FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
“UNTUK KEADILAN”
PLEDOI/PEMBELAAN
No. 157/Pib.B/2021/PN BKl
Berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 30 Januari 2021, yang telah didaftarkan di
panitera Pengadilan Negeri Bengkulu, saya Pandu Dwi Anugrah, S.H., M.H dan Ahmad
Alfarizi, S.H.,M.H Advokat/ Penasihat Hukum pada kantor Pengacara dan konsultan Hukum
“LEMBAGA HUKUM RETORIKA” yang berkantor di jalan WR. Supratman Kelurahan
Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu Telp/Fax (0736) 22897 bertindak untuk dan
atas nama:
TERDAKWA :
Nama : Fahrizal bin Soleh
Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu / 20 Mei 1998
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : WNI
Tempat Tinggal : Jl. Mahakam 4 No. 15 Rt.02 / Rw. 03 Kel. Jalan Gedang
Kec. Gading Cempaka, Bengkulu
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Setelah menyimak dan membaca surat tuntutan (requestor) dari Jaksa Penuntut Umum
terhadap terdakwa FAHRIZAL bin SOLEH. Dan Jaksa Penuntut Umum menyatakan unsur-
unsur dari dakwaan kesatu dan telah terbukti secara sah dan meyakinkan berdasarkan fakta-
fakta yang terungkap dalam persidangan oleh karenanya terdakwa dituntut pidana penjara
selama 5 tahun dikurangi dengan masa tahanan.
Sesuai dengan acara sidang pada hari ini maka giliran kami selaku penasehat hukum
dari terdakwa untuk menyampaikan nota pembelaan ini memang antara kami dan Jaksa
Penuntut Umum memiliki pandangan yang berbeda dalam melihat perkara ini baik dari
analisis yuridis maupun hukuman yang patut didapat oleh terdakwa. Namun dari ini semua
hal utama yang ingin kita capai bersama dalam persidangan ini adalah kebenaran materiil
yakni kebenaran yang sebenar-benarnya dari peristiwa yang terjadi. Hal ini guna
mewujudkan tujuan hukum untuk mencapai keadilan.
Tentunya, pledoi ini bukanlah suatu pendapat dan atau pembelaan yang bertujuan agar
terdakwa dapat bebas tetapi ini lebih merupakan ikhtiar kami untuk merangkai kembali fakta-
fakta sebenarnya yang telah berlangsung di muka persidangan selama ini, sehingga sebelum
Majelis Hakim yang terhormat memberi putusan, Majelis Hakim telah mendapatkan
keterangan, gambaran dan atau alat-alat bukti yang terang dan jelas atas perbuatan pidana
yang dituduhkan kepada terdakwa.
Umum
Bahwa ia terdakwa FAHRIZAL Bin SOLEH, pada hari Senin tanggal 9 Januari 2021
sekitar pukul 10.00 WIB, atau pada waktu-waktu lain setidak-tidaknya dalam bulan
Januari tahun 2021 atau pada suatu waktu dalam tahun 2021, bertempat di Gang karya,
kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara bangka hulu, kota bengkulu, atau setidak-
tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri
Kota Bengkulu, melakukan penganiayaan Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan
cara sebagai berikut :
Bahwa pada waktu dan tempat tersebut di atas, ketika terdakwa sedang
mengendarai sepeda motor yang melintas dari arah jalan Kandang Limun yang
tepatnya di depan Universitas Bengkulu tiba-tiba dari arah belakang terdakwa, ada
sepeda motor yang melaju dan menyalip terdakwa sehingga korban tidak sengaja
menyenggol terdakwa, terdakwa merasa emosi lalu terdakwa mengejar sepeda motor
yang menyalip terdakwa. Di ketahui sepeda motor tersebut singgah ke Geprek Buk
Haja, selanjutnya terdakwa dengan rasa emosi yang tidak bisa terkontrol akhirnya
bercekcok dengan korban setelah itu terdakwa melakukan penganiayaan terhadap
saksi korban dengan cara mengambil balok kayu di sekitar TKP lalu mengayunkan
tangan yang memegang balok kayu dari arah sebelah kanan ke kepala hingga
mengenai kepala bagian belakang sebanyak 3 (tiga) kali dan mengenai pipi sebelah
kanan hingga korban terjatuh, dan terdapat luka berat di kepala korban. kemudian
tersangka merusak sepeda motor bagian lampu depan hingga meyebabkan body
pecah, kemudian memukul lampu rem belakang hingga pecah menggunakan balok
kayu tersebut. Warga pun berdatangan untuk melerai dan mengamankan terdakwa.
B. Fakta-Fakta di Persidangan
Majelis Hakim yang kami Muliakan ,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,
2. Keterangan Ahli
dr. Ahmad Alfarizi, Sp.F bersaksi dibawah sumpah yang ada pokoknya menerangkan
sebagai berikut :
- Bahwa benar ahli menjelaskan Korban datang dalam keadaan kepala berlumuran darah.
