Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pencegahan ISPA

pada Anak Balita di Kampung Galuga

Winning Gustini Daeli, Jimmy Prima Nugraha, Meivi Widarni Lase,


Martina Pakpahan, Agustin Lamtiur

Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Indonesia


Alamat Korespondensi: martina.pakpahan@uph.edu

Abstrak
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi masalah kesehatan utama pada anak dibawah usia lima tahun
(balita). Pengetahuan ibu turut memengaruhi kejadian ISPA pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai ISPA dengan perilaku ibu dalam pencegahan ISPA
pada balita. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan desain cross sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak balita di Kampung Galuga, Binong. Jumlah
sampel sebanyak 40 responden yang didapatkan dengan accidental sampling. Analisa data berupa analisa
univariat dan analisa bivariat menggunakan uji Somers’d. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 52,5%
responden memiliki pengetahuan cukup mengenai ISPA dan sebanyak 57,5% responden memiliki perilaku
baik dalam pencegahan ISPA. Diketahui tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu mengenai ISPA dengan
perilaku ibu dalam pencegahan ISPA, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan tidak menentukan
perilaku seseorang. Terdapat banyak faktor lainnya yang turut memengaruhi perilaku seseorang dalam
pencegahan ISPA, seperti sikap, motivasi, usia, lingkungan, dan sosial budaya. Diperlukan upaya yang
holistik, berkelanjutan dan lintas sektor dalam membangun perilaku yang positif dalam pencegahan ISPA.

Kata Kunci: balita, ibu, ISPA, pengetahuan, perilaku

The Correlation between Mother’s Knowledge and Behavior in Preventing ARI


Among Children Under Five Years Old in Galuga Village

Abstract
Acute respiratory infections (ARI) is a major health problem in children under five years of age worldwide.
The mother's level of knowledge also influences the incidence of ARI in children under five. This study aims
to determine the correlation between the level of mother’s knowledge about ARI and mother’s behavior in
preventing ARI among children under five years old. This research used a correlational quantitative method
with a cross sectional design. The population in this study were all mothers who had children under five in
Galuga Village, Binong. The number of samples was 40 respondent, obtained by accidental sampling. Data
analysis was univariate and bivariate using Somers'd test. The results showed that 52.5% of respondents had
sufficient knowledge about ARIs and 57.5% of respondents had good behavior in preventing ARI. It is known
that there is no correlation between mother’s knowledge about ARI with mother’s behavior in preventing ARI
(p value 0.128). Knowledge does not determine a person's behavior. There are many other factors that
influence a person's behavior in preventing ARI, such as attitude, motivation, age, environment, and socio-
culture. Holistic, sustainable and cross-sectoral efforts are needed to build positive behavior in the prevention
of ARI.

Keywords: ARI, behavior, children, knowledge, mother

How to Cite :
Daeli WG, Harefa JPN, Lase MW, Pakpahan M, Lamtiur A. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pencegahan ISPA pada Anak Balita di
Kampung Galuga. J. Kdokt Meditek;27(1):33-38. Available from: http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/1939
DOI: https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v27i1.1939
Pendahuluan ISPA pada balita adalah tingkat pengetahuan
ibu mengenai ISPA.10 Seseorang yang
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) memiliki pengetahuan baik terhadap
menurut World Health Organization (WHO) kesehatan, akan mengetahui bagaimana
merupakan penyakit saluran pernapasan akut tindakan pencegahan penyakit dan
yang disebabkan oleh agen infeksius yang mendorongnya untuk melakukan yang
menyebabkan indikasi dalam waktu beberapa diketahuinya tersebut.11,12 Penelitian ini
jam sampai beberapa hari dan merupakan bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pemicu utama morbiditas dan mortalitas bagi pengetahuan ibu mengenai ISPA dengan
anak berusia di bawah lima tahun (balita) di perilaku ibu dalam pencegahan ISPA pada
seluruh dunia.1 Komplikasi ISPA berat yang balita perilaku ibu memengaruhi status
mengenai jaringan paru menyebabkan kesehatan anak dibawah dua tahun.13 Bila ibu
terjadinya pneumonia.2 Penyakit pneumonia memiliki pengetahuan yang baik mengenai
menyebabkan 15% angka kematian pada balita ISPA maka akan berdampak pada
yaitu sebanyak 808.694 anak pada tahun 2017, terbentuknya perilaku yang baik dalam
atau lebih dari 2.200 per hari, atau bisa di pencegahan ISPA.14 Penelitian yang dilakukan
perkirakan sekitar dua balita meninggal setiap oleh Pebriyani et al. (2016) didapatkan
menit, dimana prevalensi terbesar ada di Asia sebagian besar pengetahuan ibu mengenai
Selatan dan di Afrika.3 ISPA dan perilaku ibu dalam pencegahan ISPA
Menurut Riset Kesehatan Dasar (2018), masih kurang, selain itu didapatkan adanya
kejadian ISPA paling tinggi terdapat di 5 hubungan bermakna antara pengetahuan ibu
provinsi di Indonesia salah satunya adalah dengan perilaku ibu dalam pencegahan ISPA.15
Banten yaitu sebesar 5,3%. Kejadian ISPA
tertinggi ada pada kelompok umur satu sampai Metodologi
empat tahun yaitu sebesar 8%, anak usia <1
tahun sebesar 7,4%, usia 65-74 tahun sebesar Penelitian ini dilakukaan di Kampung Galuga,
5% dan usia >75 tahun sebesar 5,4%.4 Profil Binong pada bulan Mei-Juni 2020. Penelitian
kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2013- ini merupakan penelitian kuantitatif
2017 menunjukkan grafik cakupan kasus ISPA korelasional dengan desain cross-sectional.
pada balita cenderung naik, dimana pada tahun Populasi penelitian ini adalah semua ibu di
2013 sebanyak 25,90%, 2014 sebanyak Kampung Galuga, Binong. yang memiliki
48,62%, 2015 sebanyak 58,36%, 2016 anak berusia satu hingga lima tahun. Jumlah
sebanyak 42,73%, dan pada tahun 2017 sampel sebanyak 40 responden didapatkan
sebanyak 48,56%.5 Laporan poliklinik anak menggunakan accidental sampling. Kriteria
Puskesmas Binong diketahui terdapat 2.380 inklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang
kasus kejadian ISPA pada balita dalam tahun mempunyai anak berusia 1 hingga 5 tahun
2019.6 Berdasarkan Laporan Praktek Profesi sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian
Keperawatan Keluarga dan Komunitas ini adalah ibu yang memiliki anak berusia 1
Mahasiswa Profesi Fakultas Keperawatan hingga 5 tahun yang tidak tinggal serumah.
Universitas Pelita Harapan didapatkan hasil Instrumen penelitian berupa kuesioner, yang
data angka kejadian ISPA di Kampung Galuga, terdiri dari dua bagian. Kuesioner pertama
Binong sebanyak 1.313 kasus dalam tahun bertujuan untuk mengukur tingkat
2019.7 pengetahuan ibu mengenai ISPA dan kuesioner
Penelitian yang dilakukan Taksande dan Yeole kedua bertujuan untuk mengukur perilaku ibu
(2015) menemukan faktor resiko ISPA pada dalam pencegahan ISPA. Pertanyaan kuesioner
anak Balita yaitu; kurang menyusui, status gizi, dikembangkan oleh peneliti berdasarkan
status imunisasi, penundaan menyapih, pedoman WHO, teori dan beberapa penelitian
pemberian makanan pralaktal, hidup dalam terkait. Kedua bagian kuesioner ini telah diuji
kondisi sesak, status pendidikan ibu, berat validitas dan reliabilitasnya di Desa Mazingo
badan lahir rendah (BBLR) dan prematur, Tabaloho, Nias kepada 30 responden.
ventilasi rumah tidak memadai, kondisi rumah Didapatkan 14 pertanyaan valid dan reliabel
yang tidak layak, paparan pencemaran udara untuk kuesioner pengetahuan dengan nilai
dalam ruangan berupa pembakaran bahan Cronbach Alpha 0,875 dan 9 pertanyaan valid
bakar yang digunakan untuk memasak.8,9 dan reliabel untuk kuesioner perilaku dengan
Faktor lainnya yang memengaruhi kejadian

Daeli WG, Harefa JPN, Lase MW, Pakpahan M, Lamtiur A. J. Kdokt Meditek;27(1):33-40. 33
nilai Cronbach Alpha 0,705. Kuesioner disebar Hasil
secara online dengan menggunakan google Hasil penelitian disajikan dalam bentuk
form. Penelitian ini telah lulus kaji etik dari analisis data dalam tabel 1-4. Berdasarkan
Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas tabel 1, diketahui bahwa sebanyak 50%
Pelita Harapan dengan No. 018/KEP- responden memiliki pendidikan SMA,
FON/III/2020 dan mendapatkan surat izin sebanyak 57,5% responden bekerja dan usia
penelitian dari Puskesmas Binong. Penelitian responden >33 tahun sama banyak dengan usia
ini menggunakan dua jenis analisis data yaitu responden ≤ 33 tahun. Berdasarkan tabel 2
univariat dan bivariat. Analisa univariat terdapat 20% responden memiliki pengetahuan
digunakan untuk mengetahui distribusi kurang, 52,50% responden memiliki
frekuensi dari masing-masing variabel. Analisa pengetahuan cukup dan 27,5% responden
bivariat digunakan untuk menganalisis memiliki pengetahuan baik mengenai ISPA.
hubungan dua variabel dengan menggunakan Berdasarkan tabel 3 terdapat 32,5% responden
uji Somers’d. Data dianalisis menggunakan memiliki perilaku kurang dan 67,5%
sistem komputerisasi. responden memiliki perilaku baik dalam
pencegahan ISPA.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Kampung Galuga, Binong (n=40)

Perilaku Pencegahan ISPA (%)


Karakteristik Responden Kurang Baik Total
Pendidikan
SMP 5 5 10
SMA 20 30 50
Perguruan Tinggi 7,5 32,5 40
Pekerjaan
Tidak Bekerja 17,5 25 42,5
Bekerja 15 42,5 57,5
Usia
≤33 tahun 10 40 50
>33 tahun 22,5 27,5 50

Tabel 2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai ISPA (n=40)

Tingkat Pengetahuan Persentase


(%)
Kurang 20
Cukup 52,5
Baik 27,5

Tabel 3. Gambaran Perilaku Responden dalam Pencegahan ISPA (n=40)

Variabel Perilaku Persentase


(%)
Kurang 22,5
Baik 67,5

34 Daeli WG, Harefa JPN, Lase MW, Pakpahan M, Lamtiur A. J. Kdokt Meditek;27(1):33-38.
Tabel 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai ISPA dengan
Perilaku Responden dalam Pencegahan ISPA (n=40)

Perilaku Pencegahan ISPA


Tingkat Pengetahuan (%)
Mengenai ISPA
Kurang Baik Total
Kurang 0,1 0,1 0,2
p value 0,128
Cukup 0,175 35 35,175
Baik 5 22,5 27,5
Total 32,5 67,5 100

Berdasarkan tabel 4 terdapat 0,1% responden dapat meningkatkan kemampuan intelektual


dengan pengetahuan kurang memiliki perilaku yang dimiliki, sehingga semakin
pencegahan ISPA dengan baik, sebanyak 35% mempermudah dalam memahami dan
responden dengan pengetahuan cukup menerima informasi yang telah diperoleh, hal
memiliki perilaku pencegahan ISPA yang baik ini kemudian memengaruhi seseorang dalam
dan sebanyak 22,5% responden dengan mengambil keputusan saat menghadapi suatu
pengetahuan baik memiliki perilaku keadaan.17 Dari hasil penelitian didapatkan
pencegahan ISPA yang baik. Hasil analisis bahwa tingkat pendidikan responden
bivariat menggunakan uji Somers’d didominasi oleh SMA (50%) dan Sarjana
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan (40%). Penelitian yang dilakukan Qiyaam,
antara tingkat pengetahuan ibu mengenai ISPA Furqani dan Febriyanti (2016) diketahui bahwa
dengan perilaku ibu dalam pencegahan ISPA sebagian besar ibu yang mempunyai
dengan nilai (p = 0,128). pengetahuan cukup mempunyai pendidikan
terakhir SMA.18 Penelitian yang dilakukan oleh
Silviana (2014) menunjukkan bahwa sebagian
Pembahasan besar ibu yang memiliki pengetahun kurang
mengenai ISPA adalah ibu dengan pendidikan
Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai terakhir SD.19 Maka dapat disimpulkan bahwa
ISPA semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
akan semakin mudah seseorang dalam
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan menerima dan memahami informasi baik dari
dihasilkan dari penginderaan seseorang berbagai pihak atau melalui buku-buku yang
terhadap suatu objek yang dimilikinya.11 terkait, sehingga semakin banyak informasi
Penginderaan pada objek terjadi melalui panca yang diperoleh dalam meningkatkan
indera pendengaran, penciuman, penglihatan, pengetahuan seseorang.
perasa dan peraba.10 Hasil penelitian Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa usia
didapatkan sebanyak 20% responden memiliki dapat memengaruhi pengetahuan seseorang,
pengetahuan kurang, dan terdapat 52,5% dikarenakan semakin bertambahnya usia maka
responden memiliki pengetahuan cukup, dan semakin berkembang daya tangkap dan pola
27,5% responden memiliki pengetahuan baik. pikir seseorang.11 Hasil penelitian
Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, menunjukkan rata-rata (mean) usia responden
media massa atau informasi, pekerjaan, yaitu 33 tahun. Usia ini masuk kedalam
lingkungan, sosial budaya, pengalaman dan kategori dewasa awal, usia yang mampu
usia.11 mengatasi masalah termasuk yang berkaitan
Pendidikan formal dapat memengaruhi dengan masalah ISPA karena memiliki
pengetahuan seseorang, dimana semakin tinggi kematangan dalam berpikir.20 Penelitian ini
tingkat pendidikan seseorang maka semakin sejalan dengan penelitian Qiyaam, Furqani dan
luas pengetahuan yang dimiliki, namun bukan Febriyanti (2016) dimana didapatkan ibu
berarti ibu dengan pendidikan rendah memiliki dengan pengetahuan cukup mengenai ISPA
pengetahuan rendah pula karena pengetahuan berasal dari kelompok usia 31-40 tahun.18 Ibu
juga bisa didapat dari pendidikan non formal.16 berusia dewasa memiliki kematangan dalam
Individu yang memiliki pendidikan yang baik berpikir dan mengatasi masalah yang dihadapi

Daeli WG, Harefa JPN, Lase MW, Pakpahan M, Lamtiur A. J. Kdokt Meditek;27(1):33-38. 35
termasuk dalam masalah ISPA yang diderita merupakan puncak dari kondisi prima. Hal ini
anak-anak baik gejala yang dialami hingga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
penanganan yang dilakukan.20 Maka semakin Silviana (2014) bahwa ibu yang mempunyai
bertambah usia seseorang maka semakin perilaku pencegahan ISPA yang baik adalah
matang juga seseorang dalam berpikir dan kelompok umur 25-35 tahun.19 Pada penelitian
bekerja. ini juga diketahui bahwa sebanyak 57,5%
Pekerjaan dapat memengaruhi seseorang responden adalah ibu yang bekerja dimana
dalam mengakses informasi yang lebih baik sebanyak 42,50% responden yang bekerja
lagi terutama Kesehatan.11 Responden dengan memiliki perilaku yang baik dalam
tingkat pengetahuan cukup dan baik mengenai pencegahan ISPA dan sebanyak 25%
ISPA mayoritas berasal dari ibu dengan status responden yang tidak bekerja memiliki
bekerja. Penelitian ini sejalan dengan perilaku baik dalam pencegahan ISPA. Hal ini
penelitian Junaidi dan Zulaikha (2017) berbeda dengan hasil penelitian Firdausia
didapatkan bahwa sebagian besar responden (2013) yang menjukkan bahwa pencegahan
adalah ibu bekerja dengan tingkat pengetahuan ISPA lebih banyak dilakukan oleh ibu tidak
yang cukup mengenai ISPA.21 bekerja dibandingkan ibu yang bekerja,
dikarenakan ibu dengan status tidak bekerja
Perilaku Responden dalam Pencegahan memiliki banyak waktu luang untuk merawat
ISPA anak dibandingkan ibu dengan status bekerja.23

Perilaku kesehatan merupakan semua aktivitas Hubungan Tingkat Pengetahuan


atau kegiatan seseorang yang berkaitan dengan Mengenai ISPA dengan Perilaku
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan baik Pencegahan ISPA
yang tidak dapat diamati maupun yang dapat
diamati.11 Hasil penelitian menunjukkan Perilaku kesehatan yang dilakukan seseorang
terdapat 57,5% responden memiliki perilaku atau sekelompok orang dapat memberi dampak
yang baik dalam pencegahan ISPA, dan positif baik langsung ataupun tidak langsung
terdapat 32,5% responden memiliki perilaku terhadap derajat kesehatan mereka.16 Analisis
kurang dalam pencegahan ISPA. Sebagian bivariat menggunakan uji Somers’d yang
besar ibu yang memiliki perilaku yang baik dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan
dalam pencegahan ISPA merupakan ibu bahwa tingkat pengetahuan ibu mengenai ISPA
dengan pendidikan terakhir adalah perguruan tidak berhubungan dengan perilaku ibu dalam
tinggi dan SMA. Penelitian yang dilakukan pencegahan ISPA (p value 0,128). Hal ini
Chandra (2017) juga menemukan ibu yang sejalan dengan penelitian Taarelluan (2016)
mempunyai upaya pencegahan ISPA yang yang menemukan tidak terdapat hubungan yang
tidak baik lebih banyak terjadi pada ibu dengan signifikan antara pengetahuan dengan tindakan
pendidkan rendah sedangkan ibu yang pencegahan ISPA, sebab responden yang
memiliki upaya pencegahan ISPA yang baik memiliki pengetahuan baik mengenai ISPA
banyak terdapat pada ibu dengan pendidikan belum tentu hal tersebut menjamin dalam
tinggi.22 Pendidikan formal ibu merupakan hal memengaruhi tindakan pencegahan ISPA.24,25
yang penting dalam memengaruhi perilaku Penelitian lainnya menemukan tidak ada
kesehatan ibu terutama pada perilaku hubungan yang signifikan antara pengetahuan
pencegahan penyakit sebab pendidikan dapat ibu mengenai ISPA dengan kejadian berulang
meningkatkan pemahaman seseorang dalam ISPA.26 Hasil penelitian ini berbeda dengan
memahami informasi tentang kesehatan penelitian yang dilakukan oleh Putra,
sehingga membuat seseorang dapat lebih Widajadnja, dan Salman (2017) dan Pebriyani
waspada dalam menjaga kesehatannya, dengan (2016), bahwa ditemukan hubungan yang
pendidikan seseorang dapat menjadi lebih signifikan antara pengetahuan ibu dengan
termotivasi lagi untuk menerapkan pola hidup perilaku ibu dalam pencegahan ISPA pada
sehat.23 balita.15,27 Didalam penelitian ini responden
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
40% responden dengan kelompok usia >33 belum tentu memiliki perilaku yang buruk
tahun memiliki perilaku yang baik dalam dalam pencegahan ISPA dan sebaliknya,
pencegahan ISPA, dimana kelompok umur responden yang memiliki tingkat pengetahuan
tersebut merupakan usia produktif dan yang baik belum tentu memiliki perilaku yang

