Anda di halaman 1dari 15

KONSEP PENDIDIKAN AL-MAWARDI

DISUSUN OLEH:

NAMA:HIDAYATUS SAIDAH

NIM :160212059

MK :PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PEMBIBING:

LOEZIANA UCE S.Ag,M.Ag

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNUVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2016 /1437 M
KONSEP PENDIDIKAN AL-MAWARDI

DISUSUN OLEH:

NAMA:HIDAYATUS SAIDAH

NIM :160212059

MK :PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PEMBIBING:

LOEZIANA UCE S.Ag,M.Ag

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNUVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2016 /1437 M

KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT,yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “KONSEP
PENDIDIKAN AL-,AWARDI ”dengan baik dan benar.

Salawat dan salam kepada jujungan kita Nabi Muhammad Saw.serta


para sahabat,tabi’in dan para ulama yang senantiasa berjalan dalam risalah-
Nya,yang telah membibing umat manusia dari alam kebodohan kealam
pembaharuan yang penuh dengan ilmu pengetahuan

Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kami
sampaikan kepada Ibuk LOEZIANA UCE S.Ag.,M.Ag. dosen mata
pelajaran”PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh guru
mata pelajaran pendidikan kewarganegaan. Akhirnya kami menyadari
bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii
PEMBAHASAN.............................................................................................

A. Riwayat Hidup Al-Mawardi..............................................................1

B. Pemikiran Al-Mawardi Dalam Bidang Pendidikan........................5

ANALISIS BUKU..........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

REFERENSI..................................................................................................11

II

A. Riwayat Hidup Al-Mawardi

Al-Mawardi hidup pada zaman kejayaan islam dimana ilmu


pengetahuan yang dikembangkan ummat islam pada masa itu sedang
mengalami puncak kejayaanya.jadi tidak di herankan lagi jika al-mawardi
tumbuh sebagai pemikir islam,beliau ahli dalam bidang fiqih dan
sastrawan disamping itu ia juga seorang politikus yang piawai.
Nama lengkap al-mawardi adalah Abu Al-Hasan Ali Ibn
Muhammad ibn Habib al-Basry beliau dilahirkan dilahirkan di Basrah
pada tahun 364 H bertepatan dengan tahun 974, dan wafat di Baghdad
pada tahun 450 H atau bertepatan dengan tahun 1059 M.

Kerna ketajaman pemikiranya dalam bidang politik yang


dibuktikan dengan karyanya yang berjudul Al-Ahkam As-
Sulthaniyah.yang berisikan tentang situai politik yang sedang mengalami
krisi.

Pada masa itu yaitu pada abad X sampai pertangahan abad XI M


kekuasaan abbasiyah di Baghdad mulai melemah karna akibat dari
desakan para pejabat tinggi keturunan Turki dan Persia yang ingin
merebut kekuasan puncak.dalam suatu sejarah yang mencatat bahwa
pada masa itu pejabad tinggi kuturunan etnis Turki dan Persia sudah
berani menuntut agar jabatan khalifah diserahkan pada orang-orang dari
keturunan non-arab dan non-quraisy,hal ini tentusaja menciptakan reaksi
keras dari kalangan pengusaha yang menghendaki kemapanan dan status
quo.

Pada awalnya Al-Mawardi menempuh pendidikan di negeri


kelahiranya sendiri yaitu di Basrah.disana al-mawardi dapat mempelajari
hadits dari beberapa ulama Al-Hasan ibn Ali ibn Muhammad ibn al-
Jabaly,Abu Khalifah al-Jumhy, Muhammad ibn ‘Adiy ibn Zuhar al-
Marqy, Muhammad ibn al-ma’ally al-Azdy serta Jafar bin Muhammad
ibn al-Fadl al-Baghdadi.

Menurut pengakuan salah satu muridnya , ahmad ibn Ali-


Khatib,bahwa dalam bidang hadits Al-Mawardi termasuk tsiqat.guru yang
sangat berpengaruh dalam diri al-mawardi adalah Abu Hamid al-
Isfirayini.

selain mendalami dalam bidang hadits Al-Mawardi juga mendalami


bidang fiqih pada syaikh abu al-hamid al-isfarayany,sehingga ia dikenal
sebaggai ahli fiqih terkemuka dari mazhab syafi’i.beliau juga ahli dalam
bidang sastra,sya’ir,nahwu,filsafat dan ilmu sosial.

Al-mawardi adalah penganut mazhab syafi’I,namun dalam bidang


teologi ia juga memiliki pemikiran yang bercorak rasional.

Berkat keahlianya dalam bidang hukum islam,Al-Mawardi


dapercaya untuk memegang jabatan sebagai hakim di beberapa
kota,seperti daerah iran dan di Baghdad.dalam kaitan ini Al-Mawardi
pernah diminta penguasa pada saat itu untuk menyusun kompilasi hukum
dalam mazhab syafi’I,yang selanjutnya dinamai al-iqra’

Karir Al-Mawardi terus berlanjuthingga pada masa khalifah Al-


Qaim (1031-1074). Ia mendapat tugas sebagai dutadiplomatik untuk
melakukan negosiasi dalam menyelesaikan berbagai persoalan dengan
para tokoh pemimpin dari kalangan bani buwaihi Seljuk iran .pada masa
ini pula Al-Mawardi mendapat gelar Afdal al-Qudhat ( hakim
agung ).pemberian gelar ini sempat menimbulkan protes dari para fuqaha
pada masa itu.mereka berpendapat bahwa tida ada seorangpun yang boleh
menyandang gelar tersebut.

Sebenarnya Al-Mawardi enggan untuk menyandang gelar ini ,karna


dalam pandangan beliau masih banyak orang yang lebih pantas
menyandangnya. Oleh karna itu,sampai sekarang beliau hanya memekai
gelar Qadil-Qudat,walaupun gelarnya Afdal al-Qudat.hal ini terjadi
setelah mereka menetapakan fatwa tentang bolehnya Jalad ad-Daulah ibn
Balau ad-Daulal ibn ‘Addud ad-Daulah menyandang gelar Malik al-Maluk
( Rajanya Raja ) sesuai permintaan.menurut mereka bahwa yang boleh
menyandang gelar tersebut hanyalah yang maha kuasa ,Allah SWT.

Karan adanya pertentangan tesebut dapat memberi petunjuk bahwa


di kalangan para ulama fiqih pada waktu itu terjadi semacan perpecahan
antara ulama fiqih yang pro pemerintahan dan ulama fiqih yang kurang
senang terhadap pemerintahan.Al-Mawardi kelihatanya berada pada
pihak ulama fiqih yang pro pemeritahan latar belakang sosiologis ini
berguna untuk menjelaskan pemikiran politik Al-Mawrdi sebagaimana
dijumpai dalam karyanya yang berjudul Al-Ahkam as-Sulthaniyah,yang
berisi tentang ketajaman pemikiran tentang situasi politik yang tengah
mengalami krisis kekuasaan.

Di sela waktu beliau d gunakan untuk mengajar selama beberapa


tahun di Basrah dan Baghdad.diantara muridnya yang terkenal bernama
Ahmad ibn Ali-Khatib (392-463 H ),seorang ulama ahli hadi yang terkenal
dan Abu al-‘Izz Ahmad ibn Ubaidilah ibn Qadis.

Telepas dari pandangan fiqihnya,yang jelas sejarah mencatat,bahwa


al-Mawardi dkenal sebagai orang yang sabar,murah hati,berwibawa ,dan
berakhlak mulia.hal ini diakui oleh para sahabat dan rekan-rekanya yang
belum pernah melihat Al-Mawardi menunjukan budipekerti yang tercela.

Selain itu Al-Mawardi juga dikenal sebagai seorang ulama yang


berani menyatakan pendapat walaupun harus menghadapi tantangan yang
keras dari ulama lainya.keberanianya memberikan gelar mali al-Muluk
kepada jalaldin al-Buwaih,serta menetapkan bukti,bahwa AL-Mawardi
seorang ulama yang tidak takut mengeluarkan pendapat dan fatwanya.

Sebagi seorang ulama yang waktunya banyak digunakan untuk


mengajar dan pemerintahan, Al-Maawardi juga tercatat sebagai ulama
yang banyak melahirkan karya-karya tulis denagn ikhlas.menurut catatan
sejarh ,bahwa Al-Mawardi memiliki karya ilmiah tidak kurang dari 12
judul yang secra keseluruhan dibagi menjadi tiga kelompok pengetahuan .

Pengetahuan pertama adalah pengetahuan agama,yang ternasuk


kedalam kelompok pengetahuan agama ini antara lain kitab tafsir yang
berjudul An-Nukat wa al-‘Uyun.buku ini belum pernah diterbitkan dan
naskah buku ini masih tersimpan pada perpustakaan college ‘Ali di
Konstatiniyah dan perpustakaan Kubaryali dan Rampur di
India.selanjutnya buku yang berjudul Al-Hawy al-Kabir,yaitubuku fiqih
yang disusun menurut mazhab syafi’I sebanyak 4000 halaman.berikutnya
kitab Al-Iqra’ yang berisi ringkasan dari kitab Al-Hawy dan ditulis dalam
40 halaman.kemudian Adab al-Qadi di perpustakaan sulaimaniyah di
Konsataturiyah dan kitab A’lam an-Nubuah yang naskahnya masih
tersimpan di Dar al-Kutab al-Mishriyah.

Pengetahuan kedua, adalah kelompok pengetahuan tentang politik


dan ketatanegaraan. Buku yang termasuk di dalamnya adalah Al-Ahkam
al-Suthoniyah,Nasihat al-Muluk,Tashil an-Nazar wa Ta’jil az-Zafar dan
Qawanin al-Wazarah wa as-Siasat al-Malik. Kitab al-Ahkam al-Suthoniyah
termasuk karya Al-Mawardi yang paling popular dikalangan dunia
islam.buku ini berisi tentang pokok-pokok pikiran mengenai
ketatanegaraan seperti jabatan khalifah dan syarat-syarat bagi mereka
untuk diangkat sebagai khalifat secara para pembantu pemerintahan .

Sedangakan kitab nasihat al-Muluk berisi nasihat bagi seorang


pemimpin, kitab Tashil an-Nazar wa Ta’aji az-Zafar berisi tentang
masalah politik dan ragan pemerintahan.selanjutnya, kitab Qawanin al-
Wazarah wa as-Siasat al-Malik berisi uaraian tentang ketentuan
kementerian dan politik raja.

Pengetahuan ketiga adalah kelompok pengetahuan bidang


akhlak.yang termasuk didalamnya aalah kitab An-Nahwu, al-Awsat wa’al
Hikam dan al-Bughyah fi Ada ad-Dunya wa ad-Din. Buku An-Nahwu berisi
tentang uraian tatabahasa dan sastra yang telah diteliti oleh yaqut al-
Hamamy.sedangakan kitab Al-Awsat wa al-Hikam berisikan tentang 300
hadist,300 hikmah 300 uah sya’ir.sementara kitab Al-Bughiyah fi Ada ad-
dunya wa ad-din merupakan kitab yang sanagt popular hingga sekarang
dan dikenal sebagai kitab Adab ad-Dunya wa ad-Din.

Kitab Adab ad-Dunya wa ad-Din pernah ditetapkan sebagai buku


peganagn di sekolah-sekolah tsanawiyah di mesir yang digagas oleh
kementerian pendidikan selama 30 tahun. Buku ini juga pernah
diterbitkan di eropa selama beberapa kali, sementara seorang ulama turki
bernama Hawais Wafa ibnMuhammad ibn Hammad idn Khalil ibn Dawud
al- Arzanjany pernah mensyarahkan buku ini dan diterbitkan pada tahun
1328.

B. Pemikiran Al-Mawardi alam Bidang Pendidikan


Pemikiran Al-Mawardi dalam bidang pendidikan sebagian besar
terkonsentrasi pada masalah etika hubungan guru dan mired dalam
prosesbelajar–mengajar.pemikiran ini dapat dipahami,karena hampr
seluruh aspek pendidikan,guru memegang perana yang amad penting.
Keberhasilan pendidikan sebagian besar tergantung pada kualitas guru
baik dari segi penguasaan materi pelajaran yang siajarkan maupun cara
menyampaikan serta kepribadiannya yang baik, yaitu pribadi yang
terpadu antara perbuatan dan ucapanya secara harmonis.
Peranan guru dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai
pemegang ujung tombak, proses belajar-mengajar di kelas bukan sekedar
bagaimana guru menyampaikan materi yang telah dirancang. Kegagalan
pada proses belajar dikarnakan ketidak mampuan guru mengolah
interaksi dalam kelas.pengelolaan proses belajar-mengajar berkaitan
dengan menciptakan berkaitan dengan menciptakan suasana kelas yang
kondusif dan mempertahankanya
Syaiful bahri dan aswan zain menyatakan bahwa ”pengelolaan kelas
adalah keterampilan guru untuk mengelola dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikanya bila terjadi gangguan dalam
proses pembelajaran” sedangkan menurut Wragg “pengelolaan kelas atas
segala sesuatu yang dilakukan guru agar anak-anak berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran bagaimanapun cara dan bentuknya”.

6
Menurut Al-Mawardi seorang guru harus mampu bersikap tawadlu
(rendah hati) serta menjuhi sikap ajub (besar kepala). Karna menurut Al-
Mawardi sikap rendah hati (tawdhu’) akan menimbulkan simpatik dari
peserta didik.sedangakan sikap keras kepala akan membuat peserta didik
akan kurang senang pada guru tersebut. Pada perkembangan selanjutnya
sikap rendah hatia tau tawadhu’ tersebut akan menyebabkan guru
bersikap demokratis dalam menghadapi murid-muridnya.
Pelaksanaan prinsip demokratis didalam kegiatan belajar-mengajar
dapat diwujudkan dalam bentuk timbal balik antara siswa dan siswa,dan
antara siswa dan guru. Dalam sebuah interaksi seorang guru harus
memberi motivasi kepada murid-muridnya sehingga menjadi semangat
dan bergairah serta mempunyai harga diri,karna potensi, kemauan,
prakarsa dan kreatifitasnya meras di hargai,dengna demikian sikap
demokrasi guru akan mendorong terciptanya cara belajar siswa yang
aktif.
Sifat yang paling dasar adalah sifat ikhlas.secara bahasa berarti
menghindari riya.sedangkan dari segi istilah ikhlas berate pembersihan
hati dari segala dorongan yang dapat mengeruhkanya.keihlasan ada
kaitanya dengan motivasi seseorang seperti halnya diketahua bahwa
seorang guru yang mengajar itu dikarnakan adanya motif/faktor ekonomi,
memenuhi impian orang tua, karna dorongan teman, dll.
Di atas motif-motif tersebut seorang guru harus mencintai tugasnya.
kecintaan ini akan tumbuh dan berkembangapabila keagungan,
keindahan, dan kemuliaan tugas guru itu sendiri benar-benar dapat
dihayati. Namun demikian motif yang paling utama menuru Al-Mawardi
adaah karena panggilan jiwa untuk berbakti kepada Allah SWT.dengan
tulus ikhlas.

7
Menurut Al-Mawardi seorang guru harus benar-benar ikhlas dalam
melaksanakn tugasnya.karna menurutnya tugas mendidik dan mengajar
harus di orientasikan kepada tujuan yang luhur, yakni keridhaan dan
pahala dari Allah SWT.

Al-Mawardi juga melarang seseorang mengajar dan mendidik atas


dasar motif ekonomi, karna dalam pandanganya mengajar dan mendidik
merupakan aktivitas keilmuan,sementara ilmu itu sendiri mempunyai
nialai dan keudukan yang tinggi, dan tidak dapat disejajarkan dengan
materi.dalam kaitan ini Al-Mawardi mengatakan, bahwa sesungguhnya
ilmu adalah puncak segala kenikmatan dan pemuas segala keinginan.
Siapa yang mempunyai niat ikhlas daalam ilmu maka dia tidak akan
mengharap dan mendapatkan balasan.dengan demikian tugas mendidik
dan mengajar dalam pandangan Al-Mawardi merupakan tugas yang luhur
dan mulia. Oleh karna itu dalam mengajar dan mendidik seseorang harus
semata-mata mengharabkan ridha Allah SWT.selain itu, ia juga sangat
peka terhadap hal-hal atau persoalan yang ditemukan dalam
tugasnya,misalnya : adeministrasi, dll
Dengan kata lain,seorang guru dalam pandangan Al-Mawrdi
bukanlah orang yang berorientasi pada nialai ekonomi yang diterimanya
sebagai akiabat atau imbalan dari tugasnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa makna keikhlasn seorang guru
dalam mendidik adalah kesadaran akan kepentinganya tugas dari seorang
pengajardikarnakan kesadaran tersebut ia akan terdorong untuk
mencapai hasil yang maksimal.
8
Berdasarkan sikap ikhlas tersebut maka seorang guru akan tampil
melaksanakan tugasnya secra propesional.hal ini ditandai oleh beberapa
hal sebagai berikut : yang pertama adalah selau mempersiap segala
sesuatu yang diperlukan dan berguana dalam proses belajar-mengajar,
yang kedua adalah disiplin dalam peraturan dan waktu, yang ketiga
penggunaan waktu luangnya akan di arahkan untuk kepentingan
profesionalnya, selanjunya yang keempat ketekunan dan keuletan dalam
bekerja, dan yang terakir memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi.
Dalam hal ini Al-Mawardi mengatakan dahwa diantara akhlak yang
harus dimiliki seorang guru adalah mmbersihkan diri dari pekerjaan-
pekerjaan syubhat dan menguras tenaga.
Pernyataan Al-Mawardi tersebut mengingatkan kepada kita tentang
peranan atu figur strategis yang dimiliki seorang guru.menurut pendapat
Al-Mawardi bahwa seorang guruharus merupakn figur yang dapat di
contoh oleh murid dan masyarakat.sejalan dengan uraian ini maka
seorang guru harus tampil sebagai teladan yang baik.uasah penanaman
nilai dalam kehidupan melalui pendidikan tidak akan berhasil,kecuali jika
peranan guru tidak hanya sekedar komunikator nilai malinkan sekaligus
sebagi pelaku nilai yang menurutadanya rasa tanggung jawab dan
kemampuan dalam meningktkan kualitas sumberdaya manusia yang
utuh.dalam kaitan ini ia mengatakan hendaknya seorang guru menjadikan
amal atas ilmu yang di milikinya serta memotivasi diri untuk selalu
berusaha memenuhi segala tuntutan nilai
Pernyataan Al-Mawardi tersebutmengisyaratkan bahwa bagian dari
kegiatan mendidikadalah memberikan tauladan .oleh karna itu.seorang
guru dituntut untuk untuk memiliki kejujuran dengan menerapkan apa
yang dia ajarkan dalam kehidupan pribadinya.
9
Selain tampil sebagai seorang teladan seorang guru juga harus
tampil sebagai penyayang, guru merupakan aktor kedua setelah orang tua
dalam meberikan modal atau bekaldasar kepada anak-anaknya.oleh
karnanya guru sebagai pendidik professional dituntut untuk berperan
sebagi orang tua di sekolah.kasih saying dan lemah lembut yang di
tunjukan oleh guru juga berguna untuk membuat murid mersa senang
kepada guru dan amu menerima pembelajaran yang di berikanya.
Selanjutnya seorang guru juga harustampil sebagai motivator
.seorang mired akan sungguh-sungguh belajar dan ulet dengan
mencurahkan pikiran, tenaga, biaya, dan waktu yang cukup banyak .
Peranan guru sebagai motivator penting artinya dalam rangka
meningkatka kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa.
Seorang guru juga bertugas sebagai seorang pembimbing
Dari semua bentuk inilan dapat membantu murid untuk memahami
diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi,hasil kerja serta kesempatan
tang ada.
Dari uraiyan tersebut diatas terlihat bahwa pwmikiran Al-Mawardi
dalam bidang pendidikan banyak terkonsentrasi pada masalah
kepribadian seorang guru.

10
Analisis Buku
Buku ini sangat bagus dan layak untuk di sebar luaskan agar
memudahkan para guru dalam proses belajar-mengajar.

11

Daftar Pustaka

Buddin Nata.pemikiran para tokoh pendidikan islam.jakarta:Pt Raja


Lafindo Persada.2003.
Referensi

Buku ini di dapatkan dari perputakaan wilayah pada tangga


11-novenber – 2061 jam: 12.30

12

Anda mungkin juga menyukai