3.manajemen Harta Wakaf A.hakim
3.manajemen Harta Wakaf A.hakim
: 21 - 28
MANAJEMEN HARTA WAKAF PRODUKTIF DAN INVESTASI
DALAM SISTEM EKONOMI SYARI’AH
Abdul Hakim*)
Abstrak
Manajemen harta wakaf produktif merupakan bagian memberdayakan asset ekonomi masyarakat yang ada
dalam harta wakaf. Dengan demikian, harta wakaf harus dikelola secara produktif agar menghasilkan peluang
bagi terbukanya sektor strategis yang menguntungkan, seperti membuka lapangan kerja baru dan pengelolaan
pelayanan publik yang meringankan beban ekonomi masyarakat. Dengan melakukan wakaf, berarti seseorang
telah memindahkan harta dari upaya konsumsi menuju reproduksi dan investasi dalam bentuk modal produktif
yang dapat memproduksi dan menghasilkan sesuatu yang bisa dikonsumsi pada masa-masa yang akan datang,
baik oleh pribadi maupun kelompok. Dengan demikian wakaf merupakan kegiatan menyimpan dan berinvestasi
secara bersamaan.
Oleh karena itu, melakukan pengelolaan wakaf berarti mengembangkan harta produktif untuk generasi yang
akan datang sesuai dengan tujuan wakaf, baik berupa manfaat, pelayanan dan pemanfaatan hasilnya. Wakaf
tersebut menjadi saham, dan bagian atau unit dana investasi. Sistem wadiah untuk tujuan investasi di bank-bank
Islam merupakan bentuk wakaf modern yang paling penting, karena wakaf seperti ini dapat memberi gambaran
tentang kebenaran dimensi ekonomi wakaf Islam, sebagaimana yang telah dipraktikkan para sahabat, bermula
dari wakaf kebun Mukhairik oleh Rasulullah Saw., kemudian sumur Raumah oleh sahabat Utsman bin Affan dan
wakaf tanah perkebunan di Khaibar oleh sahabat Umar bin Khattab.
Jadi secara ekonomi, harta wakaf syari’ah adalah membangun harta produktif melalui kegiatan investasi dan
produksi saat ini, untuk dimanfaatkan hasil bagi generasi yang akan datang. Wakaf juga mengorbankan
kepentingan sekarang untuk konsumsi demi tercapainya pengembangan harta produktif yang berorientasi pada
sosial, dan hasilnya juga akan dirasakan secara bersama oleh masyarakat. Wakaf menjadi solusi bagi
pengembangan harta produktif di tengah-tengah masyarakat dan solusi dari kerakusan pribadi dan kesewenang-
wenangan pemerintah secara bersamaan. Wakaf secara khusus dapat membantu kegiatan masyarakat umum
sebagai bentuk kepedulian terhadap umat, dan generasi yang akan datang. Pandangan Islam terhadap praktik
wakaf sosial seperti ini telah lama berlangsung sepanjang sejarah Islam, bahkan bentuk dan tujuannya sangat
berkembang pesat. Maka wajar kalau jumlah wakaf produktif banyak sekali dan menyebar di seluruh negara-
negara berpenduduk mayoritas muslim yang dapat memacu angka pertumbuhan ekonomi.
22
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 21 - 28
gambaran tentang kebenaran dimensi ekonomi Madinah. Hukum Islam ini telah berhasil
wakaf Islam, sebagaimana yang telah menciptakan lembaga perekonomian ketiga
dipraktikkan para sahabat, bermula dari wakaf dengan muatan nilai yang sangat unik, dan
sumur Raumah oleh Utsman bin Affan dan pelestarian yang berkesinambungan serta
wakaf tanah perkebunan di Khaibar oleh Umar mendorong pemberlakuan hukum yang tidak
bin Khattab pada masa Nabi Muhammad. ada bandingannya di kalangan umat-umat yang
Kemudian disusul dengan wakaf tanah, pohon- lain. Realita ini didorong oleh adanya sebagian
pohonan dan bangunan oleh para sahabat penguasa dan orang-orang kaya yang
lainnya. Paradigma wakaf seperti itu juga telah mewakafkan hartanya untuk disalurkan kepada
dinyatakan oleh para imam madzhab pada abad jalan kebaikan, sebagai upaya untuk melindungi
ke-2 dan ke-3 dalam beberapa kajian studi dan harta tersebut dari kemungkinan perlakuan
uraian fikih mereka (Suhadi, 2002: 36). buruk yang dilakukan oleh penguasa yang datang
Jadi secara ekonomi, wakaf Islam adalah setelahnya (Abu Zahrah, 1971: 24-26).
