170-Article Text-457-1-10-20200210
170-Article Text-457-1-10-20200210
Abstrak: Kejang demam pada anak disebabkan karena peningkatan suhu tubuh lebih
dari 38,40C.Di Posyandu Melati 05 RW V Kelurahan Darmo Kecamatan Wonokromo
Surabaya ada ibu yang belum mengerti tentang pertolongan pertama saat anak
mengalami kejang demam, dan tidak memahami bagaimana menangani kejang demam
pada anak. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap ibu tentang pertolongan pertama kejang demam pada anak.
Desain penelitian menggunakan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini pada ibu-ibu di Posyandu Melati 05 dan didapatkan sebanyak
36 responden, yang diambil dengan teknik simple random sampling.Variabel
independen adalah tingkat pengetahuan ibu dan variabel dependen adalah sikap
ibu.Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan
24responden (67%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukupdan 19 responden
(52,78%) memiliki sikap yang negatif. Hasil uji Rank Spearman menggunakan
program SPSS 21, p = 0,045 ( = 0,05) dimana p < berarti H1 diterima dengan
Correlation Coefficient 0,336 maka ada hubungan positif rendah antara tingkat
pengetahuan dengan sikap ibu tentang pertolongan pertama kejang demam pada anak
di rumah..
44
Dayman, Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pertolongan Pertama Kejang Demam pada Anak 45
mempercepat seseorang untuk memperoleh demam pada anak sehingga tindakan ibu
pengetahuan yang baru (Mubarak, benar dalam melakukanpertolongan
2007).Menurut teori Ronsenberg (Iih. pertama saat anak mengalami kejang
Secord & Backman, 1964) dalam Wawan demam, serta tidak akan menimbulkan
dan Dewi (2010) komponen pengetahuan dampak yang buruk jika masalah ini
akan selalu berhubungan dengan terjadi. Tujuan penelitian adalah
komponen sikap dan hubungan tersebut menganalisis hubungan antara tingkat
dalam keadaan konsisten. Ini berarti pengetahuan dan sikap ibu tentang
bahwa, bila seseorang mempunyai indeks pertolongan pertama kejang demam pada
pengetahuan yang tinggi maka sikapnya anak
akan menjadi positif terhadap suatu objek,
demikian sebaliknya. Apabila seseorang METODE
mempunyai indeks pengetahuan yang
rendah maka sikapnya akan menjadi Desain penelitian yang digunakan
negatif terhadap suatu objek. Jika sikap ibu dalam penelitian ini yaitu menggunakan
salah dalam menangani kejang demam studi korelasi dengan pendekatan cross
pada anak maka akan mengakibatkan anak sectional. Populasi adalah Ibu yang
mengalami kelainan neurologis yang memiliki anak balita di Posyandu Melati
disebut status epileptikus, dan ini akan 05 RW V (RT XI, RT XII, & RT XIII)
menyebabkan hipoksemia dan penurunan Kelurahan Darmo Kecamatan Wonokromo
perfusi korteks, dengan akibat kerusakan Surabaya (40 orang) yang memenuhi
otak menetap (Marcdante, 2014), terjadi kriteria inklusi: 1) Responden yang
pada kasus dengan kejang demam lama bersedia diteliti, 2) Bisa membaca dan
atau kejang yang berulang (Hartono, 2011). menulis, dan 3) Memiliki anak usia 5
Menurut Notoatmodjo (2012) promosi bulan-5 tahundengan teknik sampling
kesehatan ditujukan untuk mengugah Simple Random Sampling dan jumlah
kesadaran, memberikan atau meningkatkan sampel sebanyak 36responden.Instrumen
pengetahuan masyarakat tentang yang digunakan adalah
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. kuesioner.Penelitian ini dilaksanakan pada
Pemberian informasi melalui promosi tanggal 3 Maret 2018. Uji statistik yang
kesehatan akan meningkatkanpengetahuan digunakan adalah uji Rank Sperman
ibu tentang pertolongan pertama kejang dengan tingkat signifikansi α= 0.05.
