Anda di halaman 1dari 15

REVOLUSI ILMIAH THOMAS KUHN: PERUBAHAN PARADIGMA

DAN IMPLIKASI DALAM BANGUNAN ILMU KEISLAMAN


Rahmat Effendi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
rahmateffendiyessa97@gmail.com

Abstrak. Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan tidak hanya dituntut hanya untuk
mengedepankan berbagai teori tanpa aplikasi yang jelas dalam kehidupan. Akhirnya banyak ilmu
pengetahuan yang menghasilkan beragam teknologi yang dapat digunakan oleh manusia. Nilai
kebenaran diukur sejauh mana dapat diobservasi melalui berbagai riset dalam metode ilmiah. Ilmu
pengetahuan profan diharus lahir secara sistematis dan metodis. Hasil dari paradigma seperti ini
menimbulkan anomali di tengah ilmuwan dan saintis. Menghadapi hal itu ada sebuah gagasan
dalam rangka membangun sains baru guna tidak mengagungkan suatu metode ilmiah. Ide ini
dicetuskan oleh seorang saintis besar Thomas Kuhn. Baginya penting adanya revolusi dalam
struktur sains modern. Merubah paradigma lama ke paradigma baru harus dilakukan mengikuti
perkembangan zaman (up to date). Jauh lagi, bangunan ilmu pengetahuan yang telah terbangun
kokoh di Barat telah tergerus akan nilai-nilai moral dan spiritulitas. Apa dan bagaimana kaitannya
dengan bangunan ilmu keislaman menjadi tantangan bagi umat Islam dalam mengambil makna
revolusi ilmu pengetahuan. Perubahan paradigma diperlukan dalam setiap dimensi ilmu
pengetahuan. Fokus penelitian ini adalah revolusi ilmiah Thomas Kuhn yang kemudian menarik
benang merahnya atas bangunan ilmu keislaman. Penelitian ini berbasis library research dengan
tujuan mengungkapkan bagaimana sains modern bekerja dan kaitannya dengan ilmu keislaman.
Kata kunci: Thomas Kuhn, paradigma, sains, revolusi, ilmu Islam.

Abstrac. a lot of knowledge that produces a variety of technologies that can be used by humans. The
value of truth is measured to what extent it can be observed through various researches in the
scientific method. Profane science must be born systematically and methodically. The results of
such paradigms give rise to anomalies among scientists and scientists. Faced with that there is an
idea to build new science so as not to glorify a scientific method. This idea was sparked by the
great scientist Thomas Kuhn. For him, there must be a revolution in the structure of modern
science. Changing the old paradigm to the new paradigm must be done following the times (up to
date). Furthermore, the building of science that has been built firmly in the West has been eroded
by moral values and spirituality. What and how it relates to the building of Islamic science is a
challenge for Muslims in taking the meaning of the scientific revolution. A paradigm shift is
needed in every dimension of science. The focus of this research is Thomas Kuhn's scientific
revolution which then drew the common thread over the building of Islamic science. This research
is based on library research to reveal how modern science works and its relation to Islamic science.
Keywords: Thomas Kuhn, paradigm, science, revolution, Islamic science.

47
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....48

A. Pendahuluan B. Metode Penelitian


Ilmu pengetahuan dan teknologi Penelitian ini akan menjawab
telah mengalami perkembangan yang pesat pertanyaan di atas. Bagaimana sebuah
hingga saat ini. Diawali dengan adanya epistemologi modern digagas demi
revolusi industri di Perancis yang mengubah struktur sains dan bangunan
kemudian diikuti oleh berbagai belahan ilmu kekinian. Basis penelitian ini adalah
dunia Eropa (renaisans) sehingga laju studi pustaka (library research).
perkembangan ilmu pengetahuan dapat Menggunakan metode deskriptif-analisis.
dirasakan hingga sekarang.(Mahzar 2004, Dengan menjelaskan secara jelas dan
6–7) Topik utama dari perkembangan ini komprehensif akan memberikan gambaran
adalah bagaimana ilmu pengetahuan yang jelas atas masalah yang dihadapi
sebagai hasil daripada nalar manusia itu serta analisis yang kritis. Pendekatan yang
dapat bermanfaat dalam kehidupan digunakan adalah holistika yang melihat
manusia.(Gie 1998, 17–18) Dari rahim ini ilmu pengetahuan dengan berbagai
melahirkan berbagai teknologi sebagai aspeknya secara intern maupun extrern.
hasil daripada pemikiran manusia itu. Teknik pengumpulkan data melalui
Di samping perkembangan ilmu penelusuran berbagai literatur mengenai
pengetahuan dan teknologi, bangunan ilmu gagasan Thomas Kuhn atas revolusi ilmiah
tersebut dituntut untuk dapat menjadi dan implikasinya atas bangunan keilmuan
seilmiah mungkin. Mulai dari sini para sekarang. Tidak luput pula mengambil
pemikir dari berbagai disiplin ilmu benang merah dari gagasan pokok Kuhn
menyusun ilmu pengetahuan dalam yang dapat dibawa ke dalam bangunan
bidangnya masing-masing secara metodis ilmu-ilmu keislaman.
dan sistematis. Segala bentuk percobaan
dilakukan demi susunan ilmu yang ilmiah C. Biografi Tokoh
dan dapat diterima secara Thomas Kuhn dengan nama kecil
universal.(Bakhtiar 2013, 68) yaitu Thomas Samuel Kuhn lahir di
Menarik dalam proses Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat pada
perkembangan keilmuan tersebut adalah tanggal 18 Juli 1922 dari keluarga Yahudi.
ide yang dicetuskan oleh seorang pemikir Ayahnya bernama Samuel L. Kuhn
besar fisika yaitu Thomas Kuhn dengan tamatan Harvard University di bidang
idenya yaitu revolusi struktur sains. Ilmu insinyur industri. Ibunya bernama Minette
yang dikatakan oleh Kuhn sebagai sains Stroock Kuhn seorang yang berasal dari
yang ilmiah tersebut pada masa sekarang New York yang bekerja sebagai jurnalis
dan akan datang haruslah ada gerakan dan penulis lepas.(Sabila 2019, 82)
untuk merevolusikannya sehingga Kuhn memulai perjalanan
bermanfaat lebih luas lagi dan memberikan intelektualnya di Harvard University dan
bukti kongkret terhadap keilmuan itu berhasil meraih sarjana mudanya pada
sendiri. (Kuhn 1962) Epistemologi yang tahun 1943 di bidang fisika. Pada tahun
dibangun dalam ilmu pengetahuan menjadi 1946 dia berhasil meraih gelar magister,
titik tolak dalam perombakan suatu teori kemudian doktor pada tahun 1949 pada
keilmuan. Melalui tulisan ini akan dikaji bidang dan tempat yang sama pula. Dalam
sejauh mana pemikiran Kuhn tentang kurun waktu 1949 sampai 1956 dia
revolusi sains dan implikasinya bagi bertugas menjadi asisten profesor dalam
pemikiran dan ilmu keislaman. bidang sejarah ilmu. Atas saran dari
profesornya, Kuhn mengambil program
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....49

