Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN

KERJA
TOR ( TERM OF REFERENCE )

DANA ALOKASI KHUSUS NON-FISIK


TAHUN 2022

PROGRAM
BOK
UKM ESENSIAL PUSKESMAS

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG


DINAS KESEHATAN
TAHUN 2022

KERANGKA ACUAN KERJA / TOR (TERM OF


REFERENCE)
BOK UKM Esensial

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINTANG TAHUN 2022

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


SatuaKerja : Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang
KodeSatker : 6107
Kabupaten : Sintang
Provinsi : Kalimantan Barat
Jenis DAK : DAK Non-Fisik
Sub Bidang :UKM ESENSIAL
Program : UKM Esensial

Kegiatan `: Akselerasi Program Indonesisa Sehatdengan


Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Indikator Kinerja Keluara : a. Pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi


awal dalam rangka deteksi dini dan
pengelolaan masalah kesehatan
terintegrasi melalui pendekatan keluarga
b. Pelaksanaan intervensi lanjut antar
masuk Perkesmas dalam rangka
intervensi hasil PIS-PK

Hasil : Tercapainya target indikator program melalui


pembiayaan program BOK serta pemanfaatan
Pembiayaan Program sesuai Perencanaan dan
sesuai kepentingan Program

Volume : 18
Satuan Ukur/Jenis keluaran : Paket
1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
I. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Tambahan
lembaran negara nomor 5063).
II. Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaga negara tahun 2004 nomor 104.
Tambahan lembaran negara nomor 4421).
III. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
( Lembaran negara tahun 2004 nomor 125. Tambahan lembaran negara
nomor 4437).
IV. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara tahun 2004
nomor 126. Tambahan lembaran negara nomor 4438).
V. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
VI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
574/MENKES/SK/IV/2000 tentang Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010.
VII. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1277/MENKES/SK/VII/2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan.
VIII. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
131/MENKES/II/SK/2004 tentang Kesehatan Nasional.
IX. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1274/MENKES/SK/VII/2005 tentang Rencana Strategi Departemen
Kesehatan 2005-2009.
X. Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan nomor :
04/MENKES/SK/I/2003, tujuan Desentralisasi di bidang Kesehatan
yang berlandaskan prakarsa dana aspirasi masyarakat dengan cara
memberdayakan, menghimpun, dan mengoptimalkan potensi daerah
untuk kepentingan daerah dan prioritas nasional dalam mencapai
Indonesia Sehat 2010
XI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2021.
b. GambaranUmum
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Mewujudkan
derajat kesehatan masyarakatjuga dapat diartikan upaya untuk meningkatkan
keadaan kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya. Upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan
upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam
bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan. Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian
penting dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millenium
Development Goals(MDGs) dan dilanjutkan Sustainable Development Goals
(SDGs).
Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1, kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan pembangunan
bangsa. Untuk itu perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan
secaramenyeluruh agar terwujud masyarakat yang sehat, mandiri dan
berkeadilan. Dalam pasal 34 disebutkan bahwa negara bertanggungjawa batas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak yang salah satunya diwujudkan dengan pembangunan Puskesmas dan
jaringannya. Puskesmas dan jaringannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
terdepan yang bertanggungjawab di wilayah kerjanya, saat ini keberadaannya
sudah cukup merata
Pemberian pelayanan publik yang berkualitas dan mampu memberikan
kepuasan bagi masyarakat merupakan kewajiban yang harus di lakukan oleh
pemerintah. Puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus sebagai tolok
ukur pelayanan publik di bidang kesehatan, merupakan salah satu pilar dalam
memenuhi tuntutan reformasi birokrasi. Penilaian kualitas pelayanan
kesehatan di Puskesmas menunjukkan hasil yang belum memenuhi standar
kualitas
Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Sintang
mempunyai perhatian yang cukup besar terhadap pembagunan dibidang
kesehatan. Hal tersebut termuat dalam salah satu misi Pemerintah Kabupaten
Sintang yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021 padamisi yang kedua yaitu,
“meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat”, perwuju dan misi
tersebut dijabarkan pada program prioritas pembangunan untuk pencapaian
percepatan pembangunan di bidang ke sejahteraan rakyat dengan
meningkatkan : (1) pelayanan kesehatan kepada masyarakat, (2) peningkatan
sumber daya manusia, (3) perbaikan infrastruktur.
Pemerintah selalu memperhatikan dan berupaya meningkatkan derajat
atau tingkat kesehatan masyarakat karena unsur kemanusiaan, hal ini dapat
kita ketahui dari adanya pembangunan berbagai fasilitas kesehatan. Dengan
adanya prasarana kesehatan yang memadai maka diharapkan tingkat
pelayanan kesehatan dapat lebih baik. Sebab status kesehatan masyarakat
adalah salah satu indikator penting dari seluruh indikator yang ada dan
merupakan faktor penting dari produktifitas ekonomi. Pembangunan di bidang
kesehatan saat ini diarahkan pada penyediaan berbagai sarana dan prasarana
kesehatan yang meliputi bangunan fisik ( Rumah Sakit, Puskesmas, Balai
Pengobatan dan Poliklinik) serta pengadaan tenaga kesehatan yang terampil,
Biaya Operasional pelaksanaan regulasi program di Puskesmas serta dukungan
pelaksanaan capaian program di Puskesmas