Saksi menyampaikan bahwa pada hari tersebut tanggal 09 Januari 2021, sekitar pukul 10.00
WIB, Korban mengalami pukulan dengan balok kayu di kepala bagian belakang. Ahli
mengaku korban mengalami kesakitan di bagian belakang kepala kemudian pingsan.
- Bahwa benar saksi menjelaskan ditemukan Pada bagian belakang kepala terdapat luka
robek yang mengakibatkan korban berlumuran darah dan luka lebam di bagian pipi sebelah
kanan
- Bahwa benar saksi menjelaskan dalam keadaan kepala berlumuran darah, maka dilakukan
tindakan medis berupa penanganan langsung dengan pembiusan supaya darah di kepala
bagian belakang korban berhenti, setelah itu luka robek sedalam kurang lebih 3 cm langsung
dijahit dengan 8 jahitan
- Bahwa benar ahli menjelaskan keluarga korban datang ke bengkel milik ahli untuk
diperiksa bagian mana saja yang dirusak oleh pelaku
- Bahwa benar ahli menemukan kerusakan dibagian body, lampu rem, ban belakang serta
jari-jari ban yang penyok sehingga menyebabkan motor tersebut tidak bisa digunakan lagi.
- Bahwa benar ahli menjelaskan bahwa kerusakan tersebut disebabkan oleh pukulan bukan
karena sebab lain.
- Bahwa benar ahli menjelaskan bahwa kerusakan tersebut sangat parah sehingga merugikan
korban.
3. Keterangan Terdakwa
Fahrizal bin Soleh
- Bahwa benar terdakwa melakukan penganiayaan terhadap korban
- Bahwa benar terdakwa merusak body motor milik korban
- Bahwa benar terdakwa meninggal korban setalah merusak body motor korban
4. Alat Bukti
Kesimpulan Hasil Visum Et Revertum atas pemeriksaan terhadap korban
- Korban seorang laki-laki, usia dua puluh dua tahun
- Pemeriksaan luar : ditemukan luka robek di bagian samping kepala dan lebam di
bagian pipi sebelah kanan.
- Pemeriksaan dalam : tidak ditemukan luka di bagian jaringan hati, limpa, usus,
ginjal, dan kantong air seni namun ditemukan luka di serebrum okspital (otak
kecil)
- Jadi, korban tidak sadarkan diri karena hantaman benda tumpul pada bagian kepala
yang mengakibatkan korban pingsan dan pukulan yang disebabkan oleh tersangka
yang membuat luka di bagian kepala korban dan tidak sadarkan diri (koma)
5. Barang Bukti
Barang bukti yang disita dalam tindak pidana tersebut, yaitu :
- 1 Unit Sepeda Motor
- 1 buah balok kayu
- 1 Kaos yang digunakan korban
- 1 Buah Batu
Dalam perkara ini telah disita menurut hukum dan telah diperlihatkan dalam persidangan
serta setelah dinyatakan sendiri-sendiri satu persatu.
C. FAKTA-FAKTA YURIDIS
D. ANALISIS YURIDIS
Setelah mengurai sedemikian Banyak fakta di persidangan, dan melihat risalah tuntutan
yang telah disampaikan oleh jaksa penuntut umum kami melihat banyak sekali hal-hal atau
fakta-fakta yang terungkap di persidangan yang diabaikan oleh Jaksa Penuntut Umum.
Sehingga Menurut kami analisis yuridis yang disampaikan oleh jaksa penuntut umum
dalam tuntutan yang telah dibacakan sangat dipaksakan.
Berikut analisis yuridis dari pandangan kami menanggapi uraian yuridis dari Jaksa
Penuntut Umum :
1. Bahwa perbuatan terdakwa menyebabkan luka berat pada korban sebagaimana
diuraikan dalam dakwaan dan didakwa melanggar Pasal 351 ayat (2) KUHP yang
berbunyi :
Dari beberapa keterangan saksi, keterangan terdakwa yang didukung pula oleh
barang bukti maka perbuatan terdakwa tersebut terbukti telah memenuhi unsur-unsur
Pasal 351 ayat 2 KUHP antara lain :
a. Penganiayaan
Dalam perkara ini terdakwa secara sadar memukul korban sampai tak berdaya.
Dengan demikian unsur ini telah terpenuhi dan terbukti menurut hukum.
b. Menyebabkan rasa tidak enak (Penderitaan), Rasa Sakit, dan Merusak
Kesehatan
Perbuatan pidana dalam hal ini penganiayaan dengan sengaja menyebabkan luka
dan rasa sakit atau sengaja merusak kesehatan orang. Tindak pidana
penganiayaan ini dilakukan oleh terdakwa. Dengan demikian unsur ini telah
terpenuhi dan terbukti menurut hukum.