post-graduation di University of Chicago: University of Chicago


Cambridge, California. Press). 1978.
Selesai studi di California, Kuhn 5. The Road Since Structure, edited by
mendapat panggilan untuk menjadi dosen James Conant and John Haugeland,
di universitas tersebut dalam bidang ilmu Chicago: University of Chicago
sejarah sains. Pada tahun 1964 hingga Press. 2000.
1979, Kuhn mengajar di Universitas
Princeton hingga dia dianugerahi gelar D. Revolusi Ilmiah Kuhn
guru besar atau professor di sana. Dalam Revolusi sains yang digagas
rentang waktu 1979 hingga 1991, Kuhn Thomas Kuhn dalam magnum opus-nya
mengajar di Massachussetts Institute of The Structure of Scientific Revolustions
Technology hingga dia dianugerahi gelar berbicara lebih dari sekedar evolusi sains.
professor pula di sana. Dua tahun Dia menggagas bagaimana sains dengan
menjelang akhir hidupnya, Kuhn semangat revolusinya dari segi
menderita penyakit kanker sehingga dia epistemologis. Kuhn membedakan antara
menghembuskan nafas terakhirnya pada evolusi sains dan revolusi sains. Evolusi
hari senin tanggal 17 Juni 1996 dalam usia sains menunjukkan adanya perubahan atas
73 tahun.(Trisakti 2008, 224–25) sebuah teori yang berasal dari dalam
Semasa hidupnya, Thomas Kuhn dirinya. Perkembangan secara evolusi
adalah seorang yang produktif. Berlatar bersifat kumulatif. Ini hanya sebagai
belakang ilmu bidang fisika menjadikan bagian pengembagan konsep partikular
dia sebagai seorang yang ahli dalam (juz’i) ilmu. Akan tetapi, ilmu itu bersifat
bidang ilmu sains fisika-empirik. Sehingga open-ended yang berarti terbuka untuk
tidak salah, Kuhn dalam berbagai diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut
kesempatan selalu diminta untuk mengajar dengan paradigma yang berbeda. Inilah
dalam bidang ilmu sejarah sains dan ilmu- yang dimaksudkannya dalam revolusi
ilmu yang berkaitan dengannya. Di antara sains. Dengan menggunakan pendekatan
karyanya adalah sebagai berikut.(Putra apa yang dimaksud dengan paradigma
2015, 4) berpikir sains, sikap revolusi sains, dan
1. The Copernican Revolution: nilai yang didapat dari revolusi sains
Planetary Astronomy in The tersebut. Revolusi sains adalah
Development of Western Thought, mengupayakan adanya cara berpikir
Cambridge Mass: Harvard berbeda dalam membangun sains dengan
University Press. 1957. kebenarannya yang telah teruji. Teori yang
2. The Structure of Scientific diyakini harus dikembangkan demi
Revolutions, Chicago: University of kemajuan sains itu sendiri.
Chicago Press. (1970, 2nd edition, Kuhn mengajukan gagasan bahwa
with postscript) 1962/1970. dengan adanya penemuan baru atas suatu
3. The Essential Tension. Selected teori ilmiah menjadikan teori lama tidak
Studies in Scientific Tradition and digunakan kembali. Bagi Kuhn teori
Change, Chicago: University of ilmiah yang demikian haruslah digunakan
Chicago Press. 1977. dengan sudut pandang yang
4. Black-Body Theory and The berbeda.(Kuhn 1962, 95) Jauhnya lagi bagi
Quantum Discontinuity, Oxford: Kuhn, peneliti dan ilmuwan sekarang
Clarendon Press (2nd edition, harus berterima kasih dengan teori lama
beserta dengan penemunya dan mengambil
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....50

pelajaran dari teori lama tersebut. Bukan namun dengan melihatnya dari sudut
sebagai balas budi, melainkan sebagai pandang yang berbeda. Dengan adanya
upaya dalam mengenal, mempelajari, pertimbangan atas berbagai teori terdahulu
membandingkan suatu tema keilmuan kemudian mengadakan suatu riset maka
dengan berbagai teori yang ada menghasilkan sebuah teori baru yang
sebelumnya dengan teori yang ada dan ilmiah dan diterima secara universal. Bagi
dipakai hingga saat ini. Kuhn, revolusi sains bukanlah hal yang
Revolusi sains ini diambil contoh mudah. Karena mengadakan sebuah
oleh Thomas Kuhn seperti lahirnya teori revolusi berarti menjadikan diri sebagai
Copernican, Newtonian, dan penemuan penantang atas teori yang ada.
terbaru dalam bidang astronomi. Contoh lain oleh Kuhn adalah
Sebelumnya dalam bidang astronomi adanya revolusi politik. Revolusi politik
dipercayai bahwa pusat alam semesta menunjukkan bahwa adanya kegelisahan
adalah bumi dengan teori geosentris yang atau anomali dalam masyarakat sosial
diusung oleh Ptolomeus dan dikuatkan dengan sistem sosial yang mengatur
oleh Gereja. Namun, berabad-abad kehidupan mereka. Hal ini jelas tertuju
berikutnya teori tersebut tumbang dengan pada rezim yang berkuasa.(Kuhn 1962, 93)
adanya penemuan oleh Galileo Galilei dan Ketika terjadinya ketimpangan, huru-hara,
disempurnakan oleh Nicolaus Copernicus dan berbagai tindakan politik pemerintah
dengan teorinya yaitu matahari adalah yang tidak mendukung rakyat, maka
pusat tata surya atau heliosentris. Teori ini rakyat dengan hati nuraninya akan
lantas mematahkan teori sebelumnya dan mengadakan perlawanan. Perlawanan
didukung oleh fisikawan Sir Isaac tersebut sebagai bentuk atas penolakan
Newton.(Kuhn 1962, 67–68) Namun pada rakyat yang menginginkan pembaruan,
masa selanjutnya ditemukan teori baru lagi baik dalam satu bidang maupun pada
bahwa alam semesta ini masing-masing berbagai bidang. Demikian halnya dengan
planet memiliki poros perputarannya sains. Revolusi sains berarti menentang
(revolusi) dan bergerak saling menjauh adanya berbagai teori sains beserta
satu sama lain. masyarakat ilmiah yang ada pada
Contoh di atas oleh Kuhn disebut masanya. Anomali menuntut adanya
sebagai revolusi sains. Melihat dari sebuah perubahan dalam paradigma.
perkembangan tersebut, pada setiap Adanya teori baru sebagai hasil dari
penemuan terbaru selalu bertolak dari revolusi sains pada mulanya akan menjadi
penemuan yang lama. Dengan begitu penentang dan akan diuji kebenaran
sebuah revolusi sains lahir karena adanya ilmiahnya oleh masyarakat sains itu
anomali yang meninjau kembali atas teori sendiri. Dengan begitu barulah teori
lama yang kemudian mengadakan tersebut dapat diterima dalam dunia sains.
penelitian secara mendalam dan teliti Secara singkat pemikiran Kuhn
apakah teori tersebut benar atau salah. dalam revolusi struktur sains adalah
Dampaknya adalah teori lama tidak sebagai berikut.
dipakai. Melainkan menjadi pengetahuan 1. Fase Praparadigma
paradigma berpikir penelitian sebelumnya. Setiap disilpin ilmu
Dengan begitu revolusi sains yang pengetahuan selalu berawal dari
dimaksud oleh Kuhn adalah sebuah pengetahuan secara umum yang
revolusi yang bergerak dari bagaimana dirasakan oleh manusia. Setiap
sebuah bangunan sains tersebut lahir pengetahuan yang diketahui oleh
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....51

