Anda di halaman 1dari 190

CONFINED SPACE

Tujuan Pelatihan
Membekali peserta dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk bekerja
aman dalam ruang tertutup dengan pelaksanaan identifikasi & penilaian
bahaya/ resiko, pembersihan gas (termasuk pendeteksian gas), dan
penerbitan Ijin Kerja serta membekali mereka tentang teknik penyiapan
dan tanggap darurat (misalnya menolong korban dalam ruang tertutup)
UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran negara No. 1 Tahun 1970
UU No.1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK
 Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3)
 Memakai APD
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
 Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
 Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak
dipenuhi dan APD yang wajib diragukan

Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja


 Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan
mentaati K3 dan APD

Pasal 14 – Kewajiban pengurus


 Menempatkan syarat-syarat K3 ditempat kerja (UU
No.1/1970 dan peraturan pelaksanaannya)
 Memasang poster K3 dan bahan binaan K3
 Menyediakan APD secara cuma-cuma
UU No.1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
adalah pelanggaran

Pasal 16
 Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling lama
setahun (12 Januari 1970)

Pasal 17Pasal 15 – Ketentuan Penutup


 Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal diatur lebih lanjut dengan peraturan
perundangan
 Ancaman pidana atas pelanggaran:
* Maksimum 3 bulan kurungan atau
* Denda maksimum Rp. 100,000,-
 Tindak pidana tersebut
 Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja > VR 1910 tetap
berlaku selama tidak bertentangan

Pasal 18
 Menetapkan UU No.1 / 1970 sebagai undang-undang keselamatan kerja
dalam LNRI No: 1918 mulai tanggal 12 Januari 1970
DATA KECELAKAAN KERJA
PERIODE TAHUN 2002 s.d. 14 Januari 2005

Seluruh Sektor
Total Kasus
305.068
Total Kasus
Akibat Kecelakaan
Cacat Cacat
Cacat Total Meninggal Sembuh
Akibat kecelakaan Fungsi sebagian
305,068 20,176 551 5,387 269,835

Pembayaran Pembayaran Santunan (Rp)


Santunan Cacat Cacat Cacat Santuan Uang Santuan
STMB
Fungsi Sebagian Total Kematian Kubur Berkala
45,0 M 50,0 M 231,2 M 7,75 M 159,0 M 5,0 M 9 M1,4
Penggantian Biaya Penggantian Biaya
( Transportasi; Obat; Rawat Inap; Jasa Dokter, dll)
242,7 M
Total Total Jaminan
421,0 M Sumber PT. Jamsostek (Persero) Pusat
DATA KECELAKAAN KERJA
PERIODE TAHUN 2013
Seluruh Sektor
Total Kasus
Total Kasus
192.911
Meninggal - 3.539 orang
Akibat kecelakaan Sakit – 15.106 orang
Luka-luka – 174.266 orang
(meninggal mendadak 446 orang)

Pembayaran
Santunan 618,49 Miliar
Sebanyak 34,43% penyebab kecelakaan kerja
dikarenakan posisi tidak aman Sumber PT. Jamsostek (Persero) Pusat
DAMPAK KECELAKAAN
PERUSAHAAN
 -Uang
 -Waktu yang hilang
 -Citra pelaksana akan rusak

PEKERJA
 -Sakit
 -Kematian
 -Permiskinan
APA ITU Confined Space?
OSHA 29 CFR-1910.146

SEMUA DAERAH YANG


MEMPUNYAI AKSES
TERBATAS
Dimana gas, uap dan resiko
terhadap badan dapat
membahayakan keselamatan dan
bukan sebagai tempat kerja
permanen
Ships Holds

Manholes Sewers Tanks


Type of
CONFINED
SPACES
Pits Ducts Tunnels

Shafts Silos Vaults Pipes ++++++


JENIS-JENIS CONFINED SPACE
 Tanki (Tangki)
 Chamber (Ruang
Chamber)
 Silo
 Trench ( Parit
Memanjang )
 Pit (Kolam)
 Pipe (Pipa)
 Sewer (Selokan Buangan)
 Well (Sumur)
 Flue (Pipa buangan asap)
 Enclosed space (Ruang
terbatas)
Mengapa harus mengetahui tentang
confined spaces ?

DEMI KESELAMATAN ANDA!


• Setiap tahun, ratusan pekerja tewas atau terluka pada confined
space
• Kecelakaan sering terjadi dengan cepat & tak terduga

KETIDAKTAHUAN
ATAU
TERLALU PERCAYA DIRI
Biasanya menjadi penyebab kecelakaan.
Kapankah Confined space
mengandung RESIKO??
SETIAP KALI ANDA HARUS
MEMASUKINYA!

Tugas Rutin Keadaan Darurat

Inspeksi, pengujian atau Saat kebocoran, kesalahan


pemeliharaan alat teknis, dll

Membersihkan perbaikan, Menolong teman kerja


dan pekerjaan lain. yang telah terluka atau
pingsan
 BAHAYA UTAMA
19 20 21

- Kekurangan oxygen. DANGER


OXYGENBELOW 21%

-Gas dan uap beracun.


- Ledakan atau kebakaran.
BAHAYA (HAZARDS) Lainnya
 Peralatan berputar
atau bergerak yang
tidak diisolasi
 cairan atau gas tidak
diisolasi
 Kebisingan atau suara
yang keras
 Bahaya tersandung
atau jatuh
 Bahaya kurangnya
penerangan
BAHAYA CONFINED SPACES

Explosive Dust Entrapment Engulfment

Weather Chemical Spills


Flooding Conditions

°c
50 Mechanical
Medical Injury Extreme Heat Noise Falls Faults
OXYGEN
Kandungan oksigen kemungkinan rendah atau hilang
karena berbagai alasan
•Pembilasan dengan gas inert, seperti nitrogen
•Tertekan oleh gas-gas lain dari area pabrik yang
berdampingan
•Penipisan karena oksidasi/ pengkaratan baja
•Penipisan karena kebakaran atau pengelasan/ proses
pemotongan

Rendahnya oksigen diperingatkan sebagai satu-satunya


bahaya terbesar dalam Ruang Tertutup
UDARA NORMAL
Udara terdiri beberapa kandungan gas:
 Nitrogen 78,09%
 Oksigen 20,95%
 Argon 0,93%
 Karbon Dioksida 0,03%
OXYGEN

23.O% VOL. RESIKO MELEDAK


JANGAN MASUK!

O
2
21.O% VOL. KONSENTRASI NORMAL
DI UDARA

19.5% VOL. KESULITAN BERNAFAS


JANGAN MASUK!
Kekurangan Oksigen
 Atmosfir mengandung oksigen kurang dari
19.5% dipertimbangkan sebagai kekurangan
oksigen:
 Pesonil tidak diijinkan untuk masuk, kecuali:
Breathing Apparatus digunakan
Penyebab kurangnya oksigen teridentifikasi.
Kelebihan Oksigen
• Atmosfir mengandung oksigen lebih dari
22% dipertimbangkan sebagai kelebihan
oksigen
• Masuk atmosfir dengan oksigen berlebihan
tidak diijinkan, kecuali dengan persyaratan
khusus karena berpostensi untuk terjadi
peledakan.
Satuan : ……. % Vol.
Udara = 20,954 % O2 + N2 + gas
lainnya.

