bahwa ketika terjadi sesuatu
terhadap lingkungan masyarakat yang ia diami maka secara sukarela mereka akan bersama-
sama menyelesaikan masalah atau pekerjaan yang ada. Itu semua artinya bahwa ketika kita
telah merasa dan menjadi bagian dari masyarakat dan terdapat tanggung jawab terhadap
Nilai moral yang terdapat pada masyarakat Tambun Selatan ialah pandangan tentang
sikap dan tindakan individu di dalam masyarakat sangat dinilai oleh individu lainnya. Seperti
contoh dalam tradisi Nyambat ini jika kita telah datang ke rumah individu tersebut namun
individu tersebut tidak merespon permintaan tolong kita, atau ketika ia sudah merespon baik
namun pada saat pelaksanaannya ia tidak hadir tanpa memberi kabar hal tersebut dapat
menjadi penilaian buruk bagi masyarakat sekitar karena dianggap tidak ingin berbaur dan
membantu individu lain dalam masyarakat. Lain halnya dengan seseorang ketika di Nyambat
oleh individu lain, ia akan merespon dengan baik dan ikut serta dalam kegiatan gotong
royong tersebut. Individu yang seperti itu dianggap individu yang baik karena ia ingin
e. Nilai Musyawarah
Nilai musyawarah yang terdapat pada masyarakat Tambun Selatan ialah bagaimana tiap
individu bersama-sama menjalankan kegiatan gotong royong yang terdapat dalam tradisi
Nyambat. Nilai ini pula yang dapat menyatukan dan mengumpulkan partisipasi dan aspirasi
masyarakat dalam menyelesaikan suatu hal yang terjadi pada masyarakat. Melalui nilai
musyawarah ini kita dapat menemukan nilai lain yakni nilai pluralisme atau saling
menghargai, dimana setiap partisipasi dan aspirasi yang diberikan dapat diterima satu dengan
f. Nilai Kesejahteraan
Gotong royong yang terdapat pada tradisi Nyambat mengandung nilai kesejahteraan,
dimana dalam pelaksanaannya mampu meringankan beban individu atau masyarakat. Seperti
acara hajatan, acara-acara dalam masyarakat, ataupun kegiatan pembangunan jika dikerjakan
secara bersama akan menjadi lebih efektif dan efesien. Begitu pula apabila terdapat warga
yang sedang mengalami kesulitan melalui rasa empati dan solidaritas dalam masyarakat
tradisi Nyambat dengan cara saweran ini mampu meringankan beban individu tersebut.
Sehingga dapat dikatakan tradisi Nyambat memiliki nilai Kesejahteraan bagi masyarakat.
partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong tentunya pasti terdapat peran sesepuh
atau tokoh masyarakat di dalamnya. Hampir seluruh kegiatan Nyambat pada masyarakat
Tambun Selatan adanya keterlibatan sesepuh atau tokoh masyarakat di dalamnya. Dalam hal
ini sesepuh atau tokoh masyarakat merupakan individu yang dianggap berpengaruh dan
dihormati di wilayah dalam masyarakat, sehingga apa pun yang keluar dari perkataannya
maka masyarakat akan mendengarkan dan menjalankan apa yang keluar dari perkataannya.
Sebagian besar kegiatan pada tradisi Nyambat melibatkan sesepuh dan tokoh masyarakat
gotong royong pada tradisi Nyambat tanpa adanya peran sesepuh atau tokoh masyarakat sulit
Perubahan nilai pada tradisi Nyambat dari masa ke masa dapat dilihat dari berbagai
Perubahan dalam bentuk kegiatan terjadi pada sistem kerja bakti yang mulai memudar
di gantikan dengan bentuk materiil (sistem upah), dimana pada zaman dahulu masyarakat
yang datang untuk membantu tidak mengharapkan sepeserpun dari apa yang mereka
kerjakan. Sedangkan pada zaman sekarang ketika seseorang dimintai bantuan oleh individu
lain terkadang mereka melihat terlebih dahulu mereka akan mendapatkan apa dari yang
mereka kerjakan, baik itu dalam bentuk upah berupa uang, ataupun makanan dan barang
Perubahan ini dapat terlihat dari mulai berkurangnya tingkat partisipasi masyarakat,
dimana pada zaman dahulu masyarakat berbondong – bondong datang untuk memberikan
bantuan ketika di Nyambat oleh individu lain. Bahkan ketika mereka tau bahwa akan ada
kegiatan gotong royong sebagai bentuk dari tradisi Nyambat secara sukarela mereka akan
memberikan apa yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut baik dalam bentuk tenaga maupun
materiil. Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya hal tersebut dikarenakan sudah banyaknya
corak mata pencaharian dalam masyarakat, sehingga mereka telah memiliki kesibukan
masing-masing. Sehingga partisipasi pada zaman dahulu masih berskala besar, bahkan
partisipasi yang diberikan hingga mencapai satu kampung, bukan lagi satu rt maupun rw
saja. Namun pada pada zaman sekarang ketika seseorang dimintai bantuan oleh individu lain
sudah sulit mengumpulkan dalam skala yang besar sehingga pada zaman sekarang tingkat
partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong pada tradisi Nyambat hanya dalam
skala kecil, yakni hanya sebatas lingkup rt atau rw, dan lingkup masyarakat terdekat saja.
