Anda di halaman 1dari 196

Tugas kmb II

(kelompok 4)

Nama :

1. Dede fuji lestari


2. Dedi setiawan
3. Eta
4. Eva pariyani
5. Galuh lutfiyah pratiwi
6. Komang aprilia
Intoleransi Aktivitas

1. Manajemen Energi 1. Dukungan Ambulasi


2. Terapi Aktivitas 2. Dukungan Kepatuhan Program
Pengobatan
3. Dukungan Medikasi
4. Dukungan Pemeliharaan Rumah
5. Dukungan Perawatan Diri
6. Dukungan Spiritual
7. Dukungan Tidur
8. Edukasi Latihan Fisik
9. Edukasi Latihan Ambulasi
10. Edukasi Pengukuran Nadi Radialis
11. Manajemen Aritmia
12. Manajemen Medikasi
13. Manajemen Mood
14. Manajemen Program Latihan
15. Pemantauan Tanda Vital
16. Pemberian Obat
17. Pemberian Obat Inhalasi
18. Pemberian Obat Intravena
19. Pemberian Obat Oral
20. Penentuan Tujuan Bersama
21. Promosi Berat Badan
22. Promosi Dukungan Keluarga
23. Promosi Latihan Fisik
24. Rehabilitas Jantung
25. Terapi Aktivitas
26. Terapi Bantuan Hewan
27. Terapi Musik
28. Manajemen Nutrisi
29. Manajemen Nyeri
30. Terapi Oksigen
31. Terapi Relaksasi Otot Progresif
Intervensi Utama

Manajemen Energi

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energi untuk mengatasi atau


mencegah dan mengotimalkan proses pemulihan.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan


2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulasi


2. Lakukan latihan gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4. Fasilitasi duduk disisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi

1. Anjurkan tirah baring


2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

Terapi Aktivitasi
Definisi : Menggunakan aktivitas fisik, kognitif,sosial,dan spiritual tertentu untuk
memulihkan keterlibatan frekuensi atau durasi aktivitas individu atau kelompok.

Tindakan:

Observasi

1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas


2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
4. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
5. Identifikasi makna aktivitas rutin dan waktu luang
6. Monitor respon semosional,fisik,sosial,dan spiritual

Terapeutik

1. Fasilitas fokus pada kemampuan bukan defisit yang dialami


2. Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten
sesuai kemampuan fisik,psikologis,dan sosial
4. Kordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
5. Fasilitasi makna fasilitas yang dipilih
6. Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas
7. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang dipilih
8. Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk pasien hiperaktik
9. Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan jika sesuai
10. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
11. Libatkan keluarga dalam aktivitas jika perlu
12. Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan diri
13. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
14. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas

Edukasi

1. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari


2. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik,sosial,spiritual, dan kognitif
4. Anjurkan terlibat aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
5. Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan positif atas partisipasi
aktivitas

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan memonitor


program aktivitas jika sesuai
2. Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas,jika perlu

Intervensi Pendukung

DukunganAmbulasi

Definisi : Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas berpindah.

Tindakan :

Observasi

1. Indentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya


2. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
4. Monitor kondisi umum sebelum melakukan ambulasi
Terapeutik

1. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis,tongkat,kruk)


2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jikaperlu
3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi


2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi sederhana yang dilakukan

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan

Definisi : Memfasilitasi ketepatan dan keteraturan menjalani program pengobatan yang sudah
ditentukan

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik

2. Buat komitmen menjalani pengobatan dengan baik


3. Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien
selama menjalani program pengobatan
4. Dokumentasikan aktivitas selama menjalani pengobatan
5. Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani

Edukasi

1. Informasikan program pengobatan yang harus dijalani


2. Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program
pengobatan
3. Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi pelayanan kesehatan
terdekat

Dukungan Meditasi

Definisi : Memfasilitasi tingkat kesadaran dengan berfokus secara khusus pada pemikiran dan
perasaan.
Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi penerimaan terhadap meditasi


2. Monitor efektifitas meditasi

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang tenang


2. Fasilitasi memilih kata kata yang memiliki efek menenangkan
3. Setelah selesai meminta pasien untuk duduk diam selama beberapa menit
dengan mata terbuka

Edukasi

1. Anjurkan mengabaikan pikiran yang mengaggu


2. Anjurkan duduk dengan tenang dalam posisi yang nyaman
3. Anjurkan menutup mata, jikaperlu
4. Anjurkan memfokuskan perhatian pada saat tarik napas sambil
mengucapkan kata pilihan
5. Anjurkan melemaskan semua otot dan rileks
6. Anjurkan melakukan medikasi 1-2 kali sehari

Dukungan Pemeliharaan Rumah

Definisi : Memfasilitasi dalam mempertahankan lingkungan rumah ,bersih,aman,dan


mendukung pertumbuhan anggota keluarga.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pemeliharaan


rumah

Terapeutik

2. Dukungan anggota keluarga dalam menetapkan tujuan yang dapat dicapai


terkait pemeliharaan rumah
3. Fasilitasi dalam mencuci pakaian kotor
4. Fasilitasi memperbaiki rumah ,jika perlu
5. Bantu keluarga menggunakan dukungan sosial
6. Koordinasi pengunaan sumber sumber dikomunitas

Edukasi

1. Ajarkan strategi menciptakan lingkungan rumah yang aman dan bersih


2. Anjurkan modifikasi penataan perabotan rumah agar lebih mudah dicapai
3. Anjurkan menggunakan jasa pengendalian hama, jika perlu

Dukungan Perawatan Diri

Definisi : Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perwatan diri

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia


2. Monitor tingkan kemandirian
3. Indetifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,berpakaian,berhias,dan
makan

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang terapeutik


2. Siapkan keperluan pribadi
3. Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
4. Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
5. Jadwalkan rutinitas perwatan diri

Edukasi

1. Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan

Dukungan Spiritual

Definisi : Memfasilitasi peningkatan perasaan seimbang dan terhubung dengan kekuatan


yang lebih besar.

Tindakan :

Observasi

2. Identifikasi perasaan khawatir,kesepian,dan,ketidakberdyaan


3. Identifikasi pandangan tentang hubungan antara spritual dan kesehatan
4. Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
5. Indentifikasi ketaatan dalam beragama

Terapeutik

1. Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang penyakit dan


kematian
2. Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan marah secara tepat
3. Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa
ketidakberdayaan
4. Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spritual
5. Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
Edukasi

1. Anjurkan berinteraksi dengan keluarga ,teman,dan,orang lain


2. Anjurkan berpatisipasi dalam kelompok pendukung
3. Ajarkan metode relaksasi meditasi dan imaginasi terbimbing

Kolaborasi

1. Atur kunjugan dengan rohaniawan

Dukungan Tidur

Definisi : Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur

Tindakan :

Observasi

2. Identifikasi pola aktivitas dan tidur


3. Identifikasi faktor pengangguan tidur
4. Identifikasi makanan dan minuman yang menggangu tidur
5. Identifikasi obat tidur yang dikomsumsi

Teraupetik

1. Modifikasi lingkungan
2. Batasi waktu tidur siang
3. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
6. Sesuaikan waktu pemberian obat atau tindakan untuk menjaga siklus tidur
menjaga

Edukasi

1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selam sakit


2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu waktu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
5. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara non farmakologi lainnya

Edukasi Latihan Fisik

Definisi : Mengajarkan aktivitas fisik regular untuk mempertahankan atau meningkatkan


kebugaran dan kesehatan.

Tindakan :

Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga


2. Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehtan
3. Jelaskan frekuensi, durasi,dan intensitas program latihan yang diinginkan
4. Ajakrkan teknik menghindari cedera saat berolahraga
5. Ajarkan teknik pernafasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik

Edukasi Teknik Ambulasi

Definisi : Memberikan inforfamsi dalam mempromosikan berjalan untuk memelihan dan


mengembalikan fungsi tubuh.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Monitor kemajuan pasien dalam ambulasi

Terapeutik

1. Sediakan materi media dan alat bantu jalan


2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan prosedur dan tujuan ambulasi atau tanpa alat bantu


2. Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan berjalan dan
mencegah cedera
3. Anjurkan menggunakan sabuk pengaman saat transfer dan ambulasi,
jikaperlu
4. Ajarkan memposisikan diri dengan tepat selama proses transfe
5. Ajarkan teknik ambulasi yang aman
6. Ajarkan berdiri ambulasi dari jarak tertentu
7. Demonstrasikan cara ambulasi dengan alat bantu

Edukasi Pengukuran Nadi Radialis

Definisi : mengajarkan pengukuran nadi radialis.


Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesepian dari kemampuan menerima informasi

Terapeutik

2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Pastikan pasien merasakan nyaman dan rileks
5. Dokumentasikan hasil pengukuran nadi radialis

Edukasi

1. Jelaskan pengukuran nadi radialis


2. Anjurkan dalam posisi duduk dan terlentang
3. Anjarkan menghitung denyutan selama 60 detik atau selama 30 detik dan
kalikan dengan 2
4. Ajarkan menghitung frekuensi irama dan volume denyut nadi dengan
mencatat pola dan kekuatan denyutan

Manajemen Aritmia

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola gangguan irama atau frekuensi jantung yang
berpotensi mengganggu hemodianamik atau mengancam nyawa.

Tindakan :

Observasi

1. Periksa onset pemicu aritmia


2. Indentifikasi jenis aritmia
3. Monitor keluhan nyeri dada
4. Monitor respon hemodianamik akibat aritmia
5. Monitor saturasi oksigen
6. Monitor kadar elektrolit

Terapeutik

1. Berikan lingkungan yang tenang


2. Pasang jalan napas buatan
3. Pasang akses intra vena
4. Pasang monitor jantung
5. Rekam ekg 12 sadapan
6. Lakukan mases karotisunirateral
7. Berikan oksigen sesuai indikasi
8. Siapkan pemasangan icd
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian antriatmia


2. Kolaborasi pemberian kardioversi
3. Kolaborasi pemberian defibrilasi

Manajemen Lingkungan

Definisi : memfasilitasi dan mengelola lingkungan untuk mendapatkan menfaat terapeutik,


stimulasi sensorik, dan kesejahteraan psikologis.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi keamanan dan kenyamanan lingkungan


1. Terapeutik
1. Atur posisi furniture dengan rapi dan terjangkau
2. Atur suhu lingkungan yang sesuai
3. Sediakan ruang berjalan yang cukup dan nyaman
4. Sediakan pewangi ruangan, jika perlu
5. Hindari pandangan langsung ke kamar mandi, toilet, atau peralatan untuk
eliminasi
6. Ganti pakaian secara berkala
7. Hindari paparan langsung dengan cahaya matahari atau cahaya yang tidak perlu
8. Izinkan membawa benda-benda yang disukai dari rumah
9. Izinkan keluarga untuk tinggal mendampingi pasien
10. Fasilitasi penggunaan barang-barang pribadi (mis, piyama, jubah, perlengkapan
mandi)
11. Pertahankan konsistensi kunjungan tenaga kesehatan
12. Pertahankan konsistensi kunjungan tenaga kesehatan
13. Berikan bel atau alat komunikasi untuk memanggil perawat

Edukasi

1. Jelaskan cara membuat lingkungan rumah yang aman


2. Jelaskan cara menghadapi bahaya kebakaran
3. Ajarkan pasien dan keluarga/pengunjung tentang upaya pencegahan infeksi

Manajemen Medikasi

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan agen farmakologis sesuai dengan


program pengobatan.

Tindakan:

Observasi
1. Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
2. Identifikasi masa kadaluwarsa obat
3. Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan
4. Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat
5. Monitor tanda dan gejala keracunan obat
6. Monitor darah serum ( mis. Elektrolit, protrombin obat ), jika perlu
7. Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik

1. Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika perlu


2. Sediakan sumber informasi dan keluarga melakukan penyesuaian pola
hidup akibat program pengobatan

Edukasi

1. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat (dosis, penyimpanan,


rute dan waktu pemberian)
2. Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping, jika terjadi
3. Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat

Manajemen Mood

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola keselamatan, stabilisasi, pemulihan dan perawatan


gangguan mood (keadaan yang bersifat sementara)

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi mood (mis.tanda, gejala, riwayat penyakit)


2. Identifikasi risiko keselamatan diri atau orang lain
3. Monitor fungsi kognitif (mis. Konsentrasi, memori, kemampuan membuat
keputusan)
4. Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi lingkungan

Terapeutik

1. Fasilitasi pengisian kuesioner self – report(mis. Beck depressioninventory,


skala status fungsional, jika perlu)
2. Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yg tepat
(mis. Sandsack, terapi seni, jika perlu)

Edukasi

1. Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya


2. Anjurkan berperan aktif dalam oengobatan dan rehabilitasi, jika perlu
3. Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. Risiko keselamatan, defisit
perawatan diri, sosial)
4. Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood (mis. Sistuasi stres, masalah
fisik)
5. Ajarkan memonitor mood secara mandiri (mis. Skala tingkat 1-10,
membuat jurnal)
6. Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat, jika perlu


2. Rujuk untuk psikoterapi (mis. Perilaku, hub. Interpersonal, keluarga,
kelompok) jika perlu

Manajemen Program Latihan

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola aktivitas fisik yang diprogramkan secara aman dan
efektif.

Tindakan :

Observasi

1. Identifakasi pengetahuan dan pengalaman aktivitas fisik sebelumnya


2. Identifikasi jenis aktivitas fisik
3. Identifikasi kemampuan pasien beraktivitas
4. Monitor tanda vital sebelum dan sesudah latihan

Terapeutik

1. Motivasi untuk memulai aktivitas fisik


2. Motivas imenjadwalkan program aktivitas fisik di regular menjadi rutin
3. Libatkan keluarga dalam merencanakan dan memelihara program aktivitas
fisik

Edukasi

1. Jelaskan manfaat aktivitas fisik


2. Ajarkan teknik latihan sesuai kemampuan
3. Ajarkan menghindari cedera saat aktivitas fisik
4. Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat

Pemantauan Tanda Vital

Definisi : Mengumpulkan dan menganalisi data hasil pengukuran fungsi vital kardiovaskuler,
pernafasan dan suhu tubuh.

Tindakan :
Observasi

1. Monitor tekanan darah


2. Monitor nadi
3. Monitor pernafasan
4. Monitor suhu tubuh
5. Monitor oksimetri nadi
6. Monitor tekanan nadi
7. Identifikasi penyebab perubahan tanda vital

Terapeutik

1. Atur hasil interval pemantauan sesuai kondisi pasien


2. Dokumentasikan pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


2. Informasikan hasil pemantauan

Pemberian Obat

Definisi : Mempersiapkan, memberi dan mengevaluasi keefektifan agen farmakologis yang


diprogramkan.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi interaksi dan kontra indikasi obat


2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
4. Monitor efek terapeutik obat
5. Monitor efek samping toksisitas dan interaksi obat

Terapeutik

1. Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan akurat


2. Lakukan prinsip enam benar
3. Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluarsa
4. Fasilitasi minum obat
5. Tandatangani pemberian narkotika
6. Dokumentasikan pemberian obat dan respon pada obat

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat ,alesan pemberian tindakan yang dihadapkan dan efek
samping sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat
Pemberian Obat Inhalasi

Definisi : Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis berupa spray ,aerosol, uap atau
bubuk halus untuk mendapatkan lokal atau sismetik.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontraindikasi


2. Verifikasi order obat sesuai indikasi
3. Periksa kadaluarsa obat
4. Monitor efek samping

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar


2. Kocok inhaler selama 2-3 detik sebelum digunakan
3. Lepaskan penutup inhaler dan pegang terbalik
4. Posisiklan inhaler didalam mulut mengarah ketenggorokan dengan bibir
ditutup rapat

Edukasi

1. Anjurkan bernafas lambat saat penggunaan nebulizer


2. Anjurkan menahan nafas selama 10 detik
3. Ajarkan pasien dan keluarga cara pemberian obat
4. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian obat tindakan yang diharapkan
5. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan obat efektifitas
obat

Pemberian Obat Intravena

Definisi : Menyiapkan dan memberikan agen farmokologis melalui kateter intravena.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontraindikasi


2. Verifikasi order obat sesuai indikasi
3. Periksa kadaluarsa obat
4. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat
5. Monitor efek terapeutik obat
6. Monitor efek samping ,toksisitas dan interaksiobat

Terapeutik

1. Lakukan prisip enam benar


2. Pastikan ketepatan kepatenan kateter IV
3. Campurkan obat kedalam kantung,botol atau buret
4. Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
5. Tempelkan label dan nama obat dan dosis pada wadah cairan IV
6. Gunakan mesin pompa untuk pemberian obat secara kontinu

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian obat tindkan yang diharapkan


2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan obat efektifitas
obat

Pemberian Obat Oral

Definisi : Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui mulut untuk mendapatkan
efek lokal dan sistemik.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi interaksi dan kontraindikasi obat


2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
4. Monitor efek terapeutik obat
5. Monitor efek lokal ,sistemik,dan efek samping obat
6. Monitor resiko aspirasi

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar


2. Berikan obat oral sebelum makana atau sesudah makan, sesuai kebutuhan
3. Taro obat sublingual dibawah lidah pasien

Edukasi

2. Jelaskan jenis obat,alasan pemberian obat,dan tindakan yang diharapkan


3. Anjurkan menelan obat sublingual
4. Ajarkan pasien dan keluarga cara pemberian obat secara mandiri

Penentuan Tujuan Bersama

Definisi : mengidentifIkasi menyusun dan memproritaskan tujuan perawatan bersama dengan


pasien sebagai dasar untuk mengembangkan rencana perawatan.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai


2. Identifikasi cara mencapai tujuan secara konstruktif

Terapeutik

1. Nyatakan tujuan dengan kalimat positif yang jelas


2. Tetapkan skala pencapaian tujuan
3. Berikan batasan peran kepada perawat dan pasien dengan jelas
4. Diskusikan pengembangan rencana untuk memenuhi tujuan
5. Tetapkan batas waktu yang realistis
6. Hitung skor pencapaian tujuan
7. Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai

Edukasi

1. Anjurkan mengenal masalah yang dialami


2. Anjurkan mengembangkan harapan realistis
3. Anjurkan mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan sendiri
4. Anjurkan mengidentifikasi tujuan realistis dan dapat dicapai

Promosi Berat Badan

Definisi : memfasilitasi peningkatan berat badan.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan berat badan kurang


2. Monitor adanya mual dan muntah
3. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari hari
4. Monitor berat badan
5. Monitor albumin, limfosit, elektrolit serum

Terapeutik

1. Hidangkan makanan secara menarik


2. Berikan suplemen ,jika perlu
3. Berikan pujian pada pasien untuk peningkatan yang dicapai

Edukasi

1. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi namun tetap terjangkau


2. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan

Promosi Dukungan Keluarga

Definisi : Meningkatkan partisipasi anggota keluarga dalam perawatan emosional dan fisik.

Tindakan :
Observasi

1. Identifikasi sumber daya fisik ,emosional dan pendidikan keluarga


2. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga
3. Identifikasi stressor situasional anggota keluarga lainnnya
4. Identifikasi gejala fisik akibat stres

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang nyaman


2. Diskusikan jenis perawatan dirumah
3. Diskusikan cara mengatasi kesulitan dalam perawatan
4. Hargaikeputusan yang dibutuhkankeluarga
5. Hargai mekanisme perawatan yang digunakan keluarga

Edukasi

1. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan dan pengobatan yang dijalani


pasien
2. Anjurkan keluarga bersikap arsetif
3. Anjurkan meningkatkan aspek positif dari situasi yang dijalani pasien

Promosi latihan fisik

Definisi : Memfasilitasi aktivitas fisik regular untuk mempertahankan atau meningkatkan


ketingkatan kebugaran dan kesehatan yang lebih tinggi.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi keyakinan kesehatan tentang latihan fisik


2. Identifikasi pengalaman olahraga sebelumnya
3. Identifikasi hambatan untuk berolahraga
4. Monitor respon terhadap program latihan

Terapeutik

1. Motivasi memulai atau melanjutkan olahraga


2. Lakukan aktivitas olahraga bersama pasien
3. Fsilitasi dalam mempertahankan kemajuan program latihan
4. Libarkan keluarga dalam merencanakan dan memelihara program latihan
5. Berikan umpan balik positif setiap upaya yang dijelaskan pasien

Edukasi

1. Jelaskan manfaat kesehatan efek fisiologis kesehatan


2. Jelaskan latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
3. Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat
4. Ajarkan teknik menghindari cedera saat olahraga
5. Ajarkan teknik pernafasaran untuk memaksimalakan penyerapan oksigen
selama latihan fisik

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan rehebalitasi medis atau ahli fisiologis olahraga

Rehabilitasi Jantung

Definisi : Mengelola periode pemulihan fungsi jantung setelah mengalami gangguan yang
berakibat pada ketidakseimbangan keburuhan dan suplai oksigen miokard serta menimalkan
kejadian serangan perilaku beresiki dan dampak psikososial.

Tindakan :

Observasi

2. Monitor tingkat toleransi aktivitas


3. Periksa kontraindikasi latihan
4. Lakukan skriningan siestas dan depresi

Terapeutik

1. Fasilitasi pasien menjalankan latihan fase 1 (inpatient)


2. Fasilitasi pasien menjalankan latihan fase 2 (outoatient)
3. Fasilitasi pasien menjalankan latihan fase 3 (maintenance)
4. Fasilitasi pasien menjalankan latihan fase 4 (long trn)

Edukasi

1. Jelaskan rangkaian fase fase rehabilitas jantung


2. Anjurkan melakukan latihan sesuai toleransi
3. Anjurkan pasien dan keluarga untuk modifikasi faktor resiko
4. Anjurkan pasien dan keluarga memenuhi jadwal control kesehatan

Terapi aktivitas

Definisi : Menggunakan aktivitas fisik , kognitif , social dan spiritual tertentu


untukmemulihkan ketrlibatan, frekuensi dan durasi aktivitas individu atau kelompok

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi deficit tingkat aktivitas


2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
4. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
5. Identifikasi makna aktivitas rutin ( mis. Bekerja ) dan waktu luang
6. Monitor respons emosional , fisik, social , dan spiritual terhadap aktivitas

Terapeutik

1. Fasilitasi focus pada kemampuan , bukan deficit yang dialami


2. Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, social
4. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
5. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
6. Fasilitasi transportasi untuk menghindari aktivitas , jika sesuai
7. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang dipilih
8. Fasilitasi aktivitas fisik rutin
9. Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk pasien interaktif
10. Tingkatkan aktivitas fisik motoric untuk memelihara berat badan , jika sesuai
11. Fasilitasi aktivitas motoric untuk merelaksasi otot
12. Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implisit daan emosional
13. Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak kompetitif , terstukruktur ,
dan aktif
14. Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas rekreasi dan diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan
15. Libatkan keluarga dalam dalam aktivitas
16. Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan diri
17. Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuan sendiri untuk mencapai
tujuan
18. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari hari
19. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas

Edukasi

1. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari hari jika perlu


2. Anjurkan cara melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, kognitif dalam
menjaga fungsi dan kesehatan
3. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi , jika sesuai
4. Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan positif atas partisipasi dalam
aktifitas

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merrencanakan dan memonitor


program aktivitas , jika sesuai
2. Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
Terapi Bantuan Hewan

Definisi : Menggunakan hewan untuk memberikan stimulasi pemulihan kesehatan,


pengalihan perhatian, dan relaksasi.

Tindakan:

Observasi

1. Identifikasi penerimaan pasien terhadap hewan sebagai agen


2. Identifikasi adanya alergi pada hewan

Terapeutik

1. Tentukan standar untuk skrining, pelatihan, dan perawatan hewan dalam


program terapi, jika perlu
2. Ikuti peraturan dinas kesehatan kesehatan tentang penggunaan hewan sebagai
agen terapi
3. Buat pedoman/protocol yang menguraikan respons terhadap trauma atau
cedera akibat kontak dengan hewan
4. Siapkan pilihan pilihan hewan
5. Fasilitasi pasien memegang, membelai, dan mencurahkan emosi kepada
hewan
6. Motivasi bermain dengan hewan
7. Motivasi memberi makan atau merawat hewan
8. Berikan kesempatan untuk mengenang dan berbagi tentang pengalaman
merawat hewan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan alasan memiliki hewan

Terapi Musik

Definisi : Menggunakan musik untuk membantu mengubah prilaku, perasaan, atau fisiologis
tubuh.

Tindakan:

Observasi

2. Identifikasi perubahan prilaku atau fisiologis yang akandicapai ( mis.


Relaksasi, stimulus, konsentrasi, pengurangan rasa sakit
3. Identifikasi minat terhadap musik
4. Identifikasi musik yang disukai

Terapeutik

1. Pilih music yang disukai


2. Posisikan dalam posisi yang nyaman
3. Batasi rangsangan eksternal selama terapi dilakukan( mis. Lampu, suara,
pengunjung, panggilan telepon )
4. Sediakan peralatan terapi musik
5. Atur volume suara yang sesuai
6. Berikan terapi musik sesuai indikasi
7. Hindari pemberian terapi musik dalamwaktu yang sangat lama
8. Hindari pemberian terapi musik saat cedera kepala akut

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur terapi musik


2. Anjurkan rileks selama mendengarkan musik

Manajemen Nutrisi

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi status nutrisi


2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
4. Identifikasi perlunya penggunan selang nasogastrik
5. Monitor asupan makanan
6. Monitor berat badan
7. Monitor hasil pemeriksaan laboratium

Terapeutik

1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu


2. Fasilitasi menentukan pedoman diet ( mis. Piramida makanan )
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
5. Berikan suplemen makanan, jika perlu
6. Hetikan pemberian makan mealui selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi

1. Anjurkan posisi duduk, jika perlu


2. Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan( mis. Pereda nyeri,
antimetik ), jika perlu
2. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

Manajemen Nyeri

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang


berkaitan dengan kerusakan jaringan atau funsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hinggga berat dan konstan.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuandan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
7. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
8. Monitor efek samping analgetik

Terapeutik

1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,


hipnosis, akupresur, terapimusik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri

Edukasi

1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemcicu nyeri


2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


Terapi Oksigen

Definisi : Memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi kondisi kekurangan
oksigen.

Tindakan:

Observasi

2. Monitor kecepatan aliran oksigen


3. Monitor posisi alat terapi oksigen
4. Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang diberikan
cukup
5. Monitor efektifitas terapi oksigen( mis. Oksimetri, analisa gas darah), jika
perlu
6. Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
7. Monitor tanda tanda gejala toksikasi oksigen dan atelectasis
8. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
9. Monitor integrias mukosa hidung akibat pemasangan oksigen

Terapeutik

1. Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea, jika perlu


2. Pertahankan kepatenan jalan napas
3. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
4. Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
5. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien

Edukasi

1. Anjurkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah

Kolaborasi

2. Kolaborasi penentuan dosis oksigen


3. Koaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur

Terapi Relaksasi Otot Progresif

Definisi : Menggunakan teknik penegangan dan perengangan otot untuk meredakan


ketegangan otot, ansietas, nyeri, serta meningkatkan kenyamanan, konsentrasi dan kebugaran.

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi tempat yang tenang dan nyaman


2. Monitor secara berkala untuk memastikan otot rileks
3. Monitor adanya indicator tidak roleks (mis. Adanya gerakan, pernapasan yang
berat)

Terapeutik

1. Atur lingkuangan agar tidak ada gangguan saat terapi


2. Berikan posisi bersandar pada kursi atau posisi lainnya yang nyaman
3. Hentikan sesi relaksasi secara bertahap
4. Beri waktu mengungkapkan perasaan tentang terapi

Edukasi

1. Anjurkan memakai pakaian yang nyaman dan tidak sempit


2. Anjurkan melakukan relaksasi otot rahang
3. Anjurkan menegangkan otot selama 5 – 10 detik, kemudian anjurkan untuk
merilekskan otot 20-30 detik, masing-masing 8-16 kali
4. Anjurkan menegangkan otot kaki selama tidak lebih dari 5 detik untuk
menghindari kram
5. Anjurkan fokus pada sensasi otot yang menegangkan
6. Anjurkan fokus pada sensasi otot relaks
7. Anjurkan bernapas dalam dan perlahan
8. Anjurkan berlatih diantara sesi regular dengan perawat

Defisit nutrisi
Intervensi utama Intervensi pendukung
1. Manajemen Nutrisi 1. Dukungan Kepatuhan Program
2. Promosi Berat Badan Pengobatan
2. Manajemen Hiperglikemia
3. Edukasi Diet
4. Manajemen Hipoglikemia
5. Edukasi Kemoterapi
6. Manajemen Kemoterapi
7. Konseling Laktasi
8. Manajemen Reaksi Alergi
9. Konseling Nutrisi
10. Pemantauan Cairan
11. Konsultasi
12. Pemantauan Nutrisi
13. Manajemen Cairan
14. Pemantauan Tanda Vital
15. Manajemen Demensia
16. Pemberian Makanan
17. Manajemen Diare
18. Pemberian Makanan Enteral
19. Manajemen Eliminasi Fekal
20. Pemberian Makanan Parentera
21. Manajemen Energi
22. Pemberian Obat Intravena
23. Manajemen Gangguan Makan
24. Terapi Menelan
Intervensi utama

Manajemen Nutrisi

DefInisi : Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi status nutrisi


2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. ldentifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

1. Lakukan oral hygiene sebe!um makan, jika perlu


2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
3. sajikan makanan secara menarik dan suhu yg sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatnk įika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi

1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu


2. Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian medikasi sebeium makan (mis. pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
2. Kolaborasi dengan ahii gizi untuk menentukan jumiah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

Promosi Berat Badan

Definisi : memfasilitasi peningkatan berat badan

Tindakan
Observasi

1. Identisikasi kemungkinan penyebab BB kurang


2. Monitor adanya mual dan muntah
3. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari hari
4. Monitor berat badan
5. Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum

Terapeutik

1. Berikan peawatan mulut sesuai pemberian makan,jika perlu


2. Sediakan makanan yang tepay sesuai kondiri pasien (mis.makana dengan tekstur
halus
3. Hidangkan makanan secara menarik
4. Berikan suplemen, jika perlu
5. Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang dicapai

Edukasi

1. Jelaskan jens makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau


2. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan

Definisi : Memfasilitasi ketepatan dan keteraturan menjalani program pengobatan yang sudah
ditentukan.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kepatuhan menjaiani program pengobatan

Terapeutik

2. Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik


3. Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien selama
menjalani prograrm pengobatan, jika perlu
4. Dokumentasikan aktivitas selama menjalani proses pengobatan
5. Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program
pengobatan
6. Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani

Edukasi

1. Informasikan program pengobatan yang harus dijalani


2. Infomasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan
3. Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani
program pengobatan
4. Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat,
jika perlu

Edukasi Diet

Definisi : Mengajarkan jumlah jenis dan jadwal asupan makanan yang diprogramkan.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi


2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan
5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk meyediakan makanan

Terapeutik

1. Persiapkan materi, media dan alat peraga


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
4. Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu

Edukasi

1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan


6. Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
7. Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu
8. Anjurkan mempertahankan posisi semi Fowler (30 - 45 derajat) 20-30 menit setelah
makan
9. Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang diprogramkan
10. Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
11. Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai
12. Ajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program
13. Rekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jika perlu

Kolaborasi

1. Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika perlu

Edukasi Kemoterapi

Definisi : Mengajarkan pasien dan keluarga untuk memahami cara kerja dan mengurangi efek
samping agen antineoplasma.

Tindakan
Observasi

2. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan efek obat-obatan antineoplasma pada sel-sel malignan


2. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai efek terapi pada fungsi sumsum tulang, folikel
rambut
3. fungsi seksual dan toksisitas organ
4. Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi (mis. menghindari keramaian
5. memelihara kebersihan dan cuci tangan)
6. Anjurkan melaporkan gejala demam, menggigil, mimisan, lebam-lebam, tinja
berwarna merah
7. tua/hitam
8. Anjurkan menghindari penggunaan produk aspirin

Konseling Laktasi

Definisi : Memberikan bimbingan teknik menyusui yang tepat dalam pemberian makanan
bayi.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui


2. Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
3. Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui

Terapeutik

1. Gunakan teknik mendengarkan aktif (mis. duduk sama tinggi, dengarkan


permasalahan ibu)
2. Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar

Edukasi

1. Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan ibu

Konseling Nutrisi
Definisi : Memberikan bimbingan dalam melakukan modifikasi asupan nutrisi.

Tindakan

Observasi

2. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah


3. Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara reguler
4. Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah, kenaikan berat
badan, dan
5. kebiasaan membeli makanan

Terapeutik

1. Bina hubungan terapeutik


2. Sepakati lama waktu pemberian konseling
3. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
4. Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi kecukupan asupan
5. Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi (mis,
usia,
6. tahap pertumbuhan dan perkembangan, penyakit makanan

Edukasi

1. Informasikan perlunya modifikasi diet (mis. penurunan atau penambahan berat badan,
2. Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan
pembatasan natrium atau cairan, pengurangan kolesterol)

Kolaborasi

1. Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

Konsultasi

Definisi : Memberikan pertimbangan untuk memecahkan masalah keperawatan dan/atau


kesehatan yang dialami pasien, keluarga, kelompok, atau komunitas.

Tindakan

Observasi

2. Identifikasi tujuan konsultasi


3. Identifikasi masalah yang menjadi fokus konsultasi
4. Identifikasi harapan semua pihak yang terlibat
5. Identifikasi model konsultasi yang sesuai
6. Identifikasi ekspektasi biaya, jika perlu

Terapeutik
1. Fasilitasi kontrak tertulis untuk menentukan kesepakatan jadwal konsultasi
2. Berikan tanggapan secara profesional terhadap penerimaan atau penolakan ide
3. Fasilitasi memutuskan pilihan alternatif solusi

Edukasi

1. Jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien


2. Jelaskan alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh pasien/keluarga
3. Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing solusi
4. Anjurkan meningkatkan kemandirian menyelesaikan masalah

Manajemen Hiperglikemia

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah di atas normal

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia


2. Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis. penyakit
kambuhan)
3. Monitor kadar glukosa darah , jika perlu
4. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuria, polidipsia, polifagia,
kelemahan, malaise, pandangan kabur sakit kepala)
5. Monitor intake dan output cairan
6. Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi

Terapeutik

1. Berikan asupan cairan oral


2. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
3. Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik

Edukasi

1. Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dl
2. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
3. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
4. Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu
5. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan profesional kesehatan)

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu


2. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

Manajemen Hipoglikemia

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah rendah

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia


2. Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia

Terapeutik

1. Berikan karbohidrat sederhana , jika perlu


2. Berikan glukagon , jika perlu
3. Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet
4. Pertahankan kepatenan jalan napas
5. Pertahankan akses IV , jika perlu
6. Hubungi layanan medis darurat , jika perlu

Edukasi

1. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat


2. Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
4. Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentang penyesuaian program
pengobatan
5. Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, dan olahraga
6. Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (mis. tanda dan gejala, faktor risiko, dan
pengobatan hipoglikemia)
7. Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia (mis. mengurangi
insulin / agen oral dan/atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga)

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian dekstrose, jika perlu


2. Kolaborasi pemberian glukagon, jika perlu

Manajemen Kemoterapi
Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pemberian agen antineoplastik

Tindakan

Observasi

1. Periksa kondisi sebelum kemoterapi


2. Monitor efek samping dan efek toksik pengobatan (mis. kerontokan rambut,
disfungsi seksual)
3. Monitor mual dan muntah akibat kemoterapi
4. Monitor status gizi dan berat badan

Terapeutik

1. Hindari penggunaan produk aspirin


2. Batasi stimulus lingkungan (mis. suara, cahaya, bau)
3. Berikan asupan cairan adekuat
4. Lakukan tindakan perawatan rambut (mis. menghindari suhuextrem, sisir dengan
lembut)
5. Rencanakan alternatif pengganti rambut yang rontok (mis. wig , syal, topi, turban)
6. Berikan obat kemoterapi sesuai program

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur kemoterapi


2. Jelaskan efek obat pada sel kanker dan fungsi sumsum tulang belakang
3. Anjurkan diet sesuai indikasi (mis. tidak merangsang pencernaan, mudah dicerna,
bergizi)
4. Anjurkan melaporkan efek samping kemoterapi yang dirasakan (mis. demam,
mimisan, memar berlebih, dan kotoran berlendir)
5. Ajarkan cara mencegah infeksi (mis. membatasi kunjungan, cuci tangan)
6. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (imajinasi), sesuai kebutuhan
7. Ajarkan teknik manajemen energi, jika perlu
8. Ajarkan mengelola kelelahan dengan merencanakan sering istirahat dan
membatasi kegiatan

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan efek samping (mis. antiemetik)

Manajemen reaksi alergi


Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola respon reaksi alergi.

Tindakan

Observasi

2. Identifikasi penyebab dan riwayat alergi (mis. obat, makanan, debu, udara, lateks,
transfusi darah)
3. Monitor gejala dan tanda reaksi alergi (mis. muka merah, urtikaria, angioedema,
batuk paroksismal, gelisah, dispnea, sianosis, wheezing atau syok)
4. Monitor selama 30 menit setelah pemberian agen farmakologis (mis. antibiotik)

Terapeutik

1. Pasang gelang tanda alergi pada lengan


2. Hentikan paparan alergen
3. Berikan bantuan hidup dasar selama terjadi syok anafilaktik
4. Lakuka tes alergi

Edukasi

1. Informasikan tentang alergi yang dialami


2. Ajarkan cara menghindari dan mencegah paparan alergen dari lingkungan atau
lainnya
3. Ajarkan pertolongan pertama syok anafilaktik

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat-obatan anti alergi

Pemantauan Cairan

Defenisi : Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan kesembangan cairan.

Tindakan

Observasi

2. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi


3. Monitor frekuensi napas
4. Monitor tekanan darah
5. Monitor berat badan
6. Monitor waktu pengisian kapiler
7. Monitor elastisitas atau turgorkulit
8. Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
9. Monitor kadar albumin dan protein total
10. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematokrit, natrium,
kalium, BUN)
11. Monitor intake dan output cairan
12. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia tekanan (mis. frekuensi nadi menurun, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat,
haus, lemah, konsentrasi urin meningkat, berat badan menurun dalam waktu
singkat)
13. Identifikasi tanda-tanda hipervolemia (mis. dispnea, edema meningkat, perifer,
CVP meningkat, edema refleks anasarka, hepatojugular JVP positif, berat badan
menurun dalam waktu singkat)
14. Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis. prosedur pembedahan
mayor, pankreas, penyakit traumal perdarahan, luka bakar, aferesis, obstruksi
intestinal, peradangan ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)

Terapeutik

1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien


2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


2. Infomasikan hasil

Pemantauan Nutrisi

Defenisi : Mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan asupan dan status
gizi.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. pengetahuan,


ketersediaan
2. makanan, agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak adekuat, gangguan
menelan
3. penggunaan obat-obatan atau pascaoperasi)
4. Identifikasi perubahan berat badan
5. Identifikasi kelainan pada kulit (mis. memar yang berlebihan, luka yang sulit
sembuh, dan pendarahan)
6. Identifikasi kelainan pada rambut (mis. Kering, tipis, kasar, dan mudah patah)
7. Identifikasi pola makan (mis. kesukaan/ketidaksukaan makanan, konsumsi
makanan cepat saji, makan terburu-buru)
8. Identifikasi kelainan pada kuku (mis. berbentuk sendok, retak, mudah patah, dan
bergerigi)
9. Identifikasi kemampuan menelan (mis, fungsi motorik wajah, refleks menelan,
dan refleks gag)
10. Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. peradangan, gusi berdarah, bibir kering
dan retak, luka)
11. Identifikasi kelainan eliminasi (mis. diare, darah, lendir, dan eliminasi yang tidak
teratur)
12. Monitor mual dan muntah
13. Monitor asupan oral
14. Monitor warna konjungtiva
15. Monitor hasil laboratorium (mis. kadar kolesterol, albumin serum, transferrin,
kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan elektrolit darah)

Terapeutik

1. Timbang berat badan


2. Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. indeks massa tubuh, pengukuran
pinggang, dan
3. ukuran lipatan kulit)
4. Hitung perubahan berat badan
5. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
6. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Manajemen Cairan

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi


akibat ketidakseimbangan cairan.

Tindakan

Observasi

1. Monitor status hidrasi ( mis. Frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembapan mukosa, tugor kulit, tekanan darah )
2. Monitor berat badan harian
3. Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium ( mis. Hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis
urine, BUN )
5. Monitor status hemodinamik ( mis. MAP, CVP, PAP, PCWP jika perlu )
Teraupetik

1. Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam


2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan intavena, jika perlu

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian diuretik

Manajemen Demensia

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang mengalami konfusi kronis

Tindakan

Observasi

2. Identifikasi riwayat fisik, sosial, psikologis, dan kebiasaan


3. Identifikasi pola aktivitas ( mis. tidur, minum obat, eliminasi, asupan oral,
perawatan diri )

Teraupetik

1. Sediakan lingkungan aman, nyaman, konsisten, dan rendah stimulus ( mis. musik
tenang, derorasi sederhana, pencahayaan memadai, makan bersama pasien lain )
2. Orientasikan waktu, tempat dan orang
3. Gunakan distraksi untuk mengatasi mesalah perilaku
4. Libatkan keluarga dalam merecanakan, menyediakan, dan mengevaluasi
perawatan
5. Fasilitasi orientasi dengan symbol- simbol 9 mis. dekorasi, papan petunjuk, foto
diberi nama, huruf besar )
6. Libatkan kegiatan individu atau kelompok sesuai kemampuan kognitif dan minat

Edukasi

1. Anjurkan memperbanyak istirahat


2. Ajarkan keluarga cara perawatan demensia

Manajemen Diare

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola diare dan dampaknya

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi penyebab diare ( mis. inflamasi gastrointertinal, proses infeksi,


malabsorpsi, ansietas, stres, obat-obatan, pemberian botol susu )
2. Identifikasi riwayat pemberian makan
3. Identifikasi gejala invaginasi ( mis. tangisan keras, kepucatan pada bayi )
4. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
5. Monitor tanda dan gejala hypovolemia ( mis. takikardia, nadi teraba lemah,
tekanan darah turun, tugor kulit turun, mukosa mulut kering, CRT melambat, BB
menurun )
6. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal
7. Monitor jumlah pengeluaran urine
8. Monitor keamanan penyiapan makanan

Teraupetik

1. Berikan asupan cairan oral ( mis. larutan garam gula, oralit, pedialyte, renalyte)
2. Pasang jalur intravena
3. Berikan cairan intravena ( mis. ringer asetat, ringer laktat )
4. Ambil sample darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
5. Ambil sampel feses untuk kultur

Edukasi

1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap


2. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung laktosa
3. Anjurkan melanjutkan pemberian ASI

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas ( mis. papaverin, ekstak belladonna,


mebeverine )
2. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses ( mis. ataupulgit, smektit, kaolin-
pektin)

Manajemen Eliminasi Fekal

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi fekal

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar


2. Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
3. Monitor buang air besar ( mis. wana, frekuensi, konsistensi, volume )
4. Monitor tanda gan gejala diare, konstipasi atau impaksi

Teraupetik

1. Berikan air hangat setelah makan


2. Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
3. Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi

1. Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik usus


2. Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume feses
3. Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik, sesuai toleransi
4. Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas
5. Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu

Manajemen Energi

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energi untuk mengatasi atau


mencegah kelelahan dan mengoptimalkan proses pemulihan.

Tindakan

Observasi

2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan


3. Monitor kelelahan fisik dan emosional
4. Monitor pola dan jam tidur
5. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4. Fasilitasi duduk di tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi

1. Anjurkan tirah baring


2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

Manajmen Gangguan Makan

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola diet yang buruk, olahraga berlebihan dan/ atau
pengeluaran makanan dan cairan berlebihan
Tindakan

Observasi

2. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori

Teraupetik

3. Timbang berat badan secara rutin


3. Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik ( termasuk olahraga ) yang
sesuai
4. Lakukan kontak perilaku ( mis. target berat badan, tanggung jawab perilaku )
5. Dampingi ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan kembali
makanan
6. Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubahan perilaku
7. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak
8. Rencanakan program pengobatan unruk perawatan di rumah ( mis. medis,
konseling )

Edukasi

1. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu


pengeluaran makanan ( mis. pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas
berlebihan )
2. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
3. Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah perilaku makanan

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kalori dan
pilihan makanan )

Pemantauan Tanda Vital

Definisi : Mengumpulkan dan menganalisis data hasil pengukuran fungsi vital


kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh

Tindakan

Observasi

2. Monitor tekanan darah


3. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
4. Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
5. Monitor suhu tubuh
6. Monitor oksimetri nadi
7. Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
8. Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik

1. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien


2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Pemberian Makana

Definisi : Memberikan asupan nutrisi melalui oral pada pasien yang tidak mampu makan
secara mandiri

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi makanan yang diprogramkan


2. Identisikasi kemampuan menelan
3. Periksa mulut untuk residu pada akhir makan

Teraupetik

1. Lakukan kebersihan tangan dan mulut sebelum makan


2. Sediakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan ( mis. simpan
urinal, pispot, agar tidak terlihat )
3. Berikan posisi duduk atau semi fowler saat makan
4. Berikan makanan hangat, jika memungkinkan
5. Sediakan sedotan, sesuai kebutuhan
6. Berikan makanan sesuai keinginan, jika memungkinkan
7. Tawarkan mencium aroma maknan untuk merangsang nafsu makan
8. Pertahankan perhatian saat menyusui
9. Cusi muka dan tangan setelah makan

Edukasi

1. Anjurkan orang tua dan keluarga membantu memberi makan kepada pasien

Kolaborasi

2. Kolaborasi pemberian analgenik yang adekuat sebelum makan, jika perlu


Kolaborasi pemberian antiemetil sebelum makan, jika perlu

Pemberian Makanan Enteral

Definisi : Menyiapkan dan memberikan nutrisi melalui selang gastrointestinal


Tindakan

Observasi

3. Periksa posisi nasogastric tube ( NGT ) dengan memeriksa residu lambung atau
mengauskultasi hembusan udara
3. Monitor tetesan makanan pada pompa setiap jam
4. Monitor rasa penuh, mual dan muntah
5. Monitor residu lambung tiap 4-6 jam selama 24 jam pertama, kemudian tiap 8 jam
selama pemberian makan via enteral, jika perlu
6. Monitor pola buang air besar stiap 4-8 jam, jika perlu

Teraupetik

1. Gunakan teknik bersih dalam pemberian makanan via selang


2. Berikan tanda pada selang untuk mempertahankan lokasi yang tepat
3. Tinggikan kepala tmpat tidur 30-45 derajat selama pemberian makanan
4. Ukur residu sebelum pemberian makan
5. Peluk dan bicara dengan bayi selama diberikan makanan untuk menstimulasi
aktivitas makan
6. Irigasi selang dengan 30 ml air setiap 4-6 jam selama pemberian makan dan
setelah pemberian makan intermiten
7. Hindari pemberian makan lewar selang 1 jam sebelum prosedur atau pemindahan
pasien
8. Hindari pemberian makanan jika residu lebih dari 150 cc atau lebih dari 110%-
120% dari jumlah makanan tiap jam

Edukasi

1. jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur

kolaborasi

2. Kolaborasi pemeriksaan sinar x untuk konfirmasi posisi selang


3. Kolaborasi pemilihan jenis dan jumlah makanan enternal

Pemberian Makan Parental

Definisi : Memberikan nutrisi melalui pembuluh darah vena baik sentral ( untuk nutrisi
parenteral total ) atau vena perifer ( untuk nutrisi pariental parsial ) pada pasien yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral latau enteral

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi terapi yang diberikan sesuatu untuk usia, kondisi, dosis, kecepatan,
dan rute
2. Monitor tanda flebitis, infamasi, dan thrombosis
3. Monitor hasil laboratorium ( mis. BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit, faal hepar
)
4. Monitor berat badan
5. Monitor produksi urine
6. Monitor jumlah cairan yang masuk dan keluar

Teraupetik

1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan


2. Gunakan teknik aseptik dalam perawatan selang
3. Berikan table pada wwadah makanan parenteral dengan tanggal, waktu, dan inisial
perawat
4. Atur laju infuse, konsentrasi, dan volume yang akan dimasukan
5. Pastikan alarm infus dihidupkan dan berfungsi, jika tersedia
6. Ganti balutan 24- 48 jam
7. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3x4 jam
8. Hindari pengambilan sampel darah dan pemberian obat pada selang nutrisi
parenteral

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur

Pemberian Obat Intravena

Definisi : menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui kateter intravena

Tindakan

Observasi

2. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat


3. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
4. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
5. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
6. Monitor efek terapeutik obat
7. Monitor efek samping , toksisitas, dan intraksi obat

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar( pasien,obat,dosis,waktu,rute,dokumentasi)


2. Pastikan ketepatan dan kepatenan IV
3. Campurkan obat ke dalam kantung, botol , atau buret, sesuai kebutuhan
4. Berikan obat iv dengan kecepatan yang tepat
5. Tempelkan label keterangan nama obat dan dosis pada wadah cairan iv
6. Gunakan mesin pompa untuk pemberian obat secara kontinu, jika perlu
Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yanghh diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meninggalkan dan menurunkan efektifitas obat

Terapi Menelan

Definisi : Memulihkan kemampuan menelan untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat


gangguan menelan

Tindakan

Observasi

1. Monitor tanda dan gejala aspirasi


2. Monitor gerakan lidah saat makan
3. Monitor tanda keletihan saat makan, minum, dan menelan

Teraupetik

1. Berikan lingkungan yang nyaman


2. Jaga privasi pasien
3. Gunakan alat bantu, jika perlu
4. Hindari penggunaan sedotan
5. Posisikan duduk
6. Berikan permen lolipop untuk meningkatkan kekuatan lidah
7. Fasilitasi meletakan makanan di belakang mulut
8. Berikan perawatan mulut, sesuai kebutuhan

Edukasi

1. Informasikan manfaat terapi menelan kepada pasien dan keluarga


2. Anjurkan membuka dan menutup mulut saat memberikan makanan
3. Anjurkan tindakan bicara saat makan

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam memberikan terapi ( mis. terapi


okupasi, ahli patologi bicara, dan ahli gizi ) dalam mengatur rehabilitasi
pasien
Hipovolemia

Intervensi utama

Manajemen hipotermia

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan intravaskuler

Tindakan.

Observasi

1. periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis frekuensi nadi meningkat,nadi teraba
lemah,tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus,
lemah)
2. monitor intake dan output cairan

Terapeutik

1. hitung kebutuhan cairan


2. berikan posisi modified Trendelenburg
3. berikan asupan cairan oral

Edukasi

1. anjurkan memperbanyak asupan cairan oral


2. anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

Kolaborasi

1. kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis nacl, rl)


2. kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis glukosa 2,5 %, nacl 0,4%)
3. kolaborasi pemberian cairan IV koloid (mis albumin, plasmanate)
4. kolaborasi pemberian produk darah

Manajemen syok

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubub menyediakan oksigen dan


nutrien untuk mencukupi kebutuhan jaringan akibat kehilangan cairan / darah berlebih.

Tindakan

Observasi

1. monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
MAP)
2. monitor status oksigenisasi (oksimetri nadi, AGD)
3. monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
4. periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
5. periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS
(deformity/deformitas,open wound/luka terbuka, tenderness/nyeri tekan,
swelling/bengkak)

Terapeutik

1. pertahanan jalan napas paten


2. berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
3. persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
4. lakukan penekanan langsung (direct prassure) pada perdarahan eksternal
5. berikan posisi syok (modified tredelenberg)
6. pasang jalur IV berukuran besar (mis nomor 14 atau 16)
7. pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
8. pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
9. ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit

Kolaborasi

1. kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa


2. kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 ml/kgbb pada anak
3. kolaborasi pemberian ransfuse darah, jika perlu

Intervensi pendukung

Balut tekan

Definisi : membalut luka dengan tekanan untuk mencegah atau menghentikan pendarahan

Tindakan

Observasi

1. monitor perban untuk memantau drainase luka


2. monitor jumlah dan warna cairan drainase dari luka
3. periksa kecepatan dan kekuatan Denyut nadi distal
4. periksa akral, kondisi kulit dan pengisian kapiler distal

Terapeutik

1. pasang sarung tangan


2. tinggilah bagian tubuh yang cidera di atas level jantung, jika tidak ada fraktur
3. tutup luka dengan kasa tebal
4. tekan kasa dengan kuat di atas luka selama
5. fiksasi kasa dengan plaster setelah pendarahan berhenti
6. tekan arteri (pressure Point) yang mengarah ke area pendarahan
Edukasi

1. jelaskan tujuan dan prosedur balut tekan


2. ajurkan membatasi gerak pada area cedera

Dukungan kepatuhan program pengobatan

Definisi : memfasilitasi perencanaan pelaksanaan perawatan kesehatan keluarga.

Tindakan

Observasi

1. identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik

2. buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik


3. buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien selama
menjalani program pengobatan, jika perlu
4. dokumentasikan aktivitas selama menjalani proses pengobatan
5. diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program
pengobatan
6. libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani

Edukasi

1. informasikan program pengobatan yang harus dijalani


2. informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program
pengobatan
3. anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani
program pengobatan
4. anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan
terdekat, jika perlu

Edukasi pengukuran nadi radialis

Definisi : mengajarkan cara pengukuran nadi radialis

Tindakan

Observasi

1. identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

2. sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


3. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. berikan kesempatan untuk bertanya
5. pastikan pasien merasa nyaman dan rileks
6. dokumentasikan hasil Pengukuran nadi radialis

Edukasi

1. jelaskan prosedur pengukuran nadi radialis


2. anjurkan dalam posisi duduk atau terlentang
3. ajarkan cara memeriksa pulsasi radial
4. ajarkan menghitung denyutan selama 60 detik, atau hitung selama 30 detik dan
Kalikan dengan 2
5. ajarkan menghitung frekuensi, irama, dan volume denyut nadi dengan mencatat
pola dan kekuatan denyutan

Insersi intravena

Definisi : melakukan kanulasi dengan jarum ke pembuluh darah perifer untuk pemberian
cairan,darah,atau obat-obatan.

Tindakan

Observasi

1. identifikasi vena yang akan diinsersi


2. identifikasi masalah pembekuan darah atau konsumsi obat yang memperngaruhi
pembekuan darah

Terapeutik

1. atur posisi senyaman mungkin


2. pertimbangkan faktor pemilihan pembuluh darah vena (mis usia, tujuan insersi
vena, pembuluh darah lurus, jauh dari persendian, kondisi ekstremitas)
3. Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula atau shunt arteriovenosa,atau
terkontraindikasi cannulation (mis limfedema, mastektomi, limfektomi)
4. pilih jenis jarum yang sesuai, berdasarkan tujuan
5. berikan analgesia topikal, jika perlu
6. pasang tourniket 3 sampai 4 inci di atas tempat tusukan
7. bersihkan area dengan disinfektan
8. masukan jarum sesuai prosedur, gunakan jarum dengan fitur pencegahan cidera
9. tentukan penempatan yang benar dengan mengamati darah di ruang galah atau
dalam tabung
10. buka tourniket sesegera mungkin
11. pastikan plester jarum terpasang dengan aman
12. sambungan keteter intravena ke tabung infus
13. berikan plaster transparan di tempat kanulasi IV,jika tersedia
14. berikan label IV dengan tanggal dan waktu
15. pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi

1. jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien


2. anjurkan tidak menggerakan tubuh saat dilakukan insersi
3. anjurkan membuka dan menutup tangan beberapa kali, jika perlu
4. anjurkan orang tua untuk memegang dan menghibur anak,jika perlu

Insersi selang nasogasrik

Definisi : Memasukan selang plastik (selang nasogastrik,NG tube) melalui hidung, melewati
tenggorokan sampai kedalam lambung

Tindakan

Observasi

1. identifikasi indikasi pemasangan NGT


2. monitor tanda bahaya pernapasan

Terapeutik

1. letakkan perlak didada


2. tentukan panjang selang dengan mengukur dari ujung hidung ke telinga lalu ke
prosesus xiphoid
3. tandai panjang selang (rata-rata rentang dewasa 56-66 cm)
4. pertimbangkan penambahan 5 cm untuk memastikan masuk ke dalam lambung
5. periksa kepatenan lubang hidung
6. lumasi ujung selanbg 15-20 cm dengan geel
7. pasang spuit dan aspirin isi lambung, jika isi lambung tidak keluar, masukkan
selang 2.5-5 cm dan coba aspirin isi lambung kembali
8. uji ph hasil aspirin lambung
9. masukkan udara 30 ml dan dengarkan bunyi udara dalam lambung dengan
stetoskop
10. fiksasi selang nasogastrik ke hidung pasien dengan plester hipoalergik
11. posisikan semi fowler
12. edukasi
13. jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan keluarga
14. informasikan kemungkinan ketidaknyamanan pada hidung dan kemungkinan
muntah
15. anjurkan mengangkat kepala, pegang selang dengan ujung mengarah ke bawah,
dan masukan perlahan kedalam lubang hidung
16. anjurkan menundukan kepala saat selang mencapai nasofaring, ppotar 180 derajat
ke arah lubang hidung yang berlawanan
17. anjurkan menelan saat selang dimasukan
Konsultasi via telepon

definisi : memberikan pertimbangan untuk memecahkan masalah keperawatan dan/atau


kesehatan yang dialami pasien, keluarga, kelompok, atau komunitas melalui media telepon

Tindakan

Observasi

1. identifikasi tujuan konsultasi via telepon


2. identifikasi masalah yang menjadi focus konsultasi
3. identifikasi kemampuan pasien memahami informasi telepon (mis.defisig
pendengaran, kebingunganm hambatan bahasa
4. identifikasi tingkat dukungan keluarga dan ketelibatan dalam perawatan
5. identifikasi respon psikologis terhadap situasi dan ketersediaan sistem pendukung
6. identifikasi resiko keselamatan bagi pemanggil atau orang lain
7. identifikasi apakah masalah memerlukan evaluasi lebih lanjut (gunakan protokol
standar)
8. identifikasi ekspetasi biaya, jika perlu
9. identifikasi cara menghubungi pasien atau keluarga untuk menerima telepon
10. terapeutik
11. perkenalkan diri dan instansi
12. dapatkan informasi tentang diagnosis keperawatan dan media, jika perlu
13. dapatkan informasi riwayat kesehatan msa lalu dan terapi saat ini
14. tanyakan keluhan utama dan riwayat kesehatan saat ini sesuai dengan protokol
standar
15. berikan tanggapan secara profesional terhadap penerimaan atau penolakan ide
16. fasilitasi memutuskan pilihan alternatif solusi
17. libatkan keluarga/ orang penting lainnya dalam perencanaan peraawatan
18. pertahankan kerahasiaan pasien

Edukasi

1. jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien


2. jelaskan alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh pasien/keluarga
3. jelaskan keuntungan dan kerugian masing masing solusi
4. informasikan program pendidikan, kelompok, pendukung swadaya yang dapat
dimanfaatkan pasien
5. anjurkan meningkatkan kemandirian menyelesaikan masalah

Manajemen akses vena sentral

Definisi : mengidentifikaskan dan mengelola kateter yang diinsersikan pada vena sentral.
Tindakan

Observasi

1. identifikasi indikasi pemasangan akses vena sentral

Terapeutik

2. pasang gown steril


3. pasang sarung tangan steril
4. pastikan jarum tidak tersumbat
5. sambungkan stree way kesemua port kateter
6. isi semua lumen kateter dengan NaCl atau heparinized saline
7. atur posisi telentang
8. arahkan kepala berlawanan dengan tempat tidur dilakukan tindakan
9. bersihkan kulit dengan antiseptik dan penutup dengan dock steril
10. tentukan lokasi penusukan 1/3 bagian atas dari sternoklridomastoid, lateral arteri
11. masukan jarum yang terpasang pada syringe kosong, ke bagian tengah dari
segitiga yang terbentuk oleh dua ujung bawqah otot sternoklridomastoid dan
klavikula
12. pastikan jarum masuk pada posisi lateral arteri dengan jari tetap meraba arteri
karotis
13. insersi dan lakukan aspirasi
14. kanulasi vena menggunakan teknik seldinger saat terlihat daraha

Edukasi

1. jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

Kolaborasi

2. kolaborasi pemeriksaan chest x-ray untuk memastikan posisi kateter

Manajemen aritmia

Definisi : mengidentifikasikan dan mengelola gangguan irama dan/atau frekuensi jantung


yang berpotensi mengganggu hemodinamik atau mengancam nyawa.

Tindakan

Observasi

3. Periksa onset dan pemicu aritmia


3. Identifikasi jenis aritmia
4. Monitor frekuensi dan durasi aritmia
5. Monitor keluhan nbyeri dada (intensitas, lokasi,faktor pencetus, dan faktor pereda)
6. Monitor respon hemodinamik akibat aritmia
7. Monitor saturasi oksigen
8. Monitor kadar elektrolit

Terapeutik

1. Berikan lingkungan yang tenang


2. Pasang jalan nafas buatan (mis. OPO,NPA,LMA,EET),jika perlu
3. Pasang akses intravena
4. Pasang monitor jantung
5. Rekam EKG 12 sadapan
6. Periksa interval QT sebelum dan sesudah pemberian obat yang dapat diperpanjang
interval QT
7. Lakukan maneuver valsava
8. Lakukan massase karotis unilateral
9. Berikan oksigen, sesuai indikasi
10. Siapkan pemasangan ICD (impantable cardioverter defibrillator)

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian aniaritmia, jika perlu


2. Kolaborasi pemberian kardioversi, jika perlu
3. Kolaborasi permberian defibrasi, jika perlu

Manajemen diare

Definisi :mengidentifikasikan dan mengelola duare dan dampaknya

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi pennyebab diare (mis, inflamasi, gastrointestinal, iritasi,


gastrointestinal, proses infeksi, malabsorpsi, ansietas, stress, efek obat-obatan,
pemberian botol susu)
2. Identifikasi gejala invaginasi (mis, tangisan keras, kepicutan pada bayi)
3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
4. Monitor tanda dan gejala hypovelemia (mis. Takikardia, nadi teraba lemah,
tekanan darah)
5. Konitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah peranal
6. Monitor jumlah pengeluaran diare
7. Monitor keamanan penyiapan makanan

Terapeutik

1. Berikan asupan cairan oral (mis. Larutan garam gula, oralit, pedyalite, . tenalyte)
1. Pasang jalur intravena
2. Berikan cairan intravena (mis. Ringer asetat, ringe laktat), jika perlu
3. Ambil sempel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
4. Ambil sempel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi

2. anjurkan makannan porsi kecil dan sering secara bertahap


3. anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas, mengandung laktosa
4. anjurkan melanjutkan pemberian ASI

Kolaborasi

1. kolaborasi pemberian obat antimortilitas (mis. Loperamide, difeniksalit)


2. kolaborasi pemberian obat antipasmodic/spasmolitik (mis. Papaverin, ekstrak
belladonna, mebeverine)
3. kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis. Atapulgit, smektit, kaolin pektin)

Manajemen elektrolit

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola ketidaksdeimbangan kadar elektrolit serum

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar elektrolit


2. Identifikasi penyebab ketidakseimbangan elektrolit
3. Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan (mis. Diare, drainase eleostomi,
drainase luka, diaforesis)
4. Monitor kadar elektrolit
5. Monitor efek samping pemberian sumplemen elektrolit

Terapeutik

1. Berikasn cairan. Jika perlu


2. Berikan diet yang tepat (mis. Tinggi kalsium, rendah natrium)
3. Anjurkan pasien dan keluarga untuk modifikasi diet, jika perlu
4. Pasang akses intravena, jika perlu

Edukasi

1. Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan ketidwakseimbangan elektrolit

Kolaborasi

2. Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit (mis. Oral,NGT, IV), sesuai indikasi

Manajemen elektrolot : hiperkalemia

Definisi :mengidentifikasi dan mengelola kelebihan kadar kalium serum >5,5 mEg/L
Tindakan

Observasi

1. Identifikasi tanda dan gejala peningkatan kadar kalium (mis. Peka rangsang,
gelisah, mual, muntah, takikardia mengarah ke bradikardia,
fibrilasi/takikardia, ventrikel)
2. Identifikasi penyebab hipernatremia (mis. Pemberian kalium parenteral cepat
atau berlebih asidosis, katabolisme sel)
3. Monitor irama jantung, frekuensi jantung, dari EKG
4. Monitor kadar kalium serum dan/ atau urine

Terapeutik

1. Ambil spesimen darah dan/atau urine untuk pemeriksaan kalium


2. Pasang akses intavena, jika perlu
3. Berikan diet rendah kalium

Edukasi

1. Anjurkan modifikasi diet renda kalium, jika perlu

Kolaborasi

2. Kolabirasi eliminasi kalium (mis. Diuretik atau kayexalite), sesuai indikasi


3. Kolabirasi pemberian insulin dan glukosa IV , sesuai indikasi
4. Kolaborasi pemberian kalsium glukonat 10% 10ml, sesuai indikasi
5. Kolaborasi hemodialisi pda pasien gagal ginjal, sesuai indikasi

Manajemen elektrolit : hiperkalsekmia

Definisi : mengidentifikasi da mengelola meningkatan kadar kalsium serum >10,5 mEq/L.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi penyebab peningkatan kadar kalsium serum


2. Monitor intake dan output cairan
3. Monitor fungsi renal (mis.BUN, kreanitin)
4. Monitor adanya keracunan digitalis
5. Monitor gejala hiperkalsekmia (mis. Urine berlebihan, haus berlebihan,
kelemahan otot, kelemahan koordinasi, anoeksia, mual, kram abdomen,
obstipasi, konfusi)
6. Monitor gejala psikososial (mis, konfusi, kelemahan memori, bicara pelo,
letargi, perilaku psikotik akut, koma, depresi)
7. Monitor gejala kardiovaskuler (mis. Distritmia, prolonged PR interval, sinus
bradiakardi, blok jantung, hipertensi, henti jantung)
8. Monitor gejala pencernaan (mis. Anoreksia, mual, muntah, konstipasi, gelaja
ulkus peptikum, nyeri abdomen, ileus paraitik)
9. Monitor gelaja neuromuskuler (mis. Kelemahan, parestisia, myaligia, sakit
kepala, refleks tendon, menurun, kelemahan kooordinasi)
10. Monitor adanya nyeri tulang
11. Monitor adanya ketidakseimbangan elektrolit
12. Monitor adanya indikasi batu ginjal (mis. Nyeri terus menerus, mnual,
muntah, hematuria)

Terapeutik

1. Hindari pemberian vitamis D


2. Hindari konsumsi makanan yang mengandung kalsium (mis. Makanan
kemasan, hidangan laut, kacang kacangan, brokoli, bayam, dan suplemen)

Edukasi

1. Anjurkan konsumsi banyak buah buahan


2. Anjurkan mobilisasi untuk mencegah resorbsi tulang

Kolaborasi

1. Kolaborasi obat obatan untuk mengatasi hiperkalsekmia, jika perlu

Manajemen perdarahan antepartum dipertahankan

Definisi : mengidentifikasikan dan mengelola perdarahan pada kehamilan yang dapat


dipertahankan

Tindakan

Observasi

2. Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis. Jumlah, nygeri, dan adanya


kebekuan darah)
3. identifikasi penyebab perdarahan
4. Identifikasi riwayat yang berhubungan dengan perdarahan pada kehamilan
awal
5. Identifikasi perkiraan usia gastasimenggunakan HPHT (hari pertama haid
terakhir) dan USG (usia gestasi, TBJ, dan lokasi plasenta
6. Identifikasi riwayat obstetrik, jika perlu
7. Periksa vagina untuk menilai wqarna, jumlah, konsentrasi, dan bau perdarahan
(COCA : color, odor, consistency, dan amount)
8. Periksa kontraksi uterus atau peningkatan kekuatan tonus otot uterus
9. Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan darah
10. Monitor CGT terhadap insufisiensi uteroplasenta (mis. Deselerasi, penurunan
variabilitas, dan tidak ditemukannya akselerasi)
11. Monitor intake dan output cairan
Terapeutik

1. Posisi ekstemitas obawah lebih tinggi


2. Pasang IV line
3. Berikan oksigen, jika perlu
4. Lakukan resusitasi fekal jika ditemukan tanda insufisiensi uterlasma

Edukasi

1. Anjurkan tirah baring hingga perdarahan berhenti


2. Anjurkan menunrunkan resiko perdarahan (mis. Pembatasan merokok, tidak
berhubungan seksual, tirah baring, manajemen konstipasi )
3. Ajarkan cara mengenali perdarahan lama dan baru

Kolaborasi

1. Kolaborasi permberian cairan, jika perlu


2. Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu

Manajemen perdarahan antepatrum tidak dipertahankan

Definisi : mengidentifikasikan dan mengelola perdarahan pada kehamilan yang dapat


dipertahankan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis. Jumlah, nygeri, dan adanya


kebekuan darah)
2. identifikasi penyebab kehilangan perdarahan
3. Identifikasi perkiraan usia gastasimenggunakan HPHT (hari pertama haid
terakhir) dan USG (usia gestasi, TBJ, dan lokasi plasenta
4. Identifikasi riwayat obstetrik, jika perlu
5. Periksa vagina untuk menilai wqarna, jumlah, konsentrasi, dan bau perdarahan
(COCA : color, odor, consistency, dan amount)
6. Periksa kontraksi uterus atau peningkatan kekuatan tonus otot uterus
7. Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan darah
8. Monitor intake output

Terapeutik

1. Posisi ekstemitas obawah lebih tinggi


2. Pasang IV line
3. Berikan oksigen, jika perlu
4. Fasilitasi menerima proses berduka dan kehilangan
Edukasi

1. Anjurkan menunrunkan resiko perdarahan (mis. Pembatasan merokok, tidak


berhubungan seksual, tirah baring, manajemen konstipasi )
2. Ajarkan cara mengenali perdarahan lama dan baru

Kolaborasi

1. Kolaborasi permberian cairan, jika perlu


2. Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
3. Kolaborasi tidakan kuret, jika perlu

Manajemen perdarahan pervaginam

Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola kehilangan darah pervaginam.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi keluhan ibu (mis. keluar darah banyak, pusing, pandangan tidak
jelas)
2. Monitor keadaan uterus dan abdomen (mis. TFU di atas umbilikus, teraba
lembek, benjolan)
3. Monitor kesadaran dan tanda vital
4. Monitor kahilangan darah
5. Monitor kadar hemoglobin

Terapeutik

1. Posisikan supine atau Trendelenburg


2. Pasang oksimetri nadi
3. Berikan oksigen via kanul nasal 3 L/menit
4. Pasang IVl line dengan selang set tranfusi
5. Pasang kateter untuk mengosongkan kandung kemih
6. Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian uterotonika


2. Kolaborasi pemberian antikoagulan

Manajemen perdarahan pervaginam pasca persalinan

Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola jumlah darah lebih dari 500 cc, dan terjadi pada
proses persalinan (24 jam) dan lebih dari 24 jam setelah persalinan.
Tindakan

Observasi

1. Periksa uterus (mis. TFU sesaat hari melahirkan, membulat dan keras/lembek)
2. Identifikasi penyebab kehilangan darah (mis. atonia uteri atau robekan jalan
lahir)
3. Identifikasi keluhan ibu (mis.keluar banyak darah, pusing, pandangan kabur
4. Identifikasi riwayat pendarahan pada kehamilan lanjut (mis. abruption, PH dan
plasenta privia)
5. Monitor terjadinya perdarahan
6. Monitor jumlah kehilangan darah
7. Monitor kadar Hb, Ht, PT dan APTT sebelum dan sesudah perdarahan
8. Monitor fungsi neurologi
9. Monitor membran mukosa, bruising dan adanya petechie

Terapeutik

1. Lakukan penekanan pada area perdarahan, jika perlu


2. Berikan kompres dingin, jika perlu
3. Pasang oksimetri
4. Berikan oksigen nasal 3L/menit
5. Posisikan supine
6. Pasang IV line dengan selang infus transfusi
7. Pasang kateter untuk meningkatkan kontraksi uterus
8. Lakukan pijat uterus untuk merangsang kontraksi uterus

Kolaborasi

1. Kaloborasi pemberian transfusi darah, jika perlu


2. Kolaborasi pemberian uterotonika, antikoagulan, jika perlu

Manajemen syok

Defenisi : Mengidentifikasi dan mengeloia ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan


nutrien untuk mencukupi kebutuhan jaringan.

Tindakan

Observasi

1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frakuensi napas,


TO. MAP)
2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
3. Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
4. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
5. Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS
(deformitly/deformitas, open wound/luka terbuka, tendemess/nyeri tekan,
sweling/bengkak)

Terapeutik

1. Pertahankan jaian napas paten


2. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
3. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
4. Berikan posisi syok (modified Trendefenberg)
5. Pasang jalur IV
6. Pasang kateter urine untuk menilal produksi urine
7. Pasang selang nasogastrik untuk dekomoresi lambung

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2L pada dewasa


2. Kolaborasi pemberian infus cairan kristalcid 20 mL/kgBB pada anak
3. Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu

Menejemen spesimen darah

Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengambilan serta penyimpanan darah untuk


pemeriksaan laboratorium.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi jenis pemeriksaan spesimen

Terapeutik

2. Ambil sampel darah, sesuai kebutuhan


3. Sediakan wadah spesimen darah yang dibutuhkan
4. Gunakan alat untuk mengambii spesimen sesuai kebutuhan
5. Simpan spesimen yang sesuai sesuai dengan waktu dan protokol
6. Tutup semua wadah spesimen untuk mencegah kontaminasi
7. Labeli spesimen dengan data-data yang diperlukan (nomor nama pasien,
nomor rekam, tanggal dan waktu pengambilan spesimen)
8. Lengkapi formulir sesuai permintaan pemeriksaan laboratorium
9. Kirim soriumpesimen ke laborat

Pemantauan cairan

Defenisi : Mengumpulkan dan menganalisis data yang terkait dengan cairan


Tindakan

Observasi

1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi


2. Monitor frekuensi pernapasan
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu pengisian kapiler
6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
7. Monitor jumlah, warna dan berat jenis Monitor urine
8. Monitor kadar albumin dan protein total
9. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. osmolaritas serum, hematokrit,
natrium, kalium, BUN
10. Monitor inteke dan keluaran cairan
11. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah, konsentrasi urin meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
12. Identifikasi tanda-tandá hipervolemia (mis. dispnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat. CVP meningkat, refleks hepatojugular positif, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
13. Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor, Trauma / perdarahan, luka bakar, aferesis, obstruksi
intestinal, peradangan pankreas. Penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal).

Terapeutik

1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien


2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Pemantauan elektrolit

Defenisi : Mengumpulkan dan menganalisis data terkait regualsi keseimbangan elektrolit.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit


2. Monitor kadar elektroit serum
3. Monitor mual, muntah dan diare
4. Monitor kehilangan cairan, jika perlu
5. Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis. kelemahan otot, interval QT
memanjan gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen ST, gelombang U,
kelelahan, parestesia penurunan refleks, anoreksia, konstipasi, motilitas usus
menurun, pusing, depres penapasan)
6. Monitor tanda dan gejala hiperkalemia (mis. peka rangsang, gelisah, mual,
muntah, takikarda mengarah ke bradikardia, fibrilasi/takikardia ventrikel,
gelombang T tinggi. gelombang P datar, kompleks QRS lumpul, blok jantung
mengarah asistol)
7. Monitor tanda dan gejala hiponatremia (mis. disorientasi. otot berkedut. saka
kepaia membrane mukosa kering, hipotensi postural, kejang, lotargi.
Penurunan kanadaran)
8. Monitor tanda dan gejala hipernatremia (mis. haus, demam, Imual muntah,
gelisah, peka rangsang, membran mukosa kering, takikardia, hipotensi, letargi,
konfusi, kajang)
9. Monitor tanda dan gejala hipokaisemia (mis. peka rangsang, tanda Chvostek
[spasme olct wajah], tanda Trousseau [spasme karpal], kram otot, interval QT
memanjang)
10. Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis. nyeri tulang, haus, anoreksia,
letargi, kelemahan otot, segmen QT memendek, gelombang T lebar, komplek
QRS lebar, interval PR memanjang
11. Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (mis. depresi penapasan, apatis,
tanda Chvostek, tanda Trousseau, konfusi, disritmia)
12. Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia (mis. kelemahan otot, hiporefieks,
bradikardia. depresi SSP, letargi, koma, depresi).

Terapeutik

1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien


2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Pemantauan hemodinamik invasif

Defenisi : Mengumpulkan dan menganalisis data parameter tekanan, aliran dan oksigenasi
darah mela perangkat yang dinsersikan melalui kateter arteri, arteri pulmonal atau vena
sentral untuk menia fungsi dan respon kardiovaskuler.

Tindakan

Observasi
1. Monitor frekuensi dan irama jantung
2. Monitor TDS, TDD, MAP, tekanan vena sentral, tekanan arteri pulmunal,
tekenan baji arteri paru
3. Monitor curah jantung dan indeks jantung
4. Monitor bentuk gelombang hemodinamik Monitor perfusi perifer distal pada
sisi insersi setiap 4 jam
5. Monitor tanda-tanda infeksi dan perdarahan pada sisi insersi
6. Monitor tanda-tanda komplikasi akibat pemasangan selang (mis.
pneumotoraks, selang tertekuk, embolisme udara)

Terapeutik

1. Dampingi pasien saat pemasangan dan pelepasan kateter jalur hemodinamik


2. Lakukan tes Allen untuk menilai kolateral ulnaris sebelum kanulasi pada arteri
radialis
3. Pastikan set selang terangkai dan terpasang dengan tepat
4. Konfimasi ketepatan posisi selang dengan pemeriksaan x-ray, jika pertu
5. Posisikan transduser pada atrium kanan (aksis flebostatik) setiap 4-12 jam
untuk mengkalibrasi dan mentitiknolkan perangkat
6. Pastikan balon deflasi dan kembali ke posisi normal setelah pengukuran
tokanan baj artern paru (PAWP)
7. Ganti selang dan cairan infus setiap 24-72 jam, sesuai protokol
8. Ganti balutan pada area insersi dengan teknik steril
9. Atur interval waktu penantauan sesuai dengan kondisi pasien
10. Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan Informasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3. Anjurkan membatasi gerak/aktivitas selama kateter terpasang

Manajemen elektrolit : hipermagneisum

Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan kadar magnesium serum >2.5 mEgL

Tindakan

Observasi

1. Identifikas penyebab peningkatan kadar magnesium serum (mis. infus


magneslum, nutrisi parenteral, penggunen antasida, penggunaan pencahar,
terapi litium, insufisiensi renal)
2. Monitor output urine pada pemberian terapi magnesium
3. Monitor gejala kardiovaskuler (mis. blok jantung, hipotensi, pelebaran QRS)
4. Monitor gejala neuromuskuler (mis. gelisah, letargi, konfusi, paralisis, henti
napas)

Terapeutik

1. Tingkatkan asupan cairan, jika perlu


2. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan elektrolit

Edukasi

1. Anjurkan tirah baring, jika pertu

Kolaborasi

2. Kolaborasi pemberian kaisium klorida dan kalsium glukonas, jika perlu.

Manajemen elektrolit :hipernatremia

Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola kelebihan kadar natrium serum >145 mEg/L.

Tindakan

Observasi

3. Identifikasi tanda dan gejala peningkatan kadar natrium (mis. haus, demam,
mual, muntah gelisah, peka rangsang, takikardia, letargi, konfusi, kejang)
3. Identifikasi penyebab hipernatremia (mis, infus NaCl berlebihan atau
hipertonis, dare demam, keringat berlebih, diabetes, sindrom Cushing,
hiperaldosteronisme)
4. Periksa tanda-tanda kelebihan cairan (mis, ortopnea, dispnea, edema, B8
meningkkat dalam waktu singkat, JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular
positif)
5. Monitor intake dan output cairan
6. Monitor kadar natriurn serum dan/atau urine

Terapeutik

1. Pasang akses intravena, jika perlu


2. Hitung defisit cairan dengan rumus: 4 mLx BB x (Na saat ini - Na target)
3. Berikan cairan oral atau intravena berdasarkan protokol atau jumlah defisit
cairan
4. Berikan diet rendah natrium
5. Hindari koreksi natrium secara cepat untuk menghindari risiko edema serebral

Edukasi

1. Anjurkan modifikasi diet rendah natrium, jika perlu

Kolaborasi
2. Kolaborasi koreksi natrium dengan kecepatan penurunan 1 mEq/L/jam.

Manajemen elektrolit : hipokalemia

Defenisi : Mengidertifikasi dan mengelola penurunan kadar kalium serum atau plasma <3,5
mEq/L

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium (mis. kelemahan olot,
interal QT memanjang. kelelahan, parestesia, penurunan refleks)
2. Identifikasi penyebab hiponatremia (mis. diare, muntah, penghisapan
nasogastrik, diuretik hiperaldosteronisme, dialysis, peningkatan insulin)
3. Monitor irama jantung, frekuensi jantung, dan EKG Monitor intake dan output
cairan Monitor tanda dan gejala gagal napas (mis. PaO₂ rendah, PaCO, tinggi,
kelemahan otot pernapasan)
4. Monitor kadar kalium serum dan/atau urine
5. Monitor akses intravena terhadap flebitis dan infiltrasi

Terapeutik

1. Pasang monitor jantung (terutama jika koreksi kalium >10 mEg/jam)


2. Pasang akses intravena, jika perlu
3. Berikan suplemen kalium, sesuai indikasi
4. Hindari pemberian KCI jika haluaran urine <0,5 mL/kgBB/jam
5. Hindari pemberian kallum secara intramuskuler
6. Hindari pemberian kalium secara bolus

Edukasi

1. Anjurkan modifikasi diet tinggi kalium (mis, pisang, sayuran hijau, tomat,
coklat), jika perlu

Kolaborasi

2. Kolaborasi pemberian KCI oral (40-80 mEg/hari) pada hipokalernia ringan


dan sedang (3-3,5 mEq/L), sesuai indikasi
3. Kolaborasi pemberian KCI intravena (10-20 mEg dalam 100 ml NaCI) selama
1 jam, pada hipokalemia berat (<2,5 mEg/L), sesuai indikasi

Manajemen elektrolit : hipolaksemia

Definisi; mengidentifikasi dan mengelola penurunan kadar kalsium serum <8.5mEq/L

Tindakan;

Obsevasi;
1. Identifikasikan penyeba penurunan kadar kalsium (mis. Osteoporosis,
pankreatisis, gagal ginjal,kekurangan vitamin D, diare kronis)
2. Identifikasi gejala hipokalsemia (mis. Tetani, kebal pada bibir dan jari tangan,
kejang otot pada wajah atau ekstremitas)
3. Identifikasi penggunaan obat penyebab penurunan kalsium (mis. Diuretic,
antasida, aminoglikosida, kafein, kortikosteroit, fospat, isoniazid)
4. Monitor penurunan kadar kalsium serum.
5. Monitor intake dan output cairan
6. Monitor efek samping dari pemberian kalsium (mis. Keracunan digitalis,
bradikardia, hentijantung, trombobplebitis)
7. Monitor gejala kardiovaskuler (mis. penurunan kontraktilitas, penurunan curah
jantung, hipotensi, perpanjang segmen ST, interal QT memanjang, torsade
depointes)
8. Monitor gelaja psikologis (mis. Konfusi, kerusakan memori, kecemasan,
prilaku psikotik, depresi,delirium, halusinasi)
9. Monitor gejala pencernaan (mis,mual, muntah,kontifasi nyeri abdomen)
10. Monitor gejala kulit (mis. Eczema alopesia,hiperpigmentasi)

Trapeutik;

1. Pertahankan akses intravena


2. Berikan asupan vitamin D yang ade kuat (mis. Suplemen vitamin, Daging)

Edukasi;

1. Anjurkan meningkatkan asupan kalsium (mis. Ikan salmon, sardines, kerang


segar, kacang-kacangan, brokoli, bayam dan suplemen,)

Kolaborasi;

1. Kolaborasi pemberian kalsium, jikaperlu

Manajemen elektrolit hipomagnesimia

Definisi;

Mengidentifikasi dan mengelola penurunan kadar magnesium serum <1,5mEq/L

Tindakan;

Observasi;

2. Identifikasikan penyebab penurunan kadar magnesium serum (mis.


Hypokalemia,hipokalsemia)
3. Identifikasi ketidakadekuatan absorpsi magnesium (mis. Operasi seleksi
kolon, insufiensi pancreas, peradangan kolon)
4. Monitor eksresi magnesium (mis. Insufiensi renal,lanjut usia)
5. Monitor pengeluaran magnesium berlebih melalui urine (mis. Diuretic,
gangguan ginjal,kotoasidosis diabetic)
6. Monitor efek samping pemberian magnesium pariental (mis. Berkeringat,
sensasi panas, hipokalsemia)
7. Monitor gejala otot syaraf (mis. Kelemahan, kramkaki, parestesia, tendon
hiperaktif, disfagia, nistagmus, kajang)
8. Monitor gejala susunan syaraf pusat (mis. Letergi,insomnia agitasi)
9. Monitor gejala kardio vaskuler (mis. Sinus takikardi,gelombang T lurus,
pelebaran QRS, ektopik)

Trapeutik

1. Pasang akses intravena jika perlu

Edukasi

2. Anjurkan asupan makanan mengandung magnesium (mis. Sayuran


hijau,kacang-kacangan,)

Kolaborasi

3. Kolaborasi koreksi magnesium (mis. Magnesium sulfate, magnesium


glukonet, magnesium laktat),jika perlu.

Manajemen elektrolit : hiponatremia

Definisi;

Mengidentifikasikan dan mengelola penurunan kadar natrium serum atau plasma

Tindakan ;

Observasi;

4. Indentifikasi tanda dan gejala penurunan kadar natrium (mis. Disorientasi,otot


berkedut,sakit kepala, membrane mukosa kering, hipotensi postural, kejang,
letergi, penurunan kesadaran)
2. Identifikasi penyebab hiponatremia(mis. Diare, muntah, penghisapan
nosogastric, puasa, infus cairan hipertosis,polydipsia,SIADH, gagal jantung,
hiperaldosteronisme primer)
3. Priksa tanda-tanda kelebihan cairan untuk indikasi resriksi cairan(mis.
Otopnea,dyspnea, edema, BB meningkat dalam waktu singkat,JVP?CVP
meningkat,reflex hepatojugularis positif, suara nafas tambahan)
4. Monitor intake dan output cairan
5. Monitor kadar natrium serum dan urine
6. Monitor gejala kejang pada hiponetremia berat

Trapuetik;
1. Pasang akses intravena, jikaperlu
2. Hitung keburuhan natrium dengan rumus; 0,6 x BB x (na target - Na saat ini)
3. Lakukan restriksi cairan (mis. 1l/24jam) jika perlu
4. Berikan cairan NaCl hipertosis (3%-5%)
5. Hindari koreksi natrium lebih dari 8 mEq dalam periode 24 jam

Edukasi

1. Anjurkan asupan makanan mengandung natrium

Kolaborasi

2. Kolaborasi pemberian diet natrium, jika perlu


3. Kolaborasi koreksi natrium, jika perlu
4. Kolaborasi pemberian diuretic (mis. Furosemide 20-40 mg) jika mengalami
kongesti paru.

Manajemen Medikasi

Definisi;

Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan agen farmakologis sesuai dengan progman


pengobatan

Tindakan

Observasi;

1. Identifikasi pengunaan obat sesuai resep


2. Identifikasi masa kadarluwasa obat
3. Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan
4. Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat
5. Monitor tanda dan gejala keracunan obat
6. Monitor darah serum (mis. Elektrolit, protomborin) jika perlu
7. Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan

Trapeutik

1. Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika perlu


2. Sediakan sumber informasi program pengobatan secara visual dan tertulis
3. Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan penyesuaian pola hidup akibat
program pengobatan

Edukasi

1. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat (dosis, penyimpanan,


rute,dan waktu pemberian)
2. Ajarkan cara menangani dan mengurangi efek samping, jika perlu
3. Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat
Manajemen Muntah

Definisi;

Mengidentifikasi, mencegah dan mengelola reflex pengeluaran isi lambung

Tindakan

Observasi;

1. Identifikasi karakteristik muntah(mis. Warna, konstenpasi,adanya


darah,waktu,dan frekuensi durasi)
2. Periksa volume muntah
3. Identifikasi riwayat diet(mis.makanan yang disukai,yang tidak disukai,dan
budaya)
4. Identifikasi factor penyebab muntah (mis. Pengobatan dan prosedur)
5. Identifikasi kerusakan esophagus dan faring posterior jika muntah terlalu lama
6. Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
7. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit

Trepeutik

1. Kontrol factor lingkungan penyebab muntah (mis. Bau tak sedap,suara dan
stimulasi visual yang tidak menyenangkan)
2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis. Kecemasan dan
ketakutan)
3. Atur posisi untuk mencegah aspirasi
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Bersihkan mulut dan hidung
6. Berikan dukungan fisik saat muntah (mis. Membantu membungkuk dan
menundukan kepala)
7. Berikan kenyaman selama muntah ( mis. Kompres dingin didahi, atau
sediakan pakaian kering dan bersih)
8. Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30 menit setelah
muntah

Edukasi

1. Anjurkan membawa kantong plastic untuk menampung muntahan


2. Anjurkan memperbanyak istirahat
3. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengelola muntah (mis.
Biofeedback, hypnosis,relaksasi, terapi music,akupuntur)

Kolaborasi

1. Kolaborasi pembberian antiemetic,jika perlu


Manajemen perdarahan

Definisi;

Mengidentifikasi dan mengelola kehilangan darah saat terjadi perdarahan

Tindakan

Observasi;

2. Identifikasipenyebab perdarahan
3. Periksa adanya darah pada muntah sputum, feses, urinr, pengeluaran NGT,dan
drainase luka, jika perlu
4. Periksa ukuran dan karakteristik hematoma, jika ada
5. Monitor erjadinya perdarahan (sifat dan jumlah)
6. Monitor nilai hemoglobin dan hemaktokrit sebelum dan setelah kehilangan
darah
7. Monitor tekanan darah dan parameter hemodinamik (tekanan vena sentral dan
tekanan baji kapiler atau arteri pulmonal) jika ada
8. Monitor intake dan outpur cairan
9. Monitor koagulasi darah (prothrobin time (PT), partial teromboplastin time
(PTT),fibrinogen,degradasi fibrin, dan jumlah trombosit) jika ada
10. Monitor deliveri oksigen jaringan (mis.PaO2,SaO2,hemoglobin dan curah
jantung)
11. Monitor tanda dan gejalaperdarahan massif

Trapeutik;

1. Istirahatkan area yang mengalami perdarahan


2. Berikan kompres dingin, jika perlu
3. Tinggikan ekstremitas yang mengalami perdarahan
4. Pertahankan akses IV

Edukasi

1. jelaskan tanda-tanda perdarahan


2. anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda perdarahan
3. anjurkan membatasi aktivitas

Kolaborasi

1. kolaborasi pemberian cairan, jika perlu


2. kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu
Manajemen perdarahan akhir masa kehamilan

Definisi;

Mengidentifikasi dan mengelola kehilangan darah pervaginam >500 cc pada usia kehamilan
20 minggu atau lebih

Tindakan

Observasi;

1. Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis. Jumlah,nyeri dan adanya bekuan


darah)
2. Identifikasi penyebab kehilangan darah
3. Identifikasi riwayat perdarahan pada kehamilan lanjut(mis. Abruption, PIH,
dan plasma previa)
4. Identifikasi perkiraan usia genetasi menggunakan HPHT (hari pertama ibu
haid terakhir)dan USG (usia genetasi, TBJ, dan lokasi plesenta)
5. Identifikasi riwayat obstetric,jika perlu
6. Periksa perineum untuk menilai warna ,jumlah,konsistensi,dan bau
perdarahan,(COCA:color,odor,consistensi,amouth)
7. Periksa konstraksi uterus atau peningkatan kekuatan tonus otot uterus
8. Monitor benda tanda vital ibu berdasarkan kehilangan darah
9. Monitor DJJ (mis. Frekuensi, kekuatan,irama dalam 1 menit)
10. Monitor intake output
11. Monitor CTG terhadap insufiensi uteroplasenta
(mis,deselerasi,penurunanvariabilistik,dan tidak ditemukan akselerasi)
12. Monitor hasil pemeriksaan USG (mis. Letak plasenta, usia gestasi, keadaan
janin)

Trapeutik

1. Resusitasi fetal jika di temukan tanda insufiensi uteroplasenta


2. Pasang jalur intravena
3. Berikan oksegen,jika perlu
4. (IV line, Oksigen, Persiapan transfuse)
5. Fasilitasi tirah baring atau pembatasan aktivitas
6. Posisikan ekstremitas bawah lebih tinggi
7. Persiapkan untuk persalinan, jika perlu (mengancam ibu dan janin)

Edukasi

1. Anjurkan menurunan resiko perdarahan (mis. Pembatasan merokok, tidak


berhubungan seksual, tirah baring,manajemen konstipasi)
2. Ajarkan cara mengenaliperdarahan lama dan baru

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
2. Kolaborasi peneberian transfuse darah, jika perlu

Pemantauan neurologis

Definisi;

Mengumpulkan dan menganalisis data untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi


neurologis

Tindakan

Observasi;

1. Monitor ukuran, bentuk,keseimbangan, dan reaktifitas pupil


2. Monitor tingkatkesadaran (mis. Menggunakan skala koma glasglow)
3. Monitor tingkat orientasi
4. Monitor ingatan terakhir,rentang perhatian, memori masalalu, mood dan
prilaku.
5. Monitor tanda-tanda vital
6. Monitor status pernafasan ; analisia gas darah, oksimentri nadi, kedalaman
nafas,pola nafas,dan usaha nafas
7. Monitor parameter hemodinamika invansif, jika perlu
8. Monitor ICP(intracranial Pressure) dan CPP (Celebral Perfucions Pressure)
9. Monitor reflex kornea
10. Monitor batuk dan reflex muntah
11. Monitor irama otot, gerakan motor, gaya berjalan, dan priopriopsesi
12. Monitor kekuatan pegangan
13. Monitor adanya tremor
14. Monitor kesimetrisan wajah
15. Monitor gangguan visual; diplopia,nistagus, pemotongan bidang visual,
penglihatan kabur, dan ketajaman penglihatan
16. Monitor keluhan sakit kepala
17. Monitor karakteristik bicara:kelancaran, kehadiran afasia, atau kesulitan
mencari kala
18. Monitor diskriminasi tajam/tumpul atau panas dingin
19. Monitor parestasi (kesemutan atau matirasa)
20. Monitor pola berkeringat
21. Monitor respons Babinski
22. Monitor respon cushing
23. Monitor balutan kraniotomi atau laminektomi terhadap adanya dranaise
24. Monitor respons terhadap pengobatan

Trapeutik

1. Tingkatkan frekuensi pemantauan neurologis, jika perlu


2. Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intracranial
3. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


2. Informasi hasil pemantauan, jika perlu

Pemantauan tanda vital

Definisi;

Mengumpulkan dan mengenalisa risiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan
akibat terjatuh

Tindakan

Observasi;

1. monitor tekanan darah


2. monitor nadi (frekuensi,kekuatan,irama)
3. memonitor pernafasan (frekuensi,kedalaman)
4. monitor suhu tubuh
5. monitor oksimetri nadi
6. monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
7. identifikasi penyebab perubahan tanda vital

Terapeutik

1. atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien


2. dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. jelakan tujuandan prosedur hasil pemantauan


2. informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Pemberian obat

Definisi : mempersiapkan,memberi, dan mengevaluasi keefektifan agen farmologis yang di


programkan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi,interaksi dan kontraindikasi obat


2. Verifikasi order obat sesuai indikasi
3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
4. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium bebelum pemberian obat,jika perlu
5. Monitor efek Traupetik obat
6. Monitor efek samping,toksitas dan interaksi obat

Traupetik

1. Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan Akurat


2. Hindari interupsi saat mempersiapkan,memverifikasi,atau mengelolah obat
3. Lakukan prinsip enam benar(pasian,obat,dosis,rute,waktu,dokumentasi)
4. Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik,narkotika dan antibiotik
5. Hindari pemberian obat yang tidak di beri label dengan benar
6. Buang obat yang tudak terpakai atau kadaluarsa
7. Fasilitasi pemberian obat
8. Tandatangani pemberian narkotika sesuai protokol
9. Dokumentasi pemberian obat dan respon pemberian obat

Evaluasi

1. jelaskan jenis obat,alasan pemberian,Tindakan yang diharapkan dan efeksamping


pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektivitas obat

Pemberian obat intravena

Definisi: menyiapkan dan memberikan agen farmakologi kateter intravena

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan elargi,interaksi dan kontraindikasi obat


2. Verifikasi order obat sesuai indikasi
3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
4. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium bebelum pemberian obat,jika perlu
5. Monitor efek Traupetik obat
6. Monitor efek samping,toksitas dan interaksi obat

Traupetik

1. Lakukan prinsip enam benar(pasian,obat,dosis,rute,waktu,dokumentasi)


2. Pastikan ketepatan dan kepatenan iv
3. Campurkan obat dalam kantung,botol atau buret,sesuai kebutuhan
4. Berikan obat iv dengen kecepatan yang tepat
5. Tempel kan label keterangan nama obat dan dosis pada wadah cairan iv
6. Gunakan mensin pompa untuk pemberian obat secara kontinu,jika perlu

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat,alasan pemberian obat,tindakan yang di harapkan dan efek


samping sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektivitas obat

Pencegahan perdarahan

Definisi: mengidentifikasi dan menurunkan resiko komplikasi stimulus yang menyebabkan


pendarahan atau resiko pendarahan

Tindakan

Observasi

1. Monitor tanda dan gejala pendarahan


2. Monitor nilai homatokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan daran
3. Monitor tanda tanda vital Ortostatik
4. Monitor koagulasi ( mis.prothrombin time (Pt),partial thromboplastim time
(PTT),fibrinogen degradasi fibrin dan/ platelet)

Traupetik

1. Pertahankan bed rest selama pendarahan


2. Batasi tibdakan invasif,jika perlu
3. Gunakan kasur dokubitus
4. Hindari pengukuran suhu rektal

Edukasi

1. Jelaskan tanda dan gejala pendarahan


2. Anjurkan mengunakan kaus kaki saat ambulasi
3. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari kontipasi
4. Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
5. Anjurkan meningkatkan asupan makana dan vitamin K
6. Anjurkan segera melapor jika terjadi pendarahan

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat pengontrol pendarahan,jika perlu


2. Kolaborasi peberian produk darah,jika perlu
3. Kolaborasi Pelunak tinja,jika perlu

Pencegahan syok

Definisi: menginfeksi dan menurunkan resiko terjadinya ketidakmampuan tubuh


menyediakan oksigen dan nutrien Untuk mencakupi kebutuhan jaringan

Tindakan

Observasi

1. Monitor status kardiopulmonal( mis.frekuensi dan kekuatan nadi,frekuensi


napas,TD,MAP)
2. Monitor status oksigenisasi( mis.oksimetri nadi,AGD)
3. Monitor status cairan( masukan dan haluaran,turgor kulit.CRT)
4. Monitor tingkat kesadaran dan pupil
5. Periksa riwayat alergi

Taupetik

1. Berikan oksigen untuk mempertahankan satu Rasi oksigen >94%


2. Persiapan intubasi dan ventilasi mekanik,jika perlu
3. Pasang jalur iv,jika perlu
4. Pasang kateter urine untuk menilai produksi urin,jika perlu
5. Lakukan skin tes untuk mencegah alergi

Edukasi

1. Jelaskan penyebab/resiko terjadi nya syok


2. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
3. Anjurkan melaporkan jika menemukan/ merasakan tanda gejala awal syok
4. Anjurkan memperbanyak asupan oral
5. Anjurkan menghindari alergen

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian iv,jika perlu


2. Kolaborasi pemberian tanfusi dara,jika perlu
3. Kolaborasi pemberian antiinflamasi,jika perlu

Pengambilan sampel darah arteri

Definisi: pengambilan darah arteri untuk mendapatkan nilai tekanan persial


oksigen,karbondioksida dan asam basah darah

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi order darah arteri sesuai indikasi


2. Palpasi arteri Brakialis atau radial
3. Lakukan tes allen sebelum menusuk arteri radialis
4. Pilih ukuran dan jenis jarum yang sesuai
5. Pilih tabung sempel darah yang tepat

Traupetik

1. pertahankan kewaspadaan universal


2. Bersihkan area penusukan dengan antiseptik
3. Bilas spuit dengan heparin
4. Keluarkan semua gelembung pada spuit
5. Stabilkan arteri dengan meregang kan kulit
6. Masukan jarum langsung diatas nadi dengan sudut 45- 60°
7. Aspirasi dara 3-5 cc
8. Tekan area penusukan selama 5-15 menit
9. Berikan lebel pada tabung sempel
10. Kirim spesimen ke labolatorium
11. Lakukan intepretasi hasil

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan langkah langkah prosedur sebelum pengambilan darah


2. Infomasi sempel darah ,jika perlu

Pengambilan sempel darah vena

Definisi: mengambil sempel dara melalui intravena untuk pemeriksaan laboratorium

Tindakan

Observasi

1. Indentifikasi order Pemeriksaan darah vena,sesuai indikasi


2. Pilih vena dengan pertimbangan jumlah darah yang dibutuhkan,status
mental,kenyamana usia,kondisi pembulu darah,adanya fistula,shunt Arteriovenosa
3. Pilih ukuran dan jenis jarum yang sesuai
4. Pilih tabung sampel darah yang tepat

Traupetik

1. Pertahankan kewaspadaan universal


2. Lebarkan pembulu darah dengan tomiket dan mengepakan tinju
3. Bersih kan penusukan dengan antiseptik dengan gerakan melingkar
4. Lakukan penusukan dengan sudut 20 – 30 °
5. Aspirasi sempel darah
6. Berikan lebel pada tabung sempel
7. Kirim sampai ke laboratorium
8. Buang jarum pada wadah tutup,sesuai prosedur

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan langakah langkah perosdur sebelum pengambilan darah


2. Informasi pengambilan sempel darah,jika perlu

Perawatan jantung akut

Definisi: menginfeksi dan mengelolah pasien yang baru mengalami episode


ketidakseimbangan ketersediaan Dan kebutuhan oksigen miokard
Tindakan

Observasi

1. Identifikasi Karakteristik nyeri dada(meliputi faktor pemicu dan


pereda,kualiti,radiasi,skala,durasi dan frekuensi)
2. Monitor EKG 12 sadapan Untuk perubahan ST dan T
3. Monitor aritmia( kelainan irama dan frekuensi)
4. Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko aritmia( mis,
kalium,magnesium,)
5. Monitor enzim jantung (mis,CK,Ck-MB,Troponim T,Troponim I)
6. Monitor saturasi oksigen
7. Identifikasi srtatifikasi pada sindrom koroner akut( mis,skor.TIMI,klllip,krusade)

Traupetik

1. Pertahankan tirah baring minimal 12 jam


2. Pasang akses intravena
3. Puaskah hinga hilang nyeri

Edukasi

1. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada


2. Anjurkan menghindari mauver valsava( mis. Mengeden saat BAB atau batuk)
3. Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
4. Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian antipletilet jika perlu


2. Kolaborasi pemberian morfin,jika perlu
3. Kolaborasi pemberian inotropik,jika perlu
4. Kolaborasi pemberian x ray Dada,jika perlu

Terapi intravena

Definisi: memberikan dan memetau cairan dan/obat obatan melalui intravena

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi indikasi dilakukan terapi intravena


2. Periksa kepatenan iv sebelum pemberian obat atau cairan
3. Monitor tanda dan gejala kelebihan cairan
4. Monitor nilai kalium dibawah 200 meq /24 jam pada dewasa
5. Monitor tanda dan gejala Flebitis atau infeksi lokal
Traupetik

1. Pertahanan nilai aseptik


2. Lakukan lima benar sebelum memerikan cairan atau obat obatan (mis.
Obat,dosis,pasien,rute,dan waktu)
3. Berikan melalui infusion pump jika perlu
4. Berikan obat obatan melalui iv dan monitor reaksi obat
5. Lakukan perawatan pada area penusukan iv

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan langkah langkah prosedur

Tranvusi darah

Definisi: menyiapkan dan memberikan produk darah atau plasma melalui sel transfusi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi rencana transfusi


2. Monitor tanda tanda vital sebelum,selama dan sesudah transfusi( tekana
darah,suhu,nadi,dan frekuensi napas)
3. Monitor tanda kelebihan cairan ( mis,dispnea,Takikardi,sianosis.tekana darah
meningkat,sakit Kepala,konvulsi)
4. Monitor reaksi transfusi

Traupetik

1. Pasang akses intravena jika perlu di pasang


2. Periksa kepatenan akses intravena flebitis dan tanda infeksi lokal
3. Berikan transfusi minimal 4 jam
4. Hentikan transfusi jika terjadi reaksi transfusi
5. Dolumentasi tangal waktu,jumlah darah durasi dan respon transfusi

Resiko infeksi
Intervensi utama Intervensi pendukung
1. Manajemen imunisasi/vaksin 1. Dukungan pemeliharaan rumah
2. Pencegahan infeksi 2. Dukungan perawatan diri:mandi
3. Edukasi pencegahan luka tekan
4. Edekasi seksualitas
5. Induksi persalinan
6. Latihan batuk efektif
7. Manajemen jalan napas
8. Manajemen imunisasi/vaksin
9. Manajemen lingkungan
10. Manajemen nutrisi
11. Manajemen medikasi
12. Manejemen elektrolit
13. Pementauan nutrisi
14. Pementauan tanda vital
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat intravena
17. Pemberian obat oral
18. Pencegahan luka tekan
19. Pengaturan posisi
20. Perawatan amputasi
21. Perawatan area insisi
22. Perawatan kehamilan resiko tinggi
23. Perawatan luka
24. Perawatan luka bakar
25. Perawatan luka tekan
26. Perawtan pasca persalinan
27. Perawatan perinium
28. Perawatan persalinan
29. Perawatan persalinan resiko tinggi
30. Perawatan selang
31. Perawatan selang dada
32. Perawatan gastrointesi
33. Perawatan selang umbilikasi
34. Perawatan sirkumsisi
35. Perawatan skin graft
36. Perawatan terminasi kehamilan

Intervensi utama

Manajemen imunisasi/vaksinasi

Definisi :

Mengidentifikasi dan mengelola pemberian pemberian ksekebalan tubuh secara aktif dan
pasif

Tindakan

Observasi

1. dentifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi


2. Identifikasi kontraindiksi pemberian imunisasi (miaalnya reaksi anafilaksi
terhadap vaksin sebelumnya dan atau sakit parah dengan atau tanpa demam )
3. Identifikasi status imunisasi setiap layanan kesehatan

Teruapetik

1. Berikan suntikan pada bayi dibagian paha anterolateral


2. Dokumentasi jntormasi vaksin
3. Jadwalkan imunisasi pada interval yang tepat

Edukasi

1. Jelaskan tujuan ,manfaat ,reaksiyang terjadi ,jadwal,dan efek samping


2. Informasikan imunisasi yang di wajibkan pemerintah
3. Informasikan imunisasi yang melindungi penyakit namun saat ini tidak
diwajibkan pemerintah
4. Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
5. Informasikan untuk penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi kembali
6. Informasikan penyediaan layanan pekan imunisasi nasional yang menyediakan
vaksin gratis

Pencegahan infeksi

Detinisi:

Mengidentifikasi dan menurunkan resiko terserang imunisasi patogenik

Tindakan

Observasi

1. Monitor tanda dan gejalah infeksi lokal dan sistemik

Teraupetik

1. Batasi jumlah pengunjung


2. Berikan peeawatan kulit pada area edema
3. Cuci tangan sesudah dan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi

Edukasi

1. Jelaskan tanda dan gejalah infeksi


2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
5. Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian imunisasi

Intervenasi pendukung

Dukungan pemeliharaan rumah


Definisi

Memfasilitasi dalam mpertahankan lingkungan rumah bersih ,aman dan mendukung


pertumbuhan anggota keluarga

Tindakan

Obseevasi

1. Identifikasi faktor yang berkontribusi terhadao gangguan lemeliharaan rumah

Teraupetik

1. Dukung anggota keluarga dalam meneyaokan tujuan yang dapat dicapai


terhadap pemeliharaan rumah
2. Fsikitasi dama mencuci pakain kotor
3. Fasikitasi oerbaikan rumah ,jika perlu
4. Bantu kekuarga mengunakan dukungan sosial
5. Korsinasi pengunaan sumver -sumber dikomunikasi

Edukasi

1. Ajarkan strategi menciptakan lingkungan rumah yang aman dan bersih


2. Anjurkan modifikasi penataan perabotan rumah agar lebih mudah di capai
3. Anjurkan menginakan jasa oengendakian hama ,jika perlu

Dukungan perawatan diri :mandi

Definisi

Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kebiasaan BAK /BAB sesua usia


2. Monitor integritas kulit pasien

Teraupetik

1. Buka pakain yang dipakai untuk memudahkan eliminasi


2. Dukung pengunaan toilet /commodel /pispot/urinal secara konsisten
3. Jaga privasi selama eliminasi
4. Ganti pakaian pasien setelah eliminasi ,jika perlu
5. Bersihkan alat bantu BAB /BAB setelah digunakan
6. Latih BAK /BAB sesuai jadwl ,jika perlu
7. Sediakan alat bantu
Edukasi

1. Anjurkan BAB /BAK secara rutin


2. Anjurkan ke kamar mandi/toilet,jika perlu

Edukasi pencegahan luka tekan

Definis

Memberi informasi secara mengindari teejadi kerusakan keutuhan kulit/jaringan akibat


penekanan pembuluh darah dan jaringan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi gangguan fisik yang memjngkinkan terjadinya luka tekan


2. Periksa kesiapan ,kemmapuan menerima informasi san lersefsi terhadap resiko
luka tekan.

Teraupetik

1. Persiapkan materi ,media tentang faktor -faktor penyebab ,cara identifikasi


pencegahan resiko luka tekan dirumah sakit maioun di rumah
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan denhan pasien dan keluarga

Edukasi

1. Jelaskan lokasi -lokasi yang sering terjadi luka tekan


2. Ajarkan mengidentifikasi faktor faktor yang sering terjadinya luka tekan
3. Ajarkan cara mengunakan matras dekubitus
4. Ajarkan cara mempeetahankan kulit sehat ,identifikasi kerusakan permukaan
kulit seperti ,merah ,panas ,bula,eksudat
5. Anjurkan untuk tetao bergerak sesuai dengan kemampuan dan kondisi
6. Demonstrasikan cara cara meningkatkan sirkulasi pada yitik titik lokasi tekan

Edukasi seksualitas

Definisi

Memberikan informasi dalam memahami dimensi fisik dan pisikososial seksualitas

Tindakan

Observasi

1. Identifikask kesiaoan san kemampuan menerima informasi


Teraupetik

1. Sedikan materi dan media pendidikan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Fasiilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengetahuan
remaja

Edukasi

1. Jelaskan anatomi sam fisilogi sistem reproduksi pada laki-laki dan perempuan
2. Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang kehidupan
3. Jelaskan perkembangan emosi masa anak remaja
4. Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan sosial terhadap aktifitas seksual
5. Jelaskan konsekuensi negatif mengasuh anak pada usia dini
6. Jelaskan resiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akibat seks bebas
7. Anjurkan orang tua menjadi edikator seksualitas bagi anak-anak
8. Anjurkan anak /remaja tidak melakukan aktivitas diluar nikah
9. Anjurkan ketereampilan komunikasi asertif untuk menolak tekanan teman
sebaya san sosial dalam aktifitas seksual.

Induksi persalinan

Observasi :

1. Identifikasi indikasi dilakukan induksi persalinan


2. Identifikasi riwayat obstetrik (mis. Usia kehamilan dan lamanya persalinan
sebelumnya dan lamanya persalinan sebelumnya dan kontraindiksi seperti
plasenta previa lengkap, riwayat SC, dan kelainan struktural pelvis )
3. Monitor kontraksi uterus (mis. Frekuensi, durasi, dan kekuatan dalam 10
menit )
4. Monitor kondisi ibu dan janin sebelum induksi (mis. Tanda vital, DJJ dan
gerakkan janin )
5. Monitor efek samping tindakan induksi
6. Monitor DJJ selama induksi hingga persalinan
7. Monitor perubahan kontraksi uterus setiap 15 menit
8. Monitor kemajuan persalinan secara ketat
9. Monitor dengan partograf jika telah memasuki fase aktif
10. Monitor tanda-tanda insufisiensi utroplasenta (mis. Deselerasi lambat ) selama
proses
11. Induksi

Terapeutik :

1. Berikan kenyamanan selama proses induksi

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberisn obat IV (mis. Oksitolsin ) untuk merangsang aktivitas
rahim
2. Kolaborasi pemberian agen mekanis atau farmakologis (mis. Laminaria, balon
kateter, tablet, cytotec dan gel prostaglandin )
3. Kolaborasi tindakan amniotomi, jika ada tanda inpartu (mis. Dorongan
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka )

Latihan Batuk Efektif

Observasi :

1. Identifikasi kemampuan batuk


2. Monitor adanya retensi sputum
3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
4. Monitor input dan output cauran (mis. Jumlah dan karakteristik )

Terapeutik :

1. Atur posisi semi fowler atau fowler


2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
3. Buang sekret pada tempat sputum

Edukasi :

1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif


2. Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik , di tahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu ( dinulatkan )
selama 8 detik
3. Anjutkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3nkali
4. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam ke-3

Kolaborasi :

1. Kolaborasi pberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu.

Manajemen Jalan Napas

Observasi :

1. Monitor pola napas ( frekuensi, kedalaman, usaha )


2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering )
3. Monitor sputum ( jumlah , warna, aroma )

Terapeutik :
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tllt dan chin-lift (jaw-thrust
jika curiga trauma servikal )
2. Posisikan semi- fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
8. Berikan oksigen ,jika perlu

Edukasi :

1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi


2. Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi :

1. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektor, mukolitik, jika perlu


2. Manajemen Imunisasi/Vaksinasi

Observasi :

1. Identivikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi


2. Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi (mis. Reaksi anafilaksis
terhadap vaksin sebelumnya dan atau sakit parah dengan atau tanpa demam )
3. Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan

Terapeutik :

1. Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral


2. Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis. Nama produsen, tanggal
kadaluarsa )
3. Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat

Edukasi :

1. Jelaskan tujuan , manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal, dan efek samping
2. Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (mis. Hepatitis B, BCG,
difteri, tetanus, partusis, H Influenza, polio, campak, measles, rubela )
3. Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit namun saat ini
tidak diwajibkan pemerintah (mis. Influenza, pneumokokus )
4. Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus (mis. Rabies, tetanus )
5. Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang jadwal
imunisasi kembali
6. Informasikan penyediaan layanan pekan imunisasi nasional yang menyediakan
vaksin gratis

Manajemen Lingkungan
Observasi :

1. Identifikasi keamanan dan kenyamanan lingkungan

Terapeutik :

1. Atur posisi furniture dengan rapi dan terjangkau


2. Atur suhu lingkungan yang sesuai
3. Sediakan ruangan berjalan yang cukup dan aman
4. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman
5. Sediakan pewangi ruangan, jika perlu
6. Hindari pandangan langsung ke kamar mandi, toilet, atau peralatan untuk
eliminasi
7. Ganti pakaian secara berkala
8. Hindari paparan langsung dengan cahaya matahari atau cahaya yang tidak
perlu
9. Izinkan membawa benda- benda yang disukai dari rumah
10. Izinkan keluarga untuk tinggal mendampingi pasien
11. Fasilitas penggunaan barang-barang pribadi (mis. Piyama, jubah,
perlengkapan mandi )
12. Pertahankan konsistensi kunjungan tenaga kesehata
13. Berikan bel atau alat kominikasi untuk memanggil perawat

Edukasi :

1. Jelaskan cara membuat lingkungan rumah yang aman


2. Jelaskan cara menghafapi bahaya kebakaran
3. Ajarkan pasien dan keluarga/pengunjung tentang upaya pencegahan imfeksi

Manajemen Nutrisi

Observasi :

1. Identifikasi status nutrisi


2. Identifiasi alergi dan intoleransi makananan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik :

1. Lakukan oral hygine sebelum makan, jika perlu


2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan )
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
4. Berikan makanana tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi :

1. Anjurkan posisi duduk, jika perlu


2. Ajarkan diet yang di programkan

Kolaborasi :

1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,


antlemetik),jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan je is nutrien
yang di butuhkan, jika perlu

Manajemen medikasi

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola penggunaan agen farmakologis sesuai dengan


program pengobatan.

Tindakan..

Observasi

1. Identifikasi penggunaan obat sesuai resep


2. Identifikasi masa kadaluarsa obat
3. Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan
4. Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat
5. Monitor tanda dan gejala keracunan obat
6. Monitor darah serum
7. onitor kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik

1. Fasilitasi perubahan program pengobatan jika perlu


2. Sediakan sumber informasi program pengobatan secara visual dan tertulis
3. Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan penyesuaian pola hidup akibat
program pengobatan

Edukasi

1. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat


2. Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping obat jika perlu
3. Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat
Pemantauan tanda vital

Definisi : mengumpulkan dan menganalisis data hasil pengukuran fungsi vital


kardiovaskular, pernapasan

Tindakan

Observasi

1. Monitor tekanan darah


2. Monitor nadi
3. Monitor pernapasan
4. Monitor suhu tubuh
5. Monitor oksimetri nadi
6. Monitor tekanan nadi
7. Identifikasi penyebab perubahan tanda vital

Terapeutik

1. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien


2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dari prosedur pemantauan


2. Informasikan hasil pemantauan

Pemantauan nutrisi

Observasi

1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi ( mis. pengetahuan,


ketersediaan makanan, agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak
adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau pasca operasi)
2. Identifikasi perubahan berat badan
3. dentifikasi kelainan pada kulit (mis. memar yang berlebihan, luka yang sulit
sembuh, dan pendarahan)
4. dentifikasi kelainan pada rambut (mis. kering, tipis, kasar dan mudah patah)
5. dentifikasi pola makan ( mis. kesukaan atau ketidaksukaan makanan,
konsumsi makanan cepat saji, makanan makan terburu-buru)
6. Identifikasi kelainan pada kuku (misalnya terbentuk sendok, retak, mudah
patah, dan dan bergerigi bergerigi
7. Identifikasi kemampuan menelan (misalnya fungsi motorik wajah, refleks
menelan, dan reflek gigi)
8. Identifikasi kelainan rongga mulut (misalnya peradangan, gigi, susi
berdarah,0bibir kering dan luka)
9. Identifikasi kelainan(mis.diare, darah,lendir,dan eliminasi tidak teratur)
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor asupan orel
12. Monitor warna kunjung tifa
13. Monitor hasil laboratorium

Terapeutik

1. Timbang berat badan


2. Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. indeks massa tubuh, pengukuran
pinggang, ukuran lipatan kulit )
3. Hitung perubahan berat badan
4. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
5. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Pemantauan elektrolit

Observasi

1. Identik identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit


2. Monitor kadar elektrolit serum
3. Monitor mual, muntah dan diare
4. Monitor kehilangan cairan, jika perlu
5. Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis. Kelemahan otot, interval QT
memanjang, gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen ST,0gelombang
U, kelelahan, penurunan refleks, anoreksia, konstipasi, motilitas usus
menurun, pusing, depresi dan pernapasan)
6. Monitor tanda dan gejala hiperkalemia(mis. Peka rangsang, gelisah, mual-
muntah, takikardi, mengarah ke bradikardia, fibrilasi atau takikardia ventrikel,
gelombang T tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, blok jantung
mengarah asistol)
7. Monitor tanda dan gejala hiponatremia (mis. disorientasi, otot berkedut, sakit
kepala, membran mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
8. Monitor tanda dan gejala hipernatremia(mis. haus, demam, mual, muntah,
gelisah, peka rangsang, membran mukosa kering, takikardia, hipotensi, letargi,
konfusi, kejang)
9. Monitor tanda dan gejala hipokalsemia (mis. Peka rangsang, tanda Chvostek
(spasme otot wajah), tanda trausseau (spasme karpal), kram otot, interval QT
memanjang)
10. Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis. nyeri tulang, haus, anoreksia,
letargi, kelemahan otot, segmen QT memanjang, gelombang T lebar,
kompleks QRS lebar, interval PR memanjang)monitor tanda dan gejala
hipomagnesemia ( mis. Depresi pernapasan , apatis, tanda Chvostek, tanda
trausseau, kondisi, depresi)
11. Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia(mis. kelemahan otot, hiporefleks,
bradikardia, depresi SSP letargi, koma, depresi.

Terapeutik

 Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien


 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Pemberian obat

Definisi

Mempersiapkan, memberi, dan mengevaluasi keefektifan agen farmakologis yang di


programkan.

Tidakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinanalergi,interaksi dan kontra indikasi obat


2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
4. Monitor efek samping toksisitas, dn interaksi obat

Terapeutik

1. Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan akurat


2. Hindari interupsi saat mempersiapkan, memverivikasi, ataumengelola obat
3. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi)
4. Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik, narkotika, dan antibiotik
5. Hindari pemberian obat yang tidak diberi label dengan benar
6. Buang obat yang tidak dipakai atau kadaluarsa
7. Failitasi minum obat
8. Tandatangani pemberian narkotika, sesuai protokol
9. Dokumentasikan pemberian obat dan respon terhadap obat

Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharap kan, dan efek
samping sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurun kan efektifitas obat

Pemberian obat intravena

Definisi

Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui kateter intravena

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan kontraindikasi obat


2. Verikisai order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadeluarsa obat
4. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
5. Monitor efek terapeutik obat
6. Monitor efek samping, toksitas, dan interaksi obat

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar (Pasien, obat, dosis,waktu, rute, dokumentasi)


2. Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
3. Campurkan obat kedalam kantung, botol atau buret, sesuai kebutuhan
4. Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
5. Tempelkan label keterangan nama obat dan dosis pada wadah cairan IV
6. Gunakan mesin pompa untuk pemberian obat secar kontinue, jika perlu

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat

Pemberian obat oral

Definisi

Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui mulut untukmendpatkan efek lokal
atau sistematik

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alerg, interaksi, dan kontraindikasi obat (mis,


gangguan menelan, nausea/muntah, inflamasi usus paristaltik menurun,
kesadaran menurun, program puasa)
2. Verikisai order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
4. Monitor efek lokal, efek sistematik dan efek samping obat
5. Monitor risiko aspirasi , jika perlu

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar (psien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
2. Berikan obat oral sebelum makan atau setelah maka, sesuai kebutuhan
3. Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
4. Taruh obat siblungual dibawah lidah pasien

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, timnakan yag diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
2. Anjurkan tidak menelan obat siblungaul
3. Anjurkan tidak makan/minum hingga seluruh obat sunblingual larut
4. Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat secra mandiri

Pencegahan luka tekan

Definisi

Mengidentifikasi dan menurunkan risiko kematian jaringan area penonjolan tulang akibat
penekanan atau gesekan terus menerus

Tindakan

Observasi

1. Periksa uka tekan dengan menggunakan skala (mis, skalanoton, skala braden)
2. Periksa adanya luka tekan sebelumnya
3. Monitor suhu kulit yang tertekan
4. Monitor berat badan dan perubahan nya
5. Monitor status kulit harian
6. Monitor ketat area yang memerah
7. Monitor kulit diatas tonjolan tulang atau titik tekan saat mengubah posisi
8. Monitor sumber tekanan dan gesekan
9. Monitor mobilitas dan aktifitas individu

Terapeutik

1. Keringkan daerah kulit yang lembab akibat keringat, cairan luka, dan
inkotensia fekal atau urin
2. Gunakan barier seperti lotion atau bantalan penyerap air
3. Ubah posisi dengan hati hati setiap 1-2 jam
4. Buat jadwal perubahan posisi
5. Berikan bantalan pada titik tekan atau tonjolan tulang
6. Jaga sparai tetap kering, bersih dan tidak ada kerutan/lipatan
7. Gunakan kasur kusus jika perlu
8. Hindari pemijatan diatas tonjolan tulang
9. Hindari peberian lotion pada daerah yang luka atau kemerahan
10. Hindari menggunakan air hangat dan sabun keras saat mandi
11. Pastiakn asupan makanan yang cukup terutama protein, vitamin B, dan C, zat
besi, dan kalori

Edukasi

1. Jelaskan tanda tanda kerusakan kulit


2. Anjurkan melapor jika menemukan tanda tanda kerusakan kulit
3. Ajarkan cara merawat kulit

Penagturan posisi

Definisi

Menempatkan bagian tubuh untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan/atau psikologis

Tindakan

Observasi

1. Monitor status oksigen sebelum dan sesudah mengubah posisi


2. Monitor alat traksi agar slalu tepat

Terapeutik

1. Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang tepat


2. Tempatkan pada posisi terapeutik
3. Tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
4. Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
5. Sediakan matras yang kokoh/padat
6. Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontra indikasi
7. Atur posisi untuk mengurangi sesak (mis, semi-Fowler)
8. Atur posisi yang meningkatkan drainage
9. Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
10. Tinggikan anggota gerak 20 derajat atau lebih diatas level jantung
11. Tinggikan tempat tidur bagian kepala
12. Berikan bantal yang tepat pada leher
13. Berikan topangan pada area edema (mis, bantal dibwah lengan dan skrotum)
14. Posisikan untuk mempermudah ventilisasi/perfusi (mis. Tengkurap/good lung
down)
15. Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
16. Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
17. Hindari menempatkan posisi yang dapat meningkatkan nyeri
18. Hindari menempatkan stump amputasi pada posisi fleksi
19. Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka
20. Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
21. Ubah posisi setiap 2 jam
22. Ubah posisi dalam teknik log roll
23. Pertahan kan posisi dan integritas traksi

Edukasi

1. Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi


2. Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh yang baik
selama melakukan perubahan posisi

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi, jika perlu

Perawatan amputasi

Definisi

Meningkatkan penyembuhan fisik dan psikologis sebelum dn sesudah amputasi bagian tubuh

Tindakan

Observasi

1. Monitor adanya edema pada stump


2. Monitor nyeri pantom pada tungkai (mis, rasa terbakar, kram, berdenyut, rasa
remuk atau semutan)
3. Monitor prostesis secara teratur (mis, stabilitas, kemudahan pergerakan,
efisiensi energi, tampilan saat berjalan)
4. Monitor penyembuhan luka pada area insisi
5. Monitor masalah psikologis (mis, depresi kecemasan)
6. Indikasi modifikasi gaya hidup dan alat bantu yang diperlukan (mis, rumah
dan mobi)
7. Indikasi modifikasi dalam pakaian sesuai kebutuhan

Terapeutik

1. Motivasi berpatisipasi dalam memutuskan amputasi, jika memungkin kan


2. Fasilitasi penggunaan matras/kasur pengurangan tekanan
3. Posisikan stump (patung/ujung bagian yang diamputasi) pada kesejajaran
tubuh yang benar
4. Tempat kan stump dibawah lutut (below-the-knee) dalam posisi ekstensi
5. Hindari meletakakan stump pada psosisi menggantung untuk menurunkan
edema dan statis vaskuler
6. Balut stump sesuai kebutuhan
7. Buat stump agar berbentuk kerucut melakuakan pembalutan (wraping)agar
sesuai prostesis
8. Lakukan pereda nyeri non farmakologis (mis, TENS phonophoresis,
pemijatan), sesuai kebutuhan
9. Fasilitasi menghadap proses berduka karena kehilangan bagian tubuh
10. Motivasi merawat stump secara mandiri
11. Diskusikan tujuan jangka panjang program rehabilitas (mis, berjalan tanpa alat
pendukung

Edukasi

1. Jelaskan bahwa nyeri phantom dapat terjadi beberapa minggu setelah


pembedahan dan dapat dipicu oleh tekanan pada are lain
2. Anjurkan menghindari duduk dalam waktu yang lama
3. Ajarkan latihan pascaoperasi (mis, latihan rentang gerak, latihan napas , dan
miring kiri- kanan)
4. Ajarkan perawatan diri setelah pulang dari rumah sakit
5. Ajarkan tanda dan gejala untuk dilaporkan ke fasilitas layanan kesehatan (mis,
kerusakan kulit , kesemutan, denyut nadi tidak teraba, suhu kulit yang dingin)
6. Ajarkan merawat dan menggunakan prostesis

Kolaborasi

1. Rujuk kelayanan spesialis untuk moodifikasi perawatan komplikasi prostesis

Perawatan area insisasi

Definisi

Mengdentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka yang ditutup dengan jahitan, klip atau
staples

Tindakan

Observasi

1. Periksa lokasi insiasi adanya kemerahan bengkak, atau tanda tanda dehisen
atau eviserasi
2. Indentifikasi karakteristik drainase
3. Monitor proses penyembuhan area insiasi
4. Monitor tanda dan gejala infeksi
Terapeutik

1. Bersihan area insisasi dengan pembersih yang tepat


2. Usap area insiasi dari area yang bersih menuju area yang kurang bersih
3. Bersihan area di sekitar tempat pembuangan atau tabung drainase
4. Pertahan kan posisi tabung drainase
5. Berikan salep anti septic jika perlu
6. Ganti balutan luka sesuai jadwal

Edukasi

1. Jelaskan prosedur pada pasien dengan alat bantu


2. Ajarkan meminimalakan tekanan pada tempat insiasi
3. Ajarkan cara merawat area insiasi

Perawatan kehamilan risiko tinggi

Definisi

Mengidentifikasi merawata ibu yang beresiko selama masa kehamilan sesuai


standarpelayanan yang telah di tetapkan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi faktor resiko kehamilan (mis, diaetes ,hipertensi, lupus


eritmatosus, herpes, hepatitis, HIV, epilepsi)
2. Identifikasi riwayat obstetris (mis, prematuritas, postmaturitas, preeklampsia,
kehamilan multifetal , reterdasi pertumbuhan intra uterine, abrupsi, plasenta
previasensitifitas Rh ktuban pecah dini dan riwayat kelinan genetik keluarga)
3. Identifikasi sosial dan demografi(mis, usia ibu, ras kemiskinan, terlambat atau
tidak ada perawatan pariental, penganiyayan fisik dan penyalah gunaan zat)
4. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan

Terapeutik

1. Damppingi ibu saat merasa cemas


2. Diskusikan seksualitas aman selama hamil
3. Diskusikan ketidak nyamanan selama hamil
4. Diskusikan persiapan persalinan dan kelahiran

Edukasi

1. Jelaskan resiko janin mengalami kelahiran prematur


2. Informasikan kemungkinan intervensi selam proses kelahiran (mis,
pemantauan janin elektronik intrapratuminduksi perawatan SC)
3. Anjurkan melakukan perawatan diri untuk meningkatan kesehatn
4. Anjurkan ibu untuk beraktivitas dan beristirahat yang cukup
5. Ajaran cara menghitung gerakan janin
6. Ajarkan aktivitas yang amaan selama hamil
7. Ajarkan cara mengenali tanda bahaya (mis, pendrahan vagina merah terang ,
perubahan cairan ketuban, penurunan gerak janin, kontraksi sebelum 37
minggu sakut kepala, gangguan penglihatan, nyeri epi gastrik da penambahan
berat badan yang cepat denagan edema wajah)

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan spesiali jika ditemukan tanda dan bahaya kehamilan

Perawatan luka

Definisi : mengindefikasi dan meningkatkan penyembuhan luka serta mencegah terjadinya


komplikasi luka

Tindakan :

Observasi

1. Monitor karakteristik luka (mis: drainase ,warna,ukuran,bau)


2. Monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik

1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan


2. Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
3. Bersihkan dengan cairan NACL atau pembersih nontoktik ,sesuai kebutuhan
4. Bersihkan jaringan nekrotik
5. Berikan salep yang sesuai ke kulit /lesi ,jika perlu
6. Pasang balutan sesuai jenis luka
7. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
8. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
9. Jadwalkan Perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
10. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBb/hari dan protein 1,25-1,5
g/kgBb/hari
11. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis: vitamin A,Vitamin C, Zinc
,Asam amino)sesuai indikasi
12. Berikan terapi TENS (stimulasi saraf transkutsneous)jika perlu

Edukasi

1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi


2. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protien
3. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri

Kalaborasi
1. Kalaborasi prosedur debridemnt (mis : enzimatik,biologis,mekanis,autolitik),jika
perlu
2. Kalaborasi pemberian antibiotik ,jika perlu

Perawatan luka bakar

Definis : mengidentifikasi dan merawat luka akut dan luka kronik akibat trauma termal.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi penyebab luka bakar


2. Identifikasi durasi terkena luka bakar dan riwayat penanganan luka
sebelumnya
3. Monitor kondisi luka ( mis. Prenstasi ukuran luka,derajat
luka,perdarahan,warna luka,infeksi ,eskudat, bau luka, kondisi tepi luk a

Terapeutik

1. Gunakan teknik aseptik selama merawat luka


2. Lepaskan balutan lama dengan menghindari nyeri dari perdarahan
3. Rendam dengan air steril jika balutan lengket pada luka
4. Bersihkan luka dengan cairan tril (mis.NaCl 0,9% cairan antiseptik)
5. Lakukan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri
6. Jadwalkan frekuensi perawatan luka berdasarkan ada atau tidaknya infeksi
jumlah eksudat dan jenis balutan yang digunakan
7. Gunakan moderm dressing sesuai dengan kondisi luka
(mis.hyrocolloid,polymer,crystalina cellulose)
8. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBb/hari protein ,1,25-1,5 g/kgBb/hari
9. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis.vitamin A , vitamin c ,Zinc,asam
amino)sesuai indikasi

Edukasi

1. Jelaskan tanda Dan gejala infeksi


2. Anjurkan mengonsumsi makanan tinggi kalori dan protein

Kaloborasi

1. Kalaborasi prosedur debridement (mis.enzimatik,biologis,mekanis,


autolitik),jika perlu
2. Kalaborasi pemberian antibiotikkk, jika perlu

Perawatan luka tekan

Definisi : mengindentifikasi dan merawat luka akibat penekanan pada tonjolan tulang

Tindakan
Observasi

1. Monitor kondisi luka (meliputi ukuran luka ,derajat luka,perdarahan,warna


dasar luka ,infeksi eksudat ,bau luka, kondisi tepi luka)
2. Monitor tanda dan gejala infeksi pada pula
3. Monitor status nutrisi (mis.asupan kalori,protein)

Terapeutik

1. Bersihkan kulit di sekitar luka dengan sabun dan air


2. Bersihkan luka bagian dalam dengan menggunakan NaCL 0,9%
3. Lakukan pembalutan pada luka ,jika perlu
4. Oleskan salep ,jika perlu
5. Gunakan tempat dan kasur khusus ,jika perlu
6. Pertahankan kepala tempat tidur pada posisi terendah yang dapat ditoleransi b
7. Jadwaln perubahan posisi setiap 2jam atau sesuai kondisi pasien
8. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBb/hari dan protein 1,25-15
g/kgBB/hari
9. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis.A vitamin C,Zinc ,asam amino)
sesuai indikasi

Edukasi

1. Anjurkan melaporkan tanda-tanda kerusakan kulit


2. Anjurkan menghindari duduk dalam jangka waktu lama
3. Ajarkan prosedur perawatan luka

Kalaborasi

1. Kalaborasi prosedur debrikement (mis.enzimatik,biologis,mekanis,autolitik,)jika


perlu
2. Kalaborasi pemberian antibiotik ,jika perlu

Perawatan pasca persalinan

Definisi : mengindentifikasi dan merawat pasien setelah menjalani anestesi general atau
ragional

Tindakan

Observasi

1. Monitor respirasi (mis.kepatenen jalan napas frekuensi napas dan Saturasi


oksigen)
2. Monitor fungsi kardiovaskuler (mis.frekuensi nadi,tekanan darah dan EKG)
3. Monitor fungsi neurovaskuler (mis.pulsasi,motorik,sensorik)
4. Monitor status mental (mis tingkat kesadaran)
5. Monitor suhu tubuh
6. Monitor nyeri
7. Monitor status cairan
8. Monitor mual dan muntah
9. Monitor haluaran dan pengosongan urine
10. Monitor drainase dan perdarahan

Terapeutik

1. Berikan privasi , sesuai kebutuhan


2. Sesuaikan ketinggian tempat tidru ,sesuai kebutuhan
3. Hangatkan tubuh pasien (mis.selikut penghangat elektrik,selimut kain)untuk
mencegah hipotermia dan menggigil,sesuai kebutuhan
4. Berikan stimulasi verbal atau taktil ,jika perlu
5. Lakukan pengekangan (restrain) jika perlu
6. Berikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga ,jika perlu
7. Dapatkan laporan dari perawat kamar bedah dan penata/dokter anestesi
8. Berikan oksigen

Kalaborasi

1. Kalaborasi pemberian antiemetik


2. Kalaborasi pemberian meperidene untuk pencegahan menggigil pasca anastesi

Perawatan perenium

Definisi : melakukan tindakan menjaga integritas kulit perenimum dan mengurangi ke


tidaknyaman pada perenium

Tindakan

Observasi

1.Infeksi insisi atau robekan perenium ,(mis.episiotomi)

Terapeutik

1. Fasilitasi dalam membersihkan perenium

2. Pertahanan perenium tetap kering

3. Berikan posisi nyaman

4. Berikan kompres es,jika perlu

5. Bersihkan area perenium secara teratur

6. Berikan pembalutan menyerap cairan

Edukasi
1.Ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda abnormal pada
perenium(mis.infekai,kemerahan ,pengeluaran cairan yang abdomen)

Kalaborasi

1. Kalaborasi pemberian antiinflamasi , jika perlu


2. Kalaborasi pemberian analgesik ,jika perlu

Perawatan persalinan

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola proses persalinan serta mencegah terjadinya


komplikasi

Tindakan

Obeservasi

1. Identifikasi kondisi proses persalinan


2. Monitor kondisi fisik dan psikologi pasien
3. Monitor kesejahteraan ibu( mis :tanda vital,kontraksi:lama ,frekuensi dan
kekuatan)
4. Monitor kesejahteraan janin (gerak janin 10 X dalam 12 jam)secara
berkelanjutan (DJJ dan volume air membuka )
5. Monitor kemajuan persalinan
6. Monitor tandan-tanda persalinan (dorongan meneran ,tekanan pada
anus,perindumu menonjol vulva membuka)
7. Monitor kemajuan pembukaan menggunakan partograf saat fase aktif
8. Monitor tingkat nyeri selama persalinan
9. Lakukan pemeriksaan leopod

Teraupektik

1. Berikan metode alternatif penghilang rasa sakit (mis.pijat ,aromaterapi


,hipnosis)

Edukasi

1. Jelaskan prosedur pertolongan persalinan


2. Informasikan kemajuan persalinan
3. Ajarkan teknik relaksasi
4. Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih
5. Anjurkan ibu cukup nutrisi
6. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
7. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
8. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan

Perawatan persalinan risiko tinggi


Definisi : mengidentifikasi dan mengelola proses persalinan serta mencegah terjadi
komplikasi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kondisi proses persalinan


2. Monitor kondisi fisik dan psikologis pasien
3. Monitor kesejahteraan ibu (mis.tanda vital,kontraksi : lama,frekuensi dan
kekuatan )
4. Monitor kesejahteraan janin (gerak janin 10 x dalam 12 jam)secara
berkelanjutan(DJJ dan volume air ketuban )
5. Monitor kemajuan persalinan
6. Monitor tanda-tanda persalinan (dorongan meneran ,tekanan pada anus
,perineum menonjol vulva terbuka)
7. Monitor kemajuan pembukaan menggunakan pantograf saat fase aktif
8. Monitor tingkat nyeri selama persalinan
9. Lakukan pemeriksaan leopold

Terapeutik

1. Berikan motode alternatif penghilang rasa sakit (mis.pijat,aromaterapi


,hipnosis)

Edukasi

2. Jelaskan prosedur pertolongan persalinan


3. Informasikan kemajuan persalinan
4. Ajarkan teknik relaksasi
5. Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih
6. Anjurkan ibu cukup nutrisi
7. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
8. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan

Perawatan selang

Definisi

Mengidentifikasi dan merawat pasien yang terpasang selang ekternal

Tindakan

Observasi

1. Dentifikasi indikasi dilakukan pemasangan selang


2. Monitor kepaten selang
3. Monitor jumlah,warna dan konsistensi drainase selang monitor kulit,di sekitar
insersi selang (mis.kemerahan dan kerusakan kulit)

Teraupetik

1. Lakukan kebersihan tangan sebelum Dan setelah perawatan selang


2. Berikan selang yang cukup panjang untuk memaksimalkan mobilisasi
3. Kosongkan kantong penampung, sesuai indikasi
4. Sambungkan selang dengan alat penghisap, jika perlu
5. Ganti selang secara rutin, sesuai indikasi
6. Lakukan perawatan kulit pada daerah insersi selang
7. Motivasi peningkatan aktivitas fisik secara bertahap
8. Klem selang saat mobilisasi
9. Berikan dukungan emosional

Edukasi:

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang


2. Ajarkan cara perawatan selang
3. Ajarkan mengenali tanda-tanda infeksi

Perawatan selang dada

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang terpasang selang dada

Tindakan

Observasi:

1. Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan selang dada


2. Monitor kebocoran udara dari selang dada
3. Monitor fungsi, posisi dan kepatenan aliran selang (undulasi cairan pada
selang)
4. Monitor tanda dan gejala pneumothoraks
5. Monitor penurunan produksi gelembung, undulasi, dan gelombang pada
tabung menampung cairan
6. Monitor jumlah cairan pada tabung (seal)
7. Monitor posisi selang dengan sinar x
8. Monitor krepitasi di sekitar selang dada
9. Monitor tanda-tanda akumulasi cairan intrapleura
10. Monitor volume, warna, dan konsistensi drainase dari paru-paru
11. Monitor tanda-tanda infeksi

Teraupetik:
1. Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah pemasangan atau peralatan
selang dada
2. Pastikan sambungan selang tertutup sempurna
3. Klem selang saat penggantian tabung
4. Berikan selang yang cukup panjang untuk mempermudah gerakan
5. Lakukan kultur cairan dari selang dada, jika perlu
6. Fasilitas bathtub, nafas dalam dan ubah posisi setiap 2 jam
7. Lakukan perawatan di era pemasangan selang setiap 48-72 atau sesuai
kebutuhan
8. Lakukan penggantian tabung (seal) secara berkala
9. Lakukan lakukan pelepasan selang dada sesuai indikasi

Edukasi:

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang

Perawatan selang gastrointestinal

Definisi

Mengidentifikasi dan merawat selang gastrointestinal

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi indikasi pemasangan selang gastrointestinal (mis. Kesadaran


pasien, kemampuan menelan, frekuensi muntah, status puasa)
2. Monitor kepatenan selang gastrointestinal
3. Monitor adanya perlukaan pada sekitar lubang hidung akibat fiksasi
4. Monitor keluhan mual atau muntah jumlah dan karakteristik cairan yang
keluar dari selang, residu sebelum pemberian makan

Terapeutik

1. Fiksasi selang pada bagian hidung atas di atas bibir


2. Ganti selang setiap 7 hari sekali atau sesuai protokol
3. Irigasi selang sesuai protokol
4. Rawat hidung dan mulut tiap shift atau sesuai protokol
5. Pertahankan kelembaban mulut
6. Lepas selang gastrointestinal, sesuai indikasi

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang


2. Ajarkan pasien dan keluarga cara merawat selang

Perawatan selang umbilikal

Definisi

Mengidentifikasi dan merawat akses infus umbilikal

Tindakan

Observasi

1. Monitor tanda-tanda infeksi pada area sekitar umbilikal


2. Monitor adanya perdarahan
3. Monitor adanya tanda-tanda selang terlepas (mis. Kemerahan pada sekitar
umbilikal, adanya bekuan atau gumpalan darah pada kateter)
4. Identifikasi adanya bekuan darah dan gelombang udara

Teraupetik

1. Pertahankan prinsip aseptik dan antiseptik


2. Pertahankan keutuhan perlekatan plester
3. Pertahankan posisi bayi telentang
4. Bilas kateter dengan cairan heparin
5. Ubah stopcook setiap hari, jika perlu
6. Lepas kateter dengan menarik kateter pelan-pelan selama 5 menit atau sesuai
protokol

Edukasi

1. Ajarkan ibu cara merawat selang umbilikal


2. Anjurkan ibu mempertahankan area umbilikal tetap kering dan bersih

Perawatan sirkumsisi

Definisi

mengidentifikasi dan merawat luka sirkumsisi serta mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi akibat sirkumsisi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kondisi umum (mis.tekanan darah, tadi, pernapasan dan suhu


tubuh, tingkat nyeri, tanggal sirkumsisi)
2. Periksa kondisi luka (mis.ukuran luka, jenis luka, perdarahan warna dasar luka
infeksi eksudat, bau luka, kondisi jaringan tepi luka)
3. Monitor adanya perdarahan (mis. Warna balutan komaram pesan darah)
4. Monitor terjadinya komplikasi pasca sirkumsisi (mis.concealed penis,
phimosis, skin bridge, retensi urine, fistula, nekrosis, hipospadia iantrogonik)
5. Monitor haluaran urine dan nyeri saat buang air kecil

Teraupetik

1. Terapkan teknik aseptik selama merawat luka sirkumsisi


2. Terapkan traumatik care pada pasien anak-anak
3. Rendam penis dengan cairan antiseptik hangat-hangat kuku selama 10-15
menit jika balutan melekat pada penis
4. Lepas balutan secara perlahan
5. Ganti balutan setiap hari atau sesuai indikasi
6. Gunakan modem dressing sesuai dengan kondisi luka
7. Data perkembangan luka
8. Hentikan perdarahan, jika terjadi

Edukasi

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Anjurkan mempertahankan area insisi tetap bersih dan kering
3. Anjurkan penggunaan celana pelindung khusus untuk mencegah nyeri akibat
gesekan pakaian

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu


2. Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu

Pemberian skin graft

Definisi

Mengidentifikasi dan merawat pasien dengan luka skin graft

Tindakan

Observasi

1. Monitor kondisi umum (mis. Demam, tekanan darah, nadi, pernapasan dan
suhu tubuh)
2. Monitor kondisi skin graft (mis. Ukuran luka hematoma, kontraktur graft,
nekrosis)
3. Monitor adanya tanda-tanda infeksi pada luka skin graft (mis. Perdarahan,
tanda-tanda infeksi, eksudat

Terapeutik

1. Terapkan teknik aseptik selama merawat luka skin graft.


2. Lakukan perawatan luka skin graft 2 hari sekali atau sesuai kondisi luka
3. Bersihkan luka dengan NaCL 0,9% atau aquadest
4. Bersihkan darah atau cairan yang mengering dan nekrotik, sesuai protokol
5. Hindari melakukan mikrotomi kecuali nekrosis makin melebar
6. Lindungi skin craft dari trauma dan gesekan
7. Gunakan modern dressing sesuai dengan kondisi luka
8. Catat perkembangan luka (mis.ukuran luka, tanda-tanda infeksi,kontraktur
graft,nekrosis,eksudat keluhan pasien)

Edukasi

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Anjurkan mempertahankan area insisi tetap bersih dan kering
3. Anjurkan mengonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein

Perawatan terminasi kehamilan

Definisi

Mengidentifikasi dan memberikan asuhan terminasi kehamilan (melakukan aborsi spontan


atau elektif)sesuai dengan standar pelayanan yang sudah ditetapkan

Tindakan

Observasi

1. Monitor tanda-tanda aborsi spontan (mis. Penghentian kram, peningkatan


tekanan pelvis, dan hilangnya cairan ketuban)
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Monitor tanda-tanda syok
4. Monitor pendarahan dan kram
5. Lakukan pemeriksaan vagina

Teraupetik

1. Berikan informed consent


2. Siapkan secara fisik dan psikologis untuk menjalani prosedur aborsi
3. Motivasi keluarga untuk memberikan dukungan emosional
4. Pasang jalur intravena
5. Fsilitas persalinan sesuai usia gestasi janin

Edukasi

1. Jelaskan prosedur yang akan dijalani (mis. Kuret section, pelebaran dan
kuretase, dan evakuasi uterus)
2. Jelaskan sensasi yang mungkin dialami
3. Anjurkan melapor jika ada tanda-tanda peningkatan perdarahan kram
meningkat, gumpalan atau jaringan
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian oksitosin setelah persalinan


2. Kolaborasi pemberian analgetik
3. Kolaborasi pemberian antibiotik
4. Kolaborasi pemberian obat untuk menghentikan kehamilan sesuai indikasi
(mis.Suppositoria prostaglandin,prostaglandin intraaminiotik, oksitosin
intravena)

Intervensi Utama :

Perawatan Intergritas Kulit

Definisi : Mengudentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan, kelembaban dan
mencegah perkembangan mikroorganisme.

Tindakan

Observasi :

1. Identifikasi penyebab gangguan intergritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi,


perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstream,
penurunan mobilitas)

Terapeutik :

2. Ubah posisi tiap 2jam jika tirah tumbang


3. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
4. Bersihkan parineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
5. Gunakan produk berbahan pertrolium atau minyak pada kulit kering
6. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
7. Hindari produk berbahan dasar alkhol pada kulit kering

Edukasi :

1. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotion, serum)


2. Anjurkan minum air yg cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstream
6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
7. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

Perawatan Luka

Definisi : Mengidentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka serta mencegah terjadinya


komplikasi luka.
Tindakan

Observasi :

1. Monitor karakteristik luka (mis. Warna, ukuran, bau)


2. Monitor tanda² infeksi

Terapeutik :

1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan


2. Cukur rambut disekitar daerah, jika perlu
3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan
4. Bersikan jaringan nekrotik
5. Berikan salep yg sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
6. Pasang balutan sesuai jenis luka
7. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
8. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
9. Jadwalkan perubahan posisi setaip 2 jam dan sesuai kondisi pasien
10. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein 1,25 - 1,5
g/kgBB/hari
11. Berikan suplemen vitamin dan mineral
12. Berikan terapi TENS (stimulus saraf transkutaneous), jika perlu

Edukasi :

1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi


2. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
3. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri

Kolaborasi :

1. Kolaborasi prosedur debriment (mis. Enzimatik, biologis, mekanis, aoutolitik)


2. Kolaborasi pemberian antibotik, jika perlu

Intervensi Pendukung :

Dukungan Perawatan diri

Definisi : Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri

Tindakan

Observasi :

1. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia


2. Monitor tingkat kemandirian
3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan
Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yg terapeutik (mis. suasana hangat, rileks,privasi)


2. Siapkan keperluan pribadi (mis. Sikat gigi, dan sabun mandi)
3. Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
4. Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
5. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri
6. Jadwalkan rutinitas perawatan diri

Edukasi :

1. Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan

Edukasi Perawatan Diri

Definisi : Mengajarkan pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar perawatan diri.

Tindakan

Obervasi :

2. Identifikasi pengetahuan tentang perawatan diri


3. Identifikasi kemampuan membaca, status kognitif, psikologis, tingkat
kecemasan dan budaya
4. Identifikasi masalah dan hambatan perawatan diri yg dialami
5. Identifikasi metode pembelajaran yg sesuai

Terapeutik :

1. Rencanakan strategi edukasi, termasuk tujuan yg realitas


2. Jadwalkan waktu dan intensitas pembelajaran sesuai penyakit
3. Sediakan lingkungan yg kondusif pembelajaran optimal
4. Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama edukasi
5. Berikan penguatan positif terhadap kemampuan yg didapat

Edukasi :

1. Ajarkan perawatan diri, praktik perawatan diri, dan aktifitas kehidupan sehari -
hari
2. Anjurkan mendemostrasikan praktik perawatan diri sesuai kemampuan
3. Anjurkan mengulang kembali informasi edukasi tentang perawatan mandiri

Edukasi Perawatan Kulit

Definisi : Membersihkan informasi untuk memperbaiki atau meningkatkan intergritas


jaringan kulit

Tindakan

Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

2. Sediakan meteri dan media pendidikan kesehatan


3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesempatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

1. Anjurkan menggunakan tabir surya berada di luar rumah


2. Anjurkan minum cukup cairan
3. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
4. Anjurkan menggunakan pelembab
5. Anjurkan melapor jika ada lesi kulit yg tidak biasa
6. Anjurkan membersihkan dengan air hangat bagian parianal selama periode diare

Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan

Definisi : Mengajarkan dan memfasilitasi perubahan yang mendukung kesehata

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kempatan untuk bertanya
4. Gunakan variasi metode pembelajaranGuanakan pendekatan promosi
kesehatan dengan memperhatikan pengaruh dari hambatan dari lingkungan,
sosial serta budaya.
5. Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif dan pencapaiannya

Edukasi :

1. Jelaskan penanganan masalah kesehatan


2. Informasikan sumber yang tepat yang tersedia di masyarakat
3. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
4. Anjurkan mengevaluasi tujuan secara periodik
5. Ajarkan menentukan perilaku spesifik yg akan diubah
6. Ajarkar mengidentifikasi tujuan yg akan dicapai
7. Ajarkan program kesehatan dalan kehidupan sehari-hari
8. Ajarkan pencarian dan penggunaan sistem fasilitas pelayanan kesehatan
9. Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan
Edukasi pola perilaku

Definisi

Memberikan informasi untuk meningkatkan atau mempertahankan perilaku kebersihan diri


dan lingkungan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Identifikasi kemampuan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
3. Monitor kemampuan melakukan dan mempertahankan kebersihan diri dan lingkungan
4. Terapeutik
5. Sediakan materi dan media pendidikan Kesehatan
6. Jadwalkan pendidikan Kesehatan yang sesuai kesepakatan
7. Berikan kesempatan untuk bertanya
8. Praktekkan bersama keluarga cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Edukasi

1. Jelaskan masalah yang dapat timbul akibat tidak menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
2. Ajarkan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Edukasi pengobatan

Definisi

Mengajarkan penggunaan obat secara aman dan efektif

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang direkomendasikan


2. Identifikasi penggunaan pengobatan tradisional dan kemungkinan efek terhadap
pengobatan
3. Terapetik
4. Fasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk meningkatkan pemahaman
5. Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan baik dan benar
6. Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada pasien selama pengobatan

Edukasi

1. Jelaskan manfaat dan efek samping pengobatan


2. Jelaskan strategi mengelola efek samping obat
3. Jelaskan cara menyimpan, pengisian kembali/pembelian kembali, dan pemantauan
sisa obat
4. Jelaskan keuangan dan kerugian program pengobatan, jika perlu
5. Informasikan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan selama pengobatan
6. Anjurkan memonitor perkembangan keefektifan pengobatan
7. Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai dengan indikasi
8. Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti sebelum dan sesudah
pengobatan dilakukan
9. Anjurkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri (self-medication)

Konsultasi

Definisi

Memberikan pertimbangan untuk memecahkan masalah keperawatan atau kesehatan yang


dialami pasien, Keluarga, kelompok, atau komunitas

Tindakan

1. Observasi Identifikasi tujuan konsultasi


2. Identifikasi masalah yang menjadi fokus konsultasi
3. Identifikasi harapan semua pihak yang terlibat
4. Identifikasi model konsultasi yang sesuai
5. Identifikasi ekspetasi biaya, jika perlu

Terapeutik

1. Fasilitasi kontrak tertulis untuk menentukan kesepakatan jadwal konsultasi


2. Berikan tanggapan secara profesional terhadap penerimaan atau penolakan ide
3. Fasilitasi memutuskan pilihan alternatif solusi

Edukasi

1. Jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien


2. Jelaskan alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh pasien
3. Jelaskan keuntungan dan kerugian masing- masing solusi
4. Anjurkan meningkatkan kemandirian menyelesaikan Masalah

Latihan rentang gerak

Definisi

Mengajarkan kemampuan menggunakan gerakan aktif dan pasif untuk mempertahankan dan
mengembalikan kelenturan sendi
Tindakan

Observasi

1. Identifikasi indikasi dilakukan latihan


2. Identifikasi keterbatasan pergerakan sendi
3. Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri pada saat bergerak
4. Terapeutik
5. Gunakan pakaian yang longgar
6. Cegah terjadinya cedera selama latihan rentang gerak dilakukan
7. Fasilitasi mengoptimalkan posisi tubuh untuk pergerakan sendi yang aktif dan pasif
8. Lakukan gerakan pasif dengan bantuan sesuai dengan indikasi
9. Berikan dukungan positif pada saat melakukan latihan gerak sendi

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur latihan


2. Anjurkan melakukan rentang gerak pasif dan aktif secara sistematis
3. Anjurkan duduk di tempat tidur atau kursi, jika perlu
4. Ajarkan rentang gerak aktif sesuai dengan program latihan
5. Kolaborasi
6. Kolaborasi dengan fisioterapi mengembangkan program latihan, jika perlu

Manajemen nyeri

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat dan konstan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hipnotis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat atau dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Pelaporan status kesehatan

Definisi

Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan atau Perawatan pasien yang telah dilakukan
pada periode tertentu

Tindakan

Observasi

2. Identifikasi data demografi yang penting ( Mis, usia, jenis kelamin)


3. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menerapkan perawatan
4. Identifikasi peralatan yang diperlukan untuk perawatan

Terapetik

1. Dokumentasikan status kesehatan pasien secara lengkap dalam rekam


medik/Keperawatan

Edukasi

2. Jelaskan riwayat kesehatan masa lalu yang relevan


3. Jelaskan diagnosis keperawatan dan medis saat ini
4. Jelaskan rencana perawatan, termasuk diet, pengobatan dan latihan
5. Jelaskan intervesi Keperawatan yang di implementasikan
6. Jelaskan evaluasi perkembangan pasien
7. Jelaskan peran keluarga dalam perawatan lanjutan
Pemberian Obat

Definisi

Mempersiapkan, memberi, dan mengefaluasi keefektifan agen farmakologis yang di


programkan

Tindakan

Observasi

1. . Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontra indikasi obat


2. Verfikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
4. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
5. Monitor efek terapeutik obat
6. Monitor efek samping, toksisitas dan interaksi obat

Terapeutik

1. Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan akurat


2. Hindari interuksi saat mempersiapkan, memverifikasi, atau mengelola obat
3. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi)
4. Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik, narkotika, dan antibiotik
5. Hindari pemberian obat yang tidak di beri label dengan benar
6. Buang obat yang tidak tepakai atau kadaluarsa
7. Fasilitasi minum obat
8. Tanda tangani pemberian narkotika, sesuai protokol
9. Dokumentasikan pembeian obat dan respon terhadap obat

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang di harapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat

Pemberian Obat Intradermal

Definisi

Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui jalur intradermal

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat


2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
4. Monitor reaksi obat sesuai dengan waktu yang ditentukan

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
2. Tentukan jarum suntik yang benar sesuai kebutuhan
3. Siapkan dosis dari ampul atau botol dengan benar
4. Pilih area suntikan yang benar
5. Hindari area kulit yang memar, radang, edema, lesi, atau perubahan warna
6. Gunakan teknik aseptik
7. Tusukan jarum pada sudut 5-15 derajat sedalam 3 mm
8. Suntikan obat secara perlahan, sambil mengamati timbulnya benjolan (lepuh) kecil
pada kulit permukaan
9. Beri tanda area injeksi

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
2. Anjurkan tidak menyentuh area benjolan (lepuh)
3. Anjurkan melapor ke perawat jika merasakan keluhan setelah pemberian obat (mis.
Gatal, kemerahan, panas)

Pemberian Obat Intramuskular

Definisi

Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui jalur intramuskular

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat


2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
4. Monitor reaksi obat yang diharapkan dan tidak diharapkan

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
2. Tentukan jarum suntik yang benar sesuai kebutuhan
3. Siapkan dosis dari ampul atau vial dengan benar
4. Pilih area suntikan yang sesuai (mis. Vastus lateralis, ventrogluteal, deltoid)
5. Hindari kulit yang memar, radang, edema, lesi, atau perubahan warna
6. Gunakan teknik aseptic
7. Lakukan teknik Z-track untuk mencegah obat keluar ke dalam jaringan subkutan dan
kulit
8. Tusukan jarum pada sudut 90 derajat
9. Aspirasi sebelum menyuntikkan obat
10. Suntikkan obat secara perlahan
11. Cabut jarum setelah menunggu 10 detik setelah menyuntikkan obat
12. Hindari melakukan masase pada area penyuntikan

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
2. Anjurkan tidak memijit (masase) area penyuntikan

Pemberian Obat Intravena

Definisi

Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui kateter intravena

Tindakan

Obesrvasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat


2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
4. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
5. Monitor efek terapeutik obat
6. Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
2. Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
3. Campurkan obat kedalam kantung, botol, atau buret, sesuai kebutuhan
4. Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
5. Tempelkan label keterangan nama obat dan dosis pada wadah cairan IV
6. Gunakan mesin pompa untuk pemberian obat secara kontinu, jika perlu

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat

Pemberian Obat Kulit

Definisi

Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk memulihkan gangguan kulit


Tindakan

Obesrvasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat


2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
4. Monitor efek terapeutik obat
5. Monitor efek lokal, efek sistemik, dan efek samping obat

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
2. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
3. Bersihkan kulit dan hilangkan obat sebelumnya
4. Oleskan agen topikal pada kulit yang tidak mengalami luka, iritasi atau sensitif
5. Hindari terpapar sinar ultra violet pada kulit yang mendapat obat topikal

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat
3. Ajarkan teknik pemberian obat secara mandiri, jika perlu

Pemberian Obat Subkutan

Definisi

Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui jalur subkutan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontra indikasi obat


2. Verfikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
4. Monitor efek terapeutik obat
5. Monitor efek samping, toksisitas dan interaksi obat

Terapeutik

1. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
2. Lakukan teknik aseptik
3. Pilih jarum suntik yang sesuai
4. Rotasikan lokasi injeksi secara sistematis
5. Hindari daerah penyuntikan yang mengalami edema, massa, luka, memar, abrasi atau
infeksi
6. Gunakan daerah perut saat memberikan heparin secara subkutan
7. Tusukan jarum dengan cepat pada sudut 45-90 derajat, tergantung pada ukuran tubuh
8. Hindari memijat area suntikan

Edukasi

1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang di harapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
2. Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara injeksi obat secara mandiri

Pemberian obat topikal

Defenisi

menyiapkan dan memberikan agen farmakologis ke permukaan kulit

Tindakan

Observasi

1. identifikasi kemungkinan alergi , interaksi dan kontra indikasi obat


2. verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. periksa tanggal kadaluarsa obat
4. monitor efek terapeutik obat
5. monitor efek lokal , efek sistemik dan efek samping obat

Terapeutik

1. lakukan prinsip enam benar (pasien,obat,dosis,waktu,rute , dokumentasi)


2. cuci tangan dan pasang sarung tangan
3. berikan privasi
4. bersihkan kulit
5. oleskan obat topikal pada kulit ata selaput lendir yang utuh ( kecuali penggunaan obat
untuk mengobati lesi)
6. Edukasi
7. jelaskan jenis obat ,alasan pemberian obat,tindakan yang diharapkan,efek samping
sebelum pemberian
8. ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat secara mandiri

Penjahitan luka

Definisi

Menyatukan ujung luka dengan menggunakan jarum dan benang jahit streril

Tindakan

Observasi

1. dentifikasi riwayat alergi terhadap anastesi


2. identifikasi adanya riwayat keloid
3. identifikasi jenis benang jahit yang sesuai
4. identifikasi jenis jarum yang sesuai
5. identifikasi metode jahitan yang sesuai berdasarkan jenis luka

Terapeutik

1. cukur rambut yang berada disekitar luka


2. bersihkan daerah luka dengan larutan antiseptik
3. lakukan teknik streril
4. berikan anastesi topikal atau injeksi didaerah luka
5. jahit luka dengan memasukkan jarum tegak lurus terhadap permukaan kulit
6. tarik jahitan cukup kencang sampai kulit tidak tertekuk
7. kunci jahitan dengan simpul
8. angkat jahitan sesuai indikasi

Edukasi

1. jelaskan tujuan dan prosedur tindakan


2. jelaskan tanda tanda infeksi
3. ajarkan cara merawat jahitan
4. informasikan tentang waktu pelepasan jahitan

Kolaborasi

1. kolaborasi penjahitan luka yang dalam ,wajah sendu atau luka yang berpotensi infeksi

Perawatan area

definisi

Mengidentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka yang ditutup denga jahitan ,klip,atau
Staples

Tindakan

Observasi

2. periksa lokasi INSISI adanya kemerahan ,bengkak,atau tanda tanda dehisen atau
eviserasi
3. identifikasi karakteristik drainase
4. monitor proses penyembuhan area INSISI
5. monitor tanda dan gejala infeksi

Terapeutik

1. bersihkan area INSISI denga pembersihan yang tepat


2. usap area INSISI dari area yg bersih menuju area yang kurang bersih
3. bersihkan area disekitar tempat pembuangan atau tabung drainase
4. pertahanan posisi tabung drainase
5. berikan saldo antiseptik jika perlu
6. ganti balutan luka sesuai jadwal

Edukasi

1. jelaskan prosedur kepada pasien dengan menggunakan alat bantu


2. ajarkan meminimalkan tekanan pada tempat INSISI
3. ajarkan cara merawat area INSISI

Perawatan kuku

Definisi

Mengidentifikasi dan merawat kuku agar bersih dan sehat serta tidak mengalami lesinkukit
akibat perawatan kuku yang tidak tepat

Tindakan

Observasi

1. monitor kebersihan dan kesehatan kuku


2. monitor perubahan yang terjadi pada kuku

Terapeutik

1. rendam kuku dengan air hangat


2. fasilitasi pemotongan dan pembersihan kuku sesuai kebutuhan
3. Bersihkan kuku dengan bahan alami
4. bersihkan bagian bawah kuku dengan alat bantu pembersih kuku
5. oleskan minta zaitun hangat pada kuku
6. lembabkan daerah sekitar kuku untuk mencegah kekeringan
7. fasilitasi mengoleskan cat kuku jika perlu

Edukasi

1. anjurkan memotong dan membersihkan kuku secara rutin


2. anjurkan mengkonsumsi makanan kaya biotin

Perawatan luka bakar

Defenisi

Mengidentifikasi dan merawat luka akut dan luka kronik akibat trauma termal

Tindakan

Observasi

1. identifikasi penyebab luka bakar


2. identifikasi durasi terkena luka bakar dan riwayat penangan luka sebelumnya
3. monitor kondisi luka ( mis prentasi ukuran luka ,derajat luka , pendarahan,warna
dasar luka , infeksi eksudat, bau luka ,kondisi tepi luka )

Terapeutik

1. gunakan teknik aseptik selama merawat luka


2. lepaskan balutan lama dengan menghindari nyeri dan perdarahan
3. rendam dengan air streil jika balutan lengket pada luka
4. bersihkan luka dengan cairan steril
5. lakukan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri
6. jadwalkan frekuensi perawatan luka berdasarkan ada atau tidaknya infeksi ,jumlah
eksudat dan jenis balutan yang digunakan
7. gunakan modern dressing sesuai dengan kondisi luka
8. berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB / hari dari protein 1,24-1,5 kgBB/ hari
9. berikan suplemen vitamin dan mineral sesuai indikasi

Edukasi

1. jelaskan tanda dan gejala infeksi


2. anjurkan mengkonsumsi makanan tingf kalori dan protein

Kolaborasi

1. kolaborasi prosedur debridement jika perlu


2. kolaborasi pemberian antibiotik jika perlu

Skrining Kanker

Definisi

Mendeteksi secara dini kemungkinan mengalami kanker agar dapat dilakukan penanganan
Sesegara mungkin.

Tindakan

1. ldentfikasi kondisi awal pasien (mis. anamnesa keluhan, usia, jenis kelamin, riwayat
kanker di keluarga, paparan karsinogenik)

Teurapeutik

1. Lakukan pemeriksaan fisik pada payudara, leher rahim, prostat, paru-paru atau organ
yang mungkin terkena kanker.
2. Fasilitasi untuk melaksanakan pemeriksaan penunjang deteksi kanker baik pada
wanita maupun pria

Edukasi

1. Jelaskan prosedur dan tujuan deteksi dini kanker


2. Jelaskan prosedur pemeriksaan penunjang.
3. Anjurkan melakukan deteksi kanker secara rutin.

Perawatan Luka Tekan

Definisi

Mengidentifikasi dan merawat luka akibat penekanan pada tonjolan tulang.

Tindakan

Observasi

1. Monitor kondisi luka (meliputi derajat luka, ukuran luka, perdarahan luka, warna
dasar luka, infeksi eksudat, bau luka, kondisi tepi luka).
2. Monitor tanda dan gejala infeksi pada luka.
3. Monitor status nutrisi (ris. asupan kalori, protein)

Terapeutik

1. Bersihkan kulilt di sekitar luka dengan sabun dan air.


2. Bersihkan luka bagian dalam dengan menggunakan NaCi 0,9%%
3. Lakukan pembalutan pada luka, jka pelu.
4. Oleskan salep, jika perlu.
5. Gunakan tempat tidur dan kasur khusus, jika perlu.
6. Pertahankan kepala tempat tidur pada posisi terendah yang dapat ditoleransi.
7. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
8. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkalkgBB/hari dan protein 1.25-1.5 gkgbëha
9. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. vitamin A, vitamin C, Znc, asam amino
asam dikasi)

Edukasi

1. Anjurkan melaporkan tanda-tanda kerusakan kulit


2. Anjurkan menghindari duduk dalam jangka waktu lama
3. Ajarkan prosedur perawatan luka

Kolaborasi

1. Kolaborasi prosedur debridement (mis. enzimatik, biologis, mekanis, autolik)


2. Kolaborasi permberian antibiotik, jika perluu

Teknik Latihan Penguatan Sendi

Definisi

Menggunakan teknik gerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau
mengembalikan dan meningkatkan fleksibilitas sendi.
Tindakan

Observasi

1. Identifikasi keterbatasan fungsi dan gerak sendi


2. Monitor lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau rasa sakit selama gerakan an

Terapeutik

1. Lakukan pengendalian nyeri sebelum memulai latihan.


2. Berikan posisi tubuh optimal untuk gerakan sendi pasif atau aktif.
3. Fasilitasi menyusun jadwal latihan rentang gerak aktif maupun pasif.
4. Fasilitasi gerak sendi teratur dalam batas-batas rasa sakit, ketahanan, dan mobilitas
sendi.
5. Berikan penguatan positif untuk melakukan latihan bersama

Edukasi

1. Jelaskan kepada pasien / keluarga tujuan dan rencanakan latihan bersama.


2. Anjurkan duduk di tempat tidur, di sisi tempat tidur (menjuntal), atau di kursi, sesuai
toleransi.
3. Ajarkan melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif secara sistematis.
4. Anjurkan memvisualisasikan gerak tubuh sebelum memulai gerakan.
5. Anjurkan ambuliasi, sesuai toleransi

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam mengembangkan dan melaksanakan program


latihan.

Terapi Lintah

Definisi

Menggunakan lintah untuk menghilangkan keletieihan jaringan yang ditanam yang


bercampan darah vena.

Tindakan

Observasi

2. Monitor kadar hemoglobin dan hematokrit harian, jka perlu


3. Monitor ukuran lintah sampal membesar (10-15 menit) sampai terlepas sendiri.

Teurapeutik

1. Gunakan kewaspadaan univesal.


2. Gunakan terapi lintah pada daerah yang aliran darah arterinya adekuat.
3. Gunakan lintah hanya untuk satu pasien.
4. Bersihkan bekas gigitan dengan kain steril dan keringiankan.
5. Batasi lokasi dengan kain atau handuk agar lintah tidak berpindah.
6. Oleskan dekstrosa 5% d lokasi terapi.
7. Tempatkan lintah dengan pinset secara hati-hati.
8. Pastikan ujung arterior dan pasterior menepel pada area terapi.
9. Lepaskan lintah yang tidak terjatuh dengan alkohol.
10. Besihkan area terapi dengan hidrogen perioksida dan air steril setiap1-2jam.

Edukasi

1. Informasikan lintah mengeluarkan anastesi lokal.


2. Informasikan tindakan tidak membutuhkan anastesi lokal, karena jaringan
yang ditanam memiliki sesikit saraf yang aktif.
3. Informasikan bahwa intah mengeluarnan hirudin, antikoagulan, sehingga
darah akan mengalir dari luka sampai 50 ml selama 24 sampai 48 jam setelah
lintah diangkat.
4. Infomasikan bahwa intah menupakan terapi.
5. Anjurkan untuk tidak menyentuh atau melepaskan litah secara manual.

Kolaborasi

1. Berikan antibiotik, jika perlu

Perawatan Pasca Seksio Sesaria

Definisi

Mengidentifkasi dan memberikan asuhan pada pasca persalinan seksio sesaria.

Tindakan

Observesi

1. ldentifiikasi riwayat kehamilan dan persalinan.


2. Monitor tanda-tanda Vital ibu.
3. Monitor respon fisiologis (mis. nyeri, perubahan uterus, kepatenan jalan
napas).
4. Monitor kondisi luka dan balutan.

Terapeutik

1. Diskusikan perasaan, pertanyaan dan perhatian pasien terkait pembedahan.


2. Pindahkan pasien ke ruang rawat nifas.
3. Motivasi mobilisasi dini 6 jam.
4. Fasilitasi kontak kulit ke kulit dengan bayi.
5. Berikan dukungan menyusui yang memadai, jika memungkinkan.

Edukasi

1. Informasikan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan bayi.
2. Ajarkan latihan ekstremitas, perubahan posisi, batuk dan napas dalam.
3. Anjurkan ibu cara menyusui, jIka memungkinkan
4. Anjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi tKTP

Teknik Latihan Penguatan Otot

Definisi

Latihan otot resistif reguler untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot.

Tindakan

Observasi

1. ldentifikasi risiko latihan


2. Identifikasi tingkat kebugaran otot dengan menggunakan lapangan latihan atau
laboratorium tes (mis. angkat maksimum, Jumlah daftar per unit waktu)
3. idlentiflikasi jenis dan durasi aktivitas pemanasan / pendinginan
4. Monitor efektifitas latihan

Terapeutik

1. Lakukan latihan sesuai program yang ditentukan.


2. Fasilitasi menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
dalam menentukan rencana latihan.
3. Fasilitasi mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan di lingkungan rumah/
tempat kerja.
4. Fasilitasi mengembangkan program latihan yang sesual dengan tingkat
kebugaran otot, kendala muskuloskeletal, tujuan fungsional kesehatan, sumber
daya peralatan olahraga, dan dukungan sosial.
5. Fasilitasi mengubah program atau mengembangkan strategi lain untuk
mencegahnya bosan dan putus latihan.
6. Berikan instruksi tertulis tentang pedoman dan bentuk gerakan untuk setiap
gerakan otot

Edukasi

1. Jelaskan fungsi otot, fisiologi olahraga, dan konsekuensi tidak digunakannya


otot
2. Ajarkan tanda dan gejala intoleransi selama dan setelah sesi latihan (mis.
kelemahan, kelelahan ekstrem, angina, palpitasi)
3. Anjurkan menghindari latihan selama suhu ekstrem

Kolaborasi

1. Tetapkan jadwal tindak lanjut untuk mempertahankan motivasi, memfasilitasi


pemecahan
2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (mis. torapis aktivitas, ahl fisiologi
olahraga, terapis okupasi, terapis rekreasi, terapis fisik) dalam perencanaan,
pengajaran, dan memonitor program latihan otot.

Perawatan Skin Graft

Mengidentifikasi dan merawat pasien dengan luka skin graft.

Tindakan

Observasi

1. Monitor kondisi umum (mis. aemam, tekanan darah, nadi, pemapasan dan
suhu tubuh)
2. Monitor kondisi skin grat (mis. Ukuran luka, hematoma, kontraktur graft,
nekrosis)
3. Monitor adanya tanda-tanda inteksi pada luka skin grart (mis. perdarahan,
tanda-tanda inteksi, eksudat)

Teurapeutik

1. Terapkan teknik aseptik selama merawat luka skin graft.


2. Lakukan perawatan luka skin graft 2 hari sekali atau sesuai kondisi luka.
3. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% atau aquades.
4. Bersihkan darah/cairan yang mengering dan nekrotik, sesuar protoko dan
melakukan nekrotomi kecuali nekrosis makin melebar.
5. Lindungi luka skin graft dari trauma dan gesekan.
6. Gunakan modern dressing sesuai dengan kondisi luka.
7. Catat perkembangan luka (mis. ukuran luka, tanda-tanda infeksi, hematoma,
kontraktur graft, ekrosis, eksudat, keluhan pasien)

Edukasi

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


2. Anjurkan mempertahankan area insisi tetap bersih dan kering.
3. Anjurkan me ngkonsumsi makan tinggi kalori dan tinggi protein.

Defisit pengetahuan

Intervensi utama

Edukasi kesehatan

Definisi

Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan prilaku hidup bersih dan sehat.

Tindakan

Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkat kan dan menurun kan motivasi
prilaku hidup bersih dan sehat

Teurapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan


2. Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakn untuk meningkatkan prilaku hidup
bersih dan sehat

Intervensi pendukung

Bimbingan sistem kesehatan

Definisi

Mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat


2. Identifikasi inisiatif individu, keluarga dan masyrakat

Teurapeutik

1. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan


2. Fasilitasi pemenuan kebutuhan kesehatan mandiri
3. Libatkan kolega/teman untuk membimbing pemenuhan pemenuhan kebutuhan
kesehatan
4. Siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam
pemenuhan kebutuhan kesehatan

Edukasi

1. Bimbing untuk bertanggung jawab mengidentifikasi dan mengembangkan


kemampuan memecahkan masalah kesehatan secara mandiri
Edukasi aktivitas/istirahat

Definisi

Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Teurapeutik

2. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat


3. Jadwalkan pemberian Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

Edukasi

5. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas atau olahraga secara rutin


6. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok aktivitas bermain atau aktivitas
lainnya
7. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
8. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis kelelahan sesak nafas
saat aktivitas)
9. Ajarkan cara ,mngidentifikasi target dan jenis aktivitassesuai kemampuan

Edukasi alat bantu dengar

Definisi

Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Priksa telinga yang memerlukan alat bantu dengar

Teurapeutik

1. Sediakan materi dan media alat bantu dengaran


2. Jadwalkan pemberian Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

Edukasi

1. Anjurkan membersihkan serum jika menutupi liang telinga


2. Anjurkan mensejajarkan bagian ujung alat bantu dengar dengan telinga
3. Anjurkan memutar ujung alat bantu dengar ke depan dan masukkan ke bagian
Saluran telinga
4. Ajarkan menyesuaikan volume dengan kebutuhan pasien

Edukasi analgesia terkontrol

Definisi

Memberikan informasi cara pengendalian neri dengan agen analgesic yang terkontrol

Tindakan

Obsevasi

1. Identifykasi kesiapan kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap


nyeri
2. Identifikasi tingkat nyeri dan dosis pemberian opioid
3. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menggunakan analgesia
terkontrol

Teurapeutik

1. Persiapkan alat-alat PCA


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan penjelasan tentang analgesia
terkontrol

Edukasi

1. Jelaskan alasan waktu dan cara pemberian analgesia terkontrol


2. Jelaskan efek samping dari pemberian opioid berlebihan
3. Jelaskan tindakan yang harus dilakukan saat mengalami penurunan kesadaran
misalnya stop hubungi rumah sakit atau petugas kesehatan tinggikan kepala 30
derajat
4. Ajarkan cara mengidentifikasi keefektifan dari analgesia (mis. penurunan
skala nyeri)
5. Informasikan untuk menghubungi tenaga kesehatan jika mengalami kesulitan
dalam mengatur dosis alat PCA
6. Demonstrasikan cara mengatur dosis analgesia terkontrol
7. Demonstrasikan cara mencatat dosis dan efektivitas pengobatan

Edukasi berat badan efektif

Definisi

Memberikan informasi tentang berat badan dan persentase lemak tubuh yang optimal
Tindakan

Obseravasi

1. Identifykasi kesiapan kemampuan menerima informasi

Teurapeutik

1. Sediakan materi dan media edukasi


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan hubungan asupan makanan latihan peningkatan dan penurunan berat


badan
2. Jelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan
3. Jelaskan risiko kondisi kegemukan overweight dan kurus underweight
4. Jelaskan kebiasaan tradisi dan budaya serta faktor genetik yang mempengaruhi
berat badan
5. Ajarkan cara mengelola berat badan secara efektif.

Edukasi berhenti merokok

Definisi

Memberikan informasi terkait dampak merokok dan upaya untuk berhenti merekok

Tindakan

Obseravasi

1. Identifykasi kesiapan kemampuan menerima informasi

Teurapeutik

1. Sediakan materi dan media edukasi


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan gejala fisik penarikan nikotin (mis. sakit kepala, pusing, mual dan
insomnia)
2. Jelaskan gejala berhenti merokok (mis. mulut kering, batuk, tenggorokan
gatal.
3. Jelaskan aspek psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok
4. Informasikan produk pengganti nikotin (mis. permen karet semprotan hidung
inhaler)
5. Ajarkan cara berhenti merokok
Edukasi dehidrasi

Definisi

Mengajarkan pengelolaan kekurangan cairan dan elektrolit

Tindakan

Obseravasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Teurapeutik

2. Persiapkan materi, media dan alat dan formulir Balans cairan


3. Tentukan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
4. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi

1. Jelaskan tanda dan gejala dehidrasi


2. Anjurkan tidak hanya minum air saat haus
3. Jika sedang berolahraga atau beraktivitas berat
4. Anjurkan memperbanyak minum
5. Anjurkan memperbanyak mengkonsumsi buah yang mengandung banyak air
(mis. Semangka, pepaya
6. Ajarkan cara pemberian oralit Jika perlu
7. Ajarkan menilai status hidrasi berdasarkan warna urine

Edukasi dialisis peritoneal

Definisi

Mengajarkan cara melakukan pengeluarkan produk metabolisme tubuh melalui membrane


peritoneal secara aktif

Tindakan

Obseravasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi


2. Monitor keberhasilan pasien melakukan peritoneal dialysis

Teurapeutik

1. Persiapkan materi media dan alat peraga peritoneal dialisis


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi

1. Jelaskan tentang pengendalian infeksi cuci tangan dan prinsip steril dalam
pelaksanaan pritoneal dialisis
2. Jelaskan pengendalian tujuan dan masalah/komplikasi peritoneal dialysis (mis.
kemerahan bengkak cairan tidak keluar)
3. Jelaskan cara memonitor cairan masuk dan keluar peritoneal dialysis
4. Demonstrasikan prosedur pritoneal dialilis langsung pada pasien
5. Instruksikan pasien atau keluarga menjelaskan dan mendemonstrasikan
kembali prosedur ptritonial dialisis

Edukasi diet

Definisi

Mengajarkan jumlah , jenis dan jadwal asupan makan yang di programkan

Tindakan

Obseravasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi


2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan –
5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk menyediakan makanan

Teurapeutik

1. Persiapkan materi media dan alat peraga


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
4. Sediakan rencana makan tertulis Jika perlu

Edukasi

1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan


2. Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
3. Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan Jika perlu
4. Anjurkan mempertahankan posisi semi flower 30-45 derajat 20-30 menit
setelah makan
5. Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang diprogramkan
6. Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
7. Anjurkan ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai
8. Ajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program
9. Rekomendasi resep makanan yang sesuai dengan diet Jika perlu
Kolaborasi

1. Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga

Edukasi edema

Definisi

Memberikan informasi penanganan dan pencegahan penumpukan cairan baik pada


ekstermitas maupun seluruh tubuh

Tindakan

Obseravasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi


2. Monitor kemampuan dan pemahaman pasien dan keluarga setelah edukasi

Teurapeutik

1. Persiapkan materi dan media edukasi misalnya formulir balans cairan


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi

1. Jelaskan tentang definisi penyebab (penurunan fungsi ginjal,


hypoalbuminemia, gagal jantung, retensi natrium) gejala dan tanda edema
kenaikan BB yang drastis penurunan output urine albumin darah kurang dari
normal pitting edema
2. Jelaskan cara penanganan dan pencegahan edema (mis. timbang BB tiap hari
dan cairan obat diuretik diet tinggi protein diet rendah garam anti hipertensi)
3. Instruksikan pasien dan keluarga untuk menjelaskan kembali definisi
penyebab gejala dan tanda Penanganan dan pencegahan edema

Edukasi efek samping obat

Definisi

Memberikan informasi unntuk meminimalkan efek samping dan agen farmokologis yang di
programkan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Teurapeutik
1. Persiapkan materi dan media edukasi
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi

1. Jelaskan tujuan obat yang diberikan


2. Jelaskan Indikasi dan kontraindikasi obat yang akan dikonsumsi
3. Jelaskan cara kerja obat secara umum
4. Jelaskan dosis cara pemakaian waktu dan lamanya pemberian obat
5. Jelaskan tanda dan gejala bila obat yang dikonsumsi tidak cocok untuk pasien
6. Jelaskan reaksi alergi yang mungkin timbul saat atau setelah obat dikonsumsi
7. Anjurkan melihat tanggal kadaluarsa obat yang akan dikonsumsi
8. Anjurkan melihat kondisi fisik obat sebelum dikonsumsi
9. Anjurkan untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat Jika reaksi obat yang di
konsumsi membahayakan hidup pasien
10. Ajarkan cara mengatasi reaksi obat yang tidak diinginkan

Edukasi fisioterapi

Definisi

Mengajrakan mobilisasi sekresi jalan nafas melalui perkusi, getaran, dan drainase postural

Tindakan

Obseravasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Teurapeutik

1. Persiapkan materi dan media edukasi


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi

1. Jelaskan kontraindikasi fisioterapi dada


2. Jelaskan tujuan dan prosedur fisioterapi dada
3. Jelaskan segmen paru-paru yang mengandung sekresi berlebihan
4. Jelaskan cara modifikasi posisi agar dapat mentolerir posisi yang ditentukan
5. Jelaskan alat perkusi dada pneumatic akustik atau listrik yang digunakan Jika
perlu
6. Jelaskan cara menggerakan alat dengan cepat dan kencang bahu dan lengan
lurus pergelangan tangan kaku di daerah yang akan dikeringkan saat pasien
mengisap atau Datuk 3-4 kali
7. Anjurkan menghindari perkusi pada tulang belakang ginjal payudara wanita
insisi dan tulang rusuk yang patah
8. Ajarkan mengeluarkan sekresi melalui pernapasan dalam
9. Ajarkan batuk selama dan setiap prosedur
10. Jelaskan cara memantau efektivitas prosedur (mis. oximetry tanda vital dan
tingkat kenyamanan)

Edukasi hemodialisi

Definisi

memberikan informasi tentang peroses pembersihan darah untuk meningkatkan efektifitas


terapi dan meminimalkan kemungkinan komplikasi

Tindakan

Obseravasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Teurapeutik

1. Persiapkan materi dan alat peraga hemodialisis


2. Buat media dan format evaluasi hemodialisis
3. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
4. Lakukan modifikasi proses pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
5. Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya dan mengekukakan
perasaannya

Edukasi

1. Jelaskan pengertian tanda dan gejala dampak diet hal-hal yang harus
diperhatikan pasien gagal ginjal
2. Jelaskan pengertian kelebihan dan kekurangan terapi hemodialisis serta
prosedur hemodialisis
3. Jelaskan manfaat memonitor intake dan output cairan
4. Ajarkan cara memantau kelebihan volume cairan mis. pitting edema, kenaikan
BB 1kg= 1 L air, sesak nafas)
5. Jelaskan pentingnya dukungan keluarga
Edukasi intertilitasi

Definisi

Memberikan informasi pada pasien dan pasnagan tentang ketidak suburan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Identifikasi tingkat pengetahuan
3. Identifikasi pengalaman selama prosedur pemeriksaan infertilitas

Teurapeutik

1. Jadwalkan pengajaran dengan pasangan


2. Siapkan media dan alat bantu yang diperlukan
3. Fasilitasi menentukan masa ovulasi melalui basa suhu tubuh perubahan sekresi
vagina dan indikator fisiologis lainnya
4. Siapkan pasien secara fisik dan psikologis untuk pemeriksaan ginekologi

Edukasi

1. Jelaskan siklus reproduksi wanita, jika perlu


2. Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan infertilitas
3. Jelaskan infertillitas dan penaganan nya
4. Jelaskan efek infertilitas pada hubungan pasangan
5. Informasikan pusat layanan infertilitas

Edukasi irigasi kandung kemih

Definisi

Memberikan informasi tentang irigasi kandung kemih

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan pasien dan kemampuan pasien dan keluarga menerima


informasi

Teurapeutik

1. Persiapkan materi, media, dan alat peraga irigasi kandung kemih


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
program yang telah disepakati oleh pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi

1. Jelaskan definisi indikasi tujuan dan manfaat irigasi kandung kemih


2. Jelaskan tentang pengendalian infeksi dan keamanan pasien demonstrasikan
teknik cuci tangan aseptik
3. Anjurkan mendemonstrasikan teknik cuci tangan aseptik
4. Jelaskan alat-alat bahan-bahan dan prosedur irigasi kandung kemih
5. Demonstrasikan prosedur irigasi kandung kemih dan pemantauan
keseimbangan cairan
6. Jelaskan kemungkinan masalah-masalah yang dapat timbul dan solusinya
selama irigasi kandung kemih
7. Anjurkan mendemonstrasikan irigasi kandung kemih
8. Anjurkan menghubungi perawat jika mengalami komplikasi irigasi kandung
kemih

Edukasi irigasi kolostomi

Definisi

Mengajarkan cara merawat dan membersihkan kolon dan teses melalui lubang buatan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kebutuhan irigasi kolostomi


2. Identifikasi kesiapan dan kemampuan pasien dan keluarga menerima
informasi
3. Monitor keberhasilan dan kemampuan pasien dan keluarga dalam irigasi
kolostomi

Teurapeutik

1. Persiapkan materi dan media atau alat-alat musik set infus cairan irigasi
sarung tangan dan Kantong kolostomi dan peralatan yang di butuhkan lainnya
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan tujuan prosedur indikasi kontraindikasi irigasi kolostomi


2. Jelaskan prinsip-prinsip pencegahan infeksi misalnya cuci tangan penggunaan
sarung tangan
3. Jelaskan tindakan yang harus dilakukan jika pada proses irigasi dapat terang
abdomen yaitu menurunkan kecepatan tetesan cairan indikasi
4. Jelaskan feses akan keluar sekitar 45 sampai 60 menit setelah cairan irigasi
masuk
5. Jelaskan cara mencatat tindakan yang dilakukan dan perhatikan warna dan
kondisi stoma dan kulit peristoma, catat warna, konsintensi dan jumlah feses
yang keluar
6. Anjurkan melakukan irigasi kolostomi di kamar mandi dengan kloset duduk
Jika perlu
7. Demonstrasikan cara melakukan irigasi kolostomi (meliputi letak gantungan
infus irigasi dengan cairan hangat dari adanya udara cara memasukkan selang
irigasi ke stoma ketinggian air irigasi hindari adanya udara dalam selang
Letakkan irigasi tepat di lubang kloset alirkan air yang cukup sekitar 10
sampai 15 menit)
8. Demonstrasikan cara membersihkan area dan memasang kembali kantong
stoma

Edukasi irigasi urosromy

Definisi

Mengajarkan cara melakukan irigasi urostomi secara mandiri

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi


2. Monitor keberhasilan melakukan irigasi urostomi

Terapeutik

1. Siapkan materi, media dan alat-alat untuk menjelaskan irigasi urostomi


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga

Edukasi

1. Jelaskan tentang definisi dan tujuan irigasi urostomi


2. Jelaskan tanda-tanda urostomi tersumbat (mis. tidak ada urine, nyeri abdomen)
3. Jelaskan frekuensi irigasi urostomi
4. Jelaskan cara memantau haluaran urine
5. Demonstrasikan prosedur irigasi urostomi
6. Ajarkan teknik mencuci tangan aseptik dan pengendalian infeksi
7. Anjurkan meredemonstrasikan cuci tangan aseptik
8. Anjurkan melakukan irigasi urostomi secara tepat

Edukasi keamanan anak

Definisi

Memberikan informasi mengenai keamanan dan pencegahan cedera pada anak


Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Anjurkan memantau anak saat berada di tempat yang beresiko (mis. luar
rumah, balkon, kolam renang)
2. Anjurkan menutup sumber listrik yang dapat dijangkau
3. Anjurkan mengatur perabotan rumah tangga
4. Anjurkan memilih mainan yang sesuai dengan usia anak dan tidak berbahaya
5. Anjurkan menyimpan benda berbahaya (mis. pisau, benda tajam lainnya) dan
cairan berbahaya (mis. pembersih lantai, deterjen) di tempat yang jauh dari
jangkauan
6. Anjurkan memberikan pembatas pada area dapur, kamar mandi, kolam
7. Jelaskan kepada orang tua dan anak tentang bahaya lalu lintas
8. Ajarkan penggunaan sabuk pengaman saat berkendara
9. Jelaskan keamanan bersepeda pada anak (mis. menggunakan helm,
menggunakan sepeda sesuai usia)
10. Anjurkan penggunaan stroller (kursi dorong anak), kursi khusus anak dengan
aman
11. Anjurkan tidak meletakkan anak pada tempat tidur yang tinggi
12. Ajarkan anak tindakan yang dilakukan saat merasa dirinya dalam bahaya (mis.
meminta bantuan orang dewasa, berteriak, segera berlari)

Edukasi keamanan bayi

Definisi

Menyediakan informasi dan dukungan terhadap pencegahan cederapada bayi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Teurapeutik

1. Sedikan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Anjurkan selalu mengawasi bayi


2. Anjurkan tidak meninggalkan bayinya sendiri
3. Anjurkan menjauhkan benda yang beresiko membahayakan bayi (mis.
Kantung plastic, karet tali, kain, benda-benda kecil, benda tajam, pembersih
lantai)
4. Anjurkan memasang penghalang pada sisi tempat tidur
5. Anjurkan menutup sumber listtrik yang terjangkau oleh bayi
6. Anjurkan mengatur perabotan rumah tangga di rumah
7. Anjurkan me,mberikan pembatas pada area yang beresiko (mis. Dapur,
kamarmandi, kolam)
8. Anjurkan menggunakan kursi dan sabuk pengaman khusus bayi saat
berkendara
9. Anjurkan penggunaan sabuk pengaan pada stoller (kursi dorong bayi), kursi
khusus bayi dengan aman
10. Anjurkan tidak meletakan bayi pada tempat tidur yang tinggi

Edukasi keluarga berencana

Definisi

Memberikan informasi dan memfasilitasi ibu dan pasangan dalam penggunaan alat
kontrasepsi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuanmenerima informasi


2. Identifikasi pengetahuan tentang alat kontrasepsi

Teurapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan


2. Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Lakukan penapisan pada ibu dan pasangan untuk penggunaan alat kontrasepsi
4. Lakukan pemeriksaan fisik
5. Fasilitasi ibu dan pasangan dalam mengambil keputusan menggunakan alat
kontrasepsi
6. Diskusikan pertimbangan agama, budaya, perkembangan, social ekonomi
terhadap pemilihan alat kontrasepsi

Edukasi

1. Jelaskan tentang system reproduksi


2. Jelaskan metode-metode alat kontrasepsi
3. Jelaskan aktivitas seksualitas setelah mengikuti program KB

Edukasi kemoterapi

Definisi :

Mengajarkan pasien dan keluarga untuk memahami cara kerja dan mengurangi efek samping
agen antineoplasma.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

1. Jelaskan efek obat-obatan antineoplasma pada sel-sel malignan


2. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai efek terapi pada fungsi sum-sum
tulang, folikel rambut, fungsi seksual dan toksisitas organ
3. Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi (mis. Menghindari
keramaian, memelihara kebersihan dan cuci tangan)
4. Anjurkan melaporkan gejala demam, mengigil, mimisan, lebam-lebam, tinja
berwarna merah tua/hitam
5. Anjurkan menghindari penggunaan produk aspirin

Edukasi keselamatan lingkungan

Definisi :

Mengajarkan persiapan lingkungan fisik yang mendukung keamanan.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Identifikasi kebutuhan keselamatan berdasarkan tingkat funsi fisik, kognitif
dan
3. kebiasaan
4. Identifikasi bahaya keamanan di lingkungan (mis. Fisik, biologi, dan kimia)

Terapeutik :
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

1. Anjurkan menghilangkan bahaya lingkungan


2. Anjurkan menyediakan alat bantu (mis. Pegangan tangan, keset anti slip)
3. Anjurkan menggunakan alat pelindung (mis. Restrain, rel samping, penutup
pintu, pagar, pintu gerbang).
4. Informasikan nomor telepon darurat
5. Anjurkan melakukan program skrining lingkungan (mis. Timah, radon)
6. Ajarkan individu dan kelompok berisiko tinggi tentang bahaya lingkungan.

Kolaborasi :

1. Kolaborasi dengan pihak lain untuk meningkatkan keamanan lingkungan.

Edukasi keselamatan

Definisi :

Mengajarkan pengelolaan rumah untuk meningkatkan dan mempertahankan keamanan


rumah.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.

Terapeutik :

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

1. Informasikan pentingnya penerangan yang cukup di dalam dan luar rumah


2. Anjurkan barang pada area yang mudah terjangkau
3. Anjurkan memastikan alat-alat rumah tangga dalam keadaan baik
4. Anjurkan memastikan kabel-kabel terpasang dengan baik di dinding
5. Anjurkan pemasangan alat detektor kebakaran
6. Anjurkan memastikan barang mudah terbakar jauh dari kompor atau pemanas
7. Anjurkan memastikan pemanas air dalam rentang suhu yang dianjurkan atau
lebih rendah
8. Anjurkan memastikan pemasangan pegangan tangan di area yang perlu, jika
perlu
9. Anjurkan memastikan lantai kamar mandi tidak licin
10. Anjurkan memastikan keset dan karpet lantai rapi dan lantai bebas barang
berserakan
11. Ajarkan cara peletakan barang-barang di rumah agar memudahkan dalam
bergerak.

Edukasi keterampilan

Definisi :

Memberikan informasi dan dukungan untuk melakukan keterampilan psikomotor.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kebutuhan, kesiapan, kemampuan belajar


2. Monitor kemampuan yang telah dicapai.

Terapeutik

1. Tentukan metodologi pengajaran yang sesuai dengan usia, kemampuan dan


kebutuhan
2. Ciptakan lingkungan yang mendukung
3. Berikan petunjuk langkah demi langkah yang jelas
4. Sediakan waktu untul sesi latihan dan beri jeda istirahat untuk menghindari
kelelahan
5. Berikan umpan balik positif atas pencapaian
6. Berikan informasi dalam bentuk tertulis (mis. Gambar, diagram), jika perlu
7. Libatkan keluarga.

Edukasi :

1. Anjurkan melakukan keterampilan satu demi satu


2. Bimbing mengikuti tahapan gerakan yang sesuai
3. Ajarkan keterampilan psikomotor.

Edukasi komunikasi efektif

Definisi :

Mengajarkan cara memberikan informasi kepada lawan bicara secara efektif.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


Terapeutik :

2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya.

Edukasi

1. Jelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan


komunikasi efektif
2. Ajarkan cara menyampaikan pesan dengan tepat
3. Ajarkan cara menggunakan komunikasi efektif
4. Ajarkan cara melakukan verifikasi pada pesan yang diterima.

Edukasi latihan berkemih

definisi :

Mengajarkan pasien dan keluarga dalam mencapai kemampuan berkemih.

Tindakan:

Observasi :

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi.

Terapeutik

1. Persiapkan materi dan alat peraga latihan berkemih


2. Tentukan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga.

Edukasi

1. Jelaskan penyebab kendala-kendala dalam berkemih


2. Ajarkan metode komunikasi yang digunakan untuk mengekspresikan
kebutuhan toileting, pola toileting dan kemampuan toilet berkemih
3. Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan untuk mendorong eliminasi normal,
pemantauan jatuh, dan keamanan lingkungan toilet
4. Demonstrasikan cara latihan berkemih
5. Anjurkan meredemonstrasikan latihan berkemih.

Edukasi latihan fisik

definisi :

Mengajarkan aktivitas fisik reguler untuk mempertahankan atau meningkatkan kebugaran


dan kesehatan.
Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesepakatan untuk bertanya

Edukasi :

1. Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga


2. Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
3. Jelaskan frekuensi, durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan
4. Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat
5. Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga
6. Ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik.

Edukasi manajemen

Definisi :

Mengajarkan pengelolaan suhu tubuh yang lebih dari normal.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan cara mengukur suhu tubuh, nadi, pernapasan dan tekanan darah
pasien
2. Ajarkan cara memberikan kompres hangat
3. Anjurkan menggunakan selimut hipotermia sesuai kebutuhan
4. Anjurkan menggunakan pakaian yang menyerap keringat
5. Anjurkan intake yang adekuat
6. Ajarkan cara memonitor intake dan output cairan
7. Anjurkan pemberian analgetik, jika perlu.
Edukasi manajemen nyeri

Definisi

Mengajarkan pengelolaan suhu tubuh yang lebih dari normal.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya.

Edukasi

1. Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri


2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
3. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

Edukasi manajemen steress

definisi :

Mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi dan mengelola stres akibat perubahan hidup
sehari-hari.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya.

Edukasi

1. Ajarkan teknik relaksasi


2. Ajarkan latihan asertif
3. Ajarkan membuat jadwal olahraga teratur
4. Anjurkan tetap menulis jurnal untuk meningkatkan optimisme dan melepaskan
beban
5. Anjurkan aktivitas untuk menyenangkan diri sendiri (mis. Hobi, bermain
musik, mengecat kuku)
6. Anjurkan bersosialisasi
7. Anjurkan tidur dengan baik setiap malam (7-9 jam)
8. Anjurkan tertawa untuk melepas stres dengan membaca atau klip video lucu
9. Anjurkan menjalin komunikasi dengan keluarga dan profesi pemberian asuhan
10. Anjurkan menyusun jadwal terstruktur.

Edukasi mobilisasi

Definisi :

Mengajarkan perilaku untuk meningkatkan rentang gerak, kekuatan otot dan kemampuan
bergerak.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Identifikasi indikasi dan kontraindikasi mobilisasi
3. Monitor kemajuan pasien/keluarga dalam melakukan mobilisasi

Terapeutik

1. Persiapkan materi, media dan alat-alat seperti bantal, gait belt


2. Jadwalkan waktu pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan pasien dan
keluarga
3. Beri kesempatan pada pasien/keluarga untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan prosedur, tujuan, indikasi, dan kontraindikasi mobilisasi serta


dampak imobolisasi
2. Ajarkan cara mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk
mobilisasi di rumah
3. Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan mobilisasi (seperti kekuatan otot,
rentang gerak)
4. Demonstrasikan cara mobilisasi di tempat tidur (mis. Mekanika tubuh, posisi
pasien digeser ke arah berlawanan dari arah posisi yang akan dimiringkan,
teknik-teknik memiringkan, penempatan posisi bantal sebagai penyangga)
5. Demonstrasikan cara melatih rentang gerak (mis. Gerakan dilakukan dengan
perlahan, dimulai dari kepala ke ekstremitas, gerakkan semua persendian
sesuai rentang gerak normal, cara melatih rentang gerak pada sisi ekstermitas
yang parase dengan menggunakan ekstermitas yang normal, frekuensi tiap
gerakkan)
6. Anjurkan pasien/keluarga meredemonstrasikan mobilisasi miring
kanan/miring kiri/latihan rentang gerak sesuai yang telah di demonstrasikan.

Edukasi nutrisi

Definisi :

Memberikan informasi untuk meningkatkan kemampuan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Tindakan :

Observasi :

1. Periksa status gizi, ststus alergi, program diet, kebutuhan dan kemampuan
pemenuhan kebutuhan gizi
2. Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat menerima informasi

Terapeutik

1. Persiapkan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi, tabel mekanan


penukar,cara mengelola, cara menakar makanan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi makanan, makanan yang harus
dihindari, kebutuhan jumlah kalori, jenis makanan yang dibutuhkan pasien
2. Ajarkan cara melaksanakan diet sesuai program (mis. Makanan tinggi protein,
rendah garam, rendah kalori)
3. Jelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum memberikan makanan (mis.
Perawatan mulut, penggunaan gigi palsu, obat-obat yang harus diberikan
sebelum makan)
4. Demonstrasikan cara membersihkan mulut
5. Demonstrasikan cara mengatur posisi saat makan
6. Ajarkan pasien/keluarga memonitor asupan kalori dan makanan (mis.
Menggunakan buku harian)
7. Ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi kekurangan nutrisi
8. Anjurkan mendemostrasikan cara memberi makan, menghitung kalori,
menyiapkan makanan sesuai program diet.

Edukasi nutrisi

Definisi

Menyediakan informasi mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak


Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan kebutuhan gizi seimbang pada anak


2. Jelaskan pentingnya pemberian makanan mengandung vitamin D dan zat besi
pada masa pra pubertas dan pubertas, zat besi terutama pada anak perempuan
yang telah menutrisi
3. Anjurkan menghindari makanan jajanan yang tidak sehat (mis.mengandung
pemanis buatan, pewarna buatan, pengawet, penyedap)
4. Ajarkan ibu mengidentifikasi makanan dengan gizi seimbang
5. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (mis. Cuci tangan sebelum
dan sesudah makan, cuci tangan dengan sabun setelah ke toilet).

Edukasi nutrisi

Definisi

Memberikan informasi dan memberikan dukungan tentang nutrisi dan praktik pemberian
nutrisi pada bayi.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan ibu atau pengasuh menerima informasi


2. Identifikasi kemampuan ibu atau pengasuh menyediakan nutrisi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan kepada ibu atau pengasuh untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan tanda-tanda awal rasa lapar (mis. Bayi gelisah, membuka mulut dan,
menggeleng-gelengkan kepala, menjulur-julurkan lidah, menghisap jari atau
tangan)
2. Anjurkan menghindari pemberian pemanis buatan
3. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (mis. Cuci tangan sebelum
dan sesudah makan, cuci tangan dengan sabun setelah ke toilet)
4. Ajarkan cara memilih makanan sesuai dengan usia bayi
5. Ajarkan cara mengatur frekuensi makan sesuai usia bayi
6. Anjurkan tetap memberikan ASI saat bayi sakit.

Edukasi nutrisi pariental

Definisi :

Mengajarkan memahami informasi tentang pemberian nutrisi esensial melalui infus yang
dimasukkan ke dalam tubuh.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian nutrisi parentral


2. Jelaskan potensi efek samping dan komplikasi nutrisi parentral
3. Jelaskan kemungkinan lebih sedikit buang air besar saat menjalani terapi
parenteral
4. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan selama menjalani terapi parentral
(mis. Kondisi lokasi akses vena dan keadaan selang)
5. Anjurkan memeriksa mulut secara teratur untuk tanda-tanda parotitis, glossitis,
dan lesi oral.

Edukasi orang tua:fase anak

Definisi :

Memberikan informasi dan dukungan mengasuh anak serta mendukung perkembangan fisik,
psikis, dan sosial berdasarkan tahapan usia.

Tindakan :

Obsevasi :

1. Identifikasi pemahaman orang tua/keluarga tentang membesarkan anak


2. Identifikasi kesiapan orang tua dalam menerima edukasi serta faktor-faktor
yang menghambat kebersihan edukasi (mis. Faktor budaya, hambatan bahasa,
kurang tertarik)

Terapeutik

1. Minta orang tua menjelaskan perilaku anak


2. Dengarkan setiap keluhan dan masalah yang dihadapi orang tua
3. Fasilitas orang tua untuk bertanya

Edukasi :

1. Ajarkan teknik pengasuh dan keterampilan komunikasi


2. Ajarkan mengidentifikasi sumber dukungan keluarga
3. ajarkan mengidentifikasi sumber stressor keluarga (mis. Penyalahgunaan
obat/alkohol, kekerasan dalam rumah tangga, konflik ibu, depresi, perceraian)
4. Jelaskan tahapan tumbuh kembang anak
5. Jelaskan pendekatan orang tua yang dapat digunakan untuk membantu anak
mengespresikan perasaan secara positif
6. Jelaskan sikap atau tindakan antisipasi di tahapan usia anak.

Edukasi perawatan kulit

Definisi :

Memberikan informasi untuk memperbaiki atau meningkatkan integritas jaringan kulit.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

1. Anjurkan menggunakan tabir surya saat berada di luar rumah


2. Anjurkan minum cukup cairan
3. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
4. Anjurkan menggunakan pelemban
5. Anjurkan melapor jika ada lesi kulit yang tidak biasa
6. Anjurkan membersihkan dengan air hangat bagian perianal selama periode
diare.
Edukasi perawatan mata

Definisi :

Memberikan informasi untuk memperbaiki atau meningkatkan integritas jaringan kulit.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

1. Anjurkan menggunakan tabir surya saat berada di luar rumah


2. Anjurkan minum cukup cairan
3. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
4. Anjurkan menggunakan pelembab
5. Anjurkan melapor jika ada lesi kulit yang tidak biasa
6. Anjurkan membersihkan dengan air hangat bagian perianal selama periode
diare.

Edukasi perawatan mulut

Definisi :

Memberikan informasi cara melakukan perawatan mulut, pada pasien dengan kesadaran
menurun/compos mentis atau dengan alat bantu pernapasan.

Tindakan :

Observasi :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan aspek yang perlu diidentifikasi dari kondisi mulut (mis. Luka, karies
gigi, plak, sariawan atau tumor)
2. Anjurkan sikat gigi setiap 2 kali sehari
3. Anjurkan menghindari merawat mulut dengan sikat gigi jika mengalami
trombositopenia
4. Ajarkan memilih sikat gigi sesuai dengan kondisi
5. Ajarkan cara menyikat gigi dari arah gusi ke atas pada masing-masing gigi
atas dan bawah
6. Ajarkan penggunaan cairan antiseptik chlorhexidine/betadine gargel dalam
perawatan mulut
7. Ajarkan cara memantau kebersihan mulut, lidah dan gusi.

Edukasi perawtan nefrostomi

Definisi

Mengajarkan cara melakukan perawatan selang urine yang terpasang dari ginjal melalui
permukaan kulit.

Tindakan

Observasi

1. Periksa kesiapan dan kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Terapeutik :

1. Persiapan materi, media dan alat peraga perawatan nefrostomi


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga

Edukasi

1. Jelaskan tujuan perawatan nefrostomi


2. Jelaskan masalah/komplikasi nefrostomi yang mungkin terjadi akibat
pemasangan nefrostomi
3. Jelaskan tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan (mis. Demam, pus, merah,
bengkak)
4. Jelaskan cara mengukur haluaran urine
5. Ajarkan cara pengendalian infeksi akibat pemasangan nefrostomi
6. Demonstrasikan perawatan nefrostomi.

Edukasi perawtan perineum

Definisi

Memberikan informasi dalam membersihkan daerah kemaluan dan sekitarnya


Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Identifikasi pengetahuan ibu tentang perawatan perineak pasca persalinan

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan prosedur perineal hygiene yang benar


2. Jelaskan tanda-tanda infeksi pada perineum
3. Anjurkan selalu menjaga area genital agar tidak lembab
4. Anjurkan menghindari penggunaan bahan apapun ketika membersihkan area
genitalia (kecuali air bersih)
5. Anjurkan sesering mungkin mengganti celana dalam (setiap 4jam)
6. Ajarkan cara penggunaan celana dalam yang aman
7. Ajarkan cara penggunaan pembalut
8. Ajarkan menilai perdarahan postpartum abnormal

Edukasi perawatan selang drain

Definisi :

Memberikan informasi tentang perawatan selang drain dan mencegah komplikasi yang
mungkin terjadi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1 Jelaskan prosedur perawatan selang drain


2 Anjurkan memantau selang terlipat, tertekuk, atau tersumbat
3 Anjurkan sering batuk dan menarik napas dalam
4 Anjurkan duduk tegak untuk mendapatkan ekspansi paru optimal
5 Anjurkan untuk segera melaporkan adanya kesulitan bernapas
6 Anjurkan melakukan latihan gerak aktif atau pasif (ROM) lengan
7 Ajarkan cara memonitor karakter, konsistensi, dan jumlah drainase ditabung
drainase
8 Ajarkan cara menjaga tabung saat bergerak
9 Ajarkan cara merawat drain dengan Teknik aseptic

Edukasi perawatan stosoma

Definisi :

Memberikan informasi melakukan perawatan lubang buatan pada abdomen untuk


mengalirkan feses

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan pentingnya Teknik aseptic selama merawat stoma


2. Jelaskan pentingnya stoma terbebas dari sabun
3. Anjurkan area stoma agar tidak terkena pakaian
4. Anjurkan melapor jika ditemukan herniasi, atropi, atau perburukan dari stoma
5. Ajarkan cara memonitor stoma (mis. Karakteristik stoma, tanda dan gejala
komplikasi, karakteristik feses)
6. Ajarkan cara perawatan stoma
7. Ajarkan penggunaan pasta atau powder sesuai kebutuhan

Edukasi perawatan trakheostomi

Definisi

Mengajarkan perawatan selang pernapasan pada stoma trakea.

Tindakan

Observasi

1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik
1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Anjurkan memasang kanul baru dengan hati-hati dan fiksasi kembali agar
tetap berada di tempatnya
2. Anjurkan mengganti tali pengikat trakheostomi secara rutin
3. Anjurkan mengempiskan dan kembangkan cuff pipa trakheostomi secara rutin
4. Ajarkan cara memonitor pernapasan
5. Ajarkan Teknik batuk efektif
6. Ajarkan cara melepaskan tape trakheostomi
7. Ajarkan cara mengganti kanul dalam sekali pakai
8. Ajarkan cara melepaskan kanul dengan menggunakan tangan non dominan
9. Ajarkan cara mengeluarkan kanul baru dan siramkan dengan cairan NaCl
10. Ajarkan cara membersihkan kulit disekitar trakheostomi

48. EDUKASI PERAWATAN UROSTOMY

Definisi :

Memberikan informasi melakukan perawatan lubang buatan pada abdomen untuk


mengeluarkan urine.

Tindakan :

Observasi

1. Periksa persiapan dan kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Terapeutik

1. Persiapan materi, media dan alat peraga perawatan urostomi


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga

Edukasi :

1. Jelaskan tujuan perawatan urostomi


2. Jelaskan masalah/komplikasi yang mungkin terjadi akibat urostomy
3. Jelaskan tanda infeksi dan perburukan yang harus dilaporkan (mis. Demam,
herniasi, atropi, perubahan warna urine)
4. Ajarkan cara mengukur haluaran urine
5. Demonstrasikan perawatan urostomy
6. Anjurkan pasien/keluarga mendemonstrasikan perawatan urostomy

49. EDUKASI PERAWATAN UPAYA KESEHATAN Definisi :


Mengajarkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang mendukung kesehatan

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Gunakan variasi metode pembelajaran
5. Gunakan pendekatan promosi kesehatan dengan memperhatikan pengaruh dan
hambatan dari lingkungan, social serta budaya.
6. Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif dan pencapaiannya

Edukasi

1. Jelaskan penanganan masalah kesehatan


2. Informasikan sumber yang tepat yang tersedia dimasyarakat
3. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
4. Anjurkan mengevaluasi tujuan secara periodic
5. Ajarkan menentukan perilaku spesifik yang akan diubah (mis. Keinginan
mengunjungi fasilitas kesehatan)
6. Ajarkan mengidenifikasi tujuan yang akan dicapai
7. Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
8. Ajarkan pencarian dan penggunaan system fasilitas pelayanan kesehatan
9. Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan

50. EDUKASI PERKEMBANGAN BAYI

Definisi :

Mengajarkan pasien dan keluarga untuk memfasilitasi perkembangan motoric kasar, motoric
halus, Bahasa, kognitif, social dan emosional bayi secara optimal

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi

1. Jelaskan proses tumbuh kembang bayi


2. Jelaskan aktivitas yang mendukung perkembangan bayi
3. Jelaskan ruangan yang aman dan tertata untuk bayi bereksplorasi dan belajar
4. Anjurkan membangun interaksi yang baik dengan bayi
5. Anjurkan memberikan mainan atau material yang sesuai dengan usia
6. Anjurkan bermain Bersama anak
7. Anjurkan memonitor pengobatan anak, jika perlu
8. Ajarkan mengidentifikasi kebutuhan special dan adaptasi yang dibutuhkan

Kolaborasi

1. Rujuk keluarga ke support group, jika perlu.

51. EDUKASI PERSALINAN

Definisi :

Memberikan informasi tentang persalinan

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi tingkat pengetahuan


2. Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Berikan reinforcemen positif terhadap perubahan perilaku ibu

Edukasi

1. Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan


2. Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
3. Anjurkan ibu mengikui kelas ibu hamil pada usia kehamilan lebih dari 36
minggu
4. Anjurkan ibu menggunakan Teknik manajemen nyeri persalinan tiap kala
5. Anjurkan ibu cukup nutrisi
6. Ajarkan Teknik relaksasi untuk meredakan kecemasan dan ketidaknyamanan
persalinan
7. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
8. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan

52. EDUKASI PIJAT BAYI


Definisi :

Menyediakan informasi dan dukungan untuk memijat bayi secara mandiri

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan manfaat pijat bayi


2. Anjurkan menggunakan baby oil untuk memijat bayi
3. Anjurkan melakukan pijat bayi dengan lembut selama kurang lebih 15 menit
4. Anjurkan melakukan pijat bayi minimal 2 kali sehari ( pagi dan sore)
5. Anjurkan mengatur suhu ruangan sekitar 24°C
6. Anjurkan menghentikan pijat beberapa menit apabila bayi BAB/BAK
7. Anjurkan memijat bayi 30menit setelah menyusu
8. Anjurkan memijat lembut dengan mengusap dan sedikit tekanan
9. Anjurkan membersihkan tubuh bayi setelah kegiatan pijat selesai.

53. EDUKASI PENCEGAHAN INFEKSI

Definisi :

Mengajarkan pencegahan dan deteksi dini infeksi pada pasien berisiko

Tindakan :

Observasi

1. Periksa kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeeutik

1. Siapkan materi, media tentang factor-faktor penyebab cara identifikasi dan


pencegahan risiko infeksi dirumah sakit maupun dirumah
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan Pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
2. Informasikan hasil pemeriksaan laboratorium (mis. Leukosit, WBC)
3. Anjurkan mengikuti tindakan pencegahan sesuai kondisi
4. Anjurkan membatasi pengunjung
5. Ajarkan cara merawat kulit pada area yang edema
6. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
7. Anjurkan kecukupan nutrisi, cairan, dan istirahat
8. Anjurkan kecukupan mobilisasi dan olahraga sesuai kebutuhan
9. Anjurkan latihan napas dalam dan batuk sesuai kebutuhan
10. Anjurkan mengelola antibiotic sesuai resep
11. Ajarkan cara mencuci tangan
12. Ajarkan etika batuk

54. EDUKASI PENCEGAHAN JATUH Definisi :

Memberikan informasi cara menghindari terjadinya cedera

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi gangguan kognitif dan fisik yang memungkinkan jatuh


2. Periksa kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap
risiko jatuh

Terapeutik

1. Siapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan


pencegahan risiko jatuh dirumah sakit maupun dirumah
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan Pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Ajarkan mengidentifikasi perilaku dan factor yang berkontribusi terhadap


risiko jatuh dan cara mengurangi semua factor risiko
2. Ajarkan mengidentifikasi tingkat kelemahan, cara berjalan dan keseimbangan
3. Anjurkan meminta bantuan saat ingin menggapai sesuatu yang sulit
4. Jelaskan pentingnya alat bantu jalan untuk mencegah jatuh seperti tongkat,
walker ataupun kruk
5. Jelaskan pentingnya handrail pada tangga, kamar mandi dan area jalan
dirumah
6. Anjurkan menghindari objek yang membuat anak-anak dapat memanjat (mis.
Lemari, tangga, kursi tinggi)
7. Ajarkan memodifikasi area-area yang membahayakan dirumah.
55. EDUKASI PENCEGAHAN LUKA TEKAN

Definisi :

Memberikan informasi cara menghindari terjadinya kerusakan keutuhan


kulit/jaringan akibat penekanan pembuluh darah dan jaringan

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi gangguan fisik yang memungkinkan terjadinya luka tekan


2. Periksa kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi
terhadap risiko luka tekan

Terapeutik

1. Persiapkan materi, media tentang factor-faktor penyebab cara


identifikasi dan pencegahan risiko luka tekan dirumah sakit maupun
dirumah
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan Pendidikan kedehatan
sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga

Edukasi

1. Jelaskan lokasi-lokasi yang sering terjadi luka tekan (mis. Tumit, tulang
ekor, nahu, telinga)
2. Ajarkan mengidentifikasi factor-faktor penyebab terjadinya luka tekan
3. Ajarkan cara menggunakan matras kekubitus
4. Ajarkan cara mempertahankan permukaan kulit sehat, identifikasi
keruskan permukaan kulit seperti merah, panas, bula, eksudat
5. Anjurkan untuk tetap bergerak sesuai kemampuan dan kondisi
6. Demonstrasikan cara-cara meningkatkan sirkulasi pada titik lokasi
tertekan (mis. Pemijatan, ubah posisi miring kirii, supine)

56. EDUKASI PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS

Definisi :

Memberikan informasi tentang menghindari hilangnya massa tulang

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi


terhadap risiko osteoporosis
Terapeutik

1. Persiapkan materi, media tentang factor-faktor penyebab, dan persepsi


terhadap risiko osteoporosis
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan Pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga

Edukasi

1. Jelaskan gejala dan proses, pemeriksaan diagnostic, konsekuensi dan


terapi osteoporosis
2. Jelaskan strategi pencegahan osteoporosis melalui nutrisi (mis.
Meningkatkan asupan kalsium)
3. Jelaskan strategi pencegahn osteoporosis melalui olahraga
4. Jelaskan strategi pencegahan osteoporosis melalui modifikasi factor
risiko

57. EDUKASI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI

Definisi :

Mengajarkan ibu dan pasangan tentang metode atau alat yang digunakan untuk
mencegah kehamilan

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi pengetahuan, keadaan umu, penggunaan alat kontrasepsi


sebelumnya, riwayat obstetric dan ginekologi ibu

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Fasilitasi ibbu memilih alat kontrasepsi yang tepat
4. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan kepada ibu dan pasangan tentang tujuan, manfaat dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi
2. Jelaskan kepada ibu dan pasangan tentang jenis-jenis alat kontrasepsi
3. Jelaskan ibu dan pasangan tentang factor risiko jika terlalu sering atau
terlalu dekat jarak persalinan
4. Jelaskan ibu dan pasangan tentang usia produktif dan aman untuk
melahirkan dan jarak ideal melahirkan
5. Anjurkan ibu dan pasangan memantau keluhan yang timbul selama
menggunakan alat kontrasepsi
6. Anjurkan ibu mengidentifikasi tanda-tanda masalah ginekologi
7. Anjurkan ibu dan pasangan untuk merencanakan jumlah anak
8. Anjurkan ibu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya
sebagai pertimbangan
9. Ajarkan ibu dan pasangan menghitung masa subur dan siklus menstruasi

58. EDUKASI PENGGUNAAN ALAT BANTU

Definisi :

Memberikan informasi kepada pasien tentang penggunaan alat bantu

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi aktivitas yang sulit dilakukan dengan keterbatasan yang


dimiliki
2. Identifikasi kemampuan pergerakan (mis. Keterbatasan gerak, kekuatan
otot dan kesadaran)

Edukasi

1. Ajarkan mengidentifikasi lingkungan rumah dan menyingkirkan


penyebab jatuh pada klien (mis. Lantai licin, penerangan yang kurang
baik)
2. Jelaskan manfaat penggunaan alat bantu
3. Jelaskan pilihan alat bantu yang memungkinkan
4. Ajarkan cara penggunaan alat bantu
5. Anjurkan memeriksa alat bantu yang digunakan secara rutin
6. Anjurkan mendekatkan barang-barang yang penting disamping klien
7. Anjurkan keluarga mendukung pasien menggunakan alat bantu

59. EDUKASI PENGUKURAN NADI RADIALIS Definisi :

Mengajarkan cara pengukuran nadi radialis

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Pastikan pasien merasa nyaman dan rileks
5. Dokumentasikan hasil pengukuran nadi radialis

Edukasi

1. Jelaskan prosedur pengukuran nadi radialis


2. Anjurkan dalam posisi duduk atau telentang
3. Ajarkan cara memeriksa pulsasi radial
4. Ajarkan menghitung denyutan selama 60 detik, atau hitung selama 30
detik dan kalikan dengan 2
5. Ajarkan menghitung frekuensi, irama, dan volume denyut nadi dengan
mencatat pola dan kekuatan denyutan

60. EDUKASI PENGUKURAN RESPIRASI

Definisi :

Mengajarkan cara pengukuran frekuensi respirasi

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Dokumentasikan hasil pengukuran respirasi

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan


2. Ajarkan cara menghitung respirasi dengan mengamati naik turunnya
dada saat bernapas
3. Ajarkan cara menghitung respirasi selama 30 detik dan kalikan dengan 2
atau hitung selama 60 detik jika respirasi tidak teratur

61. EDUKASI PENGUKURAN SUHU TUBUH Definisi :

Observasi
Mengajarkan cara pengukuran suhu tubuh

Tindakan :

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. dokumentasikan hasil pengukuran suhu tubuh

Edukasi

1. jelaskan prosedur pengukuran suhu tubuh


2. anjurkan terus memegang bahu dan menahan dada saat pengukuran
aksila
3. ajarkan memilih lokasi pengukuran suhu oral atau aksila
4. ajarkan cara meletakkan ujung termomrter dibawah lidah atau dibagian
tengah aksila
5. ajarkan cara membaca hasil thermometer raksa dan atau elektrik

62. EDUKASI PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Definisi :

Mengajarkan cara pengukuran tekanan darah

Tindakan :

Observasi

1. identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Dokumentasikan ukuran tekanan darah yang dihasilkan

Edukasi

1. Anjurkan beristirahat minimal 5menit sebelum pengukuran tekanan


darah
2. Anjurkan tidak merokok atau minum kafein setidaknya 30menit
3. Ajarkan memilih posisi pengukuran (mis. Berbaring atau duduk)
4. Ajarkan memasang manset dilengan atas
5. Ajarkan mengembangkan manset
6. Ajarkan mengembangkan manset (tidak lebih cepat dari 2 sampai 3
mmHg/detik)
7. Ajarkan cara menentukan tekanan darah sistolik dan diastolic
8. Informasikan hasil pengukuran tekanan darah

63. EDUKASI PENGURANGAN RESIKO Definisi :

Memberikan informasi pencegahan terjadinya risiko cedera akibat kesalahan tindakan

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Berikan Pendidikan kesehatan sebelum melakukan prosedur


2. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan
3. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Anjurkan memperhatikan akurasi dosis dan waktu pemberian obat


2. Anjurkan memeriksa tanggal kadaluarsa obat
3. Anjurkan menggunakan alat pelindung (APD) dengan benar
4. Ajarkan cara menyimpan obat dengan tepat
5. Ajarkan cara melakukan kebersihan tangan
6. Ajarkan cara pencegahan infeksi nososomial
7. Ajarkan pencegahan cedera melalui implementasi system keselamatan
pasien

64. EDUKASI POLA PERILAKU KEBERSIHAN

Definisi ;

Memberikan informasi untuk meningkatkan atau mempertahankan perilaku


kebersihan diri dan lingkungan

Tindakan :

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Identifikasi kemampuan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
3. Monitor kemampuan melakukan dan mempertahankan kebersihan diri
dan lingkungan

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Praktekkan Bersama keluarga cara menjaga kebersihan diri dan
lingkungan

Edukasi

1. Jelaskan masalah yang dapat timbul akibat tidak menjaga kebersihan diri
dan lingkungan
2. Ajarkan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan

65. EDUKASI PREOPERATIVE Definisi

Memberikan informasi tentang persiapan operasi untuk meningkatkan pemulihan


pembedahan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat pembedahan.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Identifikasi pengalaman pembedahan dan tingkat pengetahuan tentang
pembedahan
3. Identifikasi harapan akan pembedahan
4. Identifikasi kecemasan pasien dan keluarga

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Sediakan waktu untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan
masalah

Edukasi

1. Informasikan jadwal, lokasi operasi dan lama operasi akan berlangsung


2. Informasikan hal-hal yang didengar, dicium, dilihat atau dirasakan
selama operasi
3. Jelaskan rutinitas preoperasi ( mis. anastesi, diet, persiapan usus, tes
laboratorium, persiapan kulit, terapi IV, pakaian, dan ruang tunggu
keluarga
4. Jelaskan obat preoperasi, efek dan alasan penggunaannya
5. Jelaskan tindakan pengendalian nyeri
6. Jelaskan pentingnya ambulasi dini
7. Anjurkan puasa minimal 6 jam sebelum operasi
8. Ajarkan teknik batuk dan napas dalam
9. Ajarkan teknik mobilisasi
10. Ajarkan latihan kaki

66. EDUKASI PROGRAM PENGOBATAN Definisi

Mengajarkan penggunaan obat secara aman dan efektif

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang direkomendasikan


2. Identifikasi penggunaan pengobatan tradisional dan kemungkinan efek
terhadap pengobatan

Terapeutik

1. Fasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk meningkatkan


pemahaman
2. Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan baik
dan benar
3. Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada pasien selama
pengobatan

Edukasi

1. Jelaskan manfaat dan efek samping pengobatan


2. Jelaskan strategi meengelola efek samping obat
3. Jelaskan cara penyimpanan, pengisian kembali/ pembelian kembali, dan
pemantauan sisa obat
4. Jelaskan keuangan dan kerugian pogram pengobatan, jika perlu
5. Informasikan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan selama
pengobatan
6. Anjurkan memonitor perkembangan keefektifan pengobatan
7. Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
8. Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti sebelum dan
sesudah pengobatan dilakukan
9. Anjurkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri ( self-medication)
67. EDUKASI PROSEDUR TINDAKAN

Definisi

Memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, baik
bertujuan untuk diagnostik maupun untuk terapi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan yang akan dilakukan


2. Jelaskan perlunya tindakan dilakukan
3. Jelaskan keuntungan dan kerugian jika tindakan dilakukan
4. Jelaskan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan
5. Jelaskan persiapan pasien sebelum tindakan dilakukan
6. Informasikan durasi tindakan dilakukan
7. Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti sebelum
tindakan dilakukan
8. Anjurkan kooperatif saat tindakan dilakukan
9. Ajarkan teknik untuk mengantisipasi/mengurangi ketidaknyamanan
akibat tindakan, jika perlu

68. EDUKASI PROSES KELUARGA

Definisi

Memberikan pengetahuan untuk meminimalkan efek gangguan proses keluarga

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan dalam menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi

1. Ajarkan mengidentifikasi dan menggunakan dukungan sosial yang ada


2. Anjurkan orangtua terlihat dalam perawatan saat anak dirawat
3. Anjurkan keluarga agar tetap terhubung dengan anggota keluarga lain
( mis. telepon, email, foto, gambar, rekaman, dan video )
4. Ajarkan cara mengidentifikasi tipe dan gangguan proses keluarga
5. Ajarkan cara mengidentifikasi perubahan peran pada proses keluarga
6. Ajarkan strrategi normalisasi masalah keluarga bersama dengan anggota
keluarga

69. EDUKASI PROSES PENYAKIT Definisi

Memberikan informasi tentang mekanisme munculnya penyakit dan menimbulkan


tanda dan gejala yang menggangu kesehatan tubuh pasien

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit


2. Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
3. Jelaskan kemunngkinan terjadi nya komplikasi
4. Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
5. Jelaskan kemungkinan terjadinya kompilasi
6. Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan
7. Ajarkan cara meminimalkan efek samping dari intervensi atau
pengobatan
8. Informasikan kondisi pasien saat ini
9. Anjurkan melapor jika meraskan tanda dan gejala memberat atau tidak
biasa

70. EDUKASI REAKSI ALERGI

Definisi
Mengajarkan cara mengidentifikasi, mengelola dan mencegah reaksi alergi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi


2. Monitor pemahaman pasien dan keluarga tentang alergi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalakan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. fasilitasi mengenali penyebab alergi
4. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi

1. Jelaskan definisi, penyebab, gejala dan tanda alergi


2. Anjurkan pasien dan keluarga menyediakan obat alergi
3. Jelaskan cara menghindari alergen ( mis. tidak menggunakan karpet,
menggunakan masker)

71. EDUKASI REHABILITASI JANTUNG Definisi

Memberikan informasi untuk meningkatkan aktivitas fungsional maksimal pada


episode gangguan fungsi jantung

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan memberikan informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalakan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Informasikan pasien dan keluarga mengenal akses layanan darurat yang


tersedia di komunitas, jika perlu
2. Anjurkan mempertahankan jadwal ambulasi, sesuai toleransi
3. Anjurkan memonitor toleransi aktivitas
4. Anjurkan pasien dan keluarga mengikuti seluruh rangkaian program
rehabilitasi
5. Ajarkan teknik latihan ( mis. pemanasan, daya tahan tubuh, dan
pendinginan ), jika perlu

72. EDUKASI RESEP OBAT -

73. EDUKASI SEKSUALITAS Definisi

Memberikan informasi dalam memahami dimensi fisik dan psikososial seksualitas

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengaruh
media

Edukasi

1. Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem reprodukasi laki-laki dan


perempuan
2. Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan
3. Jelaskan perkembangan emosi masa anak dan remaja
4. Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan sosial terhadap aktivitas
seksual
5. Jelaskan konsekuensi negatif mengasuh anak pada usia dini ( mis.
kemiskinan, kehilangan karir dan pendidikan )
6. Jelaskan risiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akibat seks
bebas
7. Anjurkan orangtua menjadi edukator seksualitas bagi anak-anaknya
8. Anjurkan anak/remaja tidak melakukan aktivitas seksual diluar nikah

74. EDUKASI STIMULASI BAYI ATAU ANAK Definisi

Menyediakan informasi dan dukungan stimulus yang tepat di tiap tahapan usia
bayi/anak

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan orang tua dalam menerima informasi


2. Identifikasi faktor yang menghambat keberhasilan edukasi
Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan unntuk bertanya

Edukasi

1. jelaskan bayi memberikan isyarat perilaku yang menunjukan


kebutuhannya
2. Jelaskan stimulus yang dapat membantu mengoptimalkan
perkembangan bayi/anak
3. Ajarkan cara mengidentifikasi isyarat bayi/anak ( mis. laper, tidak
nyaman )
4. Ajarkan cara stimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, dan
bahasa sesuai tahapan usia bayi/anak

75. EDUKASI TEKNIK ADAPTASI Definisi

Mengajarkan melukan proses adaptasi terhadap peru bahan

Tindakan

Obervasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan tindakan terapeutik untuk mengatasi masalah atau gangguan


fisik yamg dialami
2. Ajarkan cara mengidentifikasi adanya depresi, gangguan proses pikir,
dan ekspresi ide bunuh diri
3. Ajarkan cara mengidentifikasi kesuliatan adaptasi yang dialami
4. Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan beradaptasi terhadap
tuntutan
5. Informasikan ketersediaan sumber-sumber ( mis. konseling psikiatrik
atau seksual, ahli prostesa, terapi okupasi )
76. EDUKASI TEKNIK AMBULANSI Definisi

Memberikan informasi dalam mempromosikan berjalan untuk memelihara dan


mengembalikan fungsi tubuh

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Monitor kemajuan pasien dalam ambulasi

Terapeutik

1. Sediakan materi, media dan alat bantu jalan ( mis. tongkat, walker, kruk)
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Beri kesempatankeluarga untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan prosedur dan tujuan ambulasi dengan atau tanpa alat bantu
2. Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan berjalan dan
mencapai cedera
3. Anjurkan menggunakan sabuk pengaman saat transfer dan ambulasi,
jika perlu
4. Ajarkan teknik ambulasi yang aman
5. Ajarkan berdiri dan ambulasi dalam jarak tertentu
6. Ajarkan cara mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung
untuk ambulasi dirumah

77. EDUKASI ORANG TUA : FASE BAYI Definisi

Memberikan informasi dan dukungan pengasuhan dan perawatan fisik yang


dibutuhkan bayi selama tahun pertama kehidupan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi pengetahuan dan kesiapan orangtua belajar tentang


perawatan bayi

Terapeutik

1. Berikan panduan tentang perubahan pola tidur bayi selama tahun


pertama
2. Motivasi orangtua untuk berbicara dan membaca untuk bayi
3. Lakukan kunjungan rumah sebagai program pemantauan dan
pendampingan pada orangtua

Edukasi

1. Jelaskan kebutuhan nutrisi bayi


2. Jelaskan perkembangan gigi dan kebersihan mulut selama tahun
pertama
3. Jelaskan perubahan pola eliminasi pada tahun pertama
4. Jelaskan kemanaan dan pencegahan cedera pada bayi
5. Ajarkan memegang, memeluk, memijat, bermain dan menyentuh bayi
6. Ajarkan keterampilan merawat bayi baru lahir
7. Ajarkan cara merawat dan mencegah ruam pokok
8. Ajarkan cara stimulasi perkembangan bayi ( merujuk pada stimulasi
Depkes RI )

78. EDUKASI ORANG TUA: FASE REMAJA

Definisi

Memberikan informasi dan dukungan pada orangtua untuk memahami anak pada
tahap remaja

Tindakan

Obervasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan orangtua menerima informasi


2. Identifikasi faktor yang mempengaruhi program edukasi ( mis. nilai
budaya, pengalaman negatif pada layanan kesehatan

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan orangtua untuk bertanya
4. Berikan bahan bacaan mengenai remaja

Edukasi

1. Jelaskan tugas atau sasaran perkembangan masa remaja


2. Jelaskan pola hubungan antara orangtua dan remaja
3. Jelaskan mekanisme koping yang digunakan oleh remaja ( mis.
penyangkalan )
4. Ajarkan cara berkomunikasi dengan remaja
5. Ajarkan fisiologis normal, emosional, kognitif dan karakteristik remaja
6. Ajarkan memberikan kehangatan, mengungkapkan sayang,
mengajarkan disiplin
7. Ajarkan mengidentifikasi cara remaja dalam mengelola kemarahan
8. Ajarkan mengenal sikap-sikap menghadapi perilaku remaja

79. EDUKASI PADA PENGASUH

Definisi

Memberikan informasi dan dukungan untuk memfasilitasi pemberian perawatan oleh


pengasuh

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi pemahaman dan kesiapan peran pengasuh


2. Identifikasi sumber dukungan dan kebutuhan istirahat pengasuh

Terapeutik

1. Berikan dukungan pada pengasuh selama pasien mengalami


kemunduran
2. Dukung keterbatasan pengasuh dan diskusikan dengan pasien
3. Fasilitasi pengaruh untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan dampak ketrgantungan anak pada pengasuh


2. Ajarkan pengasuh mengeksplorisasi kekuatan dan kelemahannya
3. Ajarkan pengasuh cara memberikan dukungan perawatan diri (mis.
mandi, BAB/BAK, berpakaian/berhias, makan/minum )

80. EDUKASI PEMBERIAN MAKANAN PADA ANAK

Definisi

Mengajarkan pemilihan, penyiapan dan pemberian makanan serta kebutuhan


modifikasi diet pada anak

Tindakan

Obervasi

1. Identifikasi pemahaman orangtua/keluarga tentang pemilihan jenis


makanan sehat sesuai usia

Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan variasi menu seimbang


2. Jelaskan pentingnya lingkungan yang kondusif pada saat memberikan
makanan
3. Jelaskan pentingnya mempertahankan kebersihan mulut anak
4. Jelaskan pentingnya meningkatkan kesabaran dalam pemberian
makanan pada anak
5. Anjurkan memberikan pujian atas pencapian anak dan menghindari
hukuman
6. Ajarkan orangtua mengidentifikasi makanan yang disukai dan tidak
disukai anak
7. Ajarkan orangtua memilih bahan makanan yang sehat sesuai kebutuhan
8. Ajarkan orangtua mengidentifikasi makanan dan kebiasaan makan enak
9. Ajarkan orangtua menyajikan makanan secara kreatif dan menarik

81. EDUKASI PEMBERIAN MAKANAN PARENTERAL Definisi

Memberikan informasi pemberian nutrisi osensial melalui vena sentral ( nutrisi


parenteral total ) atau vena perifer ( nutrisi parenteral parsial )

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi terapi


parenteral
2. Identifikasi terapi yang diberikan sesuai untuk usia, kondidi, dosis,
kecepatan dan rute
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan nutrisi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan alasan dan tujuan pemberian nutrisi parenteral


2. Jelaskan efek terapeutik dan efek samping pemberian nutrisi parenteral
3. Jelaskan prosedur pemasangan akses nutrisi parenteral dengan
menggunakan gambar, jika perlu
4. Ajarkan cara pencegahan efek samping nutrisi parenteral
5. Jelaskan gejala dan tanda yang harus dilaporkan ( mis. demam, lokasi
insersi merah, bengkak, dan terba panas )

82. EDUKASI PENILAIAN KESELAMATAN -

83. EDUKASI PENGUKURAN RESPIRASI

Definisi

Mengajarkan cara pengukuran frekuensi respirasi

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Dokumentasikan hasil pengukuran respirasi

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan


2. Ajarkan cara menghitung respirasi dengan mengambil naik turunnya
dada saat bernafas
3. Ajarkan cara menghitung respirasi selama 30 detik dan kalikan dengan 2
atau hitung selama 60 detik jika respirasi tidak teratur

84. EDUKASI PENYALAHGUNAAN ALKOHOL

Definisi

Mengajarkan adaptasi perilaku pencegahan penyalahgunaan alkohol pada individu,


keluarga, kelmpok, atau masyarakat

Tindakan

Oservasi

1. Identifikasi pengetahuan mengenai efek alkohol pada tubuh


2. Identifikasi kemampuan membaca, status kognitif, psikologis, budaya,
dan akses terhadap sumber daya sosial dan keuangan
3. Identifikasi tingkat kecemasan dan kesiapan belajar
4. Identifikasi waktu dan metode pembelajaran yang sesuai ( mis. diskusi,
tanya jawab, audio, atau visual, metode lisan atau tulisan )

Terapeutik

1. Rencanakan strategi edukasi, termasuk tujuan realistis


2. Sediakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan optimalkan ( mis.
diruang kelas atau ruang terapi yang ksosong
3. Berikan penguatan positif terhadap kemampuan yang didapat
4. Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama
edukasi

Edukasi

1. Jelaskan efek negatif alkohol ( mis. kapasitas alkohol terhadap


ketergantungan fisiologis dan psikologis, pengaruh terhadap fungsi
keluarga, pengaruh terhadap janin )
2. Ajarkan dengann konsep sederhana ke kompleks
3. Anjurkan mengulang kembali informasi edukasi tentang penyalahgunaan
alkohol

85. EDUKASI PENYALAHGUNAAN ZAT

Definisi

Mengajarkan pencegahan penyalahgunaan zat pada individu, keluarga, kelompok, atau


masyarakat

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi pengetahuan mengenai efek zat pada tubuh


2. Identifikasi kemampuan membaca, status kognitif, psikologis, tingkat
kecemasan dan budaya
3. Identifikasi metode pembelajaran yang sesuai (mis. diskusi, tanya jawab,
audio atau visual, metode lisan atau tulisan)

Terapeutik

1. Rencanakan strategi edukasi


2. Jadwalkan waktu dan intensitas pembelajaran sesuai kemampuan
3. Sediakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan optimal (mis.
diruang kelas atau ruang terapi yang kosong )
4. Berikan penguatan positif terhadap kemampuan yang didapat
5. Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama
edukasi

Edukasi

1. Jelaskan faktor-faktor penyebab penyalahgunaan zat (mis. faktor


individu, faktor lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya,
masyarakat)
2. Jelaskan gejala klinis saat menggunakan zat (mis. faktor individu, faktor
lingkungan, keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat )
3. Jelaskan efek buruk penyalahgunaan zat pada sikap dan perilaku
4. Ajarkan cara menghindari penyalahgunaan zat
5. Anjurkan mengulang kembali informasi edukasi tentang penyalahgunaan
zat

86. EDUKASI PERAWATAN BAYI Definisi

Memberikan informasi dan dukungan mengenai perawatan bayi secara mandiri

Tindakan

Obervasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan manfaat perawatan bayi


2. Ajarkan memandikan bayi dengan memperhatikan suhu ruangan 21-
24°C dan dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 kali
3. Ajarkan perawatan tali pusat
4. Anjurkan memantau tanda pada bayi terutama suhu 36,5°C-37,5°C
5. Anjurkan untuk menjemur bayi sebelum jam 9 pagi
6. Ajarkan pijat bayi
7. Anjurkan segera mengganti popok jika basah
8. Anjurkan penggunaan pakaian bayi dari bahan katun
9. Anjurkan menyusui sesuai kebutuhan bayi

87. EDUKASI PERAWATAN DIRI Definisi

Mengajarkan pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar perawatan diri


Tindakan

Observasi

1. Identifikasi pengetahuan tentang perawatan diri


2. Identifikasi kemampuan membaca, status kognitif, psikologis, tingkat
kecemasan dan budaya
3. Identifikasi masalah dan hambatan perawatan diri yang dialami
4. Identifikasi metode pembelajaran yang sesuai (mis. Diskusi, Tanya
jawab, penggunaan alat bantu audio atau visual, lisan tulisan)

Terapeutik

1. Rencanakan strategi edukasi, termasuk tujuan yang realistis


2. Jadwalkan waktu dan intensitas pembelajaran yang sesuai penyakit
3. Sediakan lingkungan yang kondusif pembelajaran optimal (mis.
Diruamgkelas atau ruang terapi yang kosong)
4. Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama
edukasi
5. Berikan penguatan positif terhadapt kemampuan yang didapat

Edukasi :

1. Anjurkan perawatan diri, praktik perawatan diri, dan aktivitas


kehidupan sehari-hari
2. Anjurkan mendemonstrasikan praktik perawatan diri sesuai
kemampuan
3. Anjurkan mengulang kembali informasi edukasi tentang perawatan
mandiri

88. EDUKASI PERAWATAN GIGI PALSU Definisi

Mengajarkan perawatan kebersihan mulut dan gigi palsu

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi

1. Jelaskan prosedur membersihkan mulut dan gigi palsu


2. Anjurkan melepas gigi palsu bagian bawah terlebih dahulu kemudian
gigi atas
3. Anjurkan meletakkan handuk pada dasr bak pembersih da nisi dengan
air
4. Anjurkan memeriksa gigi palsu : retak, ujung tajam atau bagian gigi
yang hilang
5. Anjurkan melepas gigi palsu minimal selama 1 jam, idealnya semalaman
dan gigi palsu ditempatkan dalam cairan untuk gigi palsu atau air
6. Anjurkan meletakkan gigi palsu jauh dari jangkauan anak-anak
7. Anjurkan menemui dokter gigi ketika gigi palsu (mis. Pecah, retak, terasa
longgar)
8. Ajarkan memeriksa kondisi bibir, mulut, lidah, langit – langit, dan dasr
mulut
9. Ajarkan membersihakan semua permukaan gigi palsu dengan sikat gigi
lembut, dan bilas dengan air mengalir

89. EDUKASI PERAWATAN GIPS Definisi

Memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


pasien/keluarga dalam melakukan perwatan gips

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan bahwa gips akan terasa hangat salama proses pemasangan


sampai kering
2. Jelaskan perlunya membatasi aktivitas selama masa pengeringan gips
3. Jelaskan tanda-tanda infaksi (mis. Gips berbau busuk, eritme, demam )
dan minta segera melaporkan
4. Jelaskan tanda-tanda gangguan sirkulasi atau fungsi neurologi akibat
gips pada ekstremitas yang terkena (mis. Nyeri, pucat, nadi tidak teraba,
parestesi, paralisis [5p]) dan minta segera melaporkan
5. Anjurkan menghindari meletakkan gips pada permukaan yang
keras/tajam selama masa penegeringan
6. Anajurkan menghindari menekan gips selama masa pengeringan
7. Anjurkan menghindari menggaruk kulit dibawah gips dengan benda
apapun
8. Anjurkan menggunakan alternative menggaruk (mis. Gunakan udara
dingin)
9. Anjurkan menghiondari gips terkena air/basah (mis. Gunakan pelindung
yang sesuai saat mand)
10. Anjurkan memposisikan gips pada bantal
11. Anjurkan meninggikan ekstremitas yang terpasang gips di atas level
jantung

90. EDUKASI PERAWATAN KAKI Definisi

Mengajarkan pencegahan luka dan perawatan kaki

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi tingkat pengetahuan dan keterampilan perawatan kaki

Terapeutik

1. Berikan brosur informasi tingkat risiko cedera dan perawatan kaki


2. Fasilitasi pembuatan rencana penilaian dan perawatan kaki harian
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan faktor risiko luka pada kaki (mis. Panas, dingin, penipisan,
kepalan)
2. Jelaskan hubungan antara neuropati, cedera, dam penyakit vascular dan
risiko ulserasi dan kering, maserasi)
3. Ajarkan pemeriksaan seluruh bagian kaki setiap hari (mis. Luka,
kemerahan, bengkak, hangat, kering, maserasi)
4. Ajarkan memotong dan mengikir kuku secara lurus
5. Anjurkan mencuci kaki setiap hari dengan menggunakan air hangat dan
sabun ringan
6. Anjurkan mengeringkan secara menyeluruh setelah mencuci kaki,
terutama diantara jari kaki
7. Annjurkan menghubungi tenaga professional kesehatan jika ada luka,
infeksi atau jamur
8. Anjurkan memakai sepatu bertumit rendah dan sesuai bentuk kaki
9. Anjurkan memakai kaos kaki yang berbahan menyerap keringat
10. Anjurkan memeriksa sepatu bagian dalam sebelum dikenakan

91. EDUKASI PERAWATAN KATETER URINE Definisi

Memberikan informasi cara merawat selang kateter urine

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Terapeutik

- Persiapkan materi, media dan alat peraga perawatan kateter urine

- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai


kesepakatan dengan pasien dan keluarga

Edukasi

1. Jelaskan pengendalianninfeksi (mis. Cuci tangan dan prinsip steril)


2. Jelaskan tujuan perawatan kateter urine
3. Jelaskan masalah/komplikasi yang mungkin terjadi akibat pemasangan
kateter urine
4. Jelaskan kondisi-kondisi yang harus dilaporkan (mis. Demam, nyeri
perut bawah, warna urine berubah keruh/warna merah, taka da urine
lebih dari 2 jam)
5. Demonstrasikan cara membersihkan daerah perineium (wanita) dan
preposium (laki-laki)

92. EDUKASI PERWATAN KEHAMILAN Definisi


Memberikan informasi dalam mengoptimalkan kemampuan beradaptasi secara fisik
dan psikologis selama periode kehamilan.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2. Identifikasi pengetahuan tentang perawatan masa kehamilan

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan perubahan fisik dan psikologis masa kehamilan


2. Jelaskan perkembangan janin
3. Jelaskan ketidaknyamanan selama kehamilan
4. Jelaskan kebutuhan nutrisi kehamilan
5. Jelaskan seksualitas masa kehamilan
6. Jelaskan kebutuhan aktivitas dan istirahat
7. Jelaskan tanda bahaya kehamilan
8. Jelaskan adaptasi siblings
9. Jelaskan Persiapan persalianan
10. Jelaskan system dukungan selama kehamilan
11. Jelaskan persiapan menyusui
12. Ajarkan cara mengatasi ketidaknyamanann selama kehamilan
13. Ajarkan manajemen nyeri persalinan
14. Ajarkan cara perawatan bayi
15. Anjurkan menerima peran baru dalam keluarga
16. Anjurkan ibu rutin memeriksa kehamilannya

93. CEDUKASI TEKNIK MENGINGAT Definisi

Mengajarkan teknik menstimulasi ingatan

Tindakan

Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Identifikasi pengetahuan teknik memori

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Anjurkan menggunakan media tulis (mis. Daftar benda, kalender, buku


catatan)
2. Anjurkan menggunakan media auditorik (mis. Timer, jam alarm)
3. Anjurkan menggunakan gambar atau tulisan-tullisan sebagai pengingat
letak barang (mis. Tempat sepatu yang perlu diperbaiki)
4. Anjurkan keluarga ntuk membantu menciptakan lingkungan yang
konsisten
5. Ajarkan tekni memori (konsentrasi dan menghadirkan memori,
mengulang informasi, membuat asosiasi mental dan meletakkan benda
pada tempat yang benar)
6. Ajarkan cara mengatur letak benda pada tempatnya

94. EDUKASI TEKNIK NAPAS Definisi

Mengajarkan teknik pernapasan untuk meningkatkan relaksasi, meredakan nyeri dan


ketidaknyamanan.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan manfaat teknok napas


2. Jelaskan prosedur teknik napas
3. Anjurkan memposisikan tubuh senyaman mungkin (mis. Duduk, baring)
4. Anjurkan menutup mata dan berkonsentrasi penuh
5. Ajarkan melakukan inspirasi dengan menghirup udara melalui hidung
secara perlahan
6. Ajarkan melakukan ekspirasi dengan menghembuskan udara untuk
mulut mencucu secara perlahan
7. Mendemonstrasikan menarik nafas selama 4 detik, menahan nafas
selama 2 detik, dan menghembuskan nafas selam 8 detik

95. EDUKASI TEKNIK PEMBERIAN MAKAN

96. EDUKASI TERAPI ANTIKOAGULAN Definisi

Mengajarkan penggunaan antikogulan yang aman untuk mencegah terbentuknya


thrombus.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepaktan
3. Berikan kesempatan u tuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan manfaat terapi antikoagulan


2. Jelaskan efek samping terapi antikoagulan
3. Jelaskan prosedur terapi antikoagulan
4. Jelaskan tanda-tanda pendarahan
5. Ajarkan cara mencegah risiko perdarahan akibat terapi antikoagulan

97. EDUKASI TERAPI CAIRAN Definisi

Memberikan informasi pada pasien untuk mencapai keseimbangan cairan tubuh.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepaktan
3. Berikan kesempatan u tuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan pentingnya cairan bagi tubuh


2. Jelaskan jenis dan fungsi cairan dalam tubuh
3. Jelaskan komposisi dan distribusi cairan bagi tubuh
4. Jelaskan masalah yang tibul jika tubuh kekuranagn atau kelebihan
cairan
5. Jelaskan pemberian terapi cairan dengan melihat indicator hemodinamik
(mis. CO. MAP, PP, SBP, SV), jika tersedia
6. Ajarkan mengatasi masalah kekurangan dan kelebihan cairan secara
mandiri
7. Ajarkan perhitungan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh
8. Ajarkan pemberian cairan dengan melihat indicator hemodinamik

98. EDUKASI TERAPI DARAH Definisi

Mengajarkan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang diberikan terapi


darah

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepaktan
3. Berikan kesempatan u tuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan indikasi dan kontra indikasi terapi darah


2. Jelaskan prosedur pemebrian terapi darah
3. Jelasakn prosedur penanganan jika terjadi efek samping terapi darah
4. Ajarkan cara memantau tanda dan gejala risiko dan efek samping terapi
darah

99.
EDUKASI TERAPI RELAKSASI OTOT

100.

EDUKASI TERMOGULASI Definisi

Mengajarkan pasien untuk mendukung keseimbangan antara produksi panas,


mendapatkan panas, dan kehilangan panas.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepaktan
3. Berikan kesempatan u tuk bertanya

Edukasi

1. Ajarkan kompres hangat jika demam


2. Ajarkan cara pengukuran suhu
3. Anjurkan penggunaan pakaian yang dapat menyerap keringat
4. Anjurkan tetap memandikan pasien, jika memungkinkan
5. Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai indikasi
6. Anjurkan menciptakan lingkungan yang nyaman
7. Anjurkan memperbanyak minum
8. Anjurkan penggunaan pakaian yang longgar
9. Anjurkan minum analgesic jika merasa pusing, sesuai indikasi
10. Anjurkan melakukan pemeriksaan darah jika demam > 3 hari

101.

EDUKASI TOILET TRAINING Definisi

menyediakan informasi dan dukungan untuk menentukan kesiapan anak untuk


berkemih secara mandiri dan strategi pendampingan yang digunakan.

Tindakan
Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Dukung orang tua agar kreatif dan fleksibel selama proses

Edukasi

1. Jelaskan perlunya kesempatan bagi anak untuk mengamati selama


proses toileting
2. Jelaskan informasi terkait yang dibutuhkan orang tua
3. Jelaskan tanda kesiapan orang tua atau keluarga untuk melatih anak
berkemih mandiri
4. Anjurkan mengenalkan anak dengan peralatan dan proses latihan
toileting
5. Ajarkan cara memberikan pujian atas keberhasilan anak
6. Ajarkan orang tua mengidentifikasi kesiapan anak untuk berkemih
mandiri
7. Ajarkan orang tua mengidentifikasi kesiapan anak secara psikososial
8. Ajarkan strategi untuk latihan toilet
9. Ajarkan cara mengajak anak ke toilet

102.

EDUKASI VAKSIN Definisi

Menyediakan informasi dan dukungan memutuskan pemberian imunisasi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan orangtua dalam menerima edukasi serta faktor


yang menghambat keberhasilan edukasi (mis. Faktor budaya, hambatan
bahasa, kurang tertarik)
2. Identifikasi pemahaman tentang tujuan pemberian vaksin

Edukasi

1. Jelaskan pentingnya memberikan vaksin dan imunisasi


2. Jelaskan jenis imunisasi dasar yang direkomendasikan (mis. NCG,DPT,
Hepatitis B, polio, campak)
3. Jelaskan jenis imunisasi tambahan (mis. Influenza, tifoid)
4. Jelaskan efek vaksin dalam meningkatkan imunitas
5. Jelaskan vaksin yang diperlukan jika terjadi insiden khusus (mis. Kolera,
rabies)
6. Anjurkan mematuhi jadwal pemberian vaksin pada anak

103.

EDUKASI VITAMIN Definisi

Menyediakan informasi dan dukungan untuk memodifikasi makanan dengan


kandungan vitamin yang dibutuhkan.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan manfaat vitamin bagi tubuh


2. Jelaskan jeni-jenis vitamin
3. Jelaskan kandungan vitamn dari makanan sehari-hari
4. Jelaskan pentingnya pemeberian makanan yang mengandung vitamin
5. Jelaskan pentingnya makanan yang mengadung zat besi pada masa
remaja, terutama pada anak perempuan yang telah menstruasi
6. Anjurkan konsumsi suplemen vitamin, jika perlu

104.

KONSELING Definisi

Memberikan bimbingan untuk meningkatkan atau mendukung penanganan,


pemecahan masalah, dan hubungan interpersonal

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi kemampuan dan beri pengetahuan


2. Identifikasi perilaku keluarga yang mempengaruhi pasien

Terapeutik

1. Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan penghargaan


2. Berikan empati, kehangatan dan kejujuran
3. Tetapkan tujuan dan lama hubungan konseling
4. Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan
5. Berikan penguatan terhadap keterampilan baru
6. Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah

Edukasi

1. Anjurkan mengekspresikan perasaan


2. Anjurkan membuat daftar alternatif masalah
3. Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu
4. Anjurkan mengganti kebiasaan maladaptif dengan adaptif
5. Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusan saat stress

105.

KONSULTASI Definisi

memberikan pertimbangan untuk memecahkan masalah keperawatan dan/atau


kesehatan yang dialami pasien,keluarga,kelompk,atau komunitas.

tindakan

obsevasi

1. Identifikasi tujuan konsultasi


2. Identifikasi masalah yang menjadi fokus konsultasi
3. Identikasi harapan semua pihak yang terlibat
4. Identifikasi model konsultasi yang sesuai
5. Identifikasi ekspektasi biaya,jika perlu

Terapeutik

1. Fasilitasi kontrak tertulis untuk menentukan kesepakatan jadwal


konsultasi
2. Berikan tanggapan secara profesional terhadap penerimaan atau
penolakan ide
3. Fasilitasi memutuskan pemilihan alternatif sousi

Edukasi

1. Jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien


2. Jelaskan alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh pasien/keluarga
3. Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing sousi
4. Anjurkan meningkatan kemandirian menyelesaikan masalah

106.

PROMOSI EDUKASI LAKTASI DI KOMUNITAS Definisi

Supaya peningkatan perilaku menyusui di masyarakat melalui edukasi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi perilaku menyusui di komunitas


2. Identifikasi adanya kelompok pendukung ASI atau kader kesehatan
3. Monitor berat badan bayi setiap 2 minggu atau setiap 1 bulan

Terapeutik

1. Bentuk kelompok pendukung ASI dan kader terlatih, jika belum ada
2. Sosialisasi kan pada ibu hamil tentang ASI minimal 2 kali
3. libatkan suami, keluarga dan masyarakat sekitar untuk mendukung ibu
menyusui
4. Ada kan penyuluhan tentang manfaat, posisi, perlengkapan dan
permasalahan selama menyusui oleh tenaga kesehatan atau kader untuk
kelompok pendukung ASI

Edukasi

1. Anjurkan kader berkunjung pada ibu pos parfum kurang dari 2 minggu
2. Anjurkan kader mendampingi ibu selama menyusui eksklusif (6 bulan)
3. Anjurkan ibu memberi makanan pendamping ASI setelah 6 bulan
sampai 2 tahun
4. Anjurkan memeras ASI minimal satu bulan sebelum ibu bekerja kembali
5. Ajarkan cara menyimpan ASI yang tepat

107.

PROMOSI KESIAPAN PENERIMAAN INFORMASI Definisi

Meningkatkan kesiapan pasien dalam menerima informasi tentang kondisi kesehatan.

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi informasi yang disampaikan


2. Identifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini
3. Identifikasi kesiapan menerima informasi
Terapeutik

1. Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk menerima


informasi
2. Libatkan pengambilan keputusan dalam keluarga untuk menerima
informasi
3. Fasilitasi mengenali kondisi tubuh yang membutuhkan layanan
keperawatan
4. Dahulu kan menyampaikan informasi baik (positif) sebelum
menyampaikan informasi kurang baik (negatif) terkait kondisi pasien
5. Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi jika pasien membutuhkan
bantuan
6. Catat identitas dan nomor kontak pasien untuk mengingatkan atau
follow up kondisi pasien
7. Fasilitasi akses pelayanan pada saat dibutuhkan

Edukasi

1. Berikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar untuk memudahkan


pasien mendapatkan informasi kesehatan
2. Anjurkan keluarga mendampingi pasien selama fase akut, progresif atau
terminal, jika memungkinkan

108.

PROMOSI LITERASI KESEHATAN Definisi

Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk


mendapatkan, pengelolaan dan memahami informasi terkait dengan kesehatan

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi status literasi kesehatan pada kontak perdana


2. Identifikasi gaya belajar pasien

Terapeutik

1. Ciptakan lingkungan yang mendukung agar pasien tidak merasa malu


dan/atau terstigmatisasi
2. Gunakan teknik komunikasi yang tepat dan jelas
3. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti
4. Gunakan bahasa yang sederhana
5. Gunakan teknik komunikasi yang memperhatikan aspek budaya, usia
dan gender
6. Sediakan penerjemah, jika perlu
7. Persiapkan informasi-informasi yang akan diberikan baik secara verbal
maupun non verbal
8. Gunakan strategi yang tepat dalam penyampaian informasi
9. Gunakan beberapa macam alat untuk berkomunikasi
10. Fasilitasi untuk bertanya dan mang klarifikasi informasi yang belum
jelas

Edukasi

1. Anjurkan bertanya jika terdapat informasi yang kurang jelas

Anda mungkin juga menyukai