OKSIGEN dimonitor pd.


21.0% vol.
Keurangan Oksigen
Apa yang terjadi
Oxygen (% by volume) Effects & Symptoms

bila ada 19.5 Level minimum yang diijinkan

kekurangan 15 – 19 Kemampuan untuk bekerja normal

OKSIGEN? 12 – 14
berkurang
Denyut nadi naik, kesalahan pada
persepsi dan koordinasi
10 – 12 Pernafasan meningkat, kesalahan
penilaian, bibir biru
8 – 10 Kesalahan mental, pingsan, muka
memucat, mual dan muntah
6–8 8 menit – 100% fatal

4-6 Koma dalam 40 detik, kejang, tewas


KEADAAN BERBAHAYA

Uap keluar saat tumpukan


lumpur diaduk saat
inspeksi/ pembersihan
KEADAAN BERBAHAYA

• Asap yang dikeluarkan dari operasi dalam


ruang tertutup, seperti pengelasan,
pemotogan dengan api, pelapisan dengan
timah hitam, pelapisan cat dengan karet
dan pengecatan dengan kuas dan
penyemprotan, moulding fiberglass,
penggunaan lem perekat, dll.
BAHAYA
Penggunaan bahan kimia
Penggunaan peralatan
BAHAYA KESELAMATAN
UMUM
• Mekanis; hidupnya peralatan listrik atau
mekanis

• Masalah Komunikasi; Sistem komunikasi,


penerangan

• Masuk dan Keluar; terbatas secara fisik

• Fisik; panas/ dingin, kebisingan, getaran, dan


kelelahan
Paparan kebisingan yang diijinkan

• NAB 85 dBA untuk paparan 8 jam terus menerus


• Kebisingan lebih dibolehkan namun dalam waktu yang
lebih pendek.
• Setiap kenaikan 3 dBA tingkat suara, paparan waktu
kerja harus dikurangi setengah.
• Pengurangan kemampuan dengar – berdampak dalam

waktu yang lama.


Paparan kebisingan yang diijinkan

Sound Pressure Level (dBA) Exposure Time (hr/day)


85 8

88 4

91 2

94 1

97 ½

100 ¼
HEAT STRESS
Maximum Permissible WBGT Readings

Work : Rest Regime Work Load


Masa kerja : Istirahat Beban Kerja
Ligth Moderate Heavy
Ringan Sedang Berat
Continuous 30.0° C 26.7° C 25.0° C
Terus menerus

75% : 25% each hour 30.6° C 28.0° C 25.9° C


setiap jam

50% : 50% each hour 31.4° C 29.4° C 27.9° C

25% : 75% each hour 32.2° C 31.1° C 30.0° C

WBGT (WBGT) = Wet Bulb Globe Temperature


TYPE OF WORK / WORK LOAD
CATEGORY
Light : (Contoh: duduk atau tegak
Work untuk memantau mesin,
melakukan gerakan)
Modera : (Contoh: berjalan dengan
te Work mengangkat atau mendorong)

Heavy : (Contoh: Mendongkrak dan


Work memacul)
PENGENDALIAN BAHAYA
• Menghilangkan bahaya

• Mengganti proses kerja yang berbahaya atau bahan berbahaya


dengan yang kurang berbahaya;

• Pengendalian Secara Engineering/ Teknik, seperti: ventilasi


pembuangan, penggunaan robot

• Pengendalain Secara Administratif, perputaran pekerja untuk


mengurangi paparan

• Penggunaan Alat Pelindung Diri


PENILAIAN BAHAYA
(1)
(PENILAIAN RESIKO)
 Kondisi umum
 Informasi dari penggunaan
sebelumnya atau kandungannya
 Kemungkinan ruangan terjadi

• kontaminasi
Kandungan Oksigen
• Bentuk / ukuran ruang
• Perencanaan pekerjaan
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Job Safety Analysis adalah suatu


proses dimana bahaya dianalisa dari
setiap langkah pekerjaan supaya
bahaya dapat teridentifikasi dan
pengendalian bahaya dilakukan untuk
mengurangi resiko terhadap personil,
harta benda dan lingkungan hidup.
LANGKAH-LANGKAH JSA

1. Pecahkan pekerjaan menjadi


langkah-langkah yang logis
2. Identifikasi bahaya dari setiap
langkah
3. Kembangkan cara menghilangkan
bahaya-bahaya yang teridentifikasi
4. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang ada di lembar JSA
JOB SAFETY ANALYSIS
 Kapan JSA harus dibuat:
 Sebelum memulai aktifitas kerja

 Pada pekerjaan yang baru atau tidak


rutin

 Saat ditemukan bahaya-bahaya baru


JOB SAFETY ANALYSIS
 Siapa yang Membuat JSA:
 Pekerja
 Pengawas
 Personil K3
 Engineering
STANDARDS & PROCEDURES OF
CONFINED SPACE ENTRY
Standard & Procedures
”MASUK” didefinisikan sebagai masuknya bagian tubuh
manapun atau muka ke dalam ruang yang terbatas

• Pelatihan dibutuhkan bagi setiap personil terkait


• Positif Blind (penyekat satu arah) diperlukan

• Petugas penguji gas yang berkompeten

• Regu Tanggap Darurat

• Analisa Bahaya & Resiko (JSA) diperlukan


Prosedur Kerja Aman

• Identifikasi/ analisa bahaya

• Identifikasi kemungkinan cedera dan sakit, kerusakan


peralatan, pencemaran lingkungan akibat bahaya.

• Mengurangi atau menghilangkan bahaya.

• Catatan tindakan pencegahan dibutuhkan untuk pekerjaan.

• Melaksanakan prosedur keamanan kerja.


1. Perencanaan untuk masuk ruang
tertutup:
 Pengumpulan data umum
 Identifikasi bahaya
 Pengisolasian ruang tertutup (Pembuka dan
pemasangan pengahalang/ blind)
 Prosedur LOTO (Lock Out & Tag Out)
 Ventilasi udara ruang tertutup
 Pembuangan/ purging dan Pembersihan ruang
tertutup
 Penempatan Rambu-rambu peringatan
 Penunjukan personil dan pemilihan peralatan
standar

2. Pelaksanaan pelatihan persiapan pra-masuk


Masuk Ruangan Tertutup
Persyaratan Standar :
• Semua opsi lain telah diatur
• Ijin Kerja diterbitkan oleh orang yang bertanggung
jawab
• Ijin Kerja telah dibahas dan dipajang

• Semua orang yang terlibat mempunyai kemampuan


untuk melakukan pekerjaan tersebut

• Ruangan telah disiolasi darai sumber energi


• Pengujian udara dilakukan

• Petugas penjaga berada ditempatkan


• Yang tidak berwenang dicegah masuk
Peralatan Untuk Masuk & Bekerja

. Susunlah daftar peralatan yang


dibutuhkan

. Kondisi peralatan

. Penerangan

. Berikan ukuran tegangan listrik


yang aman kepada penjaga
TANGGUNG JAWAB PERSONIL YANG
TERKAIT (RESPONSIBILITIES OF INVOLVED PERSONNEL)

• SUPERVISOR
• ENTRANT (PEKERJA YANG MASUK)
• ATTENDANT/
STAND-BY PERSONNEL
(PERSONIL PENUNGGU LUAR)
• RESCUER (TEAM PENYELAMAT)
SUPERVISOR
Karyawan yang
bertanggung jawab
mengkoordinir masuk
dalam ruang tertutup
(The employee responsible for
coordinating the entry into the
confined space. This must be a
Site Supervisor or Team Leader or
Foreman).
SUPERVISOR

1. Tanggungjawab sebelum masuk


2. Tanggungjawab selama berada
di dalam
3. Ijin dibatalkan jika kondisi
semakin memburuk
4. Mencegah orang yang tidak
berwenang masuk
5. Ketika pekerjaan selesai
ENTRANT
Karyawan dimana
secara fisik masuk
kedalam ruang
tetutup untuk
melaksanakan
pekerjaan
ATTENDANT
Karyawan yang tetap berada
di luar ruang tertutup dan
memantau para pekerja yang
masuk; menjaga ruangan
terhadap orang yang tidak
berwenang masuk;
memberitahu pekerja yang
masuk terhadap adanya
kondisi yang tidak biasa;
membantu petugas
penyelamat bila diperlukan.
ATTENDANT
Segera memberitahukan
kepada pekerja di dalam untuk keluar
jika terjadi hal sebagai berikut:
1. Kondisi pekerja berubah
2. Mendapatkan tanda atau masalah medis
3. Aktivitas di luar ruangan yang bisa
mempengaruhi keselamatan orang yang
di dalam

Membantu penyelamatan atau tindakan


gawat darurat, jika anda diminta
Tanggung Jawab Supervisor
 Meyakinkan kecukupan proteksi tersedia untuk
pekerja yang masuk dengan melakukan pemeriksaan
loto dan semua bahaya sudah terisolasi aman
 Mendukung petugas penunggu luar yang berwenang
dalam pengendalian masuk ruang tertutup
 Melakukan verifikasi semua personil sudah keluar
sebelum penutupan ruang
 Meyakinkan semua personil yang terlibat memahami
dan peduli terhadap bahaya yang terkait dengan
ruang tertutup tsb.
 Meyakinkan pelayanan penyelamatan tersedia
sebelum adanya personil masuk
Tanggung Jawab Entrant
(Entrant Responsibilities)

 Memastikan bahwa ruang tertutup tersebut


telah diventilasi, diisolasi, dikosongkan,
atau membuat aman untuk masuk
 Segera keluar ruang, tanpa bertanya,
sesuai peringatan attendant, tidak peduli
alasannya
 Mengikuti semua aturan dan prosedur
keselamatan yang diterapkan untuk
pekerjaan tersebut.
 Memahami pekerjaan yang akan dilakukan
dan prosedur yang diterapkan untuk
pekerjaan tersebut
 Menggunakan APD yang diperlukan
Tanggung Jawab Attendant
(Attendant Responsibilities)
 Memantau entrans saat pekerjaan berjalan
dan saat masuk dan keluar serta meyakinkan
keselamatan mereka
Attendant tidak boleh meninggalkan posnya apapun
alasannya saat pekerja ada di dalam kecuali diganti
oleh attendant yang berkualifikasi
 Memantau kondisi atmosfer dalam ruang
sebelum dan saat orang masuk
 Memantau jalan masuk/keluar dari ruang
tertutup
Tanggung Jawab Attendant
(Attendant Responsibilities)

 Menjadi pembantu tanggap darurat bila


diperlukan
 Menilai bahaya di dalam dan sekitar
ruang, dan melakukan tindakan pada
waktu yang sama
 Menjaga catatan dari keperluan
pekerjaan ruang tertutup, seperti hasil
pengujian udara, personil yang
masuk/keluar, dll.
PERMIT TO WORK -
CONFINED SPACE ENTRY
(2)
PROSEDUR IJIN KERJA
PEMBERI KERJA

SURAT PERINTAH KERJA

PENERIMA PEKERJAAN

SURAT PERMOHONAN
IJIN KERJA

KEPALA
UNIT K3
CHECK LAPANGAN
AHLI K3 LAPORAN & ANALISA K3
Sertifikat GAS FREE

SURAT IJIN KERJA


IJIN KERJA
(PERMIT TO WORK)

Pengertian :
Ijin kerja/ work permit
adalah suatu sistem
yang mengatur alur/
proses kerja yang
beresiko tinggi.
IJIN KERJA
(PERMIT TO WORK)

Tujuan Ijin Kerja:


Mengetahui proses/
alur kerja
Mengidentifikasi,
memperbaiki dan
mencegah bahaya dan
resiko
Memberikan
informasi mengenai
progress pekerjaan
IJIN KERJA
(PERMIT TO WORK)

 Kapan Ijin Kerja Dibuat:


 Saat akan melakukan
pekerjaan
 Saat pergantian shift
 Saat diketahui bahwa
pekerjaan beresiko tinggi
 Melakukan pekerjaan yang
tidak pernah dilakukan
Organisasi Sistem Ijin Kerja
Manajer/ Penunjukkan PTW Controller, Area
Authority & Performing Auhtority
Kepala Bagian

PTW Controller/
Mengeluarkan PTW Representative Safety Dept
dan meyakinkan koordinasi
semua pekerjaan dilakukan
secara benar
Area Authority
Pengawas Senior
Wewenang untuk menanda tangani PTW
Meyakinkan semua anggota dari Performing Authority sesuai dengan jabatan kerjanya
kelompok pekerjaan tersebut telah
Pengawas Lapangan
memahami batasan, larangan dan
bahaya yang timbul
Leader Pelaksana Kerja
(PIC)
Melaksanakan pekerjaan berdasarkan
persyaratan kerja aman seperti tertera
pada Ijin Kerja & JSA.
ISOLASI ENERGI
(ENERGY ISOLATION)

Isolasi energi termasuk:


(The Energy included)

• Mekanik (Mechanical)
• Kelistrikan (Electrical)
• Proses dan Hidrokarbon

(Process & Hydrocarbon)


• Hidrolik dan udara tekan

(Hydraulic & compressed air)


• dll. (etc.)
ENERGY ISOLATION
(ISOLASI ENERGI)

Prosedur untuk Pengisolasian Energi:


(Procedure for Energy Isolation)
• Cara isolasi yang disetujui oleh orang yang
kompeten
(Method of isolation is agreed by competent person)
• Dilepasnya energi yang tersimpan
(Discharge any store energy)
• Penguncian dan pelabelan dilakukan pada
tempat pengisolasian
(Lockout and Tag out is utilized at isolation point)
• Pengujian fungsi isolasi dilakukan
(Function test of isolation is carried out)
• Pemantauan isolasi secara periodik
(Monitor isolation periodically)
Sistem Pemipaan & Kelistrikan Yang
Memerlukan Isolasi/ LOTO
Penguncian & Pelabelan/ LOTO
(Lock-out & Tag-out/ LOTO)

Apa itu LOTO…..? (What is LOTO ….?)


• Secara fisik melekatkan Label
Tanda Peringatan pada peralatan
yang dikunci (the physical attachment of
ID Warning Tags to the equipment to be
“Locked-out”)

• Melekatkan Label Tanda


Peringatan pada peralatan “sedang
servis”, “sedang perbaikan”, dll.
(the attachment of ID Warning Tags to “out
of service”,“out for repair”, damaged, etc
equipment)
GAS CHARACTERISTICS
(3)
GAS CHARACTERISTICS
Karateristik Gas
Karakteristik (sifat-sifat khusus)
gas-gas dimaksud antara lain adalah
susunan kimia, sifat fisik gas, dan
jenis-jenis gas.
Jenis-jenis Gas
-Gas-gas yang dipakai sebagai bahan
bakar

-Gas-gas yang tidak dapat teroksidasi

-Gas-gas yang memiliki sifat racun.


BAHAN MUDAH MENYALA
DAN TERBAKAR
Ialah proses api yang menjalar
secara lambat pada ruang
terbuka.
LEDAKAN
Ialah proses pembakaran yang
berlangsung secara cepat sekali pada
ruang tertutup.

Terjadi karena adanya bahan mudah


terbakar, udara/ unsur penunjang lain
bagi terjadinya pembakaran, sumber
terjadinya nyala ata suhu di atasnya.
Decomposition
Adalah pecahnya molekul satuan kimia
dari suatu bahan bakar terjadi karena
panas dan tekanan
BAHAN BAKAR UDARA

SUMBER PENGAPIAN
Empat Unsur Terjadinya Api
(Tetrahedron of Fire)
 Fuel (bahan bakar), misalnya: BBM, kertas,
gas asetilen, dan lain-lain
 Oksigen
 Heat (panas), misalnya: udara yang
terkompresi, sinar matahari, sumber api
sendiri
 Rantai reaksi kimia
TETRAHEDRON OF FIRE

FUEL
AIR HEAT

CHEMICAL
REACTION
PIRAMIDA API
(Tetrahedron of Fire)
 Bahan bakar dapat berupa bahan padat, cair dan
gas.
 Sifat mudah terbakar bahan (terutama bahan
cairan dan gas) tergantung beberapa sifat kimia
bahan:
Titik nyala bahan/ flash point
Titik bakar/ fire point
Titik nyala sendiri/ auto ignition
Daerah mudah menyala/ flammable range
RANTAI REAKSI

Bilamana sekali saja panas timbul pada bahan


bakar, dengan menjadikan uap yang cukup
bercampur udara, penyalaan dapat terjadi.
Reaksi kimia disebabkan oleh perubahan pada
bahan bakar itu sendiri: terbakar, panas dan
asap.
Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar)
cukup mengeluarkan cukup uap untuk membentuk
campuran uap/udara yang dapat dinyalakan
(Ingat: makin rendah titik nyala suatu bahan bakar, semakin
mudah ia terbakar)
Titik Nyala sebagian bahan
 Bensin - 38oC  Kerosin 40 -
 Parafin 38oC 70oC
 Crude Oil 7oC  Jet Fuel 38oC
 ADO 38oC  Prophane -104oC
 Buthane - 60oC  Asetelin -18oC
 Spiritus 13oC  Belerang 307oC
TITIK BAKAR (Fire
Point)
Adalah suhu terendah dimana suatu zat
(bahan bakar) cukup mengeluarkan uap dan
terbakar (menyala terus menerus) bila diberi
sumber panas.

Contoh:
o
Bensin - 43 C
o o
Kerosin 40 C hingga 70 C
o
Parafin 38 C
Suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa
ada perlakuan (treatment) dari luar
Suhu penyalaan sendiri untuk beberapa
jenis bahan bakar
 Bensin 456oC  Arang 125oC
 Kerosin 228oC  Kertas Koran 185oC
 Parafin 316oC  Kapas 225oC
 Asetelin 335oC  Jerami 170oC
 Prophane 467oC  Serbuk Gergaji 195oC
 Buthane 287oC
 ADO 210oC
 H2S 260oC
Batas konsentrasi campuran antara uap
bahan bakar dengan udara yang dapat
terbakar (menyala) bila dikenai sumber
panas
Dibatasi oleh:
Batas bisa terbakar atas (UEL/UFL)
Batas bisa terbakar bawah (LEL/LFL)
KONSENTRASI

Perbandingan volume antara uap bahan


bakar dengan (uap bahan bakar + udara)
UDARA YANG BERCAMPUR
Campuran udara dan uap bahan bakar yang cukup
akan dapat menyala. Dikenal dengan Batasan
Penyalaan (Daerah Batas Bisa Terbakar)

Tidak terjadi bila uap tidak mencukupi bercampur


akan lemah untuk terbakar (too weak to burn), atau
terlalu banyak pencampuran juga terlalu jenuh
untuk terbakar (too rich to burn)
Daerah bisa terbakar untuk minyak mentah

Daerah dapat terbakar dibatasi oleh :


Batas bisa terbakar atas (upper flammable limit =UEL / UFL)
Batas bisa terbakar bawah (lower flammable limit = LEL / LFL).
DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE )

Tidak terbakar , mengapa?

Daerah miskin

Daerah bisa terbakar

Daerah kaya
gasoline
Daerah bisa terbakar sebagian bahan
(% vol. Uap di udara)
LEL UEL
 Bensin 1.4 - 7.6
 ADO 0.7 - 5.0
 Jet Fuel 0.6 - 3.7
 Propane 2.3 - 9.5
 Asetelin 2.5 - 8.2
 Butane 1.6 - 8.4
 Methane 5.0 - 20.0
 H2S 4.0 - 44.8
TITIK BAKAR (Fire
Point)
Adalah suhu terendah dimana suatu zat
(bahan bakar) cukup mengeluarkan uap dan
terbakar (menyala terus menerus) bila diberi
sumber panas.

Contoh:
o
Bensin - 43 C
o o
Kerosin 40 C hingga 70 C
o
Parafin 38 C
DEBU MUDAH TERBAKAR
Bisa ditemui saat pembongkaran/
pemuatan atau saat pengolahan
bahan. Hal ini termasuk:
Debu bata bara
Debu tepung gandum
Debu-debu bahan kimia
bila terakumulasi saat
proses manufakturing
SIFAT LEDAKAN DEBU
Nama bahan Konsentrasi Titik bakar
g/m3 o
C

Magnesium bubuk 20 520


Aluminium bubuk 35 645
Seng bubuk 500 680
Titanium bubuk 45 460
Silikon logam 160 775
Feri silikon 425 860
Arang batu bubuk 35 610
Ptalik bubuk 15 650
SIFAT LEDAKAN DEBU

Nama bahan Konsentrasi Titik bakar


g/m3 o
C

Belerang bubuk 35 190


Tepung singkong 45 470
Tepung 60 470
Polietilen bubuk 15 490
Bakelit bubuk 30 460
Sabun bubuk 45 430
Nafalin 50 559
SPECIFIC GRAVITY (SG) /
BERAT JENIS
Specific Gravity (SG) atau Berat
jenis
Adalah pebandingan atara uap sesuatu
bahan bakar dengan udara. Bila berat jenis
>1, maka uap tersebut akan turun ke
permukaan tanah.
Contoh:
Methane 0.55 Carbon Dioxide 1.53
Hydrogen Sulphide 1.05 Ammonia 0.59
Carbon Monoxide 0.97 Chlorine 2.47
 Acetylene
Contoh gas  Ammonia
yang lebih
ringan dari  Carbon Monoxide
udara:  Ethylene
 Hydrogen
 Methane
+
-

 Argon
Contoh gas  Butane
hampir sama
 Carbon Dioxide
berat dengan
udara:  Chlorine
 Ethane
 Hexane
 Hydrogen Sulfide
 Methyl Ethyl Ketone
Contoh gas
yang lebih  Methyl Mercaptan
berat dari
 Nitrogen Dioxide
udara:
 Oxygen
 Sulfur Dioxide
GAS-GAS BERACUN
(4)
Kondisi paparan suatu bahan harus dikurangi sedapat mungkin
pada kadar yang dapat diterima di bawah NAB.
LEL : Lower Explosive Limit, konsentrasi terendah
untuk reaksi pembakaran.

UEL : Upper Explosive Limit, konsentrasi tertinggi


untuk reaksi pembakaran.
PPM : Part Per Million, satuan ukuran untuk gas
beracun, satu per juta bagian.
PEL : Permissible Exposure Limit, nilai ambang
batas yang diperbolehkan.
TWA : Time Weighted Average, nilai ambang batas
yang yang TIDAK boleh dilampaui selama 8
jam/hari atau 40 jam/minggu paparan.
Time Weighted Average (TWA)
Adalah konsentrasi rata-rata normal 8 jam
bekerja, 40 jam seminggu pekerja terpapar hari
ke hari tanpa ada akibat gangguan kesehatan.
Contoh:
Methane 90,000 ppm
H 2S 10 ppm
CO 25 ppm
Ammonia 25 ppm
CO2 5,000 ppm
Chlorine 0.1 ppm
SO2 2 ppm
Short Term Exposure Limit (STEL)
Adalah batasan maksimal yang dicapai tidak
boleh lebih dari 4 kali selama sehari untuk
maksimal 15 menit untuk setiap waktu. Dalam
hal ini maksimal 1 jam untuk setiap paparan,
dan sehari max. 4 kali.

Contoh:
H 2S 15 ppm
Ammonia 35 ppm
CO2 30,000 ppm
Chlorine 0.3 ppm
SO2 5 ppm
Immediately Dangerous to Life and
Health (IDLH)

Adalah nilai ambang batas yang


diperbolehkan untuk paparan
selama max. 30 menit.
BAHAYA / AKIBAT
TERPAPAR BAHAN KIMIA

 Iritasi
 Alergi
 Aspiksian
 Gangguan Sistemik (Racun Sitemik)
 Kanker
 Merusak Janin
 Mandul
 Gangguan Pernafasan
Bahan Kimia/Bahan Beracun
 Dapat berakibat cedera, takut atau sakit dalam
proses lama setelah bekerja, kematian
 Dalam bentuk uap, debu, embun atau bahaya informasi
terhadap bahan-bahan dapat diperoleh melalui MSDS
 Batasan Paparan yang muncul 50% dari Batasan
Paparan Kerja/Occupational Exposure Limit (OEL)
tidak dibolehkan, kecuali dengan persyaratan-
persyaratan khusus. Bahan-bahan tersebut seperti :
Carbon Monoxide (CO), Hydrogen Sulphide (H2S),
Hydrofluoric (HF), Sulphuric Acid, Amonia, Lead
Alkyls, Mercury
 Penggunaan respirator dengan filter cartridge dan
canister tidak diijinkan.
Jalur Masuk
 Pernapasan (menghirup gas, uap atau
butir-butir di udara)
 Penyerapan melalui kulit (kontak langsung
dengan bahan kimia)
 Melalui mulut/saluran pencernaan
Asam Hidroklorida (HCl)
Memiliki bau yang tajam dan iritasi
terkadang tidak berwarna hingga kekuning-
kuningan. Zat ini menimbulkan uap yang
dapat mengakibatkan iritasi dan beraksi
dengan air. Bila terhirup akan
mengakibatkan batuk dan susah bernafas.
Zat ini beraksi dengan besi/ metal yang
mengeluarkan hydrogen yang akan
membentuk campuran mudah meledak saat
bercampur dengan udara di ruang tertutup.
Zat ini lebih berat dari pada udara dan
mendidih hanya pada suhu 50OC.
Asam Sulfat (H2SO4)
Berbentuk cair yang tidak berbau dan tidak
berwarna hingga coklat tua. Namun demikian
zat ini menimbulkan reaksi keras dengan air
dan menghasilkan embun dimana bila
terhirup mengakibatkan rasa terbakarnya
hidung dan tenggorokan. Zat ini tidak
terbakar, tetapi bila bereaksi dengan besi/
metal menimbulkan bentuk campuran mudah
meledak saat bercampur dengan udara di
ruang tertutup. Zat ini lebih berat dari pada
udara.
Acetylene (C2H2)
Gas ini juga disebut gas karbit. Jenis gas ini
tidak berwarna, larut di dalam alkohol, aseton
maupun di dalam air, serta mudah terbakar.
Secara umum gas ini dibuat dengan cara
menambahkan air pada sejumlah karbit (Calcium
Carbide), sehingga terjadi reaksi kimia:
 CaC2 + 2H2O Ca(OH)2 + C2H2
 (Karbit) (Air) (Slurry) (Gas asetilen)
SG = 0.9
Flammable Rage = 2.5% - 8%
Amoniak (NH3)
 Merupakan gas yang tidak berwarna dengan rasa bau yang
khusus. Zat ini ditemukan dalam bermacam produk pembersih
rumah tangga dan juga pada industri, seperti fertilizer,
pabrik kimia, serat tekstil, pencelupan dan bahan peledak.
Zat ini selalu dalam bentuk cair untuk pengguaannya di
industri.
 Zat ini bersifat irritant para terhadap paru-paru, tenggokan
dan hidung serta paparannya pada disis tinggi dapat
menyebabkan kematian. Sebagai gas, zat ini lebih ringan dari
pada udara dan dapat bubar karena angin.
 Amonia tidak dapat dengan mudah dapat tersambar api,
namun peledakan karena percampuran dengan udara dapat
terjadi di ruang tertutup. Zat dapat bereaksi keras dengan
senyawa lain terhadap/ dari produk-produk yang dapat
meledak.
 SG = 0.59
 TWA = 25 ppm
 STEL = 35 ppm
Butan (C4H10)
 Zat yang tidak berwarna, gas yang dapat
menyebabkan iritasi dengan bau yang ringan dalam
bensin. Baunya tidak dipakai sebagai tanda yang
aman untuk menentukan konsentrasinya di atas
batasan aman. Konsentrasi tinggi akan
menyebabkan anaesthetic dan asphyxiant.
Sebagai cairan yang disimpan dengan bertekanan,
butan akan menyebabkan frostbite dan kebakaran
pada kulit. Sebagai gas yang sangat mudah
terbakar, butan dapat meledak dan terbakar. Zat
ini lebih padat/ tebal dari pada udara.
 Flammable Range = 1.6% - 8.4%
 SG = 2.0
 TWA = 800 ppm
Karbon Monoksida (CO)
 Merupakan zat tidak berwarna dan berbau dan
merupakan racun yang tinggi. Zat ini dibentuk oleh
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
dimana hal ini karena tidak cukupnya oksigen untuk
penyelesaian pembakaran.
 Zat ini ditemukan dalam knalpot mobil dan muncul
pada selokan, dimana zat ini terkumpul dari asap
buang knalpot mobil yang lewat. Zat ini dapat
terkumpul dalam garasi dimana saat pengetesan
mesin mobil, dimana ruang pembakaran yang tidak
sempurna, seperti kebakaran, atau bahan akar
yang tersendat yang tidak menjadi gas yang keluar
ke udara.
 SG = 0.97
 TWA = 25 ppm
30 PPM PEL, 8 jam/hari (Worksafe Aust.)
200 PPM Sedikit pusing dalam 2-3 jam
400 PPM Pusing dalam 1-2 jam.
800 PPM Pusing dalam 45 menit, pingsan dan
mungkin meninggal dlm 2 jam.
1600 PPM Pusing dalam 20 menit, pingsan dan
mungkin meninggal dlm 2 jam.
3200 PPM Pusing dalam 5-10 menit.
6400 PPM Pusing dalam 1-2 meni,
pingsan dan meninggal dlm 10-
15 menit.
12800 PPM Langsung pingsan dan mungkin
meninggal dlm 1-3 menit.
Oksigen (O2)
 Oksigen atau zat asam merupakan gas
yang tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak memiliki rasa. Gas yang dapat
larut di dalam air maupun alkohol ini
banyak digunakan di sektor industri
baja, pengelasan, rumah sakit-rumah
sakit dan lain-lain.
 SG = 1.1
 TLV = >19.5% - < 23.5%
Hidrogen Sulfida (H2S)
 Gas berbau telor busuk. Zat ini terbentuk selama
pembusukan sampah buangan dan dapat ditemui dalam
selokan-selokan. Mengaduk-aduk endapan, membuka
saluran selokan dan mengeruk aliran buangan akan dapat
menyebabkan gas ini keluar secara cepat. Zat ini lebih
berat dari udara, sehingga akan mengendap pada bagian
bawah dari lobang dan tempat tertutup.
 Tidak berwarna dan mudah terbakar. Iritasi pada hidung
dan mulut. Tidak boleh percaya terhadap adanya tanda
“aman atau tidak aman”, sebab paparan yang lama terhadap
gas ini akan melumpuhkan sensor rasa kita. Paparan yang
cukup tinggi akan menyebabkan kematian.
 SG = 1.19
 TWA = 10 ppm
 STEL = 15 ppm
Dampak paparan H2S

1. 0,13 ppm : KONSENTRASI DAPAT TERCIUM


2. 4.60 ppm : BAU KHAS TELUR BUSUK
3. 10 ppm : IRITASI PADA MATA
4. 27 ppm : BAU TELUR BUSUK YANG MENYENGAT
5. 100 ppm : BATUK, IRITASI MATA, HILANG INDRA PENCIUMAN
SETELAH 2 – 15 MENIT
6. 200 – 300 ppm: MATA MEMBENGKAK, IRITASI SALURAN
PERNAFASAN SETELAH TERPAJAN SELAMA 1 JAM
7. 500 -700 ppm : HILANG KESADARAN, KEMUNGKINAN KEMATIAN
DALAM WAKTU 30 SAMPAI 60 MENIT
8. 700 – 1000 ppm: CEPAT TIDAK SADAR, NAFAS BERHENTI DAN MATI
9. 1000 – 2000 ppm: TIBA-TIBA TIDAK SADAR, NAFAS BERHENTI
DAN KEMATIAN, WALAUPUN KORBAN
DIPINDAHKAN KE UDARA SEGAR.
LPG
 Singkatan dari Liquified Petroleum Gases
 Bahan bakar ini merupakan campuran dari berbagai
hidrokarbon, sebagai hasil penyulingan minyak mentah
 Terdiri dari Gas Butana (C4H10) 65% volume dan Gas
Propan (C3H8) 35% volume
 Tidak beracun, namun dalam konsentrasi tinggi akan
menyebabkan pusing, hilang konsentrasi, sakit kepala
dan muntah-muntah. Pada konsentrasi tinggi, zat ini
dapat menekan oksigen dan menyebakan sesak nafas.
 Bahaya utama berhubungan dengan LPG adalah gas
yang sangat mudah terbakar
 TWA = 1000 ppm
Sulfur Dioksida (SO2)
 Merupakan gas tidak bewarna yang menyebabkan
iritasi pada mata, hidung, tenggorokan dan paru-
paru. Berbau dan dapat terdeteksi pada tingkat
yang sangat rendah, tetapi zat ini juga akan
menyebabkan kematian sekalipun pada tingkat
konsentrasi yang rendah.
 Digunakan pada industri sebagai media pemutih,
refrigerant dan pada proses produk bahan
makanan. Zat ini lebih berat dari udara dan akan
mengendap di bawah lobang. Zat ini tidak
terbakar.
 TWA = 2 ppm
 STEL = 5 ppm
GAS DETECTION
(5)
PENDETEKSIAN GAS
(GAS DETECTION)

Detektor gas digunakan


untuk mendeteksi gas atau
uap dan memberikan tanda
alarm jika gas/uap tersebut
mencapai level tertentu
(Gas Detector is used to detect gas or
vapour and give the alarm if those gases
have reached a level of concern)