Saat ini tingkat kepedulian sudah tergerus oleh perkembangan zaman, masyarakat
lebih mudah menyepelekan kegiatan yang sifatnya bersama-sama dan cukup memakan
waktu, sehingga mereka lebih memilih menggunakan cara yang lebih efektif dan efisien
tanpa perlu terlibat langsung dalam sebuah kegiatan gotong royong. Mereka lebih memilih
menyelesaikan pekerjaan yang dianggap lebih menghasilkan untuk menunjukkan kebutuhan
hidupnya.
beberapa faktor dalam kehidupan masyarakat Tambun Selatan, dimana hal tersebut tersebut
Juga adanya kesadaran antar individu dalam menjaga dan melestarikan tradisi
Nyambat tersebut.
meminta bantuan kepada masyarakat asli setempat akhirnya akan diberikan upah
Kesibukan karena suatu pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan oleh individu
tersebut.
setempat.
Cara memperkenalkan nya ialah mulai dari keluarga atau keturunan sendiri, yakni
dengan sering mengadakan perkumpulan dengan keluarga dan mengenalkan penggunaan kata
Nyambat tersebut kepada keturunan kita, selanjutnya kita sendiri yang memberikan contoh
kepada keturunan kita agar mereka mengikuti apa yang kita kerjakan. Juga kita harus sering-
sering menggunakan bahasa Betawi Bekasi dalam kehidupan sehari-hari, agar masyarakat
pendatang bertanya arti dari kata tersebut termasuk kata Nyambat itu sendiri. cara terakhir
ialah mengajak masyarakat pendatang untuk turut serta dalam kegiatan di tradisi Nyambat itu
sendiri.
keturunan kita bahwa ketika kita di datangkan tetangga untuk meminta bantuan maka kita
harus menyisakan waktu untuk membantu tetangganya tersebut hal seperti itu disebut sebagai
tradisi Nyambat. Juga yang utamanya kita harus sering-sering melaksanakan kegiatan
sebagai tradisi Nyambat. Serta perlu adanya peran aktif dari ketua rt/rw setempat untuk
merangkul warganya.
Sosialisasi mengenai kebudayaan dan tradisi masyarakat asli setempat yakni etnis Betawi
pinggiran atau dikenal masyarakat sekitar Betawi ora sangatlah dibutuhkan. Dimana pada
wilayah Tambun Selatan saat ini masyarakat pendatang sudah menjadi mayoritas dalam
masyarakat dan masyarakat asli setempat justru telah menjadi minoritas di wilayah tanah
kelahirannya sendiri. Dikhawatirkan jika pihak pemerintah terus membiarkan hal ini terjadi,
maka eksistensi masyarakat asli setempat mengenai budaya dan tradisi yang ada akan
Bekasi
Selain sosialisasi pengenalan kepada masyarakat, perlu adanya pengenalan bahasa Betawi
Bekasi dalam kehidupan. Akibat adanya kelabilan jati diri akibat akulturasi dari beberapa
wilayah dan keputusan penempatan wilayah, Tambun Selatan yang merupakan bagian dari
kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat ini dalam pembelajaran bahasa daerah yang
dikenakan yakni bahasa sunda, tidak ada pula kurikulum khusus yang juga mempelajari
bahasa daerah Betawi Bekasi. Maka diharapkan kedepannya oleh masyarakat asli setempat
perlu adanya kurikumlum khusus mengenai pembelajaran bahasa daerah Betawi Bekasi
sebagai bahasa anak induk dari bahasa sunda yang menjadi bahasa utama masyarakat Jawa
Barat.
Setelah sosialisasi dilakukan maka juga perlu adanya kegiatan yang mengarah pada
pengenalan dan pelestarian kebudayaan dan tradisi masyarakat asli sekitar yakni dari etnis
Betawi Pinggiran atau Betawi Ora. Hal ini dilakukan agar masyarakat pendatang maupun
keturunan masyarakat asli setempat mengenal dan melestarikan budaya dan tradisi yang ada.
royong dimana ketika masyarakat atau kegiatan dalam suatu masyarakat membutuhkan
bantuan orang banyak dalam menyelesaikan pekerjaan, atau ketika kita mengetahui seseorang
sedang mengalami musibah atau kesulitan (Koentjaraningrat,1990) . Hal tersebut dapat juga
meringankan sebuah beban yang dialami seseorang atau kelompok Michener& Delamater
(1999). Bantuan yang diberikan biasanya berbentuk bantuan tenaga dan materiil.
Tradisi Nyambat yang ada pada masyarakat Tambun Selatan merupakan representasi
kegiatan gotong royong ini sebetulnya sama saja dengan tradisi gotong royong pada
Tambun Selatan ini merupakan gabungan dari berbagai bentuk kegiatan gotong royong pada
masyarakat. Sehingga kata "Nyambat" itu sendiri merupakan representasi dari seluruh
kegiatan gotong royong yang memiliki makna untuk memanggil atau mengumpulkan orang
Keberadaan tradisi Nyambat pada masyarakat Tambun Selatan jika dilihat dalam
bentuk kegiatan masih sangat kental. Namun Untuk mengenalkan nama tradisi Nyambat itu
sendiri bisa dikatakan kurang dari masyarakat asli setempat ke masyarakat pendatang. Tetapi
besar masyarakat Tambun Selatan tidak mengetahui penyebutan kata Nyambat sebagai
sebuah tradisi gotong royong masyarakat Tambun Selatan, Namun mereka masih
melaksanakan kegiatan dari tradisi tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Lauder bahwa
"memudarnya bahasa daerah dalam sebuah kebudayaan mampu menjadikan seluruh elemen
dalam nilai-nilai budaya tersebut dapat memudar meskipun bentuk kegiatan masih
dilaksanakan" [CITATION Fad20 \p 136 \t \l 1057 ] .Hal tersebut dapat dikatakan tergantung
bagaimana masyarakat asli setempat menggunakan bahasa betawi bekasi itu sendiri di
keseharian, jika masyarakat asli setempat masih kental menggunakan bahasa betawi bekasi
dalam keseharian maka dengan sendirinya masyarakat pendatang akan bertanya arti dari
Tradisi Nyambat erat sekali dengan kerajaan-kerajaan jawa, seperti kerajaan Mataram
representasi dari kegiatan gotong royong masyarakat setempat dimana pada zaman dahulu
masyarakat merasakan kesengsaraan yang luar biasa akibat adanya penjajahan oleh Belanda
sehingga muncul rasa empati dan solidaritas dalam masyarakat satu sama lain untuk saling
menjaga dan membantu. Nyambat merupakan tradisi yang telah menjadi adat bagi
masyarakat Tambun Selatan, hal ini bermula dari kebiasaan nenek moyang masyarakat
Tambun Selatan dari etnis Betawi Bekasi menunjukkan rasa empati bagi keluarga yang
sedang melaksanakan hajat [CITATION Juh18 \p 68 \l 1057 ]. Bentuk empati pada tradisi
Nyambat ini dapat berupa bantuan moral maupun materil. Namun pada perkembangannya
Nyambat dilakukan tidak hanya untuk kepentingan individu melainkan juga dilakukan atas
dasar kepentingan bersama. Tradisi Nyambat pada masyarakat Tambun Selatan sudah
menjadi kebiasaan bagi masyarakat setempat, hal tersebut dikarenakan masyarakat setempat
kurang lebih masih memiliki rasa empati satu sama lain, mereka masih beranggapan bahwa
jika kita membantu orang lain maka suatu saat nanti ketika kita membutuhkan bantuan orang
lain pasti akan membantu kita dengan kata lain terdapat timbal balik antar masyarakat.