manusia berpotensi menjadi ilmu. tidak memiliki paradigma dalam


Akan tetapi tidak setiap membangun struktur ilmu
pengetahuan menjadi ilmu.(Adib pengetahuan. Karena paradigma
2018, 91) Potensi pengetahuan menjadi dasar dalam membangun
menjadi ilmu adalah tergantung struktur ilmu pengetahuan yang
pada bagaimana manusia dapat terstruktur, terarah, dan memiliki
mengaktualisasikannya dengan arah dalam pengembangannya.
berbagai proses ilmiah yang 2. Paradigma dan Normal Science
metodis, sistematis, mengandung Konsep sentral Kuhn adalah
nilai kebenaran universal, dan apa yang dinamakan dengan
dapat diterima oleh masyarakat paradigma. Pemilihan kata ini erat
sains. kaitannya dengan sains normal,
Pada fase praparadigma ini, yang oleh Kuhn dimaksudkan
belum ada cara pandang dalam untuk menemukan bahwa beberapa
membangun sebuah bangunan ilmu contoh praktik ilmiah nyata yang
pengetahuan.(Mustaring 2014, 16) diterima (yaitu contoh-contoh yang
Dengan begitu suatu ilmu bersama-sama mencakup dalil,
pengetahuan lahir dengan adanya teori, penerapan, dan
paradigma yang terstruktur dan instrumentasi) telah menyajikan
konstruktif. Maka pada fase ini model-model yang daripadanya
pengetahuan yang ada di dalam lahir tradisi-tradisi padu tertentu
pengalaman, perasaan dan pikiran dan riset ilmiah atau dimaksudkan
manusia berkembang mengikuti sebagai kerangka referensi yang
aliran atau madzhab pemikiran mendasari sejumlah teori maupun
yang ada disekelilingnya. praktik ilmiah dalam periode
(Damayanti dan Ma‟ruf 2018, 122) tertentu.(Kuhn 1962, 10)
Pengetahuan yang berkembang Paradigma itu sendiri jika
dapat pula berlabuh pada suatu ditilik dari segi bahasa berasal dari
aliran dan menolak aliran yang bahasa Yunani yaitu para berarti di
lain. Tujuan dari pengetahuan samping, di sebelah dan deigma
tersebut belum terbangun dengan berarti memperlihatkan: yang
terarah. Sehingga pengetahuan berarti model, contoh, arketipe,
terombang-ambing dalam keadaan ideal. Dalam pengertian umumnya
tidak tetap. paradigma adalah cara memandang
Penelitian yang dilakukan sesuatu, yang dalam ilmu
pada fase ini belum memungkinkan pengetahuan sebagai model atau
munculnya discovery sehingga pola ideal dalam memandang sutau
masih dalam kerangka pencarian. fenomena atau suatu objek
Dengan begitu tanpa adanya kajian.(Bagus 2005, 779)
paradigma memberikan sifat Dalam karya Kuhn The
blanket (kosong) atas teori yang Structur of Scientific Revolutions,
dihasilkan karena ketidakmandirian dia menyebutkan dalam beberapa
dalam penelitian.(Putra 2015, 6) tempat pentingnya akan paradigma
Ketidakmandirian ini bukan berarti dalam membangun teori ilmu
tidak memiliki instrumen penelitian pengetahuan. Akan tetapi dia
yang sempurna. Melainkan karena sendiri tidak menjelaskan secara
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....52

khusus makna dari paradigma itu muncul pasti sifatnya masih sangat
sendiri. Setidaknya ada dua konsep terbatas, baik dalam cakupannya
besar paradigma menurut Kuhn maupun dalam ketepatannya.
yaitu:(Mustaring 2014, 16) Paradigma memperoleh statusnya
a. Paradigma sebagai apa yang karena lebih berhasil daripada
akan dipaparkan dari pengujian saingnya dalam memecahkan
perilaku anggota masyarakat beberapa masalah yang mulai
ilmiah yang telah ditentukan. diakui oleh kelompok pelaku
b. Paradigma sebagai konstelasi praktik bahwa masalah-masalah itu
keyakinan, nilai, teknik yang rawan.(Kuhn 1962, 23) Berbagai
diakui dalam masyarakat transformasi paradigma semacam
ilmiah. ini adalah revolusi sains.
Paradigma ini membimbing Sedangkan transisi yang berurutan
kegiatan ilmiah dalam masa sains dari paradigma satu ke paradigma
normal, di mana para ilmuwan lainnya melalui revolusi adalah
berkesempatan menjabarkan dan pola perkembangan yang biasa dan
mengembangkannya secara sains yang telah matang.
terperinci dan mendalam, karena Dengan begitu pemikiran
tidak sibuk dengan hal-hal yang dasar Kuhn tentang revolusi sains
mendasar. Dalam tahap ini, dimulai dengan adanya sebuah
ilmuwan tidak bersikap kritis paradigma yang menjadi cara
terhadap paradigma yang pandang dalam memandang dan
membimbing aktivitas ilmiahnya mengkaji sains. Sebuah paradigma
dan selama menjalankan riset ini, yang berkembang atas suatu teori
ilmuwan bisa menjumpai berbagai sains itulah yang disebut dengan
fenomena yang tidak bisa sains normal. Sains normal
diterangkan dengan teorinya. Inilah merupakan teori yang diakui
yang disebut dengan anomali. Jika kebenarannya oleh masyarakat
anomali ini kian menumpuk dan ilmiah secara universal sebagai
kualitasnya semakin meninggi, hasil dari penelitian terdahulu.
maka timbul krisis. Dalam krisis Oleh karenanya bagi Kuhn,
inilah, paradigma mulai landasan pijakan paradigma akan
dipertanyakan. Dengan demikian sains normal itu perlu dalam
sang ilmuwan sudah keluar dari rangka revolusi sains.
sains normal. Untuk mengatasi hal Paradigma sains yang baik
itu, ilmuwan bisa kembali lagi pada mengantarkan pada normal sains.
cara-cara ilmiah yang lama sambil Normal sains merupakan suatu
memperluas cara-cara itu atau peristiwa yang ditandai dengan
mengembangkan suatu paradigma stabilitas dan kemampuan ilmu-
tandingan yang bisa memecahkan ilmu ketika para ilmuwan bekerja
masalah dan membimbing riset di dalam sebuah paradigma yang
berikutnya. Jika yang terakhir ini dianutnya. Normal sains dihasilkan
terjadi, maka lahirlah revolusi dari riset-riset ilmiah yang mapan
ilmiah. pada masa tertentu yang diakui
Dari sini tampak bahwa masyarakat ilmiah pada waktu itu
paradigma pada saat pertama kali sebagai fondasi kegiatan
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....53

keilmiahan selanjutnya. Adanya membedakan antara discovery dan


konsensus yang jelas akan invention. Yang dimaksud
menjadikan risetnya menjadi discovery adalah kebaruan faktual
berkesinambungan.(Kuhn 1962, (penemuan), sedang invention
11) Maka sains normal bukan adalah kebaruan teori (penciptaan)
berada arena yang dipertentangkan yang mana keduanya saling terjalin
oleh masyarakat sains, karena telah erat dalam penemuan ilmiah.(Kuhn
teruji kebenarannya melalui 1962, 52)
berbagai riset ilmiah. Penemuan baru bukanlah
3. Anomali sesuatu yang terasing, harus
Sains normal yang di diperluas dengan struktur yang
dalamnya selalu terjadi riset dan itu berulang secara teratur. Penemuan
digunakan dalam bangunan diawali dengan kesadaran akan
paradigmanya, maka pada dasarnya anomali, yakni dengan pengakuan
dia berada dalam lajurnya. Akan bahwa alam, dengan suatu cara,
tetapi apabila ilmuwan bersikap telah melanggar pengharapan yang
kritis, maka paradigma yang didorong oleh paradigma yang
membimbing aktivitas ilmiahnya menguasai sains yang normal.
akan membawa pada fenomena Kemudian dia berlanjut dengan
yang tidak bisa dijelaskan dengan eksplorasi yang sedikit banyak
teori yang ada.(Kuhn 1962, 52) Hal diperluas pada wilayah anomali. Ia
ini yang menjadi anomali dalam hanya berakhir jika teori atau
sebuah teori. paradigma itu telah disesuaikan
Data anomali berperan sehingga yang menyimpang itu
besar dalam memunculkan sebuah menjadi yang diharapkan.(Kuhn
penemuan baru yang diawali 1962, 53) Jadi yang jelas, dalam
dengan kegiatan ilmiah. Dalam penemuan baru harus ada
keterkaitan ini, Kuhn menguraikan penyesuaian antara fakta dengan
dua macam kegiatan ilmiah, puzzle teori yang baru.
solving dan penemuan paradigma Struktur sains yang
baru. Dalam puzzle solving, para dibangun oleh Kuhn menginginkan
ilmuwan membuat percobaan dan adanya sebuah anomali dari sains
mengadakan observasi yang normal yang telah terkungkung
tujuannya untuk memecahkan teka- dalam paradigmanya. Dengan
teki, bukan mencari kebenaran. adanya anomali tersebut
Bila paradigmanya tidak dapat mendorong adanya observasi ulang
digunakan untuk memecahkan terhadap bangunan sains. Secara
persoalan penting atau malah otomatis paradigma yang selama
mengakibatkan konflik, suatu ini digunakan oleh masyarakat
paradigma baru harus sains tersebut mulai
diciptakan.(Putra 2015, 11) Dengan dipertanyakan.(Ulya dan Abid
demikian, kegiatan ilmiah 2015, 262–64) Eksplorasi terhadap
selanjutnya diarahkan kepada bangunan struktur sains yang ada
penemuan paradigma baru. dalam paradigma sains normal
Selanjutnya perlu telah menjadikan sains tersebut
dijelaskan di sini, bahwa Kuhn menjadi suatu teori umum yang
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....54

mulai untuk dikritisi dan dikuliti. mengadakan sebuah revolusi


Tidak menutup kemungkinan ilmiah.
bahwa sains normal dengan Dalam proses pemilihan
anomali yang timbul itu akan paradigma, tidak ada standar yang
bergeser pada paradigma dan lebih tinggi daripada persetujuan
struktur sains yang baru. masyarakat sains yang
Apabila sains normal tidak bersangkutan. Untuk menunjukkan
dapat dipertahankan atas dasar penyingkapkan bagaimana revolusi
anomali dan krisis akademik sains itu berpengaruh, tidak harus
tersebut, maka sains normal beserta meneliti dampak sifat dan dampak
paradigmanya akan ditinggalkan. logika, tetapi juga teknik-teknik
Hal ini merupakan suatu yang argumentasi persuasif yang efektif
wajar dalam dunia akademik dan di dalam kelompok-kelompok yang
sains. Dalam rangka membangun sangat khusus yang membentuk
struktur sains yang baru, paradigma masyarakat sains itu.(Kuhn 1962,
yang digunakan dapat 102–3) Oleh karena itu berbagai
menggunakan paradigma terdahulu pendekatan perlu dilakukan dalam
atas teori yang tengah dikaji. Dapat mengemukakan gagasan baru
pula menggunakan hasil dari sebagai awal revolusi. Pendekatan
hipotesa kekinian yang berdampak yang dilakukan harus bersifat
terhadap sains normal. Akhirnya ilmiah, sistematis, metodis, dan
sains baru terbentuk dengan dapat dipertanggungjawabkan
strukturnya yang baru beserta secara universal pada masyarakat
ikutannya yaitu paradigma sains ilmiah.
menjadi sebuah revolusi sains. Permasalahan paradigma
4. Revolusi Sains hingga munculnya paradigma yang
Adanya revolusi sains baru sebagai akibat dari revolusi
bukan merupakan hal yang berjalan sains yang tiada lain hanyalah
dengan mulus tanpa hambatan. sebuah konsensus atau kesepakatan
Sebagian ilmuwan atau masyarakat yang sangat ditentukan oleh
sains tertentu adakalanya tidak mau retorika di kalangan akademisi dan
menerima paradigma baru tersebut. atau masyarakat sains itu sendiri.
Hal ini menimbulkan masalah Sejauh mana paradigma baru itu
tersendiri yang memerlukan diterima oleh mayoritas masyarakat
pemilihan dan legitimasi yang sains, maka revolusi sains dapat
lebih definitif. Kuhn mengakui hal terwujud.(Kuhn 1962, 177–78)
ini sebagai bagian kebiasaan dalam Selama revolusi, para
masyarakat sains. Sebuah revolusi ilmuwan melihat hal-hal baru dan
dalam hal apapun pada awalnya berbeda dengan ketika
tidak mungkin akan mendapat menggunakan instrumen-instrumen
dukungan dari masyarakatnya yang sangat dikenalnya untuk
apabila tidak dibuktikan secara melihat tempat-tempat yang pernah
ilmiah. Paradigma sains normal dilihatnya. Seakan-akan
telah diterima menjadi suatu hal masyarakat profesional itu tiba-tiba
yang inhern dalam cara berpikir dipindahkan ke daerah lain di mana
mereka, sehingga sulit dalam objek-objek yang sangat dikenal
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....55

sebelumnya tampak dalam digagas oleh Kuhn ini pada dasarnya telah
penerangan yang berbeda dan juga berkembang sebelum ide ini digagasnya.
berbaur dengan objek-objek yang Berbagai ilmu pengetahuan yang bersifat
tidak dikenal. Kalaupun ada sains telah berkembang dari masa ke masa.
ilmuwan atau sebagian kecil Gagasan yang diajukan oleh Thomas Kuhn
ilmuwan tidak mau menerima pada prakteknya telah dilakukan oleh para
paradigma yang baru sebagai ilmuwan jauh sebelumnya. Kuhn juga
landasan risetnya, dan dia tetap mengakui berbagai perkembangan ilmu
bertahan pada paradigma yang pengetahuan dengan paradigmanya telah
sudah tidak mendapat dukungan mengantarkan pada kemajuan ilmu
lagi dari mayoritas masyarakat pengetahuan yang pesat. Selanjutnya
sains, maka aktivitas-aktivitas konsep Kuhn ini sendiri digagasnya dalam
risetnya hanya merupakan tautologi rangka melihat kembali dan
yang tidak bermanfaat sama sekali. merekonstruksi ulang sains beserta
Itulah dasar perlunya revolusi paradigmanya sehingga memberikan teori
ilmiah. yang baru. Hal ini diusahakan oleh Kuhn
Dengan begitu revolusi melalui gagasannya tersebut.
ilmiah menginginkan adanya
sebuah cara pandang baru terhadap Bergantinya suatu teori dengan teori
ilmu pengetahuan dan sains. lain menunjukkan sebuah perkembangan
Paradigma yang dikenal selama ini yang pesat dalam dunia sains. Pergantian
oleh masyarakat ilmiah haruslah teori dari teori lama menuju teori baru
dikaji ulang dalam rangka menyebabkan teori lama tidak dipakai lagi.
membuat sebuah struktur baru dari Hal ini juga berimplikasi pada terjadinya
ilmu pengetahuan. Anomali yang perubahan dunia.(Sharrock dan Read
lahir karena adanya krisis 2002, 172–73) Karena sains yang sekarang
akademik akan mengajukan menguasai berbagai aspek kehidupan
paradigma baru terhadap suatu manusia, baik secara teoritis maupun
teori lama masih berlaku atau tidak praktis, turut mengubah cara pandang
untuk ke depannya. Riset ilmiah dalam dunia ini. Perubahan yang terjadi
ulang akan menghasilkan sebuah menjadikan ilmu dapat diinterpretasi
teori baru yang dikatakan sebagai sejauh jangkauan manusia, baik secara
revolusi ilmiah. Hasil revolusi teoritis maupun praktis. Sebaliknya apabila
ilmiah tersebut harus dapat tidak ada perubahan cara pandang dunia,
diterima oleh masyarakat sains sejak dahulu hingga sekarang tidak akan
dengan berbagai pendekatan. didapati perubahan ilmu pengetahuan dan
Karena dengan diterimanya ini pasti berkesan stagnan.
paradigma tersebut adalah Sains modern yang dikritik Kuhn
legitimasi atas sains yang baru dan menetapkan diri sebagai sains atau ilmu
definitif. pengetahuan yang berkutat dalam ilmu-
ilmu empiris-positivistik. Ini berimplikasi
E. Analisis Epistemologis pada metode ilmiah yang digunakan
Thomas Kuhn dengan gebrakannya menjadi sebuah paradigma kokoh tidak
membangun sebuah paradigma baru dalam terbantahkan (legitimed).(Nurkhalis 2012,
dunia ilmu pengetahuan dan sains yaitu 81) Paradigma demikian ditegaskan oleh
revolusi struktur sains. Revolusi yang para ilmuwan saintis yang mendominasi
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....56

otoritas keilmuan. Revolusi yang digagas teori.(Almas 2018, 91–92) Dengan begitu
oleh Kuhn melihat jauh daripada itu. Guna suatu teori ilmiah yang berkembang
merubah paradigma bahwa sejarah telah apabila terdapat suatu kesalahan, maka
mencatat bahwa setiap disiplin ilmu akan diganti dengan teori yang baru. Kuhn
mengalami perubahan paradigma besar- menggaris bawahi bahwa ilmu
besaran, sehingga setiap ilmu memiliki pengetahuan itu tidak bergerak secara
otoritas masing-masing dan tidak saling kumulatif, melainkan secara
mendominasi. revolusi.(Soler, Sankey, dan Hoyningen-
Dilihat dari segi epistemologis, Huene 2008, 153) Adanya sebuah revolusi
Kuhn memberikan penekanan pada cara menjadi jalan baru dalam membangun
pandang yang disebutnya sebagai konstruksi sains yang mapan.
paradigma sains. Paradigma baginya Kuhn juga dalam bangunan
adalah suatu yang sulit definisikan. filosofisnya mengkritik atas paradigma
Meskipun begitu yang dimaksud olehnya yang dibakukan karena egoisme ilmuwan.
adalah paradigma dalam sebuah teori ilmu Dia juga mengakui kebenaran ilmiah
pengetahuan tersebut apakah masih adalah kebenaran pasti yang relatif
bersesuaian atau tidak dengan zaman dan berdasar teori ilmiah. Tapi tidak menutup
penemuan kekinian. Dari sini kemungkinan untuk disempurnakan
menimbulkan adanya paradigma dalam bahkan digantikan dengan yang baru.
arti sempit (paradigm in the narrow sense) Begitu pula tidak berarti bahwa ilmu-ilmu
dan paradigma dalam arti luas (paradigm sosial (social science) tidak dapat
in the wide sense). Paradigma sempit disamakan dengan ilmu alam (natural
berarti paradigma dalam arti revolusi science). Antara keduanya memiliki ciri
ilmiah itu sendiri. Sedangkan paradigma khas, metodologi dan pendekatan
luas dalam arti paradigma menilai teori (approach) yang berbeda.(Fuller 2000,
ilmiah secara luas. Setidaknya Kuhn telah 229–30) Riset ilmiah berkelanjutan perlu
menunjukkan bagaimana kerangka dilakukan secara bersinambungan. Ketika
berpikir (framework) revolusi didapati sebuah anomali yang bertolak
ilmiah.(Kindi dan Arabatzis 2012, 95) dengan paradigma sains maka perlu untuk
Kuhn menilai bahwa apabila sebuah teori diuji secara ilmiah. Nilai keilmiahan
tersebut telah baku bukan berarti bebas sesuatu itu tidak bergantung sebatas pada
dari kritik dan pengujian lanjutan. riset itu, melainkan sebuah teori dengan
Paradigma revolusi menuntut agar ada cara paradigmanya dapat diterima dan
pandang baru dalam sains sehingga tidak diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
ada kata pasti dalam kebenaran ilmiah. Masyarakat di sini bukan hanya sekedar
Selain itu Kuhn juga mengkritik masyarakat sains saja, melainkan
bangunan positivisme dan falsifikasi masyarakat umumnya.(Bird 2014, 267)
Popper. Ilmu pengetahuan yang Paradigma yang baru hasil dari
positivisme tersebut berkembang secara revolusi menjadi sebuah pandangan baru
kumulatif mengikuti perkembangan dan dalam dunia sains dan pengetahuan.
banyaknya riset ilmiah yang dilakukan. Ketika berhadapan dengan masyarakatnya
Kemudian dalam menentukan keilmiahan dan ilmu pengetahuan profan sebelumnya
suatu teori menggunakan prinsip menjadi bahan uji dalam melegitimasi
verifikasi. Hal ini yang kemudian diganti hasil dari revolusi ilmu pengetahuan.
oleh Popper dengan falsifikasi yang Legitimasi ini penting guna menjadikan
dibuktikan dengan salahnya suatu hasil revolusi menjadi devinitif. Manakala
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....57