36 Daeli WG, Harefa JPN, Lase MW, Pakpahan M, Lamtiur A. J. Kdokt Meditek;27(1):33-38.
baik dalam pencegahan ISPA. guideline for prevention and control of ARI
Menurunnya kejadian ISPA pada anak in Afghanistan. Geneva: World Health
berhubungan dengan usia anak yang bertambah, Organization; 2012.
imunisasi, menyusui lebih dari 6 bulan, usia ibu 2. Kementerian Kesehatan Republik
yang lebih tua, pendidikan ibu dan rencana Indonesia. Riset kesehatan dasar tahun
kehamilan.9 Selain itu terdapat faktor lainnya 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan
yang turut memengaruhi perilaku kesehatan Republik Indonesia; 2014.
seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh 3. World Health Organization (WHO).
Octaviani dkk. (2015) didapatkan adanya Pneumonia. Geneva: World Health
hubungan antara sikap dan dukungan keluarga Organization; 2017
terhadap perilaku ibu, dimana dukungan 4. Kementerian Kesehatan. Riset kesehatan
keluarga adalah variabel yang paling terkait erat dasar tahun 2018. Jakarta: Kementerian
dengan perilaku ibu.28 Penelitian Firdausia Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
(2013) menemukan bahwa ibu yang mempunyai 5. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.
tingkat pendidikan yang lebih tinggi Profil kesehatan Kabupaten Tangerang
mempunyai perilaku pencegahan yang baik.23 2017. Tangerang: Dinas Kesehatan
Usia juga dapat memengaruhi perilaku Kabupaten Tangerang; 2018.
seseorang dalam mencegah penyakit, dimana 6. Puskesmas Binong. Laporan poli anak.
semakin bertambah umur seseorang akan Tangerang: Puskesmas Binong; 2019.
semakin matang juga seseorang berpikir dan 7. Fakultas Keperawatan Universitas Pelita
bekerja.16 Menurut Taarelluan (2016) perilaku Harapan. Laporan praktek mahasiswa
dapat dipengaruhi oleh pengalaman seseorang, profesi keperawatan keluarga dan
lingkungan fisik dan non fisik dan sosial budaya komunitas. Tangerang: Fakultas
yang kemudian pengalaman itu dipersepsikan, Keperawatan Universitas Pelita Harapan;
diyakini, niat untuk bertindak lalu kemudian 2019.
menjadi Tindakan.24 8. Taksande AM, Yeole M. Risk factors of
acute respiratory infection (ARI) in under-
Simpulan fives in a rural hospital of Central India.
Journal of Pediatric and Neonatal
Pengetahuan ibu mengenai ISPA tidak Individualized Medicine (JPNIM).
berhubungan dengan perilaku ibu dalam 2016;5(1):50105.
pencegahan ISPA. Pengetahuan tidak menjadi 9. Pinzón-Rondón ÁM, Aguilera-Otalvaro P,
faktor penentu perilaku seseorang. Terdapat Zárate-Ardila C, Hoyos-Martínez A. Acute
banyak faktor lainnya yang turut memengaruhi respiratory infection in children from
perilaku seseorang dalam pencegahan ISPA, developing nations: a multi-level study.
seperti sikap, motivasi, usia, lingkungan, dan Paediatrics and International Child Health.
sosial budaya. Diperlukan upaya yang holistik, 2016;36(2):84-90.
berkelanjutan dan lintas sektor dalam 10. Syahidi MH, Gayatri D, Bantas K. Faktor-
membangun perilaku yang positif dalam faktor yang memengaruhi kejadian infeksi
pencegahan ISPA. saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak
berumur 12-59 bulan di Puskesmas
Ucapan Terima Kasih Kelurahan Tebet Barat, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan, tahun 2013. J
Peneliti berterima kasih kepada Puskesmas Epidemiologi Kesehatan Indonesia.
Binong dan Komite Etik Fakultas Keperawatan 2016;1(1).
Universitas Pelita Harapan yang telah 11. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan
mendukung pelaksanaan penelitian serta perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
kepada serta LPPM Universitas Pelita Harapan 2012.
dalam mendukung publikasi penelitian ini. 12. Priyoto. Teori sikap dan perilaku dalam
kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika;
Daftar Pustaka 2014.
13. Mis Cicih LH. Pengaruh perilaku ibu
1. World Health Organization (WHO). terhadap status kesehatan anak baduta di
Operational guidelines for prevention and Provinsi Jawa Tengah. Sari Pediatri.
control of ARI in Afghanistan operational 2011;13(1):41.

Daeli WG, Harefa JPN, Lase MW, Pakpahan M, Lamtiur A. J. Kdokt Meditek;27(1):33-38. 37
14. Teddy T, Ramdhani E, Hayani I. Hubungan Jurnal Mahasiswa Fakultas Kedokteran
antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu Untan. 2013;3(1):192749.
terhadap pencegahan infeksi saluran 24. Taarelluan KT, Ottay RI, Pangemanan JM.
pernapasan akut (ISPA) pada balita Di Poli Hubungan pengetahuan dan sikap
Rawat Jalan Puskesmas Rajabasa Indah masyarakat terhadap tindakan pencegahan
Bandar Lampung. Jurnal Ilmu Kedokteran infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di
dan Kesehatan. 2016;3(3). Desa Tataaran 1 Kecamatan Tondano
15. Pebriyani U, Alfarisi R, Putri GH. Selatan Kabupaten Minahasa. Jurnal
Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Kedokteran Komunitas Dan Tropik.
ISPA dengan perilaku pencegahan pada 2016;4(1).
balita di wilayah kerja Puskesmas Pasar 25. La Bassy L, Soamole I, Leka IS. Maternal
Ambon Bandar Lampung tahun 2016. behavior and the recurrence of upper
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. respiratory track infection. Health Notions.
2016;3(3). 2018;2(7):792–5.
16. Wawan A, Dewi M. Teori dan pengukuran 26. Hadisaputra S, Suparta L, Ananda DR.
pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia Faktor-faktor yang berhubungan dengan
dilengkapi contoh kuesioner. Yogyakarta: kejadian ISPA berulang pada balita usia 36-
Nuha Medika; 2010. 59 bulan Di Puskesmas Kecamatan
17. Niki I, Mahmudiono T. Hubungan Cipayung. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan.
pengetahuan ibu dan dukungan keluarga 2015;5(1):6.
terhadap upaya pencegahan infeksi saluran 27. Putra AP, Widajadnja N, Salman M.
pernapasan akut. Jurnal Promkes: The Relations of mother’s knowledge and
Indonesian Journal of Health Promotion behavior regarding acute respiratory tract
and Health Education. 2019;7(2):182–92. infection (ARI) and precautions of ARI at
18. Qiyaam N, Furqani N, Febriyanti A. Puskesmas Lindu Sub-District Lindu
Tingkat pengetahuan ibu terhadap penyakit District Sigi in 2015. Jurnal Ilmiah
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu
pada balita di Puskesmas Paruga Kota Kesehatan. 2017;4(1):1-5.
Bima tahun 2016. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina. 28. Octaviani D, Kholisa I, Lusmilasari L. The
2016;1(2):235-47. relationship between knowledge, attitude,
19. Silviana I. Hubungan pengetahuan ibu and family support with mother’s
tentang penyakit ISPA dengan perilaku behaviour in treating of acute respiratory
pencegahan ISPA pada balita di PHPT infection on children under five at Desa
Muara Angke Jakarta Utara tahun 2014. Bangunjiwo, Kasihan Bantul. International
Forum Ilmiah. 2014;11(3). Journal Research in Medical Sciences.
20. Lestari DF. Gambaran pengetahuan ibu 2015;3(1):S41–6.
tentang ISPA pada balita di Desa Leyangan
Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.
Jurnal Gizi dan Kesehatan.
2015;7(15):173-81.
21. Junaidi P, Zulaikha F. Gambaran tingkat
pengetahuan ibu tentang ISPA pada balita
usia 1-5 tahun di PUSKESMAS Air Putih
Samarinda. Repository Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur; 2017.
22. Chandra C. Hubungan pendidikan dan
pekerjaan ibu dengan upaya pencegahan
ISPA pada balita oleh ibu yang berkunjung
ke Puskesmas Kelayan Timur Kota
Banjarmasin. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2017;4(1):11-5 .
23. Firdausia A. Hubungan tingkat pendidikan
dan pekerjaan ibu dengan perilaku
pencegahan ISPA pada balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Gang Sehat Pontianak.

38 Daeli WG, Harefa JPN, Lase MW, Pakpahan M, Lamtiur A. J. Kdokt Meditek;27(1):33-38.

Anda mungkin juga menyukai