sehingga dalam masyarakat Nyambat merupakan sebuah tradisi yang telah terlaksana secara
turun temurun dari generasi ke generasi sehingga tradisi Nyambat merupakan kebiasaan bagi
Kabupaten Bekasi. Peradaban pada wilayah ini pun sangat berkembang pesat, ditandai
kekerabatan masyarakat Tambun Selatan. Maka dapat dikatakan wilayah Tambun Selatan
merupakan wilayah pedesaan menuju perkotaan dengan taraf hidup menengah keatas
Seperti sebelumnya yang telah dijelaskan pada bagian hasil penelitian bahwa tradisi
Nyambat secara sosiologi mengalami evolusi dan perubahan sosial. Sebagaimana Dalam
Unlinier Theories Of Evolution yang dikemukakan August Comte dalam [CITATION Per202 \p
183 \l 1057 ] mengatakan ”jika manusia serta warga (kebudayaannya) akan alami
pertumbuhan berdasarkan dengan tahapan- tahapan tertentu dari wujud kehidupan yang biasa
ke wujud kehidupan yang sempurna (Lebih rumit)”. Sebagaimana yang terjadi pada
masih berbentuk pedesaan dan masih menggunakan alat sederhana dalam menunjang
kehidupan, hingga sekarang masyarakat sudah mulai bergerak menuju masyarakat perkotaan
yang mulai mengarah pada moderenisasi. Hal tersebut juga diperkuat bahwa kebudayaaan
pertumbuhan budidaya ataupun benak manusia dalam mengalami tantangan hidup dari waktu
yang khas. masyarakat Kabupaten Bekasi memiliki pengaruh dari unsur budaya lain seperti
dari etnik Sunda, Betawi, Jawa, Madura, Melayu, Batak hingga Bali. Akibat munculnya
etnis-etnis baru pada masyarakat Tambun Selatan mampu menjadi masyarakat yang
pluralisme. Dimana masyarakat satu dengan lainnya memiliki rasa toleransi dan tenggang
rasa satu dengan lainnya. Manusia tetap memerlukan pertolongan orang lain dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya baik itu sandang, pangan, papan serta pelestarian area hidup.
Begitu mendasarnya kebutuhan ini, sehingga memforsir tiap orang, kalangan ataupun
kelompok guna menyesuaikan diri, berinteraksi serta bergaul satu dengan yang yang lain.
Dorongan naluri manusia buat tergantung dengan orang lain menimbulkan perilaku toleransi
Proses pelaksanaan pada tradisi Nyambat memiliki beberapa macam cara diantaranya:
Cara ini merupakan cara yang masih dipertahankan oleh masyarakat sekitar dimana
individu yang akan memiliki hajat mendatangkan rumah-rumah tetangga terdekat dengan
membawa undangan untuk memberi tau bahwa akan diadakannya hajatan, kemudian tetangga
pelaksanaan hajatan tersebut, barulah disitu individu yang memiliki hajat akan meminta
pertolongan dengan tetangganya. Disanalah terjadi interaksi sosial antar individu yang
memiliki hajat dan individu yang diberikan undangan. Sebagaimana Sujono soekanto
mengatakan bahwa interaksi sosial terjalin karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
Dimana kontak sosial dalam tradisi Nyambat telah terjadi melalui pertemuan secara langsung
dan komunikasi yang telah terjalin sejak individu mengungkapkan maksud dan tujuannya
Kegiatan gotong royong yang bersifat kepentingan umum ini biasanya terdapat peran
ketua lingkungan baik ketua rt/rw. ketua lingkungan akan mengumpulkan warganya dalam
sebuah rapat musyawarah atau melalui grup whatsapp dengan maksud memberikan
pemberitahuan dan perintah kepada para warga untuk turut serta dalam kegiatan tersebut.