membangun harta produktif melalui kegiatan Wakaf menjadi solusi bagi pengembangan
investasi dan produksi saat ini, untuk harta produktif di tengah-tengah masyarakat
dimanfaatkan hasil bagi generasi yang akan dan solusi dari kerakusan pribadi dan
datang. Wakaf juga mengorbankan kepentingan kesewenang-wenangan pemerintah secara
sekarang untuk konsumsi demi tercapainya bersamaan. Wakaf secara khusus dapat
pengembangan harta produktif yang membantu kegiatan masyarakat umum sebagai
berorientasi pada sosial, dan hasilnya juga akan bentuk kepedulian terhadap umat, dan generasi
dirasakan secara bersama oleh masyarakat. yang akan datang. Kegiatan sosial seperti ini
Maka menurut tabiatnya, Mundzir Qahaf telah dianjurkan dalam syariat Islam sebagai
membedakan hasil atau produk harta wakaf kebutuhan manusia, bukan saja terbatas pada
menjadi dua bagian. Pertama, harta wakaf yang kaum muslimin, tetapi juga bagi masyarakat
menghasilkan pelayanan berupa barang untuk non-muslim. Pandangan Islam terhadap praktik
dikonsumsi langsung oleh orang yang berhak wakaf sosial seperti ini telah lama berlangsung
atas wakaf, seperti rumah sakit, sekolah, rumah sepanjang sejarah Islam, bahkan bentuk dan
yatim piatu dan pemukiman yang bisa tujuannya sangat berkembang pesat. Maka wajar
dimanfaatkan untuk keturunan. Wakaf seperti kalau jumlah wakaf Islam banyak sekali dan
ini tujuannya bisa dipergunakan pada jalan menyebar di seluruh negara-negara
kebaikan umum seperti sekolah untuk kegiatan berpenduduk mayoritas muslim yang dapat
belajar-mengajar, sebagaimana juga bisa memacu angka pertumbuhan ekonomi.
dipergunakan pada jalan kebaikan khusus seperti Wakaf di kota-kota besar negara Islam
tempat tinggal bagi anak cucu. Wakaf seperti ini banyak digunakan sebagai bangunan strategis
semua kita sebut sebagai wakaf langsung. Kedua, dan pusat perdagangan. Sedangkan di luar kota,
harta wakaf yang dikelola untuk tujuan investasi wakaf tanah pertanian penghasilannya
dan memproduksi barang atau jasa pelayanan berlimpah, terutama tanah-tanah pertanian yang
yang secara syara‟ hukumnya mubah, apapun dekat dengan kota dan daerah pemukiman. Di
bentuknya, dan bisa dijual di pasar, agar Mesir, wakaf tanah pertanian luasnya mencapai
keuntungannya yang bersih dapat disalurkan sepertiga dari seluruh jumlah tanah pertanian
sesuai dengan tujuan wakaf yang telah pada awal abad ke-19. Begitu juga wakaf di
ditentukan wakif, baik wakaf ini bersifat umum perkotaan yang dibuat bangunan dan pusat
atau wakaf sosial maupun khusus (Qahaf, 2000; perdagangan jumlahnya sangat banyak, di
