Oleh:
Kelompok 2
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan- kegiatan kesehatan dimasyarakat
(Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana ( social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan
(Maryunani A, 2013).
Menurut Atikah & Eni (2012), beberapa indikator yang digunakan sebagai dasar
dalam pelaksanaan pola hidup bersih dan sehat diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Ibu hamil memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan paling sedikit 4
kali selama masa kehamilan.
b. Ibu hamil agar memeriksakan diri dan meminta pertolongan
persalinan kepada bidan/tenaga kesehatan.
c. Ibu memberikan ASI saja kepada bayinya selama 4 bulan pertama
kelahiran
d. Semua bayi harus diimunisasi lengkap sebelum usia 1 tahun.
e. Semua bayi dan balita harus ditimbang berat badannya sejak lahir sampai
usia 5 tahun diposyandu dan sarana kesehatan
f. Setiap orang agar makan makanan yang mengandung unsur zat
tenaga, pembangun, zat pengatur sesuai dengan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS)
g. Semua orang menggunakan garam beryodium untuk keperluan makan
sehari-hari
h. Ibu hamil agar minum tablet tambah darah atau tablet zat besi selama masa
kehamilan
i. Semua orang agar membuang air besar atau tinja di jamban atau WC
j. Semua orang agar mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar
dan waktu akan makan
k. Semua orang agar menggunakan air bersih dan untuk minum agar
dimasak terlebih dahulu.
l. Setiap rumah, halaman dan pekarangan agar selalu bersih, bebas dari
sampah dan bebas dari sarang nyamuk
m. Setiap orang agar menggosok gigi paling sedikitnya 2 kali sehari, yaitu
sesudah makan dan sebelum tidur
n. Semua orang agar tidak merokok, terutama bila berdekatan dengan ibu
hamil, bayi dan di tempat umum
o. Semua orang agar menyadari bahaya HIV/AIDS dan berperilaku positif
untuk terhindar dari HIV/ AIDS namun tidak mengucilkan penderita
p. Semua orang agar berolahraga secara teratur
q. Semua orang agar menjadi peserta Dana Sehat (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat).
B. Etiologi PHBS
1. Faktor internal
a. Keturunan
b. Motif
2. Faktor eksternal
Cakupan PHBS
Form Tidak
Kurangnya
Pendataan Perilaku
Penyuluhan dari adanya
PHBS yang warga yang
Pemberdayaan Advokasi ke petugas dana untuk
kurang masih
atau lintas sektoral puskesmas PHBS membuat
membuang
Penyuluhan selokan
sampah
sembaranga
n
D. Indikator PHBS
E. Klasifikasi PHBS
Dari sepuluh indikator PHBS maka akan didapatkan empat klasifikasi
rumah tangga yang menjalankan PHBS. Menurut Dinas Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut 6,7,8 :
1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2. Klasifikasi II (warna kuning): jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4. Klasifikasi IV (warna biru) : Klasifikasi III + ikut dana sehat
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun
2008 mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak
terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
F. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang bisa dilakukan di dalam PHBS ini yaitu,
pemeriksaan kesehatan secara rutin baik pemeriksaan tekanan darah, kolesterol,
asam urat, gula darah, cek lab (darah lengkap).
G. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada PHBS yaitu :
1. Promotif
Promotif yang dimaksud disini yaitu pemberian informasi atau pendidikan
kesehatan kepada keluarga atau masyarakat mengenai pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat yang di mulai dari tatanan rumah tangga.
2. Preventif
Preventif adalah pencegahan. Dimana preventif disini yaitu pencegahan risiko
terserang atau terhindar dari berbagai jenis penyakit dengan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
H. Komplikasi
Bagi orang yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan berisiko
terserang penyakit. Jika perilaku hidup bersih dan sehat ini tidak diterapkan maka
akan berdampak pada timbulnya komplikasi penyakit lain. Komplikasi PHBS
dapat menyebabkan :
1. Diare karena tidak menerapkan cuci tangan yang bersih.
2. Stroke, hipertensi, jantung yang disebabkan karena merokok.
3. Kematian yang disebabkan karena pada saat persalinan tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan.
I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Data Subjektif
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, no registrasi, dan diagnose medis
b. Keluhan Utama
Sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah sakit
kepala disertai rasa berat ditengkuk, sakit kepala berdenyut
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada sebagain besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala yang
dimaksud adalah sakit dikepala , pendarahan dihidung, pusing, wajah kemerahanan,
dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi. Jika hipertensi berat
atau menahun dan tidak diobat, bisa timbl sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak
napas, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan otak, mata
jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran atau koma
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, DM, penyakit ginjal, obesitas,
hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan obat kontrasepsi
oral dll.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
B. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi, perspirasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis,
suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada
masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensory
1) Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat bangun
dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
2) Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala.
h. Pernafasan
1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, ortopnea, dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor risiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
DIAGNOSA
Diagnosa Keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan klien.
Berikut diganosis keperawatan pada hipertensi dalam NANDA NIC-NOC (2015)
INTERVENSI
Berisi rumusan perencanaan asuhan keperawatan kepada klien serta rasional mengapa tindakan
tersebut dilakukan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Berisi informasi tentang bangaimana perkembangan kondisi klien setelah dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.