Anda di halaman 1dari 24

TIDUR DAN ISTIRAHAT

A. PENGERTIAN
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan
dengan minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah
suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).
Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya
melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar,
2011:203). Istirahat adalah suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah
menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar (Tarwoto, 2006).
1. Istirahat
Keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan
gelisah. Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali, tapi
juga kondisi yang membtuhkan ketenangan. Terkadang, jalan-jalan di
taman, nonton tv, dan sebagainya juga dapat dikatakan sebagai bentuk
istirahat. Keadaan istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan
lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan untuk
melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyullitkan bahkan
menjengkelkan (Alimul, 2006).
a. Karakteristik istirahat
Terdapat beberapa karakteristik istirahat, misalnya Narrow (1967), yang
dikutip Perry dan Potter 1993, (dalam Alimul 2006), mengemukakan
ada 6 karakteristik, yaitu:
1) Merasakan bahwa segala sesuatunya dapat diatasi
2) Merasa diterima
3) Mengetahui apa yang sedang terjadi
4) Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
5) Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang
mempunyai tujuan
6) Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan
b. Meningkatkan istirahat
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk memperoleh
istirahat yang cukup. Dalam kesehatan komunitas dan rumah, perawat
membantu klien mengembangkan perilaku istirahat dan relaksasi. Hal
ini mencakup saran-saran perubahan lingkungan atau kebiasaan gaya
hidup tertentu. Sebagai contoh perhatian yang tidak mencukupi
terhadap kebutuhan tidur diantara pekerja dewasa adalah masalah utama
dalam masyarakat.
2. Tidur
Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur juga dikatakan merupakan keadaan
tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris
yang sesuai (Guyton, 1986 dalam Alimul 2006), atau juga dapat dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan
penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan
siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minimum,
memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis
dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami
atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas
pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu
gaya hidup yang diinginkannya. Gangguan pola tidur adalah gangguan
kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (Herdman,
2013:603).

B. FISIOLOGI
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,
yaitu: Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region
(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang
dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi stimulus
visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba serta emosi dan proses berfikir.
Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur
terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat, 2008). Setiap makhluk
hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme
ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya:
cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme
yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus selama 24
jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature,
sekresi hormon, metabolism dan penampilan serta perasaan individu
bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis
tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu
memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya. Individu akan
bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur
pada saat ritme tersebut paling rendah.
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus
tidur/terjaga umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus
siang/malam. Selain siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang
berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1
hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat (NREM-
Non Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan tidur sangat ringan di
tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama tidur NREM,
seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan darah,
pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap
melakukan tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap
5 disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement).
Tahap tidur REM dikarakterisasikan dengan meningkatnya level aktivitas
dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat tidur REM berkaitan dengan
perbaikan dalam proses mental dan kesehatan emosi. (Tarwoto dan Wartonah,
2010).
a. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi
empat tahapan yaitu:
1) Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur.
Berlangsung beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi
lambat. Tahap I ini ditandai dengan :
a) Mata menjadi kabur dan rileks.
b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan
gelombang otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai dengan :
a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik
yang disebut gelombang tidur.
3) Tahap III
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30
menit. Tahap III ini ditandai dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.

4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini
ditandai dengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam
bangun pagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan
frekwensi 1-2 siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta
enuresis (mengompol)
b. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20 –
25% dari tidurnya.
1) Tahap REM ditandai dengan:
a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-
tahap sebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur
dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan
pernapasan yang berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah
yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata
20 menit.
2) Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi.
f) Sekresi gaster : Meningkat.
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik.
h) Gelombang otak : EEG aktif.
i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.

C. NILAI – NILAI NORMAL


Kebutuhan tidur berdasarkan usia
Umur Tingkat Perkembangan Kebutuhan Tidur
0 – 3 bulan Bayi baru lahir 14 – 17 jam
4 – 12 bulan Bayi 12 – 15 jam
1 – 2 tahun Toddler / Anak 11 – 14 jam
3 – 5 tahun Pra sekolah 10 – 13 jam
6 – 13 tahun Usia sekolah 9 – 11 jam
14 – 17 tahun Remaja 8 – 10 jam
18 – 25 tahun Dewasa muda 7 – 9 jam
26 – 64 tahun Dewasa 7 – 9 jam
65 tahun ke atas Dewasa tua 7 – 8 jam
Sumber : https://www.sleepfoundation.org

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak
dari normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan
pernapasan seperti asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit
persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum
alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain
Diuretik (menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein
(Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan
Narkotika (Mensupresi REM).

E. JENIS GANGGUAN
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek
atau tidur non retoratif. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor
mental seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu
Initial insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten
insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga,
terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya
tidur berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis
(mengompol), badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba
pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi
seperti nyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit
dibedakan dari kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu
bergerak, atau berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala
lainnya (Guilleminault dan Bassiri, 2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada
tiga jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran.
Bentuk yang paling umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep
Apnea (OSA). OSA mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah. OSA
terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau tenggorakan
mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau
seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau
menghentikannya (apnea) selama 30 detik (Guilleminault dan Bassiri,
2005). Seseorang masih mencoba untuk bernapas karena dada dan perut
terus bergerak, sehingga sering menghasilkan dengkuran keras dan suara
mendengus atau mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau
seluruhnya berkurang, setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi
kuat sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai
gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.

F. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini , kemungkinan ditemukan
gangguan tidur/istirahat , pusing-pusing/sakit kepala.
2) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini
yang membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga
klien mengalami keluhan yang dirasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit –
penyakit lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
a) Alergi
b) Imunisasi
c) Kebiasaan/Pola hidup
d) Obat yang pernah digunakan
4) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau
sedang dialami keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan
klien atau pun penyakit lain. Dari genogram keluarga biasanya
terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama.
c. Genogram
d. Pengkajian Keperawatan
1) Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Menjelaskan tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga
mengenai apakah kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga
mempertahankan kesehatannya.
2) Pola nutrisi/metabolik
Terdiri dari antropometri yang dapat dilihat melalui lingkar lengan
atau nilai IMT, biomedical sign merupakan data yang diperoleh
dari hasil laboratorium yang menunjang, clinical sign merupakan
tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan fisik klien yang
menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau intake makanan
dan minuman yang dikonsumsi.
3) Pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna,
konsistensi, bau, karakter)
4) Pola aktivitas & latihan
Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi kardiovaskuler,
terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram
otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot, serta
mengenai kurangnya aktivitas dan kurangnya olahraga pada klien.
5) Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan
keadaan indera
6) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal
diri, dan peran diri
7) Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
8) Pola peran & hubungan
9) Pola manajemen & koping stres
10) Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif),
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
a) Kepala
 Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan
kasar, penampilan, depigmentasi.
 Muka/ Wajah, Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan?
penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit
gelap di pipi Dan di bawah mata; Tidak halus atau Kasar
pada kulit Sekitar hidung dan mulut
 Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa
mata keruh.
 Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta
tanda-tanda adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri
di daerah belakang telinga, keluar cairan dari telinga,
melihat serumen telinga berkurangnya pendengaran, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran
 Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah
nyeri tekan? Apakah keluar sekret, bagaimana
konsistensinya, jumlahnya?
 Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental,
gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
 Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil?
Adakah tanda-tanda infeksi faring, cairan eksudat?
b) Leher
Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah
pembesaran vena jugularis?
c) Thorax
Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak
pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan?
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
d) Jantung
Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya?
Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
e) Abdomen
Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen?
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda
meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar?
f) Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya?
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar stoma,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
g) Ekstremitas
Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak, penyebaran masa
otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri,
adanya gangren di ekstrimitas?
h) Genetalia
Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi? Apakah
ada kesulitan untuk berkemih?
f. Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium
Untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau tidak dapat
dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1) Pola tidur penderita
2) Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
3) Tingkatan stres psikis
4) Riwayat medis
5) Aktivitas fisik
2. Data fokus yang perlu dikaji
a. Pola tidur & istirahat
Pada pasien degan gangguan kebutuhan istirahat tidur pengkajian
ditekankan pada kualitas dan kuantitas tidur meliputi durasi, gangguan
tidur, keadaan bangun tidur.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA)