Ingat: Detektor gas HARUS dikalibrasi


sebelum digunakan
Remember : Gas Detector MUST be calibrated before use
GAS DETECTORS
EXPLOSIMETER
• Model dari tipe alat penguji ini
disebut penunjuk gas yang
mudah terbakar (combustible
gas indicators) atau
“explosimeters”.
• Unit test terdapat pada tempat
tertentu atau pada dinding,
dalam tanki dan alat
penunjuknya dipasang diluar.
Pompa
• Tabung atau gelas berisi butir-butir bahan
kimia yang kecil dan peka akan
menunjukkan suatu reaksi berwarna untuk
setiap gas tertentu
• Ujung tabung gelas dipatahkan
• Tabung dipasang pada pompa
• Reaksi tarik dari pompa akan memasukkan
volume dari udara melalui tabung
• Terjadi suatu reaksi dan perubahan warna
yang akan terjadi pada butir-butir dalam
tabung.
Pembacaan langsung dengan contoh gas
electronic terus menerus

• Macamnya alat uji ini


menggunakan sensor elektrokimia
untuk menentukan jumlah gas yang
ada
• Alat tersebut menyediakan
pembacaan digital
• Terdapat beberapa model yang
memberi bacaan-bacaan untuk
bermacam kombinasi gas, seperti
CO, CO2 dan CH4 yang terdapat
pada tempat kerja.
Pembacaan (lanj.)
• Pembacaan yang tak menentu dapat menunjukan
tidak berfungsi peralatan atau adanya gangguan
atmosfer
• Pembacaan yang mendua mungkin disebabkan oleh
pembacaan tinggi. Bilamana dalam keraguan
kembalikan ke daerah segar untuk mengizinkan alat
digunakan sebelum masuk.
• Bilamana meter jatuh atau rusak, alat harus segera
dikembalikan untuk inspeksi perbaikan dan
dikalibrasi kembali untuk digunakan.
TESTING RUANGAN TERBATAS

Testing akan
memeriksa
keberadaan gas
mudah menyala/
terbakar atau asap
beracun dan
memastikan
cukupnya suplai dan
kandungan oksigen
Satuan : ……. % Vol.
Udara = 20,954 % O2 + N2 + gas
lainnya.

OKSIGEN dimonitor pd.


21.0% vol.
........% LEL
Pengujian Udara dalam Ruang Tertutup
Harus Dilakukan:
 Sebelum masuk bila ruangan kosong
 Setelah diventilasi selama 10 menit (Bila
ventilasi diperlukan)
 Minimal setiap jam dimana ijin kerja
diperlukan untuk ruang tertutup
 Atau lebih sering, bilamana kondisi atau
untuk jaminan karena keraguan
TEKNIK PENDETEKSIAN GAS
Ruang Tertutup Tipikal, Tempat masuk vertikal
-Pipa pengambilan contoh harus dapat
mencapai dasar ruang terbatas 1 inch
dari dasar

-Harus mengambil contoh setiap


ketinggian

(Ruang tertutup tidak beraturan)


Teknik pengambilan sampling sama dengan
tipe tipikal. Petugas Kompeten masuk ke
dalam tanki dengan membawa instrumen
untuk melakukan pengujian seluruh tempat
(ruang)
Ruang Tertutup di dalam Ruang
tertutup lainnya
• Cara sampling sama dengan tipe
tipikal, tetapi kompartemen pertama
harus sudah bebas sebelum masuk ke
kompartemen lainnya.
• Sesudah ruang luar bebas, seorang
helper (seperti rigger, pipe fitter, dsb)
boleh ikut bersama Petugas Kompeten
untuk membantu membuka setiap
tingkap (hatch) yang terdapat di
dalamnya.

 Sesudah ruang kedua terbuka, Petugas Kompeten


harus hadir untuk mengambil sample, mengingat
kondisi atmosfir yang tidak berterima di ruang dalam
(inner space) dapat mengkontaminasi atmosfir di ruang
luarnya.
(Ruang tertutup dengan Penyekat)

 Cara sampling sama dengan tipe tipikal. Tetapi tipe


seperti ini tidak dirancang untuk dapat diventilasi
degan baik.

 Petugas Kompeten harus memasuki setiap


kompartemen setelah dibebaskan, dan melakukan
pengujian segmen berikutnya.
Contoh Penggunaan Lembaran Pendeteksian Gas
Attachment to
ATMOSPHERE TEST RESULTS SHEETS PERMIT TO WORK
(LEMBARAN HASIL PENGETESAN UDARA) No. _________
(Lampiran dari Ijin Kerja No.)

Monitor atmosphere every ______minutes


(Pemantauan udara dilakukan setiap ____menit).
Confined space entry gas readings to be recorded every 60 minutes.
(Pembacaaan gas untuk masuk ruang tertutup dicatat setiap 60 menit).
Date Time Flammable Gas % LEL H2S Oxygen Signature
(Tanggal) (Pukul) (Gas Mudah Menyala % LEL) (Oksigen) (Tanda Tangan)
ppm
VENTILATION
(6)
VENTILATION
Apa manfaatnya…?
• Meyakinkan tingkat kandungan
oksigen cukup
• Mengusir atau membuang gas
Blower  

Hazardous Atmosphere
30 m

Flammable Vapor
Pengisian/Pembilasan (purging) merupakan langkah
pertama dalam merubah kandungan atmosfer sesuai
standar yang diterima.
• Gas/uap campuran harus kurang dari 10% dari
bacaan LEL (untuk gas tidak beracun).
• Gas/uap campuran harus kurang dari 1% dari
bacaan LEL (untuk gas beracun).
• Konsentrasi kontaminan racun harus di bawah
nilai ambang batas (NAB/PEL).
• Purging dilakukan dengan menekan atmosfer dalam

ruang tertututp apakah dengan gas inert (seperti

nitrogen), air atau setam atau dengan mengatur

ventilasi udara dengan udara bertekanan.

• Ventilasi mendorong udara, selalu dibutuhkan

sebagai bagian dari perosedur untuk memelihara

level konsentrasi kontaminan ke level serendah

mungkin.
• Ventilasi menyedot udara setempat dapat

dilakukan bila ventilasi umum tidak efektif

karena keterbatasan dalam ruang tertutup

atau bila konsentrasi setempat terhadap

kontaminan tinggi kemungkinan terjadi saat

aktivitas kerja seperti pengelasan dan

pembersihan keterlibatan bahan kimia.


• Ventilasi Pensuplaian Udara atau Udara

Yang Didorong

- Beberapa blower mengusir kontaminan

seperti saat pembersihan tangki.

- Udara bersih harus disuplai sedekat

mungkin dengan lapangan kerja.


• Ventilasi Penyedotan

- Perangkat penyedotan udara untuk menyedot

sumber-sumber kontaminan setempat, seperti

dari pekerjaan pengelasan.

- Perangkat penyedotan harus ditempatkan

sedekat mungkin dengan sumber pembangkit

kontaminan.
• Blower Bertekanan Udara (Pneumatic Air Mover)

- Berupa selang berbalut kawat ulir yang

terhubung dengan kompresor digunakan

untuk memasukkan sebanyak udara dari luar.

- Dapat digunakan untuk ventilasi pensuplai

atau penyedot tergantung duct (selang) yang

dihubungkan ke ujung suction atau

discharge.
Duct (selang) harus terpasang:
• Sependek mungkin;

• Sejumlah elbows atau bengkokan dalam duct harus

dijaga untuk mengurangi pengurangan karena

gesekan (friction loss).


Kondisi bebas kontaminan
• Udara bersih yang disuplai menimal
adalah 1.4 m³/menit per orang jika tidak
ada kontaminan dalam ruang terturtup.
VENTILASI YANG EFEKTIF

• Ruang tertutup yang panjang


 Udara bersih ditiup ke dalam ruang pada bagian ujung

dan udara yang terkontaminasi disedot pada bagian

ujung lainnya.

• Ruang tertutup yang dalam


 Udara bersih ditiup ke bagian bawah, dan udara yang

kontaminan disedot dari bagian lain.


PERSONAL PROTECTIVE
EQUIPMENT ( PPE )
(7)
PERSONAL PROTECTIVE
EQUIPMENT
ALAT PELINDUNG DIRI
Personal Protective Equipment (PPE)/ Alat Pelindung
Diri (APD) digunakan untuk mencegah kecederaan
dan penyakit akibat kerja. Jenis-jenis APD untuk
pekerjaan ruang tertutup dapat berupa:

1.Alat pelindung kepala (helmet)


2.Alat pelindung Mata (kacamata, goggles, lensa
pelindung, face shield)
3.Alat pelindung telinga (ear muffs, ear plugs)
4.Alat pelindung tangan (sarung tangan karet, kulit,
katun)
5.Alat pelindung kaki (safety shoes, rubber boots)
6.Alat bantu Pernapasan
7.Alat perlindungan bekerja di ketinggian
PPE
HEAD PROTECTION

19 99
1 9 9 9
Replace
PPE
HEAD AND FACE PROTECTION
PPE
EYE PROTECTION
PPE
CAUSES OF EYE INJURY
HIGH VELOCITY ENERGY
FOREIGN RADIATION
BODIES

CHEMICALS
GENERAL
FOREIGN
BODIES
BLUNT MISSILES
PPE
TYPE OF PROTECTION
PPE
HEARING PROTECTION
PPE
HEARING PROTECTION

Wear hearing protection in noisy areas


PPE
HAND PROTECTION
Chemical Protection
PPE
FOOT PROTECTION
PPE
FOOT PROTECTION
PPE
FOOT PROTECTION
RESPIRATORY PROTECTIVE
EQUIPMENT
PPE ATMOSSPHERIC HAZARDS AND RESPIRATORY
PROTECTION
PPE
RESPIRATORY PROTECTION
PPE
RESPIRATORS
PPE
BODY PROTECTION
Peralatan Pernapasan dg Udara Dimampatkan

SCBA Escape Sets Airlines Breathing Air


Systems
PPE
OVER ALL PROTECTION
EMERGENCY RESPONCE
(8)
EMERGENCY RESPONSE
PROSEDUR PENANGANAN
KEADAAN GAWAT DARURAT&
PENYELAMATAN

Ada tiga pilihan jika kondisi


Di dalam ruangan memburuk
dan tidak aman:
1.Selamatkan diri sendiri
2.Dilarang masuk untuk
melakukan penyelamatan
3. Bantuan penyelamatan
RESPIRATORY PROTECTIVE
EQUIPMENT
Two Categories of
RPE:
• Self Contained BA or
air fed Hoods
• Masks with filters
TRAINING, EMERGENCY PLANNING
AND RESCUE
EQUIPMENTS
(PETUGAS PENYELAMATAN)

(Tugas dan tanggung Jawab)

(Melakukan pekerjaan penyelamatan pada orang


Yang terperangkap, dll.)

(Pelatihan Yang Dibutuhkan)

(Pengenalan bahaya-bahaya dalam ruang tertutup)

(Pemakaian alat-alat pelindung)

(Penggunaan alat-alat penyelamatan)

(P3K dan Resusitasi Jantung)

(Latihan Penyelamatan)
RESCUE PROCEDURES
PORSEDUR PENYELAMATAN
(RESCUE PROCEDURES)
 Hubungi Regu Tanggap
darurat segera untuk
mendapatkan bantuan

 Coba pindahkan korban

 Penyediaan kelengkapan

 Beri informasi yang diperlukan


kepada karyawan yang
terlibat

Catatan: Tidak Boleh masuk Ruang Tertutup Apabila


Tidak ada Petugas Penjaga
SELF CONTAINED BREATHING APPARATUS
Komponen SCBA

Cylinder Strap

Full Face Mask

Pressure Gauge
Lung Demand
Valve
Harness
Fisrt Stage Cylinders
Carbon Composite
Pressure Reducer Backplate
Silinder
Fungsi-fungsi Komponen

Reducer Lung Demand Valve


 Udara bertekanan tinggi 300 bar • Udara bertekanan menengah
diturunkan menjadi 6-9 bar diturunkan sedikit di atas 1 bar
• Menjaga tekanan positip di dalam
 Berfungsi ganda untuk tekanan
masker selama bernapas
masuk 200 & 300 bar
 Dirancang menyatu dengan
safety pressure relief valve
Fungsi-fungsi Komponen

Pressure Gauge Warning Whistle


 Penunjuk sisa udara • Alarm aktip bila tekanan silin-der level
yang telah ditentukan
dalam silinder
• Menyediakan batas aman sekitar 10
 Penunjuk bercahaya
menit
dalam satuan bar
• Unit pengaktip peluit diletak-kan
menyatu dengan reducer
Durasi Pekaian SCBA
Contoh : 6 liter/200 bar silinder
Total kapasitas udara = kapasitas silinder x tekanan silinder
= 6 x 200
= 1200 liter udara

Total durasi silinder = Total kapasitas udara / Konsumsi rata-rata


= 1200 / 40
= 30 menit

Durasi pemakaian = Total durasi - Safety factor

= 30 menit – 10 menit
= 20 menit
SEBAGAI GAMBARAN LEBIH LENGKAP DALAM BUKU A100
INSTRUCTION MANUAL DRAGER NORMALAIR LIMITED
MEMBERIKAN DATA SEBAGAI BERIKUT :

LAMA PEKERJAAN KONSUMSI UDARA


ISTIRAHAT 8 – 12 Lpm
BEKERJA RINGAN 12 – 20 Lpm
BEKERJA SEDANG 20 – 40 Lpm
BEKERJA BERAT 40 - 60 Lpm

Anda mungkin juga menyukai