Anda di halaman 1dari 10

2

DESKRIPSI JUDUL

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK INDUKAN AYAM


KAMPUNG SUPER DI KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN
BANTUL YOGYAKARTA

Oleh :

BARY MUSTAQIM

NIM: 18021003

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting
dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil
ternak seperti daging, susu dan telur semakin meningkat. Hal ini seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan
gizi dan peranan zat–zat makanan khususnya protein bagi kehidupan, serta
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan hasil ternak,
sehingga perkembangan sektor peternakan mamberikan dampak positif bagi
masyarakat untuk peningkatan perbaikan gizi dan dampak positif bagi pelaku
ternak yaitu meningkatnya kesejahteraan.
Ayam ras petelur merupakan hasil rekayasa genetis berdasarkan karakter-
karakter dari Ayam-ayam yang sebelumnya ada. Perbaikan-perbaikan genetik
terus diupayakan agar Mencapai performance yang optimal, sehingga dapat
memproduksi telur dalam jumlah yang Banyak. Salah satu keuntungan dari ayam
ras petelur adalah produksi telurnya yang lebih Tinggi dibandingkan produksi
telur ayam buras dan jenis ayam ras petelur yang lain. Memilih Ayam petelur
memerlukan keahlian tersendiri, baik keahlian yang didapat dari pengalaman
Maupun dari belajar dengan banyak peraktek pada ahlinya. Pemilihan ayam
petelur diperlukan Guna mendapatkan produktivitas peternakan yang tinggi
dengan menerapkan sistem seleksi Untuk mengeluarkan ayam-ayam yang rendah
produksinya(Saragih, 2001).
Usaha sektor peternakan khususnya ayam ras petelur merupakan usaha
yang mempunyai perkembangan yang cukup pesat. Jumlah populasi ayam ras
petelur di provinsi Yogyakarta pada tahun 2020 mencapai 4.618.205 ekor,
Sedangkan jumlah penduduk di Yogyakarta sendiri sekitar 3.668.719 jiwa
(bappeda, 2020). Banyaknya populasi ayam ras petelur tersebut berimbas pada
perang harga di pasar akibat melimpahnya produk protein asal telur.
Kecamatan Pajangan merupakan kecamatan yang berada di Kabupaten
Bantul bagian barat. Kecamatan Pajangan merupakan salah satu wilayah dengan
perkembangan peternakan ayam petelur yang cukup baik karena Kecamatan
Pajangan menjadi urutan pertama jumlah populasi ayam petelur terbanyak di
Kabupaten Bantul dengan jumlah populasi mencapai 445.615 ekor
(DPPKP,2019). Sebagian peternak ayam ras petelur di Kecamatan Pajangan,
ternyata tidak hanya memanfaatkan telur ayam ras untuk dikonsumsi, melainkan
memanfaatkan ayam petelur dengan dijadikan Indukan Ayam Kampung Super
yang produk outputnya berupa telur fertil ayam kampung super. Ayam kampung
super adalah salah satu jenis ayam lokal yang banyak dibudidayakan di wilayah
Indonesia. Ayam kampung super termasuk dalam golongan ayam bukan ras atau
ayam buras, yang merupakan persilangan antara ayam lokal jantan dengan ayam
ras betina (Iskandar, 2006).
Keberhasilan usaha ternak tidak hanya ditentukan oleh banyaknya jumlah
ternak yang dipelihara, tetapi juga harus didukung dengan sistem manajemen yang
baik, sehingga hasil produksi dan penerimaan sesuai yang diharapkan. Penerimaan
tersebut sebagian digunakan untuk menutup biaya produksi dan sisanya sebagai
pendapatan. Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh dapat digunakan sebagai
tolak ukur keberhasilan pengelolaan suatu usaha.
Analisa pendapatan pada usaha ternak indukan ayam petelur perlu
dilakukan karena selama ini peternak kurang memperhatikan aspek pembiayaan
yang telah dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh, sehingga pada gilirannya
tidak banyak diketahui tingkat pendapatan yang diperoleh. Analisis pendapatan ini
diperlukan untuk mengetahui besarnya biaya produksi dan pengaruhnya terhadap
pendapatan yang diterima oleh peternak (Halim et.,al 2007).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha


pemeliharaan Indukan Ayam Kampung Super
Manfaat Penelitian

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang


dibutuhkan sebagai acuan untuk para pengambil kebijakan, baik itu petani
peternak sendiri ataupun pihak pemerintah dan para investor, dalam
mengembangkan usaha ternak Indukan Ayam Kampung Super yang dapat
meningkatkan pendapatan pada masyarakat petani peternak di Kabupaten Bantul
BAB II
MATERI DAN METODE

Materi Penelitian

Bahan Penelitian
Peternak, Peternak yang diambil adalah peternak Indukan Ayam Kampung
super dengan lama beternak minimal dua tahun dengan jumlah kepemilikan ternak
minimal 500 ekor.

Alat Penelitian

a. Alat yang digunakan sebagai penunjang penelitian yaitu perlengkapan alat


tulis digunakan untuk melakukan pencatatan,
b. Kuesioner berisi identitas peternak serta pertanyaan,
c. Kamera digunakan dalam dokumentasi.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua tahap yaitu pra penelitian dan penelitian yang
meliputi :

Tahap pra penelitian


Dalam tahap pra penelitian ini dilakukan perizinan terhadap Dinas terkait di
Kabupaten Bantul kemudian di lakukan survai terhadap wilayah yang di sarankan
untuk penelitian dan untuk penempatan lokasi penelitian. Survai untuk menentukan
jumlah popilasi ternak yang akan di gunakan sebagai sempel.

