NPM: 2006581546
Kelompok: 8
9
Suparto Rahardjo, Ki Hajar Dewantara: Biografi Singkat 1889-1959 (Yogyakarta: Garasi,
2012).
Marhaen yang kemudian Soekarno mendirikan filosofi yang menurutnya cocok dengan bangsa
10
Indonesia, yaitu Marhaenisme. Marhaenisme itu didasarkan pada simpati Soekarno pada rakyat yang
menderita, dan banyak mengambil logika Karl Marx dan sosialis lainnya seperti Robert Owen, Francois
Babeuf, G.V. Plekhanov, Leon Trotsky, Pieter J. Troelstra, Paul de Groot, dll. Lihat Cindy Adams,
Soekarno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (Jakarta: Yayasan Bung Karno, 1978); Soekarno,
Indonesia Menggugat (Jakarta: Departemen Penerangan Republik Indonesia); Soekarno, Dibawah
Bendera Revolusi (Jakarta: Panitya Penerbit Dibawah Bendera Revolusi, 1964).
11
Priarti Megawanti, “Meretas Permasalahan Pendidikan di Indonesia,” Universitas Indraprasta
PGRI Jurnal Formatif 2(3): 227:234.
12
Nurul Afifah, “Problematika Pendidikan di Indonesia: Telaah dari Aspek Pembelajaran,”
PGMI STAIN Jurai Siwo Metro Vol. 1 (1 Januari 2015), hlm. 42-43.
Permasalahan lainnya adalah kesejahteraan baik siswa maupun guru yang sangat
memprihatinkan. Menurut data Pusjes tahun 2004, sebagian siswa (46%) berada dalam
tingkat kebugaran kurang, dan (37%) dalam tingkat kebugaran yang sedang.14 Lebih
dari itu, menurut data Susenas 2003, dari sekitar 18 juta anak usia balita, 28% dari
keseluruhan atau lima juta balita berstatus kekurangan gizi dan lebih dari 50% anak
SD/MI menderita cacingan.15 Sedangkan guru keadaannya tidak lebih baik daripada itu.
Menurut Balitbang Depdiknas tahun 2003/2004, terdapat sekitar 2,7 juta guru dari
jenjang pendidikan prasekolah sampai menengah, baik negeri maupun swasta. Namun,
masih dibutuhkan kurang lebih 400 ribu orang guru.16 Hal ini mengakibatkan banyak
guru yang mengajar lebih dari yang seharusnya, membuat banyak guru kelelahan dan
stres karena beratnya beban pekerjaan yang ia ampuh. Guru juga tidak dapat
meluangkan waktunya untuk mengembangkan pola mengajar yang baik untuk murid-
muridnya karena waktunya lebih banyak digunakan untuk mengerjakan urusan
administrasi dan lain sebagainya.17
Keadaan yang seperti itu harus segera ditanggulangi oleh pemerintah agar
terselenggaranya pendidikan yang dicita-citakan para pendiri bangsa. Penyelenggaraan
pendidikan harus diperluas dan dimaksimalkan hingga ke seluruh daerah di Indonesia.
Peningkatan kualitas kesejahteraan guru dan murid. Meningkatkan kompetensi guru
dalam mengajar di ruang-ruang kelas, dan memperbanyak guru di sekolah-sekolah. 18
Dan juga yang tidak kalah penting, penanaman dan pengajaran pendidikan yang
berlandaskan moral-teaching oriented yang berfokus pada cita-cita bangsa Indonesia.
13
Priarti Megawanti, “Meretas Permasalahan Pendidikan di Indonesia,” Universitas Indraprasta
PGRI Jurnal Formatif 2(3): 227:234.
14
S. Suryana, “Permasalahan Mutu Pendidikan dalam Perspektif Pembangunan Pendidikan,”
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (2017), hlm. 5.
15
Dirjen Dikti, “Peran, Fungsi, dan Kebijakan Pemerintah Pusat pada Pembangunan Pendidikan
Tinggi 2003-2010” Consolidated Report (2003).
16
Ibid.
17
S. Suryana, “Permasalahan Mutu Pendidikan dalam Perspektif Pembangunan Pendidikan,”
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (2017).
18
Nurul Afifah, “Problematika Pendidikan di Indonesia: Telaah dari Aspek Pembelajaran,”
PGMI STAIN Jurai Siwo Metro Vol. 1 (1 Januari 2015).
Daftar Pustaka
Buku
A.Winters, Jeffrey. Indonesia Menentukan Nasib: Dari Reformasi ke Transformasi
Kelembagaan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010.
Adams, Cindy. Soekarno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta: Yayasan Bung
Karno, 1978.
Malaka, Tan. Madilog: Materialisme, Dialektika, dan Logika. Yogyakarta: Penerbit
Narasi, 2014.
Rahardjo, Suparto. Ki Hajar Dewantara: Biografi Singkat 1889-1959. Yogyakarta:
Garasi, 2012.
Soekarno, Dibawah Bendera Revolusi. Jakarta: Panitya Penerbit Dibawah Bendera
Revolusi, 1964.
Soekarno, Indonesia Menggugat. Jakarta: Departemen Penerangan Republik Indonesia.
Jurnal
Dirjen Dikti. “Peran, Fungsi, dan Kebijakan Pemerintah Pusat pada Pembangunan
Pendidikan Tinggi 2003-2010.” Consolidated Report (2003).
E. Fernando M. Manullang. “Mempertanyakan Pancasila Sebagai Grundnorm: Suatu
Refleksi Kritis Dalam Perspektif Fondasionalisme.” Hukum dan Pembangunan
Vol. 50 No. 2 (2020).
Nurul Afifah. “Problematika Pendidikan di Indonesia: Telaah dari Aspek
Pembelajaran.” PGMI STAIN Jurai Siwo Metro Vol. 1 (1 Januari 2015).
Priarti Megawanti. “Meretas Permasalahan Pendidikan di Indonesia.” Universitas
Indraprasta PGRI Jurnal Formatif 2(3): 227:234.
S. Suryana. “Permasalahan Mutu Pendidikan dalam Perspektif Pembangunan
Pendidikan.” Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (2017).
Peraturan
Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945.