1. Insomnia : gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi
Batasan karakteristik :
a. Perubahan afek
b. Perubahan konsentrasi
c. Perubahan mood
d. Perubahan pola tidur
e. Gangguan status kesehatan
f. Penurunan kualitas hidup
g. Kesulitan memulai tidur
h. Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak
i. Tidur memuaskan
j. Bangun terlalu dini
k. Sering membolos
l. Peningkatan terdjadi kecelakaan
m. Kekurangan energi
n. Polat tidur tidak menyehatkan
o. Gangguan pola tidur yang berdampak pada keesokan hari

Faktor yang berhubungan :


a. Konsumsi Alkohol,
b. Ansietas,
c. Rata – Rata Aktivitas Harian Kurang Dari Yang Dianjurkan Menurut
Gender Dan Usia
d. Depresi
e. Kendala Lingkungan
f. Ketakutan Sering Mengantuk
g. Berduka
h. Higine Tidur Tidak Adekuat
i. Ketidaknyamanan Fisik
j. Stresor

Kondisi terkait :
a. Perubahan hormonal
b. Agens farmaseutika

2. Deprivasi tidur : periode waktu panjang tanpa berhentinya kesadaran


relatif periodik dan berlangsung alami untuk istirahat
Batasan karakteristik :
a. Agitasi
b. Perubahan konsentrasi
c. Ansietas
d. Apatis
e. Memberontak
f. Konfusi
g. Penurunan kemampuan berfungsi
h. Waktu bereaksi memanjang
i. Mengantuk keletihan
j. Fleeting nystagmus
k. Halusinasi
l. Tremor tangan
m. Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri
n. Iritabilitas
o. Lateragi
p. Malaise
q. Gangguan persepsi
r. Gelisah
s. Paranoia sementara

Faktor yang berhubungan


a. Pergeseran tahap tidur terkait penuaan
b. Rata – rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut
gender dan usia
c. Kendala lingkungan
d. Konfus sore hari
e. Pola tidur tidak menyehatkan
f. Stimulasi lingkungan yang terus menerus
g. Ketidaknyamanan yang lama, teror tidur, tidur berjalan

Ditandai Dengan :
a. Gangguan pergerakan ekstremitas periodik
b. Demensia
c. Hipersomnolen sistem syaraf pusat idiopatik
d. Narkolepsi
e. Mimpi buruk
f. Apnea tidur
g. Enuresis terkait tidur
h. Ereksi nyeri terkait tidur
i. Program pengobatan

3. Gangguan pola tidur : interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat
faktor eksternal
Batasan karakteristik :
a. Kesulitan berfungsi sehari – hari
b. Kesulitan memulai tidur
c. Kesulitan mempertahankan tetap tidur
d. Ketidakpuasan tidur
e. Tidak merasa cukup istirahat
f. Terjaga tanpa jelas penyebabnya
Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan karena tidur pasangan tidur
b. Kendala lingkungan
c. Kurang privasi
d. Pola tidur tidak menyehatkan
Kondisi terkait :
Imobilisasi
4. Kesiapan meningkatkan tidur : Pola berhentinya kesadaran relatif secara
periodik. Dan berlangsung alami untuk memberi istirahat dan melanjutkan
gaya hidup yang diminati, yang dapat ditingkatkan.
Batasan Karakteristik :
Mengungkapkan minat meningkatkan tidur
H. RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1. Insomnia Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 jam NIC


