Anda di halaman 1dari 11

RESUME PERTEMUAN 9-15 MATA KULIAH K3

(KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Disusun oleh :
Nama : Layaalin Mutmainah
NIM : 5301421020
Program Studi : Pendidikan Teknik Elektro

Dosen Pengampu :
- Ir. Drs. Sri Sukamta, M.Si., IPM
- Putri Khoirin Nashiroh, S.Pd., M.Pd

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021/2022
RESUME K3 PERTEMUAN 9 : PENANGKAL PETIR

Layaalin Mutmainah (5301421020)

Penangkal petir merupakan suatu perangkat yang terdiri dari serangkaian jalur yang difungsikan
sebagai media mengalirkan arus listrik petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda
apapun yang dilewati oleh petir tersebut.

Tujuan pemasangan penangkal petir yaitu menyalurkan arus petir, menangkap petir, menampung
petir, proteksi petir jalur PABX, proteksi petir jalur elektronik, proteksi petir jalur power listrik,
dan proteksi gronding system.

Bahaya akibat sambaran petir bermacam-macam, seperti

 Sambaran petir langsung mengenai bangunan.


Hal ini dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan perangkat elektrik / elektronik, hingga
korban jiwa.
 Sambaran petir melalui jaringan listrik.
Hal ini terjadi karna sistem jaringan distribusi listrik / PLN memakai kabel udara terbuka
dan letaknya sangat tinggi, bila ada petir yang menyambar pada kabel terbuka ini maka
arus petir akan tersalur ke pemakai langsung. Cara penanganannya adalah dengan
memasang perangkat arrester sebagai pengaman tegangan lebih (over voltage).
 Sambaran petir melalui jaringan telekomunikasi.
Serupa seperti sambaran petir melalui jaringan listrik, tetapi ini melalui perangkat
telekomunikasi misalnya telephone dan PABX. Penanganannya dengan cara pemasangan
arrester khusus untuk jaringan PABX yang dihubungkan dengan grounding.

Ada 2 jenis kerusakan yang disebabkan sambaran petir, yaitu :

1. Kerusakan thermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya kebakaran.


2. Kerusakan mekanis, kerusakan yang menyebabkan struktur bangunan retak, rusaknya
peralatan elektronik bahkan menyebabkan kematian.

Jenis–jenis metode penangkal petir :

1. Penangkal petir konvensional / faraday / frangklin.


2. Penangkal petir radio aktif.
3. Penangkal petir elektrostatis.
RESUME K3 PERTEMUAN 10 : SMK3

Layaalin Mutmainah (5301421020)

1. Pengertian SMK3 menurut Para Ahli salah satunya adalah Mangkunegara (2002,p163)
Beliau memberikan pengertian SMK3 adalah suatu pemikiran yang berupaya menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik bersifat jasmani (fisik) maupun rohaniah (jiwa/psikis)
tenaga kerja pada khusunya dan manusia pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya
dengan tujuan agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur.

2. Pengertian SMK3 menurut PP No. 50 Tahun 2012, PERATURAN PEMERINTAH


TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA, Di dalam BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1, yang
dimaksud dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah 
bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisiensi dan produkstif.

3. Pengertian SMK3 menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014
tentang SMK3 adalah merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur dan
proses serta sumberdaya manusia yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian serta pemeliharaan kebijakan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka mengendalikan resiko yang berkaitan dengan dengan
kegiatan kerja dengan tujuan terciptanya area kerja yang aman, efisiensi dan produktif.

Adapun tujuan penerapan SMK3 mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012,
antara lain :

1. Meningkatkan efektifitas perlindungan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur,


terstruktur, dan terintegrasi,
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja / buruh dan/atau serikat pekerja / serikat buruh,
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efeisien.

Manfaat penerapan SMK3 secara umum pada perusahaan, antara lain :

1. Memberikan perlindungan maksimal terhadap pekerja,

2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan,

3. Perusahaan mengikuti peraturan pemerintah,

4. Mengaktifkan sistem manajemen secara efektif serta efisien.


RESUME K3 PERTEMUAN 11 : RENCANA TANGGAP DARURAT

Layaalin Mutmainah (5301421020)

 Tanggap darurat adalah suatu sikap yang mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal
yang tidak diinginkan yang akan menimbulkan kerugian baik fisik, material, maupun
mental spiritual. Sehingga perlu komitmen manajemen untuk menyusun suatu prosedur
tanggap darurat. Prosedur tanggap darurat merupakan tata cara dalam mengantisipasi
keadaan darurat.
 Keadaan darurat adalah berubahnya suatu kegiatan / keadaan atau situasi, yang semula
normal menjadi tidak normal sebagai akibat dari suatu peristiwa atau kejadian yang tidak
diduga atau dikehendaki. Contoh keadaan darurat meliputi bencana alam (banjir, gempa
bumi, badai, gunung meletus, dll), kebakaran, kebocoran gas beracun, tumpahan bahan
kimia, gangguan keamanan sipil (ancaman bom, perampokan, demonstrasi, huru-hara),
kekerasan di tempat kerja yang menimbulkan cedera fisik dan trauma, keracunan massal,
ledakan, dll.
 Perencanaan atau rencana tanggap darurat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan tim
manajemen dan pekerja yang bertujuan untuk mengantisipasi datangnya keadaan darurat
sehingga semua orang di tempat kerja mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan
untuk selamat. Tujuan perencanaan tanggap darurat ini adalah untuk membimbing setiap
individu yang berada pada situasi kecelakaan atau keadaan darurat guna mencegah atau
meminimalkan cedera, kerusakan aset serta kerugian material. Dapat juga mencegah atau
meminimalkan dampak lingkungan akibat kecelakaan atau keadaan darurat tersebut.
 Menurut OSHA, perencanaan tanggap darurat minimal harus mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1. Prosedur pelaporan kecelakaan, kebakaran, atau keadaan darurat lainnya
2. Kebijakan dan prosedur evakuasi, mencakup jalur evakuasi, tim evakuasi (floor
warden) di setiap lantai, denah evakuasi atau sarana evakuasi lainnya.
3. Skema atau daftar nomor telepon penting yang harus dihubungi saat keadaan darurat
4. Prosedur tindakan darurat mulai dari pra kejadian, saat terjadi keadaan darurat, dan
pasca kejadian.
5. Susunan tim tanggap darurat mencakup koordinator, tim evakuasi, petugas P3k, dan
petugas lain yang diperlukan.
 Perencanaan tanggap darurat yang dibuat harus mencakup cara memperingatkan atau
memberitahu seluruh pekerja, tamu dan pihak yang berada di dalam gedung tentang
terjadinya keadaan darurat. Langkah-langkah yang sebaiknya Anda lakukan antara lain:
- Memasang alarm sebagai tanda terjadinya keadaan darurat dan pastikan seluruh
pekerja mengetahui sinyal alarm keadaan darurat.
- Merancang sistem komunikasi darurat untuk menyampaikan informasi keadaan
darurat dan menghindari kesimpangsiuran informasi.
- Memastikan bahwa alarm dapat didengar dan kotak alarm dalam keadaan baik dan
lokasinya bebas hambatan. Pastikan pekerja yang menemukan keadaan darurat harus
membunyikan alarm.
 Menyiapkan perencanaan tanggap darurat harus disesuaikan dengan kondisi serta
kebutuhan yang ada di tempat kerja Anda. Secara umum, langkah-langkah menyiapkan
rencana tanggap darurat terbagi menjadi lima, diantaranya:
1. Identifikasi bahaya yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat − Anda
harus mengidentifikasi secara spesifik akan potensi bahaya berdasarkan tipe
kegiatannya. Sebagai contoh, jika Anda bekerja di perkantoran, maka kebakaran
merupakan potensi risiko yang bisa terjadi.
2. Langkah-langkah pencegahan − Tindakan pencegahan harus dirancang secara
detail dan jelas untuk setiap jenis potensi bahaya. Misalnya membuat langkah
pencegahan kebakaran, ledakan, atau tumpahan bahan kimia.
3. Perencanaan tanggap darurat − Perusahaan harus menentukan satu atau lebih
perencanaan darurat yang didasarkan pada kompleksitas serta kebutuhan. Pastikan
semua pekerja mengetahui perencanaan tanggap darurat ini. Penting bagi mereka
untuk mengetahui tindakan pencegahan dan apa yang harus dilakukan saat keadaan
darurat terjadi.
4. Pelatihan dan uji coba − Perusahaan harus melatih para pekerjanya tentang langkah-
langkah pencegahan dan perencanaan tanggap darurat. Pelatihan secara berkala harus
dilakukan untuk memastikan pekerja melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan
darurat yang ditetapkan.
5. Evaluasi dan perbaikan − Anda harus memperhitungkan kesenjangan antara
perencanaan tanggap darurat dan hasil uji coba yang telah dilakukan. Bila dalam
perencanaan tanggap darurat masih terdapat kekurangan atau tidak sesuai yang
diharapkan, maka perbaikan dalam perencanaan tanggap darurat perlu dilakukan.
 Ketika menyusun perencanaan tanggap darurat, Anda mungkin memilih individu yang
bertanggung jawab untuk memimpin dan mengkoordinasikan rencana tanggap darurat
dan evakuasi. Sangat penting bagi pekerja untuk mengetahui siapa yang menjadi
koordinator dan memahami bahwa petugas tersebut memiliki wewenang untuk membuat
keputusan selama keadaan darurat. Koodinator rencana tanggap darurat bertanggung
jawab untuk:
1. Menilai situasi untuk menentukan apakah keadaan darurat membutuhkan aktivasi
prosedur darurat.
2. Mengawasi semua upaya penanggulangan keadaan darurat di seluruh area, termasuk
kegiatan evakuasi.
3. Mengkoordinasikan layanan darurat dengan pihak luar, seperti bantuan medis dan
departemen pemadam kebakaran setempat dan memastikan bahwa mereka tersedia
dan diberitahu bila diperlukan.
4. Mengarahkan penutupan operasional pabrik apabila diperlukan.
Selain koordinator rencana tanggap darurat, mungkin Anda juga perlu menentukan tim
evakuasi atau floor warden untuk membantu evakuasi para pekerja, tamu dan pihak lain
yang ada di lingkungan perusahaan ke tempat yang lebih aman (assembly point).
Umumnya, setiap satu floor warden (kapten lantai) disediakan untuk mengevakuasi 20
orang dan mereka harus selalu siap setiap saat selama jam kerja. Pastikan kapten lantai
memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam proses evakuasi.
RESUME K3 PERTEMUAN 12 : PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
(P3K)

Layaalin Mutmainah (5301421020)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja yang selanjutnya disebut dengan P3K di
tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada
pekerja dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di
tempat kerja.

P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) adalah upaya pertolongan serta perawatan untuk


sementara agar korban kecelakaan keadaannya bisa lebih baik sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedic.

Pertolongan pertama dengan sedikit tindakan dengan peralatan sederhana akan banyak
manfaatnya dalam mencegah keparahan, mengurangi penderitaan dan bahkan menyelamatkan
nyawa korban. Beberapa kecelakaan yang terjadi seperti luka dan perdarahan, patah tulang, luka
bakar, pajanan bahan kimia, gangguan pernafasan, peredaran darah dan kesadaran, sengatan
listrik, kekurangan oksigen, pajanan suhu ekstrim, dan adanya gas beracun.

Ketentuan mengenai P3K di tempat kerja diatur melalui Permenaker Nomor 15 Tahun 2008
tentang, di dalam peraturan tersebut ditegaskan bahwa Pengurus / Pengusaha wajib
melaksanakan P3K di tempat kerja dengan menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di
tempat kerja.

Undang undang yang mewajibkan setiap perusahaan harus menyediakan P3K antara lain:


Pasal 2 ayat (1) dan (2) Permenakertrans No.Per.15/Men/VIII/2008 menyebutkan bahwa
“Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja” serta “Pengurus
wajib melaksanakan P3K di tempat kerja”. Hal ini menunjukkan kewajiban bagi pihak
perusahaan/tempat kerja untuk melaksanakan P3K sekaligus menyediakan petugas P3K dan
fasilitas P3K di tempat kerja untuk memberikan perlindungan kepada pekerja saat kecelakaan
terjadi.

Tujuan P3K yakni :

1. Menyelamatkan jiwa korban


2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan
3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan lebih baik diberikan
4. Membawa korban pada tim medis terdekat

Ada beberapa prosedur agar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bisa dilakukan dengan
baik :

1. Lihat dan Perhatikan Kondisi Lingkungan Sekitar


2. Lihat dan Periksa Tingkat Kesadaran Korban
3. Lihat Kondisinya dan Berikan Bantuan Pernafasan
4. Lihat dan Periksa Luka Korban

Biasanya box P3K diisi dengan barang-barang seperti perban, kain kasa gulung dan steril, peniti,
sarung tangan lateks dan non lateks, pinset, gunting, larutan povidone-iodine untuk disinfektan
luka, tisu pembersih bebas alcohol, cairan untuk membersihkan benda asing pada luka (seperti
larutan garam atau air steril), krim atau salep antiseptic, salep luka bakar, plester luka, obat
pereda gatal akibat gigitan serangga atau alergi, obat penghilang sakit perut atau obat diare, obat
maag, obat antinyeri dan peredam demam (seperti paracetamol), obat flu dan batuk, dan obat
tetes mata.

Kesalahan dalam Tindakan P3K Menurut Christopher P. Holstege, M.D. yang sering kita


lakukan adalah :

1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.


2. Mengoles mentega pada luka bakar.
3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan
dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.
7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya
mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudah mulai membeku, terkadang
langsung direndam pada air panas.
8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.

Tata cara pertolongan pertama sebelum penderita ditangani adalah:

1. Segera bertindak dengan mematikan aliran listrik. Cabut steker,atau matikan


sekring/MCB pusat. Kemudian minta seseorang untuk mencari bantuan,memanggil
ambulans,atau pertolongan lain.
2. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang penderita tanpa kesetrum
anda memerlukan benda yang tidak bisa mengantarkan listrik. Gunakan misalnya, sarung
tangan karet yang kering (air juga dapat mengantarkan listrik), atau tongkat sapu. Setelah
itu, segera pindahkan korban ke tempat aman serta bersirkulasi udara lancar. Baringkan
korban lalu evaluasi kesadaran penderita apakah sadar atau tidak, serta periksa denyut
nadi dan pernapasannya.
3. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda-tanda setelah 5 detik, tekan dadanya
sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan Anda –telapak tangan kiri berada di atas
dada dan yang lain di atas punggung tangan kiri. Pastikan posisi tangan Anda berada satu
garis dengan putingnya. Periksa lagi. Jika tetap tidak ada. Ulangi.
4. Untuk pernapasan buatan, mungkin karena pertimbangan tertentu, bisa tidak dilakukan
lewat mulut. Pembuatan nafas buatan boleh disalurkan lewat hidung korban. Kalau
setelah dilakukan pernapasan buatan, ternyata paru-paru juga tidak mengembang, periksa
mulut, hidung, dan kerongkongan. Mungkin ada sesuatu yang menghambat aliran udara
untuk masuk. Bila penderita masih bernapas dengan normal baringkan dengan posisi sisi
mantap. Yaitu miringkan penderita ke sisi kanan, tangan kiri penderita letakkan di pipi
kanan. Hal ini dilakukan supaya penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh
lidah). Untuk pembuatan nafas buatan ada tekniknya.
•Pertama, telentangkan korban, lalu tekuk kepalanya ke belakang.
•Kemudian, anda buka mulut, tarik napas kuat-kuat, baru tutup mulut.
•Kemudian tiupkan udara ke mulut korban sekuat-kuatnya sampai rongga paru-paru
terangkat.
•Ketika melakukannya, jangan lupa tekan hidung korban supaya udara yang anda tiupkan
tidak keluar. Sebisa mungkin, segera lakukan pernapasan buatan ketika korban tersengat.
Tiga sampai empat kali pernapasan buatan awalan akan sangat membantu korban. Jika
korban adalah anak kecil, dibutuhkan lebih banyak lagi pernapasan buatan, sampai 20
kali dalam semenit.
5. Bila mengalami luka bakar, segera berikan pertolongan pertama Tutupi titik luka bakar
yang terjadi akibat masuk dan keluarnya arus listrik pada tubuh karena bisa mempercepat
pengurangan cairan dalam tubuh. Gunakan kain, perban atau benda apapun yang bersifat
tidak mengantarkan panas. Kemudian segera dilarikan ke dokter. Bila korban mengalami
muntah, upayakan untuk dikeluarkan. Agar lubang tenggorokannya tidak tertutup, tarik
rahangnya ke depan.
6. Letakkan kain atau pakaian yang kering dan tidak berbulu pada permukaan luka.
Untuk memulihkan fungsi jantung, urut rusuk korban. Bagi orang dewasa, dibutuhkan
pengurutan rusuk sampai 60 kali dalam satu menit. Sedang untuk anak-anak lebih banyak
lagi, sampai 90 dalam semenit. Dan yang perlu diperhatikan ketika mengurut, hindari
menekan rusuk terlalu keras. Karena bisa berakibat fatal menyebabkan rusaknya rusuk
korban. Setelah diberikan pertolongan pertama, segera bawa untuk mendapat pertolongan
medis lebih lanjut.
RESUME K3 PERTEMUAN 13 : PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
AKIBAT LISTRIK

