A. Pengertian Adab
Adab adalah sebuah perilaku dari manusia yang menunjukkan kehalusan dan kebaikan budi pekerti
seperti kesopanan, serta akhlak untuk mendidik dirinya sendiri supaya menjadi orang yang paham akan
aturan dan menjadi manusia yang bertanggung jawab.
Adab duduk,
syeikh Utsaimin mengatakan “duduklah dengan duduk yang beradab, tidak membentangkan
kaki, juga tidak bersandar, apalagi saat berada dalam majelis
Adab berbicara
berbicara dengan seseorang yang telah mengajarkan kebaikan, haruslah lebih baik dibaningkan
berbicara dengan orang lain
BAB II
Takdir
A. Pengertian Takdir
Takdir (Arab:قدر, qodar) Arti harfiahnya adalah ukuran, ketentuan, kemampuan, dan kepastian.
Takdir adalah ketentuan Allah yang ditetapkan sejak zaman azali (dahulu)
Dalam bahasa Arab kata taqdir adalah bentuk infinitif dari kata qoddaro yuqoddiru yang artinya
menentukan, menetapkan, menghukumi, sesuai dengan ketetapan dan ketentuan. Takdir itu adalah
ketentuan dan ketetapan yang telah Allâh tentukan dan tetapkan.
Sedangkan kata nasib dalam bahasa Arab, berasal dari kata nashîb ( )نصيبyang artinya adalah bagian
dari sesuatu/bagian sesuatu yang telah ditentukan baginya. Nasib adalah bagian dari ketetapan dan
ketentuan Allâh terhadap sesuatu.
Orang beriman tentu akan bersabar tatkala ditimpa musibah, yakni tetap dalam taat kepada Alah,
semakin mendekat kepada Allah, beristighfar dan bertaubat, serta tidak melakukan perbuatan maksiat,
tidak melanggar syari’at Allah, tidak mengambil hak milik orang lain dan sebagainya.
BAB III
Kebutuhan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk dapat mencapai
kesejahteraan, sehingga bila kebutuhan tersebut ada yang tidak atau belum terpenuhi maka pastilah
manusia akan merasa kurang sejahtera.
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh: Al-Syathibi, rumusan kebutuhan manusia dalam Islam
terdapat tiga jenjang, yaitu:
1. Kebutuhan Dharurriyat
Kebutuhan hajiyat adalah kebutuhan sekunder atau kebutuhan setelah kebutuhan dharuriyat. Pada
dasarnya jenjang hajiyat ini merupakan pelengkap yang mengokohkan, menguatkan,dan melindungi
jenjang dharuriyat. Atau lebih spesifiknya lagi bertujuan untuk memudahkan atau menghilangkan
kesulitan manusia di dunia.
Kebutuhan tahsiniyah adalah kebutuhan yang tidak mengancam kelima hal pokok ,yaitu menjaga
agama, menjaga kehidupan, menjaga akal, menjaga keturunan, menjaga harta, serta tidak menimbulkan
kesulitan umat manusia. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan dharuriyah dan kebutuhan hajiyat
terpenuhi, kebutuhan ini merupakan kebutuhan pelengkap.
Manusia adalah makhluk yang spesial yang Allah ciptakan. Dalam Al Qur’an, ada beberapa konsep
berkenaan dengan manusia. Al-Qur’an menyebut manusia dalam beberapa nama, berikut :
a) Konsep al-Basyr
Yang dimaksud manusia basyar adalah anak turunan Adam.Berdasarkan konsep basyar, manusia terikat
kepada kaidah prinsip kehidupan biologis seperti berkembang biak.
b) Konsep Al-Insan
Kata insan bila dilihat asal kata al-nas, berarti melihat, mengetahui, dan minta izin. konsep al-Insan
diarahkan pada upaya mendorong manusia untuk berkreasi dan berinovasi.
c) Konsep Al-Naas
konsep an-naas pada umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial . Tentunya
sebagai makhluk sosial manusia harus mengutamakan keharmonisan bermasyarakat.
d) Konsep Bani Adam
Manusia dalam konsep Bani Adam, adalah sebuah usaha pemersatu (persatuan dan kesatuan) tidak ada
perbedaan sesamanya, yang juga mengacu pada nilai penghormatan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusian serta mengedepankan HAM.
e) Konsep Al-Ins
konsep al-ins manusia selalu di posisikan sebagai lawan dari kata jin yang bebas. Bersifat halus dan tidak
biadab.
seluruh makhluk yang memiliki potensi berperasaan dan berkehendak adalah Abd Allah dalam arti
dimiliki Allah.Selain itu kata Abd juga bermakna ibadah.
dimiliki oleh manusia. Umar Tirta Raharja dan La Sulo mengatakan di antara wujud sifat hakikat manusia
adalah sebagai berikut:
Kemampuan ini juga membuat manusia mampu mengeksplorasi potensi-potensi yang ada dalam dirinya
melalui pendidikan untuk mencapai kesempurnaan diri.
b) Kemampuan Bereksistensi
Melalui kemampuan ini manusia menyadari bahwa dirinya memang ada dan eksis dengan sebenarnya.
Yang dimaksud dengan kata hati di sini adalah hati nurani. Kata hati akan melahirkan kemampuan untuk
membedakan kebaikan dan keburukan.
Moral sering juga disebut etika, yang merupakan perbuatan yang merupakan wujud dari kata hati.
Namun, untuk mewujudkan kata hati dengan perbuatan dibutuhkan kemauan. Artinya tidak selalu orang
yang punya kata hati yang baik atau kecerdasan akal juga memiliki moral atau keberanian berbuat.
Karakteristik manusia yang lainnya adalah memiliki rasa tanggung jawab, baik itu tanggung jawab
kepada Tuhan, masyarakat ataupu pada dirinya sendiri.
f) Kemampuan Menghayati Kebahagian
Kebahagian bisa diartikan sebagai kumpulan dari rasa gembira, senang,nikmat yang dialami oleh
manusia.
BAB 4
Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda "setiap
manusia dilahirkan ibunya di atas fitrah. Kedua orangtuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani,
Majusi.
Begitu lahir ke dunia, anak-anak adalah tabula rasa yang berarti kertas kosong. Maknanya, anak-
anak menyimpan potensi untuk menjadi pribadi yang baik dan terus bertauhid di masa depan.
B. Fungsi Agama