Anda di halaman 1dari 1

3.

Rangsangan Pasrtisipasi

Pada dasarnya, setiap anggota akan menilai keputusannya untuk mempertahankan/memelihara


secara aktif hubungannya dengan suatu organisasi koperasi, jika seluruh insentif (perangsang)
yang diperoleh lebih atau sama besarnya dengan kontribusi (sumbangan) yang harus diberikan.
Berbagai insentif dan kontribusi akan dievaluasi oleh anggota sesuai dengan kebutuhan,
kepentingan dan tujuan (pribadi) yang dirasakan anggota sangat subyektif.

Menurut Hanel (1989) insentif dan kontribusi secara singkat, yaitu :

a. Peningkatan pelayanan yang efisien dengan beberapa cara, yaitu :


1) Memenuhi kebutuhan subyektif anggota koperasi
2) Layanan barang dan jasa di perusahaan koperasi yang sama sekali tidak tersedia
di pasar atau tidak disediakan oleh lembaga lain
3) Layanan barang dan jasa dengan harga, kualitas, dan kondisi yang lebih baik,
lebih menguntungkan dibandingkan dengan yang ditawarkan di pasar atau
lembaga non koperasi.
b. Kontribusi dalam bentuk sarana keuangan akan dinilai atas dasar oportunitas
(opportunity cost)
c. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dapat merupakan suatu perangsang, apabila
tujuan yang di berikan anggota menjadi tujuan kelompok koperasi dan jika partisipasi
dalam rapat menimbulkan sejumlah beban biaya perjalanan dan sebagainya maka anggota
akan mempertimbangkan biaya oportunitasnya.

Oleh karena itu, maka dimensi partisipsi akan saling berkaitan satu dengan yang lain dengan
ketentuan anggota perseorangan akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan jika
kegiatannya sesuai dengan kebutuhannya atau kegiatan tersebut ditawarkan dnegan harga, mutu
atau syarat-syarat lain yang lebih menguntungkannya. Dengan begitu, anggota harus menyetujui
dan mengikuti ketetuan-ketentuan organisasi yang telah ditetapkan. Sehingga, anggota harus
memiliki hak dan kesempatan serta termotivasi dan sanggup berpartisipasi dalam mengambil
keputusan dan mengendalikan prestasi organisasi koperasi dan perusahaan koperasinya.

Anda mungkin juga menyukai