Anda di halaman 1dari 8

Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.

: 21 - 28
MANAJEMEN HARTA WAKAF PRODUKTIF DAN INVESTASI
DALAM SISTEM EKONOMI SYARI’AH
Abdul Hakim*)

Abstrak

Manajemen harta wakaf produktif merupakan bagian memberdayakan asset ekonomi masyarakat yang ada
dalam harta wakaf. Dengan demikian, harta wakaf harus dikelola secara produktif agar menghasilkan peluang
bagi terbukanya sektor strategis yang menguntungkan, seperti membuka lapangan kerja baru dan pengelolaan
pelayanan publik yang meringankan beban ekonomi masyarakat. Dengan melakukan wakaf, berarti seseorang
telah memindahkan harta dari upaya konsumsi menuju reproduksi dan investasi dalam bentuk modal produktif
yang dapat memproduksi dan menghasilkan sesuatu yang bisa dikonsumsi pada masa-masa yang akan datang,
baik oleh pribadi maupun kelompok. Dengan demikian wakaf merupakan kegiatan menyimpan dan berinvestasi
secara bersamaan.
Oleh karena itu, melakukan pengelolaan wakaf berarti mengembangkan harta produktif untuk generasi yang
akan datang sesuai dengan tujuan wakaf, baik berupa manfaat, pelayanan dan pemanfaatan hasilnya. Wakaf
tersebut menjadi saham, dan bagian atau unit dana investasi. Sistem wadiah untuk tujuan investasi di bank-bank
Islam merupakan bentuk wakaf modern yang paling penting, karena wakaf seperti ini dapat memberi gambaran
tentang kebenaran dimensi ekonomi wakaf Islam, sebagaimana yang telah dipraktikkan para sahabat, bermula
dari wakaf kebun Mukhairik oleh Rasulullah Saw., kemudian sumur Raumah oleh sahabat Utsman bin Affan dan
wakaf tanah perkebunan di Khaibar oleh sahabat Umar bin Khattab.
Jadi secara ekonomi, harta wakaf syari’ah adalah membangun harta produktif melalui kegiatan investasi dan
produksi saat ini, untuk dimanfaatkan hasil bagi generasi yang akan datang. Wakaf juga mengorbankan
kepentingan sekarang untuk konsumsi demi tercapainya pengembangan harta produktif yang berorientasi pada
sosial, dan hasilnya juga akan dirasakan secara bersama oleh masyarakat. Wakaf menjadi solusi bagi
pengembangan harta produktif di tengah-tengah masyarakat dan solusi dari kerakusan pribadi dan kesewenang-
wenangan pemerintah secara bersamaan. Wakaf secara khusus dapat membantu kegiatan masyarakat umum
sebagai bentuk kepedulian terhadap umat, dan generasi yang akan datang. Pandangan Islam terhadap praktik
wakaf sosial seperti ini telah lama berlangsung sepanjang sejarah Islam, bahkan bentuk dan tujuannya sangat
berkembang pesat. Maka wajar kalau jumlah wakaf produktif banyak sekali dan menyebar di seluruh negara-
negara berpenduduk mayoritas muslim yang dapat memacu angka pertumbuhan ekonomi.

Kata Kunci: wakaf produktif, investasi, dan sistem ekonomi syari’ah

A. Pendahuluan anak, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan,


Pemahaman dan pemberdayaan harta penyaluran air bersih ke seluruh kota dan
wakaf di kalangan umat Islam telah mengalami berbagai kegiatan sosial lainnya.
perubahan yang signifikan. Dari waktu ke waktu, Peran pengelola wakaf pun semakin luas,
pemahaman wakaf produktif pun semakin tidak hanya sekedar menjaga dan melakukan
berkembang dan komprehensif yang bertujuan hal-hal yang bersifat rutinitas, melainkan juga
untuk mengembangkan ekonomi, untuk mencari inovasi-inovasi baru dalam rangka
kepentingan sosial masyarakat. Karena itu, umat mengembangkan dan memberdayakan aset
Islam telah menemukan wajah ekonomi baru wakaf tersebut. Untuk itu, perlu ada upaya
yang muncul dari wakaf, yaitu dengan cara perbaikan yang bertujuan untuk membenahi
mendirikan yayasan atau lembaga manajemen wakaf dan menghilangkan sebab-
pengembangan ekonomi berorientasi pada sebab keterpurukan manajemen wakaf akibat
pelayanan masyarakat. Ini menunjukkan betapa ulah nazhir dan kelalaiannya. Tulisan makalah ini
pentingnya pemberdayaan harta wakaf produktif akan berusaha mengeksplorasi tentang
untuk meningkatkan ekonomi umat. Pemberdayaan Wakaf Produktif dalam
Semakin luasnya pemahaman dan Meningkatkan Perekonomian Umat.
pemberdayaan harta wakaf ini sangat penting,
terutama jika dikaitkan dengan konsep B. Pengertian Wakaf
pengembangan wakaf produktif dalam Para ahli fikih menggunakan tiga kata dalam
meningkatkan perekonomian umat. Bahkan mendefinisikan wakaf, yaitu: wakaf, habas dan
sebagian besar lembaga sosial yang berdiri saat tasbil. Dalam kamus Al-Wasith dinyatakan bahwa
ini dananya ditopang dari wakaf dan bergerak al-habsu artinya al-man’u (mencegah atau
dalam bidang pengelolaan wakaf secara melarang) dan al-imsak (menahan) seperti dalam
produktif dalam rangka memberikan pembinaan kalimat habsu as-syai’ (menahan sesuatu).
dan perlindungan kepada masyarakat, seperti Waqfuhu la yuba’ wa la yurats (wakafnya tidak
yayasan yatim piatu, lembaga perlindungan anak- dijual dan tidak diwariskan). Dalam wakaf
*) Staf Pengajar Program Magister Manajemen Unissula Semarang
Manajemen Harta Wakaf Produktif dan
Investasi dalam Sistem Ekonomi Syari’ah (Abdul Hakim)

rumah dinyatakan: Habasaha fi sabilillah yaitu: “Menahan harta dan menyalurkan


(mewakafkannya di jalan Allah). Sedangkan manfaatnya sesuai dengan hukum-hukum dalam
menurut Ibnu Faris tentang kata habas: al-habsu perundang-undangan ini” (Pasal 1 Undang-
ma wuqifa, al-habsu artinya sesuatu yang Undang Wakaf Tahun 1996).
diwakafkan, dan pada kata wakaf.”
Baik al-habsu maupun al-waqf sama-sama C. Dimensi Ekonomi Syari’ah dalam
mengandung makna al-imsak (menahan), al- Wakaf
man’u (mencegah atau melarang), dan at- Dewasa ini muncul pemikiran untuk
tamakkuts (diam). Disebut menahan karena menggerakkan roda perekonomian melalui
wakaf ditahan dari kerusakan, penjualan dan penambahan dana dari luar sistem negara
semua tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan dengan melalui pengembangan wakaf secara
wakaf. Dikatakan menahan, juga karena manfaat produktif. Melakukan wakaf merupakan bagian
dan hasilnya ditahan dan dilarang bagi siapa pun memberdayakan asset ekonomi masyarakat
selain dari orang-orang yang termasuk berhak yang ada dalam harta wakaf. Dengan demikian,
atas wakaf tersebut. harta wakaf harus dikelola secara produktif agar
Menurut Mundzir Qahaf wakaf adalah menghasilkan peluang bagi terbukanya sektor
memberikan harta atau pokok benda yang strategis yang menguntungkan, seperti
produktif terlepas dari campur tangan pribadi, membuka lapangan kerja baru dan pengelolaan
menyalurkan hasil dan manfaatnya secara pelayanan publik yang meringankan beban
khusus sesuai dengan tujuan wakaf, baik untuk ekonomi masyarakat.
kepentingan perorangan, masyarakat, agama Dengan melakukan wakaf, berarti
atau umum (Qahaf, 2000; 64). seseorang telah memindahkan harta dari upaya
Sedangkan menurut Al-Minawi konsumsi menuju reproduksi dan investasi
mendefinisikan: “Menahan harta benda yang dalam bentuk modal produktif yang dapat
dimiliki dan menyalurkan manfaatnya dengan memproduksi dan menghasilkan sesuatu yang
tetap menjaga pokok barang dan keabadiannya bisa dikonsumsi pada masa-masa yang akan
yang berasal dari para dermawan atau pihak datang, baik oleh pribadi maupun kelompok.
umum selain dari harta maksiat semata-mata Dengan demikian wakaf merupakan kegiatan
karena ingin mendekatkan diri kepada Allah menyimpan dan berinvestasi secara bersamaan.
Subhanahu wa Ta‟ala” (Al-Minawi, 1990: 340). Kegiatan ini mencakup kegiatan menahan harta
Al-Kabisi mendefinisikan wakaf dengan: yang mungkin dimanfaatkan oleh wakif baik
“Menahan harta yang bisa diambil manfaatnya secara langsung maupun setelah berubah
dengan menjaga bentuk aslinya untuk disalurkan menjadi barang konsumsi, sehingga tidak
kepada jalan yang dibolehkan” (Al-Kabisi, 2004: dikonsumsi saat ini, dan pada saat yang
41). Adapun Ibnu Arafah Al-Maliki mengatakan bersamaan ia telah mengubah pengelolaan harta
bahwa wakaf adalah: “Memberikan manfaat menjadi investasi yang bertujuan untuk
sesuatu ketika sesuatu itu ada dan bersifat lazim meningkatkan jumlah harta produktif .
(harus) dalam kepemilikan pemberinya Wakaf menghasilkan pelayanan dan
sekalipun hanya bersifat simbolis.” manfaat, seperti tempat shalat yang berupa
Sedangkan wakaf menurut undang-undang, masjid, manfaat tempat tidur orang sakit di
sebagaimana negara Sudan misalnya, rumah sakit atau tempat duduk untuk kegiatan
mendefinisikan wakaf sebagai: “Penahanan harta belajar siswa di sekolah. Harta wakaf ini juga
yang secara hukum kemudian menjadi milik bisa menghasilkan barang atau pelayanan lainnya
Allah SWT dan menyadaqahkan manfaatnya yang dapat dijual kepada para pemakai dan hasil
baik sekarang maupun di masa yang akan bersihnya disalurkan sesuai dengan tujuan
datang” (Pasal 320). wakaf. Ia menjelaskan bahwa pembentukan
Undang-undang Aljazair menyebutkan wakaf Islam menyerupai pembentukan yayasan
bahwa wakaf adalah: “Menahan harta benda dari ekonomi (economic corporation) yang
kepemilikan secara abadi dan menyadaqahkan mempunyai wujud abadi apabila termasuk wakaf
hasilnya kepada orang-orang miskin atau untuk abadi, atau mempunyai wujud sementara apabila
suatu kebaikan dan kebaktian” (Pasal 3 dari termasuk wakaf sementara. Karena itu, wakaf
Undang-Undang No. 10-91). Dalam Undang- merupakan kegiatan yang mengandung unsur
Undang India, wakaf adalah: ”Mengkhususkan investasi masa depan dan mengembangkan harta
harta benda baik yang bergerak maupun tidak produktif untuk generasi yang akan datang
bergerak secara abadi dari seorang muslim, sesuai dengan tujuan wakaf, baik berupa
untuk tujuan yang dibenarkan oleh syariat Islam, manfaat, pelayanan dan pemanfaatan hasilnya.
seperti kebaktian, keagamaan dan sosial” (Pasal Wakaf tersebut menjadi saham, dan bagian
3 Undang-Undang Wakaf No. 1995). atau unit dana investasi. Sistem wadiah untuk
Dari beberapa definisi di atas, yang lebih tujuan investasi di bank-bank Islam merupakan
mencakup secara luas tentang wakaf adalah bentuk wakaf modern yang paling penting,
definisi wakaf menurut Undang-Undang Kuwait, karena wakaf seperti ini dapat memberi

22
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 21 - 28

gambaran tentang kebenaran dimensi ekonomi Madinah. Hukum Islam ini telah berhasil
wakaf Islam, sebagaimana yang telah menciptakan lembaga perekonomian ketiga
dipraktikkan para sahabat, bermula dari wakaf dengan muatan nilai yang sangat unik, dan
sumur Raumah oleh Utsman bin Affan dan pelestarian yang berkesinambungan serta
wakaf tanah perkebunan di Khaibar oleh Umar mendorong pemberlakuan hukum yang tidak
bin Khattab pada masa Nabi Muhammad. ada bandingannya di kalangan umat-umat yang
Kemudian disusul dengan wakaf tanah, pohon- lain. Realita ini didorong oleh adanya sebagian
pohonan dan bangunan oleh para sahabat penguasa dan orang-orang kaya yang
lainnya. Paradigma wakaf seperti itu juga telah mewakafkan hartanya untuk disalurkan kepada
dinyatakan oleh para imam madzhab pada abad jalan kebaikan, sebagai upaya untuk melindungi
ke-2 dan ke-3 dalam beberapa kajian studi dan harta tersebut dari kemungkinan perlakuan
uraian fikih mereka (Suhadi, 2002: 36). buruk yang dilakukan oleh penguasa yang datang
Jadi secara ekonomi, wakaf Islam adalah setelahnya (Abu Zahrah, 1971: 24-26).
membangun harta produktif melalui kegiatan Wakaf menjadi solusi bagi pengembangan
investasi dan produksi saat ini, untuk harta produktif di tengah-tengah masyarakat
dimanfaatkan hasil bagi generasi yang akan dan solusi dari kerakusan pribadi dan
datang. Wakaf juga mengorbankan kepentingan kesewenang-wenangan pemerintah secara
sekarang untuk konsumsi demi tercapainya bersamaan. Wakaf secara khusus dapat
pengembangan harta produktif yang membantu kegiatan masyarakat umum sebagai
berorientasi pada sosial, dan hasilnya juga akan bentuk kepedulian terhadap umat, dan generasi
dirasakan secara bersama oleh masyarakat. yang akan datang. Kegiatan sosial seperti ini
Maka menurut tabiatnya, Mundzir Qahaf telah dianjurkan dalam syariat Islam sebagai
membedakan hasil atau produk harta wakaf kebutuhan manusia, bukan saja terbatas pada
menjadi dua bagian. Pertama, harta wakaf yang kaum muslimin, tetapi juga bagi masyarakat
menghasilkan pelayanan berupa barang untuk non-muslim. Pandangan Islam terhadap praktik
dikonsumsi langsung oleh orang yang berhak wakaf sosial seperti ini telah lama berlangsung
atas wakaf, seperti rumah sakit, sekolah, rumah sepanjang sejarah Islam, bahkan bentuk dan
yatim piatu dan pemukiman yang bisa tujuannya sangat berkembang pesat. Maka wajar
dimanfaatkan untuk keturunan. Wakaf seperti kalau jumlah wakaf Islam banyak sekali dan
ini tujuannya bisa dipergunakan pada jalan menyebar di seluruh negara-negara
kebaikan umum seperti sekolah untuk kegiatan berpenduduk mayoritas muslim yang dapat
belajar-mengajar, sebagaimana juga bisa memacu angka pertumbuhan ekonomi.
dipergunakan pada jalan kebaikan khusus seperti Wakaf di kota-kota besar negara Islam
tempat tinggal bagi anak cucu. Wakaf seperti ini banyak digunakan sebagai bangunan strategis
semua kita sebut sebagai wakaf langsung. Kedua, dan pusat perdagangan. Sedangkan di luar kota,
harta wakaf yang dikelola untuk tujuan investasi wakaf tanah pertanian penghasilannya
dan memproduksi barang atau jasa pelayanan berlimpah, terutama tanah-tanah pertanian yang
yang secara syara‟ hukumnya mubah, apapun dekat dengan kota dan daerah pemukiman. Di
bentuknya, dan bisa dijual di pasar, agar Mesir, wakaf tanah pertanian luasnya mencapai
keuntungannya yang bersih dapat disalurkan sepertiga dari seluruh jumlah tanah pertanian
sesuai dengan tujuan wakaf yang telah pada awal abad ke-19. Begitu juga wakaf di
ditentukan wakif, baik wakaf ini bersifat umum perkotaan yang dibuat bangunan dan pusat
atau wakaf sosial maupun khusus (Qahaf, 2000; perdagangan jumlahnya sangat banyak, di
80). samping yang berbentuk wakaf langsung seperti
masjid, sekolah, rumah sakit, dan rumah yatim
D. Urgensi Harta Wakaf dalam piatu.
Pengembangan Ekonomi Fenomena perwakafan seperti di Mesir
Lembaga wakaf memiliki tanggung jawab yang sangat produktif juga ada di beberapa
yang sangat besar untuk membangkitkan negara Islam lain, sehingga dengan semakin
kegiatan masyarakat, bukan bertujuan untuk bertambah waktu, semakin bertambah pula
memperoleh kekuasaan di pemerintahan, jumlah wakaf Islam. Di Turki misalnya, tanah
sebagaimana juga tidak sepenuhnya berorientasi wakaf pertanian juga tercatat sepertiga
pada profit, seperti perusahaan swasta dan banyaknya dari seluruh jumlah tanah pertanian
lembaga non wakaf lainnya. Hal ini tidak lain ketika Turki baru berubah menjadi negara
karena karakteristik dari kegiatan wakaf adalah republik pada masa seperempat abad pertama
untuk tujuan kebaikan dan pengabdian, kasih di abad ke-20. Jumlah tanah wakaf sebesar itu
sayang dan toleransi, tolong menolong, dan juga tercatat sebagai kekayaan rakyat di Syiria,
bukan untuk memperoleh keuntungan sepihak. Palestina, Iraq, Aljazair, Maroko dan di Arab
Perkembangan wakaf Islam sebenarnya Saudi (Djunaidi, 2008: 31).
membentuk karakter khusus yang menjadikan
hukum Islam berbeda dengan hukum lainnya
sejak zaman kenabian Muhammad Saw. di

23
Manajemen Harta Wakaf Produktif dan
Investasi dalam Sistem Ekonomi Syari’ah (Abdul Hakim)

E. Wakaf Produktif dan Pemberdayaan Sejarah wakaf produktif dimulai sejak


Ekonomi Umat Rasulullah Saw. menasehati Umar ra. untuk
Perkembangan manajemen harta wakaf membentuk wakaf baru di Khaibar. Demikian
selama beberapa tahun tidak diragukan lagi, juga isyarat Rasulullah untuk membeli sumur
secara keseluruhan merupakan upaya perbaikan Raumah yang dilakukan oleh Utsman ra.
yang bertujuan memperbaiki manajemen wakaf. berdasarkan isyarat Rasulullah tersebut. Jadi
Upaya perbaikan ini pada hakekatnya jelas bahwa perkembangan wakaf Islam
merupakan perubahan pada bentuk dan sistem sepanjang sejarah tidak selamanya karena
kepengurusan baru yang sesuai dengan adanya lembaga wakaf yang secara khusus
karakteristik wakaf Islam. Hal ini karena ia mendorong pembentukannya. Sebab pada
sebagai bagian dari lembaga ekonomi ketiga zaman dulu lembaga wakaf seperti ini belum
yang erat kaitannya dengan pembangunan ada.
masyarakat dan bukan dengan pemerintah. Oleh karena itu, tujuan mendorong
Karena itu, untuk menentukan bentuk terbentuknya wakaf baru terikat dengan
manajemen yang diinginkan bagi wakaf, pertama pemerintah-pemerintah yang ada saat ini,
kali harus mengenal secara detil tujuan-tujuan terutama secara khusus dengan Kementerian
yang menurut pengurus wakaf dapat Wakaf atau Departemen Agama, Departemen
diperkirakan dan dapat direalisasikan. Sosial, dan Departemen Pendidikan. Peranan
pengurus harta wakaf produktif terbatas pada
Target Manajemen Wakaf Produktif memberikan pandangan untuk mendorong para
Manajemen wakaf memberikan pembinaan wakif baru. Karena itu, Mundzir Qahaf
dan pelayanan terhadap sejumlah harta yang menegaskan bahwa pengurus harta wakaf
dikhususkan untuk merealisasikan tujuan produktif hanya membantu memberikan saran
tertentu. Karena itu, usahanya harus dan mengajak para dermawan untuk
terkonsentrasi pada upaya merealisasikan membentuk wakaf baru. Barangkali yang perlu
sebesar mungkin perolehan manfaat untuk ditambahkan di sini bahwa pengurus wakaf
tujuan yang telah ditentukan pada harta menyalurkan sebagian hasil wakaf untuk
tersebut. Untuk itu, target manajemen wakaf mendorong terbentuknya wakaf baru, apabila
produktif dapat disimpulkan sebagai berikut: itu masuk ke dalam syarat wakif. Misalnya
1. Meningkatkan kelayakan produksi harta membuat tujuannya secara umum untuk
wakaf hingga mencapai target ideal untuk menyebarkan ilmu syariat dan dakwah serta
memberi manfaat sebesar mungkin bagi semua bentuk kebaikan pada umumnya.
tujuan wakaf. Walaupun demikian, seseorang tidak boleh
2. Melindungi pokok-pokok harta wakaf mengambil kesimpulan bahwa adanya lembaga
dengan mengadakan pemeliharaan dan penerangan dan pengarahan wakaf tidak ada
penjagaan yang baik dalam menginvestasikan manfaatnya, karena hal itu justru menjadi sangat
harta wakaf dan mengurangi sekecil mungkin penting pada zaman dimana spesialisasi menjadi
resiko investasi. Sebab harta wakaf syarat kelayakan dalam merealisasikan tujuan
merupakan sumber dana abadi yang hasilnya wakaf, dan dengan berkembangnya alat
disalurkan untuk berbagai tujuan kebaikan. penerangan dan bentuknya. Akan tetapi yang
3. Melaksanakan tugas distribusi hasil wakaf perlu diketahui adalah bahwa tujuan ini terikat
dengan baik kepada tujuan wakaf yang telah dengan pemerintah saat ini, kementeriannya dan
ditentukan, baik berdasarkan pernyataan kelembagaannya, dan tidak terbatas pada
wakif dalam akte wakaf maupun berdasarkan lembaga wakaf saja, terutama karena secara
pendapat fikih dalam kondisi wakaf hilang syariat tidak dikenal penyisihan sebagian hasil
aktenya dan tidak diketahui tujuannya, dan wakaf untuk membangun wakaf baru kecuali hal
mengurangi kemungkinan adanya itu ada dalam syarat wakif. Seperti kalau wakif
penyimpangan dalam menyalurkan hasil-hasil menyebutkan untuk menyebarkan ilmu syariat,
tersebut. dakwah dan semua tujuan kebaikan secara
4. Berpegang teguh pada syarat-syarat wakif, umum dalam tujuan wakafnya.
baik itu berkenaan dengan jenis investasi dan Tujuan menyebarkan penyuluhan wakaf
tujuannya maupun dengan tujuan wakaf, dan membentuk wakaf baru, dianggap sebagai
pengenalan objeknya dan batasan tempatnya, urusan sampingan bagi pengurus wakaf
atau bentuk kepengurusan dan seluk-beluk produktif. Akan tetapi yang diinginkan dari
cara nazhir bisa menduduki posisi tersebut. memasukkan tujuan ini ke dalam tujuan
5. Memberikan penjelasan kepada para kepengurusan wakaf agar pembahasannya tidak
dermawan dan mendorong mereka untuk terbatas pada pengurusan harta wakaf produktif
melakukan wakaf baru, dan secara umum semata, melainkan meliputi gambaran yang lebih
memberi penyuluhan dan menyarankan dekat dan lebih ideal, dilihat dari syarat wakif
pembentukan wakaf baru baik secara lisan dan tujuan syariat, karena peran kementerian
maupun dengan cara memberi keteladanan . wakaf itu sendiri dan lembaga pemerintah yang

24
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 21 - 28

mengendalikan urusan wakaf, baik yang disebut dalam menerapkan sistem manajemen wakaf
badan wakaf ataupun lembaga wakaf, di pusat setiap hari dan setiap tahunnya. Akan tetapi
maupun di daerah (Qahaf, 2000; 378). bentuk pengelolaan seperti itu juga yang
Kebanyakan wakaf yang ada di dunia Islam mendapat banyak kritikan sehingga berdiri
tidak pernah terbetik pada wakifnya bahwa yang Kementerian Wakaf dan terbentuknya
mengelolanya adalah Kementerian Wakaf dan perangkat pemerintah lainnya dalam mengelola
semua perangkatnya baik di pusat maupun di wakaf sejak pertengahan abad ke-19 hingga
daerah, baik secara tertulis maupun isyarat dari sekarang.
wakif. Hal itu dikarenakan alasan yang sangat Ide reformasi pada manajemen harta wakaf
sederhana, yaitu Kementerian Wakaf atau yang di belakangnya ada campur tangan negara
perangkatnya belum ada pada zaman dulu ketika dalam kepengurusan wakaf memiliki berbagai
wakaf dibentuk, dan tidak pernah terbetik kebebasan sosial. Barangkali yang paling tepat
dalam diri wakif bahwa akan ada hal itu di masa untuk menyatakan hal ini adalah seperti yang
mendatang. Akan tetapi ini bukan berarti tidak dikatakan Ibnu Abidin yang hidup pada zaman
mungkin wakaf baru itu berdiri, dimana ia itu. “Sebenarnya kerusakan itu bukan saja
membuat syarat agar yang menjadi nazhirnya timbul dari para wali wakaf, tapi juga perangkat
adalah pemerintah, seperti Kementerian Wakaf pengadilan yang mengawasi wakaf, terlebih lagi
atau perangkatnya. karena rusaknya lembaga pemerintahan.”
Kewajiban adanya pihak swasta yang Mungkin dengan pernyataan ini, Ibnu Abidin
mengelola wakaf adalah salah satu kewajiban ingin mengusulkan dibentuknya kembali
yang sejalan dengan syarat-syarat para wakif atas kepengurusan wakaf dalam bentuk yayasan yang
dasar perbandingan yang ada pada akte dan nazhirnya dipilih oleh pengurus secara kolektif
dokumen wakaf serta pertanyaan dan fatwa terlepas dari unsur kesukuan dalam
fikih yang bisa kita temukan di banyak buku- mengoptimalkan pelaksanaan kepengurusan
buku fikih, terutama karena adanya banyak internal yang dibentuk oleh pengurus.
penyimpangan dalam pengelolaan wakaf oleh Upaya reformasi dalam memanaj wakaf
pemerintah, demikian terhadap hukum-hukum belum memberi kesempatan untuk perbaikan
fikih yang berkenaan dengan pemilihan nazhir yang sebenarnya dalam bentuk yayasan yang
atau wali wakaf dalam keadaan tidak ditentukan dapat menyebabkan kelayakan produksi dan
oleh wakif atau karena kematian wakif dan tidak dalam menjaga pokok harta wakaf serta
adanya pernyataan tentang cara pemilihannya kelayakan dalam penyaluran hasil-hasilnya
setelah kematiannya. kepada tujuan wakaf disebabkan oleh bentuk
Kepengurusan swasta yang kita maksudkan campur tangan yang berasal dari pemerintah
adalah pengelolaan setiap harta wakaf yang dalam melakukan reformasi wakaf. Jadi dalam
dilakukan secara tersendiri tanpa disatukan kepengurusan swasta tidak terjadi kerusakan,
dengan harta wakaf yang lain dan tanpa adanya karena bersifat lokal dan independen hingga
kepengurusan dengan sistem sentralisasi yang pemerintah menggantinya dengan kepengurusan
dalam mengambil keputusannya berkenaan sistem sentralisasi. Maka jelas kerusakan itu
dengan pengembangan harta wakaf produktif timbul karena tidak adanya bentuk yayasan yang
yang tergantung kepada pusat. Kepengurusan dapat menerapkan kelenturan dan kelayakan
swasta ini juga mengandung pengertian bahwa dalam memanaj wakaf dengan tingkat ketaatan
setiap harta wakaf mempunyai manajer yang sangat tinggi terhadap badan pengawas
tersendiri dimana ia bisa hanya bekerja untuk dalam bentuk yang punya keterikatan dengan
wakaf, atau bisa saja menjadi manajer yang tidak terealisasinya tujuan wakaf produktif.
sepenuhnya bekerja pada wakaf, baik hal itu Bentuk manajemen wakaf produktif yang
dikarenakan ukuran wakaf atau karakteristik diinginkan baik secara konsep, harta maupun
harta produktif yang diwakafkan atau bentuk tujuan, hendaknya dapat merealisasikan tujuan
investasi yang ditentukan untuk pengembangan yang pertama melalui terbentuknya yayasan
harta wakaf tersebut. Manajer wakaf biasanya yang dikelola oleh pihak swasta setempat dan
berasal dari penduduk setempat, dimana wakaf tidak mengorbankan syarat mereka dalam
berada atau orang yang punya hubungan erat mengelola wakaf, baik itu disebutkan secara
dengan tujuan wakaf dan orang-orang yang terang-terangan dalam akte wakaf ataupun
berhak atas manfaatnya. secara isyarat dari karakteristik kegiatan wakaf
Pengelolaan ini pada hakekatnya dan periode sejarah yang tumbuh. Sedangkan
merupakan pengelolaan wakaf secara tradisional tujuan kedua bagi wakaf produktif, yaitu
yang pelaksanaannya berlangsung dalam kurun meningkatkan kelayakan produksi dengan
waktu yang sangat lama. Justru latar belakang memperbesar hasil wakaf dan menekan
kesuksesan wakaf Islam dalam sejarah di pengeluaran administrasi dan investasi,
berbagai bidang, terutama di bidang pendidikan melindungi pokok harta wakaf, serta
dan kesehatan, penelitian ilmiah dan pelayanan mengurangi kerusakan dalam administrasi dan
masyarakat, adalah karena semua wakaf Islam distribusi hasil-hasilnya. Kita barangkali perlu
berdiri secara independen, layak dan fleksibel membicarakan minimnya kelayakan

25
Manajemen Harta Wakaf Produktif dan
Investasi dalam Sistem Ekonomi Syari’ah (Abdul Hakim)

kepengurusan dari pihak pemerintah pada dari para pengurus yang dipekerjakan. Sebab
umumnya dalam investasi harta wakaf yang hasil dari investasi tersebut tidak kembali
bertujuan meningkatkan keuntungan. kepada mereka dengan alasan bahwa harta itu
Sebenarnya perubahan yang diinginkan bukan miliknya. Akan tetapi yayasan ekonomi
dalam bentuk kepengurusan harta wakaf ada pemiliknya dan memperhatikan peningkatan
produktif adalah bentuk kepengurusan yayasan keuntungan serta manfaat ekonomi dari harta
yang terlepas dari campur tangan pemerintah tersebut, yaitu para pemegang saham.
dan menjaga statusnya sebagai lembaga Untuk mendorong para manajer dalam
ekonomi ketiga, dan tidak juga masuk pada merealisasikan tujuan yayasan ekonomi tidak
kepengurusan pihak swasta penuh pada waktu cukup dengan kepercayaan dan ikhlas dalam
yang bersamaan. Masalah yang mempunyai bekerja, akan tetapi harus mengikat tujuan
aspek lain juga yaitu bahwa kepengurusan harta pribadi para manajer yang dipekerjakan dengan
wakaf tidak dapat dipaksakan mengikuti prinsip tujuan-tujuan yayasan. Untuk mengikat para
ekonomi pasar, sebab tidak ada kesesuaian manajer yang dipekerjakan dengan tujuan-tujuan
dengan moralitas ekonomi dan produktivitas harta wakaf, maka perlu dilakukan beberapa hal
pasar, yang selalu memegang prinsip penting berikut ini:
keuntungan. a. Membuat standar dalam pemilihan manajer
yang layak dan sesuai dengan pengelolaan
Manajemen / Pengelolaan Harta Wakaf harta wakaf.
Produktif b. Mengikat gaji yang diberikan oleh pengurus
Pengelolaan yang dapat merealisasikan dengan peningkatan hasil harta wakaf
tujuan wakaf produktif sebenarnya adalah produktif yang berkelanjutan.
pengelolaan pihak swasta setempat yang masa c. Membatasi masa kerja para manajer,
jabatannya terbatas pada waktu tertentu, dimana kelanjutan karir tergantung pada
tunduk pada pengawasan administrasi, keuangan kesukesannya dalam memperoleh
negara dan masyarakat serta mendapat keuntungan sebesar mungkin dan
dukungan dari pemerintah dalam aspek melaksanakan dengan rencana
perencanaan, investasi dan pendanaan. Dengan merealisasikan tujuan wakaf.
kata lain, bentuk kepengurusan ini menyerupai
kepengurusan yayasan yang bekerja sesuai F. Pengawasan Efektif untuk Mengontrol
dengan kebijakan pasar dan menggantikan Kinerja Manajer Wakaf
pengawasan organisasi kemasyarakatan serta Pengurus wakaf memerlukan pengawasan
pemiliknya dengan pengawasan pemerintah dan yang ketat. Pengawasan ini dapat mengganti
masyarakat. Adapun bentuk pengelolaan swasta bagian yang hilang antara manfaat para manajer
yang diusulkan oleh Mundzir untuk mengelola dengan kemaslahatan wakaf. Dalam hal ini ada
harta wakaf produktif terdiri dari beberapa dua bentuk pengawasan yang sangat penting,
perangkat berikut: yaitu pengawasan masyarakat setempat dan
1. Pengelolaan langsung yang terdiri dari pengawasan pihak pemerintah yang
badan hukum atau dewan yang terdiri dari berkompeten. Sebab utama dari munculnya
beberapa orang. masalah dalam sistem kepengurusan wakaf
2. Organisasi atau dewan pengelola harta secara tradisional dan oleh pemerintah dalam
wakaf yang tugasnya adalah memilih mengelola wakaf yang menyebabkan hilangnya
pengurus, mengawasi pengurus dan banyak harta wakaf adalah tidak adanya atau
mengontrolnya. Pengurus wakaf seperti ini lemahnya kontrol administrasi dan keuangan
diawasi oleh pemerintah yang telah (Qahaf, 2000; 384-385).
membentuk lembaga pengawas terdiri dari Ada beberapa model pengawasan dalam
orang-orang profesional sesuai dengan pelaksanaan wakaf produktif, di antaranya:
standar kelayakan teknis yang telah 1. Pengawasan manajerial.
direncanakan. Pemerintah juga memberikan Manajemen pengelolaan menempati posisi
bantuan teknis dan fasilitas keuangan yang paling strategis dalam pengembangan wakaf
diberikan oleh kementerian atau badan produktif. Pengawasan manajerial dalam
yang membina urusan wakaf dan pengelolaan wakaf produktif dilakukan
memperhatikan pengembangannya (Qahaf, dengan cara menuntut tingginya kualitas
2000; 383). kepemimpinan dalam lembaga wakaf.
Karena itu, wakaf sebenarnya menyerupai Lembaga ini tidak boleh didominasi oleh
yayasan ekonomi dilihat dari bentuk struktur kepengurusan yang otoriter dan
pengaturannya terhadap sejumlah harta tertutup, melainkan harus mampu
produktif, dimana pengurus tidak turut memiliki menjalankan roda kepemimpinan yang
harta itu. Pada realitanya, yayasan ekonomi yang transparan, aspiratif dan bertanggung jawab.
memisahkan antara kepemilikan dan pengurus
dapat mengurangi penyimpangan secara internal

