Anda di halaman 1dari 2

4.

Teori Kognitivisme

 Tokoh
Jean Piaget lahir di Neuchâtel, Swiss, 9 Agustus 1896 – meninggal 16 September
1980 pada umur 84 tahun adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan
Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori
perkembangan kognitifnya.
Piaget memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu alamiah dari Universitas Neuchâtel,
dan juga belajar sebentar di Universitas Zürich. Minatnya terhadap psikoanalisis, sebuah
aliran pemikiran psikologi yang berkembang pada saat itu, juga dapat dicatat mulai
muncul pada periode ini.
Belakangan ia pindah dari Swiss ke Grange-aux-Belles, Prancis, dan di sana ia
mengajar di sekolah untuk anak-anak lelaki yang dikelola oleh Alfred Binet, pengembang
tes intelegensia Binet. Ketika ia menolong menandai beberapa contoh dari tes-tes
intelegensia inilah Piaget memperhatikan bahwa anak-anak kecil terus-menerus
memberikan jawaban yang salah untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu. Hal ini
menyebabkan Piaget mengajukan teori bahwa pemikiran atau proses kognitif anak-anak
yang lebih kecil pada dasarnya berbeda dengan orang-orang dewasa. (Belakangan, ia
mengajukan teori global tentang tahap-tahap perkembangan yang menyatakan bahwa
setiap orang memperlihatkan pola-pola kognisi umum yang khas dalam setiap tahap
perkembangannya.) Pada 1921, Piaget kembali ke Swiss sebagai direktur Institut
Rousseau di Jenewa.

 Teori Kognitivisme
Menurut Piaget dalam Mansoer Pateda (1990: 67), salah seorang tokoh golongan
ini mengatakan bahwa struktur komplek dari bahasa bukanlah sesuatu yang diberikan
oleh alam dan bukan pula sesuatu yang dipelajari lewat lingkungan. Struktur tersebut
lahir dan berkembang sebagai akibat interaksi yang terus menerus antara tingkat fungsi
kognitif si anak dan lingkungan lingualnya.Struktur tersebut telah tersedia secara
alamiah.
Perubahan atau perkembangan bahasa pada anak akan bergantung pada sejauh
mana keterlibatan kognitif sang anak secara aktif dengan lingkungannya. Menurut aliran
ini kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita menafsirkan peristiwa atau kejadian
yang terjadi di dalam lingkungan.
Proses belajar bahasa terjadi menurut pola tahapan perkembangan tertentu sesuai
umur. Tahapan tersebut meliputi:
a. Asimilasi : proses penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif
b. Akomodasi : proses penyesuaian struktur kognitif dengan pengetahuan baru
c. Disquilibrasi : proses penerimaan pengetahuan baru yang tidak sama dengan yang
telah diketahuinya.
d. Equilibrasi : proses penyeimbang mental setelah terjadi proses asimilasi.
1. Teori Nativisme
• Tokoh
Avram Noam Chomsky (lahir di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 7
Desember 1928) adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi
Massachusetts. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat
teorinya tentang tata bahasa generatif.
Kepakarannya di bidang linguistik ini mengantarkannya merambah ke studi
politik. Chomsky telah menulis lebih dari 30 buku politik, dengan beragam tema.
Buku-buku bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk diresensi atau
ditampilkan media AS.
Chomsky menjalin kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di
seluruh dunia dan menulis lebih dari 30 buku bertema politik. Baris-baris kalimat
dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang
linguistik, politik, hingga kumpulan kuliah, wawancara dan esai.

• Teori Nativisme
Istilah nativisme dihasilkan dari pernyataan mendasar bahwa pembelajaran bahasa
ditentukan oleh bakat. Bahwa setiap manusia dilahirkan sudah memiliki bakat
untuk memperoleh dan belajar bahasa. Chomsky dalam Hadley (1993: 48) yang
merupakan tokoh utama golongan ini mengatakan bahwasannya hanya
manusialah satu-satunya makhluk Tuhan yang dapat melakukan komunikasi lewat
bahasa verbal. Selain itu bahasa juga sangat kompleks oleh sebab itu tidak
mungkin manusia belajar bahasa dari makhluk Tuhan yang lain.
Chomsky juga menyatakan bahwa setiap anak yang lahir ke dunia telah memiliki
bekal dengan apa yang disebutnya “alat penguasaan bahasa” atau LAD (language
Acquisition Device). Chomsky dalam Hadley (1993:50) mengemukakan bahwa
belajar bahasa merupakan kompetensi khusus bukan sekedar subset belajar secara
umum. Cara berbahasa jauh lebih rumit dari sekedar penetapan Stimulus- Respon.
Chomsky mengatakan bahwa eksistensi bakat bermanfaat untuk menjelaskan
rahasia penguasaan bahasa pertama anak dalam waktu singkat,karena adanya
LAD.
Menurut golongan ini belajar bahasa pada hakikatnya hanyalah proses pengisian
detil kaidah-kaidah atau struktur aturan-aturan bahasa ke dalam LAD yang sudah
tersedia secara alamiah pada manusia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai