Anda di halaman 1dari 3

Nama: Syela Dwi Hartati

Nim: D2A021009
1. Seorang peternak sapi sedang menghadapi masalah lingkungan, banyak complain dari
masyarakat karena bau limbah ternaknya. Anda sebagai orang yang tau tentang peternakan
diminta membantu peternak tersebut. Supaya bantuan itu benar-benar efektif maka anda perlu
menganalisis sbb:
a. Apa saja faktor-faktor penyebabnya?
(faktor limbah ternak yang menyebabkan bau di daerah lingkungan tersebut bisa disebabkan
karena peternak membuang limbah tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Limbah yang dibuang
langsung ke lingkungan, jika tidak ditangani akan mencemari udara, air dan tanah serta
menyebabkan pencemaran lingkungan. Gas yang dihasilkan dari kotoran hewan antara lain
amonia, hidrogen sulfida, CO2, dan CH4, yang menimbulkan bau tidak sedap dan berbahaya
bagi kesehatan manusia.Di dalam tanah, kotoran hewan dapat melemahkan daya dukung tanah
dan menyebabkan pencemaran tanah. Sementara itu, mikroorganisme patogen (penyebab
penyakit) dalam air yang berasal dari kotoran hewan mencemari lingkungan perairan.)
b. Bagaimana mekanisme proses terjadinya?
(Gas yang dihasilkan peternakan diantaranya ammonia, hidrogen sulfat, karbon dioksida, dan
methan. Gas tersebut dapat menimbulkan gangguan umum melalui penyebaran bau tak sedap
dan dapat juga menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia atau bagi ternak itu sendiri. Bau
tersebut dihasilkan oleh amonia, hydrogen sulfida dan sejumlah besar gugusan organik yang
merupakan hasil dekomposisi biologis dari bahan organik dalam manure ternak)
c. Bagaimana solusinya untuk mengatasi masalah tersebut?
(solusi untuk mengatasi permasalahan peternak tersebut ialah membuat biogas dari limbah
ternak itu sendiri, pembuatan biogas. Biogas adalah suatu gas yang mudah terbakar yang dapat
dihasilkan dari kotoran ternak/manusia, limah industri/kota dan limbah pertanian melalui
proses fermentasi.
Dengan demikian limbah ternak bisa dimanfaatkan dan mengurangi masalah lingkungan
peternak tersebut)

2. Seorang peternak sapi perah mengeluh karena susu sapinya sering ditolak oleh pabrik karena
kadar nutrisinya rendah, dibawah standar SNI. Anda diminta untuk mengatasi masalah
tersebut. Supaya bantuan itu benar-benar efektif maka anda perlu menganalisis sbb:
a. Apa saja faktor-faktor penyebabnya?
(faktor yang menyebabkan nutrisi susu rendah bisa di akibatkan dari breeding (bibit), feeding
(pakan) dan management (manajemen pemeliharaaan), dimana pakan mempunyai peran 60-
70% dalam menentukan biaya produksi usaha peternakan. Pakan bagi ternak berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi dan reproduksi. Jenis pakan yang diberikan pada
sapi perah mempengaruhi produksi dan kualitas susu yang dihasilkan serta dapat berpengaruh
terhadap kesehatan sapi perah)
b. Bagaimana mekanisme proses terjadinya?
(Susu yang dihasilkan baik produksi maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh makanan
yang dikonsumsinya. Untuk menghasilkan susu dengan produksi dan kualitas yang
diharapkan, maka ransum yang diberikan harus memenuhi kebutuhan baik untuk hidup pokok
maupun untuk produksi.
Sapi memulai proses menghasilkan susu dengan mengunyah rumput secara kasar sebelum
menelannya ke dalam lambung pertamanya – rumen. Rumput bercampur dengan air dalam
rumen dan kemudian dipecah oleh bakteri khusus. Setelah rumput dipecah, selanjutnya rumput
memasuki perut kedua – reticulum.
Pada bagian reticulum, rumput dilunakkan dan dibentuk menjadi gumpalan kecil yang disebut
cud. cud kemudian dikeluarkan kembali ke mulut sapi di mana kemudian cud dikunyah lagi
sampai sangat lunak sekitar satu menit. Sapi kemudian menelan ulang cud ke bagian perut
ketiga – omasum. Di sana, ditekan untuk menghilangkan air dan dipecah lebih jauh. Akhirnya,
cud memasuki kompartemen perut keempat, abomasum, untuk dicerna. Rumput yang dicerna
kemudian melewati usus kecil di mana nutrisi penting tetap menjaga sapi tetap kuat dan sehat.
Nutrisi yang diterima sapi dari makan rumput kemudian diubah menjadi susu oleh empat
kelenjar susu di ambing setelah sekitar 2 atau 3 hari. Setelah nutrisi berubah menjadi susu, sapi
kemudian siap untuk menghasilkan susu)

c. Bagaimana solusinya untuk mengatasi masalah tersebut?


(untuk menghasilkan susu yang baik, maka peternak harus memperhatikan pakan yang
diberikan, Pakan untuk sapi perah terdiri atas hijauan dan konsentrat. Peranan hijauan (peran
serat kasar di dalamnya) menjadi lebih penting karena berpengaruh terhadap kadar lemak susu.
Sapi perah memerlukan nutrisi yang cukup memadai baik kuantitas maupun
kualitasnya (hijauan pakan dan konsentrat). Jumlah pakan yang diberikan untuk sapi perah
setiap ekor/hari perlu diketahui agar kebutuhan zat nutrisi untuk mencapai kemampuan
berproduksi susu yang tinggi dapat terpenuhi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah kontinyuitas penyediaan hijauan pakan ternak,
pemberian konsentrat sapi perah sesuai SNI, monitoring kualitas pakan secara berkala,
perbaikan rekording ternak dan produksi ternak untuk memudahkan kontrol/evaluasi,
perbaikan manajemen pemeliharaan serta peningkatan pengetahuan dan kompetensi
peternak)

3. Seorang peternak sapi perah mengeluh karena susu sapinya sering ditolak oleh
konsumen/pabrik karena adanya urea dalam susu tersebut. Bagaimana strategi yang anda
sarankan untuk peternak tersebut sehingga susu yang dihasilkan sapinya bebas dari urea. Hal-
hal yang perlu anda ketahui adalah
a. Apa saja faktor-faktor penyebabnya?
(Penyebab tingginya kadar urea dalam darah adalah tingginya kadar amonia dalam rumen.
Tingginya kandungan amonia dalam rumen disebabkan oleh daya degradasi protein kasar dan
rendahnya tingkat pemanfaatan amonia oleh mikroba dalam protein rumen, sehingga lebih
banyak amonia yang diangkut ke hati untuk diubah menjadi urea. Tingginya tingkat urea di
hati menyebabkan peningkatan penyerapan urea melalui darah. Peningkatan urea darah
meningkatkan tingkat urea dalam susu. Hal ini dapat terjadi melalui difusi darah dalam jumlah
besar di ambing sebagai prekursor susu.)
b. Bagaimana mekanisme proses terjadinya?
(Proses pembentukan urea diawali dari protein pakan dan non protein nitrogen yang
dikonsumsi oleh ternak. Protein pakan terdiri dari RUP dan RDP. RDP didegradasi oleh enzim
protease menjadi peptida. Peptida didegradasi oleh enzim peptidase menjadi asam amino,
kemudian asam amino terdegradasi lebih lanjut menjadi asam organik dan amonia. Amonia
yang diproduksi Bersama dengan beberapa peptida kecil dan asam amino bebas digunakan oleh
organisme rumen untuk mensintesis protein mikroba. Protein mikroba dari rumen bersama-
sama dengan protein by pass akan masuk ke abomasum. Setelah mengalami pencernaan oleh
enzim pepsin diabomasum, protein akan masuk ke usus halus yang terdiri dari duodenum,
jejunum dan ileum. Ketika berada diusus halus, protein akan diubah menjadi lebih sederhana
oleh getah pankreas, getah usus dan empedu yang kemudian akan diabsorbsi oleh vili usus.
Jika degradasi protein berlangsung lebih cepat dari sintesis protein, maka konsentrasi amonia
akan berlebih, kemudian amonia terserap ke dalam darah, dibawa ke hati dan diubah menjadi
urea.)
c. Bagaimana solusinya untuk mengatasi masalah tersebut?
(Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menurunkan kadar protein di dalam pakan,
Pengecekan kesehatan pada saluran kemih, pengecekan kesehatan di rumen, pengecekan air
minum pda sapi apakah kekurangan atau tidak)

4. Salah satu gas yang menyebabkan penipisan ozon adalah gas metan (CH4) dan ruminansia
merupakan salah satu sumber penghasil gas tersebut. Pengurangan gas metan dari ruminansia
merupakan upaya mulia untuk menjaga lingkungan hidup ini. Produksi metan yang tinggi
merugikan baik untuk ternak maupun lingkungan. Oleh karena itu kita diminta membuat pakan,
aditif pakan untuk meminimalisasi produksi metan tersebut. Hal-hal yang perlu anda ketahui
adalah
a. Apa saja faktor-faktor penyebabnya?
(Gas metana yang dihasilkan dari proses fermentasi rumen ternak ruminansia
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis dan tipe ternak, kualitas pakan, suhu
lingkungan dan status fisiologis ternak. Energi dalam bentuk gas metana yang
dihasilkan ternak dari proses fermentasi rumen dapat mencapai angka sekitar 2 hingga
15% dari total energi yang dimakan ternak)
b. Bagaimana mekanisme proses terjadinya?
(Gas metana yang dihasilkan dari feses ternak bervariasi tergantung pada jenis pakan
yang diberikan, status fisiologis dan manajemen penanganan feses. Jenis pakan yang
bernutrisi tinggi cenderung menghasilkan produksi metana dalam jumlah yang rendah
seperti pakan konsentrat, sedangkan pakan hijauan menyumbangkan emisi gas rumah
kaca yang lebih tinggi terutama pakan hijauan yang tinggi serat kasar.
gas metana dihasilkan dari degradasi bahan organik pada feses secara anaerob oleh
bakteri. Kandungan serat kasar yang tinggi akan meningkatkan produksi gas metana
baik metana secara enterik maupun dari kotoran ternak. Selain itu, total bahan organik
yang didegradasi berpengaruh terhadap produksi gas metana yang dihasilkan.)
c. Bagaimana solusinya untuk mengatasi masalah tersebut?
(Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan pakan tambahan
yang mengandung tanin kepada ternak sebagai alternatif untuk mengurangi produksi
gas metana. Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder atau polifenol yang tersebar
luas pada pakan ternak, bersifat antinutrisi, namun dapat menyebabkan keracunan jika
ternak mengkonsumsinya secara berlebihan. Tanin juga dapat mengurangi produksi gas
metana selama proses pencernaan, karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri
metanogenik yang menghasilkan gas metana. Jenis tanaman yang mengandung tanin
dalam jumlah besar seperti kacang-kacangan atau kacang-kacangan.)

Anda mungkin juga menyukai