00095 diharapkan pasien tidak mengalami insomnia dengan Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
kriteria hasil : Menyelesaikan Masalah :
Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
Tidur (0004)  Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
No Indikator Awal Tujuan  Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
1 2 3 4 5 mengelola lingkunagn dan kenyamanan yang optimal
1. Jam  Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
2. Pola Tidur  Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman untuk
3. Kualitas Tidur individu
4. Perasaan Segar Setelah  Berikan atau singkirkan selimut untuk meningkatkan
Tidur kenyamanan terhadap suhu
5. Tempat tidur yang Manajemen Nyeri (1400)
nyaman  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
6. Suhu ruangan yang  Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
nyaman ketidaknyamanan
 Pastikan perawatan analgesik
Keterangan:  Gunakan strategi komunikasi terapeutik
1. Keluhan ekstrime  Bantu kelurga dalam mencari dan menyediakan
2. Keluhan berat dukungan
3. Keluhan sedang Pilihan intervensi tambahan :
4. Keluhan ringan  Pengurangan kecemasan
5. Tidak ada keluhan
 Latihan autogenik
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk  Memandikan
orang dewasa (000401)  Teknik menenangkan
2) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403)  Peningkatan koping
3) Kualitas tidur pasien (000404)  Peningkatan latihan
4) Perasaan segar setelah tidur (00048)  Terapi latihan : ambulasi
5) Tempat tidur yang nyaman (0004419)  Perawatan kanguru
6) Suhu ruangan yang nyaman (000420)
 Pemijatan
 Fasilitasi meditasi
 Terapi musik
 Manajemen nutrisi
 Pengaturan posisi
 Relaksasi otot progresif
 Bantuan perawatan diri : eliminasi
 Perawatan inkontinensia urin : enuresisi
2. Deprivasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...X24 jam NIC
Tidur diharapkan pasien tidak mengalami deprivasi tidur Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
00096 dengan kriteria hasil : Menyelesaikan Masalah :
Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
Tidur (0004)  Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
No Indikator Awal Tujuan  Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
1 2 3 4 5 mengelola lingkunagn dan kenyamanan yang optimal
1. Jam  Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
2. Pola Tidur  Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman untuk
3. Kualitas Tidur individu
4. Perasaan Segar Setelah  Berikan atau singkirkan selimut untuk meningkatkan
Tidur kenyamanan terhadap suhu
5. Tempat tidur yang Manajemen Nyeri (1400)
nyaman  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
6. Suhu ruangan yang  Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
nyaman ketidaknyamanan
 Pastikan perawatan analgesik
Keterangan:  Gunakan strategi komunikasi terapeutik
1. Keluhan ekstrime  Bantu kelurga dalam mencari dan menyediakan
2. Keluhan berat dukungan
3. Keluhan sedang Pilihan intervensi tambahan :
4. Keluhan ringan  Pengurangan kecemasan
5. Tidak ada keluhan  Latihan autogenik
 Memandikan
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam
 Teknik menenangkan
untuk orang dewasa. (000401)
 Peningkatan koping
1) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403)
2) Kualitas tidur pasien (000404)  Peningkatan latihan
3) Perasaan segar setelah tidur (00048)  Terapi latihan : ambulasi
4) Tempat tidur yang nyaman (0004419)  Perawatan kanguru
5) Suhu ruangan yang nyaman (000420)  Pemijatan
 Fasilitasi meditasi
 Terapi musik
 Manajemen nutrisi
 Pengaturan posisi
 Relaksasi otot progresif
 Bantuan perawatan diri : eliminasi
 Perawatan inkontinensia urin : enuresisi
3. Gangguan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 jam NIC
Pola Tidur diharapkan px tidak terganggu saat tidur dengan kriteria Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
00198 hasil : Menyelesaikan Masalah :
Tidur (0004) Pengaturan Posisi (0840)
No Indikator Awal Tujuan  Tempatkan pasien pada tidur
1 2 3 4 5  Monitor status oksigen pasien
1. Jam  Masukkan posisi tidur yang diinginkan pasien ke
2. Pola Tidur dalam rencana keperawatan
3. Kualitas Tidur  Dorong pasien untuk ROM aktif atau ROM pasif
4. Perasaan Segar Setelah  Tinggikan kepala tempat tidur
Tidur Terapi Relaksasi (6040)
