Anda di halaman 1dari 15

TINDAK PIDANA PERKOSAN

NAMA KELOMPOK :
AAN ROBIN (B1A018140)
AHMAD FIKRI (B1A018271) ZHAFIRAH MAZAYA (B1A018283)
AMELIA SARI (B1A018278) ENDY PRATAMA(B1A018286)
TARI OKTARINI (B1A018279) LESTARY SIAGIAN (B1A018287)
MUHAMMAD DIMAS (B1A018280) DEBORA SIMANJUNTAK (B1A018288)
Tindak Pidana Perkosaan dalam KUHP diatur dalam
Buku Ke II Pasal 285, yang menyatakan : 

‘’Barang siapa yang dengan kekerasan atau dengan


ancaman memaksa perempuan yang bukan istrinya
bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun’’.
Dalam Pasal 285 KUHP mensyaratkan keharusan adanya
persetubuhan yang bukan istrinya disertai dengan ancaman
kekerasan. Perkosaan ditandai dengan penetrasi penis kepada
lubang vagina dalam hubungan seks disertai dengan ancaman
dan kekeraasan fisik terhadap diri korban oleh pelaku.
Unsur-unsur dalam perbuatan pemerkosaan meliputi :

Memaksa Dengan
Dengan Terjadi
melakuka
kekerasan perempu Sanksi :
/ ancaman
n persetub
persetubu
an bukan 12 tahun
kekerasan uhan
han isterinya
Jenis – Jenis Perkosaan

Seductive Rape
Sadistic Rape
Anger Rape
Domination Rape
Exploitasion Rape
Faktor –faktor yang menimbulkan terjadinya tindak
pidana perkosaan diantaranya yaitu :
Faktor intern, meliputi :
a. Faktor lingkungan keluarga
b. Faktor ekonomi keluarga
c. Faktor tingkat pendidikan
d. Faktor agama atau moral
Faktor ekstern, meliputi :
a. Faktor lingkungan sosial
b. Faktor perkembangan ilmu tehnologi
c. Faktor kesempatan
Untuk membuktikan ada tidaknya tindak pidana pemerkosaan
berpedoman terhadap alat-alat bukti yang telah diautur dalam pasal
184 KUHP yaitu :
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Alat bukti surat
Alat bukti petunjuk
Keterangan terdakwa
Sanksi Tindak Pidana Perkosaan Dalam KUHP

Diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara


paling lama dua belas tahun”.
Dengan pasal 291 KUHP ayat 2, yaitu ” Jika salah satu dari
kejahatan seperti tersebut dalam Pasal 285, 286, 287, 289, dan 290
mengakibatkan kematian, maka dijatuhkan pidana penjara paling
lama lima belas tahun”. Maka, hukuman penjara yang dijatuhkan
kepada pelaku tindak pidana pemerkosaan lebih dioptimalkan pada
pidana penjara.
Pasal 285 KUHP Indonesia tentang tindak pidana perkosaan ini
tidak menerapkan pidana denda
Penanggulangan Kejahatan Kekerasan Seksual
(Perkosaan)

Adapun penanggulangan kejahatan mencakup tindakan


preventif dan represif terhadap kejahatan.
Tindakan pencegahan atau preventif yaitu usaha yang
menunjukkan pembinaan, pendidikan dan penyadaran
terhadap masyarakat umum sebelum terjadi gejolak
perbuatan kejahatan.
Tindakan represif yaitu usaha yang menunjukkan upaya
pemberantasan terhadap tindakan kejahatan yang sedang
terjadi.
Contoh Kasus

Tersangka Amin yang sehari-hari sebagai tukang ojek


ini tak kunjung mengakui perbuatannya. Untuk mencari
fakta baru, Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jambi
mengirimkan sample sperma tersangka Amin ke
Laboratorium Polri di Cipinang.
Desi sama sekali tak menyangka, ajakan Amin yang
sudah dikenalnya, rupanya ada maksud lain. Wanita ini
diperkosa oleh warga Kecamatan Jelutung, Kota Jambi itu.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (7/3) lalu. Hari itu pukul
11.00, Desi sedang menunggu ojek di depan Indomaret
Kebun Handil. Tak lama, Amin menghampiri.
Dia lalu menawarkan mengantarkan korban ke tujuan. Karena merasa
kenal, ajakan itu pun diterima. Tak hanya itu, Desi ini juga pelanggan
setianya. Rupanya Amin punya niat lain. Awalnya dia mengajak Desi
berkeliling Kota Jambi. Tetapi kemudian dibawanya ke daerah
Bertam, Kabupaten Muarojambi.
Tiba di tempat sepi, mulailah Amin melancarkan niat jahatnya. Desi
tentu saja menolak. Tetapi kekurangan pada fisiknya, membuatnya tak
bisa memberikan perlawanan.
Dia bahkan diseret sejauh 50 meter. Kalah tenaga, pelaku pun dengan
leluasa melampiaskan nafsunya. Setelah puas, Amin meninggalkan
korban begitu saja. Beruntung, Desi pulang dan akhirnya melaporkan
kejadian ini ke Polda Jambi. Pelaku sendiri, saat ditanyai masih tetap
bersikeras tidak pernah memperkosa korban. “Tak pernah… Kalau mati
lampu ini, mati saya,” kata dia.
Usut punya usut, rupanya ini bukan tindakan pertama yang dilakukan
Amin. Pada 2013 lalu, dia juga pernah terjerat dengan kasus yang sama.
Sudah menjalani hukuman kurungan 1,5 tahun.
Kesimpulan
● Secara yuridis pengaturan mengenai kejahatan kekerasan seksual
(perkosaan) diatur dalam ketentuan Pasal 285 KUHP yang memiliki
unsur-unsur yang harus dipenuhi, salah satunya adalah adanya
kekerasan.
● Adanya unsur kekerasan tersebut merupakan unsur yang
membedakan pemerkosaan dengan kejahatan kesusilaan yang lain
yang diatur dalam KUHP.
● Mengenai faktor-faktor penyebab seseorang melakukan kejahatan
kekerasan seksual pemerkosaan terdiri dari 3 (tiga) faktor penting,
yaitu :
1) personal pelaku,
2) korban, dan
3) situasi.
Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan oleh
masyarakat serta aparat penegak hukum dalam
menanggulangi kejahatan tersebut antara lain :
Dalam lingkungan masyarakat, dapat diupayakan upaya
penanggulangan melalui pendidikan hukum (law education)
yang dapat diajarkan sejak dini.
Upaya lainnya berdasarkan hukum pidana, yaitu sanksi
hukum pidana yang bersifat ultimum remedium, yang artinya
setelah sanksi lain tidak cukup ampuh diterapkan dapat
dijadikan upaya penanggulangan secara represif serta perlu
diikuti dengan adanya penataan kembali dan pembaharuan
sistem hukum dan kebijakan dalam hukum pidana.

Anda mungkin juga menyukai