Layaalin Mutamainah (5301421020)

 Cara menolong korban sengatan listrik :


1. Amankan area di sekitar tempat kejadian
2. Hubungi IGD
3. Jangan menyentuh korban
4. Jangan memindahkan korban
5. Periksa tubuh korban
6. Tutup luka bakar
7. Lakukan CPR
 Korban kesetrum dapat mengalami cedera dan kerusakan organ. Oleh karena itu, korban
harus mendapatkan penanganan dan pemantauan ketat dari dokter dan tim medis. Dokter
akan terlebih dahulu memastikan apakah korban sadar dan bernapas atau tidak, serta
apakah detak jantungnya mengalami kelainan atau tidak. Selain itu, pemeriksaan lanjutan
perlu dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat cedera tersembunyi.
 Penanganan yang aman saat tersetrum listrik :
1. Mematikan sumber arus listrik
2. Dorong tubuh korban dengan benda isolator
3. Cari pertolongan medis
4. Periksa kondisi tubuh korban
5. Mengatasi luka bakar akibat kesetrum listrik
 Pertolongan pertama yang harus dihindari saat kesetrum listrik :
1. Memosisikan diri terlalu dekat dengan korban jika tersengat oleh kabel listrik
tegangan tinggi.
2. Menarik atau mendorong korban dengan tangan kosong, handuk basah, atau bahan
logam jika korban masih berkontak dengan arus listrik.
3. Menyentuh korban sebelum arus listrik dimatikan.
4. Meninggalkan korban yang masih tersengat listrik untuk mencari pertolongan.
 Perlu menghubungi nomor telepon darurat (118) untuk mendapatkan pertolongan medis
darurat jika terjadi hal berikut:
1. Sengatan listrik tinggi
2. Korban kesulitan bernapa
3. Detak jantung korban bertambah cepat
4. Korban kejang
5. Luka bakar di beberapa bagian tubuh
6. Korban muntah-muntah
7. Tidak merespon atau tidak sadarkan diri
RESUME K3 PERTEMUAN 14 : ANALISIS DAN EVALUASI KECELAKAAN LISTRIK

Layaalin Mutmainah (5301421020)

 Ada beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan pada saat melakukan investigasi /
penyelidikan, analisis, serta membuat laporan kecelakaan kerja, di antaranya adalah
sebagai berikut :
1. Membentuk tim agar penyelidikan berjalan dengan efektif. Tim penyelidik dan
analisis ini harus dibentuk secepat mungkin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti adanya kecurangan-kecurangan atau penghilangan barang bukti.
2. Lakukan penyelidikan secara berurutan sesuai model dari ILCI dimulai dari
kerugiannya (manusia, kerusakan peralatan, dan lain sebagainya), tipe kecelakaannya
(terbentur, tertabrak terjatuh, kontak bahan kimia, dan lainnya), penyebab langsung,
penyebab dasar, dan lemahnya kontrol.
3. Setelah ditemukan masing-masing faktor penyebab, jadikan hal tersebut sebagai dasar
tindak lanjut atau countermeasure dengan tujuan kecelakaan yang serupa tidak terjadi
lagi dikemudian hari. Hindari untuk menyalahkan korban karena pada dasarnya
kecelakaan terjadi karena multiple cause, tidak hanya dari faktor perilaku orang tapi
juga dipengaruhi kondisi berbahaya, faktor pekerjaan, faktor personal serta lemahnya
kontrol.
4. Buat laporan yang terstruktur diawali dari tanggal, tempat, kejadian, data korban,
keadaan korban, kronologi peristiwa, dan tindakan darurat.
5. Analisis kecelakaan serta tindak lanjut yang dilakukan.
6. Pastikan tindak lanjut yang telah dibuat, terimplementasikan HSE (Health Safety
Environment) departemen bertanggung jawab untuk memastikan follow up telah
dilakukan oleh departemen terkait.
7. Dokumentasikan dengan baik dan lakukan analisis faktor penyebab celaka untuk
mengukur performance dari K3 dalam perusahaan.

 Investigasi / penyelidikan untuk membuat laporan akan melibatkan analisis dari semua
informasi yang tersedia, fisik (tempat kejadian), verbal (catatan saksi) dan hal-hal tertulis
(penilaian risiko, prosedur, instruksi, panduan kerja ). Untuk mengidentifikasi apa yang
salah dan menentukan langkah apa yang harus diambil untuk mencegah peristiwa buruk
terjadi lagi. Penting bagi tim penyelidik atau investigator untuk bersikap terbuka, jujur,
dan objektif selama proses penyelidikan.

 Analisis data dilakukan untuk melihat faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
meliputi :faktor lingkungan sosial (social environment), kesalahan manusia (fault of
person), perilaku atau kondisi tidak aman (unsafe act or condition), kecelakaan
(accident), dan cidera (injury).
 Berikut langkah-langkah untuk Melaporkan Investigasi Kecelakaan Kerja :
1. Dapatkan Fakta
Setelah kita pastikan ruangan Tempat Kejadian Kecelakaan Kerja sudah aman, kita
mesti menyatukan semua fakta yang ada berkaitan dengan kecelakaan. contoh:
- Tanggal,waktu, serta tempat spesifik dari kecelakaan
- Nama korban, Jabatan, Departemen serta atasan langsung
- Nama serta Data diri dari beberapa saksi
- Kondisi lingkungan (lantai yang licin, pencahayaan yang tidak cukup, bising, dan
lain-lain
- Luka yang diakibatkan (termasuk juga anggota tubuh yang terluka serta pemicu
dari luka itu)
- Rusaknya ke perlengkapan, material dan sebagainya
2. Tetapkan Urutan Peristiwa
- Peristiwa yang mengakibatkan kecelakaan
- Peristiwa saat kecelakaan
- Peristiwa sesaat sesudah kecelakaan
3. Analisa Kecelakaan
- Pemicu/faktor langsung, contohnya tumpahan di lantai hingga mengakibatkan
terpeleset
- Pemicu/faktor tidak langsung, contohnya: karyawan tidak memakai sepatu kerja
yang anti licin atau tengah membawa tumpukan barang yang menghambat
pandangannya
- Aspek kontribusi lainnya, contohnya: tekanan pekerjaan, tidak ada rambu
peringatan, tidak ada training serta prosedur

 Cara melaporkan kecelakaan kerja yaitu:


- Laporkan kecelakaan kerja kepada Kakandepnaker/Kakadisnaker Kab/Kota
Peg.Pengawas, Kakanwil depnaker/Kadisnaker Prop, dan Menteri atau pejabat
yang ditunjuk;
- Susun analisis laporan kecelakaan kerja tiap akhir bulan (selambat-lambatnya
tanggal 5 bulan berikutnya);
- Susun analisis laporan kecelakaan tiap-tiap bulan dan segera disampaikan;
- Formulir laporan riksa dan kaji: laporan kecelakaan, laporan pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan kerja, dan laporan pemeriksaan dan pengkajian penyakit
akibat kerja.

Anda mungkin juga menyukai