Peran tokoh masyarakat dalam pelaksanaan gotong royong pada tradisi Nyambat memiliki
peranan penting, terkhusus pada acara-acara besar yang akan dilaksanakan dalam masyarakat,
tokoh masyarakat dianggap mampu mewakili warga dalam setiap kegiatan [CITATION
Pada acara – acara keagamaan, proses pelaksanaannya dimulai oleh kepala DKM
yang akan mendatangi dan meminta izin kepada ketua RW dan RT setempat untuk
melaksanakan acara keagamaan. Barulah setelah ketua DKM Nyambat kepada ketua
pengeras suara masjid, dengan maksud agar masyarakat mengetahui dan berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Riadi, partisipasi merupakan proses
komunikasi secara yang dilakukan dengan baik agar mampu menarik setiap individu untuk
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Asih, empati dapat terbentuk atas beberapa
aspek, salah satunya ialah aspek peduli. Ketika kita melihat tetangga sedang kesulitan dan
membutuhkan bantuan kita maka akan timbul rasa empati yang berasal dari hati nurani
sebagai bentuk rasa peduli ke sesama masyarakat yang mendiami wilayah yang sama
[CITATION Asi10 \p 3 \t \l 1057 ] , atas rasa kepedulian tersebut maka akan timbul pergerakan
tersebut bisa kerjakan, tidak ada yang memerintahkan untuk mengkoordinir pembagian kerja.
cukup memberi tahu apa saja yang perlu dikerjakan dan langsung saja mereka dengan
sukarela mengerjakan apa yang bisa mereka kerjakan. Namun biasanya perempuan
mengerjakan pekerjaan yang bersifat ringan seperti di dapur sedangkan laki-laki mengerjakan
pekerjaan yang sifatnya berat, seperti mengangkat-angkat barang. Dalam tradisi Nyambat
memiliki berbagai macam-macam bentuk Nyambat yang masih ada di Masyarakat Tambun
Selatan diantaranya:
a. Nyambat Lingkungan
Nyambat Lingkungan merupakan kegiatan gotong royong yang sifat dan tujuannya
untuk kepentingan publik atau kelompok dalam masyarakat. Sebagaimana yang telah
kedalaman dua bentuk yakni gotong royong dalam bentuk kerja bakti atau kerjasama, serta
Dalam hal ini Nyambat lingkungan masuk kedalaman kategori gotong royong dalam
bentuk kerjasama. Kerjasama menurut Pamudji memiliki tiga faktor diantaranya: adanya dua
orang atau lebih, adanya interaksi dalam pelaksanaan, serta adanya tujuan bersama [CITATION
Pam85 \p 45 \t \l 1057 ]. Sebagaimana dalam tradisi Nyambat tiga faktor yang disebut Pamudji
juga terdapat pada tradisi Nyambat. Dimana dalam pelaksanaannya membutuhkan dua orang
lebih agar mempermudah pekerjaan, serta dalam mengerjakan pekerjaan pada tradisi
Nyambat terdapat interaksi antar warga, serta kegiatan gotong royong pada tradisi Nyambat
lingkungan ini memiliki tujuan yang sama yakni dilaksanakan atas kepentingan publik atau
masyarakat.
Interaksi yang terjalin antar warga terwujud dari awal melalui kontak sosial yang
mempertemukan individu satu dengan individu lainnya dalam tradisi Nyambat lingkungan
ini. Selanjutnya setelah terjadi kontak sosial, guna menjalankan pekerjaan dengan
semaksimal mungkin antar individu akan berkomunikasi dalam mengerjakan pekerjaan yang
pada masyarakat. Tanpa adanya partisipasi dari masyarakat kegiatan gotong royong tidak
akan terlaksana dengan baik [ CITATION Str20 \l 1057 ]. Maka dari itu diperlakukannya
partisipasi dalam masyarakat guna meringankan pekerjaan yang ada. Semakin besar jumlah
partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong pada tradisi Nyambat lingkungan maka
semakin efektif dan efesien dalam mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
lingkungan masyarakat.
b. Nyambat Tetangga
Nyambat Tetangga merupakan kegiatan gotong royong yang sifat dan tujuannya untuk
(1990) mengklasifikasikan kegiatan gotong royong kedalaman dua bentuk yakni gotong
royong dalam bentuk kerja bakti atau kerjasama, serta gotong royong dalam bentuk tolong
menolong [CITATION Koe90 \p 73 \t \l 1057 ]. Dalam hal ini Nyambat tetangga masuk
kedalaman kategori gotong royong dalam bentuk tolong menolong. Dimana memang yang
dibutuhkan seseorang adalah bentuk pertolongan dari individu yang di Nyambat. Dalam
kegiatan gotong royong bentuk tolong menolong ini terdapat rasa empati dan solidaritas
dalam masyarakat.
Empati dapat timbul dalam diri manusia dikarenakan adanya kehangatan yang timbul
dari kepedulian atas kesulitan individu lain, kelembutan tutur kata yang mampu
menyejukkan hati individu yang sedang mengalami kesulitan, peduli terhadap kesulitan
individu lain sehingga secara sukarela ia memberikan pertolongan, kasihan akan kesulitan
Setelah empati muncul dalam diri individu masyarakat dan kegiatan gotong royong
dalam hal membantu dalam masyarakat maka akan muncul solidaritas dalam masyarakat.
Solidaritas dalam masyarakat mampu mengikat masyarakat yang multikultural seperti pada
masyarakat Tambun Selatan. Email Durkhem menjelaskan bahwa solidaritas yang terjalin
pada masyarakat perkotaan timbul karena terdapat ikatan perbedaan dalam pembagian kerja.
Dimana pekerjaan satu dengan lainnya saling berkaitan [CITATION Irf17 \p 5 \t \l 1057 ].
Sehingga kegiatan gotong royong dalam bentuk tolong menolong akan menimbulkan
a. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan dapat timbul dari hati nurani manusia dikarenakan adanya rasa
kepedulian yang dirasakan oleh orang lain terhadap kesulitan yang dialami individu lainnya,
sehingga ia akan dengan sukarela memberikan bantuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan
dan apa yang dapat ia lakukan. Dalam hal ini timbul empati, Empati dapat timbul dalam diri
manusia dikarenakan adanya kehangatan yang timbul dari kepedulian atas kesulitan individu
lain sehingga muncul rasa peduli untuk memberikan bantuan untuk individu lain [CITATION
Asi10 \p 3 \l 1057 ]
Pada nilai ini terdapat rasa kepedulian dan kesadaran dalam masyarakat bahwa
masyarakat satu dengan lainnya jika telah hidup dalam masyarakat maka ia telah menjadi
bagian dari masyarakat tersebut. John Lewis Gillin (2013) berpendapat " jika interaksi sosial
lahir sebab terdapatnya watak dasar manusia yang tidak dapat hidup sendiri” [CITATION
Gil13 \p 5 \t \l 1057 ]. Itu berarti masyarakat yang ada dalam masyarakat tidak dapat hidup
Nilai ini muncul setelah individu telah berinteraksi dan berkomunikasi dalam lingkungan
masyarakat sampai ia telah merasa menjadi bagian dari masyarakat yang ia diami. Ketika
seseorang telah merasa menjadi bagian dari lingkungannya maka individu tersebut akan
merasakan dan berempati terhadap apa yang terjadi di dalam masyarakat sehingga muncul
d. Nilai moral
Nilai moral yang terdapat pada masyarakat Tambun Selatan ialah pandangan tentang
sikap dan tindakan individu di dalam masyarakat sangat dinilai oleh individu lainnya. Di
dalam moral sudah diatur seluruh hal yang bertabiat baik serta kurang baik. Suatu yang baik
wajib dilaksanakan oleh manusia. Begitu pula kebalikannya, seluruh perihal yang kurang
baik wajib dihindari. Perbandingan baik serta kurang baik tersebut hendak menjadikan
Sup18 \p 32 \t \l 1057 ].
e. Nilai Musyawarah
Nilai musyawarah yang terdapat pada masyarakat Tambun Selatan ialah bagaimana tiap
individu bersama-sama menjalankan kegiatan gotong royong yang terdapat dalam tradisi
Nyambat. Nilai ini pula yang dapat menyatukan dan mengumpulkan partisipasi dan aspirasi
masyarakat dalam menyelesaikan suatu hal yang terjadi pada masyarakat. Gotong- royong
bertumpu pada kepercayaan bahwa tiap warga dalam masyarakat mempunyai hak guna
memutuskan serta merancang apa yang terbaik untuk diri serta disekeliling kita dan metode
f. Nilai Kesejahteraan
Gotong royong yang terdapat pada tradisi Nyambat mengandung nilai kesejahteraan,
kebaikan dan memberikan pertolongan maka hal tersebut akan menjadi sebuah kebaikan dan
\t \l 1057 ].
Dalam hal ini sesepuh atau tokoh masyarakat merupakan individu yang dianggap
berpengaruh dan dihormati di wilayah dalam masyarakat, sehingga apa pun yang keluar dari
perkataannya maka masyarakat akan mendengarkan dan menjalankan sesuai apa yang keluar
dari perkataannya. Peran sesepuh dan tokoh masyarakat sangatlah penting bagi setiap
kegiatan gotong royong dalam masyarakat. bahwa tindakan kolektif dalam perspektif Ahn
dan Ostrom, dalam hal ini yang kita sebut sebagai goyong royong sangat dipengaruhi oleh
modal sosial. Selain itu, gotong royong jika dimaknai sebagai tindakan kolektif merupakan
proses yang berulang dari hasil interaksi antar aktor dalam suatu masyarakat. Dengan
demikian, untuk mengetahui apakah gotong royong berjalan atau tidak dapat dilihat dari tiga
elemen modal sosial tersebut. Kemudian yang tidak kalah penting, dalam tindakan kolektif,
dapat dimaknai ada aktor yang aktif yang diberi kepercayaan untuk menciptakan gotong
royong. Dalam hal ini aktor juga dapat dimaknai individual maupun kelompok, baik dari
Dimana pada zaman dahulu masyarakat yang datang untuk membantu tidak
mengharapkan sepeserpun dari apa yang mereka kerjakan. Sedangkan pada zaman sekarang
ketika seseorang dimintai bantuan oleh individu lain terkadang mereka melihat terlebih
dahulu mereka akan mendapatkan apa dari yang mereka kerjakan, baik itu dalam bentuk upah
Hal ini sejalan dengan permasalahan yang terdapat pada pemuda sebagai pewaris tradisi
pada masyarakat Indonesia. Dimana krisinya kepedulian antar sesama, lapangan kerja yang
semakin sempit, dalam bidang sosial mereka merasa butuh pengakuan dari individu lain
sebagai bentuk kepercayaan diri dan eksistensinya [ CITATION Dar16 \l 1057 ] . Hal-hal tersebut
mampu menjadikan kegiatan gotong royong pada tradisi Nyambat mulai memudar.
mampu mengurangi jumlah partisipasi dalam masyarakat pada tradisi Nyambat. Dimana
beragamnya corak mata pencaharian masyarakat Tambun Selatan, tidak seperti dahulu
dimana mayoritas masyarakat hanya memiliki satu mata pencaharian yakni sebagai petani.
Dengan keberagamaan corak mata pencaharian pada masyarakat setempat, itu berarti
beragam pula waktu kerja tiap individu dalam masyarakat. Sehingga memengaruhi tingkat
adanya perkembangan zaman masyarakat lebih mudah menyepelekan kegiatan yang sifatnya
bersama-sama dan cukup memakan waktu, sehingga mereka lebih memilih menggunakan
cara yang lebih efektif dan efisien tanpa perlu terlibat langsung dalam sebuah kegiatan
gotong royong. Mereka lebih memilih menyelesaikan pekerjaan yang dianggap lebih
individualis, dimana masyarakat mengedepankan ego pribadi demi kebutuhan hidupnya dan
keinginannya. Sehingga timbul pemikiran yang sudah tidak mau bergantung dengan orang
lain karena dirasa ia bisa menghidupi dirinya sendiri sehingga ada anggapan "saya bisa
lakukan apa yang saya sukai dan saya pikirkan, selagi saya tidak merugikan orang lain"
Masih adanya rasa empati antar individu dalam masyarakat, Adanya rasa kekeluargaan
dan kebersamaan dalam masyarakat, Adanya peran ketua lingkungan seperti rt/rw/ sesepuh,
Juga adanya kesadaran antar individu dalam menjaga dan melestarikan tradisi Nyambat
tersebut merupakan faktor pendukung keberadaan tradisi Nyambat terhadap perubahan nilai.
Sebagaimana Asih menyebutkan bahwa empati dapat muncul karena tersapat aspek
kehangatan, kelembutan, peduli, dan kasihan. Melalui empat aspek empati inilah yang
mendorong masyarakat untuk tetap memberikan bantuan terhadap individu dalam masyarakat
yang memerlukan bantuan [CITATION Asi10 \p 4 \t \l 1057 ] . Empati yang timbul dalam diri
individu memicu adanya interaksi dan kontak sosial antar individu dalam masyarakat
[ CITATION Soe12 \l 1057 ], yang kemudian membentuk terjalinnya komunikasi secara terus
menerus antar individu dalam masyarakat sehingga membentuk solidaritas pada masyarakat.
Solidaritas dalam masyarakat ini membentuk modal sosial dalam masyarakat dimana modal
sosial akan membentuk kepercayaan kepada tokoh dalam masyarakat untuk menjadi
pemimpin dan penengah dari setiap kegiatan dalam masyarakat [CITATION Mah171 \p 73 \t \l
1057 ].Terdapat pula kesadaran pada masyarakat asli setempat guna melestarikan tradisi
kurang aktif dalam bersosialisasi antar masyarakat, Masyarakat Pendatang yang mayoritas
dianggap lebih mampu secara finansial, Kesibukan karena suatu pekerjaan yang tidak dapat
ditinggalkan oleh individu tersebut, Karena kurangnya pengenalan penggunaan bahasa betawi
Faktor adanya masyarakat pendatang yang sudah terbawa kebiasaan perkotaan sehingga
kurang aktif dalam bersosialisasi antar masyarakat ini akibat adanya perubahan sosial budaya
akibat dari tekanan urbanisasi melalui perilaku moderen dalam masyarakat [CITATION Tau19 \p
16 \l 1057 ]. Masyarakat Pendatang yang mayoritas dianggap lebih mampu secara finansial,
dalam hal ini terdapat stratifikasi sosial dalam masyarakat Tambun selatan. Dimana
masyarakat yang dianggap memiliki kelebihan materiil sehingga timbul sistem upah pada
tradisi Nyambat terhadap perubahan nilai, dimana masyarakat mulai berkurangnya tingkat
partisipasi dalam masyarakat [CITATION Per202 \p 177 \t \l 1057 ] . Faktor terakhir ialah
kurangnya pengguna bahasa daerah setempat oleh masyarakat asli Tambun Selatan sehingga
memicu berkurangnya kesadaran individu dalam penggunaan bahasa daerah Betawi Bekasi
pertama kali yang dapat dilakukan ialah mengenalkan dan memberi contoh mengenai tradisi
Nyambat kepada keturunan kita. Sebagaimana peran tokoh masyarakat atau seseorang yang
di tertuakan oleh masyarakat sekitar yakni mengajarkan dan memberi contoh dalam
hari agar keturunan dan masyarakat pendatang pun mengenal bahasa Betawi Bekasi pada
masyarakat Tambun Selatan, dengan seperti itu maka pengguna kata Nyambat sebagai suatu
tradisi dalam masyarakat akan terus dipergunakan dan dilestarikan [CITATION Fad20 \p 159
\t \l 1057 ].
Menurut penulis dalam hal ini juga perlu adanya sistem yang mengatur tatanan
kehidupan manusia terutama tentang bagaimana manusia bertindak dan berperilaku. Menurut
Koentjaraningrat bahwa terwujudnya suatu pranata berada dalam pengaruh dari tiga wujud
kebudayaan, yaitu: (1) sistem norma dan tata kelakuan dalam konteks wujud ideal
kebudayaan, (2) kelakuan berpola untuk wujud kelakukan kebudayaan, dan (3) peralatannya
untuk wujud fisik kebudayaan. Dalam hal ini diperlakukannya sistem yang mengatur
kelakuan hidup dalam masyarakat, sehingga tradisi Nyambat dapat terlaksana dengan baik
karena ada sistem yang mengatur perilaku masyarakat [CITATION War \p 135 \l 1057 ]
Pada wilayah Tambun Selatan saat ini masyarakat pendatang sudah menjadi mayoritas
dalam masyarakat dan masyarakat asli setempat justru telah menjadi minoritas di wilayah
tanah kelahirannya sendiri. Dikhawatirkan jika pihak pemerintah terus membiarkan hal ini
terjadi, maka eksistensi masyarakat asli setempat mengenai budaya dan tradisi yang ada akan
semakin terkikis dan terlupakan oleh zaman. Sehingga diperlukannya sosialisasi oleh
pemerintah setempat guna melestarikan tradisi Nyambat yang ada pada masyarakat Tambun
pengenalan sebuah tradisi pada masyarakat berupa materi sebagai bagian dari pengetahuan
mengenai pemahaman esensi sebuah tradisi dalam masyarakat [CITATION Pur18 \p 178 \l 1057 ]
Bekasi
Salah satu penyebab berkurangnya penggunaan kata Nyambat sebagai tradisi gotong
royong pada masyarakat Tambun Selatan, selain karena faktor berkurangnya jumlah
penduduk asli setempat adapula disebabkan karena eksistensi bahasa Betawi Bekasi pada
masyarakat Tambun Selatan akibat pengaruh dari penempatan wilayah kabupaten Bekasi
menjadi bagian dari wilayah Jawa Barat yang mayoritas menggunakan bahasa sunda dalam
daerah Betawi Bekasi kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa [CITATION
nilai-nilai yang ada pada kebudayaan setempat, diharapkan mampu menarik perhatian
masyarakat untuk turut serta melestarikan dan menjaga kebudayaan dan tradisi yang ada pada
Pada penelitian ini telah berusaha dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah yang telah
ditentukan, namun dalam hal ini masih terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian
diantaranya:
1. Adanya keterbatasan penelitian yakni subjek yang akan diteliti sangat minim dan
2. Adanya keterbatasan penelitian yakni subjek yang akan diteliti sebagian besar hanya
memberikan jawaban yang sangat sederhana, sehingga peneliti sulit membaca maksud
3. Minimnya data sekunder yang memuat mengenai etnis Betawi Bekasi atau Betawi
4.
BAB V
Pada bab V ini mengemukakan mengenai kesimpulan, implikasi, dan saran yang
masing-masing terkait dengan hasil temuan penelitian dan pembahasan penelitian. Pada bab
ini kesimpulan dibedakan menjadi kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. Untuk
implikasi akan membahas mengenai dampak penelitian untuk kehidupan. Dan terakhir saran
merupakan dampak yang ditimbulkan untuk menawarkan solusi atas permasalahan yang
A. KESIMPULAN
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan masalah yang terdapat pada penelitian dengan hasil temuan penelitian
dan pembahasan penelitian, maka dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
Tambun Selatan hanya diketahui bentuk kegiatannya namun untuk penggunaan kata
dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan Jawa yang berada di wilayah Tambun Selatan. Yakni
kebiasaan tolong menolong dan kerjasama atas rasa kekeluargaan, serta solidaritas juga
perasaan senasib dan seperjuangan masyarakat Tambun Selatan atas kesulitan yang dialami
masyarakat sejak zaman kerajaan hingga penjajahan. Secara sosial budaya masyarakat
Tambun selatan telah mengalami perubahan besar dimana masyarakat desa yang mulai
bergerak menuju masyarakat kota yang mengedepankan efektif dan efisiensi dalam
menjalankan kehidupan, akibat kemajuan dan perkembangan zaman. Selain itu masyarakat
yang plural dari berbagai macam etnis, akibat dari perpindahan oleh masyarakat pendatang
dirasa mampu menjadikan tradisi Nyambat sebagai pemersatu etnis yang ada pada
tokoh masyarakat atau ketua lingkungan. Nyambat dalam bentuknya terdapat dua bentuk
yakni Nyambat lingkungan yang dikerjakan atas tujuan bersama, dan Nyambat tetangga yang
dikerjakan atas tujuan individu. Sedangkan nilai-nilai gotong royong yang terdapat pada
tradisi Nyambat ialah nilai persatuan dan kesatuan seperti dalam sila ke tiga pada Pancasila.
nilai-nilai tersebut juga memiliki nilai lain didalamnya seperti: nilai kemanusiaan yang
dimana tiap individu satu dengan lainnya saling membutuhkan, nilai senasib dan
seperjuangan dimana terdapat rasa kepedulian dan kesadaran karena telah menjadi bagian
dalam masyarakat, nilai kebersamaan dan kekeluargaan yang muncul akibat rasa empati satu
sama lain dalam masyarakat yang telah menjadi kebiasaan, nilai moral dimana tata
berperilaku masyarakat telah diatur dan menjadi kebiasaan bagi masyarakat sekitar, serta nilai
musyawarah guna menentukan atau memecahkan permasalahan yang ada dalam masyarakat,
terakhir nilai kesejahteraan dimana pada tradisi Nyambat mengandung nilai mensejahterakan
masyarakat dikarenakan mampu menangani persoalan atau permasalahan yang ada pada
masyarakat, sehingga meringankan beban individu atau kelompok. Nyambat ini dalam
beberapa kegiatan memerlukan peran sesepuh dan ketua lingkungan guna mengumpulkan
partisipasi masyarakat.
Secara umum perubahan nilai yang terjadi pada tradisi Nyambat masyarakat Tambun
Selatan ialah dalam bentuk kegiatan yang mana bentuk gotong royong dalam kerja bakti
digantikan dalam bentuk sistem upah, partisipasi dalam masyarakat pun mulai berkurang
dalam tradisi Nyambat akibat munculnya corak mata pencaharian, dan terakhir kepedulian
pun mulai memudar akibat perkembangan zaman. Hal-hal tersebut dapat terjadi karena
terdapat beberapa faktor, yakni faktor pendukung keberadaan tradisi Nyambat terhadap
perubahan nilai dan faktor penghambat keberadaan tradisi Nyambat terhadap perubahan nilai.
Faktor pendukung diantaranya: masih adanya rasa empati dalam masyarakat, adanya rasa
kekeluargaan dan kebersamaan, terdapat peran sesepuh dan ketua lingkungan, juga kesadaran
dalam menjaga dan melestarikan tradisi Nyambat. Selain itu terdapat faktor penghambat
diantaranya: pengaruh masyarakat pendatang yang terbawa gaya hidup perkotaan, masyarakat
pendatang yang memiliki kedudukan khusus dalam masyarakat, kesibukan pekerjaan, serta
kurangnya pengenalan bahasa Betawi Bekasi dalam masyarakat, dan yang terakhir kembali
Secara umum terdapat dua upaya yang dapat dilakukan dalam melestarikan tradisi
Nyambat, yakni upaya yang dilakukan masyarakat dan upaya yang dilakukan pemerintah.