26
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 21 - 28

2. Pengawasan masyarakat. Pengawas keuangan dari pemerintah juga


Pengawasan masyarakat adalah pengawasan bekerja sesuai prinsip pengawasan eksternal
yang dilakukan oleh masyarakat, yang dilakukan oleh pemeriksa keuangan dan
disampaikan secara lisan, tulisan atau pemeriksa konstitusi. Akan tetapi Kementerian
bentuk lainnya kepada lembaga perwakafan Wakaf yang melakukan dua bentuk pengawasan
berupa sumbangan pemikiran, saran ini, baik menyangkut masalah keuangan maupun
perbaikan, gagasan, keluhan atau pengaduan administrasi kepada pengurus wakaf yang
yang bersifat membangun, atau disampaikan berasal dari pihak swasta melalui lembaga
melalui media massa. khusus yang berkompeten dan berdasarkan
3. Pengawasan nurani dan tanggung jawab fakta ilmiah dari kegiatan yayasan.
keagamaan. Adanya sistem ganda antara kepengurusan
Harta wakaf memiliki dimensi ilahiyah dan yang tunduk pada faktor-faktor persaingan,
insaniyah. Dikatakan memiliki dimensi serta pengawasan masyarakat dan pemerintah,
insaniyah, karena dalam harta wakaf baik secara administrasi maupun keuangan,
terdapat unsur kepedulian sosial sebagai maka menurut Mundzir Qahaf hal ini akan dapat
upaya untuk menegakkan keadilan sosial. mengontrol kinerja dan moral para manajer,
Sedangkan wakaf dikatakan memiliki bahkan mungkin akan tercipta persaingan sehat
dimensi ilahiyah karena benda yang antara manajer-manajer yang bekerja dalam
diwakafkan itu bernilai ibadah bagi wakif bidang wakaf, apabila gaji dan tunjangan mereka
dengan pahala yang akan terus mengalir terikat pada dua faktor berikut:
selama benda itu ada dan bermanfaat. 1. Standar harga di pasar sesuai dengan
Karena wakaf memiliki dimensi insaniyah pengalaman mereka.
dan ilahiyah, maka pertanggungjawabannya 2. Produktivitas administrasi dan keuangan
pun mesti dilakukan secara insaniyah dan sesuai dengan standar yang ditentukan
ilahiyah. untuk mengukur produktivitas ini, yaitu
4. Pengawasan normatif. seperti yang dilakukan pada yayasan
Yang dimaksud dengan pengawasan ekonomi itu sendiri.
normatif adalah pengawasan berdasarkan Dalam kepengurusan wakaf tidak
norma atau aturan yang telah ditetapkan disyaratkan berkumpulnya bagian investasi harta
yang mesti dijadikan pegangan oleh nadzir wakaf dan bagian distribusi hasilnya di bawah
dengan sebaik-baiknya. Pengawasan ini satu atap. Sebab pemisahan atau penyatuan dua
merupakan pengawasan yang mengacu pada bagian ini tergantung pada besarnya harta wakaf,
aturan yang telah ditetapkan dalam hukum karakteristiknya, hasilnya dan letak geografisnya.
Islam (fiqih), undang-undang Negara Apabila itu semua memungkinkan, maka
(hukum positif) dan norma masyarakat. hendaknya dipisah antara bagian investasi wakaf
Selain itu, ada dua bentuk pengawasan dan bagian distribusi hasilnya dengan tetap
keuangan dan administrasi yang diusulkan bagi menjalin kerjasama antara keduanya. Jadi
manajer wakaf. Dua bentuk pengawasan ini masalah ini tergantung pada kondisi obyektif di
terdiri dari pengawasan masyarakat setempat masyarakat dan ekonominya.
dan pengawasan pemerintah. Pengawasan
masyarakat dilakukan oleh dewan harta wakaf G. Kesimpulan
atau organisasi kemasyarakatan yang sesuai Hukum Islam telah mempertegas
dengan standar kelayakan administrasi dan pentingnya wakaf bagi masyarakat sejak zaman
keuangan yang ketetapannya diambil dari Nabi Muhammad SAW, seperti wakaf
standar yang berlaku di pasar. Pengawasan perkebunan Mukhairik yang dilakukan oleh
masyarakat ini bisa lebih efektif dari pengawasan beliau, wakaf kebun Khaibar yang dilakukan oleh
yang dilakukan oleh pihak pemerintah, karena Umar dan lain sebagainya. Perlu disadari bahwa
bersifat lokal, terutama untuk setiap harta masyarakat muslim khususnya dan manusia
wakaf satu-satunya, dan terikat dengan orang- umumnya memerlukan kegiatan sosial ekonomi
orang yang berhak atas wakaf dan dengan yang dapat membebaskan dari pembengkakan
tujuannya secara langsung, hal ini dikarenakan harga yang semata-mata untuk menguntungkan
adanya pembentukan dewan pengurus itu pribadi dan memberi manfaat perorangan.
sendiri. Sebab wakaf Islam semata-mata bertujuan untuk
Pengawasan yang berasal dari pemerintah kebaikan dan memberi manfaat kepada
terdiri dari dua aspek administrasi dan keuangan masyarakat luas. Tujuan ini jelas sangat mulia,
juga. Namun pengawasan ini merupakan jenis karena telah mengorbankan dan membebaskan
pengawasan eksternal secara berkala. Jadi kepentingan pribadi semata. Akan tetapi,
pengawasan pemerintah secara administratif kegiatan seperti ini pada saat yang bersamaan
mengawasi administrasi keuangan wakaf dengan harus diamankan dari sikap kesewenang-
standar kelayakan dan produksi yang diambil wenangan penguasa dan campur tangan
dari pengawasan adimistrasi perusahaan pemerintah yang berlebihan. Bahkan terkadang
perseroan yang memiliki aktivitas serupa. kesewenang-wenangan itu dapat merusak

27
Manajemen Harta Wakaf Produktif dan
Investasi dalam Sistem Ekonomi Syari’ah (Abdul Hakim)

manajemen wakaf yang sudah mapan dan Al-Waqf Al-Islâmy; Taţawwuruhu, Idâratuhu,
menyebabkan pengambilalihan kekuasaan atas Tanmiyyatuhu, 1421 H/2000 M
wakaf serta menghambat produktivitasnya. Damaskus, Syiria: Dar Al-Fikr.
Padahal kegiatan ini benar-benar berlandaskan
Ahkam Al-Wakf fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyah
kasih sayang dan kemanusiaan. Karena itu,
(Hukum Wakaf).2004.Terjemahan oleh
sudah selayaknya kegiatan mulia seperti ini
Ahrul Sani Faturrahman.Jakarta: IIMaN
dihormati, didukung dan mendapat
Press.
perlindungan hukum yang tegas agar dapat
menjaga keberlangsungan wakaf dari kerakusan Al-Kurdi, Ahmad Al-Hajji.1416 H Ahkam Al-
perorangan dalam memanfaatkan wakaf pada Awkaf fi Al-Fiqh Al-Islâmi.Kuwait.
satu sisi, dan dari campur tangan keputusan
Al-Minawi. 1990. At-Tauqif alâ Muhimmât Ta’arif,
pemerintah pada sisi yang lain.
Alamul Kutub. Cairo.
Wakaf menjadi solusi bagi pengembangan
harta produktif di tengah-tengah masyarakat Al-Mujaddidi, As-Sayyid Muhammad Amim Al-
dan solusi dari kerakusan pribadi dan Ihsan. 2000. As-Shadaf Yablisyar. Karachi.
kesewenang-wenangan pemerintah secara
bersamaan. Wakaf secara khusus dapat Asy-Syarbini, Al-Khatib, Mughni Al-Muhtâj Ilâ
membantu kegiatan masyarakat umum sebagai Syarhi Al-Fadz Al-Minhâj, Dar al-Fikr,
bentuk kepedulian terhadap umat, dan generasi Beirut, 1952.
yang akan datang. Kegiatan sosial seperti ini Az-Zarqa, Anas, 1989.“Cara Terkini Mendanai
telah dilegalkan dalam syariat Islam sebagai dan Menginvestasikan Harta Wakaf,”
kebutuhan manusia, bukan saja terbatas pada editor Hasan Abdullah Al-Amin, Al-
kaum muslimin, tetapi juga bagi masyarakat Ma‟had Al-Islamy li Al-Buhuts wa At-
non-muslim. Dalam hukum Islam, dibenarkan Tadrib. Jeddah.
wakaf non-muslim untuk keturunannya, akan
tetapi disyaratkan bagi keturunan yang muslim Az-Zarqa, Syeikh Musthafa, 1947. Ahkam Al-
untuk tidak mengambil manfaat wakaf tersebut. Awkaf, Jilid 1. Universitas Syiria.
Pandangan Islam terhadap praktik wakaf sosial Djunaidi, Achmad. 2008. Menuju Era Wakaf
seperti ini telah lama berlangsung sepanjang Produktif,Cet. V. Jakarta: Mumtaz
sejarah Islam, bahkan bentuk dan tujuannya Publising.
sangat berkembang pesat. Maka wajar kalau
jumlah wakaf Islam banyak sekali dan menyebar Harris, Christina Phelps.1964. Nationalism and
di seluruh negara-negara berpenduduk Revolution in Egypt, Mouton, The Hague.
mayoritas muslim yang dapat memacu angka Hitti, Philip K. 2001. Sejarah Ringkas Dunia Arab
pertumbuhan ekonomi nasional. (terj.). Yogyakarta: Pustaka Iqra‟.
Ibrahim, Sa‟duddin,1988. “Egypt’s Islamic Activism
DAFTAR PUSTAKA in the 1980’s”, Third World Quarterly.
Ibnu Hazm, Muhammad, 1951. Al-Muhallâ, Darul
Abu Zahrah, Muhammad.1995. Muhadharât fi Al- Fikr.
Waqf. Darussalam. Cairo.
Imam Nawawi, 1990. Tahrîr Al-Fazh At-
Al-Bisyri, Thariq.1980. Al-Muslimûn wa Al-Aqbath Tanbîh.Damaskus: Darul Qalam.
fî Ithar Al-Jama’ah Al-Wathaniya., Al-Hai„ah
Al-Mishriyah Al-Ammah li Al-Kitab. Imam Syafi‟i.1966. Al-Umm. Beirut: Dar Al-
Kairo. Ma‟rifah.

Al-Haitami, Ibnu Hajar.1955. Tuhfatul Muhtaj fi Jundi, Anwar. 1978. Al-Yaqzhah Al-Islâmiyah fî
Syarh Al-Minhaj, Beirut: Dar al-Fikr. Muwâjahah Al-Isti’mâr; Mundzu Zhuhûriha
ilâ Awâil Al-Harb Al-Alamiyah Al-Ûlâ. Kairo:
Al-Hattab.1996. Mawâhib Al-Jalâl. Beirut: Dâr Al-I„tishâm.
Darul Fikr.
Nazih Hammad.1995. Mu’jam Al-Musthalahât Al-
Al-Hudaibi, Hasan.1977. Du’at lâ Qudhât, Dâr Iqtishâdiyah fi Lughati Al-Fuqahâ’, Virginia:
Al-Tibâ‟ah wa Al-Nasyr Al-Islâmiyah, cet. IIIT.
I.
Qahaf, Mundzir. 1995. Sanadât Al-Ijârah, Al-
Al-Kabisi, Muhammad.1943. Masyrû’iyah Al-Wakf Ma’had Al-Islâmy li Al-Buhûts wa At-Tadrîb.
Al-Ahli wa Madza Al-Maslahah Fîhi. Cairo: Dar as-Salam
Baghdad: Lembaga Riset dan Studi
Kearaban.

28

Anda mungkin juga menyukai