2. Penerima Pelaksanaan dan Penanggungjawab Kegiatan


a. Penerima Manfaat
Seluruh Puskesmas di Kabupaten Sintang dan sekitarnya
No Nama Kegiatan Jumlah Penerima
Manfaat

1 Pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal 133 desa


dalam rangka deteksi dini dan pengelolaan masalah
kesehatan terintegrasi melalui pendekatan keluarga

2 Pelaksanaan intervensi lanjut termasuk Perkesmas 159 desa


dalam rangka intervensi hasil PIS-PK

b. Pelaksana Kegiatan
Pejabat Pembuat Komitmen, Pokja Dukungan Manajemen BOK di masing-
masing Puskesmas.
c. Penanggung Jawab Kegiatan
Kuasa pengguna Anggaran Dak Non Fisik Bidang Kesehatan di Masing-
masing Puskesmas.

3. Strategi Pencapaian Keluaran


a. Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan Perpres nomor 54 Tahun 2010 dan
Perpres nomor 4 tahun 2015 tentang perubahan keempat Perpres 54 tahun
2010. (Pelaksanaan swakelola) dan dirincikan dalam Rancangan Anggaran
Belanja masing- masing Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sintang.

b. Tahapandan Waktu Pelaksanaan


Bulan ke
Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pengelolaan Satuan Kerja v V v v v v v v v v v v

Perencanaan, v V v v v v v v v v v V
Penggerakan/Pelaksanaan,
Pembinaandan Monitoring
danEvaluasi Program di
Puskesmas

Dukungan Administrasi v V v v v v v v v v v v

4. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Seluruh Kegiatan tersebut diatas akan dilaksanakan selama 12 bulan mulai
dari Bulan Januaris/d Desember Tahun 2022.

5. Biaya Yang Diperlukan.


Rencana biaya yang diajukan melalui E-planning APBN-DAK Non Fisik
Tahun 2022 Kabupaten Sintang adalah Rp. 672.300.000 dengan rincian
sebagai berikut :
LAMPIRAN

BOK PUSKESMAS

A. UKM ESENSIAL PUSKESMAS

AKSELERASI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA


8. (PIS-PK)

NO. NAMA PUSKESMAS JUMLAH

1 SERAWAI Rp 47,460,000

2 KEMANGAI Rp 55.121.000
3 TEBIDAH Rp 13,560,000

4 SEPAUK  
5 TEMPUNAK Rp 17,010,000

6 JELIMPAU  
7 PANDAN Rp 76,320,000

8 SUNGAI DURIAN Rp 16,200,000


9 TANJUNG PURI Rp 7,400,000

10 DARA JUANTI Rp 52,146,000


11 DEDAI Rp 46,333,000

12 EMPARU Rp 25,710,000
13 NANGA MAU Rp 104,120,000

14 KEBONG Rp 30,360,000
15 LEBANG Rp 26,460,000

16 MENSIKU Rp 14,560,000
17 NANGA KETUNGAU Rp 26,460,000

18 SERANGAS Rp 11,230,000
19 MERAKAI Rp 60,600,000
20 SENANING Rp 41,250,000
  JUMLAH Rp 672.300.000
Demikian usulan Dana APBN-DAK Non fisik melalui E-planning Tahun 2021 pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang ini di sampaikan dengan harapan tentunya usulan ini
dapatdisetujui dan direalisasikan pada Tahun anggaran 2022 sehingga proses percepatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Sintang dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan
bersama.

Sintang, 15 Oktober 2021


KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATN SINTANG

dr. HARYSINTO LINOH, MM


Pembina Utama Muda
NIP. 197107222000121002

Anda mungkin juga menyukai