Tahap penelitian
Memilih responden yang memenuhi kriteria, disesuaikan dengan kriteria
ternak yang akan diamati. Selanjutnya pada tahap awal dilakukan pengambilan data
secara eksploratif terhadap peternak domba melalui wawancara langsung berdasarkan
kuisioner yang telah disusun. Pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan:
1. Observasi lapangan
Teknik observasi lapang merupakan pengamatan yang dilakukan
secara langsung ke lapangan untuk melihat obyek penelitian. Observasi
dilakukan oleh peneliti untuk melihat secara langsung kegiatan ternak
Indukan Ayam Kampung Super yang dilakukan oleh peternak yang
berlokasi di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul Yogyakarta
2. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh data primer yang
merupakan data utama yang diperlukan oleh peneliti. Wawancara
dilakukan secara terstruktur kepada peternak dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang sudah disiapkan peneliti. Data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. 
Data primer diperoleh langsung dari responden baik melalui daftar
pertanyaan maupun wawancara, sedangkan data sekunder berasal dari
instansi Pemerintah setempat, data statistik, laporan penelitian dan literatur.

Variable yang diukur meliputi :

1. Identitas peternak meliputi: nama, umur, pendidikan, jumlah keluarga,


tujuan berternak, pengalaman berternak dan pekerjaan pokok. Data
diambil dengan cara wawancara secara langsung pada peternak yang
digunakan sebagai sampel.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak Indukan
Ayam Kampung Super. Biaya investasi peternak yang terdiri dari
biaya pembuatan kandang, sewa lahan, bibit, tempat pakan, tempat
minum, pembersih kandang, sekop, ember, tali serta peralatan lainnya.
Kemudian komponen biaya variabel yang terdiri dari biaya pakan,
biaya tenaga kerja, biaya kesehatan, operasional, instalasi listrik, dan
instalasi air. Sedangkan komponen biaya tetap mencakup penyusutan
kandang, penyusutan peralatan, penyusutan kendaraan, bunga modal,
sewa lahan. Harga jual ternak (rupiah), jumlah ternak yang dijual
(ekor), penjualan hasil produk utama yang dijual telur fertil, serta
produk sampingan yakni kotoran (pupuk kompos). Data primer
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan peternak Indukan
Ayam Kampung Super yang digunakan sebagai sampel. Wawancara
dengan peternak disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Data
sekunder berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Bantul dan literatur
jurnal penelitian, buku, artikel ilmiah. Data yang terkumpul dari
wawancara responden kemudian dianalisis dengan analisis input-
output, Break Event Point (BEP), Return Cost Ratio (RCR), dan
Rentabilitas.

a. Analisis Input Output

Menurut Sutrisno (2010), pendapatan diperoleh atau dihitung


dari total penerimaan dikurangi total biaya. Rumus yang digunakan:

P = Input – Output

Keterangan:

P = Pendapatan

Output = Biaya Produksi Lokal


Input = Penerimaan Total

b. Analisis Rentabilitas

Menurut Sutrisno (2010), rumus untuk mengetahui kelayakan


finansial usaha ternak yaitu:

X
R= × 100%
Y

Keterangan:

R = Nilai Rentabilitas

X = Laba Usaha

Y = Biaya Produksi Lokal

Jika R diperoleh lebih besar dari suku bunga yang banyak berlaku,
maka usaha tersebut layak (Sutrisno, 2010).

c. Analisis Break Event Point (BEP)

Analisis BEP akan memberi informasi mengenai jumlah


volume penjualan minimum agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Menurut Sutrisno (2010), rumus yang digunakan untuk
menghitung BEP adalah:

¿ Cost
BEP(Harga)=1
Variable Cost
Penerimaan

¿Cost
BEP (Ekor) =
Penerimaan−Variable Cost
d. Analisis Return Cost Ratio (RCR)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara


penerimaan dan biaya produksi (Kusumadewa, 1978). Secara
matematik dapat dihitung dengan rumus:

R
RCR =
C

Keterangan:
RCR = Return Cost Ratio
R = Penerimaan
C = Biaya

4. Biaya produksi usaha ternak domba Batur, data diambil dengan cara
wawancara dan survey secara langsung pada peternak yang digunakan
sebagai sampel.

Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
secara deskriptif dengan mengacu kepada data primer dan data sekunder. Data yang
diperoleh meliputi: identitas peternak, jumlah kepemilikan ternak, pengalaman
berternak, tujuan berternak, biaya produksi dan penerimaan. Data yang diperoleh di
analisis dengan analisis input-output, Break Event Point (BEP), Return Cost Ratio
(RCR), dan Rentabilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi


Yogyakarta (2020). Data Penduduk Yogyakarta tahun 2017 – 2020.
Yogyakarta.

Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul 2019. Data
jumlah populasi Ayam Ras Petelur tahun 2017-2019 Di Kabupaten Bantul.
Yogyakarta.

Halim, H. Thamrin, S dan M. Muis. 2007. Tatalaksana Pemeliharaan Dan Analisis


Usaha Peternakan Rakyat Ayam Ras Petelur Fase Layer. Jurnal
Agrisistem. Vol 3 No. 1.

Iskandar, S. 2006. Pelestarian plasma nutfah ayam lokal domestik. Warna Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. 28 (3) : 11-13.

Kusumadewa,1978. Laporan Feasibility study pengembangan sapi perah di daerah


istimewa Yogyakarta. Dinas peternakan diy. Yogyakarta

Saragih, B. 2001. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Yayasan Pengembangan Sinar


Tani. Jakarta.

Sutrisno, 2000. Manajemen keuangan : teori konsep dan aplikasi . edisi 1 cetakan 1,
ekonomika. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai