Anda di halaman 1dari 7

Azizah,RN.dkk.

Efek Pemberian Cairan Koloid…

EFEK PEMBERIAN CAIRAN KOLOID DAN KRISTALOID


TERHADAP TEKANAN DARAH

Pada Pasien Seksio Sesarea Dengan Anestesi Spinal di RSUD Ulin Banjarmasin

Rebika Nurul Azizah1, Kenanga Marwan Sikumbang2, Asnawati3


1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
2
Bagian Anestesi Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin
3
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Email korespondensi: Rebika.azizah@gmail.com

Abstract: Maternal hypotension is a serious problem that most commonly occurs after spinal
anesthesia in cesarean section. To reduce the incidence of maternal hypotension, mother with
spinal anasthesia for cesarean section can be given fluids intravenously using crystalloid or
colloid. The purpose of this study was to determine the effect of colloid and crystalloid fluid to
blood pressure in mother with spinal anesthesia for cesarean section. This study was cross
sectional observational analytic. There were 2 groups in this study, crystalloid group and colloid
group. Sampels in each group were 20 subject. Generalized linier models test showed the value
of P > 0.05 for each hemodynamic markers (Systolic and diastolic pressure at 5th, 10th, and 15th
minutes). On the statistical test value of systolic ( P= 0.379) and diastolic ( P= 0.654). It can be
concluded that crystalloid and colloid fluid were equally efective to defend blood pressure in
patients with spinal anesthesia for caesarean section.

Keywords: blood pressure, spinal anesthesia, cesarean section, crystalloid, colloid.

Abstrak: Hipotensi pada ibu hamil adalah masalah serius yang paling umum terjadi pasca
anestesi spinal pada seksio sesarea. Untuk mengurangi kejadian hipotensi tersebut dapat
diberikan cairan intravena berupa kristaloid atau koloid. Tujuan penelitian ini untuk
membandingkan efek penggunaan cairan koloid dan kristaloid terhadap tekanan darah pasien
seksio sesaria dengan anestesi spinal. Penelitian ini bersifat observasional analitik cross
sectional. Dua puluh pasien yang telah diberikan cairan kristaloid dan 20 pasien lainnya yang
diberikan cairan koloid. Dari uji statistik dengan generaliz linier model didapatkan nilai P= >0.05
pada setiap penanda hemodinamik (TDS dan TDD pada menit ke-5, 10, dan 15). Pada uji statistik
tersebut nilai TDS (P = 0.379) dan TDD (P = 0.654). Dapat disimpulkan bahwa cairan kristaloid
dan koloid sama efektifnya dalam mempertahankan tekanan darah pada ibu hamil dengan seksio
sesarea yang dilakukan anestesi spinal.

Kata-kata kunci: tekanan darah, anestesi spinal, seksio sesarea, kristaloid, koloid.

19
Berkala Kedokteran, Vol.12 No.1, Feb 2016: 19-25

PENDAHULUAN terendah yang dapat dikompensasi


Anestesi spinal adalah salah satu untuk menjamin perfusi uteroplasenta
jenis anestesi regional yang dilakukan manusia yang masih baik sampai saat ini
dengan menyuntikkan anestetik lokal ke belum dapat ditentukan.6
dalam ruang subarakhnoid dan Beberapa cara dilakukan untuk
merupakan salah satu teknik yang paling menurunkan angka kejadian hipotensi
sering dipilih pada bedah sesar.1,2 pasca anestesi spinal. Ada lima cara
Keuntungan anestesi spinal adalah ibu alternatif pencegahan hipotensi pada
masih dalam keadaan sadar saat anestesi spinal yaitu pemberian
pembedahan dilakukan, sehingga kecil vasopresor, modifikasi teknik anestesi
sekali kemungkinan terjadi aspirasi isi regional, modifikasi posisi, kompresi
lambung. Dari segi janin, tindakan tungkai pasien, dan pemberian cairan
anestesi ini bebas dari obat-obat yang intravena. Tidak semua teknik tersebut
mempunyai efek fetal distress. Kerugian dapat mencegah terjadi hipotensi.7,8
anestesi spinal yaitu sering Volume darah sentral dapat
mengakibatkan hipotensi. Data yang ditingkatkan untuk mencegah hipotensi
didapatkan di kamar bedah Rumah Sakit yaitu dengan preloading dan coloading.
Pusat Pertamina pada bulan September Preloading adalah pemberian cairan 20
sampai dengan November 2009 dari 33 menit sebelum dilakukan anestesi
pasien yang dilakukan seksio sesarea spinal, sedangkan coloading adalah
dengan anestesi spinal sebanyak 21 pemberian cairan selama 10 menit saat
orang (70%) mengalami hipotensi dilakukan anestesi spinal.6 Cairan
dibawah 100 mmHg atau 20% dari diberikan secara intravena karena
tekanan darah sebelum dilakukan intravena memiliki efek tercepat
anestesi spinal.3 Hipotensi pada ibu dibandingkan dengan cara yang lainnya.
adalah masalah serius yang paling Dalam waktu 18 detik obat yang
umum terjadi setelah anestesi spinal dimasukkan dengan cara intravena akan
pada seksio sesarea, dengan angka tesebar ke seluruh jaringan bersamaan
kejadian mencapai 80%.4 dengan peredaraan darah.7,8,9
Hipotensi pasca anestesi spinal Suriyadi dkk, menyatakan bahwa
merupakan akibat blok simpatis dari cairan koloid lebih efektif dari pada
obat anestesi lokal yang bekerja di kristaloid terhadap kejadian hipotensi
dalam ruang subaraknoid.2 Hipotensi pasca anestesi spinal.10 Hal ini
yang berlangsung lama dan tidak dikarenakan berat molekul yang dimiliki
ditangani dengan baik akan cairan koloid lebih besar sehingga dapat
menyebabkan hipoksia jaringan. Jika bertahan lebih lama dalam ruang
keadaan ini terus berlanjut, akan intravaskuler.11 Meskipun cairan koloid
menyebabkan syok hingga kematian.5 lebih efektif, disisi lain pendukung
Hal ini berperan dalam meningkatkan kristaloid mempertahankan bahwa
angka kematian ibu pada persalinan cairan kristaloid sebenarnya lebih
seksio sesarea. Hipotensi sendiri dapat efektif jika diberikan dengan jumlah
memberikan efek langsung pada janin. yang sesuai.12 Walaupun begitu hingga
Sistem uteroplasenta tidak memiliki saat ini cairan kristaloid masih sering
autoregulasi, karena sistem pembuluh digunakan. Hal ini karena perbandingan
darah plasenta sudah mengalami harga cairan koloid yang jauh lebih
vasodilatasi maksimal, sehingga perfusi mahal dari pada cairan kristaloid.13
uteroplasenta tergantung pada tekanan Penelitian mengenai perbandingan
darah ibu hamil. Tekanan darah efek pemberian cairan kristaloid atau

24
Azizah,RN.dkk. Efek Pemberian Cairan Koloid…

koloid terhadap tekanan darah telah sampel minimal 20 untuk satu


banyak dilakukan di Indonesia secara kelompok. Pembagian sampel untuk
preloading ataupun coloading, namun setiap kelompok menggunakan dengan
belum pernah dilakukan di Banjarmasin. cara permutasi blok, untuk
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin mendapatkan hasil yang sama.
Banjarmasin merupakan rumah sakit Kriteria inklusi adalah pasien yang
terbesar yang menerima rujukan daerah, berusia 18-35 tahun, pasien seksio
selain itu cairan koloid pada beberapa sesarea yang berstatus ASA I-II yang
tempat di daerah masih sulit didapatkan. akan dilakukan anestesi spinal. Data
sehingga calon peneliti tertarik untuk yang diperoleh ditampilkan dalam
melakukan penelitian tentang bentuk tabel. Analisis data pada
perbandingan efek cairan kristaloid dan penelitian ini dilakukan dengan uji
koloid secara preloading terhadap generalized linier model.
tekanan darah pasien seksio sesaria di
RSUD Ulin Banjarmasin. HASIL DAN PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian tentang
METODE PENELITIAN perbandingan efek cairan kristaloid
Rancangan yang digunakan dalam ringer laktat (RL) dan cairan koloid
penelitian ini adalah observasional Hetastarch (HES) terhadap respon
analitik dengan desain penelitian cross tekanan darah pada pasien seksio
sectional. Populasi yang diambil untuk sesarea dengan anestesi spinal.
penelitian ini adalah seluruh pasien Penelitian dilakukan terhadap 40 orang
seksio sesarea RSUD Ulin Banjarmasin yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
yang akan dilakukan anestesi spinal. eksklusi yang terbagi menjadi 2
Sampel penelitian adalah yang telah kelompok, yaitu 20 orang di berikan RL
memenuhi kriteria inklusi dan telah dan 20 orang di berikan HES.
menandatangani lembaran informed Dilakukan observasi secara
consent. Proses pemilihan sampel langsung untuk memantau perubahan
dilakukan dengan menggunakan cara hemodinamik (tekanan darah sistol
consecutive sampling. Sampel (TDS) dan tekanan darah diastol (TDD),
penelitian ini adalah 40 orang yang yaitu sebelum anestesi spinal dilakukan,
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu pada menit ke-5, 10, dan 15 pasca
kelompok pertama adalah kelompok anestesi spinal.
cairan kristaloid dan kelompok kedua
adalah kelompok cairan koloid. Dengan

Tabel 1. Data Rata-rata Setiap Tekanan Darah pada Pasien Seksio Sesarea dengan Anestesi
Spinal
Jenis Tekanan Darah Tekanan Darah Tekanan Darah Tekanan Darah
Cair-a Sebelum Anestesi pada Menit Ke-5 pada Menit ke-10 pada Menit
n Spinal ke-15
TDS RL 128 (121 - 136) 112 (103 - 120) 114 (106 - 122) 109 (101 - 117)
HES 125 (118 - 133) 108 103 (95 - 111) 110 (102 - 118)
(100 - 116)
TDD RL 76 (70 - 82) 67 (58 - 76) 65 (57 - 74) 59 (52 - 66)
HES 72 (66 - 78) 61 (52 - 70) 60 (51 - 68) 61 (54 - 68)

21
Azizah,RN.dkk. Efek Pemberian Cairan Koloid…

Tabel 1 memperlihatkan bahwa dan tekanan darah rata-rata turun.


hasil rata-rata tekanan darah pada menit Selanjutnya akan terjadi dilatasi vena
ke-5 pasca anestesi spinal pada dan venula dengan pooling darah dan
pemberian cairan kristaloid dan koloid dapat menurunkan curah balik ke
mengalami penurunan pada menit awal jantung sehingga menyebabkan
(5 menit pertama). Pada menit tersebut penurunan curah jantung dan tekanan
murni tidak terdapat pengunaan darah.5 Anestesi spinal yang tinggi,
obat-obatan untuk meningkatkan diatas thorak 4-5 akan menyebabkan
tekanan darah. blok simpatis dari serabut-serabut yang
Hipotensi pasca anestesi spinal menginervasi jantung dan venous return
disebabkan oleh terjadinya pemblokkan menyebabkan hipotensi yang dalam.15
pada tonus simpatik. Blok simpatis akan Untuk mengetahui perbedaan
menyebabkan hipotensi, hal ini kemampuan cairan kristaloid dan koloid
menyebabkan menurunnya resistensi dalam mempertahankan tekanan darah
vaskular sistemik dan curah jantung. dilakukan uji statistik dengan uji
Pada keadaan ini akan terjadi pooling generalized linier model. Sebelumnya
darah dari jantung dan toraks ke perlu dilakukan uji normalitas untuk
mensentrium, ginjal, dan ekstremitas memenuhi syarat uji statistik
bawah.14 Mekanisme yang mendasari generalized linier model.
terjadinya hipotensi pada anestesi spinal Pada uji normalitas baik
diakibatkan paralisis serabut terhadap TDS dan TDD didapatkan nilai
preganglion saraf simpatis yang P>0.05, yang artinya data terdistribusi
mentransmisikan implus motorik ke otot normal. Pada uji homogenitas kovarian
polos pembuluh darah perifer yang akan didapatkan pada TDS nilai P = 0.55 dan
menyebabkan arteri dan arteriol TDD nilai P = 0.97, yang artinya varian
mengalami dilatasi pada daerah yang data homogen. Sehingga, uji statistik
mengalami denervasi simpatis sehingga dapat dilanjutkan dengan uji generalized
terjadi resistensi vaskuler perifer total linier model.

Gambar 1 Grafik Cairan RL atau HES terhadap Tekanan Darah Sistol

Gambar 1 menunjukkan berdasarkan uji generalized linier model


penurunan tekanan darah sistol pada tidak terdapat perbedaan bermakna pada
cairan kristaloid atau koloid dan

23
Berkala Kedokteran, Vol.12 No.1, Feb 2016: 19-25

menit ke-5 (P = 0.526), menit ke-10 (P = 0.065), dan menit ke-15 (P = 0.882).

Gambar 2 Grafik Cairan RL atau HES terhadap Tekanan Darah Diastol

Gambar 2 menunjukkan Cairan kristaloid adalah larutan


penurunan tekanan darah sistol pada berbahan dasar air dengan molekul
cairan kristaloid atau koloid dan kecil. Sehingga, membran kapiler
berdasarkan uji generalized linier model permeabel terhadap cairan tersebut.
tidak terdapat perbedaan bermakna pada Sedangkan cairan koloid merupakan
menit ke-5 (P = 0.832), menit ke-10 (P = larutan kristaloid yang mengandung
0.879), dan menit ke-15 (P = 0.093). molekul lebih besar. Sehingga,
Pada uji statistik yang telah membran kapiler tidak permeabel
dilakukan dapat disimpulkan bahwa terhadap cairan tersebut. 17 Cairan
pada pemberian cairan kristaloid dan kristaloid akan menimbulkan
koloid tidak terdapat perbedaan yang penyebaran ke ruang interstitial lebih
bermakna dalam mempertahankan banyak dibandingkan dengan koloid.12
tekanan darah setelah spinal. Hal ini Cairan kristaloid juga lebih mudah dan
sesuai dengan hipotesis yang diajukan lebih cepat dalam mengisi volume
oleh peneliti. plasma dari pada cairan koloid.
Penelitian ini sesuai dengan teori Walaupun cairan koloid lebih lama dan
yang dikemukakan oleh Tsai T et al, lebih banyak menetap dalam ruang
yang menyatakan bahwa cairan intravaskuler. 17 hal ini terlihat pada
kristaloid ataupun cairan koloid menit ke-15 cairan koloid menjaga
mempunyai pengaruh terhadap tekanan tekanan darah untuk tetap dalam kondisi
darah.16 Penelitian ini juga sesuai stabil dari pada RL.
dengan teori yang menyatakan bahwa Ekspansi volume plasma dalam
cairan kristaloid memiliki efek yang bentuk koloid atau kristaloid akan
sama dengan cairan koloid jika bekerja untuk mengembalikan volume
diberikan sesuai dosis.11 Pada penelitian intravaskular dengan meningkatkan
ini dapat disimpulkan bahwa tekanan onkotik pada ruang
penggunaan cairan kristaloid dan koloid intravaskular. Dimana air akan
sama efektifnya dalam mempertahankan berpindah ke dalam ruang intravaskular
tekanan darah pada pasien seksio yang menyebabkan peningkatan
sesarea dengan anestesi spinal. sirkulasi volume. Hal ini akan
meningkatkan substansi dari tekanan

24
Berkala Kedokteran, Vol.12 No.1, Feb 2016: 19-25

venous central, cardiac output, stroke pada pasien seksio sesarea dengan
volume (SV), tekanan darah, anestesi spinal.
pengeluaran urin dan perfusi kapiler.18 Untuk memperoleh hasil penelitian
Kontroversi mengenai yang lebih baik, maka perlu dilakukan
penggunaan cairan koloid dan kristaloid penelitian lanjutan untuk menilai
hingga saat ini terus terjadi. Pendukung perbandingan antara penggunaan cairan
cairan koloid berpendapat bahwa dengan penggunaan vasopressor untuk
dengan menjaga tekanan onkotik mengurangi angka kejadian hipotensi
plasma, koloid akan lebih efektif dalam terhadap pasien seksio sesarea dengan
mengembalikan volume intravaskular anestesi spinal dan unuk melihat
dan curah jantung. Disisi lain, para hubungan stabilitas tekanan darah
pendukung kristaloid mempertahankan dengan APGAR skor bayi yang
bahwa cairan kristaloid sebenarnya dilahirkan pada pasien seksio sesarea
sama efektifnya dengan cairan koloid. dengan anestesi spinal.
Pendapat ini dipertahankan mengingat
efek samping dan biaya yang DAFTAR PUSTAKA
dikeluarkan untuk cairan koloid sangat 1. Dorland WA Newman. Kamus
besar.12 Hasil penelitian ini mendukung kedokteran Dorland. 31th ed.
penggunaan cairan kristaloid karena Jakarta: EGC; 2010.
terbukti sama efektifnya dengan cairan 2. Hasyim D, Samodro R, et al.
koloid dalam mempertahankan tekanan Perbedaan pengaruh HES 6% (200)
darah pada pasien seksio sesarea dengan dalam NaCL 0,9% dan dalam
anestesi spinal. larutan berimbang pada base excess
dan strong ion difference pasien
PENUTUP seksio sesarea dengan anestesi
Berdasarkan hasil analisis dan spinal. Jurnal Anestesiologi
pembahasan mengenai penelitian yang Indonesia. 2013; 5(2): 84-91.
berjudul efek pemberian cairan koloid 3. Handayari W, Chairani R. Pengaruh
dan kristaloid terhadap tekanan darah pemberian posisi miring terhadap
pada pasien seksio sesarea dengan peningkatan tekanan darah setelah
anestesi spinal di RSUD Ulin anestesi spinal pada pasien sectio
Banjarmasin, dapat diambil simpulan caesaria. Jurnal Health Quality.
bahwa: Pada kelompok kristaloid, 2013; 4(1): 1-76.
didapatkan hasil rata-rata TDS pada 4. Ouerghi S, Bougacha MA, Frikha
menit 5’, 10’, 15’ yaitu 112, 114, dan N, Mestiri T, Ammar MSB,
109 mmHg secara berurutan. Untuk Mebazaa MS. Combined use of
TDD didapatkan pada menit 5’, 10’, 15’ crystalloid preload and low dose
yaitu 67, 65, 59 mmHg secara spinal anesthesia for preventing
berurutan. Pada kelompok koloid, hypotension in spinal anesthesia for
didapatkan hasil rata-rata TDS pada cesarean delivery: a randomized
menit 5’, 10’, 15’ yaitu 108, 103, dan controlled trial. M E J Anesth.
110 mmHg secara berurutan. Untuk 2010; 20(5): 667-672.
TDD didapatkan pada menit menit 5’, 5. Leksana E. SIRS, sepsis,
10’, 15’ yaitu 61, 60, 61 mmHg secara keseimbangan asam-basa, syok dan
berurutan. Dari hasil uji statistik cairan terapi cairan. CPD IDSAI Jateng:
kristaloid dan koloid sama efektifnya Bagian Anestesi dan Terapi Intensif
dalam mempertahankan tekanan darah FK Undip; 2006.
6. Baraka, A. Can We minimize

24
Azizah,RN.dkk. Efek Pemberian Cairan Koloid…

hypotension following spinal 15. Finucane BT. Complication of


anesthesia for cesarean section?. regional anesthesia. New York:
Midlle East Journals Anesthesia. Churchill Livingstone; 2000.
2010; 20(5). 16. Brendan T, Finucane. Complication
7. Velde, M.V.D. Spinal anesthesia in of regional anesthesia. Canada:
the obstretric patient : prevention department of anesthesiology and
and treatment of hypotension. Acta pain Medicine University of
Anaesthesiologica Belgia. 2006; Alberta Edmonton; 2007.
54(4). 17. Longnecker DE. Anesthesiology.
8. Heriwardito, A. Perbandingan 2nd ed. USA: McGraw-Hill; 2012.
hemodinamik saat anestesi spinal 18. Butterworth JF, Mackey DC,
antara coloading ringer laktat dan Wasnick JD. Clinical
th
HES 130/0,4 untuk operasi bedah anesthesiology. 5 ed. USA:
sesar. Anestesia dan Critical Care. McGraw-Hill; 2013.
2010; 28(2): 1-8.
9. Tjay TH, Drs and Rahardja K, Drs.
Obat-obat penting: khasiat,
pengunaan dan efek-efek
sampingnya. 6th ed. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo; 2007.
10. Suriyadi, Harahap MS, Leksana E.
Pengaruh HES 6% dalam larutan
berimbang dengan HES 6% dalam
larutan NaCl 0,9% terhadap pH,
strong ion difference dan klorida
pada pasien bedah sesar dengan
anestesi spinal. Janesti. 2012; 4(1).
11. Morgan GE, Mikhail MS. Clinical
anesthesiology. 5th ed. New York:
Lange Medical Books; 2013.
12. Hartanto WW. Terapi cairan dan
elektrolit perioferatif. Bandung:
Bagian Farmakologi Klinik dan
Terapeutik FK Unpad; 2007.
13. Sarkar M, Chanda RJ, Bhar D, Roy
D, Mandal J, Biswas P. Comparison
of crystalloid preloading and
crystalloid co-loading in emergency
caesarean section for fetal distress:
a prospective study. JEMDS. 2014;
3(7): 1774-1779.
14. Liguori, G.A., Hemodinamic
complication; complication in
regional anesthesia and pain
medicine. 2nd ed. USA: Lippincott
Williams and Wilkins; 2007.

Anda mungkin juga menyukai