Tujuan Pelatihan
Membekali peserta dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk bekerja
aman dalam ruang tertutup dengan pelaksanaan identifikasi & penilaian
bahaya/ resiko, pembersihan gas (termasuk pendeteksian gas), dan
penerbitan Ijin Kerja serta membekali mereka tentang teknik penyiapan
dan tanggap darurat (misalnya menolong korban dalam ruang tertutup)
UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran negara No. 1 Tahun 1970
UU No.1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK
Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3)
Memakai APD
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak
dipenuhi dan APD yang wajib diragukan
Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling lama
setahun (12 Januari 1970)
Pasal 18
Menetapkan UU No.1 / 1970 sebagai undang-undang keselamatan kerja
dalam LNRI No: 1918 mulai tanggal 12 Januari 1970
DATA KECELAKAAN KERJA
PERIODE TAHUN 2002 s.d. 14 Januari 2005
Seluruh Sektor
Total Kasus
305.068
Total Kasus
Akibat Kecelakaan
Cacat Cacat
Cacat Total Meninggal Sembuh
Akibat kecelakaan Fungsi sebagian
305,068 20,176 551 5,387 269,835
Pembayaran
Santunan 618,49 Miliar
Sebanyak 34,43% penyebab kecelakaan kerja
dikarenakan posisi tidak aman Sumber PT. Jamsostek (Persero) Pusat
DAMPAK KECELAKAAN
PERUSAHAAN
-Uang
-Waktu yang hilang
-Citra pelaksana akan rusak
PEKERJA
-Sakit
-Kematian
-Permiskinan
APA ITU Confined Space?
OSHA 29 CFR-1910.146
KETIDAKTAHUAN
ATAU
TERLALU PERCAYA DIRI
Biasanya menjadi penyebab kecelakaan.
Kapankah Confined space
mengandung RESIKO??
SETIAP KALI ANDA HARUS
MEMASUKINYA!
°c
50 Mechanical
Medical Injury Extreme Heat Noise Falls Faults
OXYGEN
Kandungan oksigen kemungkinan rendah atau hilang
karena berbagai alasan
•Pembilasan dengan gas inert, seperti nitrogen
•Tertekan oleh gas-gas lain dari area pabrik yang
berdampingan
•Penipisan karena oksidasi/ pengkaratan baja
•Penipisan karena kebakaran atau pengelasan/ proses
pemotongan
O
2
21.O% VOL. KONSENTRASI NORMAL
DI UDARA
OKSIGEN? 12 – 14
berkurang
Denyut nadi naik, kesalahan pada
persepsi dan koordinasi
10 – 12 Pernafasan meningkat, kesalahan
penilaian, bibir biru
8 – 10 Kesalahan mental, pingsan, muka
memucat, mual dan muntah
6–8 8 menit – 100% fatal
88 4
91 2
94 1
97 ½
100 ¼
HEAT STRESS
Maximum Permissible WBGT Readings
• kontaminasi
Kandungan Oksigen
• Bentuk / ukuran ruang
• Perencanaan pekerjaan
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
. Kondisi peralatan
. Penerangan
• SUPERVISOR
• ENTRANT (PEKERJA YANG MASUK)
• ATTENDANT/
STAND-BY PERSONNEL
(PERSONIL PENUNGGU LUAR)
• RESCUER (TEAM PENYELAMAT)
SUPERVISOR
Karyawan yang
bertanggung jawab
mengkoordinir masuk
dalam ruang tertutup
(The employee responsible for
coordinating the entry into the
confined space. This must be a
Site Supervisor or Team Leader or
Foreman).
SUPERVISOR
PENERIMA PEKERJAAN
SURAT PERMOHONAN
IJIN KERJA
KEPALA
UNIT K3
CHECK LAPANGAN
AHLI K3 LAPORAN & ANALISA K3
Sertifikat GAS FREE
Pengertian :
Ijin kerja/ work permit
adalah suatu sistem
yang mengatur alur/
proses kerja yang
beresiko tinggi.
IJIN KERJA
(PERMIT TO WORK)
PTW Controller/
Mengeluarkan PTW Representative Safety Dept
dan meyakinkan koordinasi
semua pekerjaan dilakukan
secara benar
Area Authority
Pengawas Senior
Wewenang untuk menanda tangani PTW
Meyakinkan semua anggota dari Performing Authority sesuai dengan jabatan kerjanya
kelompok pekerjaan tersebut telah
Pengawas Lapangan
memahami batasan, larangan dan
bahaya yang timbul
Leader Pelaksana Kerja
(PIC)
Melaksanakan pekerjaan berdasarkan
persyaratan kerja aman seperti tertera
pada Ijin Kerja & JSA.
ISOLASI ENERGI
(ENERGY ISOLATION)
• Mekanik (Mechanical)
• Kelistrikan (Electrical)
• Proses dan Hidrokarbon
SUMBER PENGAPIAN
Empat Unsur Terjadinya Api
(Tetrahedron of Fire)
Fuel (bahan bakar), misalnya: BBM, kertas,
gas asetilen, dan lain-lain
Oksigen
Heat (panas), misalnya: udara yang
terkompresi, sinar matahari, sumber api
sendiri
Rantai reaksi kimia
TETRAHEDRON OF FIRE
FUEL
AIR HEAT
CHEMICAL
REACTION
PIRAMIDA API
(Tetrahedron of Fire)
Bahan bakar dapat berupa bahan padat, cair dan
gas.
Sifat mudah terbakar bahan (terutama bahan
cairan dan gas) tergantung beberapa sifat kimia
bahan:
Titik nyala bahan/ flash point
Titik bakar/ fire point
Titik nyala sendiri/ auto ignition
Daerah mudah menyala/ flammable range
RANTAI REAKSI
Contoh:
o
Bensin - 43 C
o o
Kerosin 40 C hingga 70 C
o
Parafin 38 C
Suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa
ada perlakuan (treatment) dari luar
Suhu penyalaan sendiri untuk beberapa
jenis bahan bakar
Bensin 456oC Arang 125oC
Kerosin 228oC Kertas Koran 185oC
Parafin 316oC Kapas 225oC
Asetelin 335oC Jerami 170oC
Prophane 467oC Serbuk Gergaji 195oC
Buthane 287oC
ADO 210oC
H2S 260oC
Batas konsentrasi campuran antara uap
bahan bakar dengan udara yang dapat
terbakar (menyala) bila dikenai sumber
panas
Dibatasi oleh:
Batas bisa terbakar atas (UEL/UFL)
Batas bisa terbakar bawah (LEL/LFL)
KONSENTRASI
Daerah miskin
Daerah kaya
gasoline
Daerah bisa terbakar sebagian bahan
(% vol. Uap di udara)
LEL UEL
Bensin 1.4 - 7.6
ADO 0.7 - 5.0
Jet Fuel 0.6 - 3.7
Propane 2.3 - 9.5
Asetelin 2.5 - 8.2
Butane 1.6 - 8.4
Methane 5.0 - 20.0
H2S 4.0 - 44.8
TITIK BAKAR (Fire
Point)
Adalah suhu terendah dimana suatu zat
(bahan bakar) cukup mengeluarkan uap dan
terbakar (menyala terus menerus) bila diberi
sumber panas.
Contoh:
o
Bensin - 43 C
o o
Kerosin 40 C hingga 70 C
o
Parafin 38 C
DEBU MUDAH TERBAKAR
Bisa ditemui saat pembongkaran/
pemuatan atau saat pengolahan
bahan. Hal ini termasuk:
Debu bata bara
Debu tepung gandum
Debu-debu bahan kimia
bila terakumulasi saat
proses manufakturing
SIFAT LEDAKAN DEBU
Nama bahan Konsentrasi Titik bakar
g/m3 o
C
Argon
Contoh gas Butane
hampir sama
Carbon Dioxide
berat dengan
udara: Chlorine
Ethane
Hexane
Hydrogen Sulfide
Methyl Ethyl Ketone
Contoh gas
yang lebih Methyl Mercaptan
berat dari
Nitrogen Dioxide
udara:
Oxygen
Sulfur Dioxide
GAS-GAS BERACUN
(4)
Kondisi paparan suatu bahan harus dikurangi sedapat mungkin
pada kadar yang dapat diterima di bawah NAB.
LEL : Lower Explosive Limit, konsentrasi terendah
untuk reaksi pembakaran.
Contoh:
H 2S 15 ppm
Ammonia 35 ppm
CO2 30,000 ppm
Chlorine 0.3 ppm
SO2 5 ppm
Immediately Dangerous to Life and
Health (IDLH)
Iritasi
Alergi
Aspiksian
Gangguan Sistemik (Racun Sitemik)
Kanker
Merusak Janin
Mandul
Gangguan Pernafasan
Bahan Kimia/Bahan Beracun
Dapat berakibat cedera, takut atau sakit dalam
proses lama setelah bekerja, kematian
Dalam bentuk uap, debu, embun atau bahaya informasi
terhadap bahan-bahan dapat diperoleh melalui MSDS
Batasan Paparan yang muncul 50% dari Batasan
Paparan Kerja/Occupational Exposure Limit (OEL)
tidak dibolehkan, kecuali dengan persyaratan-
persyaratan khusus. Bahan-bahan tersebut seperti :
Carbon Monoxide (CO), Hydrogen Sulphide (H2S),
Hydrofluoric (HF), Sulphuric Acid, Amonia, Lead
Alkyls, Mercury
Penggunaan respirator dengan filter cartridge dan
canister tidak diijinkan.
Jalur Masuk
Pernapasan (menghirup gas, uap atau
butir-butir di udara)
Penyerapan melalui kulit (kontak langsung
dengan bahan kimia)
Melalui mulut/saluran pencernaan
Asam Hidroklorida (HCl)
Memiliki bau yang tajam dan iritasi
terkadang tidak berwarna hingga kekuning-
kuningan. Zat ini menimbulkan uap yang
dapat mengakibatkan iritasi dan beraksi
dengan air. Bila terhirup akan
mengakibatkan batuk dan susah bernafas.
Zat ini beraksi dengan besi/ metal yang
mengeluarkan hydrogen yang akan
membentuk campuran mudah meledak saat
bercampur dengan udara di ruang tertutup.
Zat ini lebih berat dari pada udara dan
mendidih hanya pada suhu 50OC.
Asam Sulfat (H2SO4)
Berbentuk cair yang tidak berbau dan tidak
berwarna hingga coklat tua. Namun demikian
zat ini menimbulkan reaksi keras dengan air
dan menghasilkan embun dimana bila
terhirup mengakibatkan rasa terbakarnya
hidung dan tenggorokan. Zat ini tidak
terbakar, tetapi bila bereaksi dengan besi/
metal menimbulkan bentuk campuran mudah
meledak saat bercampur dengan udara di
ruang tertutup. Zat ini lebih berat dari pada
udara.
Acetylene (C2H2)
Gas ini juga disebut gas karbit. Jenis gas ini
tidak berwarna, larut di dalam alkohol, aseton
maupun di dalam air, serta mudah terbakar.
Secara umum gas ini dibuat dengan cara
menambahkan air pada sejumlah karbit (Calcium
Carbide), sehingga terjadi reaksi kimia:
CaC2 + 2H2O Ca(OH)2 + C2H2
(Karbit) (Air) (Slurry) (Gas asetilen)
SG = 0.9
Flammable Rage = 2.5% - 8%
Amoniak (NH3)
Merupakan gas yang tidak berwarna dengan rasa bau yang
khusus. Zat ini ditemukan dalam bermacam produk pembersih
rumah tangga dan juga pada industri, seperti fertilizer,
pabrik kimia, serat tekstil, pencelupan dan bahan peledak.
Zat ini selalu dalam bentuk cair untuk pengguaannya di
industri.
Zat ini bersifat irritant para terhadap paru-paru, tenggokan
dan hidung serta paparannya pada disis tinggi dapat
menyebabkan kematian. Sebagai gas, zat ini lebih ringan dari
pada udara dan dapat bubar karena angin.
Amonia tidak dapat dengan mudah dapat tersambar api,
namun peledakan karena percampuran dengan udara dapat
terjadi di ruang tertutup. Zat dapat bereaksi keras dengan
senyawa lain terhadap/ dari produk-produk yang dapat
meledak.
SG = 0.59
TWA = 25 ppm
STEL = 35 ppm
Butan (C4H10)
Zat yang tidak berwarna, gas yang dapat
menyebabkan iritasi dengan bau yang ringan dalam
bensin. Baunya tidak dipakai sebagai tanda yang
aman untuk menentukan konsentrasinya di atas
batasan aman. Konsentrasi tinggi akan
menyebabkan anaesthetic dan asphyxiant.
Sebagai cairan yang disimpan dengan bertekanan,
butan akan menyebabkan frostbite dan kebakaran
pada kulit. Sebagai gas yang sangat mudah
terbakar, butan dapat meledak dan terbakar. Zat
ini lebih padat/ tebal dari pada udara.
Flammable Range = 1.6% - 8.4%
SG = 2.0
TWA = 800 ppm
Karbon Monoksida (CO)
Merupakan zat tidak berwarna dan berbau dan
merupakan racun yang tinggi. Zat ini dibentuk oleh
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
dimana hal ini karena tidak cukupnya oksigen untuk
penyelesaian pembakaran.