Bahwa perbuatan terdakwa yang memukuli korban dengan menggunakan balok
kayu merupakan tindak pidana penganiayaan sebagaimana diuraikan dalam
dakwaan kumulatif dan melanggar ketentuan Pasal 351 ayat (3) KUHP yang
berbunyi :
“ Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah”
Dalam perkara ini perbuatan terdakwa Fahrizal Bin Soleh tidak memenuhi unsur
tindak pidana penganiayaan, karena suatu tindakan dapat dikatakan penganiayaan
apabila tidak ada perlawanan dari pihak korban. Dalam perkara ini, ada
perlawanan yang dilakukan korban dengan dibuktikan hasil visum yang
menerangkan adanya luka memar di pipi korban akibat pukulan yang diterima
terdakwa Fahrizal Bin Soleh.
Sehingga unsur ini tidak terpenuhi dan tidak terbukti menurut hukum.
Yang mana perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur dari Pasal tersebut :
1) Perbuatan
Yaitu perbuatan manusia yang dilakukan dengan sengaja untuk
menimbulkan hak dan kewajiban yang akibatnya diatur oleh hukum titik
perbuatan yang dilakukan terdakwa adalah pemukulan terhadap korban. Hal
ini diakui oleh terdakwa dan dibenarkan pula oleh keterangan saksi serta
didukung oleh adanya barang bukti berupa 1 buah potongan kayu dan 1 Buah
Batu dan 1 unit sepeda motor. Dengan demikian unsur ini telah terpenuhi dan
terbukti menurut hukum.
2) Mengakibatkan
Artinya menyebabkan atau menimbulkan peristiwa atau keadaan tertentu
mendatangkan akibat perbuatan memukul korban oleh terdakwa
mengakibatkan korban mengalami luka berat. Dengan demikian unsur ini
telah terpenuhi dan terbukti menurut hukum.
3) Luka-luka Berat
Artinya mendapat luka yang tidak dapat diharapkan akan sembuh secara
sempurna, atau yang menimbulkan maut. Luka yang dialami korban sesuai
dengan hasil visum yang sudah dibacakan tadi. Dengan demikian unsur ini
telah terpenuhi dan terbukti menurut hukum.
c. Bersalah
Artinya perilaku yang tidak dapat diterima secara moral normatif yang
dilakukan oleh pelanggar hukum. Terdakwa bersalah atas perbuatannya
melakukan penganiayaan terhadap korban dan salah dimata hukum.
Dari demikian banyak fakta persidangan yang telah kami susun, urai, dan paparkan
dalam Pledoi ini maka kami tim penasehat hukum dari terdakwa berkesimpulan :
1. Bahwa dari peristiwa pidana yang tercatat dalam surat dakwaan, bila dihadapkan
dengan fakta-fakta yang ada di persidangan, maka banyak kontradiksi perihal alat
bukti dan keterangan para saksi yang saling bertentangan, sehingga kesimpulan Jaksa
Penuntut Umum yang menyatakan terdapat kesesuaian antara keterangan-keterangan
saksi dan alat bukti merupakan kesimpulan yang sangat subjektif.
2. Bahwa dalam penguraian tentang pembuktian terhadap dakwaan yang disampaikan
oleh Jaksa Penuntut Umum, nyata sekali terlihat bahwa Jaksa Penuntut Umum
menghindari memperadukan langsung antara fakta hukum yang diperoleh dari
persidangan dengan peristiwa pidana yang diuraikan dalam dakwaan, padahal
lazimnya menurut hukum pembuktian, peristiwa dalam dakwaan harus lebih dahulu
dan diutamakan.
3. Bahwa dari kutipan dakwaan penuntut umum terdapat beberapa peristiwa yang
diabaikan atau disamar-samarkan antara satu peristiwa satu dengan peristiwa yang
lainnya karena tanpa dijelaskan atau dibuktikan setiap unsur peristiwa maka niscaya
apa yang akan dibuktikan didalam persidangan bukanlah didasarkan kepada
kebenarannya yang hakiki tetapi menjadi hal yang spekulatif sehingga kepada
kebenarannya yang hakiki tetapi menjadi hal yang spekulatif sehingga dirasa sebagai
suatu hal yang sangat dipaksakan demi membuktikan suatu dakwaan. Hal ini tampak
ketika jaksa penuntut umum mengabaikan fakta bahwa tidak ada unsur kesengajaan
dan unsur perencanaan didalam semua tindakan yang terdakwa lakukan ini dibuktikan
oleh keterangan saksi.
Apabila Hakim berpendapat lain, mohon keputusan yang seadil-adilnya (ex a quo et
buono). Demikianlah nota pembelaan ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang pada
tanggal 28 Februari 2021.