Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ETIKA HUKUM TENTANG

“UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN”

Disusun oleh :

Al Ghonni Dian Utari

Alwan Ghufron
Annisa Risqi Salsabilla
Dedi Setiawan
Ketut Lampung
Lystia Eka Damayanti
Moza Indar Lestari

STIKES ABDI NUSATARA JAKARTA


Jl. Kubah Putih No. 7 Rt. 001/014 Kel. Jatibening Kec. Pondok gede Bekasi 17412
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidahyahnya,
sehingga saya dengan teman teman saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “UNDANG
– UNDANG KEPERAWATAN”. Walau masih banyak kekurangan kritik dan saran sangat
diharapkan penulis agar dapat lebih baik lagi dikemudian hari.

Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi bertujuan agar dapat
menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar . serta juga dapat memahami nilai-nilai
dasar yang direflesikan dalam berpikir dan bertindak sesuai norma dan nilai pancasila . mudah-
mudahan dengan mempelajari makalah ini,akan mampu menghadapi massalah-masalah atau
keulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar, dan dengan harapan semoga semua mampu
memahami dan mempertahankan nasional dalam bidang ekonomi dan timbul mempunyai sifat
cinta tanah air.

Bekasi, 28 oktober 2018

penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Keperawatan......................................................................... 3
B. Isi UU Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 1......................... 3
C. Isi UU Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 2......................... 4
D. Undang – Undang Praktik Keperawatan............................................ 5
E. Kode Etik Keperawatan....................................................................... 7
F. Organisasi Profesi Perawat...................................................................8
G. Tugas dan Fungsi perawat Dalam RUU Keperawatan......................... 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Keperawatan adalah sesuatu yang menyajikan harapan dan
tantangan. Harapan bagi insan perawat karena dengan disahkannya Undang-Undang tersebut
maka profesi perawat telah diakui dan disejajarkan keberadaannya dengan profesi lain
khususnya profesi kedokteran yang telah lebih dulu memiliki Undang-Undang. Selama ini
profesi perawat seolah-olah keberadaannya dipandang sebelah mata. Antara ada dan tiada,
sebenarnya keberadaannya amat dibutuhkan namun penghargaannya jauh dari kebutuhan.
Undang-undang keperawatan adalah tantangan bagi perawat untuk membuktikan
bahwa perawat adalah profesi tenaga kesehatan yang mampu menyelenggarakan pelayanan
keperawatan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh
perawat yang memiliki etik dan moral tinggi, sertifikat, registrasi dan lisensi. Dengan
tuntutan semacam itu maka profesi perawat harus dapat menjawabnya dengan memberikan
pelayanan secara profesional. Bukan pelayanan yang hanya berdasarkan insting belaka tetapi
harus dilandasi oleh keilmuan.
Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat secara
penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan. Tumpang
tindih antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan beberapa perawat lulusan
pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi dan
kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan
ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.
Tanggal 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, momentum
tersebut akan digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan Rancangan Undang-
Undang Praktik keperawatan. PPNI menganggap bahwa keberadaan Undang-Undang akan
memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap pelayanan keperawatan dan
profesi perawat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang tertera didalam Undang-Undang keperawatan?
2. Mengapa Undang-Undang Keperawatan dibutuhkan.? 1
3. Apa tugas pokok dan fungsi Keperawatan dalam UU Keperawatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya Undang-Undang Keperawatan terkait dengan
profesi
2. Mengetahui isi Undang-Undang yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan
keperawatan
3. Mengetahui tugas pokok dan fungsi Keperawatan dalam UU Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Definisi Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

B. Isi Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 1


1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok,
atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
4. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk
Asuhan Keperawatan.
5. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat
dirinya.
6. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi Keperawatan.
7. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi Perawat yang
telah lulus Uji Kompetensi untuk melakukan Praktik Keperawatan.
8. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik Keperawatan
yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.