80). samping yang berbentuk wakaf langsung seperti
masjid, sekolah, rumah sakit, dan rumah yatim
D. Urgensi Harta Wakaf dalam piatu.
Pengembangan Ekonomi Fenomena perwakafan seperti di Mesir
Lembaga wakaf memiliki tanggung jawab yang sangat produktif juga ada di beberapa
yang sangat besar untuk membangkitkan negara Islam lain, sehingga dengan semakin
kegiatan masyarakat, bukan bertujuan untuk bertambah waktu, semakin bertambah pula
memperoleh kekuasaan di pemerintahan, jumlah wakaf Islam. Di Turki misalnya, tanah
sebagaimana juga tidak sepenuhnya berorientasi wakaf pertanian juga tercatat sepertiga
pada profit, seperti perusahaan swasta dan banyaknya dari seluruh jumlah tanah pertanian
lembaga non wakaf lainnya. Hal ini tidak lain ketika Turki baru berubah menjadi negara
karena karakteristik dari kegiatan wakaf adalah republik pada masa seperempat abad pertama
untuk tujuan kebaikan dan pengabdian, kasih di abad ke-20. Jumlah tanah wakaf sebesar itu
sayang dan toleransi, tolong menolong, dan juga tercatat sebagai kekayaan rakyat di Syiria,
bukan untuk memperoleh keuntungan sepihak. Palestina, Iraq, Aljazair, Maroko dan di Arab
Perkembangan wakaf Islam sebenarnya Saudi (Djunaidi, 2008: 31).
membentuk karakter khusus yang menjadikan
hukum Islam berbeda dengan hukum lainnya
sejak zaman kenabian Muhammad Saw. di
23
Manajemen Harta Wakaf Produktif dan
Investasi dalam Sistem Ekonomi Syari’ah (Abdul Hakim)
24
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 21 - 28
mengendalikan urusan wakaf, baik yang disebut dalam menerapkan sistem manajemen wakaf
badan wakaf ataupun lembaga wakaf, di pusat setiap hari dan setiap tahunnya. Akan tetapi
maupun di daerah (Qahaf, 2000; 378). bentuk pengelolaan seperti itu juga yang
Kebanyakan wakaf yang ada di dunia Islam mendapat banyak kritikan sehingga berdiri
tidak pernah terbetik pada wakifnya bahwa yang Kementerian Wakaf dan terbentuknya
mengelolanya adalah Kementerian Wakaf dan perangkat pemerintah lainnya dalam mengelola
semua perangkatnya baik di pusat maupun di wakaf sejak pertengahan abad ke-19 hingga
daerah, baik secara tertulis maupun isyarat dari sekarang.
wakif. Hal itu dikarenakan alasan yang sangat Ide reformasi pada manajemen harta wakaf
sederhana, yaitu Kementerian Wakaf atau yang di belakangnya ada campur tangan negara
perangkatnya belum ada pada zaman dulu ketika dalam kepengurusan wakaf memiliki berbagai
wakaf dibentuk, dan tidak pernah terbetik kebebasan sosial. Barangkali yang paling tepat
dalam diri wakif bahwa akan ada hal itu di masa untuk menyatakan hal ini adalah seperti yang
mendatang. Akan tetapi ini bukan berarti tidak dikatakan Ibnu Abidin yang hidup pada zaman
mungkin wakaf baru itu berdiri, dimana ia itu. “Sebenarnya kerusakan itu bukan saja
membuat syarat agar yang menjadi nazhirnya timbul dari para wali wakaf, tapi juga perangkat
adalah pemerintah, seperti Kementerian Wakaf pengadilan yang mengawasi wakaf, terlebih lagi
atau perangkatnya. karena rusaknya lembaga pemerintahan.”