sains normal berbenturan dengan sains nilai spiritualitas dan etika terhadap suatu
baru, ego para saintis dan cendikiawan disiplin keilmuan.(Mustaring 2014, 17)
akan diuji di sini. Para saintis harus Jika ditilik dalam sejarah bahwa adanya
menguji dengan berbagai pendekatan yang orientasi berbeda pada bangunan ilmu
persuasif guna dapat menerima hasil dari keislaman. Pertama pada masa klasik-
revolusi sains.(Amaliyah 2016, 417–18) pertengahan bersifat teosentris dan kedua
Akhir dari revolusi ini menunjukkan pada masa modern-kontemporer bersifat
bahwa ilmu pengetahuan dengan antroposentris. Pada dasarnya ide Kuhn
perkembangannya harus bebas nilai. untuk membuat revolusi dapat ditarik
Kebebasan tersebut bukan berarti tanpa dalam bangunan ilmu Islam kontemporer
syarat. Karena ilmu pengetahuan apabila dengan catatan tidak meninggalkan dan
digunakan dapat berdampak positif dan menafikan bangunan epistemologi klasik.
dapat pula berdampak negatif. Itu semua Epistemologi klasik tetap menjadi dasar
tergantung oleh manusia dalam bangunan ilmiah dengan perbaikan dan
menggunakannya. Setidaknya moralitas perubahan paradigma berpikirnya.
dan etika harus dikedepankan sebagai Ilmu-ilmu yang diakui dalam Islam
dasar dalam mengeksplorasi ilmu terdiri atas ilmu naqliyah dan „aqliyah.
pengetahuan.(Karim 2014, 288) Ilmu naqliyah adalah ilmu-ilmu Islam
yang berkutat pada sumber dasar ajaran
F. Implikasi Pemikiran Thomas Kuhn Islam yaitu al-Quran dan hadits yang
bagi Pemikiran Islam meliputi ilmu aqidah, tafsir, hadits, fiqh,
Pemikiran Thomas Kuhn, apabila akhlak, sirah, dan sebagainya. Adapun
ditarik dalam bangunan pemikiran Islam ilmu „aqliyah adalah ilmu-ilmu yang
memiliki implikasi bagi pemikiran Islam berkutat dalam ilmu-ilmu rasional, sosial,
itu sendiri. Implikasi tersebut haruslah sains, dan humaniora. Dua aliran disiplin
dapat memberikan dampak positif atas ilmu ini penting dan sama di mata Islam.
bangunan pemikiran Islam. Perlu diketahui Walaupun begitu tentu ilmu-ilmu ini
pemikiran Kuhn revolusi sains itu pada memiliki metode, pendekatan, dan struktur
dasarnya diterapkannya terhadap disiplin yang berbeda.(Mahzar 2004, 227) Maka
ilmu sains. Akan tetapi, menurutnya tidak apabila dilihat dari cara pandang dan
menutup kemungkinan bahwa revolusi gagasan Kuhn revolusi struktur sains pada
yang dimaksudkannya juga dapat terjadi dasarnya dapat diterapkan dalam ilmu-
pada disiplin ilmu lain.(Kuhn 1962, 92) Di ilmu keislaman. Tidak hanya diterapkan
sisi lain pula, agaknya Kuhn ingin dalam bidang sains saja, tetapi secara luas
menyadarkan para ilmuwan dan dapat diterapkan. Hal ini disatu sisi dalam
cendikiawan baik itu umum maupun rangka membangun sebuah paradigma
muslim untuk mengkaji ulang teori-teori baru atas ilmu-ilmu Islam. Kemudian
yang ada. Begitu pula dalam bangunan dalam rangka mengarahkan, menyusun
ilmu-ilmu keislaman. kembali, dan menghadapkan ilmu-ilmu
Bangunan ilmu-ilmu keislaman Islam supaya dapat mengikuti
yang ada pada dasarnya adalah berdiri di perkembangan zaman yang up to date
atas epistemologi bayani, burhani, dan dilandasi dengan nilai-nilai Islam.(Mahzar
irfani. Semuanya itu terbagi dalam 2004, 229–30) Karena tidak mungkin
berbagai disiplin keilmuan dalam Islam. sebuah ilmu itu lahir dan dapat diterapkan
Namun pada epistemologi ilmu Islam kecuali telah melalui uji coba ilmiah. Ilmu-
kontemporer lebih menekankan kepada ilmu keislaman telah teruji secara ilmiah
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....58

dengan metode dan pendekatannya Pada ilmu-ilmu umum, masalah


masing-masing. Maka perlu adanya yang dihadapi lebih kompleks lagi. Karena
revolusi di dalamnya. hal ini berkaitan dengan objek kajian.
Revolusi dalam ilmu-ilmu Ilmu-ilmu alam atau eksak mendominasi
keislaman juga harus berdasar pada pemahaman atas sistematis dan metodis
anomali yang timbul dalam masyarakat. dalam pengakuan suatu ilmu. Tolak ukur
Masyarakatnya bukan hanya masyarakat dari suatu ilmu apabila dapat dibuktikan
ilmiah Islam saja, melainkan masyarakat secara empiris dan ilmiah. Hal inilah yang
Islam umum maupun masyarakat dunia. menyebabkan ilmu-ilmu sosial-humaniora
Menurut penulis, hal ini perlu dalam tidak eksis sebagaimana ilmu eksak. Ilmu
rangka memperkenalkan sebuah sosial-humaniora bergerak dalam bidang
paradigma baru dalam ilmu-ilmu Islam sosial dan kemanusiaan. Menghadapi hal
sehingga dapat dikenal dan diterima oleh tersebut, rumpun ilmu ini memandang
masyarakat dunia. Anomali yang timbul ilmu eksak terlalu mendominasi makna
bukan berarti mengkritisi bahkan skeptis dengan pembakuan metodologis. Bahkan
atas ilmu-ilmu Islam yang notabene sebenarnya ilmu-ilmu sosial-humaniora
berasas al-Quran dan hadits. Melainkan dapat berdiri sejajar dengan ilmu eksak
timbul dalam rangka mengembangkan dan berdasar pada sistematika dan metodenya.
menyelaraskan sesuai tuntutan zaman. Untuk menampik berbagai
Revolusi dalam ilmu-ilmu Islam harus diskursus keilmuan dalam Islam perlu
dalam koridor Islam dan tidak adanya sebuah integrasi keilmuan.
menentangnya. Hal ini perlu guna Integrasi keilmuan dapat dikatakan sebagai
menunjukkan identitas dan dalam tataran revolusi ilmu pengetahuan. Karena
teologis tidak menjadikan hasil dari integrasi antara ilmu Islam dan ilmu umum
revolusi ini menjadi teori yang kering akan dapat memberikan sebuah cara pandang
nilai-nilai tauhid dan spirit Islam. Revolusi atau paradigma baru dalam membangun
ini pula harus menekankan pada nilai-nilai keilmuan Islam yang kokoh. Integrasi
etika Islam guna memerhatikan diri tersebut dapat berupa mendialogkan antara
manusia itu sendiri, lingkungan maupun suatu ilmu dengan ilmu lainnya,
alam. keterhubungan ilmu umum dengan ilmu
Diskursus keilmuan umat Islam agama melalui berbagai penelitian
sekarang adalah adanya dikotomi antara terhadap alam, dan sebagainya.(Mufid
ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu umum. 2013, 63)
Dalam ilmu-ilmu keislaman orientasi Dalam bentuk lain dari revolusi
paling kuat adalah berkutat dalam segi keilmuan Islam adalah islamisasi ilmu
pemahaman agama yang jelas baik pada pengetahuan. Mengislamkan suatu ilmu
tafsir, hadits, fiqh, dan lainnya. Dengan bukan berarti merubah fondasi keilmuan
adanya identitas keislaman ini di satu sisi tersebut sejak teori dasar hingga menganut
menunjukkan adanya garis demarkasi dan asas keberislaman. Islamisasi ilmu
pembatasan wilayah kajian. Di sisi lain pengetahuan dapat dilakukan dengan
sebagai identitas otoritas suatu agama. memusatkan proses dan out put dalam
Meskipun begitu, Islam menyatakan bentuk ilmu pengetahuan Islami.(Wahyuni
bahwa orientasi dari ilmu pengetahuan 2018, 10–11) Ilmu pengetahuan Islami
adalah mengetahui Tuhan. Puncak teologi sebagai representasi dari nilai-nilai Islam
ini menjadi karakteristik dalam bangunan yang tauhid dan memanusiakan manusia.
ilmu keislaman.(Latief 2014, 163) Karena problem dalam keilmuan sekarang
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....59

adalah ada ilmu tapi kosong atas yang tetap, kuat, kokoh, dan tidak terdapat
spiritualitas. Kekosongan atas spiritualitas perubahan. Karena pada letak inilah akan
menyebabkan ilmu tersebut gersang tanpa tampak bahwa ilmu-ilmu Islam itu lemah
kehadiran air sebagai penyejuknya. dan tidak dapat menyesuaikan dengan
Memang benar bahwa ilmu asli Islam perkembangan zaman.(Saputra 2020, 126–
sebagai representasi konkret adanya ilmu 27) Revolusi serius perlu dilakukan guna
dalam agama Islam. Namun perlu pula membangun paradigma berpikir lama ini
umat Islam untuk menguasai berbagai menuju paradigma baru yang memberikan
disiplin ilmu yang ada demi melaksanakan ruang untuk berdialog dan interpretasi
tugas di muka bumi. berkelanjutan.
Sebagai cara baru dalam Teori baru sebagai hasil dari
mengembangkan revolusi ilmu dalam revolusi ilmu-ilmu Islam hendaknya tidak
Islam adalah dengan mendasarkan pada mengkandaskan teori lama yang telah lama
konsep tauhid. Konsep tauhid menjadi isu ditemukan. Karena teori baru merupakan
sentral yang berlandaskan pada al-Quran hasil dari perkembangan teori lama yang
dan hadits. Karena perkembangan ilmu disempurnakan. Ulama, ilmuwan, dan
bukan bersifat kumulatif melainkan cendikiawan Islam memiliki peran penting
revolutif, maka tauhid dapat dan tanggung jawab dalam mewujudkan
dikembangkan pemahamannya jauh revolusi ini. Dampaknya juga harus
hingga pada batas revolusi ilmu jauh yang diperhatikan seketika revolusi ilmiah ini
akan datang. Dengan begitu ruh al-Islam dicetuskan. Karena masyarakat Islam
tetap ada. Keyakinan kuat bahwa ilmu harus dapat menerima bahwa ilmu-ilmu
bersumber dari Tuhan harus ditegakkan keislaman dituntut untuk dapat
seraya mengembangkan ilmu menyesuaikan diri dengan peradaban.
pengetahuan.(Shomiyatun 2019, 25–26) Penerimaan oleh masyarakat Islam
Cendikiawan muslim harus memiliki merupakan kunci legitimasi atas revolusi
prinsip ini dalam tindak tanduknya. tersebut.(Sabila 2019, 86) Selagi umat
Karena di tangan cendikiawan suatu ilmu Islam masih memiliki spirit dalam
itu akan berkembang. Ilmu akan menjadi mengembangkan dan memajukan ilmu
alat bantu pada manusia atau akan menjadi pengetahuan dan teknologi, semangat
alat perusak bagi kehidupan manusia itu revolusi sains yang digagas oleh Kuhn
sendiri. Selain itu revolusi ilmu harus dapat diterapkan dalam ilmu-ilmu
dilakukan dengan menjaga nilai dasar keislaman. Dengan begitu perkembangan
strategis yang defentif dan proaktif. Ini ilmu merupakan suatu yang niscaya dalam
semua guna menjaga keilmuan Islam dapat Islam.
terus eksis dalam kehidupan
modern.(Nelvawita 2017, 248–49) G. Kesimpulan
Keniscayaan atas ilmu-ilmu Sebagaimana pemaparan yang
keislaman juga harus ditinggalkan. panjang di atas mengenai revolusi sains
Memang diakui bahwa ilmu-ilmu Islam yang digagas oleh Thomas S. Kuhn dapat
berasal dari al-Quran dan hadits yang disimpulkan bahwa revolusi sains perlu
digali berdasarkan spirit yang terkandung dilakukan. Revolusi tersebut dapat
di dalamnya. Sungguhpun demikian ilmu- dilakukan dalam berbagai disiplin ilmu
ilmi Islam tidak lepas dari kritikan dan apapun. Karena suatu ilmu atau teori pada
perkembangan zaman. Ilmu Islam yang fase perkembangannya akan mengalami
profan tidak harus dimaknai sebagai ilmu pergeseran paradigma akibat anomali yang
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....60

timbul, sehingga mengakibatkan adanya 15 (2): 407–21.


