JURUSAN GIZI
2021
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
KELOMPOK VII
N NAMA
O
1. MUSTIKA
2. NABILAH RIHADATUL AISY
3. NARSI JAFAR
4. NINDY AYULIA KASIUHE
5. RABIULLANDA KULSUM
6. REGINA SAPUTRI
7. SAFIRA AULIA ANDARIAS
8. SISKA ADELIA
JURUSAN GIZI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Kepala Instalasi Gizi
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yaitu penyeyelenggaraan makanan institusi di rumah
sakit Bhayangkara.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu peranan ahli gizi adalah sebagai pengelolah
penyelenggaraan makanan instiitusi, penyuluh/pelatih/konsultasi
gizi, pelaku pendayagunaan makanan dan penilaian mutu
makanan. Dewasa ini institusi yang mengelolah
penyelenggaraan makanan baik yang bersifat komersial
berkembang dengan pesat.
Untuk maksud tersebut maka proses pendidikan harus
melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang
akhirnya sampai pada situasi dimana mahasiswa dengan aktif
dan kreatif dalam penyelenggaraan makanan institusi. Prinsip
kesetaraan dan kesepadanan (link and match) dalam dunia
pendidikan lebih ditujukan untuk mempersiapkan mahasiswa
sebagai tenaga kerja siap pakai dalam bidang tugasnya, untuk
itu peran berbagai sector baik milik pemerintah ataupun swasta
dalam mewujudkan tujuan tersebut sangat diharapkan.
Khusus dalam pembentukan kompetensi sebagai pengelolah
penyelenggaraan makanan institusi seorang ahli gizi harus
memiliki pengalaman belajar dilapangan pada institusi yang
memiliki sistem penyelenggaraan makanan banyak. Diharapkan
melalui pengalaman belajar praktek maka lulusan jurusan gizi
politeknik kesehatan Makassar memiliki kualitas yang mampu
bersaing dengan lulusan yang sejenis.
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan manajemen sistem
penyelenggaraan makanan institusi
2.Tujuan Khusus
a)Menentukan dan menerjemahkan kebutuhan gizi kedalam
bentuk menu pada individu dan kelompok sepanjang daur
kehidupan dengan memperhatikan keragaman budaya,
agama dan tingkat pendapatan.
b)Menghitung dan menginterpretasikan komposisi gizi dalam
makanan
c)Memodifikasi resep dan porsi makanan untuk individu,
kelompok, dan volume produksi makanan
d)Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan makanan
dengan menggunakan pendekatan sistem
e)Menerapkan pengetahuan-pengetahuan kesehatan
dikaitkan dengan partisipasi dalam pelatihan/pendidikan
kesehatan
f)Melaksankan kegiatan gizi secara professional
g)Mengkonsumsi hasil penelitian terapan pada masyarakat
akademik.
Falsafah
Pelayanan gizi diberikan untuk mencapai status gizi
pasien yang optimal dengan memenuhi kebutuhan gizi
orang sakit, baik untuk keperluan metabolisme
tubuhnya, peningkatan kesehatan ataupun dalam
upaya terapi gizi pasien. “ pelayanaan gizi profesional,
terbaik dan sesuai tuntutan profesi yang
mengutamakan pelanggan.
Motto
Motto Rumah Sakit Bhayangkara adalah PROFESI-
IKHLAS LEBIH BAIK
d. Visi, Misi, Falsafah dan Motto Instalasi Gizi
a) Visi
Menjadikan Instalasi gizi sebagai tempat pelayanan gizi
rumah sakit yang profesional, terbaik dan tertib sebagai
nbagian dari pelayanan kesehtan yang prima dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan.
b) Misi
1. Menyelenggaraakan pelayanaan gizi secara optimal
terhadap anggota polri, keluarga serta masyarakat
umum sesuai dengan kebutuhan nutrient dalam upaya
promotif, preventif, kyratif dan rehabilitasi untuk
meningkatkan kualitas hidup.
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di
bidang gizi dalam upaya mendungkung tugas-tugas
oprasional kepolisian.