Kewajiban adanya pihak swasta yang Mungkin dengan pernyataan ini, Ibnu Abidin
mengelola wakaf adalah salah satu kewajiban ingin mengusulkan dibentuknya kembali
yang sejalan dengan syarat-syarat para wakif atas kepengurusan wakaf dalam bentuk yayasan yang
dasar perbandingan yang ada pada akte dan nazhirnya dipilih oleh pengurus secara kolektif
dokumen wakaf serta pertanyaan dan fatwa terlepas dari unsur kesukuan dalam
fikih yang bisa kita temukan di banyak buku- mengoptimalkan pelaksanaan kepengurusan
buku fikih, terutama karena adanya banyak internal yang dibentuk oleh pengurus.
penyimpangan dalam pengelolaan wakaf oleh Upaya reformasi dalam memanaj wakaf
pemerintah, demikian terhadap hukum-hukum belum memberi kesempatan untuk perbaikan
fikih yang berkenaan dengan pemilihan nazhir yang sebenarnya dalam bentuk yayasan yang
atau wali wakaf dalam keadaan tidak ditentukan dapat menyebabkan kelayakan produksi dan
oleh wakif atau karena kematian wakif dan tidak dalam menjaga pokok harta wakaf serta
adanya pernyataan tentang cara pemilihannya kelayakan dalam penyaluran hasil-hasilnya
setelah kematiannya. kepada tujuan wakaf disebabkan oleh bentuk
Kepengurusan swasta yang kita maksudkan campur tangan yang berasal dari pemerintah
adalah pengelolaan setiap harta wakaf yang dalam melakukan reformasi wakaf. Jadi dalam
dilakukan secara tersendiri tanpa disatukan kepengurusan swasta tidak terjadi kerusakan,
dengan harta wakaf yang lain dan tanpa adanya karena bersifat lokal dan independen hingga
kepengurusan dengan sistem sentralisasi yang pemerintah menggantinya dengan kepengurusan
dalam mengambil keputusannya berkenaan sistem sentralisasi. Maka jelas kerusakan itu
dengan pengembangan harta wakaf produktif timbul karena tidak adanya bentuk yayasan yang
yang tergantung kepada pusat. Kepengurusan dapat menerapkan kelenturan dan kelayakan
swasta ini juga mengandung pengertian bahwa dalam memanaj wakaf dengan tingkat ketaatan
setiap harta wakaf mempunyai manajer yang sangat tinggi terhadap badan pengawas
tersendiri dimana ia bisa hanya bekerja untuk dalam bentuk yang punya keterikatan dengan
wakaf, atau bisa saja menjadi manajer yang tidak terealisasinya tujuan wakaf produktif.
sepenuhnya bekerja pada wakaf, baik hal itu Bentuk manajemen wakaf produktif yang
dikarenakan ukuran wakaf atau karakteristik diinginkan baik secara konsep, harta maupun
harta produktif yang diwakafkan atau bentuk tujuan, hendaknya dapat merealisasikan tujuan
investasi yang ditentukan untuk pengembangan yang pertama melalui terbentuknya yayasan
harta wakaf tersebut. Manajer wakaf biasanya yang dikelola oleh pihak swasta setempat dan
berasal dari penduduk setempat, dimana wakaf tidak mengorbankan syarat mereka dalam
berada atau orang yang punya hubungan erat mengelola wakaf, baik itu disebutkan secara
dengan tujuan wakaf dan orang-orang yang terang-terangan dalam akte wakaf ataupun
berhak atas manfaatnya. secara isyarat dari karakteristik kegiatan wakaf
Pengelolaan ini pada hakekatnya dan periode sejarah yang tumbuh. Sedangkan
merupakan pengelolaan wakaf secara tradisional tujuan kedua bagi wakaf produktif, yaitu
yang pelaksanaannya berlangsung dalam kurun meningkatkan kelayakan produksi dengan
waktu yang sangat lama. Justru latar belakang memperbesar hasil wakaf dan menekan
kesuksesan wakaf Islam dalam sejarah di pengeluaran administrasi dan investasi,
berbagai bidang, terutama di bidang pendidikan melindungi pokok harta wakaf, serta
dan kesehatan, penelitian ilmiah dan pelayanan mengurangi kerusakan dalam administrasi dan
masyarakat, adalah karena semua wakaf Islam distribusi hasil-hasilnya. Kita barangkali perlu
berdiri secara independen, layak dan fleksibel membicarakan minimnya kelayakan
25
Manajemen Harta Wakaf Produktif dan
Investasi dalam Sistem Ekonomi Syari’ah (Abdul Hakim)
kepengurusan dari pihak pemerintah pada dari para pengurus yang dipekerjakan. Sebab
umumnya dalam investasi harta wakaf yang hasil dari investasi tersebut tidak kembali
bertujuan meningkatkan keuntungan. kepada mereka dengan alasan bahwa harta itu
Sebenarnya perubahan yang diinginkan bukan miliknya. Akan tetapi yayasan ekonomi
dalam bentuk kepengurusan harta wakaf ada pemiliknya dan memperhatikan peningkatan
produktif adalah bentuk kepengurusan yayasan keuntungan serta manfaat ekonomi dari harta
yang terlepas dari campur tangan pemerintah tersebut, yaitu para pemegang saham.