5. Tempat tidur yang  Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi
nyaman yang dipilih
6. Suhu ruangan yang  Ciptakan lingkungan yang tenang tanpa distraksi
nyaman dengan lampu yang redup dan suhu ruangan yang
nyaman.
Keterangan:  dorong klien untuk mengambil posisi yang nyamana
1. Keluhan ekstrime dengan pakaian yang naman dan longgar
2. Keluhan berat  minta klien untuk rileks dan merasakan sensasiyang
3. Keluhan sedang terjadi
4. Keluhan ringan  gunakan suara yang lembut dengan irama yang
5. Tidak ada keluhan lambat disetiap kata.berikan informasi tertulis
mengenai persiapan dan keterlibatan di dalam teknik
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk relaksasi
orang dewasa. (000401) Peningkatan tidur
2) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403) Pilihan intervensi tambahan :
3) Kualitas tidur pasien (000404)  Pengurangan kecemasan
4) Perasaan segar setelah tidur (00048)
 Latihan autogenik
5) Tempat tidur yang nyaman (0004419)
 Memandikan teknik menenangkan
6) Suhu ruangan yang nyaman (000420)
 Peningkatan koping
 Manajemen energi
 Peningkatan latihan
 Terapi latihan : ambulasi
 Pemijatan
 Fasilitasi meditasi
 Terapi musik
 Manajemen nutrisi
 Manajemen nyeri
 Relaksasi otot progresif
4. Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 24 jam NIC
Meningkat diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur dengan Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
kan Tidur kriteria hasil Pasien akan : Menyelesaikan Masalah :
000165 Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
Istirahat (0003)  Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
No Indikator Awal Tujuan  Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
1 2 3 4 5 mengelola lingkunagn dan kenyamanan yang optimal
1 Jumlah istirahat  Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
2 Pola istirahat  Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman untuk
3 Kualitas istirahat individu
4 Energi pulih setelah  Berikan atau singkirkan selimut untuk meningkatkan
istirahat kenyamanan terhadap suhu
5 Tampak segar setelah Aktivitas – aktivitas :
istirahat  Tentukan pola tidur / aktivitas pasien
Keterangan:  Perkirakan tidur / siklus bangun pasien di dalam
1. Keluhan ekstrime perawatan perenceanaan
2. Keluhan berat  Jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama
3. Keluhan sedang kehamilan, penyakit, tekanan psikososial, dan lain –
4. Keluhan ringan lain
5. Tidak ada keluhan  Tentukan efek dari obat yang dikonsumsi pasien
terhadap pola tidur.
1. Jumlah jam istirahat (000301)  Monitor / cata pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
2. Pola istirahat ( 000302)  Monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik
3. Kualitas istirahat energi pulih setelah istirahat ( misalnya : apnea saat tidur, sumbatan jalan nafas,
(000303) nyeri / ketidaknyamanan, dan frekuensi buang air
4. Energi pulih setelah istirahat (000309) kecil) dan atau psikologis ( misalnya, ketakutan atau
5. Tampak segar setelah istirahat (000310) kecemasan ) keadaan yang menggangu tidur
 Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur
 Monitor partisipasi dalam kegiatan yang melelahkan
selama terjaga untuk mencegah penat yang
berlebihan
 Sesuaikan lingkungan ( misalnya : cahaya,
kebisingan, suhu, kasur dan tempat tidur ) untuk
meningkatkan tidur
 Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur
untuk memfasilitasi perpindahan dari terjaga menuju
tidur
 Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas waktu
tidur pasien yang biasa, tanda – tanda sebelum tidur
atau alat peraga, dan benda – benda yang lazim
digunakan ( misalnya untuk anak – anak : selmut /
mainan favorit, ayunan, dot, atau cerita : untuk
dewasa : buku untuk dibaca, dan lain – lain ) yang
sesuai
 Bantu untuk menghilangkan situasi stres sebelum
tidur
 Monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman
yang dapat mengganggu tidur
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan:
definisi & klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnosis :
Definition and Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4.Jakarta: EGC.
Remelda, (2008). Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jakarta : Elex media
komputindo
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika
Salemba.

Anda mungkin juga menyukai