revolusi. Revolusi ilmiah tersebut juga https://doi.org/10.29300/attalim.v1
turut dapat digunakan dalam ilmu-ilmu 5i2.533.
keislaman. Hal ini penting, agar ilmu-ilmu Bagus, Lorens. 2005. Kamus Filsafat.
keislaman dapat selaras dalam mengikuti Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
perkembangan zaman. Jika tidak ada suatu Bakhtiar, Amsal. 2013. Filsafat Ilmu.
revolusi dalam suatu disiplin ilmu, maka Jakarta: Rajawali Pers.
ilmu itu akan ditinggalkan dan tidak sesuai Bird, Alexander. 2014. Thomas Kuhn.
dengan zaman. Sehingga perlu adanya London and New York: Routledge.
spirit keilmuan dan penerimaan dari Damayanti, Septi Nur, dan Hamka
masyarakat ilmiah khususnya dan Mujahid Ma‟ruf. 2018.
masyarakat umum umummnya. “Epistemologi Saintifik Thomas S.
Apa yang digagas oleh Kuhn Kuhn Terhadap Munculnya Ilmu
setidaknya menjadi bagi setiap Pengetahuan Sosial.” Jurnal
cendikiawan bahwa ilmu itu tidak bergerak Filsafat Indonesia 1 (3): 120–27.
dalam suatu siklus normal. Melainkan https://doi.org/10.23887/jfi.v1i3.16
perlu adanya sebuah terobosan baru dalam 192.
mengembangkan ilmu tersebut. Fuller, Steve. 2000. Thomas Kuhn: A
Cendikiawan memiliki kewajiban dalam Philosophical History for Our
mentransformasi ilmu yang lebih baik ke Times. Chicago and London: The
depan. Alih-alih diskursuf dan dikotomi University of Chicago Press.
ilmu kekinian harus ditiadakan, supaya Gie, The Liang. 1998. Lintasan Sejarah
tradisi keilmuan dapat berkesinambungan. Ilmu. Yogyakarta: PUBIB.
Islam tidak memungkiri hal tersebut. Karim, Abdul. 2014. “Sejarah
kewajiban memajukan ilmu pengetahuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan.”
adalah kewajiban setiap orang. FIKRAH 2 (2).
https://doi.org/10.21043/fikrah.v2i
DAFTAR KEPUSTAKAAN 2.563.
Kindi, Vasso, dan Theodore Arabatzis.
Adib, Mohammad. 2018. Filsafat Ilmu: 2012. Kuhn’s The Structure of
Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, Scientific Revolutions Revisited.
dan Logika Ilmu Pengetahuan. 3 New York and London: Routledge.
ed. 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kuhn, Thomas S. 1962. The Structure of
Almas, Afiq Fikri. 2018. “Sumbangan Scientific Revolutions. Chicago:
Paradigma Thomas S. Kuhn dalam University of Chicago Press.
Ilmu dan Pendidikan (Penerapan Latief, Imam Zamroni. 2014. “Islam Dan
Metode Problem Based Learning Ilmu Pengetahuan.” Islamuna:
dan Discovery Learning).” At- Jurnal Studi Islam 1 (2).
Tarbawi: Jurnal Kajian https://doi.org/10.19105/islamuna.v
Kependidikan Islam 3 (1): 89. 1i2.564.
https://doi.org/10.22515/attarbawi. Mahzar, Armahedi. 2004. Revolusi
v3i1.1147. Integralisme Islam: Merumuskan
Amaliyah, Aam. 2016. “Perkembangan Paradigma Sains Dan Teknologi
Paradigma Ilmu Menurut Tinjauan Islami. Bandung: Mizan.
Teori Thomas Khun.” At-Ta’lim : Mufid, Fathul. 2013. “Integrasi Ilmu-ilmu
Media Informasi Pendidikan Islam Islam.” Equilibrium 1 (1): 55–71.
Rahmat Effendi, Revolusi Ilmiah Thomas....61

https://doi.org/10.21043/equilibriu Revolutions. Malden: Polity Press


m.v1i1.200. and Blackwell.
Mustaring, Mustaring. 2014. “Revolusi Shomiyatun, Shomiyatun. 2019. “Konsep
Ilmu Pengetahuan Dan Ilmu Dalam Pandangan Islam.” Al-
Relevansinya Terhadap Pembaruan Misbah (Jurnal Islamic Studies) 5
Hukum Islam.” DIKTUM: Jurnal (1): 15–33.
Syariah Dan Hukum 12 (1): 13–23. https://doi.org/10.26555/almisbah.v
Nelvawita, Nelvawita. 2017. “Akselerasi 5i1.164.
Perkembangan Ilmu Keislaman Soler, Léna, Howard Sankey, dan Paul
(Suatu Analisis Filosofis).” Hoyningen-Huene. 2008.
POTENSIA: Jurnal Kependidikan Rethinking Scientific Change and
Islam 3 (2): 242–55. Theory Comparison: Stabilities,
https://doi.org/10.24014/potensia.v Ruptures, Incommensurabilities?
3i2.4103. The Netherlands: Springer Science
Nurkhalis, Nurkhalis. 2012. “Konstruksi & Business Media.
Teori Paradigma Thomas S. Trisakti, Sonjoruri Budiani. 2008.
Kuhn.” Jurnal Ilmiah Islam Futura “Thomas Kuhn Dan Tradisi-
11 (2): 79–99. Inovasi Dalam Langkah
https://doi.org/10.22373/jiif.v11i2. Metodologis Riset Ilmiah.” Jurnal
55. Filsafat 18 (3): 223–40.
Putra, Afriadi. 2015. “Epistemologi https://doi.org/10.22146/jf.3526.
Revolusi Ilmiah Thomas Kuhn Dan Ulya, Inayatul, dan Nuskhan Abid. 2015.
Relevansinya Bagi Studi Al- “Pemikiran Thomas Kuhn Dan
Qur‟an.” Refleksi: Jurnal Filsafat Relevansinya Terhadap Keilmuan
Dan Pemikiran Islam 15 (1): 1–15. Islam.” FIKRAH 3 (2): 249–76.
https://doi.org/10.14421/ref.2015. https://doi.org/10.21043/fikrah.v3i
%x. 2.1797.
Sabila, Nur Akhda. 2019. “Paradigma dan Wahyuni, Fitri. 2018. “Islamisasi Ilmu
Revolusi Ilmiah Thomas S. Kuhn Pengetahuan (Upaya Mengurai
(Aspek Sosiologis, Antropologis, Dikotomi Ilmu Pengetahuan Dalam
dan Historis dari Ilmu Islam).” QALAMUNA: Jurnal
Pengetahuan).” Zawiyah: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama 10
Pemikiran Islam 5 (1): 80–97. (02).
https://doi.org/10.31332/zjpi.v5i1.1 https://doi.org/10.5281/zenodo.355
318. 9251.
Saputra, Riki. 2020. “Kajian al-Islam dan
Ke-Muhammadiyahan (AIK)
Universitas Muhammadiyah
Sumatera Barat Dalam Perspektif
Filsafat Ilmu Ke-Islaman.” Menara
Ilmu 14 (1).
https://doi.org/10.31869/mi.v14i1.1
869.
Sharrock, Wes, dan Rupert Read. 2002.
Kuhn: Philosopher of Scientific

Anda mungkin juga menyukai