dan menjaga statusnya sebagai lembaga Untuk mendorong para manajer dalam
ekonomi ketiga, dan tidak juga masuk pada merealisasikan tujuan yayasan ekonomi tidak
kepengurusan pihak swasta penuh pada waktu cukup dengan kepercayaan dan ikhlas dalam
yang bersamaan. Masalah yang mempunyai bekerja, akan tetapi harus mengikat tujuan
aspek lain juga yaitu bahwa kepengurusan harta pribadi para manajer yang dipekerjakan dengan
wakaf tidak dapat dipaksakan mengikuti prinsip tujuan-tujuan yayasan. Untuk mengikat para
ekonomi pasar, sebab tidak ada kesesuaian manajer yang dipekerjakan dengan tujuan-tujuan
dengan moralitas ekonomi dan produktivitas harta wakaf, maka perlu dilakukan beberapa hal
pasar, yang selalu memegang prinsip penting berikut ini:
keuntungan. a. Membuat standar dalam pemilihan manajer
yang layak dan sesuai dengan pengelolaan
Manajemen / Pengelolaan Harta Wakaf harta wakaf.
Produktif b. Mengikat gaji yang diberikan oleh pengurus
Pengelolaan yang dapat merealisasikan dengan peningkatan hasil harta wakaf
tujuan wakaf produktif sebenarnya adalah produktif yang berkelanjutan.
pengelolaan pihak swasta setempat yang masa c. Membatasi masa kerja para manajer,
jabatannya terbatas pada waktu tertentu, dimana kelanjutan karir tergantung pada
tunduk pada pengawasan administrasi, keuangan kesukesannya dalam memperoleh
negara dan masyarakat serta mendapat keuntungan sebesar mungkin dan
dukungan dari pemerintah dalam aspek melaksanakan dengan rencana
perencanaan, investasi dan pendanaan. Dengan merealisasikan tujuan wakaf.
kata lain, bentuk kepengurusan ini menyerupai
kepengurusan yayasan yang bekerja sesuai F. Pengawasan Efektif untuk Mengontrol
dengan kebijakan pasar dan menggantikan Kinerja Manajer Wakaf
pengawasan organisasi kemasyarakatan serta Pengurus wakaf memerlukan pengawasan
pemiliknya dengan pengawasan pemerintah dan yang ketat. Pengawasan ini dapat mengganti
masyarakat. Adapun bentuk pengelolaan swasta bagian yang hilang antara manfaat para manajer
yang diusulkan oleh Mundzir untuk mengelola dengan kemaslahatan wakaf. Dalam hal ini ada
harta wakaf produktif terdiri dari beberapa dua bentuk pengawasan yang sangat penting,
perangkat berikut: yaitu pengawasan masyarakat setempat dan
1. Pengelolaan langsung yang terdiri dari pengawasan pihak pemerintah yang
badan hukum atau dewan yang terdiri dari berkompeten. Sebab utama dari munculnya
beberapa orang. masalah dalam sistem kepengurusan wakaf
2. Organisasi atau dewan pengelola harta secara tradisional dan oleh pemerintah dalam
wakaf yang tugasnya adalah memilih mengelola wakaf yang menyebabkan hilangnya
pengurus, mengawasi pengurus dan banyak harta wakaf adalah tidak adanya atau
mengontrolnya. Pengurus wakaf seperti ini lemahnya kontrol administrasi dan keuangan
diawasi oleh pemerintah yang telah (Qahaf, 2000; 384-385).
membentuk lembaga pengawas terdiri dari Ada beberapa model pengawasan dalam
orang-orang profesional sesuai dengan pelaksanaan wakaf produktif, di antaranya:
standar kelayakan teknis yang telah 1. Pengawasan manajerial.
direncanakan. Pemerintah juga memberikan Manajemen pengelolaan menempati posisi
bantuan teknis dan fasilitas keuangan yang paling strategis dalam pengembangan wakaf
diberikan oleh kementerian atau badan produktif. Pengawasan manajerial dalam
yang membina urusan wakaf dan pengelolaan wakaf produktif dilakukan
memperhatikan pengembangannya (Qahaf, dengan cara menuntut tingginya kualitas
2000; 383). kepemimpinan dalam lembaga wakaf.
Karena itu, wakaf sebenarnya menyerupai Lembaga ini tidak boleh didominasi oleh
yayasan ekonomi dilihat dari bentuk struktur kepengurusan yang otoriter dan
pengaturannya terhadap sejumlah harta tertutup, melainkan harus mampu
produktif, dimana pengurus tidak turut memiliki menjalankan roda kepemimpinan yang
harta itu. Pada realitanya, yayasan ekonomi yang transparan, aspiratif dan bertanggung jawab.
memisahkan antara kepemilikan dan pengurus
dapat mengurangi penyimpangan secara internal
26
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 21 - 28
27
Manajemen Harta Wakaf Produktif dan
Investasi dalam Sistem Ekonomi Syari’ah (Abdul Hakim)
manajemen wakaf yang sudah mapan dan Al-Waqf Al-Islâmy; Taţawwuruhu, Idâratuhu,
menyebabkan pengambilalihan kekuasaan atas Tanmiyyatuhu, 1421 H/2000 M
wakaf serta menghambat produktivitasnya. Damaskus, Syiria: Dar Al-Fikr.
Padahal kegiatan ini benar-benar berlandaskan
Ahkam Al-Wakf fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyah
kasih sayang dan kemanusiaan. Karena itu,
(Hukum Wakaf).2004.Terjemahan oleh
sudah selayaknya kegiatan mulia seperti ini
Ahrul Sani Faturrahman.Jakarta: IIMaN
dihormati, didukung dan mendapat
Press.
perlindungan hukum yang tegas agar dapat
menjaga keberlangsungan wakaf dari kerakusan Al-Kurdi, Ahmad Al-Hajji.1416 H Ahkam Al-
perorangan dalam memanfaatkan wakaf pada Awkaf fi Al-Fiqh Al-Islâmi.Kuwait.
satu sisi, dan dari campur tangan keputusan
Al-Minawi. 1990. At-Tauqif alâ Muhimmât Ta’arif,
pemerintah pada sisi yang lain.
Alamul Kutub. Cairo.
Wakaf menjadi solusi bagi pengembangan
harta produktif di tengah-tengah masyarakat Al-Mujaddidi, As-Sayyid Muhammad Amim Al-
dan solusi dari kerakusan pribadi dan Ihsan. 2000. As-Shadaf Yablisyar. Karachi.
kesewenang-wenangan pemerintah secara
bersamaan. Wakaf secara khusus dapat Asy-Syarbini, Al-Khatib, Mughni Al-Muhtâj Ilâ
membantu kegiatan masyarakat umum sebagai Syarhi Al-Fadz Al-Minhâj, Dar al-Fikr,
bentuk kepedulian terhadap umat, dan generasi Beirut, 1952.