3. Mengembangkan, penelitian sesuai dengan
perkembangan iptek.
c) Falsafah
Pelayanan gizi diberikan untuk mencapai status gizi
pasien yang optimal dengan memenuhi kebutuhan gizi
orang sakit, baik untuk keperluan metabolisme
tubuhnya, peingkatan kesehatan ataupun dalam upaya
terapi gizi pasien. “pelayanan gizi profesional, terbaik
dan sesuai tuntutan profesi yang mengutamakan
kepuasan pelanggang.”
d) Motto
-Profesi- Ikhlas- Lebih Baik-
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN PENYELENGGARAAN RS
Tahap-tahap perhitungan :
Menetapkan waktu kerja tersedia
Menghitung faktor pengurang waktu kerja masing-masing
kategori tenaga yang ada di Instalasi Gizi
Menetapkan unit kerja sesuai struktur organisasi
Menetapkan satuan kerja
Menetapkan kategori tenaga dan beban kerja sesuai dengan
kompetensi dan standar pelayanan
Menetapkan rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh
masingmasing kategori tenaga dalam menyelesaikan beban
kerja
Perhitungan kebutuhan tenaga
c. Perhitungan biaya overhead
RS. Bhayangkara Makassar menggunakan Biaya overhead
sebanyak 30%
Unit cost
Penerimaan
Distribusi Makanan
C. Ketenagaan
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi
pelayanan kesehatan terus mengalami perubahan, untuk
diselenggarakan usaha-usaha yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan bagi masyarakat yang meliputi wilayah preventif, kuratif,
rehabitatif dan promotif yang bertujuan untuk pemulihan pasien.
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar memiliki fasilitas tempat tidur
rumah sakit sebanyak 343 tempat tidur. Maka kualifikasi ketenagaan
yang dibutuhkan adalah:
D. Produk Makanan
1. Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan merupakan suatu kegiatan yang meliputi
memeriksa, meneliti, mencatat,memutuskan dan melaporkan
tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan
pesanan dan spesifikasi yang telah dirterapkan, serta waktu
penerimaannya perangkat pendukung.
SPO Penerimaan bahan makanan
Standar Prosedur Operasional (SPO) penerimaan bahan
makanan merupakan kegiatan yang meliputi pemeriksaan/
penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas
dan kuantitas bahan makanan yang di terima sesuai dengan
pesanan serta spesifikasi yang telah di tetapkan.
a. Tim penerima bahan makanan menerima bahan makanan
yang dikirim rekanan dengan memperhatikan macam, kualitas
dan kuantitas bahan makanan sesuai dengan spesifikasi
bahan makanan yang di sepakati dalam kontrak
b. Tim penerima mencatat bahan makanan yang di terima dan
membuat rekapitulasi bahan makanan yang di terima dalam
form penerimaan harian
c. Tim penerima bahan makanan membuat berita acara
penerimaan bahan makanan setiap akhir bulan
d. Penerimaan bahan makanan basah di terima setiap hari mulai
jam 07.30 – 10.00 Wib oleh team penerima bahan makanan
e. Penerimaan bahan makanan kering diterima 3 kali sebulan
setiap tanggal 01, 11 dan 21 bulan berjalan jam 10.00- 13.00
Wib, oleh team penerima bahan makanan.
b. Bangunan
- Letak bangunan dapur instalasi gizi berada dibelakang sudut
selatan Rumah Sakit berdekatan dengan kamar laundry dan kamar
ranmor dan luas bangunan 20 x 12 m2.
- Ruang yang ada di instalasi gizi :
Ruang kantor kepala unit gizi dimana bergabung dengan
Ruang Administrasi Gizi (Laporan pasien harian, bulanan
dan tahunan serta pembuatan orderan pesanan bahan
makanan.
Ruang penerimaan bahan makanan.
Ruang Gudang Kering sekaligus Gudang besar.
Ruang Gudang Kecil atau sementara
Ruang pengolahan bahan makanan yang bergabung dengan
ruang kulkas penyimpanan makanan basah.
Ruang Distribusi dan Penyajian Makanan.
Ruang Pencucian alat makan berada diluar dapur.
Ruang tempat tabung gas elpiji diluar dapur.
Ruang tempat sampah diluar dapur.
Pintu-pintu tempat ruang persiapan dan masak harus dibuat
membuka/menutup sendiri (closing door), dilengkapi
peralatan anti lalat seperti kasa, tirai, pintu rangkap,dll.
- Fasilitas cuci tangan :
Terletak diluar ruangan ganti pakaian, WC/pakaian mandi.