Hasil Penelitian
Tabel 1 Tabulasi Silang Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang
Pertolongan Pertama Kejang Demam pada Anak Dirumah
Sikap
Tingkat Pengetahuan
Total
Positif Negatif
Σ % Σ % Σ %
Baik 5 71 2 29 7 100
Cukup 11 46 13 54 24 100
Kurang 1 20 4 80 5 100
Total 17 47 19 53 36 100
Dayman, Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pertolongan Pertama Kejang Demam pada Anak 47
pengalaman dan pengetahuan (Mubarak, atau ibu yang baru pertama kali anaknya
2012).Menurut Pieloor (2009) pekerjaan mengalami kejang demam tidak
memiliki makna yang sangat beragam bagi memahami tindakan apa yang harus
setiap orang, sesuai dengan jenis pekerjaan, dilakukan. Dalam faktanya bahwa masih
pemahaman diri dan tingkat kesadaran ada beberapa ibu yang memberikan
masing-masing pribadi. Dengan memiliki kompres air dingin saat anaknya
pekerjaan, apapun pekerjaan tersebut dapat mengalami kejang demam. Hal tersebut
meningkatkan kualitas hidup.Berdasarkan yang mengakibatkan ibu langsung bersikap
hasil yang didapatkan bahwa ada sesuai dengan persepsinya dan tidak
kesesuaian antara fakta dan teoridimana mengetahui kebenaran tentang persepsi
orang yang bekerja bukan sebagai tenaga yang dimiliki, sehingga hal ini yang
kesehatan (IRT, wiraswasata, swasta) memicu ibu bersikap negatif.
memiliki pengetahuan yang cukup. Hasil penelitian menunjukanada
Lingkungan sosial atau lingkungan hubungan antara tingkat pengetahuan dan
pekerjaan akan berpengaruh pada sikap ibu tentang pertolongan pertama
responden. Responden yang memiliki kejang demam pada anak di rumah, Nilai rs
pekerjaan akan memiliki akses ke 0,336 yaitu ada hubungan positif rendah
lingkungan sosial yang lebih luas sehingga berarti semakin baik tingkat pengetahuan
responden memiliki wawasan dan masukan seseorang maka sikapnya akan menjadi
yang luas terhadap pengetahuan yang positif. Hasil uji statistik menunjukan
dimilikinya. hubungan yang positif rendah dibuktikan
Berdasarkan hasil penelitian dari 36 dengan masih ada ibu yang memiliki
responden didapatkan sebanyak 19 pengetahuan cukup dangan sikap yang
(52,78%) responden memiliki sikap positif, dari data demografi mayoritas
negatif, bila ditinjau dari pengalaman responden pernah mendapat informasi
pribadi dimana sebanyak 14 (74%) tentang kejang demam pada anak memiliki
responden tidak memiliki pengalaman sikap positif.Berdasarkan teori Ronsenberg
melakukan ataupun melihat pertolongan dalam Wawan & Dewi (2010) yang
pertama saat anak mengalami kejang menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang
demam. Menurut Anwar (2015), apa yang tentang suatu objek mengandung dua aspek
telah atau yang sedang kita alami akan yaitu aspek positif dan aspek negatif.
membentuk dan mempengaruhi Kedua aspek ini yang akan menentukan
penghayatan kita terhadap stimulasi otak. sikap seseorang, semakin banyak aspek
Agar dapat mempunyai tanggapan dan positif dan objek yang diketahui, maka
pengahayatan, seseorang harus memiliki akan menimbulkan sikap makin positif
pengalaman yang berkaitan dengan objek terhadap objek tertentu.
psikologis.Pengalaman yang baik pada Berdasarkan hasil penelitian
akhirnya dapat membentuk sikap positif didapatkan bahwa ada kesesuaian antara
didalam kehidupan. Sedangkan, bila tidak fakta dan teori, dimana responden yang
memiliki pengalaman terhadap suatu objek memiliki pengetahuan cukup dan memiliki
psikologis akan cenderung memiliki sikap sikap yang positif tentang pertolongan
negatif. Berdasarkan hasil penelitian pertama kejang demam pada anak dirumah,
didapatkan bahwa ada kesesuaian antara sehingga ibu yang memiliki sikap positif
fakta dan teori dimana responden yang harus tetap paham dan mempersiapkan
tidak memiliki pengalaman dalam penanganan apa yang harus dilakukan saat
melihatmaupun melakukan pertolongan anak mengalami kejang demam di
pertama saat anak mengalami kejang rumah.Didukung dari hasil penelitian
demam memiliki sikap negatif. Ibu yang Nyaledzigbor et al (2016) yang
tidak memiliki pengalaman sebelumnya menyatakan bahwa ibu memiliki
Dayman, Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pertolongan Pertama Kejang Demam pada Anak 49