yang akan datang. Kegiatan sosial seperti ini Az-Zarqa, Anas, 1989.“Cara Terkini Mendanai
telah dilegalkan dalam syariat Islam sebagai dan Menginvestasikan Harta Wakaf,”
kebutuhan manusia, bukan saja terbatas pada editor Hasan Abdullah Al-Amin, Al-
kaum muslimin, tetapi juga bagi masyarakat Ma‟had Al-Islamy li Al-Buhuts wa At-
non-muslim. Dalam hukum Islam, dibenarkan Tadrib. Jeddah.
wakaf non-muslim untuk keturunannya, akan
tetapi disyaratkan bagi keturunan yang muslim Az-Zarqa, Syeikh Musthafa, 1947. Ahkam Al-
untuk tidak mengambil manfaat wakaf tersebut. Awkaf, Jilid 1. Universitas Syiria.
Pandangan Islam terhadap praktik wakaf sosial Djunaidi, Achmad. 2008. Menuju Era Wakaf
seperti ini telah lama berlangsung sepanjang Produktif,Cet. V. Jakarta: Mumtaz
sejarah Islam, bahkan bentuk dan tujuannya Publising.
sangat berkembang pesat. Maka wajar kalau
jumlah wakaf Islam banyak sekali dan menyebar Harris, Christina Phelps.1964. Nationalism and
di seluruh negara-negara berpenduduk Revolution in Egypt, Mouton, The Hague.
mayoritas muslim yang dapat memacu angka Hitti, Philip K. 2001. Sejarah Ringkas Dunia Arab
pertumbuhan ekonomi nasional. (terj.). Yogyakarta: Pustaka Iqra‟.
Ibrahim, Sa‟duddin,1988. “Egypt’s Islamic Activism
DAFTAR PUSTAKA in the 1980’s”, Third World Quarterly.
Ibnu Hazm, Muhammad, 1951. Al-Muhallâ, Darul
Abu Zahrah, Muhammad.1995. Muhadharât fi Al- Fikr.
Waqf. Darussalam. Cairo.
Imam Nawawi, 1990. Tahrîr Al-Fazh At-
Al-Bisyri, Thariq.1980. Al-Muslimûn wa Al-Aqbath Tanbîh.Damaskus: Darul Qalam.
fî Ithar Al-Jama’ah Al-Wathaniya., Al-Hai„ah
Al-Mishriyah Al-Ammah li Al-Kitab. Imam Syafi‟i.1966. Al-Umm. Beirut: Dar Al-
Kairo. Ma‟rifah.
Al-Haitami, Ibnu Hajar.1955. Tuhfatul Muhtaj fi Jundi, Anwar. 1978. Al-Yaqzhah Al-Islâmiyah fî
Syarh Al-Minhaj, Beirut: Dar al-Fikr. Muwâjahah Al-Isti’mâr; Mundzu Zhuhûriha
ilâ Awâil Al-Harb Al-Alamiyah Al-Ûlâ. Kairo:
Al-Hattab.1996. Mawâhib Al-Jalâl. Beirut: Dâr Al-I„tishâm.
Darul Fikr.
Nazih Hammad.1995. Mu’jam Al-Musthalahât Al-
Al-Hudaibi, Hasan.1977. Du’at lâ Qudhât, Dâr Iqtishâdiyah fi Lughati Al-Fuqahâ’, Virginia:
Al-Tibâ‟ah wa Al-Nasyr Al-Islâmiyah, cet. IIIT.
I.
Qahaf, Mundzir. 1995. Sanadât Al-Ijârah, Al-
Al-Kabisi, Muhammad.1943. Masyrû’iyah Al-Wakf Ma’had Al-Islâmy li Al-Buhûts wa At-Tadrîb.
Al-Ahli wa Madza Al-Maslahah Fîhi. Cairo: Dar as-Salam
Baghdad: Lembaga Riset dan Studi
Kearaban.
28