Upaya yang dilakukan masyarakat dimulai dari hal kecil yakni mengenalkan dan memberi
contoh kepada keturunan kita apa dan bagaimanakah tradisi Nyambat pada masyarakat
Tambun Selatan. Dengan memberi pemahaman dan memberikan contoh kepada anak dan
keluarga maka secara langsung mereka pun akan turut melestarikan tradisi Nyambat sebagai
representasi kegiatan gotong royong pada masyarakat Tambun Selatan. Selanjutnya perlu
adanya kebiasaan menggunakan bahasa asli setempat yakni bahasa Betawi Bekasi dalam
keseharian. Hal ini dilakukan agar keturunan dan masyarakat sekitar mengetahui penggunaan
bahasa Betawi Bekasi dalam tradisi atau kebiasaan masyarakat asli setempat. Selanjutnya
diharapkan pula terdapat upaya yang dapat dilakukan pihak pemerintah guna melestarikan
tradisi Nyambat diantarnya: sosialisasi mengenai kebudayaan dan tradisi yang ada pada
masyarakat asli setempat, diharapkan pula adanya kurikulum khusus dalam sekolah yang juga
mengajarkan bahasa Betawi Bekasi sebagai salah satu bahasa daerah asli masyarakat
setempat, terakhir perlu adanya program yang berkaitan dengan tradisi dan kebudayaan asli
2. Kesimpulan Khusus
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
2.1. Keberadaan tradisi Nyambat pada masyarakat Tambun Selatan secara khusus
2.2. Nilai-nilai gotong royong pada tradisi Nyambat mengandung nilai utama yakni
diantaranya: nilai kemanusiaan yang timbul dari hati nurani manusia sebagai
empati pada individu. Nilai senasib dan seperjuangan, seperti pendapat John
Lewis Gillin "jika interaksi sosial ada karena terdapat watak manusia yang tidak
bisa hidup sendiri" dalam hal ini berarti individu satu dengan lainnya saling
kebersamaan dan kekeluargaan muncul atas rasa bagian dari masyarakat yang
Sup18 \l 1057 ]. Nilai musyawarah, dalam nilai ini berkaitan dengan gotong
royong memilili makna bahwa setiap orang yang berpartisipasi dalam kegiatan
berhak memutuskan dan merancang suatu hal yang terbaik guna mencapai
disebabkan karena beberapa perubahan seperti bentuk kegiatan kerja bakti yang
digantikan dengan sistem upah karena munculnya rasa ingin diakui dan dihargai
pencaharian yang memiliki waktu jam kerja yang berbeda sehingga membuat
skala partisipasi dalam kegiatan gotong royong pun semakin kecil [CITATION
tradisi Nyambat terhadap perubahan nilai karena adanya empat aspek dalam
empati yakni kehangatan, kelembutan, peduli, dan kasihan melalui empat aspek
orang lain [CITATION Asi10 \p 4 \t \l 1057 ]. Dari empati tersebut muncul sebuah
Nyambat terhadap perubahan nilai yang berasal dari masyarakat pendatang yang
membawa budaya perkotaan ini sebagai akibat perubahan sosial budaya dalam
masyarakat [CITATION Tau19 \p 16 \t \l 1057 ]. Terdapat pula stratifikasi sosial
2.4. Upaya yang dilakukan masyarakat yakni melalui tokoh masyarakat atau yang
pengenalan kata "Nyambat" sebagai sebuah tradisi asli setempat [CITATION Fad20
\p 159 \t \l 1057 ] . Perlu adanya sistem Pranata sosial dalam mengatur nilai dan
norma kebudayaan yang ada [CITATION War \p 135 \t \l 1057 ] . Sedangkan upaya
1. Penanaman nilai gotong royong, dalam hal ini memiliki implikasi terhadap
masyarakat lebih memahami esensi nilai-nilai yang ada terutama pada nilai
persatuan dan kesatuan yang terdapat dalam sila Pancasila, sehingga masyarakat
akan menjalankan segala macam bentuk kegiatan gotong royong pada masyarakat
baik dalam bentuk kerja bakti atau kerjasama dan dalam bentuk tolong menolong.
macam etnis, strata sosial dalam masyarakat, dan keberadaan masyarakat dalam
3. Keterikatan penanaman nilai gotong royong dengan tradisi Nyambat merupakan hal
tradisi yang ada pada masyarakat setempat dalam penelitian ini menjelaskan bahwa
C. SARAN
penelitian, serta implikasi yang telah dijabarkan sebelumnya maka dalam penelitian ini
perubahan sikap masyarakat yang akan mengarah pada kestabilan kehidupan dalam
masyarakat, dimana melalui kegiatan gotong royong dapat menjadi kebaikan dan
menjaga dan melestarikan tradisi Nyambat sebagai warisan tradisi leluhur. Hal ini
pula menjadi dasar bagi pemerintah setempat sebagai upaya dalam mensejahterakan
masyarakat.
pada penelitian ini juga turut serta dalam melestarikan tradisi Nyambat sebagai
Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat tidak hanya memiliki bahasa daerah induk
yakni bahasa sunda namun terdapat pula bahasa Betawi Bekasi. Hal ini dapat
menjadi rujukan agar eksistensi masyarakat asli dari etnis Betawi Bekasi semakin
terpandang.
4. Bagi peneliti sejenis untuk penelitian selanjutnya, dapat menjadi rujukan mengenai
tradisi Nyambat pada masyarakat etnis Betawi Bekasi wilayah Tambun Selatan,