3
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah memiliki Sertifikat
Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta
telah diakui secara hukum untuk menjalankan Praktik Keperawatan.
10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada Perawat yang telah diregistrasi.
11. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Perawat sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan Praktik Keperawatan.
12. Perawat Warga Negara Asing adalah Perawat yang bukan berstatus Warga Negara
Indonesia.
13. Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang menggunakan jasa
Pelayanan Keperawatan.
14. Organisasi Profesi Perawat adalah wadah yang menghimpun Perawat secara nasional dan
berbadan hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
15. Kolegium Keperawatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi Perawat
untuk setiap cabang disiplin ilmu Keperawatan yang bertugas mengampu dan
meningkatkan mutu pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.
16. Konsil Keperawatan adalah lembaga yang melakukan tugas secara independen

C. Isi Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 2


Pada Pasal 2 dijelaskan azas Praktik Keperawatan seperti perikemanusiaan, nilai ilmiah,
etika dan profesionalitas, manfaat keadilan perlindungan, dan kesehatan dan keselamatan
Klien. Pada Bab III UU Keperawatan diatur tentang pendidikan tinggi keperawatan. Pada
bab IV, diatur tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Registrasi Ulang . Pada bab ini antara
lain diatur (sebagaimana tercantum pada Bagian Kedua Registrasi) pada Pasal 18,
disebutkan antara lain:
1. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki STR.
2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil Keperawatan
setelah memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :
a. memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan

4
b.memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
c.memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi
e. membuatpernyataanmematuhidan melaksanakan ketentuan etika profesi.

D. Undang-Undang Praktik Keperawatan


Undang – undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para perawat.
PPNI pada kongres Nasional ke duanya di Surabaya tahun 1980 mulai merekomendasikan
perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk perlindungan hukum bagi tenaga
keperawatan.
Undang-Undang yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan praktik keperawatan :
17. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan
Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah
mengatur kedudukan hukum,wewenang dan kesanggupan hukum.

18. UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan.


UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini membedakan
tenagakesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi dokter,
dokter gigi dan apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan sarjana
atau tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan asisten
farmasi dimana dalam menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter, dokter
gigi dan apoteker. Pada keadaan tertentu kepada tenaga pendidikan rendah dapat
diberikan kewenangan terbatas untuk menjalankan pekerjaannya tanpa
pengawasan langsung. UU ini boleh dikatakan sudah usang karena hanya
mengkalasifikasikan tenaga.

5
19. UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis.
Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah
dan rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3
tahun.Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga
kesehatan yang dimaksud pada pasaal 2memiliki kedudukan sebagai pegawai
negeri sehingga peraturan-peraturan pegawai negeri juga
diberlakukanterhadapnya.UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan
kemampuan pemerintah dalam mengangkat pegawai negeri.Yang perlu
diperhatikan bahwa dalam UU ini, posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja
pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga dari aspek
profesionalisasian. SK Menkes No. 262/Per/VII/1979 tahun 1979 Membedakan
paramedis menjadi dua golongan yaitu paramedis keperawatan (temasuk bidan)
dan paramedis nonkeperawatan. Dari aspek hukum, suatu hal yang perlu dicatat
disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga termasuk katagori tenaga
keperawatan.

4. UU Kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan pembuatan UU
Praktik Keperawatan adalah Pasal 53 ayat 4
Menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

5. Pasal 50 ayat 1
Menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau
melaksanakan kegiatansesuai dengan bidang keahlian dan kewenangannya

6. Pasal 53 ayat 4
Menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan hukum bagi tenaga
kesehatan.

6
E. Kode Etik Keperawatan
a. Pengertian Kode Etik Keperawatan
Kode etik (Burhanuddin, 2000) adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, serta apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. Untuk perawat di Indonesia memiliki kode etik yang dikenal
Kode Etik Perawat Nasional Indonesia.Kode Etik Perawat Nasional Indonesia (Putri,
2011) adalah aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan
tugas/ fungsi perawat.
b. Fungsi Kode Etik Keperawatan
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
profesional dengan cara sebagai berikut:
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada
perawat oleh masyarakat
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi
yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan
sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

c. Tujuan Kode Etik Keperawatan


1. PPNI
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati
martabat manusia.
d. Prinsip – Prinsip Kode Etik Keperawatan

7
Prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda satu dengan
yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat, kebiasaan, kebudayaan, dan peranan
tenaga ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negar tidak sama.
e. Kode Etik Keperawatan Indonesia
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyadari bahwa perawat Indonesia yang berjiwa
pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang
keperawatan dengan penuh tanggung jawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti
tertera di bawah ini:
1. Perawat dan Klien
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut
serta kedudukan social.
2. Perawat dan Praktik
a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui
belajar terus menerus
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

F. Organisasi Profesi Perawat


Pasal 41
1. Organisasi Profesi Perawat dibentuk sebagai satu wadah yang menghimpun Perawat
secara nasional dan berbadan hukum.
2. Organisasi Profesi Perawat bertujuan untuk :
a. meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat, dan
etika profesi Perawat
b. mempersatukan dan memberdayakan Perawat dalam rangka menunjang
pembangunan kesehatan.

8
Pasal 42
Organisasi Profesi Perawat berfungsi sebagai pemersatu, pembina, pengembang, dan
pengawas Keperawatan di Indonesia.
Pasal 43
Organisasi Profesi Perawat berlokasi di ibukota negara Republik Indonesia dan dapat
membentuk perwakilan di daerah.

G. Tugas Pokok dan Fungsi perawat dalam RUU Keperawatan


Pengaturan, pengesahan serta penetapan kompetensi perawat yang menjalankan praktik
keperawatan d1alam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Tugas Keperawatan
1. Melakukan uji kompetensi dalam registrasi keperwatan
2. Membuat peraturan-peraturan terkait dengan praktik keperwatan untuk melindungi
masyarakat.

Wewenang
1. Menyetujui dan menolak permohonan registrasi keperawatan
2. Mengesahkan standar kompetensi perawat yang dibuat oleh organisasi profesi
keperawatan dan asosiasi institusi pendididkan keperawatan
3. Menetapkan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan oleh perawat
4. Menetapkan sanksi terhadap kesalahan praktik yang dilakukan oeh perawat
5. Menetapkan penyelenggaraan program pendidikan keperawatan

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat kesehatan.
2. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan
semakin meningkat.
3. Tanggal 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, memontum
tersebut akan digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan Rancangan
Undang-Undang Praktik keperawatan.
4. Persatuan Perawat Nasional Indonesia(PPNI) menganggap bahwa keberadaan Undang-
Undang akan memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan dan profesi perawat.
5. Indonesia, Laos dan Vietnam adalah tiga Negara ASEAN yang belum memiliki Undang-
Undang Praktik Keperawatan. Padahal, Indonesia memproduksi tenaga perawat dalam
jumlah besar.
6. Perawat Indonesia dinilai belum bisa bersaing ditingkat global.
7. Undang Undang Praktik Keperawatan, terlalu terlambat untuk disahkan, apalagi untuk
dipertanyakan. Sementara negara negara ASEAN seperti Philippines, Thailand,
Singapore, Malaysia, sudah memiliki Undang- Undang Praktik Keperawatan
(Nursing Practice Acts) sejak puluhan tahun yang lalu.
8. Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat secara
penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan.
9. Konsil keperawatan bertujuan untuk melindungi masyarakat, menentukan siapa yang
boleh menjadi anggota komunitas profesi (mekanisme registrasi), menjaga kualitas
pelayanan dan memberikan sangsi atas anggota profesi yang melanggar norma profesi
(mekanisme pendisiplinan).
10. RUU Praktik Perawat, selain mengatur kualifikasi dan kompetensi serta
pengakuan profesi perawat, kesejahteraan perawat, juga diharapkan dapat lebih menjamin
perlindungan kepada pemberi dan penerima layanan kesehatan di Indonesia.

10
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka saran yang dapat kami berikan adalah sebagai
berikut:
1. Indonesia memerlukan Undang-Undang yang mengatur segala hal tentang dunia
keperawatan. Apalagi akan dibukanya pasar bebas AFTA 2010
2. Diharapkan Menkes proaktif dengan DPR segera membahas RUU agar dapat segera
disahkan menjadi Undang-Undang
3. Para perawat harus mempunyai izin dari suatu badan yang mempunyai kewenangan
untuk
4. Memberikan izin praktek bagi perawat, sehingga bisa melindungi pasien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rahajo J.Setiajadji. 2002. Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan Edisi 1. Jakarta:EGC


Aiken,T.D. & Catalano,J.T. (1994). Legal. Ethical, and political issues in nursing. Philadelphia
Hariyati,Rr.T.S,. (1999).  Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat, dan
karakteristik perawat dengan kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan di RS Bhakti Yuda
tahun 1999. Tesis. FIk UI.  Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.
Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.7637 tentang Standar
Asuhahan Keperawatan di Rumah Sakit Keputusan Musyawarah Nasional IV Perastuan Perawat
Nasional Indonesia No. 09/MUNAS IV/PPNI/1989 tentang Pemberlakuan Kode Etik
Keperawatan.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 94/KEP/M.PAN/11/2001
tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya.
Kozier, B. Erg,. G Blais, K., & Wilkinson, J., ( 1996 ). Pundamental of nursing : concepts,
process &practice. Calipornia : Addison Wesley Pub. Co, Inc.
Koeswadji. Hermien Hadiati.(1998). Keadaan hukum kesehatan di Indonesia dewasa ini.

www.google.com

12

Anda mungkin juga menyukai