Zat ini ditemukan dalam knalpot mobil dan muncul
pada selokan, dimana zat ini terkumpul dari asap
buang knalpot mobil yang lewat. Zat ini dapat
terkumpul dalam garasi dimana saat pengetesan
mesin mobil, dimana ruang pembakaran yang tidak
sempurna, seperti kebakaran, atau bahan akar
yang tersendat yang tidak menjadi gas yang keluar
ke udara.
SG = 0.97
TWA = 25 ppm
30 PPM PEL, 8 jam/hari (Worksafe Aust.)
200 PPM Sedikit pusing dalam 2-3 jam
400 PPM Pusing dalam 1-2 jam.
800 PPM Pusing dalam 45 menit, pingsan dan
mungkin meninggal dlm 2 jam.
1600 PPM Pusing dalam 20 menit, pingsan dan
mungkin meninggal dlm 2 jam.
3200 PPM Pusing dalam 5-10 menit.
6400 PPM Pusing dalam 1-2 meni,
pingsan dan meninggal dlm 10-
15 menit.
12800 PPM Langsung pingsan dan mungkin
meninggal dlm 1-3 menit.
Oksigen (O2)
Oksigen atau zat asam merupakan gas
yang tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak memiliki rasa. Gas yang dapat
larut di dalam air maupun alkohol ini
banyak digunakan di sektor industri
baja, pengelasan, rumah sakit-rumah
sakit dan lain-lain.
SG = 1.1
TLV = >19.5% - < 23.5%
Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas berbau telor busuk. Zat ini terbentuk selama
pembusukan sampah buangan dan dapat ditemui dalam
selokan-selokan. Mengaduk-aduk endapan, membuka
saluran selokan dan mengeruk aliran buangan akan dapat
menyebabkan gas ini keluar secara cepat. Zat ini lebih
berat dari udara, sehingga akan mengendap pada bagian
bawah dari lobang dan tempat tertutup.
Tidak berwarna dan mudah terbakar. Iritasi pada hidung
dan mulut. Tidak boleh percaya terhadap adanya tanda
“aman atau tidak aman”, sebab paparan yang lama terhadap
gas ini akan melumpuhkan sensor rasa kita. Paparan yang
cukup tinggi akan menyebabkan kematian.
SG = 1.19
TWA = 10 ppm
STEL = 15 ppm
Dampak paparan H2S
Testing akan
memeriksa
keberadaan gas
mudah menyala/
terbakar atau asap
beracun dan
memastikan
cukupnya suplai dan
kandungan oksigen
Satuan : ……. % Vol.
Udara = 20,954 % O2 + N2 + gas
lainnya.
Hazardous Atmosphere
30 m
Flammable Vapor
Pengisian/Pembilasan (purging) merupakan langkah
pertama dalam merubah kandungan atmosfer sesuai
standar yang diterima.
• Gas/uap campuran harus kurang dari 10% dari
bacaan LEL (untuk gas tidak beracun).
• Gas/uap campuran harus kurang dari 1% dari
bacaan LEL (untuk gas beracun).
• Konsentrasi kontaminan racun harus di bawah
nilai ambang batas (NAB/PEL).
• Purging dilakukan dengan menekan atmosfer dalam
mungkin.
• Ventilasi menyedot udara setempat dapat
Yang Didorong
kontaminan.
• Blower Bertekanan Udara (Pneumatic Air Mover)
discharge.
Duct (selang) harus terpasang:
• Sependek mungkin;
ujung lainnya.
19 99
1 9 9 9
Replace
PPE
HEAD AND FACE PROTECTION
PPE
EYE PROTECTION
PPE
CAUSES OF EYE INJURY
HIGH VELOCITY ENERGY
FOREIGN RADIATION
BODIES
CHEMICALS
GENERAL
FOREIGN
BODIES
BLUNT MISSILES
PPE
TYPE OF PROTECTION
PPE
HEARING PROTECTION
PPE
HEARING PROTECTION
(Latihan Penyelamatan)
RESCUE PROCEDURES
PORSEDUR PENYELAMATAN
(RESCUE PROCEDURES)
Hubungi Regu Tanggap
darurat segera untuk
mendapatkan bantuan
Penyediaan kelengkapan
Cylinder Strap
Pressure Gauge
Lung Demand
Valve
Harness
Fisrt Stage Cylinders
Carbon Composite
Pressure Reducer Backplate
Silinder
Fungsi-fungsi Komponen
= 30 menit – 10 menit
= 20 menit
SEBAGAI GAMBARAN LEBIH LENGKAP DALAM BUKU A100
INSTRUCTION MANUAL DRAGER NORMALAIR LIMITED
MEMBERIKAN DATA SEBAGAI BERIKUT :