Tersedia air yang mengalir.
c. Sarana dan peralatan
- Air bersih
Tersedia air yang bersih dari jumlah yang mencukupi kebutuhan
dan memenuhi syarat peraturan menteri kesehatan RI. No
01/birhukmas/I/1975.
Standar mutu air tersebut meliputi:
Standar bersih yaitu, suhu, warna, bau, dan rasa.
Standar biologi yaitu, kuman-kuman parasit, kuman-kuman
pathogen,dan bakteri E Coli
Standar kimiawi, derajat keasaman (ph) jumlah zat padat
dan bahan-bahan kimia lainnya.
Standar radio aktif meliputi benda-benda radio aktif yang
mungkin terkandung dalam air.
- Alat pengangkut makanan kereta makanan dan minuman harus
tertutup sempurna, dibuat dari bahan kedap air, permukaannya
halus dan mudah dibersihkan.
- Rak-rak penyimpanan bahan makanan harus mudah dipindah-
pindahkan dengan menggunakan roda-roda penggerak untuk
kepentingan proses pembersihan.
- Peralatan yang kontak langsung dengan makanan, harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
Permukaan utuh (tidak cacat), dan mudah dibersihkan.
Lapisan permukaan tidak mudah rusak akibat dalam
asam/basa. Atau garam-garaman yang lazim dijumpai
dalam makanan.
Wadah makanan, alat penyajian dan distribusi makanan
harus tertutup.
d. Prinsip Penyehatan makanan dalam Penyelanggaraan
Makanan
Prinsip sanitasi makanan menggunakan teknik HACCP
(Hazard Analysis Critical Control Point), meliputi bahan
makanan, penjamah makanan dan cara kerja yang dilakukan
serta upaya pengendalian pertumbuhan kuman yang
berbahaya.
a. Bahan makanan (sumber, mutu, cara penanganan)
- Sumber bahan makanan.
Harus diketahui asal lokasinya secara pasti, tidak
tercemar dari sampah atau pupuk yang dipakai,
bebas dari insektisida, peptisida, atau bahan kimia
lainnya.
- Mutu bahan makanan
Harus dipilih bahan makanan yang bermutu baik,
yaitu bahan makanan segar, yang aman, utuh, baik,
dan bergizi.
- Cara penanganan bahan makanan, harus
memperhaikan cara penanganan yang tepat dan
baik, misalnya: dengan menggunakan kawasan
yang memenuhin syarat dan memperhatikan
pengangkutan yang layak.
b. Hygien tenaga penjamah makanan
- Syarat
Untuk mewujudkan penyehatan perorangan yang
layak didalam penyelanggaran makanan, diperlukan
tenaga pejamah makanan yang memenuhi syarat
sebagai berikut:
Bukti sehat diri dan bebas penyakit.
Tidak menderita penyakit kulit, penyakit
menular, scabies, ataupun luka bakar.
Bersih diri, pakaian dan seluruh badan.
Mengikuti pemeriksaan kesehatan periodik.
Mengetahui proses kerja dan pelayanan
makanan yang benar dan tepat.
Mengikuti teknik dan cara menerapkan
hygien dan sanitasi dalam penyelenggaraan
makanan.
- Perilaku, kebiasaan dan sikap bekerja
Hal-hal yang harus dilakukan tenaga penjamah
makanan:
Cuci tangan dengan sabun sebelum
mulai/sesudah mengolah bahan yang kotor.
Sebelum dan selama bekerja tidak
menggaruk, hidung, muka, dan bagian tubuh
lain yang dapat menimbulkan kuman.
Alihkan muka dari makanan dan alat-alat
makan dan minuman bila batuk atau bersin.
Pergunakan masker/tutup hidung dan muka
bila diperlukan.
Pengolahan makanan hendaknyan dilakukan
menurut proses yang ditetapkan, sesuai
dengan peralatan masak, waktu dan suhu
ataupun tingkat pemasakan.
Jangan sekali-kali menjamah makanan yang
sudah masak, pergunakan sendok, garpu
atau alat-alat lainnya.
Makan diruang makan yang disediakan.
Merokok tidak boleh diruang kerja.
Selalu menjaga agar tempat kerja, ruang
ganti pakaian, kamar mandi dan WC serta
alat-alat tetap bersih setiap waktu.
Penjamah makanan dianjurkan untuk
memakai sarung tangan.
c. Prosedur Kerja
Perilaku penjamah makanan yang tidak menjalankan suatu
pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja, bisa
mengakibatkan terjadinya kontaminasi terhadap makanan.
Oleh karena itu, untuk menghidari hal tersebut, maka tiap
kegiatan di Instalasi Gizi RS Bhayangkara Makassar
terdapat prosedur kerja:
Mencuci tangan dengan air.
Mencuci tangan dengan aseptik gel.
Pencucian peralatan makan pasien.
Pencucian peralatan makanan pada pasien dengan
penyakit menular.
Kebersihan lantai.
Kebersihan troli makan.
Kebersihan lemari penyimpanan bahan makanan
basah.
Kebersihan gudang.
Pemberantasan hama tikus.
Pemberantasan hama kecoak.
d. Upaya pengendalian
Upaya pengendalian faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan kuman pada makanan dan minuman, dapat
dilakukan dengan pemantauan titik rawan pada jalur
penanganan makanan dan minuman yang diperkirakan
memudahkan timbulnya bakteri atau fungi. Titik-titik rawan
dalam proses makanan dan minuman:
- Proses pembersihan makanan
Pada proses ini hendaknya tidak ada makanan dan
minuman yang membusuk setelah proses
pembersihan makanan.
- Proses persiapan bahan makanan. Ada proses ini
hendaknya: tersedia air bersih yang cukup, keran-
keran air dan saluran ruang persiapan dalam
keadaan bersih dan tersedianya tempat
penampungan sampah sementara yang kuat dan
mudah dibersihkan/dilapisi kantong plastik.
- Proses penyimpanan
Pada proses ini tidak mengalami kerawanan bila:
Dalam penyimpanan bahan mentah
Bahan mentah disimpan dalam ruangan/tempat
yang terpisah dari ruang makanan yang terolah
yang suhunya diatur sesuai dengan yang
seharusnya
Penyimpanan makanan terolah yang tidak
tepat membusuk dan dalam keadaan
tertutup, dilakukan pada suhu 100C
Penyimpanan makanan yang terolah dengan
cepat membusuk harus disimpan pada suhu
40C selama 6 jam, jika >6 jam harus disimpan
pada suhu -50C sampai -10C.
- Proses pemasakan dan penghangatan makanan.
Untuk kepentingan pengolahan biasanya bahan
makanan diproses dengan bantuan panas sesuai
dengan teknik/cara pemasakannya, sehingga tidak
memungkinkan kuman tumbuh dan
berkembangbiak.
- Proses pembersihan ruang dan pencucian alat
masak.
Pembersihan ruang dilakukan segera
setelah proses pekerjaan/penanganan
selesai yang sesuai dengan prosedurnya.
Pencucian alat masak dilakukan setiap kali
selesai masak, dengan langkah sebagai
berikut: membuang sisa makanan yang
melekat pada alat, bila perlu direndam
dengan air panas, disabun, dibilas dengan
air/air panas dan dikeringkan.
Proses pengangkutan makanan ke ruangan
alat pengangkutan makanan dan minuman
yang dipake dilengkapi dengan tutup untuk
menghindari debu diluar gedung dapur.
Proses penyajian makanan diruang rawat.
- Alat-alat makan yang akan dipakai untuk
menyajikan makanan harus dalam keadaan bersih
(sudah dicuci dengan sabun/desinfektan dan
dibilas/direbus dengan air panas)
- Tidak ada tanda-tanda vektor (lalat,lipas,tikus)
ataupun bekas jejaknya diruang dapur.
- Penyajian makanan kepada pasien harus dalam
keadaan tertutup.
c. Pengawasan Mutu
A. Simpulan
B. Saran
LAMPIRAN
1. Tugas 1 ketenagaan
2. Tugas 2 perencanaan
3. Tugas 3 siklus menu dan standar makanan
4. Tugas 4 dapur (tata letak alur kerja dan peralatan dapur) Uji
kelaikan dan sanitasi/ penyelenggaraan makanan di RS
5. Tugas pengawasan mutu, kegiatan pengelolaan keamanan pangan
6. Penelitian sederhana
7. Daftar peserta, pembimbing dan lokasi PKL